Anda di halaman 1dari 24

Tugas makalah

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MENINGITIS
DAN ENSEFALITIS

Dosen Pembimbing :
Desty Emilyani M. Kep
DISUSUN OLEH TINGKAT 2B :
KELOMPOK 2, anggota :
1. Amita Novia Wisudayanti P. P07120116050
2. Firman Indrawan P07120116061
3. Hafizin Saputra P07120116065
4. L. M. Sangsit P07120116070
5. Lia Asnaeni P07120116073
6. Reza Eka Rahman P07120116087
7. Toetio Aswatamti P07120116093
8. Rismayanti P07120115090

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MATARAM
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas tentang “Asuhan
Keperawatan pada Pasien dengan Meningitis dan Ensefalitis” ini dengan baik dan tepat waktu,
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami juga berterima kasih pada Ibu Desty Emilyani
M. Kep selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2 di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Mataram yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai bagaimana asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa,
perencanaan, tindakan serta evaluasi yang dilakukan seorang perawat pada pasien dengan
meningitis dan ensefaltis. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya.

Mataram, 23 Februari 2018

Penyusun,

i
DAFATR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... i

DAFATR ISI ................................................................................................................................................. ii

BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................. 1
C. TUJUAN ........................................................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................ 3
A. MENINGITIS ................................................................................................................................... 3
B. ENSEFALITIS .................................................................................................................................. 7
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ....................................................................................................... 12
A. PENGKAJIAN ................................................................................................................................ 12
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN .................................................................................................... 14
C. INTERVENSI KEPERAWATAN .................................................................................................. 15
D. IMPLEMENTASI ........................................................................................................................... 17
E. EVALUASI..................................................................................................................................... 17
BAB IV
PENUTUP .................................................................................................................................................... 19
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................... 19
B. SARAN ........................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan karena masuknya bibit penyakit
kedalam tubuh seseorang. Penyakit infeksi masih menempati urutan teratas penyebab
kesakitan dan kematian di negara berkembang, termasuk Indonesia. Bagi penderita,
selain menyebabkan penderitaan fisik, infeksi juga menyebabkan penurunan kinerja dan
produktifitas, yang pada gilirannya akan mengakibatkan kerugian materil yang berlipat-
lipat.
Sebagaimana diketahui, infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, maupun
jamur, dan dapat terjadi di masyarakat (community acquired) maupun di rumah sakit
(hospital acquired). Pasien yang sedang dalam perawatan di rumah sakit memiliki resiko
tertular infeksi lebih besar dari pada di luar rumah sakit. Lingkaran infeksi dapat terjadi
antara pasien, lingkungan/vektor, dan mikroba.
Sebagaimana uraian diatas, maka dalam makalah ini kami akan membahas
mengenai dua dari masalah yang diakibatkan oleh terjadinya inveksi terhadap jaringan
otak oleh virus, bakteri, cacing, protozoa, jamur, atau ricketsia, yang biasa disebut dengan
meningitis dan ensefalitis.

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:

1. Bagaimanakah konsep teori pada meningitis?


2. Bagaimanakah konsep teori pada ensefalitis?
3. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien osteoporosis dan meningitis?

1
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum:
Tujuan umum dari makalah ini untuk mengetahui secara umum mengenai bagaimana
asuhan keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan meningitis dan
ensefalitis.
2. Tujuan Khusus:
a. Untuk mengetahui bagaimana konsep teori pada meningitis
b. Untuk mengetahui bagaimana konsep teori pada ensefalitis
c. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien osteoporosis dan
meningitis

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. MENINGITIS
1. Definisi
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan
medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur(Smeltzer,
2001).
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh
salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok,
Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
Dapat disimpulkan Miningitis adalah suatu reaksi keradangan yang mengenai satu
atau semua lapisan selaput otak (arachnoid dan piamater) yang menghubungkan
jaringan otak dan sumsum tulang belakang , yang menimbulkan eksudasi berupa pus
atau serosa, disebabkan oleh bakteri spesifik / non spesifik atau virus.

2. Etiologi
a. Bakteri
Pada neonatus, organisme primer penyebab meningitis adalah basil enteric gram
negatif, batang gram negatif dan streptokokus grup B. Pada anak yang berusia 3
bulan sampai 5 tahun, organisme primer penyebab meningitis adalah haemophilus
influenzae tipe B. Meningitis pada anak yang lebih besar umumnya disebabkan
oleh infeksi Neisseria meningitidis atau infeksi stafilokokus.
b. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir
kehamilan.
c. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin, anak
yang mendapat obat-obat imunosupresi.
d. Anak dengan kelainan system saraf pusat, pembedahan atau injury yang
berhubungan dengan system persarafan.

3
3. Faktor resiko terjadinya meningitis
a. Infeksi sistemik
Didapat dari infeksi di organ tubuh lain yang akhirnya menyebar secara
hematogen sampai ke selaput otak, misalnya otitis media kronis, mastoiditis,
pneumonia, TBC, perikarditis, dll.
Pada meningitis bacterial, infeksi yang disebabkan oleh bakteri terdiri atas faktor
pencetus sebagai berikut diantaranya adalah :
1) Otitis media
2) Pneumonia
3) Sinusitis
4) Sickle cell anemia
5) Fraktur cranial, trauma otak
6) Operasi spinal
7) Meningitis bakteri juga bisa disebabkan oleh adanya penurunan system
kekebalan tubuh seperti AIDS.
b. Trauma kepala
Bisanya terjadi pada trauma kepala terbuka atau pada fraktur basis cranii yang
memungkinkan terpaparnya CSF dengan lingkungan luar melalui othorrhea dan
rhinorhea
c. Kelainan anatomis
Terjadi pada pasien seperti post operasi di daerah mastoid, saluran telinga tengah,
operasi cranium

4. Manifestasi Klinis
a. Anak dan Remaja
1) Demam
2) Mengigil
3) Sakit kepala
4) Muntah
5) Perubahan pada sensorium
6) Kejang (seringkali merupakan tanda-tanda awal)

4
7) Peka rangsang
8) Agitasi
9) Dapat terjadi: Fotophobia apabila cahaya diarahkan pada mata pasien
10) Adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan VI
11) Delirium, Halusinasi, perilaku agresi, mengantuk, stupor, koma.
b. Bayi dan Anak Kecil
1) Demam
2) Muntah
3) Peka rangsang yang nyata
4) Sering kejang (sering kali disertai denagan menangis nada tinggi)
5) Fontanel menonjol.
c. Neonatus
1) Tanda-tanda spesifik: Secara khusus sulit untuk didiagnosa serta manifestasi
tidak jelas dan spesifik tetapi mulai terlihat menyedihkan dan berperilaku
buruk dalam beberapa hari,
2) Menolak untuk makan.
3) Kemampuan menghisap menurun.
4) Muntah atau diare.
5) Tonus buruk.
6) Kurang gerakan
7) Menangis buruk.
8) Leher biasanya lemas.
9) Tanda-tanda non-spesifik:
10) Hipothermia atau demam.
11) Peka rangsang.
12) Mengantuk.
13) Kejang.
14) Ketidakteraturan pernafasan atau apnea.
15) Sianosis.
16) Penurunan berat badan

5
5. Pathofisiologi

Organisme (virus / bakteri) yang dapat menyebabkan meningitis, memasuki


cairan otak melaui aliran darah di dalam pembuluh darah otak. Cairan hidung (sekret
hidung) atau sekret telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang tengkorak dapat
menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara cairan otak dengan
lingkungan (dunia luar), mikroorganisme yang masuk dapat berjalan ke cairan otak
melalui ruangan subarachnoid. Adanya mikroorganisme yang patologis merupakan
penyebab peradangan pada piamater, arachnoid, cairan otak dan ventrikel.

Proses infeksi yang terlihat adalah inflamasi, eksudasi akumulasi leukosit dan
tingkat kerusakan jaringan yang bervariasi. Otak menjadi hiperemis, edema, dan
seluruh permukaan otak tertutup oleh lapisan eksudat purulen dengan bervariasi
organisme.

6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan otak.
Analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa
Lumbal Pungsi. Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa hitung jenis
sel dan protein.cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya

6
peningkatan TIK. Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan
peningkatan tekanan intra kranial.
a. Pungsi lumbal dan kultur css
1) jumlah leukosit (cbc) meningkat
2) kadar glukosa darah menurun
3) protein meningkat
4) tekanan cairan meningkat
5) asam laktat meningkat
6) glukosa serum meningkat
7) identifikasi organisme penyebab
b. kultur darah, untuk menetapkan organisme penyebab
c. kultur urin, untuk menetapkan organisme penyebab
d. kultur nasofaring, untuk menetapkan organisme penyebab
e. elektrolit serum, meningkat jika anak dehidrasi ; na+ naik dan k+ turun
f. osmolaritas urin, meningkat dengan sekresi ADH

Sedangkan pada pemeriksaan Kernigs sign (+) dan Brudzinsky sign (+) menandakan
bahwa infeksi atau iritasi sudah mencapai ke medulla spinalis bagian bawah.

Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat
diatas nilai normal. Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi
adanya ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi. Kadar glukosa darah
dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya kadar glukosa cairan
otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien meningitis kadar glukosa
cairan otaknya menurun dari nilai normal.

B. ENSEFALITIS
1. Definisi
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus atau mikro
organisme lain yang non purulent.

7
Ensefalitis adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi virus.
Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti meningitis, atau
komplikasi dari penyakit lain seperti rabies (disebabkan oleh virus) atau sifilis
(disebabkan oleh bakteri). Penyakit parasit dan protozoa seperti toksoplasmosis,
malaria, atau primary amoebic meningoencephalitis, juga dapat menyebabkan
ensefalitis pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya kurang. Kerusakan otak
terjadi karena otak terdorong terhadap tengkorak dan menyebabkan kematian.
2. Etiologi
a. Ensefalitis Supurativa
Bakteri penyebab ensefalitis supurativa adalah : staphylococcus aureus,
streptococcus, E.coli dan M.tuberculosa.
b. Ensefalitis Siphylis
Disebabkan oleh Treponema pallidum. Infeksi terjadi melalui permukaan tubuh
umumnya sewaktu kontak seksual. Setelah penetrasi melalui epithelium yang
terluka, kuman tiba di sistim limfatik, melalui kelenjar limfe kuman diserap
darah sehingga terjadi spiroketemia. Hal ini berlangsung beberapa waktu hingga
menginvasi susunansaraf pusat Treponema pallidum akan tersebar diseluruh
korteks serebri dan bagianbagian lain susunan saraf pusat.
c. Ensefalitis Virus
Virus yang dapat menyebabkan radang otak pada manusia :
1) Virus RNA
a) Paramikso virus : virus parotitis, irus morbili
b) Rabdovirus : virus rabies
c) Togavirus : virus rubella flavivirus (virus ensefalitis Jepang B, virus
dengue)
d) Picornavirus : enterovirus (virus polio, coxsackie A,B,echovirus)
e) Arenavirus : virus koriomeningitis limfositoria
2) Virus DNA
a) Herpes virus : herpes zoster-varisella, herpes simpleks,
sitomegalivirus,
b) virus Epstein-barr

8
c) Poxvirus : variola, vaksinia
d) Retrovirus : AIDS
3. Manifestasi Klinis
Meskipun penyebabnya berbeda-beda, gejala klinis Ensefalitis lebih kurang sama dan
khas, sehingga dapat digunakan sebagai kriteria diagnosis. Secara umum, gejala
berupa Trias Ensefalitis yang terdiri dari demam, kejang dan kesadaran menurun.
(Mansjoer, 2000). Adapun tanda dan gejala Ensefalitis sebagai berikut:
a. Suhu yang mendadak naik, seringkali ditemukan hiperpireksia
b. Kesadaran dengan cepat menurun
c. Muntah
d. Kejang-kejang, yang dapat bersifat umum, fokal atau twitching saja (kejang-
kejang di muka)
e. Gejala-gejala serebrum lain, yang dapat timbul sendiri-sendiri atau bersama-
sama, misal paresis atau paralisis, afasia, dan sebagainya (Hassan, 1997)\
4. Patofisiologi
Virus masuk tubuh pasien melalui kulit,saluran nafas dan saluran cerna.setelah masuk
ke dalam tubuh,virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara:
a. Setempat: virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lender permukaan atau
organ tertentu.
b. Penyebaran hematogen primer: virus masuk ke dalam darah kemudian menyebar
ke organ dan berkembang biak di organ tersebut.
c. Penyebaran melalui saraf-saraf: virus berkembang biak di permukaan selaput
lendir dan menyebar melalui sistem saraf.

9
Pathway:

5. Pemeriksaan Penunjang
Secara klinik dapat di diagnosis dengan menemukan gejala klinik tersebut diatas:
a. Biakan : dari darah : viremia berlangsung hanya sebentar saja sehingga sukar
untuk mendapatkan hasil yang positif. Dari likuor atau jaringan otak. Akan
dapat gambaran jenis kuman dan sensitivitas terhadap antibiotika.
b. Pemeriksaan serologis : uji fiksasi komplemen, uji inhibisi henaglutinasi dan uji
teutralisasi. Pada pemeriksaan serologis dapat diketahui reaksi antibodi tubuh,
IgM dapat dijumpai pada awal gejala penyakit timbul.
c. Pemeriksaan darah : terjadi peningkatan leukosit.
d. Fungsi lumbal likuor serebospinalis sering dalam batas normal. Kadang- kadang
ditemukan sedikit peningkatan jumlah sel, kadar protein atau glukosa.
e. EEG / Electroencephalography EEG sering menunjukan aktivitas listrik yang
merendah sesuai dengan kesadaran yang menurun, adanya
kejang,koma,tumor,infeksi sistem saraf, bekuan darah, abses, jaringan parut

10
otak, dapat menyebabkan aktivitas listrik berbeda dari pola normal irama dan
kecepatan. (Smeltzer,2002).
f. CT Scan, pemeriksaan CT Scan otak sering kali di dapat hasil normal, tetapi
bisa juga didapat hasil edema diffuse.

11
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Anamneses
a. Identitas
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan,
pekerjaan, tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor register, diagnosa
medik, alamat, semua data mengenai identitaas klien tersebut untuk
menentukan tindakan selanjutnya.
2) Identitas Penanggung Jawab
Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan dan jadi
penanggung jawab klien selama perawatan, data yang terkumpul meliputi
nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.
b. Keluhan Utama
Panas badan meningkat, kejang, kesadaran menurun.
c. Riwayat penyakit sekarang
Mula-mula anak rewel ,gelisah ,muntah-muntah ,panas badan meningkat
kurang lebih 1-4 hari , sakit kepala.
d. Riwayat penyakit dahulu
Klien sebelumnya menderita batuk , pilek kurang lebih 1-4 hari, pernah
menderita penyakit Herpes, penyakit infeksi pada hidung,telinga dan
tenggorokan.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga ada yang menderita penyakit yang disebabkan oleh virus contoh:
Herpes dan lain-lain. Bakteri contoh: Staphylococcus Aureus, Streptococcus ,
E. Coli , dan lain-lain.

12
f. Imunisasi
Kapan terakhir diberi imunisasi DTP karena ensafalitis dapat terjadi post
imunisasi pertusis.
2. Pola aktivitas sehari-hari
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
a) Kaji pengetahuan pasien tentang penyakit
b) Kebiasaan minum alkohol, kafein
c) Riwayat keluarga dengan osteoporosis
d) Riwayat anoreksia nervosa, bulimia
e) Penggunaan steroid
2) Pola nutrisi metabolic
Inadekuat intake kalsium
3) Pola aktivitas dan latihan
a) Fraktur
b) Badan bungkuk
c) Jarang berolah raga
4) Pola tidur dan istirahat
Tidur terganggu karena nyeri
5) Pola persepsi kognitif
Nyeri punggung
6) Pola reproduksi seksualitas
Menopause
7) Pola mekanisme koping terhadap stress
Stres, cemas karena penyakitnya
3. Pemeriksaan fisik
1) B1 (Breathing) : Perubahan-perubahan akibat peningkatan tekanan intra
cranial menyebabakan kompresi pada batang otak yang menyebabkan
pernafasan tidak teratur. Apabila tekanan intrakranial sampai pada batas fatal
akan terjadi paralisa otot pernafasan (F. Sri Susilaningsih, 1994).

13
2) B2 (Blood) : Adanya kompresi pada pusat vasomotor menyebabkan
terjadi iskemik pada daerah tersebut, hal ini akan merangsaang
vasokonstriktor dan menyebabkan tekanan darah meningkat. Tekanan pada
pusat vasomotor menyebabkan meningkatnya transmitter rangsang
parasimpatis ke jantung.
3) B3 (Brain) : Kesadaran menurun. Gangguan tingkat kesadaran dapat
disebabkan oleh gangguan metabolisme dan difusi serebral yang berkaitan
dengan kegagalan neural akibat prosses peradangan otak.
4) B4 (Bladder) : Biasanya pada pasien Ensefalitis kebiasaan mictie normal
frekuensi normal.
5) B5 (Bowel) : Penderita akan merasa mual dan muntah karena
peningkatan tekanan intrakranial yang menstimulasi hipotalamus anterior dan
nervus vagus sehingga meningkatkan sekresi asam lambung. Dapat pula
terjadi diare akibat terjadi peradangan sehingga terjadi hipermetabolisme (F.
Sri Susilanigsih, 1994).
6) B6 (Bone) : Kelemahan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnose keperawatan yang sering muncul pada pasien meningitis maupun
ensefalitis, antara lain:

a. Gangguan sensorik motorik (penglihatan, pendengaran, gaya bicara) b/d


kerusakan susunan saraf pusat.
b. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan sakit kepala mual.
c. Gangguan asupan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual muntah.
d. Resiko tinggi infeksi b/d daya tahan terhadap infeksi turun.

14
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Gangguan sensorik motorik (penglihatan, pendengaran, gaya bicara) b/d


kerusakan susunan saraf pusat.
a. Tujuan : Memulai/mempertahankan tingkat kesadaran dan fungsi perseptual.
b. Kriteria hasil :
- Mengakui perubahan dalam kemampuan dan adanya keterlibatan
residual.
- Mendemonstrasikan perilaku untuk mengkompensasi terhadap hasil.

INTERVENSI RASIONAL
Kesadaran akan tipe/daerah yang
Mandiri :
terkena membantu. dalam
Lihat kembali proses patologis
mengkaji/ mengantisipasi defisit
kondisi individual.
spesifik dan keperawatan
Munculnya gangguan
penglihatan dapat berdampak
Evaluasi adanya gangguan
negatif terhadap kemampuan
penglihatan
pasien untuk menerima
lingkungan.
Menurunkan/ membatasi jumlah
Ciptakan lingkungan yang
stimuli yang mungkin dapat
sederhana, pindahkan perabot
menimbulkan kebingungan bagi
yang membahayakan.
pasien.

15
2. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d sakit kepala mual.
a. Tujuan : Nyeri teratasi.
b. Kriteria hasil :
- Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol.
- Menunjukkan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.

INTERVENSI RASIONAL
Mandiri :
Berikan tindakan nyaman. Tindakan non analgetik dapat
menghilangkan ketidaknyamanan
dan memeperbesar efek terapi
analgetik.
Berikan lingkungan yang Menurunkan reaksi terhadap
tenang, ruangan agak gelap stimulasi dari luar atau sensitivitas
sesuai indikasi. terhadap cahaya dan
meningkatkan istirahat/relaksasi.
Kaji intensitas nyeri. Untuk menentukan tindakan yang
akan dilakukan kemudian.
Tingkatkan tirah baring, Menurunkan gerakan yang dapat
bantu kebutuhan perawatan meningkatkan nyeri.
diri pasien.
Berikan latihan rentang gerak Dapat membantu merelaksasikan
aktif/pasif secara tepat dan ketegangan otot yang
masase otot daerah meningkatkan reduksi nyeri atau
leher/bahu. rasa tidak nyaman tersebut.
Kolaborasi :
Berikanan algesik sesuai Obat ini dapat digunakan untuk
indikasi. meningkatkan kenyamanan
/istirahat umum.

16
D. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995). Implementasi keperawatan
pasien dengan masalah ensefalitis meliputi :

1. Gangguan sensorik motorik (penglihatan, pendengaran, gaya bicara) b/d


kerusakan susunan saraf pusat.

NO IMPLEMENTASI
1 Melihat kembali proses patologis kondisi individual.
2 Mengevaluasi adanya gangguan penglihatan
Menciptakan lingkungan yang sederhana, pindahkan
3
perabot yang membahayakan.

2. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d sakit kepala mual.

NO IMPLEMENTASI
1 Memberikan tindakan nyaman.
Memberikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap
2
sesuai indikasi.
3 Mengkaji intensitas nyeri.
Meningkatkan tirah baring, bantu kebutuhan perawatan diri
4
pasien.
Memberikan latihan rentang gerak aktif/pasif secara tepat
5
dan masase otot daerah leher/bahu.
6 Berkolaborasi untuk pemberian analgesik sesuai indikasi.

E. EVALUASI
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan,

17
dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Lynda Juall
Capenito, 1999:28) Evaluasi pada pasien dengan masalah ensefalitis adalah :
1. Pemenuhan nutrisi pasien adekuat.
2. Melaporkan nyeri hilang/ terkontrol.
3. Tidak mengalami kejang atau cedera lainnya.

18
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
C

B. SARAN
Sehat merupakan sebuah keadaan yang sangat berharga, sebab dengan kondisi
fisik yang sehat seseorang mampu menjalankan aktifitas sehari-harinya tanpa mengalami
hambatan. Maka menjaga kesehatan seluruh organ yang berada didalam tubuh menjadi
sangat penting mengingat betapa berpengaruhnya sistem organ tersebut terhadap
kelangsungan hidup serta aktifitas seseorang.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis memberikan
saran-saran sebagai berikut :
1. Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti melihat
kondisi klien serta senantiasa mengembangkan teknik terapeutik dalam
berkomunikasi dengan klien.
2. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan serta sikap profesional dalam menetapkan
diagnosa keperawatan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Suhikmat. 30 Mei 2012. Askep Meningitis dan Encefalitis.


http://cepsuhikmat.blogspot.co.id/2012/05/askep-meningitis-dan-encefalitis.html.
(Diakses pada 23 Februari 2018)
Swearingen. 2000. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 2. EGC. Jakarta.
Nurafif, A. Huda., Kusuma, Hardi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC. Jilid 1. Yogyakarta: Media Action
Doengoes, Marilynn.E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

20
DOKUMENTASI

21

Anda mungkin juga menyukai