Anda di halaman 1dari 7

HIPERKOLESTEROL

1. DEFINISI
Kolesterol adalah sterol terbanyak di dalam tubuh, bentuknya dapat sebagai kolesterol
bebas ataupun terikat pada asam lemak sebagai kolesterilester.Umumnya kolesterol dalam
darah dan limfe terlihat sebagai kolesterilester Sedangkan yang dalam sel-sel darah otot,
hepar, dan jaringan lain dalam bentuk bebas (Irawan dan Poestika, 1997 dalam Yudhasari,
2008).
Struktur kimia dasar kolesterol berupa steroid. Terdapat dalam jaringan dan lipoprotein
plasma dalam bentuk kolesterol bebas atau gabungan dari asam lemak rantai panjang
sebagai ester kolesteril. Senyawa kolesterol ini disintesis dalam banyak jaringan dari asetil-
Ko A dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh melalui empedu sebagai garam kolesterol atau
empedu. Kolesterol adalah produk khas hasil metabolisme hewan sehingga terdapat dalam
semua bahan makanan yang berasal dari hewan, misalnya kuning telur, otak, daging dan
hati (Sulistyowati, 2006).
Menurut Rahayu (2005), kolesterol merupakan unsur penting dalam tubuh yang
diperlukan untuk mengatur proses kimiawi di dalam tubuh, tetapi kolesterol dalam jumlah
tinggi bisa menyebabkan terjadinya aterosklerosis (penyempitan dan pengerasan pembuluh
darah). Jika aterosklerosis ini terjadi di pembuluh darah jantung, maka akan menyebabkan
penyakit jantung koroner. Penggumpalan darah yang bercampur dengan lemak yang
menempel di pembuluh darah akan menyebabkan serangan jantung. Rahayu (2005) juga
menyatakan, terdapat korelasi yang jelas antara penyakit aterosklerosis arteria koroner
dengan kadar kolesterol total dalam darah, yang terutama mencerminkan kandungan
kolesterol pada LDL (Kolesterol LDL).
Hiperkolesterolemia merupakan hasil dari meningkatnya produksi dan atau
meningkatnya penggunaan LDL (Low Density Lipoprotein). Hiperkolesterolemia dapat
merupakan hiperkolesterol familial atau dapat disebabkan karena konsumsi kolesterol tinggi.
Menurut Prawitasari dkk. (2011), hiperkolesterolemia familial (HF) merupakan kelainan
genetik tersering penyebab terjadinya penyakit jantung koroner/aterosklerosis.
Hiperkolesterol terutama fraksi LDL, adalah faktor terpenting terbentuknya aterosklerosis
(Murwani dkk., 2006).
Proses aterosklerosis yang terjadi di pembuluh darah jantung dapat menyebabkan
terjadinya jantung koroner, apabila terjadi di pembuluh darah otak dapat menyebabkan
terjadinya stroke. HDL (High Density Lipoprotein) disebut juga kolesterol baik karena
mempunyai efek antiaterogenik yaitu mengangkut kolesterol bebas dari pembuluh darah dan
jaringan lain menuju hati, selanjutnya mengeluarkannya lewat empedu. Kadar LDL yang
tinggi cenderung disertai dengan kadar trigliserida yang tinggi pula, sedangkan apabila
kadar HDL tinggi maka kadar trigliserida cenderung rendah (Yudhasari, 2008).
2. ETIOLOGI
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Bisa disebabkan
oleh faktor genetik seperti pada hiperkolesterolemia familial dan hiperkoleterolemia
poligenik, juga bisa disebabkan faktor sekunder akibat dari penyakit lain seperti diabetes
mellitus, sindroma nefrotik serta faktor kebiasaan diet lemak jenuh (saturated fat),
kegemukan dan kurang olahraga.
Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan seseorang beresiko tinggi menderita
hiperkolesterolemia. beberapa faktor dapat dikurangi atau dihilangkan dengan pengubahan
gaya hidup, beberapa faktor sulit untuk diubah. tapi setidaknya pengurangan faktor resiko
harus dilakukan semaksimal mungkin. faktor resiko utama penyebab tingginya kolesterol
darah antara lain obesitas atau kegemukan, makanan tinggi asam lemak dan lemak jenuh,
biasanya makanan yg digoreng, makanan rendah serat, kurang beraktifitas fisik, stress,
merokok, tinggal di area dengan tingkat polusi tinggi (industri, kota yg padat kendaraan
bermotor), diabetes, underactive thyroid, dan polycystic ovary syndrome.
1. Hiperkolesterolemia Poligenik
Tipe ini merupakan hiperkolesterolemia yang paling sering ditemukan, merupakan
interaksi antara kelainan genetik yang multipel, nutrisi dan faktor-faktor lingkungan
lainnya serta memiliki lebih dari satu dasar metabolik. Penyakit ini biasanya tidak disertai
dengan xantoma.
2. Hiperkolesterolemia Familial
Penyakit yang diturunkan ini terjadi akibatkan oleh adanya defek gen pada reseptor LDL
permukaan membran sel tubuh. Ketidakadaan reseptor ini menyebabkan hati tidak bisa
mengabsorpsi LDL. Karena mengganggap LDL tidak ada, hati kemudian memproduksi
VLDL yang banyak ke dalam plasma. Pada pasien dengan Hiperkolesterolemia familial
ditemukan kadar kolesterol total mencapai 600 sampai 1000 mg/dl atau 4 sampai 6 kali
dari orang normal. Banyak pasien ini meninggal sebelum berumur 20 tahun akibat infark
miokard.
3. Kebiasaan Diet lemak Jenuh, Kurang olahraga dan Kegemukan
Pada tubuh manusia, reseptor LDL menangkap LDL yang tidak teroksidasi dan disimpan
di dalam sel tubuh. Jika sudah berlebih, LDL tidak masuk ke dalam sel kemudian
dimetabolime di hepar untuk menjadi asam empedu dan diekskresikan keluar. Pada
proses patologi, oksidan LDL ditangkap oleh makrofag dan kemudian menjadi sel busa
dan menumpuk di dalam tubuh, tidak diekskresi dan apabila menumpuk didalam
pembuluh darah menimbulkan plak aterome dan lama-kelamaan menjadi aterosklerosis.
Penelitian pada binatang yang ditingkatkan kadar serumnya menunjukkan LDL
memicu atrogenesis. Ada bentuk kelainan gen pada manusia yang menyebabkan
peningkatan LDL secara berat yang menimbulkan penyakit kardiovaskuler pada usia
muda. LDL menimbulkan penumpukan kolesterol pada dinding arteri. LDL juga
menyebabkan rangsangan inflamasi dani inflamasi pada lesi aterogenik. Peningkatan
LDL berhubungan dengan semua tingkatan aterogenik yaitu disfungsi endotel,
pembentukan dan pertumbuhan plak, ketidakstabilan plak dan thrombosis.Peningkatan
LDL plasma menyebabkan retensi partikel LDL pada dinding arteri meningkat, oksidasi
LDL dan pengeluaran zat-zat mediator inflamasi . Terapi terhadap peningkatan LDL
menunjukkan fungsi endotel koroner menjadi normal.

Akibat Penyakit Lain


Berikut ini dislipidemia yang disebabkan oleh penyakit lain:
Tabel 3
Penyebab Hiperkolesterolemia yang disebabkan oleh penyakit
No. Penyakit penyebab Kelainan lipid
1. Diabetes mellitus (DM) TG dan HDL
2. Gagal ginjal kronis TG
3. Sindrom nefrotik Kolesterol total
4. Hipotiroidisme Kolesterol total
5. Penyalahgunaan alcohol TG
6. Kholestasis Kolesterol total
7. Kehamilan TG
8. Obat-obatan (kontrasepsi oral, diuretic, beta
bloker, kortikosteroid) TG dan atau Kolesterol
total , HDL

Keterangan:
 TG = Trigliserida
 HDL = High Density Lipoprotein
 Meningkat
 Menurun

Peningkatan prevalensi Diabetes seiring dengan peningkatan faktor risiko yaitu


obesitas (kegemukan), kurang aktivitas fisik, kurang konsumsi serat, tinggi lemak,
merokok, hiperkolesterol, hiperglikemia dan lain-lain. Prevalensi faktor risiko DM dari
2001-2004 yaitu : obesitas dari 12,7% menjadi 18,3%. Hiperglikemia dari 7,9% menjadi
11,3% dan hiperkolesterol dari 6,5% menjadi 12,9%. Diabetes berpotensi menyebabkan
hiperkolesterolemia dengan meningkatkan kadar kolesterol LDL.
Sindrom nefrotik adalah sindroma klinis yang ditandai dengan adanya proteinuria,
hipoalbunemia, edema, dan hiperkolesterolemia. Patogenesis terjadinya
hiperkolesterolemia adalah kebocoran pada membrane basalis glomerulus menyebabkan
proteinuria sehingga terjadi hipoalbiminemia. Hipoalbuminemia dikompensasi oleh hepar
dengan memprodusksi kolesterol sehingga terjadi hiperkolesterolemia. Terjadi
hipoalbuminemia yang selanjutnya merangsang hepar untuk memprodusksi kolesterol
sehingga terjadi hiperkolesterolemi.

3. FAKTOR RESIKO

Faktor Resiko yang Dapat dimodifikasi


 Tekanan darah tinggi
 Merokok
 Diabetes Mellitus
 Penyakit jantung lain
 Obesitas
 Intake alkohol yang tinggi
 Penggunaan obat-obatan ilegal
 Usia

4. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala pada masa awalnya adalah kolesterol tinggi muncul tanpa gejala
apa pun. Karena ini screening awal melalui pemeriksaan lab secara rutin lebih baik jika
dilakukan. untuk tingkat lanjut, hiperkolesterolemia bisa menimbulkan gejala penumpukan
lemak pada tendon dan kulit (xanthoma), pembesaran hati dan limpa, sakit pada perut
akibat pankreatitis jika trigliserida tertumpuk pada pankreas (umumnya saat level
trigliserida di atas 800 mg/dL), sakit pada dada dan mungkin serangan jantung akibat
penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah yang mengalirkan darah untuk
jantung.
Tabel 1
o Klasifikasi dislipidemia menurut WHO

Fredrickson Klasifikasi dislipidemia Peningkatan lipoprotein

I Kilomikron

Iia Hiperkolesterolemia LDL

Iib Dislipidemia kombinasi LDL + VLDL

III Dislipidemia remnant VLDL remnant +


kilomikron

IV Dislipidemia endogen VLDL

V Dislipidemia campuran VLDL + kilomikron

Keterangan:
 LDL = Low Density Lipoprotein
 VLDL = Very Low Density Lipoprotein(Trigliserida)

Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol melebihi batas normal


(>240 mg/dl). Semakin lanjutnya usia risiko menderita hiperkolesterolemia semakin besar.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kejadian hiperkolesterolemia,
diantaranya jenis kelamin, pola makan, obesitas, kebiasaan olah raga dan kebiasaan
merokok terhadap hiperkolesterolemia pada lansia.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Terapi
Hiperkolesterolemia dapat dicegah dengan pengendalian berat badan,
meningkatkan aktivitas fisik (disarankan untuk secara teratur berolahraga ringan
selama 30 menit setiap harinya), dan pengaturan diet. Diutamakan untuk banyak
mengonsumsi makanan kaya serat.
1. Terapi non farmakologi
2. Terapi nutrisi medis
Diet tinggi lemak merupakan salah satu penyebab hiperkolesterolemia. Makan
makanan yang banyak mengandung trans fat dan saturated fat seperti
margarine/mentega, es krim, minyak kelapa dan lemak hewan dapat
meningkatkan kadar LDL dan menurunkan koleterol HDL. Maka harus dikurangi
sebanyak 7% perhari. Saturated fat dapat digantikan dengan unsaturated fat
yang relatif kurang meningkatkan kadar LDL. Unsaturated dibagi dua antara lain
Multi Unsaturated Fatty Acid (MUFA) contohnya minyak zaitun, alpokat dan Poli
Unsaturated Fatty Acid (PUFA) contoh ikan. Dengan perubahan pola makan,
mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah sebesar 10-15% . Makan ikan
yang banyak mengandung omega 3 dapat menurunkan kadar LDL. Begitu juga
dengan mengkonsumsi protein kedelai. Diet tinggi serat yang larut dalam air
seperti oat dan buah/sayuran 20-30 gram sehari dapat menurunkan 5-15% kadar
kolesterol total dan LDL.

Tabel 4
Komposisi makanan untuk hiperkolesterolemia menurut Perkeni 2004
No. Makanan Asupan yang dianjurkan
1 Total lemak 20-25% dari kalori total
2 Lemak jenuh < 7 % dari kalori total
3 Lemak PUFA Sampai 10% dari kalori total
4 Lemak MUFA Sampai 10 % dari kalori total
5 Karbohidrat 60% dari kalori total (terutama karbohidrat
kompleks)
6 Serat 30 gr perhari
7 Protein Sekitar 15% dari kalori total
8 Kolesterol < 200 mg/hari

Tabel 5
Untuk di Rumah Sakit Dr.Soetomo menggunakan Diet B (Tjokroprawiro) dengan
komposisi:
No. Makanan Asupan yang dianjurkan
1 Karbohidrat 68%
2 lemak kolesterol < 300 mg/hari
3 lemak jenuh dan trans 5%
4 PUFA 5%
5 MUFA 10%
6 protein 12%
7 serat 25-35 gr/hari.
b) Aktivitas fisik
Olahraga yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan berat badan.
Olahraga disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan penderita. Penurunan 10
% berat badan berarti menurunkan 30% lingkar perut yang mana terdapat lemak
sentral di sana. AHA merekomendasikan olahraga selama 30 menit dengan
aktivitas sedang 3-4 kali dalam seminggu
c) Menghindari rokok
Merokok berhubungan dengan proses metabolis yang berefek pada lipoprotein
termasuk didalamnya meningkatkan asam lemak bebas, glukosa dan VLDL serta
menurunkan HDL. Berhenti merokok berhubungan dengan peningkatan rata-rata
HDL 6-8 mg/dl.
d) Terapi farmakologis
Berikut ini obat- obatan yang mampu menurunkan kadar kolesterol darah,
terdapat beberapa golongan obat, antara lain statin, resin, niasin, ezetimibe dan
asam lemak omega-3.
Tabel 6
Obat-obatan hipolipidemik
No. Obat Kolesterol LDL Koleterol HDL Trigliserida
1 Statin 20-55% 5-15% 10-20%
2 Resin 15-30% 3-5% -
3 Fibrat 10-15% 10-20% 35-50%
4 Niasin 10-25% 10-35% 25-50%
5 Ezetimibe 15-25% 3-5% 5-10%
6 Asam lemak 5-10% 1-3% 20-30%
Omega-3

Tabel 7
Efek Obat hipolipidemik terhadap kadar lipid serum
No. Dislipidemia Obat pilihan
1 hiperkolesterolemia Statin/resin/kombinasi
2 Dislipidemia campuran Statin/resin/kombinasi
3 Hipertrigliseridemia fibrat
4 Isolated low HDL fibrat

6. PENCEGAHAN
 Menghentikan merokok
 Mengurangi konsumsi kolesterol
 Mempertahankan kadar gula normal
 Latihan fisik (senam) secara teratu
 Periksa tekanan darah
 Lakukan latihan olahraga.
 Konsumsi makanan yang bergizi
 Kurangi makanan berlemak.
 Jauhi alkohol.
Daftar Pustaka

1. Arza. 2009. Kenalan Dengan Hiperkolesterolemia. 21 Januari 2009. Diakses dari


www.wordpress.com 20 Oktober 2009, 19:46:49.
2. Halim, Herman. 2006. Mutasi reseptor LDL penyebab hiperkolesterolemia
Familier. Bagian biologi kedokteran fakultas kedokteran unika atrna jaya. Majalah
Kedokteran Damianus. Vo1.5. No. 3. September 2006.
3. Hiperkolesterolemia (Bagian1). Diakses dari Error! Hyperlink reference not valid..
4. Hiperkolesterolemia (Bagian 2). Diakses dari Error! Hyperlink reference not valid..
5. Hiperkolesterolemia (Kelebihan Kolesterol). 16 Juli 2008 Diakses dari
http://copeebreak.blogspot.com/search/label/healthly.
6. Hubungan merokok dengan risiko terjadinya hiperkolesterolemia pada pasien
kardiovaskuler. 2004. RS Panti Wilasa Citarum Semarang. Diakses dari
http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=2730.

Anda mungkin juga menyukai