“VERTIGO”
Disusun Oleh :
1. Astri Hapsari
2. Destya Eka P
3. Fajar Ari S
4. Pivin Ayuniasari
5. Wiwin Hardiyanti
DIII KEPERAWATAN
POLTEKKES BHAKTI MULIA SUKOHARJO
2017
SAP
1
(SATUAN ACARA PENYULUHAN)
8. Kegiatan
No Langkah-Langkah Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran
1 Pendahuluan 09.00 – 1. Mengucapkan salam Menjawab salam
09.10 2. Memperkenalkan nama
pada audien
3. Kontrak waktu
4. Menjelaskan tujuan
penyuluhan.
2
2. Menjelaskan
penyebab vertigo
3. Menjelaskan tanda
dan gejala vertigo
4. Menjelaskan
pencegahan vertigo
5. Menjelaskan cara
penanganan vertigo
9. Metode
Ceramah, tanya jawab, dan diskusi
10. Media
Leaflet, lembar balik
11. Materi
Terlampir
12. Evaluasi
Struktur : Menyiapkan materi penyuluhan, meminta ijin dengan sasaran yang akan
diberikan penyuluhan, melakukan kontrak waktu dan tempat untuk melakukan
penyuluhan.
Proses : Saat penyuluh mulai memberikan penyuluhan, sasaran mendengarkan,
bersikap kooperatif, terdapat timbal balik
13. Daftar pustaka
Kang L S. 2004. Pengobatan Vertigo dengan Akupunktur, Cermin Dunia Kedokteran.
Jakarta.
Lynda Juall carpernito. 2007. Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi
keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 7, EGC, Jakarta.
Manjoer, Arif, dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran, Ed 3. EGC : Jakarta
3
Marilynn E. 2000. Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian pasien, ed.3, EGC: Jakarta.
Muttaqin, Arif. (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika
Sanders, Valeria C. Scanlon Tina. (2006). Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi, edisi 3.
Jakarta: EGC
TTD
Penyuluh
Lampiran Materi
VERTIGO
1. Pengertian vertigo
Vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar. Pengertian vertigo
adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat
disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan
tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan
kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable),
otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing (Tarwoto, dkk. 2007).
Vertigo adalah perasaan yang abnormal, mengenai adanya gerakan penderita
sekitarnya atau sekitarnya terhadap penderita; tiba-tiba semuanya serasa berputar atau
bergerak naik turun dihadapannya. Keadaan ini sering disusul dengan muntah-muntah,
bekringat, dan kolaps. Tetapi tidak pernah kehilangan kesadaran. Sering kali disertai
gejala-gejala penyakit telinga lainnya. (Manjoer, Arif, dkk. 2002.
2. Penyebab vertigo
a. Infeksi virus seperti influenza yang menyerang area labirin
b. Infeksi bakteri di telinga bagian tengah
c. Radang sendi di daerah leher
d. Serangan migren
4
e. Sirkulasi darah yang sedikit sehingga menyebabkan aliran darah kepusat
keseimbangan otak menurun menurun
f. Mabuk kendaraan
g. Alkohol dan obat-obatan tertentu
4. Klasifikasi vertigo
Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas beberapa kelompok :
a. Vertigo paroksismal
Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung beberapa menit atau
hari, kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu ketika serangan tersebut dapat
muncul lagi. Di antara serangan, penderita sama sekali bebas keluhan. Vertigo jenis
ini dibedakan menjadi :
1) Yang disertai keluhan telinga : Termasuk kelompok ini adalah : Morbus
Meniere, Arakhnoiditis pontoserebelaris, Sindrom Lermoyes, Sindrom
Cogan, tumor fossa cranii posterior, kelainan gigi/ odontogen.
2) Yang tanpa disertai keluhan telinga; termasuk di sini adalah : Serangan
iskemi sepintas arteria vertebrobasilaris, Epilepsi, Migren ekuivalen, Vertigo
pada anak (Vertigo de L'enfance), Labirin picu (trigger labyrinth)
3) Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi, termasuk di sini adalah:
Vertigo posisional paroksismal laten, Vertigo posisional paroksismal
benigna.
b. Vertigo kronis
Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa serangan akut, dibedakan
menjadi:
1) Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika, meningitis Tb,
labirintitis kronis, Lues serebri, lesi labirin akibat bahan ototoksik, tumor
serebelopontin.
2) Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis, sindrom pasca
komosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi, sklerosis multipel, kelainan
5
okuler, intoksikasi obat, kelainan psikis, kelainan kardiovaskuler, kelainan
endokrin.
3) Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi ortostatik, Vertigo servikalis.
c. Vertigo yang serangannya mendadak / akut kemudian berangsur-angsur
mengurang, dibedakan menjadi :
1) Disertai keluhan telinga : Trauma labirin, herpes zoster otikus, labirintitis
akuta, perdarahan labirin, neuritis n.VIII, cedera pada auditiva
interna/arteria vestibulokoklearis.
2) Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis, sindrom arteria vestibularis
anterior, ensefalitis vestibularis, vertigo epidemika, sklerosis multipleks,
hematobulbi, sumbatan arteria serebeli inferior posterior.
5. Pencegahan vertigo
a. Tidurlah dengan posisi kepala agak tinggi
b. Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum anda belum dari
tempat tidur
c. Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang
d. Hindari posisi mendorong kepala,misalnya saat mengambil suatu benda ditempat
tinggi
7. EVALUASI
1. Pasien dapat menjelaskan pengertian vertigo 75%
2. Pasien dapat menjelaskan tanda dan gejala vertigo 75%
3. Pasien dapat menjelaskan penyebab vertigo 75%
4. Pasien dapat menjelaskan cara pencegahan pencegahan 75%
5. Pasien dapat menjelaskan cara penanganan vertigo dirumah 75%