Anda di halaman 1dari 6

Lampiran 1

PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN


(INFORMED CONSENT)
PENATALAKSANAAN PERAWATAN INDWELLING KATETER
DENGAN MASALAH RISIKO INFEKSI TERHADAP PENCEGAHAN
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) DI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN
SUMARSO WONOGIRI

A. Pendahuluan
Rumah sakit merupakan suatu pelayanan kesehatan yang mempunyai
peranan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan bagi masyarakat. Oleh
karena itu rumah sakit dituntut memberikan pelayanan yang bermutu, efektif
dan efisien untuk menjamin patient safety sesuai dengan standar yang telah
ditentukan. Salah satu indikator patient safety adalah pengurangan risiko
infeksi terkait pelayanan kesehatan. Angka insiden klien yang terkena infeksi
sebagai akibat langsung dari tinggal di rumah sakit dan prosedur rumah sakit
semakin meningkat (Suharta et al., 2015).
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit berasal dari
fasilitas rumah sakit atau tenaga kesehatan atau pasien lain. Infeksi ini dapat
terjadi saat pasien dirawat di rumah sakit atau setelah pasien pulang (Mubarak
& Chayatin, 2008). Beberapa contoh dari infeksi nosokomial, seperti Infeksi
Saluran Kemih (ISK), infeksi aliran darah primer, infeksi luka operasi, dan
pneumonia (Smeltzer, 2002).
Infeksi nosokomial yang sering terjadi pada rumah sakit salah satunya
adalah infeksi saluran kemih yang disebabkan karena pemasangan kateter
yang terlalu lama dan kurangnya perawatan. Kejadian ISK pada penderita
yang dirawat di rumah sakit merupakan jenis infeksi nosokomial yang
tersering (35-45%) terjadi akibat pemakaian kateter atau penggunaan alat
medis melalui saluran kencing (Susantiningdyah, 2014).
Kateter merupakan alat kesehatan yang sangat akrab baik kegunaannya
maupun cara-cara perawatannya bagi tenaga kesehatan baik yang bertugas di
rumah sakit maupun di luar rumah sakit. Kateterisasi merupakan salah satu
intervensi kesehatan yang sangat sering dilakukan. Kateterisasi kandung
kemih membawa risiko tinggi terhadap infeksi saluran kemih dan dianggap
sebagai salah satu penyebab utama infeksi nosokomial. Infeksi saluran kemih
merupakan penyebab 40% dari semua infeksi nosokomial yang dilaporkan
oleh rumah sakit perawatan akut tiap tahunnya. Kira-kira 10% dari pasien-
pasien yang dirawat di rumah sakit terpasang kateter, memberikan populasi
besar yang berisiko terhadap infeksi saluran kemih yang berhubungan dengan
kateter. Baik pemakaian kateter yang bersifat sementara maupun menetap
apabila prosedur pemasangan, perawatan, dan pemilihan baik ukuran kateter
bahannya tidak sesuai akan menimbulkan infeksi. Pemasangan kateter
menetap dapat menyebabkan infeksi pada saluran kencing melalui lumen
kateter dan dinding uretra, sehingga perlu teknik perawatan kateter yaitu
perawatan indwelling kateter dengan kualitas yang baik sesuai dengan standar
operasional perawatan kateter dan prosedur pencegahan infeksi (Perdana et
al., 2017).

B. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilakukan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Wawancara sederhana, dengan cara berkomunikasi dengan pasien dan
keluarga.
2. Pemeriksaan TTV
3. Perawatan indwelling kateter selama tiga hari
4. Evaluasi pasien
5. Dihari ke empat dilakukan tes urine
Dalam studi ini, kami memohon partisipasi Bapak/Ibu dalam bentuk
kesediaan untuk dilakukan perawatan indweling kateter dan dilakukan tes
urine.

C. Keuntungan menjadi subjek penelitian


Keuntungan yang akan Bapak/Ibu peroleh sebagai subjek studi ini adalah
Bapak/Ibu telah berpartisipasi aktif dalam dilakukannya perawatan indwelling
kateter, sehingga akan mengurangi terjadinya risiko infeksi akibat pemasangan
kateter yang terlalu lama.

D. Kerugian atau ketidaknyamanan yang mungkin timbul


Kerugian yang mungkin timbul apabila Bapak/Ibu berpartisipasi dalam
kegiatan ini secara umum dapat dikatakan sangat kecil. Proses pemberian
tindakan perawatan indwelling kateter akan dilakukan oleh tenaga yang
terlatih dan berpengalaman sehingga akan menimbulkan ketidaknyamanan
yang minimal dan diharapkan tidak akan menyita waktu terlalu lama.

E. Kebebasan untuk menolak


Bapak/Ibu bebas untuk memutuskan akan berpartisipasi atau tidak dalam
studi ini. Keputusan untuk menolak berpartisipasi dalam studi ini tidak akan
menimbulkan konsekuensi apapun terhadap diri Bapak/Ibu dan hak Bapak/Ibu
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tidak akan terganggu sedikitpun.
Apabila Bapak/Ibu memutuskan untuk berhenti dari berpartisipasi di
tengah-tengah berlangsungnya studi ini, maka hal tersebut tidak akan
menimbulkan konsekuensi apapun terhadap diri Bapak/Ibu. Bapak/Ibu
diberikan kebebasan secara penuh untuk menentukan pilihan akan
berpartisipasi dalam studi ini dan peneliti maupun timnya tidak berhak untuk
melakukan intervensi dalam bentuk apapun berkaitan dengan keputusan
Bapak/Ibu.
F. Kerahasiaan data
Data-data yang diperoleh akan dijaga kerahasiaannya dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Semua subjek dan informasi hanya
diidentifikasi dengan kode-kode yang telah disetujui peneliti dan identitas
subjek sebenarnya akan tetap rahasia dan tidak akan dipublikasikan.

G. Persetujuan
Saya telah membaca dan diberi keterangan yang cukup tentang studi ini.
Saya SETUJU atau TIDAK SETUJU untuk berpartisipasi dalam studi ini dan
sampel digunakan untuk kepentingan penelitian. Tidak ada tekanan maupun
paksaan yang mempengaruhi saya dalam memutuskan keikutsertaan saya
dalam tahun ini.

Subyek Saksi
Nama: Nama:
Alamat: Alamat:
Tanggal: Tanggal:
Tanda tangan: Tanda tangan:

Mengetahui,
Peneliti

Wiwin Hardiyanti
Lampiran 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN KATETER

NO. ASPEK YANG DINILAI


FASE ORIENTASI
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah dan prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
FASE KERJA
6. Mencuci tangan
7. Menjaga privasi pasien
8. Menyiapkan alat disamping tempat tidur pasien
Menyiapkan pasien dengan posisi dorsal recumbent (untuk wanita) dan
9.
terlentang (untuk pria)
10. Memasang perlak pengalas
Letakkan bengkok diantara kedua kaki pasien dan siapkan kapas
11.
sublimat untuk wanita, atau kasa betadin untuk pria
12. Memakai sarung tangan
PADA PASIEN PRIA
Lepaskan plester fiksasi kateter, pegang penis dengan posisi tegak
13.
lurus
Oleskan kapas desinfektan mulai dari daerah uretra, kemudian
14.
memutar kearah luar meatus
Oleskan kapas desinfektan pada kateter dari arah meatus ke pangkal
15.
kateter kurang lebih sepuluh sentimeter.
Fiksasi kembali kateter pada paha bagian atas dengan posisi penis
16.
mengarah ke dada
PADA PASIEN WANITA
Lepaskan plester fiksasi kateter, kemudian buka labia mayora kanan
17.
dan kiri dengan tangan non dominan.
Bersihkan daerah genital dengan mengusap kapas dari atas kebawah
18. mulai dari labia mayora, minora, bagian tengah genital dan anus.
Gunakan kapas untuk sekali usap. Kalau perlu gunakan pinset.
Oleskan kapas desinfektan pada kateter dari arah meatus kepangkal
19.
kateter kurang lebih sepuluh sentimeter.
20. Fiksasi kembali kateter pada paha bagian dalam.
21. Amati tanda-tanda infeksi
22. Angkat bengkok dan pengalas
23. Rapikan pasien dan atur posisi yang nyaman bagi pasien
TAHAP TERMINASI
Evaluasi hasil yang dicapai dan berikan reinforcement pada klien,
24.
kontak pertemuan berikutnya
25. Dokumentasikan tindakan

Anda mungkin juga menyukai