DISUSUN OLEH:
1. DEVI MASITHA PURWANINGSIH (P1337420618008)
2. SEKAR AYUDYA DWI PUTRI M. (P1337420618014)
3. FAZANIZA ZULFA IZZATI (P1337420618047)
4. MAHARDIKA ROSADIN NOOR (P1337420618081)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
Rahmat dan Iradat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan proposal tentang
“Terapi Bermain Squishy Ball pada anak usia 9-12 bulan di Ruang PICU RSUD
K.R.M.T Wongsonegoro Kota Semarang” tepat pada waktunya.
Banyak hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam penyusunan
laporan ini, namun atas bantuan dan dorongan berbagai pihak, baik berupa saran,
petunjuk, maupun penjelasan yang sangat membantu kelancaran penyusunan
laporan proposal ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan
terimakasih kepada berbagai pihak.
Kami mengucapkan mohon maaf apabila dalam penulisan proposal ini
masih terdapat kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan masukan yang dapat
digunakan sebagai bahan penyempurnaan laporan proposal terapi bermain ini di
masa yang akan datang. Diharapkan laporan proposal bermain ini dapat
bermanfaat.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap anak adalah individu yang unik dan anak akan melewati tahap
tumbuh kembang secara fleksibel dan berkesinambungan. Perkembangan
setiap anak akan berbeda-beda, hal ini dikarenakan adanya berbagai faktor
yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang. Salah satu faktor yang
mempengaruhi adalah stimulasi. Stimulasi merupakan hal yang penting dalam
tumbuh kembang anak. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sejak dini
dan terus menerus pada setiap kesempatan. Upayakan anak untuk berinteraksi
dengan lingkungan sekitar merupakan salah satu kegiatan untuk stimulasi
tumbuh kembang anak. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan
penyimpangan tumbuh kembang bahkan gangguan yang bersifat menetap.
Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulsi terarah adalah
kemampuan gerak halus, gerak kasar, kemampuan bicara, bahasa, serta
kemampuan bersosialisasi dan kemandirian (Sulistyawati, 2014).
Bermain sangat penting untuk perkembangan anak. Adriana (2011)
menyatakan, “bermain juga dapat meningkatkan kemampuan fisik,
pengalaman dan pengetahuannya serta perkembangan keseimbangan mental
anak”. Selain itu, melalui bermain anak tidak hanya menstimulasi
pertumbuhan otot-ototnya tetapi juga perkembangan motoriknya.
Perkembangan stimulasi anak dapat dilakukan dengan menggunakan alat
permainan edukatif dan kreatif (APEK), karena mempunyai fungsi untuk
mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak seperti motorik, bahasa,
kecerdasan, dan sosialisasi (Soetjiningsih, 2012). Terdapat berbagai jenis
permainan berdasarkan perkembangan stimuli. Sebagai contoh, permainan
yang dapat meningkatkan perkembangan motorik halus diantaranya
menyusun balok, bermain puzzle, melipat dan menggunting kertas, menyusun
benda kedalam lubang sesuai bentuknya dan sebagainya (Azmira, 2015).
Pada anak berusia 9-12 bulan yang sedang dalam tahap gemar
menggenggam benda dan mengenali lingkungan sekitarnya maka squishy ball
dapat dijadikan alat bermain yang sesuai. Squishy ini dimainkan dengan cara
diremas hingga kembali ke bentuk semula. Squishy ball bisa dijadikan alat
terapi bagi anak-anak dalam perkembangan motoriknya. Menggunakan
squishy ball sebagai alat bermain anak mampu merangsang perkembangan
koordinasi motorik halus terutama jari-jari dan telapak tangan. Menurut Lola
Binkerd, dalam tulisannya di Stress Cube, mainan seperti squishy dan action
figures dapat membuat jari-jari anak tetap sibuk.
B. Tujuan
1. Tujuan Terapi
a. Tujuan Umum
Untuk menstimulasi tumbuh kembang anak usia 9-12 bulan
b. Tujuan Khusus
1) Untuk melatih kemampuan kognitif
2) Untuk melatih motoric halus anak
3) Untuk meningkatkan kepercayaan diri anak
C. Manfaat Terapi
1. Bagi Anak
Sebagai sarana atau metode yang dapat memacu anak untuk melatih
kemampuan kognitif dan motoric halusnya, dan meningkatkan perecayaan
dirinya..
2. Bagi Orang Tua
Sebagai masukan bagi orang tua dan tenaga pengajar agar mengguna
kan terapi bermain sebagai salah satu metode dalam usaha mengembangka
n motoric halus dan kognitifnya kesabarannya melalui terapi bermain
squishy ball.
3. Bagi Perawat
Sebagai masukan agar menggunakan terapi bermain sebagai salah sa
tu metode dalam usaha mengembangkan tumbuh kembang anak terutama
dalam memberikan stimulasi motoric halus pada pasien anak usia 9-12
bulan dan anak usia toddler (1-3 tahun).
4. Bagi Mahasiswa
Sebagai informasi untuk mengembangkan ilmu keperawatan khusus
nya keperawatan anak dalam pemberian terapi modalitas bermain squishy
ball sebagai salah satu metode dalam usaha mengembangkan stimulasi tu
mbuh kembang anak.
BAB II
ISI
C. Fungsi Bermain
Anak bermain pada dasarnya agar ia memperoleh kesenangan,
sehingga tidak akan merasa jenuh. Bermain tidak sekedar mengisi waktu
tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makan, perawatan, dan
cinta kasih. Bermain merupakan unsur yang penting untuk perkembangan
fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Anak dengan
bermain dapat mengungkapkan konflik yang dialaminya. Bermain cara
yang baik untuk megatasi kemarahan, kekhawatiran, dan kedukaan.
D. Bentuk Permainan
Menurut Saputro dan Intan (2017), terapi bermain diklasifkasikan menjadi
dua yaitu:
a. Bermain Aktif
Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang dilakukan
anak, apakah dalam bentuk kesenangan bemain alat misalnya
mewarnai gambar, melipat kertas origami dan menempel gambar.
Bermain aktif juga dapat dilakukan dengan bermain peran misalnya
bermain dokter-dokteran dan bermain dengan menebak kata.
b. Bermain Pasif
Dalam bermain pasif, hiburan atau kesenangan diperoleh dari kegiatan
orang lain. Pemain menghabiskan sedikit energi, anak hanya
menikmati temannya bermain atau menonton televisi dan membaca
buku. Bermain tanpa mengeluarkan banyak tenaga, tetapi
kesenangannya hampir sama dengan bermain aktif.
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti terapi bermain diharapkan anak dapat mengembangkan
tumbuh kemabangnya terutama dalam fungsi kognitif dan motoric halus
sesuai dengan usia infant (9-12) .
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti terapi bermain selama 30 menit diharapkan :
a. Segi Kognitif
Anak mampu memainkan squishy ball.
b. Segi Motorik
1) Motorik Halus
Anak mampu menggenggam dan memainkan squishy ball.
B. Perencanaan
1. Jenis Program Bermain
Jenis permaian yang dipilih squishy ball.
2. Karakteristik Permainan
Klien dibimbing untuk melatih kemampuan kognitif dan mototik halus
melalui kegiatan menggenggam dan meremas squishy ball. Kegiatan
bermain ini diikuti klien dengan kriteria sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi
1) Anak usia 9-12 bulan.
2) Anak kooperatif
b. Kriteria Eksklusi
1) Anak diluar usia 9-12 bulan.
2) Anak tidak kooperatif tidak mampu mengikuti proses kegiatan
sampai selesai.
3. Karakteristik peserta
a. Peserta adalah anak usia 9-12 bulan.
b. Jumlah peserta 1 anak dan didampingi oleh orang tua
c. Keadaan umum mulai membaik
d. Peserta kooperatif
4. Sasaran
a. Anak usia usia 9-12 bulan di Ruang PICU RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro
b. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
c. Anak yang mau berapartisipasi dalam terapi bermain
5. Metode Permainan
Metode yang dilakukan adalah demonstrasi secara langsung yang
dilakukan oleh anak sesuai dengan instruksi yang diberikan. Langkah –
langkah :
a. Mahasiswa membuka acara, kontrak waktu menjelaskan tujuan dan
manfaat terapi bermain.
b. Mahasiswa menunjukan cara menggenggam dan meremas squishy
ball.
c. Selalu memberi reward untuk respon kooperatif dan positif dari para
peserta
6. Media
Sebuah squishy ball berbahan kain yang empuk dan lembut.
7. Setting Tempat
Keterangan :
Mahasiswa Orang Tua
Klien CI/Karu
C. Strategi Pelaksanaan
NO Waktu Kegiatan Peserta
1 5 menit Pra kegiatan :
1. Memfasilitasi media terapi bermain
2. Mempersiapkan anggota terapi
bermain
3.Mempersiapkan peserta
2 5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan - Menjawab salam
mengucapkan salam. - Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri - Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari terapi - Memperhatikan
bermain
4. Kontrak waktu anak dan orang tua
3 10 menit Kegiatan bermain :
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan - Mendengarkan dan
bermain squishy ball. memperhatikan
2. Membagikan squishy ball yang sudah anak
di siapkan - Antusias saat
3. Praktikan membantu anak dalam menerima peralatan
bermain squishy ball. - Antusias dalam
4. Fasilitator mendampingi anak dan menggenggam dan
memberikan motivasi kepada anak meremas squishy.
5. Memberitahu anak bahwa waktu - tampak antusias.
yang diberikan telah selesai
6. Memberikan pujian terhadap anak
4 5 menit Kegiatan penutup:
1. Memotivasi anak untuk - Menceritakan
menggenggam dan meremas squishy
ball secara mandiri - gembira
2. Memberikan squishy ball kepada -
orang tua
5 5 menit Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian - Memperhatikan
kepada klien yang telah mengikuti
program terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih kepada - Mendengarkan
anak dan orang tua
3. Mengucapkan salam penutup - Menjawab salam
D. Evaluasi
Evaluasi hasil yang diharapkan:
1. Anak dapat mengembangkan fungsi kognitif dan motoric halus
2. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
3. Anak merasa senang
4. Anak tidak takut lagi dengan perawat
5. Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai
6. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktivitas
bermain
Adrina, D. (2012). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Saputro, H., & Fazrin, I. (2017). Penurunan Tingkat Kecemasan Anak Akibat
Hospitalisasi dengan Penerapan Terapi Bermain. JKI (Jurnal Konseling
Indonesia), 3(1), 9-12. https://doi.org/10.21067/jki.v3i1.1972.