Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA PASIEN DENGAN INSOMNIA

Untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Gerontik


Dosen : Drs. H. Nagib

DI SUSUN OLEH :

M IHZA ROSHIKU
NIM. 1708MKB359

SEKOLAH TINGGI ILMU KESESEHATAN (STIKES) HAMZAR


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN (ALIH JENJANG)
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada dasarnya istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres
emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa pun,
duduk santai di kursi empuk atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk
istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka sulit
mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian merasa melakukan
istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam
menyiapkan lingkungan atau suasana yang nyaman untuk beristirahat bagi klien/pasien.
Sedangkan Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif tenang disertai
peningkatan ambang rangsangan yang tinggi terhadap stimulus dari luar. Keadaan ini
bersifat teratur, silih berganti dengan keadaan terjaga(bangun), dan mudah dibangunkan,
(Hartman). Pendapat lain juga menyebutkan bahwa tidur merupakan suatu keadaan istirahat
yang terjadi dalam suatu waktu tertentu, berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki
sistem tubuh/memulihkan energi. Juga tidur sebagai fenomena di mana terdapat periode tidak
sadar yang disertai perilaku fisik psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.
Oleh karena itu, penulis akan membahas tentang Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan
Tidur secara lebih lengkap lagi pada makalah ini.

1.2 Tujuan Penulisan\


Penulis membuat makalah ini untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah
Keperawatan Gerontik serta memberikan informasi dan ilmu pengetahuan
tentang Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur.

1.3 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode kepustakaan dan
mengutip dari sumber-sumber yang dapat dibuktikan kebenarannya.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR
2.1. Pengertian
Istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres emosional, bebas dari
kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk
atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai pembanding,
klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan
mahasiswa yang selesai ujian merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu
perawat dalam hal ini berperan dalam menyiapkan lingkungan atau suasana yang nyaman untuk
beristirahat bagi klien/pasien.

Menurut Narrow (1645-1967) terdapat enam kondisi seseorang dapat beristirahat : Merasa
segala sesuatu berjalan normal ; Merasa diterima ; Merasa diri mengerti apa yang sedang
berlangsung ; Bebas dari perlukaan dan ketidak nyamanan ; Merasa puas telah melakukan
aktifitas-aktifitas yang berguna ; Mengetahui bahwa mereka akan mendapat pertolongan bila
membutuhkannya.

Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif tenang disertai peningkatan
ambang rangsangan yang tinggi terhadap stimulus dari luar. Keadaan ini bersifat teratur, silih
berganti dengan keadaan terjaga(bangun), dan mudah dibangunkan, (Hartman). Pendapat lain
juga menyebutkan bahwa tidur merupakan suatu keadaan istirahat yang terjadi dalam suatu
waktu tertentu, berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki sistem tubuh/memulihkan
energi. Juga tidur sebagai fenomena di mana terdapat periode tidak sadar yang disertai perilaku
fisik psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.

2.2. Mekanisme Tidur

Teori Chemics : peningkatan CO2 menyebabkan rasa ngantuk.

Teori Vaskuler : penurunan TD di otak yang menyebabkan rasa ngantuk.

Salah satu fungsi kelenjar hipofise sebagai pusat pengaturan tidur.

Para Ahli neurifisiologis : sekresi hormone serotonin yang menyebabkan rasa ngantuk

Teori Feed Back : Kelemahan sel-sel saraf yang menyebabkan rasa ngantuk

Instink/Naluri

2.3. Tahap – Tahap Tidur

Tanda-tanda menjelang tidur :

· Suhu badan (SB) menurun


· Pernapasan melambat

· Otot2 rileks

· Menguap.(tanda tubuh beradaptasi akibat pernapasan melambat)

Basic Rest Activity Cycle (BRAC):

NREM (Non Rapid Eye Movement)

“Slow wave sleep”, yang terdiri dari 4 tahap :

§ Tahap I :

o Mulai saat hilangnya Gel Alpha yang biasa terdapat pada seseorag yang sedang terjaga.

o Muncul gel2 yang tidak sinkron, frekuensi bercampuran dan voltase rendah.

o Merasa ingin tidur, bila banyak pikiran akan mudah dibangunkan.

o Merupakan tidur paling dangkal, berlangsung selama beberapa detik – beberapa menit.

§ Tahap II :

o Merupakan tidur yang tidak dalam.

o Muncul gel yang berbentuk seperti spindel dengan voltase lebih tinggi, runcing2 (Gel K)

o Berlangsung 5-10 menit.

§ Tahap III :

o Merupakan tidur yang dalam.

o Muncul gel Deltha, yang lambat dengan amplitudo besar, tinggi dan dalam.

o Biasanya sulit dibangunkan.

o Berlangsung ± 10 menit

§ Tahap IV :

o Tidur yang paling dalam.

o Pada EEG dipenuhi Gel Deltha.

o Sangat sulit dibangunkan.

o Terjadi mimpi sehubungan dengan kejadian sehari sebelumnya.


o Lamanya 5-15 menit

o Terjadi perubahan fisik :

o Nadi & pernapasan melambat

o TD turun

o Otot-otot sangat rileks

o Basal metabolisme dan SB menurun

REM (Rapid Eye Movement)

“Paradoksical sleep”- sebagai puncak Tidur :

§ Sangat sulit dibangunkan.

§ Pada orang dewasa tahap ini 20-25% dari tidur malam, bila seseorang terbangun pada tahap
ini mereka dapat mengingat mimpi mereka.

§ Biasanya terjadi 80-100 menit setelah orang tertidur.

§ Semakin lelah seseorang makin cepat mengalami tahap ini .

Karakteristik Tahap REM :

§ Terjadi pada tahap II NREM dan berlangsung selama 5-10 menit.

§ Kembali ke tahap II NREM lagi.

§ Saat perpindahan dari NREM ke REM biasanya terjadi hentakan otak yang tidak disadari.

§ TD menngkat.

§ Sekresi getah/asam lambung meningkat

§ Basal metabolisme dan SB meningkat

§ Terjadi mimpi yang menyenangkan, bersemangat dan sibuk.

§ Orang yang tidak mengalami periode REM biasanya tidak merasa puas dengan tidurnya.

§ Orang biasanya mengalami 4-5x masa REM


2.4. Kegunaan Tidur (Delment & Wolman )

§ Beradaptasi terhadap rangsangan yang dapat menimbulkan kecemasan.

§ Memperbaiki ingatan.

§ Mempermudah mempelajari sesuatu serta dalam mengatasi masalah-masalah yang sulit.

§ Relaksasi

2.5. Kebutuhan Tidur Rata – Rata Perhari

Bayi baru lahir : Lama tidur 14-18 jam/hari dengan 50% REM dan 1 siklus tidur rata-rata
45-60 menit

Bayi(s/d 1 thn) : 1 siklus tidur rata2 12-14 jam/hari dengan 20-30% REM dan tidur
sepanjang malam

Todler(1-3 thn): Lama tidur 11-12 jam/hari dengan 25% REM dan Tidur sepanjang malam
+ tidur siang

Pra sekolah : ± 11 jam/hari dengan 20% REM

Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan 18,5% REM

Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan 18,5% REM

Adolescent : ± 8,5 jam/hari dengan 20% REM

Dewasa muda : 7-8 jam/hari dengan 20-25% REM

Dewasa menengah : ± 7 jam/hari dengan 20% REM dan sering sulit tidur

Dewasa tua : ± 6 jam/hari dengan 20-25% REM dan sering sulit tidur

2.6. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tidur

1.Umur

Semakin bertambah umur manusia semakin berkurang total waktu kebutuhan tidur. Hal ini
dipengaruhi oleh pertumbuhan dan fisiologis dari sel-sel dan organ, pada neonati kebutuhan
tidur tinggi karena masih dalam proses adaptasi dengan lingkungan dari dalam rahim ibu,
sedangkan pada lansia sudah mulai terjadi degenerasi sel dan organ yang mempengaruhi
fungsi dan mekanisme tidur.
2.Penyakit

Hal ini umumnya terjadi pada klien dengan nyeri, kecemasan, dispnea. Pada kasus penyakit
akibat digigit nyamuk tse-tse. Juga pada kasus tertentu dengan klien gangguan hipertiroid.

3.Motivasi

Niat seseorang untuk tidur mempengaruhi kualitas tidur seperti menonton, main game atau
hal-hal lain yang dapat menyebabkan penundaan waktu anda untuk tidur.

4.Emosi

Suasana hati, marah, cemas dan stres dapat menyebabkan seseorang tidak bisa tidur atau
mempertahankan tidur.

5.Lingkungan

Lingkungan yang tidak kondusif seperti di dekat bandara atau di tepi jalan-jalan umum atau
di tempat-tempat umum yang menimbulkan kebisingan.

6.Obat – obatan

penggunaan atau ketergantungan pada penggunaan obar-obat tertentu seperti golongan


sedative, hipnotika dan steroid.

7.Makanan dan minuman

Pola dan konsumsi makanan yang mengandung merica, gas/air yang banyak, pola dan
konsumsi minuman yang mengandung kafein ,gas dll.

8.Aktivitas.

Kurang beraktivitas dan atau melakukan aktivitas yang berlebihan justru akan menyebabkan
kesulitan untuk memulai tidur.

2.7. Masalah – Masalah Yang Terjadi Pada Saat Tidur

Insomnia, merupakan suatu keadaan di mana seseorang sulit untuk memulai atau
mempertahankan keadaan tidurnya.

-Narkolepsi, merupakan suatu keadaan tidur di mana seseorang sulit mempertahankan


keadaan terjaga/bangun/sadar. Penderita akan sering mengantuk hingga dapat tertidur secara
tiba-tiba.

-Somnabulisme atau disebut tidur berjalan.

-Enuresa atau ngompol


- Nocturia, merupakan suatu keadaan di mana klien sering terbangun pada malam hari untuk
buang air kecil/BAK.

- Apnea/tidak bernapas dan Mendengkur.

- Delirium/Mengigau.

- Sehubungan dengan gangguan penyakit seperti pain, anxiety dan dispneu.

- Nightmares dan Nightterros (mimpi buruk)

- Tidur dan stadium penyakit (digigit nyamuk tse-tse)

CONTOH ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM


1. S: saya sering terbangun Ketidak normalan status Gangguan rasa
apabila tidur malam fisiologi nyaman(istirahat
tidur)
O : - ku baik
- konjungtiva anemis
- klien setiap 1 jam
bangun apabila tidur
malam
-klien tampak lelah
-klien menguap
- TD 140/90 mmHg
N 80 x/ menit
RR 20x/ menit
S 36 C
Kuantitas tidur malam dari
jam 20.00 – 04.00
Kuantitas tidur siang dari
jam 12.00 – 13.00

CONTOH RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian 1. Memberikan
1 1 tindakan masalah gangguan informasi dasar
keperawatan tidur klien, karakteristik dan dalam menentukan
diharapkan gangguan penyebab kurang tidur. rencana
istirahat tidur tidak 2. Lakukan persiapan untuk keperawatan.
terjadi,dengan tidur malam seperti pada 2. Mengatur pola
criteria hasil: jam 9 malam sesuaidengan tidur.
1. Klien tampak rileks pola tidur klien. 3. Meningkatkan
dan lebih segar 3. Lakukan mandi air hangat. tidur.
2. Ttv dalam batas 4. Anjurkan makan yang 4. Meningkatkan
normal cukup satu jam sebelum tidur.
3. Klien dapat tidur 6- tidur. 5. Meningkatkan
8 jam setiap malam. 5. Berikan susu hangat tidur.
sebelum tidur. 6. Meningkatkan
6. Keadaan tempat tidur tidur.
yang nyaman, bersih dan 7. Mengurangi
bantal yang nyaman. gangguan tidur.
7. Bunyi telepon dan alarm 8. Mengurangi
hp di kecilkan. gangguan tidur.
9. Mengurangi
gangguan tidur.
8. Berikan pengobatan
10. Mengurangi tidur.
seperti analgetik dan
11. Meningkatkan pola
sedative,setengah jam
tidur.
sebelum tidur.

9. Lakukan masase pada


daerah belakang, tutup
jendela/pintu jika perlu.
10. Tingkatkan aktivitas sehari
– hari dan kurangi aktivitas
sebellum tidur.
11. Pengetahuan kesehatan :
jadwal tidur mengurangi
stress , cemas , dan latihan
relaksasi.

CONTOH IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No. Dx. Kep. Implementasi Evaluasi


1. 1 1. melakukan pengkajian S : klien mengatakan “saya
masalah gangguan masih sering terbangun
tidur klien, karakteristik pada malam hari”
dan penyebab kurang tidur. O : - : - ku baik
Hasil : klien sering - konjungtiva anemis
terbangun pada malam hari - klien setiap 1 jam
2. menganjurkan klien bangun apabila tidur
untuk tidur malam seperti malam
pada jam 9 malam -klien tampak lelah
sesuaidengan pola tidur -klien menguap
klien. - TD : 140/90 mmHg
Hasil : klien tidur jam N : 80 x/ menit
20.00 – 04.00 wib RR : 20x/ menit
3. anjurkan keluarga klien S : 36 C
untuk memberikan Keadaan Kuantitas tidur malam
tempat tidur yang nyaman, dari jam 20.00 – 04.00
bersih dan bantal yang Kuantitas tidur siang
nyaman. dari jam 12.00 – 13.00
Hasil : keluarga klien A ; masalah belum teratasi
menuruti anjuran ersebut..
P : lanjutkan intervensi
4. meningkatkan aktivitas
sehari – hari dan kurangi
aktivitas sebellum tidur.
Hasil : klien tidak
melakukan kegiatan
sebelum tidur
.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada tress emosional, bebas dari
kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk
atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai pembanding,
klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan
mahasiswa yang selesai ujian merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan

B. SARAN
Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam menyiapkan lingkungan atau suasana
yang nyaman untuk beristirahat bagi klien/pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, 2009.Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses, dan Aplikasi. Salemba


Medika ; Jakarta
Nursalam, 2001.Proses & Dokumentasi Keperawatan . Salemba Medika : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai