TINJAUAN PUSTAKA
A. Coliform
1. Pengertian Coliform
manusia dan juga hewan berdarah panas. Kelompok bakteri Coliform diantaranya
fekal pada air minum dan makanan. Kehadiran bakteri Coliform dinilai untuk
menentukan keamanan mikrobiologi dari pasokan air dan makanan mentah atau
2. Ciri-Ciri Coliform
berbentuk batang, tidak membentuk spora, bersifat areob atau anaerob fakultatif,
memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu
5
6
3. Sifat-Sifat Coliform
berasal dari tinja manusia, dan Coliform non fekal yang bukan berasal dari tinja
hewan berdarah panas, dan memiliki karakteristik yang halus guna membantu
membedakan dari jumlah Coliform lainnya. Hampir semua Coliform fekal mampu
memfermentasi pada suhu yang lebih tinggi dari 44,50C-45,50C. Bakteri Coliform
mampu tumbuh baik pada beberapa jenis substrat dan dapat mempergunakan
berbagai jenis karbohidrat dan komponen organik lain sebagai sumber energi dan
interval suhu pertumbuhan antara 10-46,50C, mampu menghasilkan asam dan gas
terjadi melalui jalur fekal oral yaitu dengan cara manusia memakan makanan atau
minuman yang terkontaminasi feses manusia atau hewan melalui media air,
tangan, ataupun lalat. Infeksi yang penting secara klinis biasanya disebabkan oleh
menyebabkan infeksi yang bersifat oportunistik, atau saat daya tahan tubuh dari
nosokomial dan dapat menyerang saluran nafas serta saluran kemih. Citrobacter
dapat menginfeksi ketika keluar dari saluran cerna dan biasa menginfeksi saluran
B. Peralatan Makan
1. Peralatan makan
harus halus dan mampu menahan gosokan berulang pada waktu pencucian
(Mualim dkk., 2012). Piring adalah salah satu peralatan makan yang umum
digunakan. Wadah yang berbentuk bulat, pipih dan cekung ini sering digunakan
untuk meletakkan atau menyajikan makanan. Piring yang terlihat bersih belum
yang tidak saniter dapat menjadikan faktor kontaminasi yang berasal dari
adalah masuknya zat asing ke dalam makanan yang tidak dikehendaki. Sumber
kontaminasi dapat berupa bahan kimia dan biologi seperti bakteri yang
melalui suatu media, selain itu sumber kontaminasi juga dapat terjadi melalui
Faktor kontaminasi pada piring meliputi air, ember, dan spons. Air
adalah materi esensial di dalam kehidupan. Terdapat penyataan bahwa air jernih
belum tentu bersih, hal ini dihubungkan dengan keadaan bahwa air sejak keluar
dari mata air, sumur, ternyata sudah mengandung mikroba, khususnya bakteri atau
mikroalgae. Kualitas air meliputi kualitas fisik, kimia, dan biologis. Ketersediaan
utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin tingginya tingkat
ember dan spons pencuci piring yang tetap direndam selama berhari-hari. Spons
pencuci piring yang terus direndam dan sistem pencucian dengan bilasan air serta
yang masih bertahan hidup pada sekitar ember dan air rendaman di dalam ember,
kebersihan peralatan makan harus tidak ada kuman E. coli dan kuman lainnya.
C. Warung Makan
padatnya aktivitas sehari-hari menjadi salah satu alasan masyarakat lebih suka
Pengaruh tersebut dapat dilihat dari adanya kejadian atau wabah penyakit perut
yang justru disebabkan oleh kelalaian dari pedagang yang kurang mengerti
usaha harus jauh dari sumber pencemaran, bahan makanan dan minuman dalam
kondisi baik (tidak rusak dan tidak busuk), tempat penyimpanan bahan minuman
harus selalu dalam keadaan bersih serta bebas dari serangga, peralatan yang
pedagang yang berperilaku sehat dan memakai pakaian bersih (Permenkes RI,
2011).
yang hampir sama yaitu mencapai kesehatan yang prima. Higiene makanan adalah
keutuhan makanan dan dipengaruhi oleh tenaga pengolahan makanan itu sendiri.
(Napitupulu, 2012).
berkualitas baik dan aman bagi kesehatan konsumen, menurunkan kejadian resiko
perilaku yang sehat dan benar dalam penanganan makanan (Kampunu, 2014).
makanan atau minuman, peralatan yang digunakan juga perlu diperhatikan dan
atau sumber air bersih yang dimasak sempurna dan disimpan di tempat yang
bersih sebelum digunakan untuk membuat makanan atau minuman (Selian dkk.,
2013).
12
analisis sampel air mikrobiologi. Media ini digunakan untuk mendeteksi adanya
E. coli dan bakteri Coliform. CCA juga dapat digunakan dalam pengujian air
limbah dan air minum yang mengandung bakteri dalam jumlah yang rendah, serta
pengendalian air dengan jumlah bakteri yang tinggi (Lange et al., 2013).
piruvat, sorbitol, dan buffer fosfat untuk mendukung pertumbuhan koloni dengan
cepat, (2)Bakteri gram positif dan beberapa gram negatif lainnya akan dihambat
menghasilkan warna koloni merah muda dan atau merah salmon (Lange et al.,
2013).
13
F. Total Coliform
mengetahui sampai sejauh mana peralatan itu tercemar oleh kuman. Kualitas
peralatan dapat dinilai dengan mengetahui jumlah kuman pada suatu peralatan.
Peralatan masih dapat dikatakan memenuhi syarat kebersihan apabila kuman yang
terdapat pada peralatan makan masih di bawah standar yang ditentukan oleh suatu
Secara garis besar jumlah kuman dapat dihitung dengan 2 cara, yaitu
secara langsung dan tidak langsung (Mualim dkk., 2012). Perhitungan secara
langsung dapat diketahui pada saat dilakukan perhitungan dan jumlah kuman yang
dihitung adalah seluruh jumlah kuman baik yang masih hidup maupun yang sudah
mati atau disebut juga dengan hitung mikroskopik (direct microscopic count)
yaitu untuk mengetahui jumlah kuman yang masih hidup maupun yang sudah
mati atau hanya untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup saja dengan
Prinsip dari metode hitung cawan adalah bila sel mikroba yang masih
hidup ditumbuhkan pada medium, maka mikroba tersebut akan berkembang biak
dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung, dan kemudian dihitung tanpa
menentukan jumlah jasad renik, dengan alasan hanya sel mikroba yang hidup
yang dapat dihitung, beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus, dan dapat
Cara Total Plate Count (TPC) ini mempunyai kelemahan yaitu beberapa
sel kuman yang tumbuh berdekatan hanya terhitung satu sel, padahal
kemungkinan merupakan kumpulan sel atau koloni yang berasal dari beberapa sel.
Standar Plate Count (SPC) diperlukan untuk mengurangi adanya kesalahan dalam
menentukan jumlah kuman. Menurut aturan Standar Plate Count (SPC) petridish
Metode hitung cawan dibedakan atas dua cara yaitu metode tuang (pour
plate) dan metode permukaan (surface atau spread plate). Metode hitung cawan
dilanjutkan dengan penanaman pada media yang telah ditentukan (Emanuel &
Lorrence, 2015).
diambil dengan cara diusap 25 cm2 permukaan dalam piring. Bidang permukaan
kedua mencentrifuge sampel pada suhu 40C dengan kecepatan 6000 rpm selama
10 menit. Hasil endapan yang diperoleh dipipet 100 l kemudian diletakkan pada
media agar yang telah ditentukan dan diratakan pada permukaan agar tersebut.
Langkah terakhir yaitu menghitung jumlah koloni yang tumbuh. Koloni yang
tumbuh dihitung dengan rumus (Fardiaz, 1989 dalam Nasution dkk., 2012) :
G. Kerangka Teori
Indikator
Kontaminasi Piring Coliform pencemaran air
bersih
1. Teknik pencucian
- Air Total Coliform
- Ember
- Spons
- Serbet
2. Pengeringan
3. Penyimpanan Media CCA
4. Higiene - Merah jambu
- Penjamah - Biru Violet
makanan
- Makanan dan
minuman
5. Sanitasi
- Lingkungan atau
tempat
6. Persyaratan peralatan
makan
- Kebersihan
- Bahan
- Permenkes RI
No.1096/Menkes/
Per/VI/2011