KEPERAWATAN KELUARGA
“keluarga dengan anak usia preschool”
Disusun oleh :
1. Indri Santika 1701018
2. Leni Sari 1701020
3. Rini Riyanti 1701038
4. Rohma Fitrianingsih 1701041
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A
E
C
KETERANGAN : A : PERAWAT
B : AYAH KLIEN
C : KLIEN
D : IBU KLIEN
E : FASILITATOR
1
I. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 15 menit diharapkan orang tua mampu
mengetahui dan memahami dari keperawatan keluarga dengan anak usia
prasekolah
II.Tujuan Instruksional Khusus
Setelah penyuluhan 1 x 15Menit, diharapkan orang tua mampu memahami dan
mengetahui;
a. Definisi anak prasekolah
b. Ciri-ciri perkembangan anak usia prasekolah
c. Tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah
d. Tugas perkembangan anak usia prasekolah
e. Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah
f. Pola asuh keluarga dengan anak presekolah
g. Masalah-masalah pada anak prasekolah
III. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi
2
usia prasekolah
3. Tahap tumbuh
kembang anak usia
prasekolah
4. Tugas perkembangan
anak usia prasekolah
5. Tugas perkembangan
keluarga dengan anak
usia prasekolah
6. Pola asuh keluarga
dengan anak
presekolah
7. Masalah-masalah
pada anak prasekolah
V. Media
Media yang digunakan : SAP, LEAFLET
Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Kesepakatan dengan pasien dan keluarga ( waktu dan tempat)
b. Persiapan Materi penyaji
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi proses
a. Pasien dan keluarga bersedia sesuai dengan kontrak waktu yang
di tentukan
3
b. Pasien dan keluarga antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang
tidak diketahuinya
c. Pasien dan keluarga menjawab semua pertanyaan yang telah
diberikan
3. Evaluasi hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
b. Adanya kesepakatan antara pasien dan keluarga dengan perawat
dalam melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya
4
KEPERAWATAN KELUARGA
DENGAN ANAK USIA PRASEKOLAH
5
d. Dapat mengambil arah, mengikuti beberapa aturan
e. Memiliki perasaan yang kuat kea rah rumah dan keluarga
f. Menunjukkan suatu perubahan dalam hal perasaan atau pengertian
dari kepercayaan pada diri sendiri.
g. Bermain parallel; mulai bermain permainan yang memerlukan kerja
sama.
h. Memiliki teman bermain khayalan.
3. Usia 5-6 tahun
a. Menyatakan gagasan yang kaku peran jenis kelamin
b. Memiliki teman baik, meskipun untuk jangka waktu yang pendek
c. Sering bertengkar tetapi dalam waktu yang singkat
d. Dapat berbagi dan mengambil giliran
e. Ikut ambil bagian dalam setiap kegiatan pengalaman di sekolah
f. Mempertimbangkan setiap guru merupakan hal yang sangat penting
g. Ingin menjadi yang nomor satu
h. Menjadi lebih posesif terhadap barang-barang kepunyaannya.
6
meningkat sedikit ke nilai-nilai rata-rata 95/58 mmHg. Berat badan
anak meningkat kira-kira 2,5 kg pertahun, berat rata-rata pada usia 5
tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir
prasekolah bertumbuh 2-3 inci pertahun, panjang mereka menjadi dua
kali lipat panjang lahir pada usia 4 tahun, dan berada pada tinggi rata-
rata 43 inci pada ulang tahun kelima meraka. Perpanjangan tungkai
kaki menghasilkan penampilan yang lebih kurus.
Kepala sudah mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada ulang
tahun ke 6. Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin, walaupun
anak laki-laki sedikit lebih besar dengan lebih banyak otot dan kurang
jaringan lemak. Kekurangan nutrisi umumnya terjadi pada anak-anak
pada usia dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin A dan C serta
zat besi. Konsumsi karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang sangat
beasr dari makanan yang berlemak bisa menimbulkan kegemukan dan
menjadikan anak prasekolah dalam kondisi sangat lapar.
b. Perkembangan
Rasa keingin tahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan
semakin besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya. Anak
sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan,
minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB, mulai memahami waktu,
penggunaan tangan primer terbentuk.
1) Perkembangan psikososial
Menurut Ericson dan Kozier (2010) fase perkembangan
psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatif vs rasa
bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara mengkaji
lingkungan melalui kemampuan bereksplorasi terhadap
lingkungannya. Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi
lingkungan. Inisiatif berkembang dengan teman sekelilingnya.
Kemampuan anak berbahasa meningkat. Anak mulai menuntut
untuk melakukan tugas. Hasil akhir yang diperoleh adalah
menghasilkan prestasi. Perasaan bersalah akan timbul pada anak
jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa bersalah dapat
menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih marah, mengalami
7
regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya misalnya
mengompol dan menghisap jempol.
2) Perkembangan kognitif
Menurut Pieget dan Kozier (2010) fase berkembangan kognitif
anak usia prasekolah adalah fase praoperasional. Karakteristik
utama perkembangan intelektual tahap ini didasari sifat egosentris.
Pemikiran didominasi oleh apa yang dilihat, dirasakan dan dengan
pengalaman lainnya.
Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu :
a) Prokonseptual (2-4 tahun)
Anak mengembangaan kemampuan berbahasa untuk
berkomunikasi dan bermasyarakat. Anak mulai
mengembangakan sebab akibat, trial dan error dan
menginterpretasikan benda/kejadian. Anak mulai menggunakan
symbol kata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang
akan datang.
b) Intuitive thought (4-7 tahun)
Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu
berfikir timbale balik. Anak biasanya banyak meniru prilaku
orag dewasa tetapi sudah bisa member alasan pada tindakan
yang dilakukan.
3) Perkembangan moral
Anak prasekolah mampu berprilaku prososial, yakni setiap
tindakan yang dilakukan individu agar bermanfaat bagi orang lain.
Perilaku moral biasanya dipelajari melalui upaya meniru, mula-
mula orang tua dan kemudian orang terdekat lainnya. Anak
prasekolah mengontrol perilaku mereka karena mereka
menginginkan cinta dan persetujuan dari orang tua. Biasanya
mereka berprilaku baik di tatanan social (Kozier,2010).
8
D. Tugas perkembangan anak usia prasekolah
9
g. Agresif
h. Motorik
1) Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih
mudah
2) Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga
3) Melempar bola, tetapi sulit untuk menangkapnya
i. Bahasa dan kognitif
1) Egosentrik
2) Ketrampilan bahasa makin baik
3) Mengajukan banyak pertanyaan, bagaimana, apa dan mengapa
4) Pemecahan masalah sederhana, menggunakan fantasi untuk
memahami, mengatasi masalah.
j. Ketakutan
1) Pengrusakan diri
2) Dikebiri
3) Gelap
4) Ketidaktahuan
5) Objek bayangan, tak dikenal
10
F. Pola asuh keluarga dengan anak prasekolah
2. Pola asuh adalah pengasuhan anak yang berlaku dalam keluarga yaitu
bagaimana keluarga membentuk prilaku generasi berikut sesuai dengan
norma dan nilai yang baik dan sesuai dengan kehidupan masyarakat.
1. Pengasuhan otoriter adalah gaya yang membatasi dan menghukum dimana
orang tua mendesak anak untuk mengikuti arahan mereka dan
menghormati pekerjaan dan upaya mereka (Widyarini,2010)
2. Pengasuhan otoritatif adalah tindakan mendorong anak untuk mandiri
namun masih menerapkan batas dan kendali pada tindakan mereka. Pola
asuh ini menggunakan pendekatan rasional dan demokratis.
3. Pengasuhan yang mengabaikan adalah gaya dimana orang tua sangat tidak
terlibat dalam kehidupan anak
4. Pengasuhan yang menuruti adalah gaya pengasuhan dimana orang tua
sangat terlibat dengan anak, namun tidak terlalu menuntut atau
mengontrol mereka.
11
Masalah kesehatan mental pada anak dapat disebabkan oleh factor
biologi, lingkungan, atau kombinasi dari keduanya.gangguan mental pada
anak yang paling sering terjadi adalah gangguan cemas, tingkah laku,
Attention- deficit/hyperactivity, dan depresi. Anak-anak dengan gangguan
mental menyebabkan penurunan yang signifikan terhadap fungsinya
dirumah, sekolah, dengan teman sebaya, dan komunitas.
3. Masalah psikososial
Banyaknya gangguan pada anak seperti kurang bersosialisasi kurang
inisiatif dan banyak diam karena takut salah dalam melakukan sebuah
tindakan menandakakan adanya masalah psikososial pada anak, apabila
gangguan tersebut berlangsung secara terus menerus akan berdampak
kurang baik bagi kepribadian perkembangan anak, yang berbahaya tahap
ini tidak tersalurnya energy yang mendorong anak untuk aktif (dalam
rangka memenuhi keinginannya), karena mengalami hambatan atau
kegagalan.
4. Masalah kognitif
Kompetensi intelektual anak dapat dilihat pada perkembangan kognitif
dan kemandiriananak yang menjadi tolak ukur yang digunakan untuk
melihat kesiapan anak untuk membangun rasa control diri, kecukupan, dan
kebanggaan dalam prestasi mereka. Perkembangan kognitif merupakan
proses kumulatif yang komplikatif dari interpretasi suatu hubungan. Anak
usia prasekolah mengembangkan kemampuan kognitif dan emosinya untuk
mempersiapkan diri mereka dalam menguasai materi dan bertransisi ke
tahap usia sekolah (Lieras, 2008; Santrock, 2007 dalam Latifah dkk,
2016).
12
VI. DAFTAR PUSTAKA
Achmad, dkk. 2010. Hubungan Tipe Pola Asuh Orang Tua Dengan Emotional
Quotient (EQ) Pada Anak Usia Prasekolah (3-5 tahun) Di TK Islam Al-
Fattah Sumampir Purwokerto Utara. Jurnal Keperawatan Soedirman Vol 5.
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
Herentina, T., Yusiana, M., A. 2012. Peran Orang Tua Dalam Kegiatan Bermain
Dalam Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah (5-6 tahun). Jurnal
STIKES Vol 3. Kediri: STIKES RS Baptis Kediri
https://id.scribd.com/document/249248220/3-Asuhan-Keperawatan-Keluarga-
Dengan-Tahap-Perkembangan-Pra-Sekolah
Sari , L.,G.,M.,P, Ardani, I.,I. 2014. Prevalensi Masalah Emosi Dan Perilaku Pada
Anak Prasekolah Di Dusun Pande Kecamatan Denpasar Timur.
13
14