C. PENGANTAR :
Penemuan kembali makalah hasil percobaan Mendel mendorong para ahli untuk
melakukan riset yang lebih mendalam tentang pola pewarisan sifat. Beberapa kali
penelitian memberikan hasil yang kelihatannya tidak sesuai dengan perbandingan
Mendel (3:1 untuk monohibrid dan 9:3:3:1 untuk dihibrid), namun penelusuran lebih
jauh menunjukkan bahwa hasil itu tidaklah menyimpang, sehingga disebut sebagai
penyimpangan semu. Bentuk- bentuk penyimpangan semu yang akan dipelajari adalah
atavisme, epistasis-hipostasis dan interaksi alel.
D. CARA KERJA :
1. Buatlah kelompok dengan satu kelompok beranggotakan 5 orang.
2. Baca literatur (buku/internet) penyimpangan hukum mendel.
3. Kemudian diskusikan bersama teman sekelompokmu.
E. DISKUSI :
1. Interaksi Beberapa Pasang Gen (Atavisme)
Peristiwa interaksi beberapa pasang gen ini dite- mukan oleh R.C. Punnett dan William
Bateson pada pewarisan sifat cengger (pial) ayam. Diketahui ada empat macam pial
ayam, yakni mawar (rose), biji (pea), bilah (single), dan sumpel (walnut).
Gamet : R, p dan r, P
F1 : RrPp (walnut)
gamet R p
r Rr rp
P RP Pp
P2 : F1 >< F1
F2 :
Gamet RP Rp rP rp
RP RRPP RRPp RrPP RrPp
Rp RRPp RRpp RrPp Rrpp
rP RrPP RrPp rrPP rrPp
rp RrPp Rrpp rrPp rrpp
2. Epistasis Dominan
Penyimpangan semu ini ditemukan oleh Nelson Ehle dalam persilangan warna kulit biji
gandum. Pada peristiwa epistasis dominan, terdapatnya alel dominan tertentu akan
menutupi keberadaan alel yang lain. Alel dominan yang menutupi ini disebut epistasis,
sedangkan alel lain yang ditutup disebut hipostasis.
Gandum berkulit biji hitam (homozigot) disilangkan deng- an gandum berkulit biji
kuning, diperoleh keturunan yang seluruhnya berkulit biji hitam. Apabila gandum hasil
persilangan ini disilangkan dengan sesamanya, didapat gandum berkulit biji hitam,
kuning, dan putih dengan ra- sio 12:3:1. Buatlah diagram persilangannya.
P1 : HHkk (hitam) >< hhKK (kuning)
Gamet : H, k dan h, K
F1 : HhKk (hitam)
gamet H k
h Hh kh
K HK Kk
P2 : F1 >< F1
F2 :
Gamet HK Hk hK hk
HK HHKK HHKk HhKK HhKk
Hk HHKk HHkk HhKk Hhkk
hK HhKK HhKk hhKK hhKk
hk HhKk Hhkk hhKk hhkk
Gamet : A, b dan a, B
F1 : AaBb (ungu)
gamet A b
a Aa ab
B AB bB
P2 : F1 >< F1
F2 :
gamet AB Ab aB ab
AB AABB AABb AaBB AaBb
Ab AABb AAbb AaBb Aabb
aB AaBB AaBb aaBB aaBb
ab AaBb Aabb aaBb aabb
F1 : A1B1A2B2 (ovoid)
gamet A1 A2
B1 A1B1 A2B1
B2 A1B2 A2B2
P2 : F1 >< F1
Gamet : A1A2, A1B2, B1A2, B1B2 dan A1A2, A1B2, B1A2, B1B2
F2 :
Pada siput air Physa heterostroha, persilangan dua siput albino menghasilkan 100%
siput normal. Apabila siput normal ini dikawinkan sesamanya, dihasilkan siput normal
dan siput albino dengan rasio 9:7.
Gambar 8: Alur sintesis pigmen pada siput
P1 : DDee >< ddEE
Gamet : D, e dan d, E
F1 : DdEe (normal)
gamet D e
d Dd ed
E DE Ee
P2 : F1 >< F1
F2 :
gamet DE De dE de
DE DDEE DDEe DdEE DdEe
De DDEe DDee DdEe Ddee
dE DdEE DdEe ddEE ddEe
de DdEe Ddee ddEe ddee
6. Epistasis dominan resesif (Inhibiting gen) Pada peristiwa epistasis dominan resesif,
eks- presi fenotip suatu gen dihambat oleh gen mutan yang bukan alelnya. Dalam
keadaan resesif, gen mutan terse- but bersifat menghambat, sehingga disebut gen
inhibitor atau gen suspensor. Agar lebih memahami peristiwa epistasis dominan
resesif, lengkapilah diagram persilang- an di bawah ini!
Disilangkan ayam berbulu putih dengan ayam berbulu putih (beda genotip)
menghasilkan ayam berbulu putih. Jika ayam bulu putih ini disilangkan dengan
sesamanya, dihasilkan keturunan berupa ayam berbulu putih dan ayam berbulu coklat
dengan perbandingan 13 : 3.
P1 : IICC >< iicc
Gamet : I, C dan i, c
F1 : IiCc
gamet I C
i Ii iC
c Ic cC
P2 : F1 >< F1
F2 :
gamet IC Ic iC ic
IC IICC IICc IiCC IiCc
Ic IICc IIcc IiCc Iicc
iC IiCC IiCc iiCC iiCc
ic IiCc Iicc iiCc iicc
Rasio Genotip : I_C_(putih) : I_cc(putih) : iiC_(coklat) : iicc(putih) = 13 : 3
F1 :
gamet W Wch
Wch WWch WchWch
Wh WWh WchWh
F. KESIMPULAN :
Penyimpangan hukum mendel merupakan bentuk persilangan yang menghasilkan rasio
fenotype yang berbeda dengan dasar dihibrid menurut hukum Mendel. Meskipun
tampak berbeda sebenanya rasio fenotipe yang diperoleh merupakan modifikasi
daripenjumlahan rasio fenotipe hukum Mendel. Penyimpangan semu hukum Mendel
terjadi karena adanya pasang gen atau lebih saling mempengaruhi. Macam-macam
pemnyimpangan semu ialah Avatisme (9 : 3 : 3 : 1), Epistasis Dominan (12 : 3 : 1),
Epistasis Resesif (9 : 3 : 4), Polimeri (15 : 1), Komplementer (9 : 7), Inhibiting Gen (13
: 3), Interaksi Alel Ganda (2 : 2)
G. MASALAH BARU :
1. Sebutkan kasus/masalah dari penyimpangan hukum mendel yang lain!
2. Apakah yang mendasari anda bahwa kasus/masalah tersebut masuk ke dalam
penyimpangan hukum mendel?
Jawab:
1.Kriptomeri,Epitasis-hipostasis
2.Kriptomeri merupakan peristiwa tersembunyi gen dominan jika tidak
berpasangan dengan gen dominan lainnya sedangkan epistasis hipostasis
merupakan peristiwa ketika gen yang bersifat dominan akan menutupi pengaruh
gen dominan lainnya bukan alelnya, sehingga kedua kasus tersebut termasuk ke
dalam penyimpangan hukum mandel