MAKALAH
Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Mata Kuliah Anatomi
Fisiologi Semester Dua
Oleh :
Kelompok 3
Maryam Ulfah Sholihah
Silvia Dwi Apriliani
Fitri Ardiani
Tambunan Helen Bestiar
Khojanatussaadah
Daniel Abdu Syukur
Siti Nur Hawa
Syifa Rabwatul Hanoun
Ika Nurjanah
Titi Rizqi Setiasih
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Puji Syukur kehadirat Allah S.W.T kami dapat
menyelelesaikan makalah tentang GANGGUAN KULIT AKIBAT ZAT
KIMIA ini dengan baik tanpa hambatan. Sehingga makalah kami dapat
tersusun dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, merasa
masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembelajaran untuk kedepannya.
Bandung, 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................1
1.3. Tujuan dan Manfaat..............................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1. Pengertian Zat Kimia.............................................................................3
2.2. Jenis Zat Kimia yang Dapat Merusak Kulit Berdasarkan Lama
Pemaparan...................................................................................................3
2.3. Pengertian Gangguan Kulit...................................................................5
2.4. Jenis Gangguan Kulit Akibat Zat Kimia.................................................5
2.5. Jenis Gangguan Kulit Akibat Zat Kimia.................................................7
2.6.
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
bersifat korosif
Sodium Lauryl Sulfate
kering
Petrolatum
pori yang ada di muka sehingga kulit tidak bisa bernapas dan
mengeluarkan racun yang ada di dalamnya
Butil Asetat
: menyebabkan retaknya kulit atau kulit
kering
Merkuri
Bah
Semua pekerja
an
kontak iritan,
Kimi
a
Penyakit
Dermatitis
dermatitis kontak
alergi
perkerja pos, dan
pekerja konstruksi)
workers
Sinar
Matah
ari
Keloid,
melanoma,
perubah
kulit
an
psoriasis (Koebners
terbakar,
pigmen
phenomenon)
dermatitis
pascainfl
fotoalergik,
Actinic keratosis,
amasi,
melanosis
penyeba
sel squamous),
Miliaria,
folikulitis,
tinea pedis
Dermatitis kontak
iritan, paronychia
Terbakar, nekrosis kulit
Tukang listrik,pekerja
telekomunikasi
Radi
asi
ion
Pekerja
radiografi,
pekerja
Kanker kulit,
dermatitis radiasi
kronik dan akut,
alopesia,
kerusakan kuk
Hiperplasia epidermis:
-
Veruka-molluscum contagiosum
Plak
Plak adalah kelaianan kulit seperti papula dengan
pemukaan datar dan diameter > 0,5cm. Plak dapat terjadi karena
perluasan suatu papula, tetapi juga karena gabungan atau
konfluensi dari beberapa papula, misalnya:
- Lichen simplex
-
Psoriasi
Urtika
Penonjolan
cepat,
kulit
dengan
batas
tegas,
timbulnya
Nodus
Nodus merupakan massa subkutan padat sirkumskrip terletak
dikutan atau subkutan, dapat menonjol, jika diameter lebih dari 1
cm disebut nodulus.
Tumor
Tumor istilah untuk benjolan yang berdasarkan pertumbuhan sel
maupun jaringan
Sikatriks
Sikartriks terdiri atas jaringan tak utuh, relief kulit tidak normal,
permukaan kulit licin dan tidak terdapat adneksa kulit. Sikatriks
dapat atrofi, kulit mencekung dan dapat hipertropik, yang sacara
klinis terlihat menonjol karena kelebihan jaringan ikat.Bila sikatriks
hipertrofik menjadi patologik, pertumbuhan melampaui batas luka
disebut keloid.
Anetoderma
Anetoderma bila kutis kehilangan elastsitas tanpa perubahan
berarti pada bagian kulit yang lain, dapat dilihat bagian-bagian yang
lain ditekan dengan jari seakan-akan berlubang.
Erosi
Erosi merupakan kelainan kulit yang disebabkan kehilangan
jaringan yang tidak melampaui stratum basal.
Ekskoriasi
Skuama
Skuama adalah lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit.
Skuama dapat halus sebagai taburan tepung, maupun lapisan
tebal dan luas sebagai lembara kertas.
2.5. Mekanisme Gangguan Kulit
Menurut Sularsito dan Djuanda, 2007, mekanisme terjadinya
kelainan kulit pada DKA adalah mengikuti respons imun yang
diperantarai oleh sel (cell- mediated immune respons) atau reaksi
imunologik tipe IV, suatu hipersensitivitas tipe lambat. Reaksi ini
terjadi melalui dua fase, yaitu fase sensitisasi dan fase elisitasi.
Hanya individu yang telah mengalami sensitisasi dapat menderita
DKA (Sularsito dan Djuanda, 2007).
Biasanya disebabkan oleh bahan dengan berat molekul rendah
yang disebut hapten. Kelainan kulit terjadi melalui proses
hipersensitivitas tipe IV atau proses alergi tipe lambat (Gell &
Coombs). Hapten bergabung dengan protein pembawa menjadi
alergen lengkap. Alergen Iengkap difagosit oleh makrofag dan
merangsang limfosit yang ada di kulit yang mengeluarkan limfosit
aktivasi faktor (LAF). Sel limfosit kemudian berdiferensiasi
membentuk subset sel limfosit T memori (sel Tdh) dan sel limfosit T
helper dan sel T suppresor. Sel T memori ini bila menerima
informasi alergen yang sudah dikenal masuk ke dalam kulit, maka
sel Tdh akan mengeluarkan limfokin (faktor sitotoksis, faktor inhibisi
migrasi, faktor kemotaktik dan faktor aktivasi makrofag (SAINTMEZARD, 2004). Dengan dilepaskannya berbagai faktor m maka
akan terjadi pengaliran sel mas dan sel basofil, ke arah lesi, dan
timbullah proses radang yang merupakan manifestasi reaksi
dermatitis kontak alergis (Siregar, 1996).
Gambaran klinis umumnya berupa papul, vesikel dengan dasar
eritem dan edema, disertai rasa gatal. Dalam perusahaan sering
ditemukan beberapa bahan kimia yang mempunyai gugusan rumus
kimia yang sama. Apabila pekerja sudah sensitif terhadap suatu zat
kimia, maka ia akan mudah menjadi sensitif terhadap zat-zat lain
yang mempunyai rumus kimia yang bersamaan, misalnyaprokain,
benzokain, para aminobensen mempunyai gugus benzen yang
sama. Apabila seseorang sensitif terhadap prokain maka akan lebih
mudah sensitif terhadap benzokain atau PABA; ini disebut
sensitisasi silang (Siregar, 1996).
2.6.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. KESIMPULAN
Zat kimia adalah semua materi dengan komposisi kimia tertentu.
Gangguan atau penyakit kulit merupakan kelainan kulit yang diakibatkan
oleh adanya jamur, kuman-kuman, parasit, virus maupun infeksi. Penyakit
kulit dapat menyerang keseluruh atau sebagian tubuh tertentu. Gangguan
kulit yang diakibatkan oleh zat kimia dapat merusak struktur kulit.
Kesalahan cara penggunaan bahan kimia berbahaya dapat menimbulkan
kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan gangguan kulit apabila zat
tersebut mengenai kulit si pengguna zat kimia. Penggunaan zat kimia
berbahaya dilengkapi dengan APD dan sikap yang baik saat pengerjaan.
3.2. SARAN
Sebaiknya pengerjaan yang berhubungan dengan penggunaan zatzat kimia berbahaya dilakukan dengan hati-hati dan harus dilengkapi
dengan alat pelindung diri. Paling sederhana adalah menjaga kebersihan
tubuh,mandi teratur setiap hari. Karena kulit sangat berperan penting bagi
tubuh.tidak memakai pakaian,sabun mandi,dan handuk yang sama karena
bisa tertular melalui barang-barag yang dipakai bersama.
Selain itu juga selalu berhati-hati dalam menggunakan segala sesuatu
yang mengandung zat kimia yang mungkin saja jika pemakaian secara
terus menerus dapat berbahaya dan merusak kulit. Terutama pada kulit
yang sensitive terhadapap bahan-bahan yang mengandung zat kimia.jika
sudah terdapat gangguan kimia, salah satu cara nya adalah dengan
belerang karna belerang dipercaya berkhasiat membantu dalam
pengobatan gangguan kulit, namun lebih efektif jika segera berkonsultasi
dengan dokter spesialis kulit, agar pengobatan lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
http://blogkesmas.blogspot.com/2011/05/cara-pencegahan-danpenanggulangan.html
http://kesehatansemenit.blogspot.com/2012/03/mengenal-jenisjenis-penyakit-kulit.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38937/4/Chapter
%20ll.pdf
http://www.wedaran.com/3772/penyebab-gejala-dan-pengobatanalergi-kulit/
https://somelus.wordpress.com/2008/11/26/penyakit-kulit-akibatkerja/