Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP

MENGELUARKAN BENDA ASING

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

1. Nur Rahmawati Santi ( P1337420316039 )


2. Wahyu Astri Priambada ( P1337420316040 )
3. Moh Noor Aufal M ( P1337420316041 )
4. Devith Ayunda S.C ( P1337420316042 )
5. Dwi Octaviani ( P1337420316043 )
6. Dyah Retno U ( P1337420316044 )
7. Dewi Rosawati ( P1337420316045 )
8. Uswatun Chasanah ( P1337420316046 )
9. Ulfatul Vaisyah ( P1337420316047 )

Kelas : 3 Reguler A

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI D III KEPERAWATAN PEKALONGAN

2017/2018
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat & hidayah-Nya kepada hambanya telah mampu menyelesaikan makalah
yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Askep Mengeluarkan Benda Asing”.

Dalam menulis makalah ini, alhamdulillah tim kelompok kami tidak


mendapat kendala, sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik. Selain itu tim
kelompok juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
bekerjasama dengan baik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Di sini saya juga sampaikan, jika dalam penulisan makalah ini terdapat
hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang hati
menerima masukan, kritikan, & saran dari pembaca yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang di harapkan penulis dapat di
capai dengan sempurna, Amin.

Pekalongan, 15 Agustus 2018

Tim Kelompok
II

Daftar Isi

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
3. Tujuan ..................................................................................................... 1
4. Manfaat Penulisan .................................................................................. 1
5. Metode Penulisan .................................................................................. 1
6. Sumber Data ............................................................................................ 1
BAB II Isi .......................................................................................................... 2
1. Definisi Syok Hipoglikemi
2. Etiologi Syok Hipoglikemi
3. Faktor Resiko Syok Hipoglikemi
4. Manifestasi Syok Hipoglikemi
5. Patofisiologi Syok Hipoglikemi
6. Gambaran pathways Syok Hipoglikemi
7. Klasifikasi dari Syok Hipoglikemi
8. Bagaimana Penatalaksanaan dari Syok Hipoglikemi
9. Bagaimana Pengobatan dari Syok Hipoglikemi
10. Konsep Asuhan keperawatan pasien Syok Hipoglikemi
11. Kasus Asuhan keperawatan pasien Syok Hipoglikemi
BAB III Pembahasan
BAB IV Penutup .............................................................................................. 16
1. Simpulan ................................................................................................. 16
Daftar Pustaka .................................................................................................. IV
BAB I
Pendahuluan

1. Latar Belakang

Benda asing merupakan benda yang berasal dari luar tubuh yang dalam
keadaan normal tidak ada. Kadang – kadang benda dapat masuk dengan
sengaja atau sengaja. Kemasukan benda asing adalah keadaan darurat dimana
bagian tubuh seperti mata, hidung, telinga dan mulut secara tidak sengaja
(tidak diinginkan) atau disengaja kemasukan benda asing yang dapat
mengganggu sistem vital tubuh siapa saja dan kapan saja yang dapat
menyebabkan kematian karena kurangnya pengetahuan pertolongan pertama.

Keadaan darurat akibat kemasukan benda asing sangat membutuhkan


pertolongandengan segera, mengingat benda tersebut akan menggangu fungsi
fital dalam tubuh seperti menggangu jalan napas atau aliran udara ke paru-
paru. Kemasukan benda asing tersebut dapat terjadi pada bagian tubuh seperti
dimata, hidung dan telinga.

Benda asing merupakan benda yang berasal dari luar tubuh yang dalam
keadaan normal tidak ada. Kadang – kadang benda dapat masuk dengan
sengaja atau sengaja. Kemasukan benda asing adalah keadaan darurat dimana
bagian tubuh seperti mata, hidung, telinga dan mulut secara tidak sengaja
(tidak diinginkan) atau disengaja kemasukan benda asing yang dapat
mengganggu sistem vital tubuh siapa saja dan kapan saja yang dapat
menyebabkan kematian karena kurangnya pengetahuan pertolongan pertama.

Keadaan darurat akibat kemasukan benda asing sangat membutuhkan


pertolongandengan segera, mengingat benda tersebut akan menggangu fungsi
fital dalam tubuh seperti menggangu jalan napas atau aliran udara ke paru-
paru. Kemasukan benda asing tersebut dapat terjadi pada bagian tubuh seperti
dimata, hidung dan telinga.
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dari benda asing pada telinga?
b. Bagaimana etiologi dari benda asing pada telinga?
c. Bagaimana manifestasi benda asing pada telinga?
d. Bagaimana patofisiologi benda asing pada telinga?
e. Bagaimana gambaran pathways benda asing pada telinga?
f. Apa saja klasifikasi dari benda asing pada telinga?
g. Bagaimana Penatalaksanaan dari benda asing pada telinga?
h. Bagaimana Pengobatan dari benda asing pada telinga?
i. Konsep Asuhan keperawatan pasien benda asing pada telinga?
j. Kasus Asuhan keperawatan pasien benda asing pada telinga?

3. Tujuan
Makalah ini dimasukkan sebagai pedoman, agar mahasiswa mengetahui :
a. Apa yang dimaksud benda asing pada telinga
b. Bagaimana etiologi benda asing pada telinga
c. Apa faktor resiko benda asing pada telinga
d. Bagaimana manifestasi benda asing pada telinga
e. Bagaimana patofisiologi benda asing pada telinga
f. Bagaimana gambaran pathways benda asing pada telinga
g. Apa saja klasifikasi dari benda asing pada telinga
h. Bagaimana Penatalaksanaan dari benda asing pada telinga Bagaimana
Pengobatan dari benda asing pada telinga
i. Konsep Asuhan keperawatan pasien benda asing pada telinga
j. Kasus Asuhan keperawatan pasien benda asing pada telinga
4. Manfaat Penulisan
a. Bagi penyusun : Untuk menambah pengetahuan tentang Asuhan
Keperawatan Mengeluarkan Benda Asing pada Telinga
b. Bagi kampus : Sebagai bahan pelajaran tambahan bagi mahasiswa dan
sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa membuat sebuah makalah.
c. Bagi masyarakat: Memberikan informasi tentang Asuhan Keperawatan
Mengeluarkan Benda Asing pada Telinga

5. Metode Penulisan
Adapun metode yang kami gunakan dalam makalah ini adalah metode
studi pustaka dan internet, yaitu cara pengumpulan data dengan membaca
buku-buku dan berbagai literatur lain yang berkaitan dengan permasalahan.

6. Sumber Data
Dalam karya tulis ini, kami memperoleh data dengan cara membaca
buku – buku dan dan mencari bahan dari sumber lain yang berkaitan dengan
permasalahan yang akan dibahas.
BAB II

Isi

Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan


kompleks (pendengaran dan keseimbangan) . Indera pendengaran berperan
penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.
Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada
kemampuan mendengar.
Benda asing merupakan benda yang berasal dari luar tubuh atau dari
dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Telinga sering
kemasukan benda asing. Kadang-kadang benda dapat masuk. Bila kemasukan
benda asing di telinga, tentu saja terjadi penurunan pendengaran. Terkadang
benda asing dapat masuk tanpa sengaja ke dalam telinga orang dewasa yang
mencoba membersihankan kanalis eksternus atau mengurangi gatal atau
dengan sengaja anak-anak memasukkan benda tersebut ke dalam telinganya
sendiri.Namun, terkadang sering dianggap enteng oleh setiap orang. Pada
anak, anak tak melaporkan keluhannya sebelum timbul keluhan nyeri akibat
infeksi di telinga tersebut, lama-lama telinganya berbau. Jika hal ini terjadi,
orang tua patut mencurigainya sebagai akibat kemasukan benda asing. Jangan
menanganinya sendiri karena bisa-bisa benda yang masuk malah melesak ke
dalam karena anatomi liang telinga yang berlekuk. Di telinga banyak terdapat
saraf-saraf dan bisa terjadi luka. Benda yang masuk biasanya hanya bisa
dikeluarkan oleh dokter THT dengan menggunakan peralatan dan keahlian
khusus.
BAB III
Pembahasan
1. Definisi benda asing pada telinga
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan
kompleks (pendengaran dan keseimbangan) . Indera pendengaran berperan
penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.
Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada
kemampuan mendengar.
Benda asing merupakan benda yang berasal dari luar tubuh atau dari
dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Telinga sering
kemasukan benda asing. Kadang-kadang benda dapat masuk. Bila kemasukan
benda asing di telinga, tentu saja terjadi penurunan pendengaran. Terkadang
benda asing dapat masuk tanpa sengaja ke dalam telinga orang dewasa yang
mencoba membersihankan kanalis eksternus atau mengurangi gatal atau
dengan sengaja anak-anak memasukkan benda tersebut ke dalam telinganya
sendiri.Namun, terkadang sering dianggap enteng oleh setiap orang. Pada
anak, anak tak melaporkan keluhannya sebelum timbul keluhan nyeri akibat
infeksi di telinga tersebut, lama-lama telinganya berbau. Jika hal ini terjadi,
orang tua patut mencurigainya sebagai akibat kemasukan benda asing. Jangan
menanganinya sendiri karena bisa-bisa benda yang masuk malah melesak ke
dalam karena anatomi liang telinga yang berlekuk. Di telinga banyak terdapat
saraf-saraf dan bisa terjadi luka. Benda yang masuk biasanya hanya bisa
dikeluarkan oleh dokter THT dengan menggunakan peralatan dan keahlian
khusus.

2. Etiologi benda asing pada telinga


Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan benda asing diliang telinga
yaitu :
a. Faktor kesengajaan, biasanya terjadi pada anak-anak balita.
b. Faktor kecerobohan sering terjadi pada orang dewasa sewaktu
menggunakan alat alat pembersih telinga misalnya kapas, tangkai korek api
atau lidi yang tertinggal di dalam telinga, yang terakhir adalah faktor
kebetulan terjadi tanpa sengaja dimana benda asing masuk kedalam telinga
contoh masuknya serangga, kecoa, lalat dan nyamuk.
Berikut beberapa benda asing yang sering masuk ke telinga dan penangangan
pertama yang bisa dilakukan:
a. Air Sering kali saat kita heboh mandi, berenang dan keramas, membuat air
masuk ke dalam telinga. Jika telinga dalam keadaan bersih, air bisa keluar
dengan sendirinya. Tetapi jika di dalam telinga kita ada kotoran, air justru
bisa membuat benda lain di sekitarnya menjadi mengembang dan air sendiri
menjadi terperangkap di dalamnya. Segera kunjungi dokter THT untuk
membersihkan kotoran kuping yang ada.
b. Cotton Buds Cotton buds tidak di anjurkan secara medis untuk
membersihkan telinga. Selain kapas bisa tertinggal di dalam telinga, bahaya
lainnya adalah dapat menusuk selaput gendang bila tidak hati-hati
menggunakannya.
c. Benda-benda kecil Anak-anak kecil sering tidak sengaja memasukkan
sesuatu ke dalam telinganya. Misalnya, manik-manik mainan. Jika terjadi,
segera bawa ke dokter THT. Jangan coba-coba mengeluarkannya sendiri,
karena bisa menimbulkan masalah baru. Di ruang praktek, dokter mempunyai
alat khusus untuk mengeluarkan benda tersebut.
d.Serangga Bila telinga sampai kemasukan semut, berarti ada yang salah
dengan bagian dalam telinga. Pada prinsipnya, telinga punya mekanisme
sendiri yang dapat menghambat binatang seperti semut untuk tidak masuk ke
dalam.

3. Patofisiologi benda asing pada telinga


Benda asing yang masuk ke telinga biasanya disebabkan oleh beberapa factor
antara lain pada anak – anak yaitu factor kesengajaan dari anak tersebut ,
factor kecerobohan misalnya menggunakan alat-alat pembersih telinga pada
orang dewasa seperti kapas, korek api ataupun lidi serta factor kebetulan yang
tidak disengaja seperti kemasukan air, serangga lalat , nyamuk dll.
Masukknya benda asing ke dalam telinga yaitu ke bagian kanalis audiotorius
eksternus akan menimbulkan perasaaan tersumbat pada telinga, sehingga
klien akan berusaha mengeluarkan benda asing tersebut. Namun, tindakan
yang klien lakukan untuk mengeluarkan benda asing tersebut sering kali
berakibat semakin terdorongnya benda asinr ke bagian tulang kanalis
eksternus sehingga menyebabkan laserasi kulit dan melukai membrane
timpani. Akibat dari laserasi kulit dan lukanya membrane timpanai, akan
menyebabkan gangguan pendengaran , rasa nyeri telinga/ otalgia dan
kemungkinan adanya risiko terjadinya infeksi.
PATHWAYS
4. Manifestasi benda asing pada telinga
Efek dari masuknya benda asing tersebut ke dalam telinga dapat berkisar
di tanpa gejala sampai dengan gejala nyeri berat dan adanya penurunan
pendengaran.
•Merasa tidak enak ditelinga :
Karena benda asing yang masuk pada telinga, tentu saja membuat
telinga merasa tidak enak, dan banyak orang yang malah membersihkan
telinganya, padahal membersihkan akan mendoraong benda asing yang
mauk kedalam menjadi masuk lagi.
•Tersumbat :
Karena terdapat benda asing yang masuk kedalam liang telinga, tentu
saja membuat telinga terasa tersumbat.
•Pendengaran terganggu :
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran.
Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran
timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga
tengah.
• Rasa nyeri telinga / otalgia
Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan
pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau
ancaman pembentukan abses otak. Nyeri merupakan tanda berkembang
komplikasi telinga akibat benda asing.
• Pada inspeksi telinga akan terdapat benda asing

5. pemerikaan Penunjang benda asing pada telinga


a. Pemeriksaan dengan Otoskopik
Caranya :
– Bersihkan serumen
– Lihat kanalis dan membran timpani
Interpretasi :
– Warna kemerahan, bau busuk dan bengkak menandakan adanya infeksi
– Warna kebiruan dan kerucut menandakan adanya tumpukan darah
dibelakang gendang.
– Kemungkinan gendang mengalami robekan.
b. Pemeriksaan Ketajaman
Test penyaringan sederhana
1. Lepaskan semua alat bantu dengar
2. Uji satu telinga secara bergiliran dengan cara tutup salah satu telinga
3. Berdirilah dengan jarak 30 cm
4. Tarik nafas dan bisikan angka secara acak (tutup mulut)
5. Untuk nada frekuensi tinggi: lakukan dgn suara jam
c. Uji Ketajaman Dengan Garpu Tala
Uji weber
1. Menguji hantaran tulang (tuli konduksi)
2. Pegang tangkai garpu tala, pukulkan pada telapak tangan
3. Letakan tangkai garpu tala pada puncak kepala pasien.
4. Tanyakan pada pasien, letak suara dan sisi yang paling keras.
Interpretasi
1. Normal: suara terdengar seimbang (suara terpusat pada ditengah kepala)
2. Tuli kondusif: suara akan lebih jelas pada bagian yang sakit (obstruksi:
otosklerosis, OM) akan menghambat ruang hampa.
3. Tuli sensorineural: suara lateralisasi kebagian telinga yang lebih baik.
d. Uji Rine
1. Membandingkan konduksi udara dan tulang
2. Pegang garpu tala, pukulkan pada telapak tangan
3. Sentuhkan garpu tala pada tulang prosesus mastoid, apabila bunyi tidak
terdengar lagi pindahkan kedepan lubang telinga (2 cm)
4. Tanyakan pasien, kapan suara tak terdengar (hitungan detik)
5. Ulangi pada telinga berikutnya
Interpretasi
1. Normal: terdengar terus suara garpu tala.
2. Klien dengan tuli kondusif udara: mendengar garpu tala lebih jelas
melalui konduksi tulang (Rinne negatif)
6. pencegahan
Usaha pencegahan
a. Kebiasaan terlalu sering memakai cottonbud untuk membersihkan telinga
sebaiknya dijauhi karena dapat menimbulkan beberapa efek samping: kulit
teling kita yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang berguna untuk membuat
gerakan menyapu kotoran di telinga kita akan rusak, sehingga mekanisme
pembersihan alami ini akan hilang. Jika kulit kita lecet dapat terjadi infeksi
telinga luar yang sangat tidak nyaman dan kemungkinan lain bila anda terlalu
dalam mendorong Cottonbud, maka dapat melukai atau menembus gendang
telinga.
b. Hindarkan memberi mainan berupa biji-bijian pada anak-anak, dapat tejadi
bahaya di atas atau juga dapat tertelan dan yang fatal dapat menyumbat jalan
nafas.
7. penatalaksanaan benda asing pada telinga
• Ekstrasi benda asing dengan menggunakan pengait atau pinset atau
alligator (khususnya gabah). Pada anak yang tidak kooperatif, sebaiknya
dikeluarkan dalam narcosis umum, agar tidak terjadi komplikasi pada
membrane timapani.
• Bila benda asing berupa binatang atau serangga yang hidup, harus
dimatikan dulu dengan meneteskan pantokain,xylokain,minyak atau alcohol
kemudian dijepit dengan pinset.
Usaha pengeluaran harus dilakukan dengan hati- hati biasanya dijepit
dengan pinset dan ditarik keluar. Bila pasien tidak kooperatif dan beresiko
merusak gendang telinga atau struktur- struktur telinga tengah, maka
sebaiknya dilakukan anastesi sebelum dilakukan penatalaksanaan.
Jika benda asing serangga yang masih hidup, harus dimatikan terlebih
dahulu dengan meneteskan larutan pantokain, alcohol, rivanol atau minyak.
Kemudian benda asing dikait dengan pinset atau klem dan ditarik keluar.
Setelah benda asing keluar, liang telinga dibersihkan dengan larutan betadin.
Bila ada laserasi liang telinga diberikan antibiotik ampisilin selama 3 hari
dan analgetik jika perlu.
Benda asing seperti kertas, busa, bunga, kapas, dijepit dengan pinset dan
ditarik keluar.
Benda asing yang licin dan keras seperti batu, manik-manik, biji-bijian pada
anak yang tidak kooperatif dilakukan dengan narkose. Dengan memakai
lampu kepala yang sinarnya terang lalu dikeluarkan dengan pengait secara
hati-hati karena dapat menyebabkan trauma pada membran timpani.
Pengambilan benda asing dari kanalis audiotorius eksternus merupakan
tantangan bagi petugas perawatan kesehatan. Banyak benda asing (misalnya
: kerikil, mainan, manik-manik, penghapus) dapat diambil dengan irigasi
kecuali ada riwayat perforasi lubang membrana timpani. Benda asing dapat
terdorong secara lengkap ke bagian tulang kanalis yang menyebabkan
laserasi kulit dan melubangi membrana timpani pada anak kecil atau pada
kasus ekstraksi yang sulit pada orang dewasa. Pengambilan benda asing
harus dilakukan dengan anatesia umum di kamar operasi.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

1. PENGKAJIAN

Meliputi identitas klien yaitu : nama lengkap, tempat tanggal lahir, jenis
kelamin, agama, pendidikan, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, No. RM,
diagnose medis, alamat dan rencana terapi.

.1. RIWAYAT KESEHATAN

1. Riwayat penyakit Dahulu

Apakah pasien pernah mengalami Riwayat kesehatan masa lalu


yang berhubungan degan gangguan pendengaran karena benda
asing,biasanya kebiasaan dan kecerobohan membersihkan telinga yang
tidak benar atau klien suka berenang dapat mempengaruhi penyakit ini

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Penderita biasanya mengeluh nyeri, Penderita biasanya


mengeluhkan pendengarannya mulai menurun, rasa tidak enak
ditelinga. .

3. Riwayat Penyakit Keluarga.

Apakah ada keluarga klien yang menderita penyakit benda asing


dalam telinga seperti klien saat ini atau apakah ada riwayat
pendengaran atau riwayat keluarga.

.2 PEMERIKSAAN FISIK

 Kaji keadaaan umum:kaji tingkat kesadaran,berat badan dan tinggi badan


klien. Dan kaji tanda-tanda vital klien.

1. KEPALA

Amati bentuk kepala apakah ada oedema,dan amti apakah ada kondisi
luka(jahitan)

2. Rambut

Biasanya rambut klien tidak bersih, rontok dan dikepala tidak ada
pembengkakan.
3. Wajah

Biasaya wajah pasien kelihatan pucat karna adanya nyeri

4. Mata ikterik,pupil isokor

Biasanya kedua mata klien simetris,reflek cahaya baik, dan


konjungtiva biasanya anemis,biasanya palpebra klien tdak udema,skelera
tdak

5. Telinga

Biasanya telinga klien Terjadi penyumbatan Karena terdapat benda


asing yang masuk kedalam liang telinga, Pendengaran terganggu, Rasa
nyeri telinga / otalgia

6. Hidung

Biasanya klien tidak ada mengeluh dengan masalah hidung.

7. Bibir

Biasanya bibir pasien tampak pucat dan kering.

8. Gigi

Biasanya kelengkapan gigi, kondisi gigi klien tampak normal dan


biasanya kebersihan gigi kurang.

9. Lidah

Biasanya tampak normal tdakkotor,tdak hiperik

10. LEHER

Biasanya leher pada klien penyakit benda asong dalam telinga ini
tampak normal saja

11. DADA
1. Inspeksi

Biasanya bentuk dan kesemetrisan rongga dada tampak normal.


Biasanya klien tampak susah bernafas / mengatur jalannya nafas
dada,frekwensi nafas 12 sampai 20 X permeni,tidak dyspnea.
2. Palpasi

Biasanya normal,biasanya dgn menggunakan getaran vocal yg


dsebut vocal primitus

3. Perkusi

Biasanya bunyi ketukan pada dinding dada dan bunyi dada


normal jaringan sonor

4. Auskultasi

Biasanya tidak ada terdengar bunyi tambahan pada saat klien


melakukan insipirasi dan ekspirasi.

12. JANTUNG

1. inspeksi : biasanya ictus cordis tampak normal terlihat pada ICS -5

2. palpasi : biasanya lokasi ictus cordis teraba normal tidak lebih dri
1cm

3. perkusi : biasanya batas-batas jantung klien pada penyakit ini


normal

4. auskultasi : biasanya irama denyutan jantung terdengar normal

13. ABDOMEN

1.Inspeksi : biasanya tidak adanya pembesaran rongga abdomen

2.Auskultasi : biasanya bunyi bising usus terdengar frekuensinya tidak


normal karna klien mengalami penurunan nafsu makan

3.Palpasi : biasanya teraba normal saja

4. Perkusi : biasanya bunyi ketukannya terdengar normal

14. GENITOURINARIA

Biasanya klien tidak ada terpasang kateter

15. EKSTREMITAS

Biasanya kekuatan otot kurang dari normal akibat klien terasa letih
menahan nyeri dan biasanya ekstremitas atas terpasang infus untuk
menambah cairan dalam tubuh klien karna nafsu makan klien berkurang
dan biasanya kekuatan otot klien ini menurun.

16. SISTEM INTEGUMEN

Biasanya warna kulit klien tampak pucat dan biasanya suhu


kulit meningkat

17. SISTEM NEUROLOGI

Biasanya sistem neuro pada klien penyakit ini normal saja

18. DATA POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

1. Nutrisi

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1.Selera makan Biasanya klien mempunyai Biasanya nafsu makan
nafsu makan yang tinggi. klien menurun.
2.Frekuensi makan
Biasanya klien makan 3x Biasanya klien makan
3.Makanan pantangan sehari. 1x sehari karna tidak
adanya nafsu makan.
4.Pembatasan pola makan sbelum sakit klien sering
minum yang dingin dan Saat sakit klien tidak
makan makanan yang pedas- ada lagi makan
pedas. makanan pamntangan.

Sebelum sakit pola makan Saat sakit pola makan


klien tidak teratur. klien di atur

2. Eliminasi (BAB & BAK)

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


– BAB Biasanya pagi dan sore. Saat sakit frekuensinya
biasnya
1. frekuensi (waktu) Biasanya seblm skit tdk ada berkurang,kadang2 tdk
kesulitan. ada.
2.Kesulitan
Biasanya tidak Biasanya terjadi
3.Obat pencahar menggunakan obat pencahar defekasi.

– BAK Biasanya 5x sehari Biasanya kadang2


menggunakan obat
1. Frekuensi Biasanya warnanya kuning pencahar
kejernihan dan berbau amis
Biasanya saat sakit
1. Warna dan bau BAK sering karna
penambahan cairan
melalui infus.

Biasanya warnanya
kuning kejernihan dan
berbau amis,kadang
berbau obat,klien yg
mengonsumsi obat
antibiotik biasnya
urine nya berbau obat
itu.

3. Istirahat dan tidur

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Jam tidur Biasanya jarang tidur siang Biasnya sering tidur
karna kesibukan di luar siang karna klien
– Siang rumah. hanya berbaring di
tempat tidur.
– Malam Biasanya tidur malam klien
teratur. Biasnya klien susah
1. Kesulitan tidur tidur malam.
Biasanya klien tidak
mengalami kesulitan tidur Biasanya klien
mengalami kesulitan
tidur karna kondisi
penyakitnya.

4. Aktifitas sehari-hari dan perawatan diri

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Kegiatan sehari- Klien sibuk dan Klien hanya istirahat
hari menghabiskan waktu d luar di tempat tidur.
rumah karna pekerjaan.
1. Perawatan diri Perawtan diri klien
Perawatn dri klien biasanya berkurang, hygine
teratur dan bersih. klien berkurang.

19. DATA SOSIAL EKONOMI

Biasanya jika klien masih remaja dan orangtua klien sebagai PNS,
biasanya yang menbiayai pengobatan klien orangtua, dan biasanya
mengalami masalah keuangan karna biaya penginapan RS dan pengobatan
klien selama di RS.
20.DATA PSIKOSOSIAL

Biasanya psikologis klien terganggu selama di rawar di RS karna


sakit yang di deritanya dan ketidaknyamanan,biasanya klien mempunyai
harapan cepat sembuh dan ingin pulang dan adanya kemampuan
mekanisme koping dalam keluarga klien.

21.DATA SPIRITUAL

Biasanya pelaksanaan ibadah klien tidak sama dengan pelaksanaan


ketika klien masih sehat,klien sholat hanya berbaring di atas tempat tidur
karna klien tidak mampunya untuk shnolat berdiri, dan biasanya klien
merasakan beban yang sangat berat atas kondisinya saat ini.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Nyeri akut b.d. agen cedera biologis, fisik ,kimia


b. Gangguan sensori persepsi (auditori) b.d. perubahan sensori
persepsi

c. Risiko infeksi b.d. laserasi kulit dan trauma membran timpani

3. INTERVENSI

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI &


RASIONAL
1 Nyeri akut Setelah diberikan 1. Observasi keluhan nyeri,
b.d. tindakan keperawatan perhatikan lokasi atau
agen cedera rasa nyeri pasien karakter dan intensitas
biologis, fisik, skala nyeri (0-10
dapat berkurang, KH:
kimia 2. Ajarkan tehnik relaksasi
progresif, nafas dalam
– Melaporkan nyeri guided imagery.
berkurang/ terkontrol. Kolaborasi: Berikan
– Menunjukkan obat analgetik sesuai
ekspresi wajah/ indikasi
postur tubuh rileks. 3. Dapat mengidentifikasi
terjadinya komplikasi
dan untuk intervensi
selanjutnya.
4. Membantu klien untuk
mengurangi persepsi
nyeri atau mangalihkan
perhatian klien dari
nyeri.
2 Gangguan Setelah diberikan 1. Observasi ketajaman
sensori tindakan keperawatan pendengaran, catat apakah
persepsi diharapkan kedua telinga terlibat
(auditori) b.d. ketajaman 2. Berikan lingkungan yang
perubahan pendengaran tenang dan tidak kacau , jika
sensori pasien meningkat, diperlukan seperti musik
persepsi KH: lembut
3. Anjurkan pasien dan
– Pasien dapat keluarganya untuk mematuhi
mendengar dengan program terapi yang
baik tanpa alat bantu diberikan
pendengaran, mampu
menentukan letak
suara dan sisi paling 4. Rasional
keras dari garputala, 1. Mengetahui tingkat
membedakan suara ketajaman pendengaran
jam dengan gesekan pasien dan untuk
tangan menentukan intervensi
– Pasien tidak selanjutnya
meminta mengulang 2. Membantu untuk
setiap pertanyaan menghindari masukan
yang diajukan sensori pendengaran yang
kepadanya berlebihan dengan
mengutamakan kualitas
tenang
3. Mematuhi program terapi
akan mempercepat proses
penyembuhan

3 Risiko infeksi .Setelah diberikan 1. Observasi adanya tanda-


b.d. laserasi asuhan keperawatan, tanda terjadinya infeksi (
kulit dan risiko infeksi tidak kalor, dolor, rubor, tumor
trauma terjadi,KH: dan fungsiolesa)
membran 2. Observasi tanda-tanda vital
timpani – Tidak terdapat Pertahankan tehnik aseptik
tanda-tanda infeksi ( dalam melakukan tindakan
kalor, dolor, rubor, Kolaborasi:
tumor, fungsiolesa) Berikan antibiotika sesuai
– Tanda- tanda vital indikasi
dalam batas normal
3. Rasional :
1. Mengetahui tanda-tanda
terjadinya infeksi dan
indicator dalam melakukan
intervensi selanjutnya
2. Menetapkan data dasar
pasien, terjadi peradangan
dapat diketahui dari
penyimpangan nilai tanda
vital.
3. Tindakan aseptik saat
merupakan tindakan
preventif terhadap
kemungkinan terjadi infeksi.
4. Menurunkan kolonisasi
bakteri atau jamur dan
menurunkan risiko infeksi
Kurang pengetahuan
b.d.kurang terpaparnya
informasi tentang penyakit,
pengobatan

4. IMPLEMENTASI

Melaksanakan/ melakukan tindakan yang telah direncanakan sesuai


dengan intervensi untuk kesembuhan dan meningkatkan kesehatan
klien.

5. EVALUASI

Pada tahap ini perawat akan mengevaluasi atau melakukan pemeriksaan


kembali untuk mengetahui sejauh manakah perkembangan terhadap
pasiennya serta untuk mengetahui apakah intervensi dan implementtasi
telah tercapai atau belum.Yang terdiri dari SOAP(
subjek,objektif,analisa dan plentasi.
BAB IV
Penutup
Kesimpulan
Benda asing merupakan benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam
tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Telinga sering kemasukan
benda asing. Kadang-kadang benda dapat masuk. Bila kemasukan benda
asing di telinga, tentu saja terjadi penurunan pendengaran. Terkadang
benda asing dapat masuk tanpa sengaja ke dalam telinga orang dewasa
yang mencoba membersihankan kanalis eksternus atau mengurangi gatal
atau dengan sengaja anak-anak memasukkan benda tersebut ke dalam
telinganya sendiri.Namun, terkadang sering dianggap enteng oleh setiap
orang. Pada anak, anak tak melaporkan keluhannya sebelum timbul
keluhan nyeri akibat infeksi di telinga tersebut, lama-lama telinganya
berbau. Jika hal ini terjadi, orang tua patut mencurigainya sebagai akibat
kemasukan benda asing. Jangan menanganinya sendiri karena bisa-bisa
benda yang masuk malah melesak ke dalam karena anatomi liang telinga
yang berlekuk. Di telinga banyak terdapat saraf-saraf dan bisa terjadi luka.
Benda yang masuk biasanya hanya bisa dikeluarkan oleh dokter THT
dengan menggunakan peralatan dan keahlian khusus
Daftar Pustaka

https://www.scribd.com/doc/37081153/ASKEP-Benda-Asing-Pada-Telinga

https://www.scribd.com/document/358848372/Benda-Asing-Ti-Telinga-
ASKEP

https://nursingisbeautiful.wordpress.com/2010/09/23/askep-benda-asing-pa

da-telinga-korpus-allenium/

Anda mungkin juga menyukai