Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik

: Hipertiroid Kongenital

Sasaran

: Mahasiswa

Hari/tanggal : Kamis, 12 Mei 2016


Waktu

: 30 menit

Tempat

: Kampus Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.

I.

Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan mahasiswa dapat
memahami tentang masalah Hipertiroidisme sesuai dengan yang dijelaskan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan mahasiswa
mampu :

II.

a.

Menjelaskan pengertian Hipertiroid Kongenital

b.

Dapat mengerti jenis-jenis Hipertiroid Kongenital

c.

Dapat mengerti Penyebab Hipertiroid kongenital


Pokok Bahasan

Sistem Endokrin (Hipertiroid Kongenital)


III.

Sub Pokok Bahasan


1. Menjelaskan pengertian Hipertiroid Kongenital
2. Menjelaskan jenis-jenis Hipertiroid Kongenital
3. Menjelaskan Penyebab Hipertiroid Kongenital

IV.

Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab

V.

Media
a. Power Point
b. Leaflet

VI.
No.

Mekanisme Kegiatan
Waktu

5 menit

10 menit

10 menit

5 menit

Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan :
Memberi salam dan perkenalan
Kontrak waktu
Menjelaskan topik dan tujuan
pembahasan

Kegiatan Peserta
Menjawab salam
Mendengarkan dan memperhatikan

Penyajian :
Mendengarkan dan memperhatikan
Menjelaskan materi tentang :
Menjelaskan tentang Hipertiroid
Kongenital
Sesi tanya jawab :
Memberikan kesempatan untuk
bertanya
Menjawab pertanyaan

Mengajukan pertanyaan yang


belum difahami

Penutup :
Mendengarkan dan menjawab
1. Melakukan
evaluasi
dengan pertanyaan
memberikan pertanyaan
2. Menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
3. Memberi kesempatan kepada peserta
untuk bertanya kembali jika kurang
jelas
4. Mengucapkan salam penutup

VII. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Apakah pengorganisasian sudah sesuai dengan pelaksanaan ?
b. Evaluasi Proses
Apakah waktu awal penyuluhan sampai akhir penyuluhan sudah sesuai
pelaksanaan ?
c. Evaluasi Hasil
Apakah audience dapat mengerti materi yang telah disajikan ?
VII.

Referensi
Engram, Barbara. (2010). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta ; EGC
Mansjoer Arif,dkk.2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I.Jakarta : Media
Aesculapius
Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis
Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta :
Prima Medikal

MATERI PENYULUHAN

A. Definisi Hipertirod
Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis
akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu
aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium
radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi
intensitas fungsinya).
Kelenjar tiroid adalah subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dan
dilepaskan kedalam aliran darah. Hormon tiroid saling berinteraksi dengan
hampir seluruh sel tubuh, yang menyebabkan sel tubuh untuk meningkatkan
aktivitas metabolisme mereka. Kelainan banyaknya hormon tiroid ini yang
secara khas mempercepat metabolisme tubuh. Metabolisme adalah proses
kimia dan fisika yang menciptakan unsur dan menghasilkan energi yang
diperlukan untuk fungsi sel, pertumbuhan dan divisi.
Hipertiroid atau Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan.
Pilihan lainnya adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau
pemberian yodium radiaktif. Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Agar bekerja sebagaimana mestinya, kelenjar tiroid memerlukan sejumlah
kecil yodium : Jumlah yodium yang berlebihan bisa menurunkan jumlah
hormon yang dibuat dan mencegah pelepasan hormon tiroid. Karena itu untuk
menghentikan pelepasan hormon tiroid yang berlebihan, bisa diberikan yodium
dosis tinggi. Pemberian yodium terutama bermanfaat jika hipertirodisme harus
segera dikendalikan (misalnya jika terjadi badai tiroid atau sebelum dilakukan
tindakan pembedahan). Yodium tidak digunakan pada pengobatan rutin atau
pengobatan jangka panjang. Propiltiourasil atau metimatol merupakan obat

yang paling sering digunakan untuk mengobati hipertiroidisme. Obat ini


memperlambat fungsi tiroid dengan cara mengurangi pembentukan hormon
tiroid oleh kelenjar. Kedua obat tersebut diberikan per-oral (ditelan), dimulai
dengan dosis tinggi. Selanjutnya disesuaikan dengan hasil pemeriksaan darah
terhadap hormon tiroid.
Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan gejala
hipertiroid. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita setelah
melahirkan, yang beberapa bulan kemudian timbul gejala hipotiroid. Sebagian
besar akan pulih kembali menjadi normatiroid. Setelah pengobatan dengan
radiasi yodium radiaktif, atau setelah tindakan beda, jaringan tiroid menjadi
tidak berdungsi atau terambil semua oleh operasi mata akan timbul gejala
hipotiroid.
Obat-obatan beta bloker (misalnya prapanolol) membantu mengendalikan
beberapa gejala Hipertiroid. Obat ini efektif dalam memperlambat denyut
jantung yang cepat, mengurangi gemetar dan mengendalikan kecemasan. Beta
broker terutama bermanfaat dalam mengatasi badai tiroid dan penderita yang
dikendalikan oleh obat lain. Sebagian besar pemakaian yodium radiaktif pada
akhirnya menyebabkan hipotiroidlisme sekitar 25% penderita mengalamai
hipoteroidisme dalam waktu 1 tahun setelah pemberian radioaktif.
Pada riroldektomi, kelenjar tiroid diangkat melalui pembedahan. Pembedahan
merupakan terapi pilihan bagi penderita muda, penderita yang gondoknya
sangat besar, penderita yang alergi, terhadap obat atau mengalami efek
samping

akibat

obat.

Setelah

menjalani

pembedahan,

bisa

terjadi

hipotiroidisme kepada penderita ini diberikan terapi salih hormon sepanjang


hidupnya.

C. Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai
tiga kali dari ukuran normal, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatanlipatan sel-sel folikel ke salam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih
meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga,
setiap sel meningkatkan kecepatan 5-15 kali lebih besar dari pada normal.
Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu
yang menyerupai TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody
immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin),
yang berkaitan dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut
merangsang aktivasi CAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah
hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme konsentrasi TSI
meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada
kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya
berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh
TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis
anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon hingga
diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori
kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka
hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat
peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses
metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme
mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung
tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya
tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga
penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardia atau
diatas normal juga merupakan salah satu efek hormone tiroid pada system

kardiovaskular. Eksopthalamus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi


autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler,
akibatnya bola mata terdesak keluar.
D. Manifestasi klinis
Hipertiroid pada penyakit graves adalah akibat antibodi reseptor TSH yang
merangsng aktivitas tiroid, sedang pada goiter multimodular toksik
berhubungan dengan autonomi tiroid itu sendiri.
Perjalanan penyakit hipertiroid biaanya perlahan-lahan dalam beberapa bulan
sampai beberapa tahun. Manifestasi klinis yang paling sering adalah penurunan
berat badan, kelelahan, tremor : gugup berkeringat banyak, tidak tahan panas,
palpasi dan pembesaran tiroid.
E. Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai
penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan
keduanya. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran
kadar TH dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif
dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan
memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
1. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan
penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya
turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya
adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam
peredaran darah yaitu tyroid stimulating.

Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO)


dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres,
merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif
terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar
hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak
tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit
menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat
banyak.
2. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu
atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu
tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang
berlebihan.
3. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan
kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat
tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan
menurunkan badan hingga timbul efek samping.
4. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan,
sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
5. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca
persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan
kemudian keluar gejala hpotiroid.
6. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini
biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan
kelenjar tiroid.

F. Tanda dan Gejala Hipertiroid


Hipertiroid mempunyai tanda dan gejala yang bervariasi yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Banyak keringat
Tidak tahan panas
Sering BAB, kadang diare
Jari tangan gementar (tremor)
Nervus, tegang, gelisah, cemas,
mudah tersinggung
6. Jantung berdebar cepat
7. Haid menjadi tidak teratur
8. Bola mata menonjol dapat
disertai dengan penglihatan ganda
9. Denyut nadi tidak teratur
terutama pada usia diatas 60 th
10. Tekanan darah meningkat

1. Denyut nadi cepat, seringkali


>100x/menit
2. Berat badan turun, meskipun
banyak makan rasa capai
3. Otot lemas, terutama lengan atas
dan paha
4. Rambut rontok
5. Kulit halus dan tipis
6. Pikiran sukar konsentrasi
7. Kehamilan
sering
berakhir
dengan keguguran
8. Terjadi perubahan pada mata
bertambahnya pembentukan air
mata, iritasi dan peka terhadap
cahaya

G. Komplikasi
Komplikasi tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar
tiroid, yang terjadi secara tiba-tiba. Badai tiroid bisa menyebabkan :
1. Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan
2. Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa
3. Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
4. Pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan
Badal tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan
memerlukan tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa
menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal
(aritmia) dan syok. Badal tiroid biasanya terjadi karena hipertiroid tidak
diobati atau karena pengobatan yang tidak adekuat dan bisa dipicu oleh :
-

Infeksi
Pembedahan
Stress

Diabetes yang kurang terkendali


Ketakutan
Kehamilan atau persalinan

H. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroid adalah produksi hormon (obat anti tiroid) atau
merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi sub total)
1. Obat antitiroid
Digunakan dengan indikasi :
a. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang
menetap pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan
tirrotoksikosis.
b. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan,
atau sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
c. Persiapan tiroidektomi
d. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
e. Pasien dengan krisis tiroid
Obat antitiroid yang sering digunakan :
Obat
Karbimatol
Metimazol
Propiltiourasil

Dosis awal (mg/hari)


30 60
30 60
300 600

Pemeriksaan (mg/hari)
5 20
5 20
50 200

Obat-obatan ini umumnya diberikan sekitar 18 24 bulan. Pada pasien


hamil biasanya diberikan propil tiourasil dengan dosis serendah mungkin
yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Pada masa laktasi juga diberikan
propiltiourasil karena hanya sedikit sekali yang keluar dari air susu ibu,
oasis yang dipakai 100-500 mg tiap 8 jam.
2. Pengobatan dengan yodium radioaktif
Indikasi pengobatan dengan yodium radiaktif diberikan pada :
a. Pasien umur 35 tahun atau lebih
b. Hipertiroid yang kambuh sesudah di operasi
c. Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid

d. Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat antitiroid


e. Adenoma toksik, goiter multinodular toksik
3. Operasi
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroid. Indikasi operasi
adalah :
a. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap
obat antitiroid
b. Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid
dosis besar
c. Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium
radioaktif.
d. Adenoma toksik atau strauma multinodular toksik
e. Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
Sebelum operasi biasanya pasien diberi obat antitiroid sampai eutitiroid
sampai eutiroid kemudian diberi cairan kalium yodida 100-200 mg/hari
atau cairan lugol 10-14 tetes/ hari selama 10 hari sebelum dioperasi untuk
mengurangi vaskularisasi pada kelenjar tiroid.
4. Pengobatan tambahan
a. Sekat -adrenergik
Obat ini diberikan untuk mengurangi gejala dan tanda hipertiroid.
Dosis diberikan 40-200 mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang
lanjut usia diberik 10 mg/6 jam.
b. Yodium
Yodium terutama digunakan untuk persiapan operasi. Sesudah
pengobatan dengan yodium radiaktif dan pada krisis tiroid. Biasanya
diberikan pada dosis 100-300 mg/hari.
c. Ipodat
Ipodat kerjanya lebih cepat dan sangat baik digunakan pada keadaan

akut seperti krisis tiroid kerja padat adalah menurunkan konversi T4


menjadi T3 diperifer, mengurangi sintesis hormon tiroid, serta
mengurangi pengeluaran hormon dari tiroid.
d. Litium
Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak jelas
keuntungannya dibandingkan dengan yodium. Litium dapat digunakan
pada pasien dengan krisis tiroid alergi terhadap yodium.
I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan adalah :
1. TSH serum (biasanya menurun)
2. T3, T4 (biasanya meningkat)
3. Test darah hormon tiroid
4. X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)

Anda mungkin juga menyukai