Anda di halaman 1dari 26

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN MESTRUASI

Dosen Pengampu : Hery Ernawati, S.Kep, Ns.M.Kep.

Disusun Oleh:

1. NURJANNAH HANA MAULIDA (19631878)


2. SIFA’UL FURQON (19631852)
3. VRIMA AYU FEBRIANI (19631831)
4. WINDA FRISHA PERMANA PUTRI (19631809)

S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Gangguan
Menstruasi” dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. dan juga kami berterima
kasih pada Ibu Hery Ernawati S. Kep., Ns., M. Kep selaku Dosen mata kuliah Keperawatan
Maternitas 2 yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Ponorogo, 16 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover ...................................................................................................................... i

Kata pengantar ...................................................................................................... ii

Daftar isi............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1.Latar Belakang ................................................................................................ 1


1.2.Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3.Tujuan ............................................................................................................. 2
1.4.Manfaat Penulisan ........................................................................................... 2

BAB II KONSEP TEORI ..................................................................................... 3

A. Definisi ............................................................................................................ 3
B. Etiologi ............................................................................................................ 3
C. Manifestasi Klinis ........................................................................................... 4
D. Patofisiologi .................................................................................................... 5
E. Pathway ........................................................................................................... 6
F. Pemeriksaan penunjang .................................................................................. 7
G. Komplikasi ...................................................................................................... 7
H. Penatalaksanaan ............................................................................................. 7

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ............................................. 11

A. Pengkajian ..................................................................................................... 11
B. Diagnosa Keperawatan ................................................................................. 14
C. Rencana Asuhan Keperawatan ..................................................................... 15

Daftar Pustaka .................................................................................................... 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Gangguan menstruasi menjadi masalah umum selama masa remaja, dapat
mempengaruhi aktifitas sehari-hari dan menyebabkan kecemasan. Terdapat banyak
gangguan yang bisa terjadi, di antaranya adalah masalah gangguan haid yang sering
dialami oleh remaja putri pada setiap bulannya. Gangguan tersebut dapat berupa
dismenorea, oligomenorea, menoragia dan metroragia. Dismenorea adalah yang paling
sering terjadi (Verma et al., 2011).
Dismenorea merupakan keluhan pasien yang sering dialami oleh 75% wanita dan
alasan utama para remaja untuk pergi ke dokter (Sasaki, 2014; Kumar et al., 2013; Hayon
et al., 2012). Dismenorea juga penyebab paling umum 69,78% ketidakhadiran sekolah
bagi siswi perempuan dan pekerja (Faramarzi dan Salmalian, 2014; Gagua et al., 2012).
Hal serupa dikemukakan oleh Charu et al (2012) bahwa wanita yang mengalami
dismenorea lebih sering istirahat dirumah dibandingkan dengan wanita yang tidak
mengalami dismenorea. Faramarzi dan Salmalian (2014) juga menyebutkan bahwa ada
banyak variasi dalam prevalensi dismenorea mulai 22% sampai 77,7% diseluruh dunia.
Menurut data WHO (2010) terdapat 75% wanita yang mengalami gangguan
menstruasi. Konsep gangguan menstruasi secara umum adalah terjadinya gangguan dari
pola perdarahan menstruasi seperti oligomenorrhea (menstruasi yang jarang),
polymenorrhea (menstruasi yang sering), dan amenorrhea (tidak haid sama sekali).
Gangguan menstruasi ini berdasarkan fungsi dari ovarium yang berhubungan dengan
anovulasi dan gangguan fungsi luteal. Disfungsi ovarium tersebut dapat menyebabkan
gangguan siklus menstruasi. (Kusmiran, 2016).
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, melaporkan bahwa
perempuan di Indonesia yang berusia 10-59 tahun mengalami menstruasi tidak teratur
adalah sebesar 13,7% dalam 1 tahun terakhir. Persentase tertinggi menstruasi tidak
teratur terdapat pada daerah Gorontalo (23,3%) dan terendah di Sulawesi Tenggara
(8,7%), sedangkan di Lampung (11,3%). Beberapa faktor yang mempengaruhi gangguan
siklus menstruasi yaitu gangguan pada fungsi hormon, kelainan sistemik, stres, kelenjar
gondok, dan hormon prolaktin yang berlebihan (Manuaba, 2006). Stres adalah respon
tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap tuntutan beban yang merupakan respon
fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan

1
mengatur baik tekanan internal dan eksternal (Hawari, 2006). Teori ini sejalan dengan
penelitian (Nuraeni, 2011), sebagian besar responden mangalami stres sedang yaitu
75,28% dan mangalami siklus menstruasi yang normal sebesar 71,91%.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana Teori Dari Gangguan Menstruasi?
2. Bagaimana Konsep Dari Asuhan Keperawatan Gangguan Menstruasi?

1.3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Teori Dari Gangguan Menstruasi.
2. Untuk Mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan Gangguan Menstruasi.

1.4. Manfaat Penulisan


1. Untuk Mempermudah Mahasiswa Mempelajari Konsep Asuhan Keperawatan
Gangguan Menstruasi.
2. Mampu Memberikan Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Menstruasi.

2
BAB II

KONSEP TEORI

A. DEFINISI

Menstruasi merupakan pelepasan lapisan dalam (endometrium) yang disertai pendarahan,


terjadi berulang setiap bulan secara periodik, kecuali pada saat hamil. Sedangkan siklus
menstruasi adalah sejak hari pertama haid sampai datangnya haid periode berikutnya, lamanya
3-6 hari dengan siklus normal 21-40 hari yang terjadi akibat penurunan kadar progesteron,
siklus haid yang berovulasi.

Gangguan menstruasi adalah perdarahan yang tidak normal dalam hal panjang siklus haid,
lama haid, dan jumlah darah haid (Manuaba, 2012). Gangguan haid adalah perdarahan haid
yang tidak normal dalam hal: panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah darah haid.
Melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium fisiologi haid normal. (Dr.
Asrul Sani)

B. ETIOLOGI

Penyebab gangguan haid dapat karena kelainan biologik (organik atau disfungsional) atau
dapat pula karena psikologik seperti keadaan – keadaan stress dan gangguan emosi atau
gangguan biologik dan psikologik. Siklus menstruasi mempunyai hubungan tertentu terhadap
keadaan fisik dan psikologik wanita. Banyak penyebab gangguan haid , yaitu berdasarkan
kelainan yang dijumpai seperti:

1. Fungsi Hormon Terganggu


Haid terkait dengan system hormone yang diatur otak, tepatnya dikelenjar hipofisa. Sistem
hormonal ini akan mengirim sinyal ke indung telur untuk memproduksi sel telur. Bila sistem
pengaturan ini terganggu, otomatis terjadi gangguan pada menstruasi.
2. Kelainan Sistemik
Tubuhnya sangat gemuk atau kurus dapat mempengaruhi siklus haid karena sistem
metabolism di dalam tubuhnya tak bekerja dengan baik, atau wanita yang menderita
penyakit diabetes, juga akan mempengaruhi sistem merabolisme sehingga haid pun tidak
teratur.

3
3. Stress
Stress akan mengganggu sistem metabolisme di dalam tubuh, karena stress, wanita akan
menjadi mudah lelah, berat badan menurun drastis, bahkan sakit-sakitan, sehingga
metabolisme terganggu. Jika metabolisme terganggu, haid pun juga ikut terganggu.
4. Gangguan Endokrin
Penyakit-penyakit endokrin seperti diabetes, hipotiroid, serta hipertiroid yang berhubungan
dengan gangguan menstruasi. Prevalensi amenorrhea dan oligomenorrhea lebih tinggi pada
pasien diabetes. Hipertiroid berhubungan dengan oligomenorrhea dan lebih lanjut menjadi
amenorrhea. Hipotiroid berhubungan dengan polymenorrhea dan menorraghia.
5. Berat Badan
Peningkatan dan penurunan berat badan mempengaruhi fungsi menstruasi. Pada kelebihan
berat badan, terjadi gangguan metabolisme esterogen yang menyebabkan siklus menjadi
tidak teratur. Pada penurunan berat badan akut menyebabkan gangguan pada fungsi
ovarium, tergantung derajat tekanan pada ovarium dan lamanya penurunan berat badan.
Kondisi patologis seperti berat badan yang kurang/kurus dan anorexia nervosa yang
menyebabkan penurunan berat badan yang berat dapat menimbulkan amenorrhea.

C. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi gangguan menstruasi menurut Baziad 2012:

a. Nyeri
Merupakan tanda khas yang paling sering ditemukan pada disminorea.
b. Kelemahan
Biasanya terjadi pada gangguan menstruasi hipermenora, pms, disminorea.
c. Pusing
Biasanya terjadi pada gangguan menstruasi hipermenorea, amenorea.
d. Muntah
Biasanya terjadi pada gangguan menstruasi hipermenorea, disminorea.
e. Spotting (bercak)
Biasanya terjadi pada gangguan menstruasi hipermenorea, metroragia.
f. Kram Perut
Biasanya terjadi pada gangguan menstruasi hipermenorea, amenorea

4
Menurut Ratnawati, (2013) tanda dan gejala seseorang yang mengalami menstruasi antara lain
yaitu :

a. Perut terasa mual,mulas, kram pada perut bagian bawah,


b. Kurang darah (anemia),
c. Tubuh tidak fit,
d. Demam,
e. Sakit kepala dan pusing,
f. Keputihan dan
g. Gatal- gatal pada vagina.

D. PATOFISIOLOGI
Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya estrogen dan progesteron secara tiba-
tiba, terutama progesteron pada akhir siklus ovarium bulanan. Apabila tidak ada
kehamilan, sekresi estrogen dan progesteron menurun karena korpus luteum menjadi
tua. Penuaan ini menyebabkan peningkatan asam arakidonat dan endoperoksidase
bebas di dalam endometrium. Enzim-enzim ini menginduksi lisosom sel stroma untuk
mensintesis dan mensekresi prostaglandin (PGF2α dan PGE2) dan prostasiklin.
Prostaglandin adalah asam lemak yang teroksigenasi, dan diklasifikasikan
sebagai hormon. Prostaglandin diproduksi di sebagian besar organ dalam tubuh,
terutama endometrium.. Prostaglandin dihasilkan oleh wanita dan menyebabkan regresi
(kembali ke status semula) korpus luteum, regresi endometrium, dan pelepasan
endometrium yang menyebabkan menstruasi. Pelepasan Prostaglandin yang berlebihan
meningkatkan amplitudo dan frekuensi kontraksi uterus dan menyebabkan vasospasme
arteriol uterus, sehingga mengakibatkan iskemia dan kram abdomen bawah yang
bersifat siklik.

5
E. PATHWAY

Fungsi Hormone Kelainan Stress Gangguan Berat Badan


Terganggu Sistemik Endoktrin

Kegagalan fungsi System metabolism System metabolism Hormone BB BB


hipotalamus - hipofisis terganggu terganggu esterogen & meningkat menurun
progesterone
terganggu
Sekresi hormone FSH & System menstruasi System menstruasi Gangguan Gangguan
LH menurun terganggu terganggu metabolism fungsi
esterogen ovarium

Ovarium tidak terangsang


Haid tidak Siklus
teratur menstruasi
terganggu
Esterogen & progesterone
tidak dihasilkan
GANGGUAN
MENSTRUASI
Endometrium tipis

Disminorea Amenorhea Primer Menorrhagia Polimenorhea

Nyeri
Tanda sekunder Vol intravakuler Hiperkontraksi pada
tidak muncul menurun gastrointestinal

GANGGUAN
RASA NYAMAN Cairan tubuh Mual
ANSIETAS
menurun
Merasa tidak
nyaman
GANGGUAN DISFUNGSI
CITRA TUBUH Dehidtrasi
MOTILITAS
GASTROINTESTINAL
INTOLERANSI
AKTIVITAS
HIPOVOLEMIA

6
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Rontgen : thorax terhadap tuberkulosis serta sella tursika.
2. Sitologi vagina
3. Tes toleransi glukosa
4. Pemeriksaan mata untuk mengetahui tanda tumor hipofise.
5. Kerokan uterus
6. Pemeriksaan metabolisme basal atau T3 dan T4 tiroid
7. Laparoskopi
8. Pemeriksaan kromatin seks
9. Pemeriksaan kadar hormone

G. KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat muncul karena gangguan haid, antara lain:

1. Anemia Defisiensi Besi


Gangguan menstruasi yang menetap dapat menyebabkan kehilangan zat besi kronis
pada 30 persen kasus. Remaja sering kali mengalami hal tersebut. Hingga 8 20 persen
dari pasien dalam kelompok usia ini yang mengalami menorrhagia juga mengalami
masalah pada pembekuan darah.
2. Keganasan Endometrium
Sekitar 1-2 persen wanita dengan menstruasi anovulasi yang tidak ditatalaksana dengan
baik dapat mengalami kanker endometrium.
3. Infertilitas
Infertilitas sering berhubungan dengan kejadian anovulasi kronis, dan dengan atau
tanpa adanya produksi androgen berlebih. Pasien dengan sindrom ovarium polikistik
(SOPK), obesitas, hipertensi kronis, dan diabetes melitus tipe 2 sering kali memiliki
resiko terjadinya infertilitas.

H. PENATALAKSANAAN
a. Amenorea

Penatalaksanaan untuk kasus amenore tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya


adalah penurunan berat badan yang drastis atau obesitas, penderita dianjurkan untuk menjalani
diet yang tepat. Pengobatan di berikan bergantung pada penyebab amenorea. Terapi hormonal

7
dan konseling sebagai gangguan konsep diri dapat diberikan kepada pasien Jika penyebabnya
adalah olah raga yang berlebihan, penderita dianjurkan untuk menguranginya. Jika seorang
anak perempuan yang belum pernah mengalami menstruasi (amenore primer ) dan selama hasil
pemeriksaan normal, maka dilakukan pemeriksaan setiap 3 – 6 bulan untuk memantau
perkembangan pubertasnya. Untuk merangsang menstruasi bisa diberikan progesteron. Untuk
merangsang perubahan pubertas pada anak perempuan yang payudaranya belum membesar
atau rambut kemaluan dan ketiaknya belum tumbuh, bisa diberikan estrogen. Jika penyebabnya
adalah tumor, maka dilakukan pembedahan untuk mengangkat tumor tesebut.

b. Oligomenorea

Penatalaksanaan yang diberikan kepada penderita oligomenorea akan disesuaikan dengan


penyebabnya. Oligomenorea yang terjadi pada tahun-tahun pertama setelah haid pertama dan
oligomenorea yang terjadi menjelang menopause tidak memerlukan pengobatan yang khusus.
Sementara oligomenorea yang terjadi pada gangguan nutrisi dapat diatasi dengan terapi nutrisi
dan akan didapatkan siklus menstruasi yang reguler kembali. Pada umumnya, disamping
mengatasi faktor yang menjadi penyebab timbulnya,penderita oligomenorea juga akan diterapi
dengan menggunakan terapi hormone.Jenis hormon yang diberikan akan disesuaikan dengan
jenis hormon yang mengalami penurunan dalam tubuh (yang tidak seimbang). Pasien yang
menerima terapi hormonal sebaiknya dievaluasi 3 bulan setelah terapi diberikan, dan
kemudian 6 bulan untuk reevaluasi efek yang terjadi.

c. Polimenorea

Pada umumnya, polimenorea bersifat sementara dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Penderita polimenorea harus segera dibawa ke dokter jika polimenorea berlangsung terus
menerus. Polimenorea yang berlangsung terus menerus dapat menimbulkan gangguan
hemodinamik tubuh akibat darah yang keluar terus menerus.Disamping itu, polimenorea dapat
juga akan menimbulkan keluhan berupa gangguan kesuburan karena gangguan hormonal pada
polimenorea mengakibatkan gangguan ovulasi (proses pelepasan sel telur). Wanita dengan
gangguan ovulasi seringkali mengalami kesulitan mendapatkan keturunan.

d. Menoragia atau Hipermenore

Pengobatan menorrhagia sangat tergantung kepada penyebabnya. Untuk memastikan


penyebabnya, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan darah, tes

8
pap smear, biopsi dinding rahim, pemeriksaan USG, dan lain sebagainya. Jika menoragia
diikuti oleh adanya anemia, maka zat besi perlu diberikan untuk menormalkan jumlah
hemoglobin darah. Terapi zat besi perlu diberikan untuk periode waktu tertentu untuk
menggantikan cadangan zat besi dalam tubuh. Selain itu, menorrhagia juga dapat diterapi
dengan pemberian hormon dari luar, terutama untuk menorrhagia yang disebabkan oleh
gangguan keseimbangan hormonal. Terapi hormonal yang diberikan iasanya berupa obat
kontrasepsi kombinasi atau pill kontrasepsi yang hanya mengandung progesteron. Menorrhagia
yang terjadi akibat adanya mioma dapat diterapi dengan melakukan terapi hormonal atau 10
dengan pengangkatan mioma dalam rahim baik dengan kuretase ataupun dengan tindakan
operasi.

e. Hipomenorea

Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa.
Hipomenorrhea adalah suatu keadan dimana jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc).
hipermenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi,
penyakit menahun maupun gangguan hormonal (kekurangan esterogen mauoun progesterone)

f. Metroragia

Suatu perdarahan vagina antara periode menstruasi teratur merupakan bentuk disfungsi
menstruasi yang oaling signifikan karena hal itu dapat menunjukkan adanya kanker, tumor
jinak uterus, dan masalah-masalah psikologi lainnya. Kondisi ini menegakkan diagnose dan
pengobatan dini. Meskipun pendarahan antara periode menstruasi pada wanita yang
menggunakan kontraseptif oral biasanya bukan masalah yang serius, namun pendarahan tak
teratur pada wanita yang mendapat terapi penggantian hormone harus dievaluasi lebih lanjut.

g. Dismenorea

Terapi medis untuk klien dismenorea adalah:

- Pemberian obat analgesic


- Terapi hormonal
- Terapi dengan obat nonsteroid antiprostalgandin
- Dilatasi kanalis servikalis (dapat memberikan keringanan karena memudahkan
pengeluaran darah haid dan prostalganding di dalamnya)

9
h. PMS (Pre Menstruasi Syndorm)
- Kurangi asupan makanan manis, garam, the, kopi, coklat, minuman bersoda, lemah hewan,
susu, keju, mentega, dan utamakan istirahat
- Untuk mengurangi retensi natrium dan cairan, maka selama 7-10 hari sebelum haid
penggunaan garam dibatasi dan minum sehari-hari dibatasi.
- Tingkatkan asupan vitamin B dan sayur-sayuran hijau
- Pemberian obat diuretic

10
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
a. Identitas
Pada identitas pasien ini meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
alamat, suku, bangsa, agama, tanggal, jam MRS, nomor register, dan diagnose medis.
Pada penderita dengan gangguan menstruasi biasanya pada wanita usia >12-45 tahun.
b. Keluhan utama
Keluhan utama merupakan sering menjadi alasan klien untuk menerima pertolongan
kesehatan. Biasanya dikeluhan merasa nyeri dimulai saat haid.
c. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang adalah informasi mengenai keadaan dan keluhan pasien saat
timbul keluhan menyebabkan gangguan rasa yang tidak nyaman. Keluhan pada klien
dengan gangguan menstruasi adalah nyeri dimulai saat haid dan meningkat saat
keluarnya darah, disertai mual, muntah, kelelahan dan nyeri kepala.
d. Riwayat penyakit dahulu
Apakah klien pernah mengalami riwayat penyakit seperti DM, hipertensi atau penyakit
jantung.
e. Riwayat penyakit keluarga
Peranan keluarga atau keturunan merupakan faktor penyebab penting yang perlu dikaji
yaitu penyakit berat yang pernah diderita salah satu anggota keluarga yang ada
hubungannya dengan operasi misalnya: TBC, DM dan Hipertensi.
f. Riwayat Obstetri
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada klien dengan gangguan menstruasi yang perlu
diketahui adalah :
1. Keadaan haid
Perlu ditanyakan kapan datangnya menarche siklus haid, hari pertama haid terakhir
untuk diketahui yang keluar darah muda atau darah tua, encer atau menggumpal,
lamanya nyeri atau tidak, pada sebelum atau sesudah haid, berbau atau tidak,
dimana untuk mengetahui gambaran tentang keadaan alat kandungan.
2. Perkawinan
Berapa kali kawin dan berapa lama dengan suami yang sekarang.
3. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

11
Ditanyakan riwayat kehamilan dan persalinan serta nifas yang lalu, bagaimana
keadaan bayi yang dilahirkan, apakah cukup bulan atau tidak, kelahirannya normal
atau tidak, siapa yang menolong persalinan dan dimana melahirkannya.
g. Pola kebiasaan sehari – hari menurut Virginia Henderson
1. Respirasi
Pada klien dengan gangguan menstruasi frekuensi pernafasan biasanya normal atau
meningkat bila disertai dengan nyeri pada saat menstruasi.
2. Nutrisi
Klien dengan gangguan menstruasi biasanya mengalami perubahan pada
pemenuhan kebutuhan nutrisi dikarenakan adanya nyeri dan ketidaknyamanan.
3. Eliminasi
Klien dengan gangguan menstruasi biasanya tidak mengalami gangguan dalam
eliminasi.
4. Istirahat/tidur
Pada klien dengan gangguan menstruasi biasanya mengalami gangguan pemenuhan
kebutuhan tidur akibat nyeri dan ketidaknyamanan.
5. Mempertahankan temperatur tubuh dan sirkulasi
Pada klien dengan gangguan menstruasi tidak mengalami gangguan dalam hal
temperatur tubuh, suhu tubuh 37°C.
6. Kebutuhan personal hygiene
Klien dengan gangguan menstruasi biasanya tidak mengalami gangguan dalam
pemenuhan kebutuhan personal hygiene.
7. Aktivitas Pola aktivitas
Klien dengan gangguan menstruasi dapat terganggu karena adanya nyeri dan
ketidaknyamanan.
8. Gerak dan keseimbangan tubuh
Gerak dan keseimbangan tubuh klien dengan gangguan menstruasi terkadang
mengalami gangguan karena adanya nyeri dan ketidaknyamanan.
9. Kebutuhan pakaian
Klien dengan gangguan menstruasi tidak mengalami gangguan dalam memenuhi
kebutuhan berpakaian tersebut.
10. Kebutuhan keamanan
Klien dengan gangguan menstruasi mengalami gangguan dengan keamanan karena
adanya nyeri dan ketidaknyamanan.

12
11. Sosialisasi
Pada data sosial ini dapat dilihat apakah klien merasa terisolasi atau terpisah karena
terganggunya komunikasi, adanya perubahan pada kebiasaan atau perubahan dalam
kapasitas fisik untuk menentukan keputusan untuk beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya.
12. Kebutuhan spiritual
Klien yang menganut agama tertentu selama keluar darah haid tidak diperbolehkan
melaksanakan ibadah.
13. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Klien dengan gangguan menstruasi biasanya tidak memenuhi kebutuhan bermain
dan rekreasi karena nyeri dan ketidaknyamanan.
14. Kebutuhan belajar
Bagaimana klien berusaha belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu
yang mengarah pada perkembangan yang normal, kesehatan dan penggunaan
fasilitas kesehatan yang tersedia
15. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Keadaan umum klien yang mengalami gangguan menstruasi biasanya lemah
dan gelisah.
b. Kesadaran
Kesadaran klien dengan gangguan menstruasi biasanya composmentis jika
tidak mengalami gangguan menstruasi berat yaitu sampai tidak sadarkan diri.
c. Tanda – tanda vital
Tekanan darah : Normal (120/80 mmHg)
Nadi : Normal/Meningkat (>80-100 x/menit)
Pernafasan : Normal (>20-24 x/menit)
Suhu : Normal (36,50C – 37,50C)
d. Pemeriksaan head to toe
- Kepala
Meliputi bentuk wajah apakah simetris atau tidak, keadaan rambut dan
keadaan kulit kepala.
- Wajah
Pada daerah wajah yang dikaji bentuk wajah, keadaan mata, hidung, telinga,
mulut dan gigi.
13
- Mata
Apakah konjungtiva pucat atau merah, apakah sklera ikterik.
- Leher
Perlu dikaji apakah terdapat benjolan pada leher, pembesaran vena jugularis
dan adanya pembsesaran kelenjar tiroid.
- Dada dan punggung
Perlu dikaji kesimetrisan dada, ada tidaknya tertraksi intercostae,
pernafasan tertinggal, suara wheezing, ronchi, bagaimana irama dan
frekuensi pernafasan. Pada jantung dikaji bunyi jantung (interval) adakah
bunyi gallop, mur – mur.
- Payudara/mammae
Apakah puting susu menonjol atau tidak, apakah ada pembengkakkan dan
atau nyeri tekan.
- Abdomen
Ada tidaknya distensi abdomen, bagaimana dengan bising usus, adakah
nyeri tekan.
- Ekstremitas atas dan bawah
Kulit dingin, kering, pucat, capillary refill memanjang. Ekstremitas atas dan
bawah yang dikaji yaitu kesimetrisannya, ujung – ujung jari sianosis atau
tidak, ada tidaknya edema.
- Genetalia
Bagaimana rambut pubis, distribusi, bandingkan sesuai usia perkembangan
klien. Kulit dan area pubis, adanya lesi, eritema, visura, leukoplakia dan
eksoria labia mayora, minora, klitoris, meatus uretra terhadap
perkembangan ulkus, keluaran dan nodul.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit d.d nyeri
2. Intoleransi aktivitas b.d imobilitas d.d merasa tidak nyaman
3. Ansietas b.d kebutuha tidak terpenuhi d.d tanda sekunder tidak muncul
4. Gangguan Citra Tubuh b.d perubahan fungsi tubuh d.d tanda sekunder tidak muncul
5. Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif d.d dehidrasi
6. Disfungsi motilitas gastrointestinal b.d kecemasan d.d mual

14
C. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi
1. D.0074 L.08064 I.08238
Gangguan rasa nyaman Status Kenyamanan Manajemen Nyeri
Definisi: Setelah dilakukan intervensi Definisi
Perasaan kurang senang,lega keperawatan selama 1x 24 Mengidentifikasi dan mengelola
dan sempurna dalam dimensi jam,maka Status Kenyamanan pengalaman sensorik atau
fisik,psikospiritual,lingkunga meningkat dengan Kriteria emosional yang berkaitan dengan
n dan sosial. hasil: kerusakan jaringan atau fungsional
Penyebab: 1. Kesejahteraan fisik dengan onset mendadak atau
1. .Gejala penyakit meningkat lambat dan berintensitas ringan
2. Kurang pengendalian 2. Kesejahteraan psikologis hingga berat dan konstan.
situasional/lingkungan meningkat Tindakan
3. Ketidakadekuatan sumber 3. Keluhan tidak nyaman Observasi
4. Kurang privasi menurun 1. Identifikasilokasi,karakteristik,
5. Gangguan stimulus 4. Gelisah menurun durasi,frekuensi,kualitas,intens
lingkungan 5. Keluha sulit tidur menurun itas nyeri
6. Efek samping terapi 6. Merintih menurun 2. Identifikasi skala nyeri
7. Gangguan adaptasi 3. Identifikasi faktor yang
Gejala dan Tanda Mayor memperberat dan memperingan
Subjektif: nyeri
1. Mengeluh tidak nyaman Terapeutik
Objektif: 1. Berikan teknik
1. Gelisah nonfarmakologis untuk
Gejala dan Tanda Minor mengurangi rasa nyeri
Subjektif: 2. Kontrol lingkungan yang
1. Mengeluh sulit tidur memperberat rasa nyeri
2. Tidak mampu rileks 3. Fasilitasi istirahat dan tidur
3. Mengeluh mual Edukasi
Objektif: 1. Jelaskan penyebab,periode,dan
1. Menunjukkan gejala distres pemicu nyeri
2. Tampak merintih/menangis 2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri

15
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara pribadi

2. D.0056 L.05047 I.05178


Intoleransi aktivitas Toleransi aktivitas Manajemen Energi
Definisi Setelah dilakukan intervensi Definisi
Ketidakcukupan energi untuk keperawatan selama 1x 24 Mengidentifikasi dan mengelola
melupakan aktivitas sehari- jam,maka Toleransi aktivitas penggunaan energi untuk
hari meningkat dengan Kriteria mengatasi atau mencegah
Penyebab hasil: kelelahan dan mengoptimalkan
1. Ketidakseimbangan antara 1. Frekuensi nadi meningkat proses pemulihan
suplai dan kebutuhan 2. Kemudahan dalam Tindakan
oksigen melakukan aktivitas Observasi
2. Tirah baring sehari-hari meningkat 1. Identifikasi gangguan fungsi
3. Kelemahan 3. Kecepatan berjalan tubuh yang mengakibatkan
4. Imobilitas meningkat kelelahan
5. Gaya hidup monoton 4. Keluhan lelah menurun 2. Monitor kelelahan fisik dan
Gejala dan tanda Mayor 5. Dispnea saat aktivitas emosional
Subjektif menurun 3. Monitor pola tidur
1. Mengeluh lelah 4. Monitor lokasi dan
Objektif ketidaknyamanan selama
1. Frekuensi jantung melakukan aktivitas
meningkat >20% dari Terapeutik
kondisi istirahat 1. Sediakan lingkungan nyaman
Gejala dan tanda Minor dan rendah
Subjekif stimulus(mis.cahaya,suara,kun
1. Dispnea saat/setelah jungan)
aktivitas 2. Lakukan latihan rentang gerak
2. Merasa tidak nyaman pasif dan/aktif
setelah beraktivitas 3. Berikan aktivitas distraksi
3. Merasa lemah yang menenangkan
Objektif Edukasi
1. Anjurkan tirah baring

16
1. Tekanan darah berubah 2. Anjurkan melakukan
>20% dari kondisi Aktivitas secara bertahap
istirahat 3. Ajarkan strategi koping untuk
2. Gambaran EKG mengurangi kelelahan
menggambarkan aritmia
3. Gambaran EKG
menggambarkan iskemia
4. Sianosis

3. D.0083 L.09067 I.09305


Gangguan Citra Tubuh Citra Tubuh Promosi citra tubuh
Definisi Setelah dilakukan intervensi Definisi:
Perubahan persepsi tentang keperawatan selama 1x 24 Meningkatkan perbaikan
penampilan,struktur dan jam,maka Citra tubuh perubahan persepsi terhadap fisik
fungsi fisik individu meningkat dengan Kriteria pasien
Penyebab hasil: Tindakan:
1. Perubahan 1. Melihat bagian tubuh Observasi
struktur/bentuk membaik 1. Identifikasi harapan citra
tubuh(mis.amputasi,trau 2. Menyentuh bagian tubuh tubuh berdasarkan tahap
ma,lukabakar,obesitas,jer membaik perkembangan
awat) 3. Menyembunyikan bagian 2. Identifikasi
2. Perubahan fungsi tubuh berlebihan menurun budaya,agama,jenis
tubuh(mis.proses 4. Menunjukkan bagian kelamin,dan umur terkait
penyakit,kehamilan,kelu tubuh berlebihan menurun citra tubuh
mpuhan) 5. Fokus pada bagian tubuh 3. Identifikasi perubahan citra
3. Perubahan fungsi kognitif menurun tubuh yang mengakibatkan
4. Ketidakseimbangan isolasi sosial
budaya,keyakinan atau 4. Monitor frekuensi
sistem nilai pernyataan kritik terhadap
Gejala dan Tanda Mayor diri sendiri
Subjektif: Terapeutik

17
1. Mengungkapkan 1. Diskusikan perubahan
kecacatan/kehilangan tubuh dan fungsinya
bagian tubuh 2. Diskusikan perbedaan
Objektif: penampilan fisik terhadap
1. Kehilangan bagian tubuh harga diri
2. Fungsi/struktur tubuh 3. Diskusikan perubahan
berubah/hilang akibat pubertas,kehamilan
Gejala dan Tanda Minor dan penuaan
Subjektif: Edukasi
1. Tidak mapu 1. Jelaskan kepada keluarga
mengungkapkan tentang perawatan
kecacatan/kehilangan perubahan citra tubuh
bagian tubuh 2. Anjurkan mengungkapkan
2. Mengungkapkan gambaran diri terhadap
perasaan negatif citra tubuh
tentang perubahan 3. Anjurkan menggunakan
tubuh alatbantu(mis.pakaian,wig,
3. Mengungkapkan kosmetik)
kekhawatiran pada 4. Latihan fungsi tubuh yang
penolakan/reaksi dimiliki
orang lain
Objektif:
1. Menyembunyikan/me
nunjukkan bagian
tubuh secara
berlebihan
2. Menghindari melihat
dan/atau menyentuh
bagian tubuh
3. Fokus berlebihan
pada perubahanbagian
tubuh

18
4. D.0080 L.09093 I.09314
Ansietas Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas
Definisi Setelah dilakukan intervensi Definisi
Kondisi emosi dan keperawatan selama 1x 24 Meminimalkan kondisi individu
pengalaman subyektif jam,maka Tingkat Ansietas dan pengalaman subyektif terhadap
individu terhadap objek yang menurun dengan Kriteria objek yang tidak jelas dan spesifik
tidak jelas dan spesifik akibat hasil: akibat antisipasi bahaya yang
antisipasi bahaya yang 1. Perilaku gelisah menurun memungkinkan individu
memungkinkan individu 2. Perilaku tegang menurun melakukan tindakan untuk
melakukan tindakan untuk 3. Keluhan pusing menurun menghadapi ancaman
menghadapi ancaman 4. Konsentrasi membaik Tindakan
Penyebab 5. Pola tidur membaik Observasi
1. Krisis emosional 1. Identifikasi saat tingkat
2. Kebutuhan tidak ansietas
terpenuhi berubah(mis.kondisi,waktu,st
3. Krisis maturasional resor)
4. Ancaman terhadap 2. Identifikasi kemampuan
konsep diri mengambil keputusan
5. Ancaman terhadap 3. Monitor tanda-tanda
kematian ansietas(verbal dan non
Gejala dan Tanda Mayor verbal)
Subjektif Terapeutik
1. Merasa bingung 1. Ciptakan suasana terapeutik
2. Merasa khawatir untuk menumbuhkan
dengan akibat dari kepercayaan
kondisi yang 2. Pahami situasi yang membuat
diihadapi ansietas
3. Sulit 3. Dengarkan dengan penuh
berkonsentrasi perhatian
Objektif Edukasi
1. Tampak gelisah 1. Jelaskan prosedur,termasuk
2. Tampak tegang sensasi yang mungkin dialami
3. Sulit tidur

19
Gejala dan Tanda Minor 2. Anjurkan keluarga untuk tetap
Subjektif bersama pasien,jika perlu
1. Mengeluh pusing 3. Anjurkan mengungkapkan
2. Anoreksia perasaan dan persepsi
3. Palpitasi
4. Merasa tidak berdaya
Objektif
1. Frekuensi napas
meningkat
2. Frekuensi nadi meningkat
3. Tekanan darah meningkat
4. Diaforesis
5. Tremor

5. D.0023 L.03028 I.03114


Hipovolemia Status Cairan Manajemen Hipervolemia
Definisi Setelah dilakukan intervensi Definisi
Penurunan volume cairan keperawatan selama 1x 24 Mengidentifikasi dan mengelola
intravaskular,interstisial,dan/a jam,maka Status Cairan kelebihan volume cairan
tau intraseluler membaik dengan Kriteria intravaskuler dan ekstraseluler
Gejala dan Tanda Mayor hasil: serta mencegah terjadinya
Subjektif 1. Kekuatan nadi meningkat komplikasi
(tidak tersedia) 2. Turgor kulit meningkat Tindakan
Objektif 3. Output urine meningkat Observasi
1. Frekuensi nadi 4. Pengisian vena 1. Periksa tanda dan gejala
meningkat meningkat hipervolemia(mis.ortopnea
2. Nadi teraba lemah 5. Ortopnea menurun ,dispnea,edema,JVP/CVP
3. Tekanan darah 6. Dispnea menurun meningkat,reflek
menurun 7. Frekuensi nadi membaik hepatojugular positif,suara
4. Tekanan nadi 8. Tekanan darah membaik napas tambahan)
menyempit 9. Tekanan nadi membaik 2. Identifikasi penyebab
5. Turgor kulit menurun hipervolemia
Gejala dan Tanda Minor

20
Subjektif 3. Monitor intake dan output
1. Merasa lemah cairan
2. Mengeluh haus Terapeutik
Objektif 1. Timbang berat badan
1. Pengisian vena menurun setiap hari pada waktu
2. Status mental berubah yang sama
3. Suhu tubuh meningkat 2. Batasi asupan cairan dan
4. Konsentrasi urine garam
meningkat 3. Tinggikan kepala tempat
5. Berat badan turun tiba- tidur 30-40 derajat
tiba Edukasi
1. Anjurkan melapor jika
haluaran urine <0,5
ml/kg/jam dalam 6 jam
2. Anjurkan melapor jika BB
bertambah >1kg dalam
sehari
3. Ajarkan cara mengukur
dan mencatat asupan dan
haluaran cairan
6. D.0021 L.030223 I.03119
Disfungsi Motilitas Motilitas Gastrointestinal Manajemen nutrisi
Gastrointestinal Setelah dilakukan intervensi Definisi
Definisi keperawatan selama 1x24 Mengidentifikasi dan mengelola
Peningkatan, penurunan, jam maka status motilitas asupan nutrisi yang seimbang
tidakefektifan aukurangnya gastrointestinal membaik Tindakan
aktivitas peristaltic dengan kriteria hasil: Observasi
gastrointestinal. 1. Nyerimeningkat 1. Identifikasi status nutrisi
Penyebab 2. Mual meningkat 2. Identifikasialergidanintole
1. Asupan eternal 3. Muntah meningkat ransimakanan
2. Intoleransi makanan 4. Regurgitasimeningkat 3. Identifikasimakanan yang
3. Imobilitas 5. Distnsi abdomen disukai
4. Makanan kontaminan menngkat

21
5. Malnutrisi 6. Diaremeningkat 4. Identifikasikebutuhankalor
6. Pembedahan. 7. Suaraperitaltikmenuru idanjenis nutrient
7. Efekagenfarmakologis n 5. Identifikasiperlunyapengg
(mis.narkotik/opiate,a 8. Pengosonganlambung unaanselang nasogastric
ntibiotic,laksatif,anest menurun 6. Monitor asupanmakanan
hesia) 9. Ratusmenurun 7. Monitor beratbadan
8. Proses penuaan 8. Monitor
9. Kecemasan. hasilpemeriksaanlabolatori
Gejaladantanda mayor um
Subjektif Terapiutik
1. Mengungkapkanflaktu 1. Lakukan oral hygiene
stidakada sebelummakan ,jikaperlu
2. Nyeri/kram abdomen 2. Fasilitasimenentukanpedo
Objektif man diet
1. Suara peristaltic (mis.piramidamakanan)
berubah 3. Sajikanmakanansecaramen
(tidakada,hipoaktif,ata arikdansuhu yang sesuai
uhiperaktif) 4. Berikanmakanantinggisera
Gejaladantanda minor tuntukmencegahkonstipasi
Subjektif 5. Berikanmakanantinggikalo
1. Merasamual ridantiggi protein.
Objektif 6. Berikan suplemen
1. Residulambungmenin makanan,jika perlu
gkat/menurun 7. Hentikan pemberian
2. Muntah makan melalui selang
3. Regurgitasi nasogatrik jika asupan oral
4. Pengosongan dapat ditoleransi
lambungcepat Edukasi
5. Ditensi abdomen 1. Anjurkan posisi duduk,
6. Diare jikamampu
7. Feses kering dan sulit 2. Ajarkan diet yang
keluar diprogramkan
8. Feseskeras

22
DAFTAR PUSTAKA

Yusmandita,Ulfiana gesti,2020. Laporan Pendahuluan Gangguan Menstruasi. Laporan.

Konsep Teori Dismenorea. http://repository.poltekkes-


denpasar.ac.id/4546/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan Indikator
Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan
Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria Hasil
Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

23

Anda mungkin juga menyukai