Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Kimia

Nama asisten : 1. Alfi Fadhilah


Naulina
2. Feby Zahira
Risky

MENGHITUNG MASSA JENIS ZAT (Density)

Disusun oleh:

Nama : Rahmad Agus

Nim : 2105106010027

LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN BENIH


JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2021
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Selain memiliki massa, zat juga memiliki massa jenis. Massa jenis disebut
dengan istilah rapat massa adalah perbandingan antara massa suatu zat dengan
volumenya. Massa jenis merupakan ciri khas setiap zat, oleh karena itu zat yang
berbeda jenisnya pasti memiliki massa yang beda pula. Massa jenis zat tidak
dipengaruhi oleh bentuk dan volume. Massa jenis dapat diukur dengan percobaan secara
matematis massa jenis zat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

(ρ= m) atau (m = p x v) atau (v= m).

Suatu benda bila ditimbang dan dimasukkan kedalam air atau kedalam zat cair
lainnya akan memiliki massa yang berbeda dengan massa benda saat ditimbang diudara.
Hal ini disebabkan karena setiap benda atau zat cair memiliki massa jenis yang berbeda-
beda sehingga massa benda Ketika ditimbang berbeda didalam berbagai medium. Massa
jenis (kerapatan massa) adalah perbaningan massa terhadapa volume zat atau massa tiap
satuan volume.

Massa jenis suatu bahan pangan merupakan salah satu indikator yang secara
langsung maupun tidak langsung turut berperan dalam suatu proses pengolahan pangan
maupun mutu suatu produk. Berat jenis didefiniskan sebagai perbandingan kerapatan
dari suatu zar terhadap kerapat air, harga kedua zat itu ditentukan pada temperatur yang
sama, jika tidak dengan cara lain yang khusus. Istilah berat jenis, dilihat dari
definisinya, sangat lemah, akan lebih cocok apabila dikatakan sebagai kerapatan relatif.

Massa jenis adalah pengukuran mssa setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi massa jenis suatu benda, maka semkain besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda maerupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tunggi (misalnya besi) akan
memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki
massa jenis lebih rendah (misalnya air). Satuan SI massa jenis adalah kilogram per
meter kubik (kg.m-3).

Massa jenis berfungsi untuk menetukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis
yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya, berapapun volumenya akan memiliki
massa jenis yang sama. Massa jenis air lebih besar daripada massa jenis minyak. Massa
jenis air 1 gram/cm3 dan massa jenis minyak 0,8 gram/cm3. Oleh karena itu, berapapun
banyaknya minyak yang dicampurkan ke dalam air maka minyak akan tetap diatas.
Berbunyi “Tekanan hidrostatis pada sembarang titik yang terletak pada bidang mendatar
di dalam sejenis zat cair yang dalam keadaan setimbang adalah sama”. Hukum
hidrostatika berlaku pula pada pipa U (bejana berhubungan) yang diisi lebih dari satu
macam zat cair yang tidak bercampur. Contoh penerapan hukum utama hidrostatik
misalnya pada penggunaan water pass.

1.2 Tujuan

1. Dapat mengetahui konsep dari massa jenis.


2. Dapat melakukan pengukuran menggunakan alat timbangan manual dan digital.
3. Dapat menganalisa data hasil pengukuran massa jenis suatu zat.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Perbedaan jenis zat akan mempengaruhi massa jenis. Di alam terdapat 3 wujud
zat yaitu padat, cair, dan gas. Perbedaan jenis ini akan mempengaruhi massa jenis zat
tersebut. Setelah dilakukan percobaan, jenis zat padat memiliki massa jenis yang lebih
besar dibandingkan zat cair zat. Hal ini dikarenakan kerapatan pada zat cair lebih
renggang dibandingkan zat padat, akibatnya volume zat cair akan lebih besar dibanding
massanya. Pada percobaan yang kedua, yaitu pengaruh massa terhadap massa jenis zat
didapatkan bahwa massa memiliki pengaruh terhadap massa jenis. Memang untuk jenis
zat yang berbeda massa akan berpengaruh terhadap massanya, namun pada pada
percobaan kedua dilakukan untuk jenis zat yang sama sehingga tidak sesuai dengan
literatur. Untuk zat yang sama, massa akan selalu berbanding lurus dengan volumenya
sehingga kerapatannya akan selalu sama (Greenwood, 1997).

Massa jenis (density) suatu zat adalah kuantitas konsentrasi zat dan dinyatakan
dalam massa persatuan volume. Nilai massa jenis suatu zat dipengaruhi oleh temperatur.
Semakin tinggi temperatur, kerapatan suatu zat semakin rendah karena molekul-molekul
yang saling berikatan akan terlepas. Kenaikan temperatur menyebabkan volume suatu
zat memiliki hubungan yang berbanding terbalik (Besari, 2005).

Massa jenis merupakan nilai yang menunjukkan besarnya perbandingan antara


massa benda dengan volume benda tersebut, massa jenis suatu benda bersifat tetap
artinya jika ukuran benda diubah massa jenis jenis benda tidak berubah, misalnya
ukurannya diperbesar sehingga baik massa benda maupoun volume benda makin besar.
Walaupun kedua besaran yang menunjukan ukuran benda tersebut makin besar tetapi
massa jenisnya tetap, hal ini disebabkan oleh kenaikan massa benda atau sebaliknya
kenaikan volume benda diikuti secara linier dengan kenaikan volume benda atau massa
benda. Untuk menentukan massa benda dapat dilakukan dengan menimbang benda
tersebut dengan timbangan yang sesuai, sperti neraca ohaus atau yang lainnya
(Halliday, 1991).

Hukum pokok hidrostatika dapat digunakan untuk menentukan massa jenis zat
cair dengan menggunakan pipa U. hidrostatika dimanfaatkan antara lain dalam
mendesain bendungan, yaitu semakin ke bawah semakin tebal, serta dalam pemasangan
infus, ketinggian diatur sedemikian rupa sehingga tekanan zat cair pada infus lebih
besar daripada tekanan darah dalam tubuh (Esvandiari, 2006).

Zat atau materi adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Ada
beragam jenis zat, salah satu yang membedakannya adalah massa jenisnya. Massa jenis
adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis
suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata
setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda
yang memiliki massa jenis lebih tinggi akan memiliki volume yang lebih rendah dari
pada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (Mariana, Z.T,
2012).
BAB III. METODE PERCOBAAN

3.1 Tempat pelaksanaan


Praktikum ini dilaksanakan secara daring (online) pada tanggal 10 november
2021.

3.2 Alat dan bahan


1. Gelas Kimia 2 buah
2. Gelas Ukur 1 buah
3. Neraca (timbangan) 1 buah
4. Mistar (penggaris) 1 buah
5. Air
6. Sampel Batuan (Batu Bara, Batu Lempung, Batu Pasir) harus dalam kondisi
masih segar.

3.3 Cara kerja

1. Ambil sampel yang masih segar dengan cara masukkan ke dalam kantong
plastik lalu diikat (tidak terkontaminasi dengan udara)
2. Timbang sampel batu bara dengan menggunakan neraca (timbangan) dan catat
berapa massa nya sebagai (m)
3. Masukkan air kurang lebih 100 mL (secukupnya) ke dalam gelas kimia dan catat
volumenya sebagai (V1)
4. Masukkan batu bara ke dalam gelas kimia yang sudah terisi air tersebut dan
diamankan beberapa saat (sampai kondisi stabil)
5. Baca di ukuran gelas tersebut (dengan menggunakan penggaris) dan catat
volume air tersebur sebagai (V2)
6. Untuk mendapatkan volume kenaikkan airnya maka harus dikurangkan dulu
antara volume akhir dengan volume awal (V2-V1)
7. Hitunglah berapa massa jenis batubara tersebut dengan menggunakan rumus di
atas
8. Lakukan percobaan tersebut di atas dengan sampel berupa batu lempung dan
batu pasir.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil pratikum pada menghitung massa jenis zat

Massa Jenis
Percobaan Sampel V1 V2 Keterangan
(Density)
1 Batu 20 ml 25 ml 2,5 gram/ml Tidak beraturan
2 Batu 50 ml 100 ml 3gram/cm3 Tidak braturan

A.) Diketahui : V = Vakhir - Vawal

= 25 mL – 20 mL

= 5 mL

M = 12,5 g

Ditanya : ρ…?

Jawab :

ρ = m/v

= 12,5 g/5 ml

= 2,5 g/mL

B.) Diketahui : V = Vakhir – Vawal

= 100 mL – 50 mL

= 50 mL

= 50 cm3

Massa = 150 g
Ditanya : ρ…?

Jawab :

ρ = m/V

= 150/50

= 3 g/cm3

= 3000 kg/m3

4.1 Pembahasan

Sebaiknya sampel yang dilakukan pada percobaan harus dalam keadaan segar.
Hal ini dikarenakan sampel tidak boleh terkontaminasi oleh udara atau lingkungan
sekitar, sebab setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda-beda. Jika terpengaruhi oleh
udara atau terkontaminasi dengan lingkungan sekitar, maka massa jenis pada zat/benda
akan berubah.

Untuk mengukur volume benda, dilakukan dengan berbagai cara yang sesui
dengan bentu bendanya, di antaranya:

a) Bentuk benda beraturan yaitu pengukurannya dilakukan dengan rumusan dapat


dicari dengan cara menghitung Panjang sisinya kemudian gunakan rumus
volume kubus (s3).
b) Bentuk benda tidak beraturan yaitu pengukurannya dilakukan dengan cara
memasukkan benda ke dalam gelas ukur berisi air dengan volume tertentu.
Dalam pratikum ini volume air diisi sebanyak 20 mL dan 50 mL. selisih awal
dan akhir dari air adalah volume dari benda tersebut.

Seperti yang sudah dijelaskan, bahwa suatu zat tersebut dari jenis bahan yang
berbeda, maka massa jenis zat dari benda tersebut akan berbeda juga. Massa jenis
adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu
benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap
benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang
memiliki massa jenis lebih tinggi misalnya besi akan memiliki volume lebih rendah
daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah mislanya air.

Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg/m3). Massa jenis
berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan
satu zat berapapun volumennya akan memiliki massa jenis yang sama. Massa jenis
merupakan salah satu sifat fisika yang dimiliki oleh suatu benda, baik zat padat, cair,
dan gas.

Pemahaman yang paling sederhana tentang massa jenis, misalnya terdapat dua
buah benda yang tampaknya sama besar. Tetapi, ketika dua benda tersebut masing-
masing kita angkat, salah satu benda terasa lebih berat. Nah, benda yang lebih berat itu
bisa dikatakan memiliki massa jenis lebih besar daripada benda yang satunya. Mengapa
lebih berat? Karena komposisi massanya lebih rapat.

Sebatang besi akan lebih berat jika dibandingkan dengan sebuah batang balok
meskipun panjang, lebar, dan tingginya sama. Hal ini disebabkan karena massa jenis
besi lebih besar daripada massa jenis balok. Begitupun dengan 1liter air dan 1 liter
minyak. Mekipun, sama-sama 1 liter, tetapi massa jenis air dan miyak berbeda. Untuk
membuktikannya, silahkan timbang massa air dan minyak menggunakan neraca, pasti
hasilnya berbeda.

Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda, sehingga massa jenis merupakan
ciri khas suatu zat atau benda. Dengan kata lain, kita dapat mengetahui jenis zat
berdasarkan massa jenisnya. Berdasarkan jenis satuannya, massa jenis termasuk ke
dalam besaran turunan, yaitu diturunkan dari besaran pokok massa dan panjang. Massa
jenis juga termasuk ke dalam besaran skalar, karena hanya dinyatakan dengan angka
dan satuan saja, tidak memiliki arah.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Massa sangat berpengaruh terhadap massa jenis.Besarnya massa jenis


berbanding lurus dengan massa benda dan berbanding terbalik dengan
volumenya.
2. Untuk mengukur massa jenis suatu zat, sampel tidak boleh terkontaminasi
oleh apapun (dalam keadaan segar)
3. Penentuan massa jenis zat cair dilakukan dengan menimbang zat padat di
udara, di dalam air dan di dalam zat cair lain.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi massa jenis yaitu massa, volume, jenis
zat, suhu, dan konsentrasi.
5. Perbandingan hasil perhitungan massa jenis air, minyak dan oli tidak jauh
berbeda dengan literatur, sedangkan hasil perhitungan massa jenis gliserin
lumayan jauh berbeda.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat saya sampaikan pada pratikum menghitung massa
jenis zat ini adalah dalam pratikum sebaiknya pratikan dapat saling menghargai
kepentingan dan tujuan dalam pratikum. Untuk kakak asisten harus lebih intensif dalam
membimbing adik-adik nya di tingkatkan agar tujuan pratikum bisa tercapai dengan
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Greenwood, Norman N., Earnshaw, A. (1997). Chemistry Of The Elements :Oxford


Besari, Ismail. 2005. Kamus Fisika. Bandung. Pionir Jaya.
Halliday, 1991. Fisika Jilid I (terjemahan). Erlangga. Jakarta.
Esvandiari. 2006. Smart Fisika. Jakarta. Puspa Swara.
Mariana, Z.T. 2012. Penuntun Praktikum Fisika Pertanian. Fakultas Pertanian.
LAMPIRAN

Gambar 1. Alat dan bahan

Gambar 2. Mengukur sampel

Gambar 3. Menghitung massa jenis sampel

Anda mungkin juga menyukai