PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian tentang fraktur banyak dikemukakan oleh beberapa sumber
antara lain : fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai
tipe dan luasnya (Smeltzer, 2001). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan
tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa
(Sjamsuhidajat, 1997). Sedangkan menurut Doenges (2000) fraktur adalah
pemisahan atau patahnya tulang.
Fraktur adalah patah atau gangguan kontinuitas tulang (Depkes, 1995).
Menurut price, fraktur adalah patah tulang biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik.
Amputasi merupakan pengangkatan anggota tubuh yang melibatkan
pemotongan sebagian atau seluruh anggota badan (Marrelli, 2008). Amputasi
adalah pembedahan yang melibatkan pemotongan sebagian atau seluruh anggota
badan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar fraktur ?
2. Bagaimana konsep dasar amputasi ?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien fraktur ?
4. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien amputasi ?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar fraktur
2. Mengetahui konsep dasar amputasi
3. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien fraktur
4. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien amputasi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4. Implementasi
Merupakan wujud dari intervensi yang sudah ada, dimana perawat
melakukan tindakan yang dapat memantau pasien dalam memenuhi kebutuhan
pasien yang mengalami fraktur.
5. Evaluasi
Mengevaluasi apakah pasien dengan fraktur kebutuhannya terpenuhi dan
menentukan apakah intervensi dilanjutkan atau dihentikan
a. S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dirasakan secara subjektif
b. O : keadaan objektif yang dapat didefenisikan oleh perawat
menggunakan pengamatan yang objektif setelah implementasi
keperawatan
c. A : analisis perawat setelah mengetahui renpons subjektif dan
objektif yang dibandingkan dengan kriteria dan standar yang telah
ditentukan mengacu pada tujuan rencana keperawatan
d. P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis
2) Tanda-Tanda Vital
a) TD : Biasanya normal (120/80mmHg)
b) Nadi : Biasanya normal
c) RR : Biasanya normal (18-24 x/i)
d) Suhu : Biasanya normal (36-37 °C)
3) Pemeriksaan Head to Toe
a) Kepala
Inspeksi : Bentuk, karakteristik rambut serta kebersihan
kepala
Palpasi : Adanya massa, benjolan ataupun lesi
b) Mata
Inspeksi : Sklera, conjungtiva, iris, kornea serta reflek pupil
dan tanda-tanda iritasi
c) Telinga
Inspeksi : Daun telinga, liang telinga, membran tympani,
adanya serumen serta pendarahan
d) Hidung
Inspeksi : Lihat kesimetrisan, membran mukosa, tes
penciuman serta alergi terhadap sesuatu
e) Mulut
Inspeksi : Kebersihan mulut, mukosa mulut, lidah, gigi dan
tonsil
f) Leher
Inspeksi : Kesimetrisan leher, pembesaran kelenjar tyroid
dan JVP
Palpasi : Arteri carotis, vena jugularis, kelenjar tyroid,
adanya massa atau benjolan
g) Thorax / Paru
Inspeksi : Bentuk thorax, pola nafas dan otot bantu nafas
Palpasi : Vocal remitus
Perkusi : Batas paru kanan dan kiri
Auskutasi : Suara nafas
h) Kardiovaskuler
Inspeksi : Ictus cordis
Palpasi : Ictus cordis
Perkusi : Batas jantung kanan dan kiri
Auskultasi : Batas jantung I dan II
i) Abdomen
Inspeksi : Asites atau tidak
Palpasi : Adanya massa atau nyeri tekan
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Bising usus
j) Kulit
Inspeksi : Warna kulit, turgor kulit, adanya jaringan parut
atau lesi dan CRT.
k) Ekstremitas
Kaji nyeri, kekuatan dan tonus otot
2. Diagnosa
a. Nyeri akut b.d inflamasi (SDKI : hal 172)
b. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan muskuloskletal (SDKI : hal
124)
c. Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur/bentuk tubuh (SDKI : hal
186)
d. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi tentang penanganan
penyakit (SDKI : hal 246)
3. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Tindakan Keperawatan
Hasil
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Intervensi
inflamasi tindakan keperawatan Manajemen nyeri (SLKI :
2x24 jam diharapkan hal 201)
tingkat nyeri pada klien Observasi
menurun dengan - Identifikasi lokasi,
kriteria hasil : (SLKI : karakteristik,
hal 145) durasi, frekuensi,
- Keluhan nyeri kualitas, intesitas
menurun nyeri
- Perasaan takut - Identifikasi skala
mengalami nyeri
cedera berulang - Identifikasi
respons nyeri
verbal
- Identifikasi faktor
yang memperberat
dan memperingan
nyeri
- Identifikasi
pengaruh nyeri
terhadap kualita
hidup
Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
- Kontrol
lingkungan yang
memperat nyeri
- Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
- Berikan analgetik,
jika perlu
2. Gangguan Setelah dilakukan Intervensi
mobilitas fisik tindakan keperawatan Dukungan mobilisasi
b.d gangguan 2x24 jam diharapkan (SIKI : hal 30)
muskuloskletal mobilitas fisik pada Observasi
klien meningkat - Identifikasi
dengan kriteria hasil : adanya nyeri atau
(SLKI : 65) keluhan fisik
- Pergerakan laiinya
ekstremitas - Identifikasi
meningkat toleransi fisik
- Kekuatan otot melakukan
meningkat pergerakan
- Rentang gerak - Monitor kondisi
meningkat umum selama
- Gerakan melakukan
terbatas mobilisasi
menurun Terapeutik
- Kelemahan - Fasilitasi aktivitas
fisik menurun mobilisasi dengan
alat bantu (mis
pagar tempat
tidur)
- Fasilitasi
melakukan
pergerakan, jika
perlu
- Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
Edukasi
- Jelaskan tujuan
dan prosedur
mobilisasi
- Anjurkan
melakukan
mobilisasi dini
- Ajarkan
mobilisasi
sederhana (mis
duduk di tempat
tidur, pindah dari
tempat tidur ke
kursi)
3. Gangguan Setelah dilakukan Intervensi
citra tubuh b.d tindakan keperawatan Promosi citra tubuh
perubahan 2x24 jam diharapkan Observasi
struktur/bentu citra tubuh pada klien - Identifikasi
k tubuh meningkat dengan harapan citra
kriteria hasil : (SDKI : tubuh berdasarkan
hal 19) tahap
- Melihat bagian perkembangan
tubuh - Identifikasi
meningkat perubahan citra
- Menyentuh tubuh yang
bagian tubuh mengakibatkan
- Verbalisasi isolasi sosial
kecacatan - Monitor apakah
bagian tubuh pasien bisa
meningkat melihat bagian
- Verbalisasi tubuh yang
kehilangan berubah
bagian tubuh Terapeutik
meningkat - Diskusikan
- Verbalisasi perubahan tubuh
perasaan negatif dan fungsinya
tentang - Diskusikan
perubahan perbedaan
tubuh menurun penampilan fisik
terhadap harga
diri
- Diskusikan
persepsi pasien
dan keluarga
tentang perubahan
citra tubuh
Edukasi
- Jelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan
perubahan citra
tubuh
- Anjurkan
mengungkapkan
gambaran diri
terhadap citra
tubuh
- Anjurkan
mengikuti
kelompok
pendukung
- Latih fungsi tubuh
yang dimiliki
- Latih
mengungkapkan
kemampuan diri
kepada orang lain
maupun kelompok
4. Defisit Setelah dilakukan Intervensi
pengetahuan tindakan keperawatan Edukasi kesehatan (SIKI :
b.d kurang 2x24 jam diharapkan hal 65)
terpapar tingkat pengetahuan Observasi
informasi pada klien meningkat - Identifikasi
tentang dengan kriteria hasil : kesiapan dan
penanganan (SLKI : hal 146) kemampuan
penyakit - Kemampuan menerima
menjelaskan informasi
pengetahuan Terapeutik
tentang suatu - Sediakan materi
topik dan media
- Prilaku sesuai pendidikan
pengetahuan kesehatan
- Jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
- Berikan
kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
- Jelaskan faktor
risiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
- Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan sehat
4. Implementasi
Merupakan wujud dari intervensi yang sudah ada, dimana perawat
melakukan tindakan yang dapat memantau pasien dalam memenuhi kebutuhan
pasien yang mengalami amputasi.
5. Evaluasi
Mengevaluasi apakah pasien anak dengan penyakit campak
kebutuhannya terpenuhi dan menentukan apakah intervensi dilanjutkan atau
dihentikan
a. S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dirasakan secara subjektif
b. O : keadaan objektif yang dapat didefenisikan oleh perawat
menggunakan pengamatan yang objektif setelah implementasi
keperawatan
c. A : analisis perawat setelah mengetahui renpons subjektif dan objektif
yang dibandingkan dengan kriteria dan standar yang telah ditentukan
mengacu pada tujuan rencana keperawatan
d. P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami fraktur
dan amputasi dilakukan secara medis dan non medis. Untuk mengurangi rasa
nyeri pada klien ajarkan klien teknik relaksasi dan kompres pada bagian yang
bengkak.
B. Saran
Dalam memberikan tindakan keperawatan hendaknya seorang perawat
mendokumentasikan hasil tindakan agar bisa dipertanggung jawabkan.
Diharapkan untuk penulisan makalah berikutnya lebih sempurna dari segi isi dan
penulisan.
DAFTAR PUSTAKA