Anda di halaman 1dari 77

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTIROID

NAMA : NINA AGUSTINA


NIM : O4.O8.2120
KELAS : E / KP /VI

BAB I
LANDASAN TEORI

1.1. Definisi Hipertirod


Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi
hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif.Karena tiroid
memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat
digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
Kelenjar tiroid adalah subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dan
dilepaskan kedalam aliran darah.Hormon tiroid saling berinteraksi dengan hampir seluruh sel
tubuh, yang menyebabkan sel tubuh untuk meningkatkan aktivitas metabolisme
mereka.Kelainan banyaknya hormon tiroid ini yang secara khas mempercepat metabolisme
tubuh. Metabolisme adalah proses kimia dan fisika yang menciptakan unsur dan
menghasilkan energi yang diperlukan untuk fungsi sel, pertumbuhan dan divisi.
Hipertiroid atau Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan.Pilihan
lainnya adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau pemberian yodium
radiaktif.Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Agar bekerja sebagaimana mestinya, kelenjar tiroid memerlukan sejumlah kecil
yodium : Jumlah yodium yang berlebihan bisa menurunkan jumlah hormon yang dibuat dan
mencegah pelepasan hormon tiroid. Karena itu untuk menghentikan pelepasan hormon tiroid
yang berlebihan, bisa diberikan yodium dosis tinggi.Pemberian yodium terutama bermanfaat
jika hipertirodisme harus segera dikendalikan (misalnya jika terjadi badai tiroid atau sebelum
dilakukan tindakan pembedahan).Yodium tidak digunakan pada pengobatan rutin atau
pengobatan jangka panjang.Propiltiourasil atau metimatolmerupakan obat yang paling sering
digunakan untuk mengobati hipertiroidisme. Obat ini memperlambat fungsi tiroid dengan
cara mengurangi pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar. Kedua obat tersebut diberikan
per-oral (ditelan), dimulai dengan dosis tinggi.Selanjutnya disesuaikan dengan hasil
pemeriksaan darah terhadap hormon tiroid.
Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan gejala
hipertiroid.Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita setelah melahirkan, yang
beberapa bulan kemudian timbul gejala hipotiroid. Sebagian besar akan pulih kembali
menjadi normatiroid. Setelah pengobatan dengan radiasi yodium radiaktif, atau setelah
tindakan beda, jaringan tiroid menjadi tidak berdungsi atau terambil semua oleh operasi mata
akan timbul gejala hipotiroid.
Obat-obatan beta bloker (misalnya prapanolol) membantu mengendalikan beberapa
gejala Hipertiroid.Obat ini efektif dalam memperlambat denyut jantung yang cepat,
mengurangi gemetar dan mengendalikan kecemasan. Beta broker terutama bermanfaat dalam
mengatasi badai tiroid dan penderita yang dikendalikan oleh obat lain. Sebagian besar
pemakaian yodium radiaktif pada akhirnya menyebabkan hipotiroidlisme sekitar 25%
penderita mengalamai hipoteroidisme dalam waktu 1 tahun setelah pemberian radioaktif.
Pada riroldektomi, kelenjar tiroid diangkat melalui pembedahan.Pembedahan
merupakan terapi pilihan bagi penderita muda, penderita yang gondoknya sangat besar,
penderita yang alergi, terhadap obat atau mengalami efek samping akibat obat.Setelah
menjalani pembedahan, bisa terjadi hipotiroidisme kepada penderita ini diberikan terapi salih
hormon sepanjang hidupnya.

1.2. Tanda dan Gejala Hipertiroid


Hipertiroid mempunyai tanda dan gejala yang bervariasi yaitu :
Banyak keringat Denyut nadi cepat, seringkali
Tidak tahan panas >100x/menit
Sering BAB, kadang diare Berat badan turun, meskipun
Jari tangan gementar (tremor) banyak makan rasa capai
Nervus, tegang, gelisah, cemas, Otot lemas, terutama lengan atas
mudah tersinggung dan paha
Jantung berdebar cepat Rambut rontok
Haid menjadi tidak teratur Kulit halus dan tipis
Bola mata menonjol dapat disertai Pikiran sukar konsentrasi
dengan penglihatan ganda Kehamilan sering berakhir dengan
Denyut nadi tidak teratur terutama keguguran
pada usia diatas 60 th Terjadi perubahan pada mata
Tekanan darah meningkat bertambahnya pembentukan air
mata, iritasi dan peka terhadap
cahaya

1.3. Etiologi Hipertiroid


Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
1. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan penyebab
hipertiroid yang paling sering dijumpai.Penyakit ini biasanya turunan.Wanita 5 kali lebih
sering daripada pria.Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang
ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH receptor
antibodies (TRAB).Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan
kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat
menonjol keluar hingga double vision.Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak
tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi
merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.
2. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak.
Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH
sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
3. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke dokter
yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum
hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek samping.
4. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang
tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
5. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan,
dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala
hpotiroid.
6. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila
sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.

1.4. Manifestasi Klinis


Hipertiroid pada penyakit graves adalah akibat antibodi reseptor TSH yang merangsng
aktivitas tiroid, sedang pada goiter multimodular toksik berhubungan dengan autonomi tiroid
itu sendiri.
Perjalanan penyakit hipertiroid biaanya perlahan-lahan dalam beberapa bulan sampai
beberapa tahun. Manifestasi klinis yang paling sering adalah penurunan berat badan,
kelelahan, tremor : gugup berkeringat banyak, tidak tahan panas, palpasi dan pembesaran
tiroid.

1.5. Patofisiologi Hipertiroid


Hipertiroid dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang telah dijelaskan pada
etiologi, akan tetapi Hipertiroid pada penyakit graves adalah akibat antibodi reseptor TSH
yang merangsang aktivitas tiroid sedang. Pada goiter multimodular toksik berhubungan
dengan autonomi tirad itu sendiri. Ada pula hipertiroid sebagai akibat peningkatan sekresi
TSH dari hipofisis, namun jarang ditemukan. Hipertiroid pada T3 tiroto sikosis mungkin
diakibatkan oleh delodinasi T4 pada tiroid atau meningkatnya T3 pada jaringan di luar tiroid.
Pada tirotoksikosis yang tidak disertai hipertiroid seperti tiroiditis terjadi kebocoran hormon-
hormon. Masukan hormon tiroid dari luar yang berlebihan dan terdapatnya jaringan tiroid
ektopik dapat mengakibatkan tirotoksikosis tanpa hipertiroid.

1.6. Pemeriksaan Diagnostik


Pemeriksaan yang dilakukan adalah :
1. TSH serum (biasanya menurun)
2. T3, T4 (biasanya meningkat)
3. Test darah hormon tiroid
4. X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)

1.7. Komplikasi
Komplikasi tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang
terjadi secara tiba-tiba. Badai tiroid bisa menyebabkan :
1. Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan
2. Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa
3. Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
4. Pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan
Badal tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan
tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama
jantung yang bisa berakibat fatal. (aritmia) dan syok. Badal tiroid biasanya terjadi karena
hipertiroid tidak diobati atau karena pengobatan yang tidak adekuat, dan bisa dipicu oleh :
Infeksi Diabetes yang kurang terkendali
Pembedahan Ketakutan
Stress Kehamilan atau persalinan

1.8. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroid adalah produksi hormon (obat anti tiroid) atau merusak
jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi sub total)
1. Obat antitiroid
Digunakan dengan indikasi :
a. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap pada pasien
muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirrotoksikosis.
b. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
c. Persiapan tiroidektomi
d. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
e. Pasien dengan krisis tiroid
Obat antitiroid yang sering digunakan :
Obat Dosis awal (mg/hari) Pemeriksaan (mg/hari)
Karbimatol 30 – 60 5 – 20
Metimazol 30 – 60 5 – 20
Propiltiourasil 300 – 600 50 – 200

Obat-obatan ini umumnya diberikan sekitar 18 – 24 bulan. Pada pasien hamil biasanya
diberikan propil tiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi.
Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedikit sekali yang keluar dari
air susu ibu, oasis yang dipakai 100-500 mg tiap 8 jam
2. Pengobatan dengan yodium radioaktif
Indikasi pengobatan dengan yodium radiaktif diberikan pada :
a. Pasien umur 35 tahun atau lebih
b. Hipertiroid yang kambuh sesudah di operasi
c. Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
d. Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat antitiroid
e. Adenoma toksik, goiter multinodular toksik
3. Operasi
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroid. Indikasi operasi adalah :
a. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat antitiroid
b. Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis besar
c. Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif.
d. Adenoma toksik atau strauma multinodular toksik
e. Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
Sebelum operasi biasanya pasien diberi obat antitiroid sampai eutitiroid sampai eutiroid
kemudian diberi cairan kalium yodida 100-200 mg/hari atau cairan lugol 10-14 tetes/ hari
selama 10 hari sebelum dioperasi untuk mengurangi vaskularisasi pada kelenjar tiroid.
4. Pengobatan tambahan
a. Sekat β-adrenergik
Obat ini diberikan untuk mengurangi gejala dan tanda hipertiroid.Dosis diberikan 40-200
mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang lanjut usia diberik 10 mg/6 jam.
b. Yodium
Yodium terutama digunakan untuk persiapan operasi. Sesudah pengobatan dengan yodium
radiaktif dan pada krisis tiroid. Biasanya diberikan pada dosis 100-300 mg/hari.
c. Ipodat
Ipodat kerjanya lebih cepat dan sangat baik digunakan pada keadaan akut seperti krisis tiroid
kerja (padat adalah menurunkan konversi T4 menjadi T3 diperifer, mengurangi sintesis
hormon tiroid, serta mengurangi pengeluaran hormon dari tiroid.
d. Litium
Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak jelas keuntungannya
dibandingkan dengan yodium.Litium dapat digunakan pada pasien dengan krisis tiroid alergi
terhadap yodium.
BAB II
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Sdr. N


DENGAN HIPERTIROID
DI SDMC SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilaksanakan di SDMC, tanggal 29 Desember 2007.
1. BIODATA
a) Identitas Penderita
Nama : Sdr. N
TTL : Aceh Timur, 13 April 1987
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tegal turi Giwangan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Mahasiswa
Diagnosa : Hypertiroid

b) Identitas Penanggung Jawab


Nama : Sdr. N
TTL :-
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tegal turi Giwangan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Mahasiswa
Hubungan dengan klien : Teman klien
2. RIWAYAT KESEHATAN
a) Keluhan utama
Pasien mengatakan tubuhnya terasa lemas.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Setahun yang lalu klien mengeluh nafsu makan meningkat rasa lemas, banyak berkeringat
meskipun dimalam hari.Kemudian terjadi penurunan berat badan secara beransur.Dan
sebulan yang lalu pasien memeriksakan diri kedokter dengan diagnosa medis
Hipertiiroid.Pada tanggal 29 Desember 2007 pasien memriksakan dieri ke SDMC karena
badannya semakin lemas dan pusing.
c) Riwayat kesehatan dahulu
Klien pernah menderita penyakit maag, panas, batuk.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu klien pernah menderita hipertensi, asam urat dan ayah klien pernah menderita penyakit
gatal – gatal.
e) Genogram

Keterangan :

: laki – laki

: perempuan

: menikah

: meninggal
------- : hidup dalam satu rumah
: klien

3. POLA FUNGSI KESEHATAN


a) Pola persepsi terhadap kesehatan
Nafsu makan klien bertambah tetapi berat badan klien berkurang, klien sering beli makan
diluar dan klien mengalami gangguan pada sistem metabolisme.

b) Pola aktivitas latihan


Aktivitas latihan selama sakit
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan 
Mandi 
Berpakaian 
Eliminasi 
Mobilisasi di tempat tidur 

Keterangan
0 : Mandiri
1 : Dengan menggunakan alat bantu
2 : Dengan menggunakan bantuan dari orang lain
3 : Dengan bantuan orang lain dan alat bantu
4 : Tergantung total, tidak berpartisipasi dalam beraktivitas

c) Pola istirahat tidur


Pada pasien hipertiroid terjadi gangguan pola tidur akibat gelisah, cemas.
d) Pola nutrisi metabolik
Pada pasien hipertiroid terjadi gangguan metabolik yaitu berta badan menurun meskipun
nafsu makan meningkat.
e) Pola eliminasi
Klien mengatakan terkadang eliminasi klien terganggu, terkadang klien mengalami diare.

f) Pola kognitif perseptual


Saat pengkajian klien dalam keadaan sadar, bicara kurang jelas, pendengaran dan
penglihatan normal
g) Pola peran hubungan
1. Status perkawinan : belum menikah
2. Pekerjaan : mahasiswa
3. Kualitas aktivitas : sebelum sakit klien kuliah seperti biasa
4. Sistem dukungan : teman kos
h) Pola nilai dan kepercayaan
Klien beragama Islam, ibadah dilakukan secara rutin.
i) Pola konsep diri
1. Harga diri : tidak terganggu
2. Ideal diri : tidak terganggu
3. Identitas diri : tidak terganggu
4. Gambaran diri: tidak terganggu
5. Peran diri : terganggu, karena klien kurang mengetahui tentang penyakitnya.
j) Pola seksual reproduksi
Pada klien hipertiroid tidak mengalami gangguan pada seksual reproduksinya.
k) Pola koping
1. Masalah utama yang terjadi selama klien sakit, klein sering lemas dan capek sehingga tidak
mampu mengerjakan pekerjaan secara menyeluruh.
2. Kehilangan atau perubahan yang terjadi
Perubahan yang terjadi klien malas untuk melakukan aktivitas sehari – hari.
3. Takut terhadap kekerasan : tidak
4. Pandangan terhadap masa depan : klien optimis untuk sembuh.

4. PEMERIKSAAN FISIK
a) Tanda – tanda vital
Suhu : 39ºC
Nadi : 110 x / menit
RR : 27 x / menit
BB / TB : 48 kg / 150 cm
TD : 130/80 mmHg
b) Keadaan umum
Keadaan umum tergantung berat ringannya penyakit yang dialami oleh pasien.
c) Pemeriksaan Head to toe
1. Kulit dan rambut
 Inspeksi
Warna kulit : merah muda (normal), tidak ada lesi
Jumlah rambut: sedikit, rontok
Warna rambut : hitam
Kebersihan rambut: bersih
 Palpasi
Suhu >37ºC
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, kulit kering tidak ada edema, tidak ada lesi.
2. Kepala
 Inspeksi : Bentuk simetris antara kanan dan kiri
Bentuk kepala lonjong tidak ada lesi
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
3. Mata
 Inspeksi : Bentuk bola mata lonjong, simetris antara kanan
dan kiri, sclera berwarna putih, mata normal.
4. Telinga
 Inspeksi : Ukuran sedang, simetris antara kanan dan kiri,
Tidak ada serumen pada lubang telinga, tidak ada
Benjolan.
5. Hidung
 Inspeksi : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada lesi
 Palpasi : Tidak ada benjolan.
6. Mulut
 Inspeksi : Bentuk mulut simetris, lidah bersih, gigi bersih.
7. Leher
 Inspeksi : Bentuk leher simetris
 Palpasi : Ada pembesaran kelenjar tyroid
8. Paru
 Inspeksi : simetris antara kanan dan kiri
 Palpasi : getaran lokal femitus sama antara kanan dan kiri
 Auskultasi : normal
 Perkusi : resonan
9. Abdomen
 Inspeksi : perut datar simetris antara kanan dan kiri.
 Palpasi : tidak ada nyeri
 Perkusi : resonan
10. Ekstremitas
 Inspeksi : tangan kanan dan kiri normal
Pemeriksaan Penunjang
 TSH – S
 Free – T4
Obat – obatan yang digunakan :
 Propanoloi
 Digoxin
 PTU
 Neomercazole Carbimazol
 New diabets
 Metimazol 30 – 60 mg / hari

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DATA FOKUS
Data objektif :
 Klien mengatakan banyak keringat walaupun di malam hari
 Klien mengatakan tak tahan panas
 Klien sering buang air besar, kadang diare
 Jari tangan klien gemetar (tremos)
 Klien tampak tegang
 Klien tampak gelisah
 Klien tampak cemas
 Klien mudah tersinggung
 Jantung klien berdebar cepat
 Klien tampak capek
 Berat badan klien turun meski nafsu makan bertambah
 Otot klien lemas, terutama lengan atas dan paha
 Rambut klien rontok
 Kulit klien halus dan tipis
 Klien mengatakan sukar berkonsentrasi
 Klien mengatakan haid tidak lancar
 Kelenjar tyroid klien mengalami pembesaran
 Klien mengatakan mata klien peka terhadap cahaya / tidak tahan terhadap cahaya.
 Klit klien teras hangat
 Kulit klien memerah
 Wajah dan muka klien tampak pucat
 Klien mengatakan sering terbangun
 Klien tampak lemas
 Klien mengatakan mual
 Mata klien tampak bengkak
 Klien mengatakan penglihatan agak kabur
 Nafas klien pendek
 Klien mengatakan sering gugup.
Suhu : 39ºC
Nadi : 110 x / menit
RR : 27 x / menit
BB / TB : 48 kg / 150 cm
TD : 130/80 mmHg
BAB III

ANALISA DATA
Nama : N
Umur : 20 tahun

No Symtom Problem Etiologi


1 Do : Suhu : 38ºC RR :27x/ menit Hypertermi Peningkatan
- Klien teraba panas metabolik
- Kulit klien memerah
Ds : Klien mengatakan badannya
terasa panas
2 Do : - Suhu 38ºC Kekurangan Kehilangan
- Turgor jelek volume cairan volume cairan
- Klien tampak lemas
Ds : - Klien mengatakan banyak
keringat meskipun di malam
hari
- Klien mengatakan tak tahan
terhadap panas
- Klien mengatakan kadang- kadang
diare.
3 Do : RR : 27x /menit Pola nafas tidak Hiperventilasi
Nafas klien pendek efektif
Ds : Klien mengatakan sering
sesak nafas (dispnea)
4 Do :- TD : 130/80 mmHg Penurunan curah Perubahan
- ND : 110 x / menit Jantung denyut/irama
- Nafas klien pendek jantung
- Klien cemas dan tegang
Ds:- Klien mengatakan jantungnya
berdebar – debar
- Klien mengatakan lelah
5 Do :- Berat badan klien turun Ketidakseimbangan Tidak mampu
meskipun nafsu makan ber- nutrisi kurang dari mengabsorbsi
tambah kebutuhan tubuh makanan
- Klien tamapak lemah
Ds :- Klien mengatakan terkadang
mual
- Klien mengatakan badannya
lemah
6 Do :- Klien tampak gelisah Gangguan sensori Perubahan
- Klien tampak tegang persepsi sensori persepsi
- Klien tampak sering menonjolkan
mata
Ds :- Klien mengatakan
penglihatannya kabur
- Klien mengatakan sukar
berkonsentrasi
7 Do : Wajah dan mata klien pucat, Gangguan pola Cemas
mata klien tampak bengkak tidur
Ds : - Klien mengatakan sering
Terbangun di malam hari
- Klien mengatakan cemas dan
ketakutan

Diagnosa Keperawatan dan Prioritas Masalah

1. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolik


2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan tidak
mampu mengabsorbsi makanan.
4. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
5. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan denyut/irama jantung
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan cemas
7. Gangguan sensori persepsi berhubungan dengan perubahan sensori persepsi.
PERENCANAAN

No Tujuan Intervensi Rasional


1 Setelah dilakukan tindakan - Monitor suhu sesering
asuhan keperawatan selama mungkin
…..x 24 jam diharapkan - Monitor TD, Nadi dan
klien : RR
- Kolaborasi pemberian
diraba tidak hangat anti piretik
- Berikan kompres hangat
pada lipat paha dan
tangan
- Selimuti pasien
- Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
- Anjurkan klien untuk
mengkonsumsi air
minum.
2 Setelah dilakukan tindakan - Kaji TTV
asuhan keperawatan selama - Anjurkan klien untuk - air sebagai
…..x 24 jam diharapkan banyak minum air putih. pengganti
klien : cairan tubuh
- Observasi kulit/membran yang hilang
C mukosa dan turgor
klien tidak memerah - Kolaborasi pemberian
plasma/darah, cairan
elektrolit - Mempertahankan
volume sirkulasi
dan kesimbangan
elektrolit, plasma
darah membantu
menggerakkan
- Menganjurkan klien air ke dalam area
untuk mengurangi intrvaskuler
aktivitas
- Pertahankan catatan
intake dan output yang
akurat.
3 Setelah dilakukan tindakan - Anjurkan klien untuk
asuhan keperawatan selama meningkatkan konsumsi
…..x 24 jam diharapkan : vitamin C, protein dan Fe
- Klien tidak mual - Berikan makanan yang
- Klien tidak lemah dan lemas terpilih
- Berta badan menunjukkan - Kolaborasi dengan ahli
peningkatan gizi untuk menentukan
jumlah kalori yang
dibutuhkan klien
- Kolaborasi pemberian
obat anti mual
- Berikan makanan
kesukaan
4 Setelah dilakukan tindakan - Monitor frekuensi, ritme,
asuhan keperawatan selama kedalaman pernafasan
…..x 24 jam diharapkan - Monitor pola nafas
- Posisikan pasien ntuk
klien : memaksimalkan ventilasi
- RR : 18-24 x/menit - Monitor suhu, warna dan
- Bernafas mudah kelembaban kulit
- Tidak ada dispnea - Catat adanya fluktasi
- Tidak didapat nafas pendek tekanan darah

5 Setelah dilakukan tindakan - Evaluasi adanya nyeri


asuhan keperawatan selama dada
…..x 24 jam diharapkan - Monitor status
klien : Kardiovaskular
- Pompa jantung efektif - Monitor status pernafasan
dengan kriteria yang menandakan
- Td : Sitole>105 dan gagalnya jantung
Diastole <60 mmHg - Monitor adanya
- ND >100x /menit perubahan TD
- Tidak kelelahan - Anjurkan klien untuk
menurunkan stress
- Monitor TTV
- Identifikasi penyebab
perubahan TTV
- Monitor jumlah dan
irama jantung
6 Setelah dilakukan tindakan - Kaji tidur klien
asuhan keperawatan selama - Berikan kenyamanan
…..x 24 jam diharapkan pada tidur
klien : - Catat banyaknya klien
- Tidak terbangun di malam terbangun di malam hari
hari - Berikan di malam hari
- Mata klien tidak bengkak - Berikan minum susu
- Wajah dan mata klien tidak hangat sebelum tidur
pucat - Hindarkan dari
lingkungan bising
- Tenangkan klien terhadap
kecemasannya

7 Setelah dilakukan tindakan - Kurangi penglihatan yang


asuhan keperawatan selama berlebihan
…..x 24 jam diharapkan - Bicarakan tentang
klien : kebutuhan untuk
Mendemonstrasikan mengurangi kebisingan
penurunan gejala berlebihan - Berikan periode istirahat
sensoris yang tidak terganggu
- Usahakan penjelasan
yang sederhana
DAFTAR PUSTAKA

Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid : 1.
Jakarta : Media Aesculapius FKUI.

Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA.Jakarta : Prima Medikal.

Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.

Anonim. 2008. Hipertiroidisme. http://www.medica store.com

Anonim. 2008. Mengenal Tiroid. http://www.demomedical.com

Carpenito, Linda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.


LAPORAN KERJA KELOMPOK
NSP KDM
“HIPERTIROID”

PERTEMUAN NAMA MAHASISWA TTD


I 1. Ervin Dwi W
2. Diharlina
3. Siti Hasnia M U
II 1. Ervin Dwi W
2. Diharlina
3. Siti Hasnia M U
III 1. Ervin Dwi W
2. Diharlina
3. Siti Hasnia M U
ERTIROID

Download ASKEP Hipertiroid DISINI atau klik download link:


http://www.ziddu.com/download/16464886/hipertiroid.docx.html

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan (Effendy, 1995)
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat tahap kegiatan, yang
meliputi ; pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan penentuan masalah.
Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang penyakit hipertiroid, pengkajian dari penyakit itu
dan intervensi-intervensinya berdasarkan NANDA, NIC dan NOC.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
 Mahasiswa mengerti tentang penyakit Hipertiroid
 Mahasiswa mengerti bagaimana melakukan pengkajian dengan pola Gordon pada penderita
Hipertiroid
 Mahasiswa memahami cara menentukan diagnosa Nanda dari pengkajian-pengkajian yang
ada
 Mahasiswa memahami kriteria hasil dan intervensi keperawatan dari NOC dan NIC dari
diagnosa-diagnosa

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi
hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708)
Faktor-faktor resiko terkena penyakit ini yaitu:
 Terjadi lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki
 Pada usia lebih dari 50 tahun
 Post trauma emosional
 Peningkatan stress (Long C, Barbara 1996 hal 109)
Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter nodular toksik, yaitu:
(Price A, Sylvia, 1995 hal 1074)
2.1.1 Penyakit Graves
Penyakit Graves adalah suatu gangguan autoimun di mana terdapat suatu defek genatik dalam
limfosit Ts dan sel Th merangsang sel B untuk sintesis antibody terhadap antigen tiroid
(Dorland, 2005). Penyakit Graves merupakan penyebab tersering hipertiroidisme. Pada
penyakit ini ditandai oleh adanya proses autoimun disertai hyperplasia (pembesaran kelenjar
akibat peningkatan jumlah sel) kelenjar tiroid secara difus.
2.1.2 Penyakit Goiter Nodular Toksik
Peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid.
Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau
kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pubertas atau kehamilan. ( Elizabeth J. Corwin,
2009 )
2.2 Etiologi Hipertiroid
Penyebab-penyebabnya penyakit Hipertiroid antara lain:
 Herediter
 Toksik Adenoma
 Tumor kelenjar hipofise
 Tiroiditis sub akut
 Kanker tiroid
 Terapi hormon tiroid berlebihan (Price A, Sylvia, 1995, hal 1074 dan Dongoes E, Marilynn ,
2000 hal 708)
Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves,suatu penyakit tiroid
autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormone yang
berlebihan.
2.3 Manifestasi klinis
Pada stadium yang ringan sering tanpa keluhan. Demikian pula pada orang usia lanjut, lebih
dari 70 tahun, gejala yang khas juga sering tidak tampak. Tergantung pada beratnya
hipertiroid, maka keluhan bisa ringan sampai berat. Keluhan yang sering timbul antara lain
adalah :
 Kecemasan,ansietas,insomnia,dan tremor halus
 Penurunan berat badan walaupun nafsu makan baik
 Intoleransi panas dan banyak keringat
 Papitasi,takikardi,aritmia jantung,dan gagal jantung,yang dapat terjadi akibat efek tiroksin
pada sel-sel miokardium
 Amenorea dan infertilitas
 Kelemahan otot,terutama pada lingkar anggota gerak ( miopati proksimal)
 Osteoporosis disertai nyeri tulang
2.4 Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik
Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan yaitu:
 Tes ambilan RAI: meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter noduler, menurun pada
tiriditis
 T3 dan T4 serum : meningkat
 T3 dan T4 bebas serum : meningkat
 TSH: tertekan dan tidak berespon pada TRH ( tiroid releasing hormon)
 Tiroglobulin : meningkat
 Stimulasi tiroid 131 : dikatakan hipertiroid jika TRH daritidak ada sampai meningkat setelah
pemberian TRH
You might also like:
 ASUHAN KEPERAWATAN SYOK NEUROGENIK
 ASUHAN KEPERAWATAN CIDERA KEPALA
 BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF
 KOPING DAN KONSEP DIRI
 FATIGUE
Linkwithin

Diposkan oleh Cicilia Uzumaki di 07.39


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: ASUHAN KEPERAWATAN, KEPERAWATAN DEWASA 1
Reaksi:

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Tulis Komentnya Disini yaxc!!!!

Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Search Here!!!
ASKEP HIPERTIROIDISME

KONSEP MEDIS

A. PENGERTIAN
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan
kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan
biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh
metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson: 337)
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid
bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam
darah.
Hipertiroidisme adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat
terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin:
296).
B. ETIOLOGI
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH
dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme
akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan
Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi
hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
1. Penyebab Utama
a. Penyakit Grave
b. Toxic multinodular goitre
c. ’’Solitary toxic adenoma’’
2. Penyebab Lain
a. Tiroiditis
b. Penyakit troboblastis
c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
d. Pemakaian yodium yang berlebihan
e. Kanker pituitari
f. Obat-obatan seperti Amiodarone
C. MANIFESTASI KLINIK

 Peningkatan frekuensi denyut jantung.


 Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
Katekolamin.
 Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran
terhadap panas, keringat berlebihan.
 Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik
 Peningkatan frekuensi buang air besar
 Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
 Gangguan reproduksi
 Tidak taahan panas
 Cepat lelah
 Pembesaran kelenjar tiroid
 Mata melotot (exoptalmus). Hal ini terjadi sebagai akibat penimbunan xat dalam orbit
mata.

D. PATOFISIOLOGI
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari
ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke
dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan
dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa
kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
“menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang
disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor
membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut
merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena
itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI
meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid,
yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya
sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan
TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar
batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar.
Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat
hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas
normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita
hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang
mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya
tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami
gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah
satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan
reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot
ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.
E. KOMPLIKASI
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik
(thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang
tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar yang
menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak
diobati, kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves,
infeksi.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini:
a. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan
diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
b. TSH (Tiroid Stimulating Hormone)

c. Bebas T4 (tiroksin)

d. Bebas T3 (triiodotironin)

e. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk memastikan pembesaran


kelenjar tiroid

f. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum

g. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.


G. PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang
berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid
(yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
Obat antitiroid. Digunakan dengan indikasi:
 Terapi untuk memperpaqjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada
pasien muda

dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikusis

 Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase seblum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien yg mendapt yodium radioaktif

 Persiapan tiroidektomi

 Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia

 Pasien dengan krises tiroid

Pada pasien hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu
200 mg/hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap kali sembuh spontan pada kehamilan tua
sehingga propiltiourasil dihentikan. Obat-obat tambahan sebaiknya tidak diberikan karena
T4, yang dapat melewati plasenta hanya sedikit sekali dan tidak dal mencegah hipotiroidisme
pada bayi yang baru lahir. Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya
sedik:it sekali yang keluar dari air susu ibu. Dosis ya; dipakai 100-150 mg tiap 8 jam: Setelah
pasien eutiroid, secara Minis dan laboratorim dosis diturunkan dan dipertahankan menjadi 2 x
50 mg/hari. Kadar T4 dipertahank pada batas atas normal dengan dosis propiltiaurasil

ILUSTRASI KASUS
Tgl Masuk Rumah Sakit : 15 Juni 2011
Tgl Pengkajian : 16 Juni 2011
Nomor Register : 0912121
Ruangan / Rumah Sakit : Melaty/ RSUM
Lakipadada
Diagnosa Medis : Hipertiroid

1. PENGKAJIAN

 BIO DATA

A. Identitas Pasien
1. Nama Lengkap : Ny B
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Umur / Tanggal Lahir : 30 Tahun
4. Kawin / Belum Kawin : Sudah kawin
5. A g a m a : Islam
6. Suku / Bangsa : Bugis
7. Pendidikan : SMA
8. Pendapatan : Tidak menentu
9. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
10. Nomor Askes :-
11. Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan 6 no 24
B. Identitas Penaggung
1. Nama Lengkap : Tn A
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur / Tanggal Lahir : 38 tahun
4. Kawin / Belum Kawin : Sudah KAwin
5. A g a m a : Islam
6. Suku / Bangsa : Bugis
7. Pendidikan : SMA
8. Pendapatan : Tidak menentu
9. Pekerjaan : Wiraswasta
10. Nomor Askes :-
11. Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan 6 no 24

 RIWAYAT KESEHATAN

A. Riwayat Kesehatan Sekarang


1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan tubuhnya terasa lemas
2. Riwayat Keluhan Utama ( dengan pendekatan P,Q,R,S,T )
 Provocative/palliative
 Yang menyebabkan keluhan tubuh terasa lemas adalah terjadinya peningkatan suhu tubuh
akibat peningkatan laju metabolisme tubuh di atas normal.
 Yang membuatnya keluhan bertambah baik /ringan jika klien berada pada tempat yang
dingin atau bertambah berat jika melakukan aktivitas yang menambah peningkatan laju
metabolisme
 Quality/quantity
 Rasa lemas dirasakan di seluruh tubuh seiring dengan peningkatan laju metabolism tubuh.
 Rasa lemas yang di rasakan membuat klien tidak bisa menjalankan aktivitas seperti biasa.
 Region/radiation
 Rasa lemas di rasakan di seluruh tubuh
 Severity scale
 Dengan peningkatan laju metabolisme tubuh, pasien kehilangan energi yang berlebihan serta
terjadi peningkatan suhu tubuh sehingga menyebabkan terjadinya kelelahan dan rasa lemas
yang dapat mempengaruhi aktivitas
 Kelelahan dan rasa lemas yang dirasakan klien berada pada tingkat yang sedang.
 Timing
 Keluhan dirasakan klien 2 bulan yang lalu
 Keluhan sering dirasakan klien sekitar 2 minggu yang lalu
 Keluhan dirasakan klien secara perlahan-lahan
B. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Sebelumnya klien belum pernah merasakan penyakit ini
b. Klien pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya karena demam tinggi
c. Klien alergi terhadap ikan asin, tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya dengan tidak
menghindari penyebab alergi
d. Kebiasaan
KLien tidak merokok serta tidak mengonsumsi minuman beralkohol, klien minum kopi 2 kali
sehari sejak 5 tahun terakhir
C. Riwayat Kesehatan Keluarga (genogram 3 generasi) :

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Garis Hubungan keluarga
: Garis serumah
: Meninggal

 PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum
Lemah
2. Tingkat kesadaran
Apatis
3. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 110/150 mmhg
b. Denyut nadi : 125x/menit
c. Suhu badan : 38 oC
d. Pernafasan : 30x/ menit
4. Berat Badan : 45 Kg
5. Tinggi Badan : 157 cm
6. Kulit
@ Inspeksi
- Tidak terdapat lesi,lecet,jaringan parut
- kulit tampak bersih
- Tidak terdapat kelainan –kelainan pada kulit
Mis ; mokula, papula, ulcus, Eritema, fistula, eksoreasi
@ Palpasi
- Kulit ; dingin
- Kelembaban kulit : kurang
- Tekstur kulit : halus
- Oedema : tidak ada
7. Keadaan kepala
@ inspeksi ;
- bentuk muka dan tengkorak kepala simetrisan
- penyebaran rambut jarang serta halus
- tidak ada luka pada kulit kepala
- rambut tampak bersih
@ Palpasi
- Tidak ada pembengkakan/ benjolan
- Tidak ada nyeri tekan
- Massa tidak ada
8. Muka
@ Inspeksi
a. Simertis/tidak : simetris
b. Bentuk wajah : Lonjong/oval
c. Gerakan abnormal : Tidak ada
d. Ekspresi wajah : datar
@ Palpasi
a. Nyeri tekan/tidak : Tidak ada nyeri tekan
b. Data lain : -
9. Keadaan mata
@ Inspeksi
a. Palpebrae : tidak ada edema dan radang
b. Sclera : Berwarna kemerahan
c. Conjuctiva : Tidak Radang/tidakAnemis
d. Pupil : isokor
e. Posisi mata : Simetris kiri dan kanan
Gerakan bola mata : Pasien sulit menggerakkan matanya
karena nyeri saat menggerakan mata
Penutupan kelopak mata : Pasien sulit menutup mata
Keadaan visus : 15/20
Penglihatan : Kabur
@ Palpasi
Nyeri Tekan (+)
Tekanan Intra Okuler ( TIO ) (+)
10. Keadaan hidung
@ inspeksi
- Simetrisan
- Tidak terdapat pembengkakan dan sekresi
- tulang hidung tidak mengalami pembengkokan
- Tidak mengalami pembengkakan pada sselaput lendir
@ Palpasi
- Tidak terdapat nyeri tekan
- Tidak ada benjolan/tumor
11. Keadaan telinga
@ inspeksi
- telinga bagian luar simetris
- Tidak ada serumen/cairan, nanah
12. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
- Keadaan gigi : gigi tampak bersih
- Karang gigi/karies : -
- Pemakaian gigi palsu : -
b. Gusi
tidak mengalami peradangan
c. Lidah
Lidah tampak kotor
d. Bibir
- pucat
- kering pecah
- mulut tidak berbau
13. Tenggorokan
a. Warna mukosa : Pucat.
b. Terdapat nyeri tekan
c. Terdapat nyeri menelan
14. Leher
@ Inspeksi
a. Kelenjar Thyroid : Membesar
b. ada pembengkakan/benjolan pada leher
c. tidak ada distensi vena jugularis
@ Palpasi
a. Kelenjar Thyroid : Teraba
b. Kaku kuduk/tidak : +
c. Kelenjar limfe : tidak
d. ada benjolan
e. Mobilisasi leher normal
15. Thorax dan pernafasan
@ Inspeksi
a. Bentuk dada : normal
b. Pernafasan : Inspirasi/ekspirasi, frekuensi pernafasan,
irama pernafasan
c. Pengembangan diwaktu bernafas
d. Kesimetrisan : simetris kiri dan kanan
e. ada retraksi
f. Pengamatan tentang adanya batuk ( produktif, kering, pendek/dehem )
@ Palpasi
a. Tidak adanya nyeri tekan
b. Tidak ada massa adanya massa
c. Vokal fremitus : adanya getaran dinding dada
@ Perkusi
Bunyi sonor : Suara perkusi jaringan paru yang normal
@ Askultasi
a. Suara nafas :
* Vesikuler dan tidak terdapat wheezing
* Suara ucapan normal
16. Jantung
@ Inspeksi :
Ictus Cordis terlihat ditemukan pada ICS 5 linea medio clavicularis
kiri
@ Palpasi :
 Saat melakukan palpasi iktus teraba
 Frekuensi jantung meningkat
@ Perkusi
Saat dilakukan perkusi, jantung dalam batas normal
@ Auskultasi
a. Irama jantung tidak teratur/ distritmia
b. Bising jantung : murmur ada
17. Pengkajian payudara dan ketiak
@ Inspeksi :
 Payudara melingkar dan agak simetris dan ukuran sedang
 Tidak terdapat udema, tidak terdapat kemerahan atau lesi serta vaskularisasi normal
 Areola mamma agak kecoklatan
 Tidak adanya penonjolan atau retraksi akibat adanya skar atau lesi.
 Tidak ada keluaran, ulkus , pergerakan atau pembengkakan. Posisi kedua puting susu
mempunyai arah yang sama.
 ketiak dan klavikula tidak ada pembengkakan atau tanda kemerah-merahan.
@ Palpasi
 Tidak adanya keluaran serta nyeri tekan.
18. Abdomen
@ Inspeksi :
 umbilikus tidak menonjol
 Tidak ada pembendungan pembuluh darah vena
 Tidak ada benjolan
 warna kulit normal
@ Palpasi :
 Tidak ada rasa nyeri
 Tidak ada benjolan/ massa
 Tidak ada pembesaran pada organ hepar
@ Perkusi : Tympani
@ Auskultasi : Peristaltik keras dan panjang
19. Genetalia dan Anus
 Genetalia :
Inspeksi :
 Tidak ada prolapsus uteri, benjolan kelenjar bartolini,
 sekret vagina jernih
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
 Anus : Keadaan anus normal, tidak ada haemoroid, fissura, fistula.
20. Ekstremitas
Ekstremitas atas
a. Motorik
- Pergerakan kanan/kiri : lemah
- Pergerakan abnormal : tidak seimbanngnya pergerakan
antara kanan dan kiri.
- Kekuatan otot kiri/kanan : kekuatan otot kanan dan kiri lemah
- Koordinasi gerak : ada gangguan
b. Refleks
- Biceps kanan/kiri : Normal
- Triceps kana/kiri : Normal
c. Sensori
- Nyeri :+
- Rangsang suhu :+
- Rasa raba :+
Ekstremitas bawah
a. Motorik
- Gaya berjalan : Normal
- Kekuatan kanan/kiri : kekuatan kanan 4/kiri 4
- Tonus otot kanan/kiri : menurun
b. Refleks
- KPR kanan/kiri : -/-
- APR kanan/kiri : -/-
- Bebinski kanan/kiri : +/+
c. Sensori
- Nyeri : +
- Rangsang suhu : +
- Rasa raba : +
21. Status Neurologi
Saraf-saraf cranial
N I (Olfaktorius)
Klien mampu membedakan bau minyak kayu putih dan alcohol.

N II (Optikus)

Klien tidak dapat melihat tulisan atau objek dari jarak yang jauh.

N III,IV,VI (Okulomotorius, Cochlearis, Abdusen)

Mata dapat berkontraksi, pupil isokor, klien tidak mampu menggerakkan bola mata kesegala
arah dan sulit mengangkat mata.
N V (Trigeminus)

Fungsi sensorik : Klien mengedipkan matanya bila ada rangsangan.

Fungsi motorik : Klien dapat menahan tarikan pulpen dengan gigitannya.

N VII (Fasialis)

Klien dapat mengerutkan dahinya, tersenyum dan dapat mengangkat alis.

N VIII (Akustikus)

Klien dapat mendengar dan berkomunikasi dengan baik, tidak ditemukan adanya tuli
konduktif dan tuli persepsi.

N IX (Glosofaringeus)

Klien dapat merasakan rasa manis, pahit, pedas.

N X (Fagus)

Klien tidak ada kesulitan mengunyah, klien tidak ada kesulitan menelan.

N XI (Assessoris)

Klien dapat mengangkat kedua bahu, tidak ada atropi otot sternokleidomastoideus dan
trapezius.

N XII (Hipoglosus)

Gerakan lidah simetris, dapat bergerak kesegala arah, tidak ada deviasi pada satu sisi dan
tidak ada fasikulasi, indra pengecapan normal.
Tanda-tanda perangsangan selaput otak
a. Kaku kuduk : -
b. Kerning sign : -
c. Refleks Brudzinski : -
d. Refleks Lasegu : -

 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan Laboratorium
a. TSH serum (biasanya menurun)
b. T3 danT4 serum : meningkat
c. Tiroglobulin : meningkat
d. Pemberian TRH
e. Ambilan tiroid 131 : meningkat
f. Ikatan protein sodium : meningkat
g. Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal)
h. Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal)
i. Pemerksaan fungsi hepar : abnormal
j. Elektrolit : hiponatremi akibat respon adrenal atau efek delusi terapi cairan, hipokalemia
akibat dari deuresis dan kehilangan dari GI.
k. Kateklamin serum : menurun
l. kreatinin urin : meningkat
m. EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali
2. Radiologi
USG
3. Pemeriksaan canggih
MRI

 POLA KEGIATAN SEHARI-HARI

1. Nutrisi
a. Kebiasaan
- Frekwensi makan/hari : 3x/ hari
- Nafsu makan : sedang
- Makanan pantang : ikan asin
- Makanan yang disukai : ayam goreng
- Banyak minuman dlm sehari : 7-8 gelas
b. Perubahan selama sakit :
Klien mengatakan nafsu makan meningkat, sebelum sakit makan klien 3x/hari habis
satu porsi, sejak sakit makan klien > 3x/hari dan menghabiskan > satu porsi, intake cairan
sebelum sakit 7 - 8 gelas/hari, sejak sakit > 8 gelas/hari, klien alergi dengan ikan asin,klien
mengatakan BB badan turun sejak 1 bulan terakhir dari 57 kg menjadi 45kg.
2. Eliminasi
Buang air kecil
a. Kebiasaan
- Frekuensi/hari : Frekuensi bak klien 2-3x/hari
- Warna : Karakter urin kuning jerih
b. Perubahan selama sakit : Tidak ada masalah dalam miksi
Buang air besar
a. Kebiasaan
- Fekuensi/hari : klien 1 - 2x/hari
- Warna : Kuning
- Konsistensi : padat/ normal
b. Perubahan setelah sakit
Sejak sakit defekasi klien 2-3 x/hari bahkanlebih tapi dengan konsistensi encer/cair.
Klien tidak pernah menggunakan obat pencahar.
3. Olaraga dan Aktivitas
a. Klien mengatakan kurang suka olaraga
b. Jenis olaraga yang disukai adalah olaraga renang
c. Olaraga tersebut tidak dilaksanakan secara teratur
a. Kebiasaan
- Tidur malam jam : 10 bangun jam 6
- Tidur siang jam : 3 bangun jam 4
- Apakah anda mudah terangun ?
- Jumlah jam tidur 7-8 jam
b. Perubahan selama sakit : selama sakit klien susah tidur, tidur 5 jam/hari.
4. Hygiene
a. Kebiasaan
- Mandi : 2 kali/hari
- Penyakit gigi : tidak ada
- Rambut : Bersih
b. Perubahan selama sakit :
Selama sakit klien mengalami kelelahan sehingga pemenuhan kebutuhan sehari-hari
terganggu termasuk personal hygiene, selama sakit klien hanya mandi 1 kali/hari.

 POLA INTERAKSI SOSIAL

Klien mengatakan sejak sakit klien agak tertutup, orang yang terdekat dengan klien
adalah orang
tua dan suaminya, sebelumnya sakit klien aktif dengan kegiatan masyarakat/
organisasi, tapi semenjak
sakit klien lebih banyak di rumah.

 KESEHATAN SOSIAL
menururklien kebersihan rumah sangat penting, klien tinggal di daerah yang bising
dan klien tinggal 5 orang dalam rumah.

 KEADAAN PSKOLOGIS SELAMA SAKIT

Klien mengatakan perubahan yang dirasakanterutama ketika berinteraksi dengan orang


lain, klien
kesulitan dalam mengungkapkan apa yang difikirkannya, klien lebih suka menyendiri
dan banyak diam,
klien lebih sering cemas, klien tidak menggunakan obat tertentu

 KEGIATAN KEAGAMAAN\
Klien beranggapan bahwa penyakit yang diderita sekarang merupakan cobaab
untuknya dan pasti terdapat hikmah untuknya, klien menganut agama islam klien taat
dan melakukan sholat 5 waktu selama sakit.

 PERAWATAN/PENGOBATAN

1. Perawatan
Tindakan perawat yang diberikan :
Tindakan keperawatan yang diberikan selama di rumah sakit disesuaikan dengan diagnosa
yang dialami oleh pasien
2. Pengobatan
1. Sebelum masuk rumah sakit :
Tidak ada tindakan pengobatan yang diberikan
2. Setelah masuk rumah sakit :
a. Obat antitiroid
b. Pengobatan dengan yodium radioaktif
c. Operasi
d. Pengobatan tambahan
 Sekat β-adrenergik
 Yodium
 Ipodat
 Litium

 PENGELOMPOKAN DATA

Data subjektif Data Objektif

 Klien mengatakan badannya  Klien sering buang air besar, kadang


terasa panas diare
 Klien mengatakan penglihatan  Jari tangan klien gemetar (tremos)
agak kabur  Klien tampak tegang
 Klien mengatakan mual  Klien tampak gelisah
 Klien mengatakan sering gugup Klien tampak cemas
 Klien mengatakan sering  Klien mudah tersinggung
terbangun di malam hari  Jantung klien berdebar cepat
 Klien mengatakan mata klien  Berat badan klien turun meski nafsu
peka terhadap cahaya / tidak makan bertambah
tahan terhadap cahaya.  Otot klien lemas, terutama lengan atas
 Klien mengatakan haid tidak dan paha
lancar  Rambut klien rontok
 Klien mengatakan sukar  Kulit klien halus dan tipis
berkonsentrasi  Kelenjar tyroid klien mengalami
 Klien mengatakan banyak pembesaran
keringat walaupun di malam  Kulit klien teras hangat
hari  Kulit klien memerah
 Klien mengatakan tak tahan  Wajah dan muka klien tampak pucat
panas  Klien tampak lemas
 Mata klien tampak bengkak
 Klien tampak capek
 Pernafasan klien pendek.

 ANALISA DATA

No Symtom Etiologi Problem


1 Ds Produksi hormone Penurunan curah
 TD : 130/80 mmHg tiroid meningkat Jantung
 ND : 110 x / menit
 Nafas klien pendek Peningkatan

 Klien cemas dan metabolic tubuh

tegang
Ds:
 Klien mengatakan Peningkatan kerja

jantungnya jantung

berdebar – debar
Takikardi
 Klien mengatakan
lelah
Perubahan
denyut/irama
jantung

Penurunan curah
Jantung
2 Do : Produksi hormon Kelelahan
 Klien tampak lemas tiroid meningkat
dan pucat
DS : Hipermetabolik
 Klien mengatakan
badannya lemah Meningkatnya
kebutahan energi

Kelelahan
3 Do : Produksi hormone Pemenuhan nutrisi
 Berat badan klien tiroid meningkat kurang dari
turun meskipun nafsu kebutuhan tubuh
makan ber- Proses glikogenesis
Tambah meningkat
 Klien tamapak lemah
Proses pembakaran
Ds : lemak meningkat
 Klien mengatakan
terkadang mual Suplai nutrisi yang
 Klien mengatakan tidak adekuat
badannya lemah
Pemenuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh

4 Do : hipertiroidisme. Risiko tinggi


 Klien tampak gelisah terhadap kerusakan
 Klien tampak tegang integritas jaringan

 Klien tampak sering peningkatan

menonjolkan mata produksi T3 dan T4

Ds :
 Klien mengatakan
Penglihatannya kabur peningkatan

 Klien mengatakan pembentukan

sukar berkonsentrasi limfosit

 Klien mengatakan
sulit menutup matanya
edema jaringan retro
orbita

eksoftalmus.

protusi bola mata


menarik saraf optik

Gangguan
penglihatan

Risiko tinggi
terhadap kerusakan
integritas jaringan
5 Do : Peningkatan Ansietas
 Klien tampak lemas produksi hormone
dan pucat tiroid
DS :
Klien mengatakan Hipermetabolik
badannya lemah
Perubahan status
kesehatan

Koping tidak
adekuat

ansietas
6 Do : Peningkatan Kurang pengetahuan
 Klien tampak bingung produksi hormone
saat ditanya tentang tiroid
penyakitnya
DS : Hipermetabolik
 Klien mengatakan
kurang mengerti tidak mengenal
tentang penyakitnya sumber informasi

Kurang pengetahuan

7 Do : Peningkatan Risiko tinggi


 Klien tampak bingung produksi hormone perubahan proses
 Adaanya perubahan tiroid pikir
tingkah laku pada
klien, sensitifitas perubahan fisiologik
meningkat.
DS : peningkatan
 Klien mengatakan stimulasi SSP
kemampuan mengingat
berkurang aktifitas mental
 Klien mengatakan meningkat
susah berkonsentrasi
Risiko tinggi
perubahan proses
pikir

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak
terkontrol,
keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan
metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan
mekanisme
perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan
tidak mengenal sumber informasi.
7.
3. INTERVENSI
N DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
O
1 I Klien akan 1. Pantau tekanan 1. Hipotensi umum atau
mempertahankan darah pada posisi ortostatik dapat terjadi
curah jantung yang baring, duduk dan sebagai akibat dari
adekuat sesuai berdiri jika vasodilatasi perifer
dengan kebutuhan memungkinkan. yang berlebihan dan
tubuh, dengan Perhatikan penurunan volume
kriteria : besarnya tekanan sirkulasi
1) Nadi perifer dapat nadi
teraba normal. 2. Periksa
2) Vital sign dalam kemungkinan
batas normal. adanya nyeri dada 2. Merupakan tanda
3) Pengisian kapiler atau angina yang adanya peningkatan
normal dikeluhkan pasien. kebutuhan oksigen
4) Status mental baik oleh
5) Tidak ada 3. Auskultasi suara otot jantung atau
disritmia nafas. Perhatikan iskemia
adanya suara yang
tidak normal
(seperti krekels) 3. S1 dan murmur yang
menonjol berhubungan
4. Observasi tanda dengan curah
dan gejala haus jantung meningkat
yang hebat, mukosa pada keadaan
membran kering, hipermetabolik
nadi
lemah, penurunan 4. Dehidrasi yang cepat
produksi urine dan dapat terjadi yang akan
hipotensi menurunkan
5. Catat masukan dan volume sirkulasi dan
haluaran menurunkan curah
jantung
5. Kehilangan cairan
yang terlalu banyak
dapat menimbulkan
dehidrasi berat

2 II Tujuan : Klien 1. Pantau tanda vital 1. Nadi secara luas


akan dan catat nadi baik meningkat dan bahkan
mengungkapkan istirahat maupun istirahat , takikardia
secara verbal saat aktivitas. mungkin ditemukan
tentang 2. Ciptakan
peningkatan lingkungan yang 2. Menurunkan stimulasi
tingkat tenang yang kemungkinan
energi besar dapat
menimbulkanagitasi,
hiperaktif, dan
imsomnia
3. Sarankan pasien 3. Membantu melawan
untuk mengurangi pengaruh dari
aktivitas peningkatan
metabolism
4. Berikan tindakan 4. Meningkatkan relaksas
yang membuat
pasien merasa
nyaman seperti
massage

3 III Klien akan 1. Catat adanya 1. Rasional : Peningkatan


menunjukkan berat anoreksia, mual aktivitas adrenergic
badan stabil dan muntah dapat menyebabkan
dengan kriteria : gangguan sekresi
1) Nafsu makan baik. insulin/terjadi resisten
2) Berat badan yang mengakibatkan
normal hiperglikemia
3) Tidak ada tanda- 2. Penurunan berat badan
tanda malnutrisi terus menerus dalam
2. Pantau masukan keadaan masukan
makanan setiap kalori yang cukup
hari, timbang berat merupakan indikasi
badan setiap hari kegagalan terhadap
terapi antitiroid
3. Mungkin memerlukan
bantuan untuk
3. kolaborasi untuk menjamin pemasukan
pemberian diet zat-zat makanan yang
tinggi kalori, adekuat dan
protein, karbohidrat mengidentifikasi
dan vitamin makanan pengganti
yang sesuai
4 IV Klien akan 1. Observasi adanya 1. Rasional : Stimulasi
mempertahankan edema periorbital umum dari stimulasi
kelembaban adrenergik yang
membran mukosa 2. Evaluasi ketajaman berlebihan
mata, terbebas mata 2. Oftalmopati infiltratif
dari ulkus adalah akibat dari
peningkatan jaringan
retroorbita
3. Anjurkan pasien 3. Melindungi kerusakan
menggunakan kaca kornea
mata gelap
4. Bagian kepala
tempat tidur
ditinggikan 4. Menurunkan edema
jaringan bila ada
komplikasi
5 V Klien akan 1. Observasi tingkah1. Rasional : Ansietas
melaporkan laku yang ringan dapat
ansietas berkurang menunjukkan ditunjukkan dengan
sampai tingkat tingkat ansietas peka rangsang dan
dapat diatasi Imsomnis
dengan kriteria 2.: Bicara singkat 2. Rentang perhatian
Pasien tampak dengan kata yang mungkin menjadi
rileks sederhana pendek , konsentrasi
berkurang, yang
membatasi
kemampuan untuk
mengasimilasi
informasi
3. Memberikan informasi
3. Jelaskan prosedur yang akurat yang dapat
tindakan menurunkan kesalahan
interpretasi
4. Menciptakan
lingkungan yang
4. Kurangi stimulasi terapeutik
dari luar
6 VI Klien akan 1. Tinjau ulang 1. Memberikan
melaporkan proses penyakit dan pengetahuan dasar
pemahaman harapan masa dimana pasien dapat
tentang depan menentukan pilihan
penyakitnya berdasarkana informasi
dengan kriteria 2. Berat ringannya
Mengungkapkan keadaan, penyebab,
pemahaman 2. Berikan informasi usia dan komplikasi
tentang yang tepat yang muncul akan
penyakitnya menentukan tindakan
pengobatan
3. Faktor psikogenik
seringkali sangat
penting dalam
3. Identifikasi memunculkan/eksaserb
sumber stress asi dari penyakit ini

4. Mencegah munculnya
kelelahan

4. Tekankan 5. Pasien yang mendapat


pentingnya pengobatan hipertiroid
perencanaan waktu besar kemungkinan
istirahat mengalami hipotiroid
5. Berikan informasi yang dapat terjadi
tanda dan gejala segera setelah
dari hipotiroid pengobatan selama 5
tahun kedepan

4. EVALUASI
1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energy
3. Klien akan menunjukkan berat badan stabil
4. Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus
5. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
6. Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya

 7.
DAFTAR PUSTAKA

Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED :


3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.

Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2,
(Edisi 8), EGC, Jakarta

Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2),


EGC, Jakarta

Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.

Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta

Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan


Keperawatan.(Edisi III).EGC.Jakarta.

Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.

Anonim. 2008. Hipertiroidisme. http://www.medica store.com

Anonim. 2008. Mengenal Tiroid. http://www.demomedical.com


 KATA PENGANTARAlhamdulillahi Rabbil Alamin......Puji dan syukur terucap hanya
pada Allah SWT yang Maha Esa atas Ridonya akhirnya kamidapat menyelesaikan makala ini
untuk mata kuliah KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH,yang membahas mengenai,
“ASKEP HIPERTIROID” yang merupakan pengetahuan pentingyang harus
diketahui.Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW,kepada keluarga dan sahabatnya, serta seluruh umat yang senantiasa taat
dalam menjalankansyariatnya.Kami ucapkan terima kasih yang tiada tara kepada seluruh
pihak yang telah membantumensukseskan makalah ini hingga selesai, baik secara langsung
maupun tidak.Bila dalam penyampaian makalah ini ditemukan hal-hal yang tidak berkenan
bagi pembaca,dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf yang setulusnya.Kritik dan
saran dari pembaca sebagai koreksi sangat kami harapkan untuk perbaikanmakala ini
kedepan. Semoga taufik, hidayat dan rahmat senantiasa menyertai kita semua
menujuterciptanya keridhoan Allah SWT.Amin ya Robbal Alamin......PenulisKelompok
2. DAFTAR ISIHALAMAN JUDULKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I
PENDAHULUANA. Latar BelakangB. TujuanC. ManfaatBAB II TINJAUAN PUSTAKAA.
Definisi HipertirodB. Anatomi fisiologiC. PatofisiologiD. Manifestasi klinisE. EtiologiF.
Tanda dan Gejala HipertiroidG. KomplikasiH. PenatalaksanaanI. Pemeriksaan
PenunjangBAB III ASUHAN KEPERAWATANA. PengkajianB. Diagnosa KeperawatanC.
Intervensi keperawatanD. ImplementasiE. EvaluasiBAB IV PENUTUPA. KesimpulanB.
SaranDAFTAR PUSTAKA
3. BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGHipertiroidisme dan tirotoksikosis
sering dipertukarkan. Tirotoksikosisberhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan
biokimiawi yang ditemukan bilasuatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Sedangkan hipertiroidisme adalahtirotoksikosis sebagai akibat produksi tiroid itu sendiri.
Tirotoksikosis terbagi ataskelainan yang berhubungan dengan hipertiroidisme dan yang tidak
berhubungan denganhipertiroidisme. Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di
otak, disebutpituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang
beredar dalamdarah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan
sebagianoleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari
otak.Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasinghormone
(TRH), yang mengirim sebuah sinyal ke pituitari untuk melepaskan thyroidstimulating
hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroiduntuk melepas
hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana sajadari tiga kelenjar-
kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihandapat dihasilkan,
dengan demikian berakibat pada hipertiroid. Pengobatan hipertiroidismeadalah membatasi
produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekanproduksi (obat antitiroid) atau
merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomisubtotal).B. TUJUANTujuan
umumMemberikan penjelasan mengenai hipertiroidTujuan khususMenjelaskan teori dan
konsep terkait dengan hipertiroidMemaparkan proses terjadinya hipertiriodMenerapkan teori
dan konsep tersebut dan memberikan asuhan keperawatan pada pasienyang menderita
hipertiriodC. ManfaatManfaat yang diharapkan dengan diperolehnya materi-materi pada
makalah ini adalah:Sebagai suatu sarana untuk meningkatkan pengetahuan yang telah didapat
darimateri hipertiriod yang sebenarnya.
4. Sebagai masukan bagi semua mahasiswa dalam upaya menjelaskan maupun
berdiskusidalam perkuliahanDapat digunakan sebagai acuan dan referensi dalam
pembelajaran
5. BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. PENGERTIANHipertiroid adalah keadaan
hipermetabolik yang disebabkan oleh meningkatnyakadar T3 dan T4 bebas terutama
disebabkan oleh hiperfungsi kelenjar tiroid(Robbins.2007.hal:811).Hipertiroid adalah
penyakit yang diakibatkan oleh meningkatnya sirkulasi danpelepasan hormon tiroid oleh
kelenjar tiroid.(Lewiss.2000.hal:1415)Hipertiroid adalah pengeluaran hormon tiroid yang
berlebihan diperkirakan terjadiakibat stimulasi abnormal kelenjar tiroid oleh imunoglobulin
dalam darah(Smeltzer.Suzanne C.2002.hal:1307)Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan
metabolik yaitu dengan mengikatnyakadar T3 dan T4 akibat dari stimulasi kelenjar tiroid
yang abnormal.B. ANATOMI FISIOLOGIKelenjar Tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin
yang terletak di bagian bawahdepan leher yang memproduksi hormon tiroid dan hormon
calcitonin,melekat pada tulangsebelah kanan trakea dan melekat pada dinding laring.kelenjar
ini terdiri atas 2 lobusyaitu lobus destra dan lobus sinistra yang saling berhubungan, masing-
masing lobusyang tebalnya 4 cm dan lebarnya 2,5 cm.Kelenjar tiroid menghasilkan hormone
tiroksin. Pembentukan hormone tiroidtergantung dari jumlah iodium eksogen yang masuk ke
dalam tubuh. Sumber utamauntuk menjaga keseimnbangan yodium adalah yodiaum dalam
makanan dan minuman.Struktur MikroskopisKelenjar ini terdiri atas folikel seperti kelenjar
asiner berdinding selapis sel. Jikasedang beraktivitas kelenjar ini berbentuk kuboid yang
tinggi, sedangkan bila sedangistirahat sel ini berbentuk pipih dan bagian tengah asinernya
terisi koloid senyawatriglobulin, tirosin, dan hormone kelenjar tiroid.Hormon Tiroid
6. Hormon yang terdiri dari asam amino yang mengawal kadar metabolismePenyakit
Grave, penyebab tersering hipertiroidisme, adalah suatu penyakit otoimunyang biasanya
ditandai oleh roduksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip TSHpada kelenjar tiroid.
Otoantibodi IgG ini, yang disebut immunooglobulin perangsangtiroid (thyroid-stimulating
immunoglobulin), meningkatkan pembenftukan HT,tetapi tidak mengalami umpan balik
negatif dari kadar HT yang tinggi. Kadar TSHdan TRH rendah karena keduanya berespons
terhadap peningkatan kadar HT.Sekresi Hormon tiroidHormone tiroid dari sel kelenjar
memelukan bantuan TSH untuk endositosiskoloid oleh mikrofili. Enzim proteliotik berfungsi
untuk memecahkan ikatanhormone T3 dan T4 dari triglobulin kemudian melepasnya
keperedaran darah. Saatdidistribusikan melalui plasma akan terikat oleh PBI. PBI kecil dan
besar akanterikat oleh protei yang bebas dalam keseimbangan.Pembuluh DarahKapiler darah
dan limfe membentuk pleksus yang erat dalam mengitari folikelsehingga membantu
melintasnya hormone kedalam lumen kapiler. Susunanpembuluh darah menunjukkan bahwa
terdapat gelombang dalam darah yang disuplay ke daerah yang berbeda pada
kelenjar.PersarafanSejumlah besar serat saraf tak bermielin terdapat pada dinding arteri tiroid
dansebagian besar mempunyai fungsi vasomotor. Beberapa saraf simpatis berakhir
padalamina asal folikel yang menunjukkan rangsangan saraf dalam mempengaruhi
fungsitiroid melalui pengaruh langsug pada sel folikel yang menunjukkan rangsangan
sarafdalam mempengaruhi fungsi tiroid.C. ETIOLOGIHipertiroidisme dapat terjadi akibat
disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atauhipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi
kelenjar tiroid akan disertai penurunanTSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap
pelepasan keduanya.Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar
TH dan TSHyang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan
TSH.Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi
7. disertai TSH dan TRH yang berlebihan. Beberapa penyakit yang
menyebabkanHipertiroid yaitu :1. Penyakit GravesPenyakit ini disebabkan oleh kelenjar
tiroid yang oberaktif dan merupakanpenyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai.
Penyakit ini biasanya turunan. Wanita5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya
adalah penyakit autonoium,dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu
tyroid stimulating.Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO)
dan TSHreceptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok,
radiasi,kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada
pasirdi mata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini
seringberjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid.
Gangguankulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat
banyak.2. Toxic Nodular GoiterBenjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji
padat, bisa satu ataubanyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu
tidak terkontrololeh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.3. Minum
obat Hormon Tiroid berlebihanKeadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa
laboratorium dan kontrolke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat
tiroid, ada pula orangyang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga
timbul efeksamping.4. Produksi TSH yang AbnormalProduksi TSH kelenjar hipofisis dapat
memproduksi TSH berlebihan, sehinggamerangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang
banyak.5. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah
melahirkan, disebut tiroiditis pascapersalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan
hipertiorid, 2-3 bulan kemudiankeluar gejala hpotiroid.6. Konsumsi Yoidum BerlebihanBila
konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanyatimbul apabila
sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.
8. D. PATOFISIOLOGI
9. E. MANIFESTASI KLINISHipertiroid mempunyai tanda dan gejala yang bervariasi
yaitu :- Banyak keringat- Tidak tahan panas- Sering BAB, kadangdiare- Jari tangan
gementar(tremor)- Nervus, tegang,gelisah, cemas, mudahtersinggung- Jantung berdebar
cepat- Haid menjadi tidakteratur- Bola mata menonjoldapat disertai denganpenglihatan
ganda- Denyut nadi tidakteratur terutama padausia diatas 60 th- Tekanan darahmeningkat-
Denyut nadi cepat,seringkali >100x/menit- Berat badan turun,meskipun banyak makanrasa
capai- Otot lemas, terutamalengan atas dan paha- Rambut rontok- Kulit halus dan tipis-
Pikiran sukar konsentrasi- Kehamilan seringberakhir dengankeguguran- Terjadi perubahan
padamata bertambahnyapembentukan air mata,iritasi dan peka terhadapcahayaF.
KOMPLIKASIKomplikasi tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari
kelenjartiroid, yang terjadi secara tiba-tiba. Badai tiroid bisa menyebabkan :1. Demam,
kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan2. Kelemahan dan pengisutan otot yang
luar biasa3. Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)4. Pembesaran hati disertai
penyakit kuning yang ringan
10. Badal tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya danmemerlukan
tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkanketidakteraturan irama
jantung yang bisa berakibat fatal (aritmia) dan syok. Badaltiroid biasanya terjadi karena
hipertiroid tidak diobati atau karena pengobatanyang tidak adekuat dan bisa dipicu oleh :-
Infeksi- Pembedahan- Stress- Diabetes yang kurang terkendali- Ketakutan- Kehamilan atau
persalinanG. PENATALAKSANAANTujuan pengobatan hipertiroid adalah produksi
hormon (obat anti tiroid) ataumerusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi sub
total)1. Obat antitiroidDigunakan dengan indikasi :a. Terapi untuk memperpanjang remisi
atau mendapatkan remisi yang menetappada pasien muda dengan struma ringan sampai
sedang dan tirrotoksikosis.b. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum
pengobatan, atausesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.c.
Persiapan tiroidektomid. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usiae. Pasien dengan
krisis tiroidObat antitiroid yang sering digunakan :Obat Dosis awal (mg/hari) Pemeriksaan
(mg/hari)- Karbimatol- Metimazol- Propiltiourasil30 – 6030 – 60300 – 6005 – 205 – 2050 –
200Obat-obatan ini umumnya diberikan sekitar 18 – 24 bulan. Pada pasien hamil
biasanyadiberikan propil tiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau
lebihlagi. Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedikit sekali
yangkeluar dari air susu ibu, oasis yang dipakai 100-500 mg tiap 8 jam.2. Pengobatan dengan
yodium radioaktifIndikasi pengobatan dengan yodium radiaktif diberikan pada :
11. a. Pasien umur 35 tahun atau lebihb. Hipertiroid yang kambuh sesudah di operasic.
Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroidd. Tidak mampu atau tidak mau
pengobatan dengan obat antitiroide. Adenoma toksik, goiter multinodular toksik3.
OperasiTiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroid. Indikasi operasiadalah:a.
Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obatantitiroidb. Pada
wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosisbesarc. Alergi terhadap
obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodiumradioaktif.d. Adenoma toksik atau
strauma multinodular toksike. Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih
nodulSebelum operasi biasanya pasien diberi obat antitiroid sampai eutitiroidsampai eutiroid
kemudian diberi cairan kalium yodida 100-200 mg/hari ataucairan lugol 10-14 tetes/ hari
selama 10 hari sebelum dioperasi untukmengurangi vaskularisasi pada kelenjar tiroid.4.
Pengobatan tambahana. Sekat β-adrenergikObat ini diberikan untuk mengurangi gejala dan
tanda hipertiroid. Dosisdiberikan 40-200 mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang lanjut
usiadiberik 10 mg/6 jam.b. YodiumYodium terutama digunakan untuk persiapan operasi.
Sesudah pengobatandengan yodium radiaktif dan pada krisis tiroid. Biasanya diberikan
padadosis 100-300 mg/hari.c. IpodatIpodat kerjanya lebih cepat dan sangat baik digunakan
pada keadaan akutseperti krisis tiroid kerja padat adalah menurunkan konversi T4 menjadi
T3diperifer, mengurangi sintesis hormon tiroid, serta mengurangi pengeluaranhormon dari
tiroid.d. LitiumLitium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak
jelaskeuntungannya dibandingkan dengan yodium. Litium dapat digunakan padapasien
dengan krisis tiroid alergi terhadap yodium.
12. H. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan yang dilakukan adalah :1. TSH serum
(biasanya menurun)2. T3, T4 (biasanya meningkat)3. Test darah hormon tiroid4. X-ray scan,
CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumBAB IIIASUHAN KEPERAWATANA.
Pengkajian1. Aktivitas atau istirahata. Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot
lemah,gangguankoordinasi, kelelahan beratb. Tanda : Atrofi otot2. Sirkulasia. Gejala :
Palpitasi, nyeri dada (angina)b. Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur,
peningkatantekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat,sirkulasi
kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)3. Eliminasia. Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria,
nocturia), rasa nyeri/terbakar,kesulitan berkemih (infeksi), infeksi saluran kemih berulang,
nyeri tekanabdomen, diare, urine encer, pucat, kuning, poliuria (dapat berkembangmenjadi
oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut,bau busuk (infeksi), bising
usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare).4. Integritas / Egoa. Gejala : Stress, tergantung
pada orang lain, masalah finansial yangberhubungan dengan kondisi.
13. b. Tanda : Ansietas peka rangsang5. Makanan / Cairana. Gejala : Hilang nafsu makan,
mual atau muntah, tidak mengikuti diet,peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat,
penurunan berat badanlebih dari periode beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik
(tiazid)b. Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, pembesaran
thyroid(peningkatankebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah), bau
halitosisataumanis, bau buah (napas aseton)6. Neurosensoria. Gejala : Pusing atau pening,
sakit kepala kesemutan, kelemahan pada ototparasetia, gangguan penglihatan.b. Tanda :
Disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut),gangguan memori baru
masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam(RTD menurun;koma), aktivitas kejang
( tahap lanjut dari DKA).7. Nyeri / Kenyamanana. Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri
(sedang / berat), wajah meringisdengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.8. Pernapasana.
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen(tergantung adanya
infeksi atau tidak)b. Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen
(infeksi),frekuensi pernapasan meningkat9. Keamanana. Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus
kulitb. Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnyakekuatan
umum/rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk ototpernapasan (jika kadar
kalium menurun dengan cukup tajam)10. Seksualitasa. Gejala : Rabas wanita ( cenderung
infeksi ), masalah impotent pada pria.
14. b. Tanda : Glukosa darah meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih, aseton plasmapositif
secara mencolok, asam lemak bebas kadar lipid dengan kolosterolmeningkat.B.
DiagnosaKeperawatanDiagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang
mengalamihipertiroidisme adalah sebagai berikut : Risiko tinggi terhadap penurunan curah
jantung berhubungan dengan hipertiroidtidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme,
peningkatan beban kerja jantung. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan
peningkatan kebutuhanenergi. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungandengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu
makan/pemasukan denganpenurunan berat badan). Risiko tinggi terhadap kerusakan
integritas jaringan berhubungan denganperubahan mekanisme perlindungan dari mata:
kerusakan penutupan kelopakmata/eksoftalmus. Ansietas berhubungan dengan faktor
fisiologis: status hipermetabolik. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan
kebutuhan pengobatanberhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi. Risiko tinggi
perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik,peningkatan stimulasi
SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur.
15. C. Intervensi keperawatan1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
berhubungan dengan hipertiroidtidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme,peningkatan
beban kerja jantungTujuan : Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai
dengankebutuhan tubuh, dengan kriteria :- Nadi perifer dapat teraba normal- Vital sign dalam
batas normal.- Pengisian kapiler normal- Status mental baik- Tidak ada
disritmiaIntervensi :Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri
jikamemungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadiRasional : Hipotensi umum atau
ortostatik dapat terjadi sebagai akibatdarivasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan
volume sirkulasiPeriksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang
dikeluhkanpasien.Rasional : Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen
olehotot jantung atau iskemiaAuskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak
normal (sepertikrekels)Rasional : Murmur yang menonjol berhubungan dengan curahjantung
meningkat pada keadaan hipermetabolikObservasi tanda dan gejala haus yang hebat,mukosa
membran kering, nadilemah, penurunan produksi urine dan hipotensiRasional : Dehidrasi
yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkanvolume sirkulasi dan menurunkan curah
jantungCatat masukan dan keluaran
16. Rasional : Kehilangan cairan yang terlalu banyak dapat menimbulkandehidrasi berat2.
Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhanenergiTujuan :
Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkatenergiIntervensi :o
Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas.Rasional : Nadi secara
luas meningkat dan bahkan istirahat, takikardiamungkin ditemukano Ciptakan lingkungan
yang tenangRasional : Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar
dapatmenimbulkanagitasi, hiperaktif dan insomniao Sarankan pasien untuk mengurangi
aktivitasRasional : Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolismo Berikan
tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massaseRasional : Meningkatkan
relaksasi3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungandengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan
denganpenurunan berat badan)Tujuan : Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan
kriteria :- Nafsu makan baik.- Berat badan normal- Tidak ada tanda-tanda
malnutrisiIntervensi : Catat adanya anoreksia, mual dan muntah
17. o Rasional : Peningkatan aktivitas adrenergic dapat menyebabkangangguansekresi
insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia Pantau masukan makanan setiap
hari, timbang berat badan setiap hario Rasional : Penurunan berat badan terus menerus dalam
keadaanmasukankalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap
terapiantitiroidKolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat
danvitamino Rasional : Mungkin memerlukan bantuan untuk menjaminpemasukan zat-
zatmakanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yangsesuai.4. Risiko
tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan denganperubahan mekanisme
perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopakmata/eksoftalmusTujuan : Klien akan
mempertahankan kelembaban membran mukosa mata,terbebas dari ulkusIntervensi :o
Observasi adanya edema periorbitalRasional : Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang
berlebihano Evaluasi ketajaman mataRasional : Oftalmopati infiltratif adalah akibat dari
peningkatan jaringanretroorbitao Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelapRasional :
Melindungi kerusakan korneao Bagian kepala tempat tidur ditinggikanRasional :
Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi5. Ansietas berhubungan dengan faktor
fisiologis: status hipermetabolik
18. Tujuan : Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasidengan
kriteria : Pasien tampak rileksIntervensi : Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat
ansietasRasional : Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang daninsomnia
Bicara singkat dengan kata yang sederhanaRasional : Rentang perhatian mungkin menjadi
pendek,konsentrasiberkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi
Jelaskan prosedur tindakanRasional : Memberikan informasi yang akurat yang dapat
menurunkankesalahan interpretasi Kurangi stimulasi dari luarRasional : Menciptakan
lingkungan yang terapeutik6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan
kebutuhan pengobatanberhubungan dengan tidak mengenal sumber informasiTujuan : Klien
akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya dengan kriteria: Mengungkapkan
pemahaman tentang penyakitnyaIntervensi :Tinjau ulang proses penyakit dan harapan masa
depanRasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat menentukanpilihan
berdasarkan informasiBerikan informasi yang tepatRasional : Berat ringannya keadaan,
penyebab, usia dan komplikasi yangmuncul akan menentukan tindakan
pengobatanIdentifikasi sumber stressRasional : Faktor psikogenik seringkali sangat penting
dalammemunculkan/eksaserbasi dari penyakit iniTekankan pentingnya perencanaan waktu
istirahatRasional : Mencegah munculnya kelelahanBerikan informasi tanda dan gejala dari
hipotiroid
19. Rasional : Pasien yang mendapat pengobatan hipertiroid besar kemungkinanmengalami
hipotiroid yang dapat terjadi segera setelah pengobatan selama 5tahun kedepan7. Risiko
tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik,peningkatan
stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidurTujuan : Mempertahankan
orientasi realitas umumnya, mengenali perubahandalam berpikir/berprilaku dan faktor
penyebab.Intervensi :Kaji proses pikir pasien seperti memori, rentang perhatian, orientasi
terhadaptempat, waktu dan orangRasional : Menentukan adanya kelainan pada proses
sensoriCatat adanya perubahan tingkah lakuRasional : Kemungkinan terlalu waspada, tidak
dapat beristirahat,sensitifitasmeningkat atau menangis atau mungkin berkembang menjadi
psikotik yangsesungguhnyaKaji tingkat ansietasRasional : Ansietas dapat merubah proses
pikirCiptakan lingkungan yang tenang,turunkan stimulasi lingkunganRasional : menurunan
stimulasi eksternal dapat menurunkanhiperaktifitas/refleks, peka rangsang saraf, halusinasi
pendengaranOrientasikan pasien pada tempat dan waktuRasional : Membantu untuk
mengembangkan dan mempertahankankesadaranpada realita/lingkunganAnjurkan keluarga
atau orang terdekat lainnya untuk mengunjungi klien.Rasional : Membantu dalam
mempertahankan sosialisasi dan orientasi pasien.Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
seperti sedatif/tranquilizer, atauobat anti psikotik.
20. Rasional : Meningkatkan relaksasi,menurunkan hipersensitifitassaraf/agitasiuntuk
meningkatkan proses pikir.D. ImplementasiSetelah rencana tindakan keperawatan disusun
secara sistemik. Selanjutnya rencanatindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang
nyata dan terpadu gunamemenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan.E.
EvaluasiHasil yang diharapkan adalah :1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang
adekuat sesuai dengan kebutuhantubuh2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang
peningkatan tingkat energi3. Klien akan menunjukkan berat badan stabil4. Klien akan
mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dariulkus5. Klien akan
melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi6. Klien akan melaporkan
pemahaman tentang penyakitnya7. Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali
perubahan dalamberpikir/berprilaku dan faktor penyebaran.
21. BAB IVPENUTUPA. KesimpulanTiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi
di otak, disebutpituitari.Pada gilirannya,pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang
beredardalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari)
dansebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus,juga suatu bagian
dariotak.pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid
yangberlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringantiroid
(yodium radioaktif,tiroidektomi subtotal).B. SaranDari penyakit ini, dapat dihindarkan
dengan cara tidak stress, tidak merokok,tidak mengkonsumsi obat-obatan sembarangan dan
tidak mengkonsumsi yodiumsecara berlebihan karena dapat terjadi radiasi pada leher dan
organism-organismedapat menyebabkan infeksi karena ada virus.
22. DAFTAR PUSTAKA1. Mansjoer Arif,dkk.2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid
I.Jakarta : Media Aesculapius2. Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA.
Jakarta : Prima Medikal.3. Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-
Louis.4. Anonim. 2008. Hipertiroidisme. http://www.medica store.com5. Anonim. 2008.
Mengenal Tiroid. http://www.demomedical.com6. Carpenito, Linda Juall. 2001. Diagnosa
Keperawatan. Jakarta : EGC.
WOC
HIPERTIROIDISM
EPenyakit
Graves,Goiter
Toksikan,
danetiologi
lainnyaKelenjar
tiroidmembesar 2-
3kali dari
normalHiperplapsia
danlipatan sel-sel
folikelmasuk
kedalam folikelSel
Folikel >
KelenjarSekresi sel
5-15 kaliTSIcAMP
dalamsel
teraktivasiTSH
HIPERTIROIDISM
E
Kehilangan
pengontrolannormal
sekresi
hormonHipermetabo
lisme dan
peningkatan kerja
saraf
simpatikPeningkata
n
prosesglukoneogene
Sel-sel bekerjalebih
kerasiribilitasPembe
ntukanglukosa dari
lemakPeningkatank
ebutuhan
nutrisiPeningkatanp
engeluaranenergi
tubuh
Ansietas
Gelisahkarenarenca
napembedahanReak
si
inflamasiautoimun
yangmengenai
daerah jaringan
orbitaldan otot-
ototextramokuler
KelelahanPerubahan
nutrisi kurangdari
kebutuhan tubuh
Penurunanpenyimpa
nan
lemakEksopthalamu
sPerubahanfisiologi
k
danpeningkatanstim
ulasi SSP
Resti
terhadapkerusakanin
tegritas jaringan
KesulitantidurBola
mataterdesak keluar
Restipenurunancura
h jantung
Takikardidan
palpitasiPercepatana
ktivitasmentalTiroid
ektomi
Resiko
tinggiperubahan
proses fikir
Hematomi atau
cederapada saraf
laringeusLuka insisi
anveksi
Pola nafastidak
efektif
Edema
glotisSulitbernafas
Kerusakan
komunikasi
Cedera pita suara
Nyeri akut
Mudah terpapar
organisme
Resikoinfeksi

Anda mungkin juga menyukai