3.Normalnya benda dapat dilihat pada: 60 derajat nasal, 90 derajat temporal, 50 derajat , dan
atas 70 derajat bawah.
4.Cara pemeriksaan :
- Klien menutup mata salah satu, misalnya kiri tanpa menekan bola mata
.- Pemeriksa duduk di depan klien dg jarak 60cm sama tinggi dengan klien. Pemeriksa
menutup mata berlawanan dengan klien, yaitu kanan. Lapang pandang pemeriksa dianggap
sebagai referensi (LP pemeriksa harus normal)
-Objek digerakkan dari perifer ke central (sejauh rentangan tangan pemeriksa) dari delapan
arah pada bidang ditengah pemeriksa dan klien
-Lapang pandang klien dibandingkan dengan pemeriksa. Lalu lanjutkan pada mata berikutny
PEMERIKSAAN OTOT EKSTRAOKULER
- Jika tidak bisa melihat gerakan tangan dilakukan penyinaran dengan penlight ke
arah mata pasien.
- Apabila pasien dapat mengenali saat disinari dan tidak disinari dari segala posisi
(nasal,temporal,atas,bawah) maka tajam penglihatan V = 1/ ~ proyeksi baik (Light
Perception/LP).
- Jika tidak bisa menentukan arah sinar maka penilaian V = 1/ ~ (LP, proyeksi salah).
- Jika sinar tidak bisa dikenali maka tajam penglihatan dinilai V= 0 (NLP). Bila tidak
dapat melihat sinar senter disebut BUTA TOTAL (tulis 00/000)
PEMERIKSAAN DENGAN PINHOLE
- Bila responden tidak dapat melanjutkan lagi bacaan huruf di kartu Snellen atau
kartu E maka pada mata tersebut dipasang PINHOLE
- Dengan pinhole responden dapat melanjutkan bacaannya sampai baris normal
(20/20) berarti responden tersebut GANGGUAN REFRAKSI
- Bila dengan pinhole responden tidak dapat melanjutkan bacaannya maka disebut
KATARAK
- Bila responden DAPAT membaca sampai baris normal 20/20 TANPA pinhole
maka responden tidak perlu dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan pinhole
PEMERIKSAAN BUTA WARNA
-Pasien diminta menyebutkan berapa angka
yang tampak di kartu
- Orang normal mampu meyebutkan angka
74 buta waran merah hijau menyebutkan
angka 21
MEMERIKSA TEKANAN INTRA OKULER