Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

MIGRAIN
A. DEFINISI

Migren adalah gejala kompleks yang mempunyai karakteristik pada

waktu dari serangan sakit kepala berat yang berulang-ulang.


Migren merupakan salah satu bentuk sakit kepala yang disebabkan
oleh gangguan pembuluh darah. (Keperawatan Medikal Bedah,)
Migren adalah nyeri kepala berulang yang idiopatik, dengan serangan
nyeri yang berlangsung 4-27 jam, biasanya sesisi,sifatnya berdenyut,
intensitas nyeri sedang-berat, di perhebat oleh aktivitas fisik rutin, dapat
disertai nausea,fotofoia dan fonofobia. Migern dapat terjadi pada anakanak dengan lokasi nyeri lebih sering bifrontal. (Kapita selekta,edisi
ketiga,jilid 2,2000)
Migren merupakan suatu kondisi yang kronis dan kumat-kumatan.

B. ETIOLOGI

Penyebab migren tidak di ketahui jelas, tetapi ini dapat menyebabkan

oleh gangguan vascular primer yang biasanya banyak terjadi pada


wanita dan mempunyai kecenderungan kuat dalam keluarga. Sakit kepala
migren juga disebabkan oleh terjadinya suatu kombinasi antara
vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dan dilepaskannya suatu zat
kimia dari serat serat saraf yang menyelimuti pembuluh darah tersebut.
Saat migren menyerang, arteri temporal (arteri yang berjalan disekitar
pelipis) akan melebar. Pelebaran ini akan menyebabkan terjadinya
peregangan pada serat saraf disekitar arteri sehingga merangsang serat
saraf ini melepaskan zat kimia. Zat ini akan menyebabkan terjadinya
peradangan, dan rasa sakit kepala sebelah (migren) yang luar biasa.
Berbagai factor dapat memicu serangan migren ditentukan oleh
adanya defek biologis herediter pada system saraf pusat. Antara lain :
a. Hormonal
Fluktuasi hormone merupakan factor pemicu. adanya glukosa
meningkat 14% wanita hanya mendapat serangan selama haid.

Serangan migren berkurang selama kehamilan karena kadar estrogen


yang relative tinggi dan konstan, sebaliknya minggu pertama
porspartum, 14 % pasien mengalami serangan yang hebat karena
turunnya kadar ekstradion. Pemakaian pil kontrasepsi juga
menyebabkan frekuensi serangan migren.
b. Menopause
Umumnya nyeri kepala migren akan meningkatkan frekuensi dan
berat ringannya pada saat menjelang menopause. Tetapi , beberapa
kasus membaik setelah menopause. Terapi hormonal dengan estrogen
dosis rendah dapat diberikan untuk mengatasi serangan migren pasca
menopause.
c. Makanan.
Berbagai makanan / zat dapat memicu timbulnya serangan migren.
Pemicu migren tersering adalah alcohol berdsasarkan efek
vasodilatasinya dimana anggur merang dan bir merupakan pemicu
yang kuat. Makanan yang mrngandung tiramin, yang berasal dari
asam amino tiroksin, seperti keju, makanan yang diawetkan atau
diragi, hati, anggur merah, yogurt,dll. Makan lain yang pernah
dilaporkan dapat mencetuskan migren adalah coklat (karena
mengandung feniletilamin) telur,
kacang,bawang,pizza,alpokat,pemanis buatan (aspartame),
jeruk,pisang,daging babi,kopi,dan coca cola yang berlebihan.
d. Monosodium Glutamat
Adalah pemicu migren yang sering terjadi yaitu nyeri kepala yang
disertai kecemasan , pusing,parastesia dan tangan, serta nyeri perut
dan nyeri dada.
e. Obat-obatan
Seperti Nitrogliserin, nifedipin sublinguar, isosorbin-dinitrat, tetrasiklin,
vitamin A dosis tinggi, fluoksetin dll.
f. Lingkungan
Perubahan lingkungan dalam tubuh yang meliputi fluktuasi hormone
pada siklus haid dan perubahan hormonal bangun tidur dapat
menimbulkan serangan akut migren. Perubahan lingkungan eksternal

meliputi cuaca, musim, tekanan udara, ketinggian dari permukaan


laut, dan terlambat makan.
g. Rangsangan Sensorik
Cahaya yang berkedap-kedip, cahaya silau, cahaya matahari yang
terang, atau bau farfum, zat kimia pembersih, rokok, sura bising dan
suhu yang ekstrim.

C. PATOFISIOLOGI
Tanda dan gejala adanya migren pada serebral merupakan hasil dari
derajat iskemia kortikal yang bervariasi. Serangan yang khas di mulai
dengan vasokontriksi arteri kulit kepala dan pembuluh-pembuluh darah
retina dan serebral. Pembuluh-pembuluh darah ekstrakranial dan
intracranial mengalami dilatasi, yang menyebabkan nyeri dan
ketidaknyamanan. Penelitian menyatakan bahwa dilatasi arteri
menyebabkan hiperpermeabel dan yang mensterilkan radang local,yang
menyebabkab nyeri di sekitarnya dan dilatasi arteri. Keadaan ini
bertujuan untuk mengaktifkan zat-zat yang ada pada pembuluh darah
(histamine,serotin,plasmokinin) yang berpartisipasi dalam membersihkan
reaksi inflamasi.
Serangan migren umumnya akan mengaktifkan saraf simpatis. Yang
dimaksud dengan saraf simpatis adalah saraf yang menjadi bagian dari
sistem saraf manusia yang bertugas untuk mengendalikan respon tubuh
terhadap stress dan nyeri. Peningkatan aktifitas saraf simpatis pada usus
akan menyebabkan rasa mual, muntah dan diare. Aktifitas simpatis juga
akan menyebabkan lambatnya pengosongan lambung yang
mengakibatkan penyaluran obat ke usus halus untuk diserap juga akan
terhambat. Hambatan penyerapan obat inilah yang menjadi masalah bagi
penderita migren bila diberikan obat secara oral. Peningkatan aktifitas
simpatis juga akan menurunkan aliran darah sehingga kulit akan tampak
pucat dan dingin. Peningkatan aktifitas saraf ini juga akan menyebabkan
terjadinya peningkatan sensitifitas terhadap cahaya dan suara.

Terdapat berbagai teori yang menjelaskan terjadinya migren. Teori


vaskular, adanya gangguan vasospasme menyebabkan pembuluh darah
otak berkonstriksi sehingga terjadi hipoperfusi otak yang dimulai pada
korteks visual dan menyebar ke depan. Penyebaran frontal berlanjuta dan
menyebabkan fase nyeri kepala dimulai. Teori cortical spread depression,
dimana pada orang migrain nilai ambang saraf menurun sehingga mudah
terjadi eksitasi neuron lalu berlaku shortlastingwave depolarizationol eh
pottasium-liberating depression (penurunan pelepasan kalium) sehingga
menyebabkan terjadinya periode depresi neuron yang memanjang.
Selanjutnya, akan terjadi penyebaran depresi yang akan menekan
aktivitas neuron ketika melewati korteks serebri. Teori Neovaskular
(trigeminovascular), adanya vasodilatasi akibat aktivitas NOS dan
produksi NO akan merangsang ujung saraf trigeminus pada pembuluh
darah sehingga melepaskan CGRP (calcitonin gene related). CGRP akan
berikatan pada reseptornya di sel mast meningens dan akan merangsang
pengeluaran mediator inflamasi sehingga menimbulkan inflamasi neuron.
CGRP juga bekerja pada arteri serebral dan otot polos yang akan
mengakibatkan peningkatan aliran darah. Selain itu, CGRP akan bekerja
pada post junctional site second order neuron yang bertindak sebagai
transmisi impuls nyeri.
D. KLASIFIKASI
Secara umum migren dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Migren dengan aura
Migren dengan aura disebut juga sebagai migren klasik. Diawali dengan adanya
gangguan pada fungsi saraf, terutama visual, diikuti oleh nyeri kepala unilateral, mual,
dan kadang muntah, kejadian ini terjadi berurutan dan manifestasi nyeri kepala biasanya
tidak lebih dari 60 menit yaitu sekitar 5-20 menit.
2. Migren tanpa aura
Migren tanpa aura disebut juga sebagai migren umum. Sakit kepalanya hampir
sama dengan migren dengan aura. Nyerinya pada salah satu bagian sisi kepala dan
bersifat pulsatil dengan disertai mual, fotofobia dan fonofobia. Nyeri kepala berlangsung
selama 4-72 jam.

E. MANIFESTASI KLINIS
Migren merupakan suatu kondisi yang khronis dan kumat kumatan.
Sebagian besar serangan migren juga disertai dengan sakit kepala yang
lain. Sakit kepala migren sering digambarkan sebagai sebuah sakit
kepala yang hebat, berdenyut dan menyerang kepala pada satu sisi.
Kadang kadang sakit dirasakan di dahi, sekitar mata dan dibelakang
kepala sehingga mengaburkan gejala dengan sakit kepala yang lain.
Walau sebagian besar migren menyerang pada satu sisi kepala, namun
sering juga dijumpai gejala migren pada kedua sisi kepala. Sisi kepala
yang terserang migren pun sering bergantian pada setiap kali serangan.
Hati-hati bila sisi kepala yang terserang selalu sama, kemungkinan lain
adalah terjadinya suatu tumor otak. Penderita migren sering tersiksa
dalam melakukan aktifitas sehari hari terutama saat serangan terjadi.
Gejala lain yang menyertai migren antara lain, mual, muntah, diare,
wajah pucat, kaki tangan dingin, serta penderita akan sensitif terhadap
cahaya dan suara. Akibat terjadinya peningkatan sensitifitas terhadap
cahaya dan suara maka penderita migren harus berbaring di ruangan
yang sepi dan gelap. Serangan migren biasanya akan mereda dalam 4
sampai 72 jam.
Hampir 70% memiliki riwayat migren dalam keluarga. Sebagian besar
wanita. Serangan pertama migren biasanya di mulai saat remaja dan
dewasa muda, kemudian cenderung berkurang pada usia decade ke 5
dan 6. Biasanya terdapat factor memicu. Umumnya pasien memiliki
kepribadian yang perfeksionis,kaku,dan impulsive.
Gambaran klinis migren biasanya berupa nyeri kepala berdenyut yang
bersifat unilateral tetapi dan bilateral atau berganti sisi. Serangan migren
umumnya 2-8 kali per bulan, lamanya sekali serangan antara 4-24 jam
atau isa lebih lama, intensitas nyeri sedang-berat, gejala penyerta antara
lain,: mual, muntah, fotofobia, dan / atau fonofobia,wajah pucat, vertigo,
tinnitus, iritabel. Pada migren dengan aura, gejala prodromalnya adalah
skotomata.teikopsia(spekta

fortifikasi),

fotofobia

(kilatan

cahaya)

parestesia serta halusinasi visual kehabisan tenaga, rasa lelah, sangat


lapar dan rasa gugup / gelisah.
Sakit kepala sering muncul pada saat bangun tetapi hal ini dapat terjadi
sewaktu-waktu.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT Scan, menjadi mudah dijangkau sebagai cara yang mudah dan aman untuk
menemukan abnormalitas pada susunan saraf pusat.
2. MRI Scan, dengan tujuan mendeteksi kondisi patologi otak dan medula spinalis dengan
menggunakan tehnik scanning dengan kekuatan magnet untuk membuat bayangan
struktur tubuh.
3. Fungsi lumbal, dengan mengambil cairan serebrospinalis untuk pemeriksaan. Hal ini
tidak dilakukan bila diketahui terjadi peningkatan tekanan intrakranial dan tumor otak,
karena penurunan tekanan yang mendadak akibat pengambilan CSF (cerebrospinal fluid).

G. PENATALAKSANAAN
a. NON-MEDIK
Terapi abortif
Para penderita migren pada umumnya mencari tempat yang tenang dan gelap
pada saat serangan migren terjadi karena fotofobia dan fonofobia yang dialaminya.
Serangan juga akan sangat berkurang jika pada saat serangan penderita istirahat atau
tidur.
Terapi profilaktif
Pasien harus memperhatikan pencetus dari serangan migren yang dialami, seperti
kurang tidur, setelah memakan makanan tertentu misalnya kopi, keju, coklat, MSG,
akibat stress, perubahan suhu ruangan dan cuaca, kepekaan terhadap cahaya terang,
kelap kelip, perubahan cuaca, dan lain-lain. Selanjutnya, pasien diharapkan dapat
menghindari faktor-faktor pencetus timbulnya serangan migren. Disamping itu, pasien
dianjurkan untuk berolahraga secara teratur untuk memperlancar aliran darah.

KONSEP KEPERAWATAN
MIGRAIN

A. PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
b. Riwayat Penyakit
c. Aktivitas / Istirahat
Letih, lelah, malaise, ketegangan mata, insomnia, bangun pada pagi
hari disertai nyeri kepala, aktivitas kerja.
d. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, hipertensi, denyutan vaskuler (misl. Di daerah
temporal), pucat, wajah tampak kemerahan.
e. Integritas Ego
Factor-faktor stress emosional, ansietas, perasaan ketidak mampuan.
f. Makanan/Cairan
Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri), penurunan berat badan.
g. Neurosensori
Pening, tidak mampu konsentrasi, riwayat kejang, cedera kepala yang
baru terjadi, trauma, stroke, epistaksis, parestesia, perubahan dalam
pola bicara, papiledema.
h. Nyeri/Kenyamanan

Nyeri yang dirasakan mungkin menyeluruh atau unilateral, kedutan


kuat, mungkin dimulai pada sekeliling mata dan/atau menyebar kedua
mata, pucat pada daerah wajah, gelisah.
i. Keamanan
Riwayat alergi, demam, gangguan cara berjalan, parastesia,paralisis,
drainase nasal purulen.
j. Interaksi social
Perubahan dalam tanggung jawab peran

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d stress dan ketegangan, peningkatan intracranial
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak
mampuan dalam memasukan, mmencerna, mengabsorbsi, makanan
karena factor biologi, psikologi.
3. Gangguang pola tidur b/d nyeri kepala
4. Kurang pengetahuan b/d kurangnya paparan informasi
C. INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut

Tujuan
Intervensi
NOC : Kontrol nyeri Setelah NIC : Manajemen nyeri

berhubungan dilakukan tindakan keperawatan Aktifitas :


dengan stress dan selama 3 x 24 jam nyeri pasien 1.
berkurang dengan indikator :

ketegangan,
peningkatan

- Klien

menyatakan

berkurang/

intracranial

hilang

2.

nyeri
dengan

intensitas

n teknik non farmakologi

2.

Resiko
ketidakseimbangan

skala

nyeri

durasi,
serta

faktor

pencetus nyeri.
3.

Menggunaka
n

observasi

karakteristik,

Menggunaka

Lakukan

terhadap nyeri meliputi skala,

skala 0
-

Monitor vital sign

Observasi respon non


verbal klien

untuk 4.

Berikan

lingkungan

mengidentifikasi tingkat nyeri


yang nyaman
Setelah dilakukan tindakan Nutrition management
keperawatan selama 3x24 jam

1. Kaji

adanya

alergi

pada

nutrisi kurang dari diharapkan


kebutuhan

pasien

dapat

tubuh meningkatkan status nutrisinya

makanan pada pasien .


2. Beri tambahan pemsukan zat

berhubungan dengan dengan kriteria hasil:

hidrat

ketidakmampuan

vitamin c.

memasukkan
mencerna

Nutrition status
/
dan

dngan

mengabsorbsi
makanan

Intake

nutrisi

baik

proporsi

yang

Tingkat energi pasien

Nafsu

makan

3.

Gangguan

berserat

tinggi

4. Beri makanan yang berwarna


5. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah

Intake makanan dan

kalori

Tidak

dan

nutrisi

yang

dibutuhkan klien.
terjadi

penurunan berat badan.


Setelah dilakukan tindakan Sleep enchanment(1850)

Pola tidur b/d Nyeri keperawatan selam x24 jam,


kepala

makanan

bertambah .
cairan bertambah.

pemasukan

cerah,bersih dan lembut.

meningkat

3. Pastikan

dan

untuk mencegah konstipasi.

seimbang

arang,protein

diharapkan

pasien

meningkatkan

kualitas

dapat

tdur pasien dan jumlah

tidur

waktu tidur.

dengan criteria hasil :

Sleep (0004)

Monitor / laporkan pola

Berikan

kenyamanan

seperti

pijatan,

Pasien tidur 7-8 jam

pergantian

sehari

sentuhan afektif.

Pasien

dapat

dengan

nyenyak(tidak

posisi

dan

tidur Pain management(1400)

Kaji secara komprehensif

terbangun saat tidur)

tentang nyeri meliputi

Pasien

lokasi,

merasa

lebih

karakteristik,

segar

kualitas berat nyeri dan

Pasien tidur teratur

faktor prespitasi.

Pasien bangun tidur pada


waktunya

Berikan analgetik sesuai


anjuran.

Tanda-tanda vital dalam Analgetic administrator(2210)


rentang normal

Cek

instruksi

dokter

tentang jenis obat dosis


dan frekuenzi.

Cek

adanya

riwayat

alergi obat.

Berikan analgesic tepat


waktu

terutama

nyeri hebat.

saat

4.

Kurang
pengetahuan

Setelah

dilakukan

tindakan Anxiety reduction(5820)

b/d keperawatan selama x 24 jam

keterbatasan paparan diharapkan pola koping pasien


informasi

efektif dengan kreteria hasil:

Sensasi

verbal

dengan

nyeri

sesuai yang dilakukan


pasien

sehubungan
penyakit

pasien

untuk

menentukan bagaimana

gaya

menyelesaikan masalah

hidupnya

sesuai

Instruksikan

pasien

Pasien

mampu

untuk

beradaptasi

dengan

teknik relaksasi.

penggunaan

Bantu

pasien

perkembangannya

mengidentifikasi situasi

Pasien

yang

mampu

menggunakan dukungan
sosial yang ersedia
Pasien

menimbulkan

kecemasan.

melaporkan

Ciptakan
atmosphere

berkurangnya tanda fisik

memfasilitasi

stress

kepercayaan

Pasien

melaporkan

berkurangnya

pikiran

negative

Bantu

Pasien mampu merubah

perubahan

pasien

perubahan yang terjadi

kebutuhannya saat ini.

Bantu
mengantisipasi

dan

pengobatan

harapan yang realistis

Pasien mampu mencari


informasi

informasi

pasien

berkurang

Lengkapi
denganharapan

menampakkan

ketenangan

untuk mendekati pasien

Coping(1302)

Gunakan

Pasien

Temani

peningkatan
kenyamanan psikologis

yang

untuk

meningkatkan
keamanan

melaporkan

pasien

sebuah

dan

mengurangi ketakutan.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah, EGC,
Jakarta.

Barbara C Long, 1996, Perawatan Medikal Bedah, Yayasan Ikatan Alumni


Pendidikan Keperawatan Padjajaran, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai