PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Udara di suatu ruangan atau lingkungan dapat menjadi sumber kontaminasi
mikroba. Udara tidak mengandung mikroflora secara alami, tetapi kontaminasi dari
lingkungan
disekitarnya
mengakibatkan
udara
mengandung
berbagai
macam
disekitarnya. Oleh karena itu sanitasi lingkungan sangat perlu untuk diperhatikan
terutama yang bekerja dalam bidang mikrobiologi atau pengolahan produk makanan atau
Industri.
Sanitasi
memegang
peranan
penting
dalam
industri
pangan
karena
memasuki ruangan
dapur/pengolahan
b. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menjamah makanan
c. Kuku dipotong pendek dan tidak di cat (kutex)
d. Rambut pendek dan bersih
e. Selalu memakai topi khusus juru masak atau penutup kepala lainnya
f.
g. Hidung; tidak meraba-raba hidung sambil bekerja dan tidak menyeka wajah
dengan menggunakan tangan tetapi menggunakan sapu tangan
h. Mulut; menjaga kebersihan mulut dan gigi, tidak merokok saat mengolah
makanan, jangan batuk menghadap makanan, tidak mencicipi makanan
langsung dari alat memasak (Rachman, 2010)
Aspek hygiene dan sanitasi makanan adalah aspek pokok dari hygiene sanitasi
makanan yang mempengaruhi keamanan makanan. Depkes (2004) menyatakan bahwa
ada 4 bagian aspek hygiene sanitasi makanan yaitu :
1. Kontaminasi
Kontaminasi atau pencemaran adalah masuknya zat asing kedalam makanan
yang tidak dikehendaki atau diinginkan. Kontaminasi dikelompokkan menjadi 4 macam
yaitu : (a) pencemaran mikroba seperti bakteri, jamur, cendawan; (b) pencemaran fisik
seperti rambut, debu, tanah, serangga dan kotoran lainnya; (c) pencemaran kimia
seperti pupuk, pestisida, mercury, cadmium; serta (d) pencemaran radioaktif seperti
radiasi, sinar alfa, sinar gamma dan sebagainya.
2. Keracunan
Keracunan makanan adalah timbulnya gejala klinis suatu penyakit atau
gangguan kesehatan lain akiat mengonsumsi makanan yang tidak hygienis.
Terjadinya keracunan pada makanan diseabkan karena makanan terseut telah
mengandung unsur-unsur seperti fisik, kimia dan biologi yang sangat memahayakan
kesehatan.
3. Pembusukan
Pembusukan adalah proses perubahan komposisi makanan aik sebagian atau
seluruhnya pada makanan dari keadaan yang normal menjadi keadaan yang tidak
normal. Pembusukan dapat terjadi karena pengaruh fisik, enzim dan mikroba.
Pembusukan karena mikroba disebabkan oleh bakteri atau cendawan yang tumbuh
dan berkembang biak di dalam makanan sehingga merusak komposisi makanan yang
menyebabkan makanan menjadi basi, berubah rasa, bau serta warnanya.
4. Pemalsuan
Pemalsuan adalah upaya perubahan tampilan makanan yang secara sengaja
dilakukan dengan cara menambah atau mengganti bahan makanan dengan tujuan
meningkatkan tampilan makanan untuk memperoleh keuntungan yang sebesarbesarnya sehingga hal tersebut memberikan dampak buruk pada konsumen.
Menurut Kepmenkes No. 1098 tahun 2003 : Penjamah makanan adalah orang
yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap
persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai penyajian. Seorang
penjamah makanan harus memperhatikan aspek personal hygiene karena dengan
menjaga hygiene perorangannya dapat mencegah terjadinya kontaminasi pada makanan
yang ditanganinya sehingga menghasilkan makanan yang aman dan sehat. Selain itu,
seorang penjamah makanan mempunyai hubungan erat dengan masyarakat konsumen,
terutama penjamah makanan yang bekerja di tempat pengolahan untuk umum karena
dari seorang penjamah makanan yang tidak baik penyakit dapat menyebar ke konsumen.
Peran kesehatan dari penjamah makanan juga sangat berpengaruh. Sebaiknya
perlu diperhatikan bahwa dalam keadaan sakit tidak boleh melakukan pengolahan
makanan terlebih dahulu sampai dengan sembuh penyakitnya. Hal ini dilakukan demi
terjaganya hygiene sanitasi makanan yang diolah, agar tidak terjadi kontaminasi pada
makanan yang dapat menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit dari penjamah yang
sakit ke makanan yang dihasilkan.
Berdasarkan Permenkes No 715 tahun 2003, tenaga/karyawan pengolah makanan
harus memiliki sertifikat hygiene sanitasi makanan, berbadan sehat yang dibuktikan
dengan surat keterangan dokter, tidak mengidap penyakit menular seperti typhus, TBC
dan lain-lain atau pembawa kuman (carrier) serta setiap karyawan harus memiliki buku
pemeriksaan
kesehatan
yang
berlaku.
Penjamah
makanan
harus
melakukan
makanan;
peralatan
pengolahan
makanan
serta
proses
Nama pekerja
: Supriyana
Jenis pekerjaan
: Penjual gado-gado
Jenis kelamin
: Perempuan
Tanggal uji
: 30 Oktober 2014
Jam uji
: 09.45
Petugas uji
Pertumbuhan Koloni
kriteria
NA
PDA
Total Mikroba
NA : 154
letakkan di
PDA : 24
meja penyajian
NA : 160
diletakkan di
meja
PDA : TBUD
pengolahan
Pembahasan :
Uji sanitasi ruangan penyajian dan meja pengolahan makanan kami lakukan di warung
gado-gado kampus Hangjebat. Masing-masing cawan petri kami diamkan selama 30
menit. Hasilnya pada ruangan penyajian pengamatan 2 hari cawan petri steril berisi Nutrien
Agar (NA) menangkap 154 koloni dan Potato Dextrose Agar (PDA) mengangkap 24 koloni
sedangkan pada ruangan pengolahan pengamatan 2 hari cawan petri steril berisi Nutrien
Agar (NA) menangkap 160 koloni dan Potato Dextrose Agar (PDA) mengangkap TBUD.
Perhitungan jumlah koloni tidak menggunakan Coloni Counter melainkan dengan cara
manual karena keterbatasan alat, jadi kemungkinan kesalahan dalam perhitungan masih
ada. Perlakuan yang kami lakukan sudah menurut prinsip dalam praktek mikrobiologi yaitu
secara aseptis.
Nama pekerja
: Supriyana
Jenis pekerjaan
: Penjual gado-gado
Jenis kelamin
: Perempuan
Tanggal uji
: 30 Oktober 2014
Jam uji
: 09.45
Petugas uji
Kriteria
PCA
Cawan petri yang berisi
media diletakkan di meja
penyajian dengan posisi
terbalik dan ditekan
selama 4 detik
Pembahasan :
Total Mikroba
Nama pekerja
: Supriyana
Jenis pekerjaan
: Penjual gado-gado
Jenis kelamin
: Perempuan
Tanggal uji
: 30 Oktober 2014
Jam uji
: 09.45
Petugas uji
Pertumbuhan Koloni
Kriteria
PCA
Total Mikroba
Sebelum mencuci
tangan.
Kanan :
Kiri :
Setelah mencuci
tangan.
Kanan :
Kiri :
Pembahasan :
Pada uji 4 ini kami ingin mengetahui sanitasi tangan pekerja pengolah pangan yaitu
penjual gado-gado. Kami mempunyai 4 cawan petri yang masing-masing telah berisi media
PCA. Ke empat cawan petri ini akan kami gunakan untuk menguji sanitasi tangan dari
pengolah gado-gado tersebut. Kami melakukan uji ini dengan cara menempelkan ketiga jari
tangan pada permukaan cawan petri yang berisi media selama 1 detik. 2 cawan petri untuk
tangan kanan dan kiri sebelum mencuci tangan, lalu 2 cawan petri lainnya untuk tangan
kanan dan kiri sesudah mencuci tangan. Kami ingin melihat perbandingan jumlah mikroba
pada tangan sebelum dan sesudah mencuci tangan.
Nama pekerja
: Supriyana
Jenis pekerjaan
: Penjual gado-gado
Jenis kelamin
: Perempuan
Tanggal uji
: 30 Oktober 2014
Jam uji
: 09.45
Petugas uji
Pertumbuhan Koloni
Kriteria
NA
Cabut satu
PDA
Total
Mikroba
NA :
helai rambut
dengan
menggunakan
pinset steril
lalu letakkan
rambut
tersebut pada
cawan petri
yang berisi
NA & PDA..
Pembahasan :
PDA :