Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN BIOLOGI

DISUSUN OLEH :

KELAS XII IPA PC


KELOMPOK 3, Anggota :

1. Ida Bagus Pradana Saputra (10)


2. Komang Elvina Monita (12)
3. Lia Asnaneni (14)
4. Maulina Nur Fitria (16)

I. TUJUAN
Tujuan dari percobaan enzim katalase ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh enzim katalase pada bahan makanan;
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase
pada bahan makanan yang diuji.

II. KAJIAN TEORI


Enzim adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme
makhluk hidup. Enzim berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di
dalam tubuh makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Oleh
sebab itu enzim disebut sebagai salah satu katalisator alami.
Enzim tak hanya ditemukan dalam sel-sel manusia dan hewan, namun sel-sel
tumbuhan juga memiliki enzim sebagai salah satu komponen metabolismenya.
Enzim katalase merupakan salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan. Enzim
ini diproduksi oleh peroksisom dan aktif melakukan reaksi oksidatif terhadap
bahan yang dianggap toksik oleh tanaman, seperti hidrogen peroksida (H2O2).
Apabila H2O2 tidak diuraikan dengan enzim ini, maka akan menyebabkan
kematian pada sel-sel. Oleh sebab itu, enzim ini bekerja dengan merombak H2O2
menjadi substansi yang tidak berbahaya, yaitu berupa air dan oksigen. Selain
bekerja secara spesifik pada substrat tertentu, enzim juga bersifat termolabil
(rentan terhadap perubahan suhu) serta merupakan suatu senyawa golongan
protein. Pengaruh temperature terlihat sangat jelas, karena dapat merusak enzim
dan membuatnya terdenaturasi seperti protein kebanyakan.
Enzim katalase termasuk enzim hidroperoksidase, yang melindungi tubuh
terhadap senyawa-senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa
peroksida dapat menghasilkan radikal bebas, yang selanjutnya akan merusak
membrane sel dan kemungkinan menimbulkan penyakit kanker serta
arterosklerosis. Enzim Katalase memiliki kemampuan untuk inaktivasi hydrogen
peroksida.
Senyawa H2O2 dihasilkan oleh aktivitas enzim oksidase. H2O2 berpotensi
membentuk radikal karena membentuk OH- . Enzim katalase merupakan
hemoprotein yang mengandung 4 gugus hem.
Aktivitas enzim katalase :
1. Aktivitas peroksidase, mengoksidasi senyawa yang analog dengan substrat
2. Aktivitas katalase, enzim ini mampu menggunakan satu molekul H2O2
sebagai substrat atau donor electron dan molekul H2O2 yang lain sebagai oksidan
atau akseptor electron.
2 H2O2 + enzim katalase  2 H2O + O2

Derajat keasaman (pH)


Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat
kuat. Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan
yang sedikit sempit (pH = ±7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH
menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat.
Suhu
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Hal ini
disebabkan karena enzim memiliki sifat termolabil (tidak tahan panas). Protein
akan mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas)
sehingga terdenaturasi. Denaturasi adalah rusaknya bentuk tiga dimensi enzim
yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya.
Konsentrasi Enzim
Konsentrasi enzim katalase juga mempengaruhi kecepatan reaksi. Semakin
besar konsentrasi enzim katalase, semakin cepat pula reaksi yang berlangsung.
Dengan kata lain, konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
Konsentrasi substrat
Bila konsentrasi enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan meningkat
dengan adanya peningkatan konsentrasi substrat. Namun, pada saat semua sisi
aktif semua enzim bekerja, penambahan substrat tidak dapat meningkatkan
kecepatan reaksi enzim.

III. RUMUSAN MASALAH


1. Apakah ada pengaruh enzim katalase pada bahan makanan ?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kerja enzim katalase pada bahan makanan
yang diuji ?
IV. BATASAN MASALAH
Kami hanya membahas dan menganalisa hasil percobaan yang telah kami
lakukan. Yaitu pada bahan makanan Buah Jeruk dan Hati Ayam.

V. HIPOTESIS
1. Bahwa ada kandungan enzim katalase pada bahan makanan yang diuji
2. Aktivitas enzim katalase dipengaruhi oleh faktor suhu, pH, dan konsentrasi
enzim.

VI. VARIABEL
a. Variabel Bebas : NaOH, HCL dan pemanasan
b. Variabel Terikat : Jumlah gelembung dan besarnya nyala api
c. Variabel Kontrol : 𝐻2 𝑂2

VII. ALAT & BAHAN


a. Alat : b. Bahan :
1. Tabung reaksi 1. Hati ayam
2. Lampu spirtus 2. Buah Jeruk
3. Penjepit tabung 3. Buah Apel
4. Lidi 4. Buah Bengkuang
5. Gelas ukur 5. Larutan Na0H, HCL, 𝐻2 𝑂2,
6. Korek
7. Mortal dan Alu

VIII. CARA KERJA


1. Siapkan alat dan bahan
2. Cuci bersih bahan yang akan digunakan, seperti Hati Ayam, Buah Jeruk, Buah
Apel, dan Buah Bengkuang
3. Setelah itu, haluskan semua bahan makanan tersebut. Khusus untuk buah, sari
dan ampasnya dipisahkan
4. Lakukan percobaan untuk masing-masing bahan makanan secara bergilir
(missal, percobaan pertama untuk Hati Ayam kemudian percobaan ke-2 Buah
Jeruk, dan seterusnya)
5. Kemudian masukkan bahan makanan yang telah dihaluskan tersebut ke dalam
4 tabung reaksi dengan jenis makanan yang sama di keempat tabung tersebut.
Dan dengan ukuran yang sama, yaitu setinggi ±3 cm dari dasar tabung reaksi
6. Beri label pada masing-masing tabung reaksi, A untuk tabung pertama, B
untuk tabung ke- 2, dan seterusnya hingga tabung ke- 4
7. Lakukan perlakuan pertama untuk setiap tabung, yaitu :
a. A : tidak di berikan perlakuan
b. B : tambahkan larutan NaOH sebanyak 5 tetes dengan pipet
c. C : tambahkan larutan HCL sebanyak 5 tetes dengan pipet
d. D : lakukan pemanasan dengan lampu spirtus hingga larutan mendidih
8. Setelah itu, lakukan perlakuan kedua untuk masing-masing tabung (khusus
untuk tabung D tunggu hingga dingin) yaitu :
Teteskan larutan 𝐻2 𝑂2 sebanyak 5 tetes pada setiap tabung, kemudian
tutup permukaan tabung dengan jari tangan agar tidak ada udara luar
yang masuk
Setelah itu lakukan uji kadar oksigen dengan cara menunggu hingga
muncul gelembung udara pada permukaan larutan di dalam tabung.
Kemudian lakukan uji nyala api dengan cara memasukkan lidi yang
sudah dibakar bagian ujungnya, dan masih terdapat bara api pada
bagian yang telah dibakar tadi ke dalam masing-masing tabung tanpa
menyentuh permukaan larutan yang dipenuhi gelembung udara dan
dinding tabung reaksi
9. Ukur banyaknya gelembung dan besarnya nyala api yang dihasilkan pada
setiap tabung
10. Setelah selesai, cuci segera alat yang digunakan hingga bersih
11. Ulangi langkah pada nomor 5 hingga nomor 10 untuk bahan makanan yang
lainnya.
IX. HASIL PENGAMATAN
A. TABEL HASIL PERCOBAAN

PERLAKUAN

A B C D
NAMA - +NaOH +HCL DIPANASKAN
NO BAHAN
+𝐻2 𝑂2 +𝐻2 𝑂2 +𝐻2 𝑂2 +𝐻2 𝑂2
MAKANAN
GELEM GELEM GELEM GELEM
NYALA NYALA NYALA NYALA
BUNG BUNG BUNG BUNG
1 JERUK + - ++ - ++ - - -
2 HATI AYAM +++ ++ +++ + +++ - ++ -

3 BENGKUANG +++ + + ++ +++ - - -

4 APEL - - - - ++ ++ + +

Keterangan :

+++ = gelombang/nyala sangat banyak

++ = gelombang/nyala banyak

+ = gelombang/nyala sedikit

- = gelombang/nyala tidak ada

B. ANALISA DATA

Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel.
Enzim mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia
tertentu. Sebagai contoh enzim katalase yang hanya menguraikan 𝐻2 𝑂2
menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut :
2𝑯𝟐 𝑶𝟐 → 2𝑯𝟐 𝑶 + 𝑶𝟐
Untuk membuktikannya, maka perlu dilakukan percobaan pada makanan
yang memiliki kandungan enzim katalase seperti Hati Ayam. Adapun hasil
dari percobaan enzim katalase pada Buah Jeruk dan Hati Ayam yang kami
lakukan adalah, sebagai berikut :
1. Buah Jeruk
a. Ekstrak ditambah 𝑯𝟐 𝑶𝟐 (hidrogen peroksida)
Saat ekstrak diberi H2O2 terdapat sedikit gelembung-
gelembung udara. Sedangkan pada waktu dimasukkan bara lidi tidak
terdapat bara api. Hal ini dikarenakan didalam jeruk tidak terdapat
enzim katalase.

b. Ekstrak ditambah NaOH dan H2O2

Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk membuat


ekstrak dalam keadaan terlalu basa. Kemudian ditambah H2O2
ternyata terbentuk banyak gelembung, namun saat bara api
dimasukkan tidak terdapat nyala api. Dalam hal ini enzim katalase
hanya dapat mengubah sedikit H2O2 menjadi air, namun enzim
katalase tidak dapat bekerja maksimal pada konsentrasi ph yang terlalu
basa.

c. Ekstrak ditambah HCl dan H2O2

Penambahan HCl disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak


dalam keadaan terlalu asam, ditambah lagi jeruk mempunyai kadar
asam yang tinggi. Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk
banyak gelembung udara, namun ketika dimasukkan bara api ke
dalamnya tidak terjadi nyala api. Hal ini dikarenakan enzim katalase
tidak dapat bekerja maksimal pada konsentrasi ph yang terlalu asam,
tapi hanya dapat mengubah sedikit H2O2 menjadi air.

d. Ekstrak dididihkan kemudian ditambah H2O2

Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah H2O2, ternyata


tidak timbul gelembung udara dan saat bara api dimasukkan ke
dalamnya juga tidak timbul nyala api. Hal ini dikarenakan enzim
katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak akibat dari pemanasan,
sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.

2. Hati Ayam

a. Ekstrak ditambah H2O2 (hidrogen peroksida)

Saat ekstrak diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara


yang sangat banyak. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang
terdapat di dalam hati ayam mengubah H2O2 menjadi H2O (air),
sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya, timbul
nyala api yang lumayan besar. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga
diuraikan menjadi oksigen (O2).

b. Ekstrak ditambah NaOH dan H2O2

Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk membuat


ekstrak dalam keadaan terlalu basa. Kemudian ditambah H2O2
ternyata terbentuk gelembung udara yang sangat banyak, dan saat
bara api dimasukkan ke dalamnya nyala api redup. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara
optimal dalam kondisi terlalu basa.

c. Ekstrak ditambah HCl dan H2O2

Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak


dalam keadaan terlalu asam. Kemudian ditambah H2O2 ternyata
terbentuk gelembung udara yang banyak, namun ketika dimasukkan
bara api ke dalamnya tidak terjadi nyala api. Hal ini menunjukkan
bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.

d. Ekstrak dididihkan kemudian ditambah H2O2

Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah H2O2, ternyata


timbul gelembung udara yang paling sedikit disbanding tiga tabung
lainnya, s dan saat bara api dimasukkan ke dalamnya juga tidak
timbul nyala api. Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim
katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak akibat dari pemanasan,
sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.

X. KESIMPULAN

Dari data yang telah kami peroleh dalam percobaan mengenai enzim kaatalase
tersebut. Dapat kami simpulkan bahwa enzim katalase berperan dalam penguraian
racun dari H2O2 menjadi H2O dan O2, dimana kerjanya dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu Enzim katalase berpengaruh pada cepat lambatnya reaksi
yang terjadi. Pada suhu rendah, enzim akan non aktif sehingga dapat menghambat
reaksi, sedangkan pada suhu tinggi, enzim akan rusak sehingga tidak terjadi
reaksi. Pada PH tinggi maupun rendah reaksi dari enzim katalase berlangsung
lambat sehingga gelembung yang dihasilkan sedikit dan tidak ada nyala api. Pada
keadaan Netral, Reaksi yang terjadi berlangsung cepat sehingga gelembung yang
dihasilkan banyak dan nyala api juga banyak.

XI. SUMBER/DAFTAR PUSTAKA


Yani, Riana, dkk.2008.SMS Biologi 3A SMA kelas XII.Bandung:Rosda.
Syamsuri,Istamar.2004.Biologi untuk SMA kelas XII.Malang:Erlangga.
Anonim, 2009. Bagaimana Kerja Enzim Katalase pada Hati. (Online).

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091019045321AA6L1wr.
XII. DOKUMENTASI

A. Pengertian Paradigma Keperawatan

Paradigma keperawatan merupakan suatu pedoman yang menjadi acuan dan mendasari
pelaksanaan praktek keperawatan diberbagai tatanan kesehatan. Seperti halnya definisi
paradigma secara umum, maka paradigma keperawatan merupakan serangkaian konsep yang
bisa sama dan terdapat dalam berbagai disiplin keilmuan lain, tetapi tidak memiliki definisi umum
yang dapat berlaku secara universal. Maka, beberapa ahli memiliki pendapat masing-masing
dalam mendefinisikan paradigma keperawatan. Berikut beberapa pandapat para ahli mengenai
paradigma

Paradigma keperawatan merupakan suatu pedoman yang menjadi acuan dan mendasari
pelaksanaan praktek keperawatan diberbagai tatanan kesehatan.

1. a. Manusia
Keperawatan meyakini dan menekankan dalam setiap kegiatan pelayanan keperawatannya bahwa manusia
merupakan individu yang layak diperlakukan secara terhormat, dihargai keunikannya berdasarkan
individualitas, dalam berbagai situasi, kondisi, dan sistem yang dapat mengancam kehormatan dan sifat
kemanusiaannya. Perspektif keperawatan menjelaskan bahwa manusia merupakan pribadi-pribadi dan
bukan obyek

1. b. Sehat dan Kesehatan


Definisi sehat & kesehatan telah berubah dari kondisi seseorang yang bebas penyakit menjadi kondisi
yang mampu mempertahankan individu untuk berfungsi secara konsisten, stabil dan seimbang dalam
menjalani kehidupan sehari-hari melalui interaksi positif dengan lingkungan. Kesehatan dipandang juga
sebagai sebuah kisaran antara sehat dan sakit dimana individu memiliki suatu nilai yang berharga tentang
kesehatan dan bukan semata-mata suatu fenomena empiris tentang kondisi seseorang
1. c. Masyarakat dan Lingkungan
Masyarakat dan lingkungan merupakan komponen dalam paradigma keperawatan dimana setiap individu
berinteraksi. Masyarakat dan lingkungan juga dianggap sebagai sumber terjadinya keadaan sakit (tidak
sehat) dan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan atau kondisi sakit seseorang. Orem
(Marriner-Tomey, 1994) mengidentifikasi bahwa hubungan antara individu dan Iingkungannya serta
kemampuan individu untuk mempertahankan kesehatan dirinya dapat dipenagruhi oleh lingkungan dimana
individu itu berada. Individu selalu berada pada lingkungan fisik, psikologis, dan sosial.

Paradigma keperawatan menurut Gaffar, 1997, adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita
melihat, memikirkan, memberi makna, mmenyikapi dan memilih tindakanterhadap berbagai
fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian paradigma keperawatan berfungsi
sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan yang bersifat professional.

Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita
melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap fenomena
yang ada dalam keperawatan, (La Ode Jumadi, 1999 : 38)

Anda mungkin juga menyukai