PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi dan tingginya kesadaran masyarakat untuk mendapat pelayanan
kesehatan yang lebih baik memacu dunia keperawatan untuk terus meningkatkan
keprofesionalan melalui peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Upaya yang telah
dilakukan oleh lahan pelayanan keperawatan maupun pendidikan untuk mencapai hal
tersebut antara lain melalui pendidikan berkelanjutan, pembentukan komite keperawatan,
upaya lainnya adalah pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional, dimana
dengan penerapan metode tersebut akan mampu memberikan kesempatan kepada dunia
keperawatan untuk me-manage pelayanan keperawatan dengan berfokus pada masalah
keperawatan yang ada. Pencapaian sebuah metode yang diterapkan tidak lain adalah
menggunakan analisis manajemen keperawatan. Manajemen keperawatan disini adalah
sebagai suatu sistem yang menggambarkan serangkaian kejadian yang saling
berhubungan, meliputi informasi, masukan tenaga, dari sejumlah input dan proses
dengan tujuan mengoreksi kegagalan sistem (Gilles,2008).
Menejemen Keperawatan di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam
pengembangan keperawatan. Hal ini berkaitan dengan tuntunan profesi dan global bahwa
setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi. Manajemen Keperawatan harus
diaplikasikan dalam tatanan pelayanan keperawatan yang nyata yaitu di Rumah Sakit dan
komunitas sehingga perawat perlu memahami konsep dan aplikasinya dari manajemen
keperawatan yang berupa perencanaan strategi melalui pengumpulan data, analisa
SWOT dan penyusunan langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan model praktik
keperawatan profesional serta melakukan pengawasan serta pengendalian (Nursalam,
2011).
Untuk menjamin tingginya mutu pelayanan keperawatan di sebuah institusi Rumah
Sakit diperlukan upaya dalam penerapan sistem manajemen yang sistematis sesuai
sumber daya yang ada. Berdasarkan pengkajian kelompok didapatkan bahwa di Ruang
Dahlia 4 RSUD TUGUREJO SEMARANG model asuhan keperawatan profesional yang
diterapkan adalah metode Semi MPKP, akibat ketenagaan yang masih kurang dalam
pelaksanaannya masih menggunakan metode fungsional dan data lain didapatkan bahwa
angka BOR selama 2 hari adalah 97,7% dan angka kematian pasien >48 jam 5.98%.
Berdasarkan hal ini, maka diperlukan analisis system manajemen secara sistematis,
sehingga mampu membuat rumusan masalah dan melaksanakan intervensi untuk mencari
problem solving yang efektif, efisien dan rasional.
Selain tujuan tersebut dalam melakukan praktek manajemen keperawatan di ruang
Dahlia 4 RSUD Tugurejo Semarang adalah untuk meningkatkan pengetahuan serta
mengaplikasikan sistem manajemen keperawatan dalam sebuah Metode Praktik
Keperawatan Profesional (MPKP).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan diharapkan mahasiswa
mampu mengaplikasikan prinsip manajemen keperawatan dalam sebuah Model
Praktik Keperawatan Profesional.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian situasi unit pelayanan keperawatan sebagai dasar untuk
menyusun rencana strategi dan operasional unit.
b. Menyusun rencana strategis dan rencana operasional unit pelayanan keperawatan
berdasarkan hasil kajian.
c. Mengimplementasikan model pengorganisasian pelayanan keperawatan sesuai
kondisi unit (dengan metode MPKP).
d. Mengelola kelompok kerja dalam suatu metode penugasan asuhan keperawatan
professional
melalui;
pendelegasian,
sentralisasi
obat,
timbang
terima,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi yang mencakup kegiatan koordinasi dan
supervise terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Nursalam
2002).
Manajemen secara umum diartikan sebagai suatu ilmu atau seni tentang bagaimana
menggunakan Sumber Daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (Muninjaya, A. A. Gde, 2010).
Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan keperawatan melalui upaya
staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan serta rasa aman
nyaman baik kepada pasien, keluarga pasien, maupun masyarakat (Asmadi, 2008).
Manajemen keperawatan adalah cara untuk mengelola sekelompok perawat dengan
menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk dapat memberikan pelayanan dan asuhan
keperawatan kepada klien secara professional (Gillies, dalam Nursalam 2002).
Pengetahuan manajemen merupakan pengetahuan yang universal, demikian juga
pengetahuan manajemen yang ada di dalam ilmu keperawatan. Pengetahuan manajemen
keperawatan menggunakan konsep-konsep yang berlaku terhadap semua situasi
manajemen keperawatan. Teori manajemen keperawatan berkembang dari teori
manajemen umum yang memprioritaskan penggunaan sumber daya manusia dan materi
secara efektif. Sejalan dengan prinsip manajemen secara umum, manajemen dalam
keperawatan juga terdiri atas input, proses dan output.
Input dari manajemen keperawatan terdiri atas tenaga keperawatan, bahan-bahan,
peralatan, bangunan fisik, klien, pengetahuan, dan keterampilan yang akan mengalami
suatu proses transformasi melalui manajemen asuhan keperawatan oleh tenaga
keperawatan sehingga dihasilkan suatu resolusi masalah keperawatan klien.
Prinsip-prinsip manajemen ini diterapkan oleh perawat klinis, perawat kepala,
pengawas, direktur dan tingkat eksekutif di bidang keperawatan. Tapi pada dasarnya,
prinsip manajemen yang diterapkan adalah sama. Lima elemen besar dari teori
manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan dan
pengendalian. Seluruh aktivitas manajemen serta sumber daya yang ada bergerak secara
simultan untuk mencapai output yang diinginkan. Adapun output yang diinginkan dalam
proses manajemen keperawatan adalah resolusi masalah keperawatan sehingga dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif kepada klien, keluarga, dan
2.
Unsur tujuan.
b.
c.
Unsur kebijakan.
d.
Unsur program.
e.
Unsur prosedur.
b.
c.
Sebagai
alat
pimpinan
bagaimana
pemimpin
b.
c.
d.
e.
Penugasan personil yang cakap, yaitu memilih dan menempatkan staf yang
dipandang mampu melaksanakan tugas.
f.
Mendelegasikan wewenang.
Wewenang adalah kekuasaan atau hak untuk memerintah atau meminta orang lain
berbuat sesuatu yang sesuai dengan fungsi dan kedudukan dalam organisasi
kesamaan komando dan terciptanya tanggung jawab bawahan secara penuh kepada
satu pimpinan.
Fungsi aktuasi memusatkan perhatian pada sumber daya manusia, sehingga ilmu
tentang perilaku manusia harus mampu dikuasai oleh pimpinan. Sikap kerja sama,
motivasi, objektifitas dan peka terhadap lingkungan harus dimiliki.
Selain itu peranan kepemimpinan (leadership) serta aspek komunikasi dalam
organisasi perlu mendapat perhatian para manajer organisasi.Agar nantinya mampu
untuk actuating (memberi bimbingan), motivating (membangkitkan motivasi),
directing (memberikan arah), influencing (mempengaruhi) dan commanding
(memberikan perintah atau komando) kepada anggota dan staf organisasi.
Tujuan fungsi aktuasi adalah;
a. Menciptakan kerja sama yang efektif dan efisien.
b. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf.
c. Menumbuhkan rasa memiliki dan mencintai pekerjaan.
d. Menciptakan suasana lingkungan yang meningkatkan motivasi dan prestasi kerja.
e. Membuat organisasi berkembang secara praktis.
D. Fungsi Pengendalian (Controling)
Pengendalian adalah pemeriksaan untuk melihat apakah segala sesuatunya
terjadi sesuai rencana yang telah disepakati, instruksi yang telah dikeluarkan, serta
prinsip-prinsip yang telah ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan
kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi (Fayol dalam
Swansburg, 2000).
Pengontrolan dilakukan sesuai fakta yang ada. Bila isu muncul sebaiknya satu
sama lain bertemu dan menenangkan mereka melalui kontak langsung. Untuk
merangsang kerja sama, perlu peran serta sejak semula. Proses pengontrolan dapat
digambarkan dengan salah satunya membuat standar bagi semua dasar-dasar
manajemen dalam istilah-istilah yang diterima serta hasil yang dapat diukur yang
ukuran ini harus dapat mengukur pencapaian dan tujuan yang ditentukan.
Kontrol termasuk koordinasi sejumlah kegiatan, pembuatan keputusan yang
berhubungan dengan perencanaan dan kegiatan organisasi, serta informasi dari
pengarahan dan pengevaluasian setiap kinerja petugas. Kron dan Gray dalam
Swansburg (2000) menunjukkan bahwa kontrol menggunakan pengevaluasian dan
keteraturan. Karakteristik suatu sistem kontrol yang baik adalah harus menunjukkan
sifat dari aktivitas, melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera, memandang ke
depan, menunjukkan penerimaan pada titik-titik kritis, objektif, fleksibel,
BAB III
ANALISA MASALAH MANAJEMEN RUANG KEPERAWATAN
A. Pengkajian Perencanaan
1. Visi dan Misi Organisasi
1) Visi, Misi dan Motto RSUD Tugurejo Semarang
a. Visi
Rumah sakit prima mandiri,dan terdepan dalam pelayanan
b. Misi
1) Memberikan pelayanan kesehatan secara efisien dan mengembangkan
pelayanan unggulan
2) Meningkatkan profisionalisme SDM kesehatan yang yang berdaya siaga
3) Mengembangkan sarana dan prasarana RS yang aman dan nyaman
4) Meningkatkan program pengembangan mutu pelayanan medis secara
berkesinambungan
5) Mewujudkan kemandirian melalui peninggkatan efisiensi, efektifitas dan
fleksibilitas pengelolaan keuangan
6) Menjadi pusat pendidikan kedokteran dan kesehatan lain, serta penelitian dan
pengembangan bidang kesehatan
c. Motto
Kesembuhan dan kepuasan anda adalah kebahagiaan kami
2) Visi, Misi, Motto dan Tujuan Ruang Dahlia4
a. Visi
Memberikan pelayanan keperawatan yang profesional
b. Misi
1) Meningkatkan kualitas SDM yang terencana
2) Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar pelayanan keperawatan
3) Meningkatkan mutu askep yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat
4) Menjadi tmpat pendidikan dan penelitian keperawatan
5) Mewujudkan sistem remunerasi berbasis kompetensi
c. Tujuan
1) Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui model MKPK
2) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal
2. Filosofi Rumah Sakit
a. Sejarah rumah sakit
Rumah sakit ini terletak pada ruas jalur utama Semarang Jakarta yang merupakan
jalur utama pantai utara Jawa antara Semarang Kendal, tepatnya pada Jalan Raya Walisongo
Semarang. Secara posisi sangat strategis karena terletak pada jalur padat dengan potensi
rawan kecelakaan cukup tinggi, dikelilingi oleh lingkungan pemukiman dan perumahan yang
padat serta dilingkupi sentra industri besar antara lain ; Kawasan Industi Wijaya Kusuma,
Kawasan Industri Tugu Indah, Kawasan Industri Candi dan Kawasan Guna Mekar Industri.
RSUD Tugurejo merupakan Rumah Sakit Kelas B milik Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah, yang terletak di Semarang Bagian Barat dengan kapasitas tempat tidur sejumlah 323
tempat tidur . Luas tanah 36,566 m2 , luas bangunan 15.381 m2 terdiri dari gedung rawat
jalan , gedung IGD, 8 bangsal perawatan , kamar bedah , kamar bersalin, bagian penunjang,
kantor ,auditorium dan wisma.
Melalui pendekatan mutu, RSUD Tugurejo selalu berusaha untuk meningkatkan dan
mengembangkan mutu pelayanannya di seluruh jajaran Rumah Sakit ( Hospital Wide Quality
Improvement).
3. Perencanaan strategi Rumah Sakit
1) Rencana strategi rumah sakit jangka panjang
2) Rencana rumah sakit jangka pendek : sudah dibuatkan agenda untuk rencana
perhari, perbulan maupun pertahunnya.
B. Fungsi Pengorganisasian
a. Struktur Organisasi
Di ruang Dahlia 4 RSUD Tugurejo Semarang sudah terdapat struktur organisasi,.
Dan sudah ada bagan yang ditempel diruangan. Adapun gambaran bagan struktur
organisasi sebagai berikut :
KEPALA RUANG DAHLIA 4
Herni Andariyani, S.,Kep., NS
ADMINISTRASI
Andhika N.W,A.Md.PK
KA TIM B
Any Handayani S.Kep, Ns
KA TIM A
Retnowati S.Kep.,Ns.
PJ SHIFT
PJ SHIFT
ANGGOTA TIM A
ANGGOTA TIM A
b. Uraian Tugas
Berdasarkan bagan struktur di atas, sudah terdapat jalur koordinasi yang
baku. Dan dalam pelaksanaan pembagian tugas di ruang Dahlia 4 kurang jelas
antara wakil kepala dengan ketua tim, karena wakaru bisa menjadi PP 1 dan
pelaksannaanya masih menggunakan metode fungsional akibat ketenagaan yang
masih kurang.
1) Peran manajerial kepala ruang di Ruang Dahlia 4 sudah dilaksanakan secara
baik, gaya kepemimpinan dilaksanakan dengan tipe demokrasi, peran
organizing dan actuating oleh kepala ruang sudah dilaksanakan dalam bentuk
reward yang berupa pujian dan pengaturan insentif sesuai kinerja staff, hal ini
sudah termasuk dalam punishement.
2) Kondisi lingkungan kerja di Ruang Dahlia 4 tercipta secara kondusif dan alur
komunikasi terjalin dua arah. Namun berdasarkan perbandingan (rasio) antara
tenaga keperawatan dengan jumlah pasien di Ruang dahlia 4 tidak seimbang,
sehingga beban kerja perawat sangat tinggi dan kinerja mereka kurang
maksimal.
Adapun stuktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kepala ruangan
Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab dan
mengelola kegiatan pelayanan perawatan di satu ruang rawat.
Tugas Pokok :
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di ruang rawat
yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
Uraian Tugas :
a) Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
1) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain
sesuai kebutuhan.
2) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan sesuai
kebutuhan.
3) Merencanakan dan menetukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan yang
akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
b) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi :
1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang
rawat.
2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain
sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
pasien
dan
mencatat
program
pengobatan,
serta
masyarakat.
s) Membuat jadual perjanjian klinik.
t) Mengadakan kunjungan rumah.
u) Melaksanakan sentralisasi obat.
v) Mendampingi visite.
w) Melaksanakan ronde keperawatan bersama dengan kepala ruangan dan
perawat associate.
x) Melaporkan perkembangan pasien kepada kepala ruangan.
3. Perawat asosiate
Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk memberikan
pelayanan keperawatan langsung kepada klien.
Tugas Pokok:
a) Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan
dengan sentuhan kasih sayang.
1) Melaksanakan tindakan perawtan yang telah disususun.
2) Mengevalusai tindakan keperawatan yang telah diberikan.
3) Mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan dan repons klien
pada catatan perawatan.
b) Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab.
1) Pemberian obat.
2) Pemeriksaan laboratorium.
3) Persiapan klien yang akan dioperasi.
c) Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik , mental, dan spiritual dari
klien :
1) Memelihaara kebersihan klien dan lingkungan.
2) Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan
ketenangan.
3) Pendekatan dengan komunkasi terapiutik.
d) Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan
perawatan dan pengobatan serta diagnostik..
e) Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuannnya.
f) Memberi pertolongan segera pada kien gawat atau sakaratul maut.
g) Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksaaan ruangan secara
administratif.
1) Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal.
2) Sensus harian dan formulir.
3) Rujukan atau penyuluhan PKMRS.
h) Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan.
dengan
penyakitnya.
l) Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun
tertulis.
m)Membuat laporan harian.
n) Mengikuti timbang terima.
o) Mengikuti kegiatan ronde keperawatan.
p) Melaksanakan rencana keperawatan yang dibuat oleh perawat primer
q) Berkoordinasi dengan perawat associate yang lain dan perawat primer.
r) Melakukan evaluasi formatif.
s) Pendokumentasian tindakan dan catatan perkembangan pasien.
t) Melaporkan segala perubahan yang terjadi atas pasien kepada perawat
primer.
c. Klasifikasi pasien
Dar pihak rumah sakit pasien telah di klasifikasi dengan pemberian gelang untuk
pasien laki-laki berwarna biru dan pasien perempuan berwarna merah muda. Serta
telah di beri tanda untuk pasien dengan alergi atau resiko jatuh.
d. Ketenagaan
1. Rencana kebutuhan tenaga
Kepala Ruang mengatakan masih membutuhkan tenaga staf karena
menganggap masih kurang
2. Rekrutment
Dari pihak yang berwenang untuk mengrekrut tenaga baru melakukan sleksi
dan oreientasi ke setiap ruangan
3. Pengembangan staf
Untuk mengembangkan staf ketenagaan dari pihak rumah sakit hanya
beberapa kali melakukan semisal pelatihan dan itu juga dengan perwakilan.
4. Tenaga Keperawatan
Klasifikasi Tingkat Pendidikan
a. Tenaga Keperawatan Bulan April 2016
No
1.
2.
3.
Klasifikasi Tingkat
Pendidikan
Ners
D III Keperawatan
D III kebidanan
Jumlah
Jumlah
Status
5
6
3
1 PNS
2 PNS
a.
Klasifikasi Tingkat
Jabatan
Jumlah
Pendidikan
DIII Administrasi
Jumlah
1.
Administrasi
1
1
M
2
2
Pasien
Total Care
Partial Care
Minimal
Pagi
Sore
2 x 0,36 = 0.72 2 x 0,30 = 0.6
17 x 0,27 = 4.59 17 x 0,15 = 2.55
3 x 0,17 = 0.51 3 x 0,14 = 0,42
Care
Jumlah
5.82
Malam
2 x 0,20 = 0.4
17 x 0,07 = 1.19
3 x 0,10 = 0.3
3.57
1.89
Pagi
: 6 orang
Sore
: 4 orang
Malam
: 2 orang
berjumlah 12 orang.
No
Tanggal
Kapasitas
Jumlah
BOR
1.
2.
26.05.2015
27.05.2015
22
22
Klien
22
21
13
12
11
10
14
15
1
5
6
lif
KETERANGAN
w 2
c1.
2.
3.
4.
5.
KAMAR 1
KAMAR 2
KAMAR 3
KAMAR 4
RUANG KARU
6. NURSE STATION
7. RUANG OBAT
8. RUANG ALAT
9. DAPUR
10. TEMPAT PERAWAT
w
c
Ruang
Kamar 1
Kamar 2
Kamar 3
Kamar 4
Jumlah
golongan
Kelas 3
Kelas 3
Kelas 3
Kelas 3
2) Fasilitas Ruangan
Setiap kamar berisi almari pasien, tempat tidur pesien, 1 Ac, 1 jam
dinding,dan 1 kursi untuk penunggu. Berdasarkan wawancara dengan sebagian
pasien dan keluarga fasilitas yang berada di ruangan untuk pasien sudah
cukup.
3) Fasilitas Tempat Obat
Fasilitas untuk obat pasien berada di ruang tersendiri jumlah loker sudah
sesuai dengan jumlah kamar pasien. Dan berdasarkan wawancara kepada
sebagian pasien dan keluarga terkait obat, mereka sudah mempercayakan
kepada perawat. Namun belum ada surat persetujuan tentang pengelolaan obat
(sentralisasi obat) antara perawat dengan pasien.
d. Peralatan Medis
Daftar Peralatan Medis Bulan April 2016
No
Nama
Jumlah
1.
EKG
2.
Nebuleizer
3.
Manometer O2
4.
Tensimeter digital/manual
5.
Stetoskop Dewasa
6.
Termometer digital/raksa
7.
Tromol Kasa
8.
9.
10.
Pinset Sirurgis
11.
Pinset Anatomis
12.
Klem
13.
Korentang
14.
Tong Spatel
15.
Irrigator
16.
Bengkok
17.
Gunting Nekrotomi
18.
WWZ
19.
Kursi Roda
20.
21.
22.
Alat GDS
23.
Gunting Heacting Up
39.
Wendring
41.
Gunting Verban
42.
Kom
43.
Pispot
10
44.
Timbangan
45.
Trolley Emergency
46.
Urinal Plastik
47.
Tourniquet
48.
Syringe Pump
1
4/1
No
Nama
Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
Tempat Tidur
Kasur atau Bed
Bantal
Meja Pasien
Sprei
Sarung Bantal
Perlak
Kursi
Standar Infus
Tabung O2 Dewasa
Tabung O2 Kecil
Ember Mandi Pasien
Gayung Mandi
Tempat Sampah Kecil
Korden Set
Troley Biasa
Troley Emergensi
Meja Panjang
Alamri Obat (kaca)
Kotak Obat (kayu)
Almari Besar
Timbangan Badan
Ac
Kulkas Besar
TV
Lampu Emergency
Batteray/ Senter
Jam dinding
Telephon
Kompor
Tabung Gas
Meja/ Kursi Kantor
Baskom
White Board
24
24
24
24
40
40
40
8
24
24
1
5
4
5
3
1
3
1
1
1
2
7
1
1
1
1
5
1
1
1
2
13
1
f. Administrasi Penunjang
1) Buku Asuhan Keperawatan
3.
a.
hanya ada 3 perawat yang bertugas, kecuali pagi ada 5 orang di tambah dengan
b.
c.
d.
diminum atau belum. Selain itu sebagian perawat belum menjelaskan nama dan
manfaat dari obat yang diberikan kepada pasien.
Berdasarkan hasil pengkajian diatas, evaluasi dari pelaksanaan sentralisasi
obat di ruang kurang optimal karena pada saat pemberian obat, perawat tidak
menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping.
e.
Dokumentasi Keperawatan
Pada form pendokumentasian asuhan keperawatan sudah mencakup seluruh
keadaan pasien yang meliputi vital sign, intake-output, tindakan keperawatan
catatan perkembangan, terapi obat oral maupun injeksi, hasil dari pemeriksaan
penunjang, terapi cairan, program terapi, diet dan lain-lain tertuang dalam satu
form pendokumentasian asuhan keperawatan. Didalam form pendokumentasian
asuhan keperawatan belum tercantum diagnosa keperawatan dan intervensi
keperawatan.
Dari hasil evaluasi pelaksanaan dokumentasi pengkajian sudah dilakukan
persistem yang mengalami gangguan, pada analisa data
g.
B.
belum tertera di
untuk
ruangan
menyampaikan
mengetahui adanya
visi
misi
baik
dengan
Dahlia 4
masih
menyampaikan
menggunakan visi
secara
atau
langsung
dengan
memaparkan
di
ruangan
Weakness
Opportunity
(Kelemahan)
(Kesempatan)
Belum jelasnya alur Memudahkan
Threatened
(Ancaman)
Meningkatkan
pemisahan
dalam
pengelolaan limbah
resiko terjadinya
antara sampah
pendistribusian
rumah sakit
penyalahgunaan
infeksisus dan
sampah
sampah medis;
non infeksius
Adanya sarana
Kurang optimalnya
plabot.
Dapat mencederai
prasarana untuk
tempat sampah
sampah
sesuai dengan
jenisnya
suntik
Kurangnya fasilitas
tempat sampah di
masing masing
ruangan
Weakness
(Kelemahan)
Pada masing-
handscrub
masing kamar
dan panduan
cara mencuci
handcsrub dan
tangan
panduan cuci
Adanya
tempat
desinfektan
untuk
termometer
tangan
Kurang
optimalnya
penggunaan
termometer
Opportunity
Threatened
(Kesempatan)
(Ancaman)
Melindungi diri dari Terkena infeksi
infeksi nosokomial
nosokomial
Penyebaran
Menghindari
penyebaran infeksi
nosokomial
infeksi
nosokomial
meluas
tanpa di
desinfektan
Masalah :
b. Kurang optimalnya pengendalian infeksi nosokomial
Intervensi :
a.
b.
c.
d.
FISHBONE
Material:
- Visi dan misi ruangan
tidak tertera di
ruangan
Man :
- Perawat associate ada
yang
belum
mengetahui
adanya
visi dan misi di
ruangan
Belum
sepenuhnya
staf perawat
mengetahui
adanya visi
misi di ruangan
Methode :
Material:
-
Keterbatasan tempat
sampah
Tempat sampah masih
digabung
Man:
-
Metode:
-
Pengelolaan limbah
belum sesuai
Material:
-
Man:
Tersedianya
desinfektan tapi tidak
di aplikasikan
Resiko
tinggi INOS
Methode:
- Kurang
pengendalian
nosokomial
A. PERUMUSAN MASALAH
optimalnya
infeksi
Prioritas Masalah:
Prioritas Masalah
N
Masalah
Prioritas Masalah
P S R P D T
P
I
1.
2.
Perawat
yang
associate
tidak
banyak
mengetahui
Kurang
optimalnya
fungsi
C U e
Jumlah
R
IxTxR
Prioritas
5.
Kurang
optimalnya
pengendalian
infeksi
nosokomial
Keterangan :
1. Impoertancy (I) atau pentingnya masalah
Prevalency (P)
: masalah lebih banyak serius
Secerity (S)
: akibat yang ditimbulkan apabila tidak ditangani.
Rate of Increase (RI) : angaka kenaikan
Public concern (PC)
: perhatian masyarakat
Degree of Unmeetneeds(DU) : tingkat keinginan yang tidak terpenuhi
Politic Climate (PC)
: Politic Climate
2. Technology (T)
: Tehnologi yang tersedia
3. Resource (R)
: sumber daya yang tersedia (manusia,dana,alat,dll)
Sakal Nilai
: 1-5
DATA FOKUS
Wawancara :
Berdasarkan hasil wawancara dengan Karu,
Karu mengatakan bahwa telah ada visi dan misi
ruangan telah ada namun masih visi dan misi yang
dulu
MASALAH
a. Belum ada bagan visi
misi yang tercantum
b. Perawat
associate
banyak
yang
mengetahui
tidak
tentang
ruangan
optimalnya
Observasi :
Hasil observasi didapatkan penyalahgunaan sampah
medis; jarum suntik, hand scone , ampul, vial, plabot
yang masih tercampur dalam satu tempat sampah
a. Kurang
3
optimalnya
Wawancara :
pengendalian
nosokomial
infeksi
Rencana
Tindakan
ada a. Membuat visi
Tujuan
Sasara
Tempat
a. Memperjelas
n
Kepala
Ruang
ruang
Dahlia 4
bagan
visi
dan
misi
tentang adanya
dan
misi
ruangan
yang
yang
baru
baru
serta
ruangan
b. Tenaga staf di
Waktu
PJ
21 april Kepala
2016
ruang
dan
memaparkan
tercantum di
ruangan
b. Perawat
ruangan
kepada ruangan
b. Menyampaikan
tentang adanya
visi dan misi
kepada perawat
associate
banyak yang
diruangan
belum
tentang adanya
mengetahui
visi
adanya
visi
ruangan
dan
misi
dan
tahu
di ruangan
misi
c.
ruangan
Rencana
Tujuan
Tindakan
a. Mengoptimal a. Mengoptima
a. Kurang
Sasaran
Tempat
Waktu
PJ
Perawat
Ruang
21 april
Bidang
Dahlia 4
2016
optimalnya
kan
lkan tempat
ruangan,
fungsi tempat
penggunaan
sampah yang
pasien dan
sampah medis
tempat
alur
sampah
b. Membuat
tersedia
b. Mengurangi
dan menekan
tempat
terjadinya
dalam
sampah
resiko cedera
pengklasifikas
untuk ampul
ian sampah
dan vial
c. Beri
label
pengelompok
kan
jenis-
jenis sampah
pengunjung
keperawata
n
Rencana
Tujuan
Tindakan
a. Upayakan
menggunaka
n APD
b. Mengoptimal
kan
penggunaan
a. Mengoptim
alkan
Tempat
Waktu
PJ
Perawat
Ruang
21 april
Kepala
di
Dahlia 4
2016
ruang
pengendalia ruangan
n infeksi
nosokomia
b. Mengurang
desinfektan
i dan
untuk
menekan
membersihka
terjadinya
n termometer
c. Membuat
Sasaran
infeksi
nosokomial
tempat untuk
desinfektan
untuk
membersihka
n termometer
d. Anjurkan
penyediaan
handscrub
pada masingmasing
ruangan
beserta
panduan
pemakaian
cara
cuci
tangan.
BAB IV
PENUTUP
1)
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian di ruang Ruang Dahlia 4 RSUD Tugurejo Semarang
ditemukan masalah sebagai berikut:
a. Belum ada bagan visi dan misi di ruangan
b. Perawat associate belum mengetahui tentang adanya visi dan misi ruangan
c. Kurang optimalnya fungsi tempat sampah medis dan non medis
d. Belum jelasnya alur dalam pengklasifikasian sampah
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Gillies, D.A. 2008. Nursing Management: A System Approach. (3rded). Philadelphia: WB
Saunders.
Muninjaya, A. A. Gde, 2010. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC
Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Swansburg.R.C.,& Swansburg R.J. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan untuk Perawat Klinis. Jakarta : EGC.
DISUSUN OLEH :
EMA ATMAWATI
LUSIYANI
SANDI YUDHA SATYA A.P
MAEZUL SOFIANDI
SITI RIFAAH ISNANIYAH