Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tabel periodik unsur adalah tampilan unsur-unsur kimia dalam bentuk tabel.

Unsur-unsur tersebut diatur berdasarkan struktur elektronnya sehingga sifat kimia

unsur-unsur tersebut berubah-ubah secara teratur sepanjang tabel. Setiap unsur

didaftarkan berdasarkan nomor atom dan lambang unsurnya. Unsur kimia adalah

sebuah zat yang hanya mengandung 1 (satu) jenis atom. Unsur adalah suatu

bahan murni yang terdiri dari Proton, Neutron dan Elektron sebagai pembentuk

unsur. Unsur tersebut harus berkombinasi dahulu baru dapat membentuk senyawa

unsur kimia (Dwinata,dkk.,2016).

Senyawa kimia adalah zat kimia murni yang terdiri dari dua atau

beberapa unsur yang dapat dipecah-pecah lagi menjadi unsur-unsur

pembentuknya dengan reaksi kimia yang membentuknya. Contohnya, dihidrogen

monoksida (air, H2O) adalah sebuah senyawa yang terdiri dari dua atom hidrogen

untuk setiap atom oksigen Umumnya, perbandingan ini harus tetap karena sifat

fisikanya, bukan perbandingan yang dibuat oleh manusia. material seperti

kuningan, semikonduktor "aluminium galium arsenida", atau coklat dianggap

sebagai campuran atau aloy bukan senyawa, senyawa kimia ada yang reaktif dan

kurang reaktif (Dwinata,dkk.,2016).

Oleh karena itu, percobaan ini perlu dilakuakan agar kita dapat mengetahui
sifat sifat logam alkali dan alkali tanah, Serta dapat diterapkan dikehidupan dan
dapat mengetahui seberapa reaktif larutan tersebut jika terkena larutan lain.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa sajakah sifat-sifat dari unsur golongan alkali dan alkali tanah ?

1.3 Maksud dan Tujuan Percobaa

1.3.1 Maksud Percobaan

Maksud percobaan ini adalah Untuk mempelajari beberapa sifat unsure

golongan alkali dan alkali tanah.

1.3.2 Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah mempelajari beberapa sifat unsur golongan alkali

dan alkali tanah.

1.4 Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan ini adalah dengan mereaksikan unsur-unsur golongan alkali

dan golongan alkali tanah dengan aquades untuk mengetahui kereaktifan unsur-

unsur tersebut. Serta mereaksikan senyawa dari unsur-unsur golongan alkali dan

golongan alkali tanah dengan asam sulfat (H2SO4) dan natrium hidroksida

(NaOH) untuk mengetahui kelarutan dari garam sulfat dan garam hidroksida

dalam golongan unsur tersebut.


BAB II

TINJAUN PUSTAKA

Tabel periodik secara terus menerus bertambah unsurnya setelah tabel

periodik disempurnakan oleh Mendeleev. Golongan baru gas mulia dengan

mudah disisipkan di antara unsur positif yang sangat reaktif, logam alkali

(golongan 1) dan unsur negatif yang sangat reaktif, halogen (golongan 7). Unsur

logam transisi dimasukkan dalam tabel periodik walaupun rasionalnya tidak

terlalu jelas. Periode pertama (H dan He) berkaitan dengan proses memasuki

orbital 1s. Demikian juga periode kedua (dari 3Li sampai 2Ne) berkaitan dengan

pengisian orbital 1s, 2s dan 2p, dan periode ke-3 (dari 11Na sampai 10Ar) berkaitan

dengan pengisian orbital 1s, 2s, 2p, 3s dan 3p. atom atom akan bergambung untuk

mencapai konfigurasi electron yang lebih stabil.(Takeuchi,2006).

Senyawa logam alkali telah dikenal sejam jaman dahulu. Pada tahun 1807,

Ditemukan oleh Sir Humphry Davy. Pada 1808, ia mencatatnya sebagai interaksi

dengan amonia, 100 tahun kemudian,hal ini dikaitkan dengan elektron terlarut.

setelah 1960, radiolisis dari hampir semua pelarut yang dihasilkan elektron

terlarut, yang menjadi salah satu yang paling banyak dipelajari dalam kimia. Pada

2009, demonstrasi eksperimental menyatakan bahwa logam alkali di bawah

tekanan tinggi kehilangan karakter logam mereka sebagai elektron terisolasi

dalam ruang kosong di antara alkali kation untuk menjadi tekanan tinggi. Logam

alkali Li, Na, K, Rb, Cs, Fr merupakan golongan pertama dalam kolom tabel

periodik. Oksidasi umumnya dalam keadaan +1 sehingga dapat menyebabkan

terbentuknya ikatan sederhana dan dapat diprediksi(Dye,2015).


Secara teoritis dalam tabel periodik unsur natrium dan silikom tergolong

dalam unsur yang berbeda yaitu alkali (IA) dan logam peralihan

(metaloid).Adannya hubungan ini diduga unsur Natrium dan Silikon saling

melengkapi dalam fisiologi pohon meski sifat kimianya berbeda. Kalsium dan

Magnesium termasuk dalam golongan periodik yang sama yaitu IIA atau alkali

tanah. Kesamaan tersebut diharapkan akan memberikan reaksi yang sama pada

kedua unsur tersebut bervalensi 2+ (Lukmandaru dan Hidayah, 2016).

Geopolimer merupakan suatu material berupa polimer anorganik

aluminosilikat dengan rantai Si-O-Al yang disintesis dari material yang kaya akan

silika dan alumina dengan larutan pengaktif natrium hidroksida dan bahan

pengikat Na silikat Untuk menggambarkan struktur geopolimer, monomer yang

menunjukkan SiO dan AlO tetrahedra yang bergabung dengan oksigen sebagai

jembatan. Formula empiris adalah sebagai berikut :

4Mn[–(SiO2)z–(AlO2)–]n· wH2O

Dengan harga z antara 1–3, M adalah kation monovalen seperti Na+ atau K, n

adalah derajat polimerisasi. Untuk z = 1, 2 atau 3 memberikan nama berturut-turut

(–Si–O–Al–O–), (–Si–O–Al–O–Si–O) dan (–Si–O–Al–O–Si–O–Si–O). SiO

tetrahedra yang ditambahkan pada rantai untuk meningkatkan kandungan silikon.

Karena Al4 berada dalam koordinasi empat, maka harus ada kation yang hadir

untuk menyeimbangkan muatan negatif. Kation tersebut dapat berupa alkali atau

alkali tanah seperti Na+, K+, Ca2+, Mg (Kusumastuti,2012).

Kerangka dasar zeolit, terdiri dari unit-unit tetrahedral, T (Si,Al) yang saling

berhubungan melalui atom oksigen, mengandung kation alkali/alkali tanah (K,Na,

Ca, Ba dan Mg), yang menetralkan gugus Al di dalam struktur, kation tersebut
dapat dipertukarkan. Struktur Kristal berongga, rongga biasa diisi oleh air,

memiliki ukuran pori tertentu sehingga mempunyai sifat penyaring molekul,

penukar ion, maupun sebagai penyerap.Sifat tukar kation secara efektif tergantung

pada tingkat porositas, kerapatan tetrahedral, T(Al,Si), kerangka densitas dan

efektifitas penukarannya dipengaruhi pula oleh perubahan struktur kristal, angka

banding Si/Al dan ukuran pori efektif. Sistem pembentukan struktur sangat

dipengaruhi oleh angka banding Si/Al, logam alkali/alkali tanah pembentuknya,

tingkat keasaman lingkungan dan kondisi hidrotermal, sehingga memungkinkan

peluang rekayasa zeolit sebagai penukar yang efektif Kapasitas tukar kation tidak

dipengaruhi oleh faktor dalam saja (internal struktur zeolit), tetapi juga faktor

eksternal atau faktor luar. Seperti konsentrasi kation dalam larutan dan sifat dari

senyawa yang akan dipertukarkan. Di dalam proses tukar kation, dapat pula

terjadi fenomena ion sieving, karena ketidaksesuaian ukuran pori dengan ion

yang masuk, dimana volume lorong atau chanel pada struktur zeolit tidak mampu

mengakomodasi sejumlah kation; adanya pengikatan kation pada tempat lain di

luar lokasi pertukaran, serta adanya perubahan fase zeolit setelah proses

penukaran kation (Sugiarto,2005).

Adapun sifat-siafat unsur logam diantaranya yaitu, permukaannya berkilau,

namun ada unsur nonlogam yang juga berkilau, yaitu silikon dan iodium. Bahkan

beberapa senyawa, seperti mineral pirit FeS2 nampak berkilau. Jadi kriteria ini

bukanlah kriteria yang bagus, kerapatan, bukan panduan yang baik karena litium

memiliki kerapatan setengah dari kerapatan air, sementara osmium memiliki

kerapatan 40 kali lebih besar dari litium, kekerasan, juga panduan yang buruk

karena logam alkali sangat lunak, kemampuan unsur menjadi lembaran (dapat
ditempa) atau ditarik menjadi kabel (elastis) kadang-kadang disebut sebagai sifat

umum dari logam, namun beberapa logam transisi cukup rapuh, konduktivitas

panas tinggi, tetapi berlian (bukan logam) memiliki konduktivitas termal tertinggi

dari semua unsure(Kilo,2018).

Jadi klasifikasi itu adalah tidak berlaku juga. konduktivitas listrik tiga

dimensi tinggi adalah kriteria terbaik dari logam. Penetapan tiga dimensi (bukan

dua dimensi) karena grafit (alotrop karbon) memiliki konduktivitas listrik yang

tinggi dalam dua dimensi. Ada perbedaan konduktivitas antara konduktivitas

listrik terbaik (perak) dan terburuk (plutonium) dari logam. Meskpipun

penghantar listrik terburuk, plutonium memiliki konduktivitas listrik sekitar 105

kali lebih baik daripada konduktivitas terbaik dari unsur nonlogam. Sifat fisik

yang lebih spesifik adalah kebergantungan konduktivitas listrik terhadap

suhu,dimana konduktivitas logam menurun dengan meningkatnya suhu,

sebaliknya konduktivitas non-logam meningkat(Kilo,2018).

Sifat penting lain dari unsur adalah sifat kimia, khususnya, kecenderungan

unsur terhadap pembentukan ikatan kovalen atau pembentukan kation. Beberapa

unsur memiliki sifat antara logam dan nonlogam yang disebut unsur semilogam,

seperti boron, silikon, germanium, arsenik, antimon, dan telurium. Perilaku kimia

yang lebih khas dari semilogam adalah pembentukan anion. Delapan logam yang

secara kimia sifat logamnya lemah, yaitu berilium, aluminium, seng, galium,

timah, timbal, bismut, polonium, nihomium(Nh), flerofium (Fl), moskovium

(Mc), dan Livermorium (Lv). Sebagai contoh salah satu anion dari senyawa

aluminium yang sangat bersifat basa, alumniat, Al(OH)4-2 (aq) [terkadang ditulis

AlO22- (aq)], Logam kimia lemah lainnya(Kilo,2018).


BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, cawan petri, pipet

tetes, gelas piala, gegep, pemanas bunsen dan pinset.

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah logam lithium, logam natrium,

logam magnesium, logam kalsium, senyawa MgCl2, CaCl2, Sr Cl2, BaCl2, H2SO4,

NaOH, indikator phenolphthalein, akuades dan kertas saring.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Reaktifitas Unsur

Menyiapkan 3 tabung reaksi yang masing-masing berisi air 2 mL. Kemudian,

mengisi tabung reaksi (1) dengan logam lithium, tabung reaksi (2) dengan logam ,

dan tabung reaksi (3) dengan logam kalsium. Kemudian, mengamati reaksi yang

terjadi, jika tidak terjadi reaksi, langkah yang harus dilakukan adalah memanaskan

tabung reaksi hingga terjadi reaksi.Lalu, meneteskan indikator phenolphthalein pada

masing-masing tabung dan mencatat perubahan warnanya. Untuk mengetahui

reaktifitas unsur natrium dilakukan dengan cara mengapungkan secarik kertas saring

di atas permukaan air dalam cawan petri. Lalu, meletakkan sepotong logam natrium

di atas kertas tersebut menggunakan pinset.Biarkan hingga terjadi ledakan


kecil.Kemudian, meneteskan indikator phenolphthalein pada cawan petri dan

mencatat perubahan warnanya.

3.3.2 Kelarutan Garam Sulfat

Menyiapkan 4 tabung reaksi. Kemudian, mengisi tabung reaksi (1) dengan

MgCl2, tabung reaksi (2) dengan CaCl2, tabung reaksi (3) dengan SrCl2, tabung reaksi

(4) dengan BaCl2, masing-masing 1 mL dengan konsentrasi 0,5 M. Lalu,

menambahkan masing masing tabung reaksi tersebut dengan 1 mL H2SO4 dengan

konsentrasi 0,5 M. Setelah itu, memerhatikan endapan yang terbentuk pada setiap

tabung reaksi.

3.3.3 Kelarutan Garam Hidroksida

Menyiapkan 4 tabung reaksi. Kemudian, mengisi tabung reaksi (1) dengan

MgCl2, tabung reaksi (2) dengan CaCl2, tabung reaksi (3) dengan SrCl2, tabung reaksi

(4) dengan BaCl2, masing-masing 1 mL dengan konsentrasi 0,5 M. Lalu,

menambahkan masing masing tabung reaksi tersebut dengan 1 mL NaOH dengan

konsentrasi 0,5 M. Setelah itu, memerhatikan endapan yang terbentuk pada setiap

tabung reaksi.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Tabel Pengamatan

A. Reaktifitas Unsur

Tabel 4.1 Reaktifitas Unsur


Ditambah air panas Ditambah
Unsur Ditambah air dingin
atau di panaskan phenolphthalein
Li Bergelembung - Ungu pekat
Na Terjadi ledakan kecil - Ungu pekat
Mg - Bergelembung Ungu pekat
Ca Bergelembung - Ungu muda

B.Kelarutan Garam Sulfat


Tabel 4.2 Pengamatan Kelarutan Garam Sulfat

Larutan Ditambah H2SO4 0,5 M Keterangan

MgCl2 0,5M Bening (tidak ada endapan) -


CaCl20,5M Ada sedikit endapan +
SrCl20,5M Endapan putih +++
BaCl2 0,5M Endapan putih ++

B. Reaktifitas Unsur

Tabel 4.3 Pengamatan Kelarutan Garam Hidroksida

Larutan Ditambah NaOH 0,5 M Keterangan

MgCl2 0,5M Keruh +


CaCl2 0,5M Endapan sedikit ++
SrCl2 0,5M Endapan sedang +++
BaCl2 0,5M Endapan banyak ++++
4.2 Reaksi

4.2.1 Reaktifitas Unsur

2Li + 2H2O LiOH + H2

2Na + 2H2O NaOH + H2

Mg + 2H2O Mg(OH)2 + H2

Ca + 2H2O Ca(OH)2 + H2

4.2.2 Kelarutan Garam Sulfat

MgCl2 + H2SO4 2HCl + MgSO4

CaCl2 + H2SO4 2HCl + CaSO4

SrCl2 + H2SO4 2HCl + SrSO4

BaCl2 + H2SO4 2HCl + BaSO4

4.2.3 Kelarutan Garam Hidroksida

MgCl2 + 2NaOH 2NaCl2 + Mg(OH)2

CaCl + 2NaOH 2NaCl + Ca(OH)2

SrCl2 + 2NaOH 2NaCl2 + Sr(OH)2

BaCl2 + 2NaOH 2NaC2 + Ba(OH)2

4.3 Pembahasan

Pada percobaan kereaktifan logam litium, magnsium, dan kalsium bertujuan

untuk mengetahui kereaktifan logam alkali dan logam alkali tanah dengan

menggunakan logam litium, magnesium, kalsium, dan natrium. Langkah pertama

yang dilakukan adalah mengisi masing-masing tabung reaksi dengan 2 mL air

dingin. Pada saat logam litium dimasukkan ke dalam tabung reaksi, logam litium

menghasilkan gelembung dalam waktu yang lama. Hal ini menandakan bahwa
logam litium kurang reaktif terhadap air. Setelah itu, logam litium ditetesi

indikator phenolphthalein dan menghasilkan warna ungu yang pekat. Namun,

lama-kelamaan warnanya memudar dan menjadi ungu muda. Pada saat logam

magnesium direaksikan tidak menghasilkan gelembung sehingga harus

dipanaskan lebih dahulu.Hal ini membutktikan bahwa magnesium lebih kurang

reaktif terhadap air dibandingkan litium. Setelah itu, logam magnesium ditetesi

indikator phenolphthalein dan menghasilkan warna ungu pekat. Pada saat logam

kalsium direaksikan, logam kalsium dengan cepat membentuk gelembung. Hal ini

membuktikan bahwa logam kalsium sangat reaktif terhadap air. Setelah ditetesi

indikator phenolphthalein, logam kalsium menghasilkan warna ungu muda.

Pada percobaan logam natrium dilakukan dengan cara mengisi cawan petri

dengan air dan mengapungkan secarik kertas saring di atas permukaan air.

Kemudian meletakkan sepotong logam natrium di atas kertas tersebut. Dari

percobaan yang dilakukan terjadi ledakan-ledakan kecil.Hal itu membuktikan

bahwa logam natrium lebih reaktif dibandingkan ketiga logam

sebelumnya.Kemudian, logam natrium tersebut ditetesi dengan indikator

phenolphthalein dan menghasilkan wana ungu pekat.Penambahan indikator

phenolphthalein sendiri dilakukan untuk mengetahui apakah unsur tersebut

termasuk basa atau bukan.

Pada percobaan kelarutan garam sulfat bertujuan untuk mengetahui

pengendapan garam sulfat. Dimana dengan menambahkan masing-masing 1 mL

asam sulfat ke dalam tabung reaksi yang berisi 1 mL larutan magnesium klorida,

kalsium klorida, stronsium klorida dan barium klorida. Penambahan asam sulfat
sendiri dilakukan untuk mengetahui endapan yang terbentuk.Dari percoban ini

magnesium klorida ditambahkan asam sulfat tidak menghasilkan endapan.Hal ini

membuktikan bahwa magnesium klorida memiliki tingkat kelarutan yang

tinggi.Hasil percobaan kalsium klorida ditambahkan asam sulfat terdapat sedikit

endapan.Hal ini membuktikan bahwa kalsium memiliki tingkat kelarutan yang

lebih rendah dibandingkan dengan magnesium klorida, Hasil percobaan barium

klorida ditambahkan asam sulfat terbentuk endapan putih sedang, sedangkan pada

percobaan stronsium klorida ditambahkan asam sulfat menghasilkan banyak

endapan.Hal ini membuktikan bahwa tingkat kelarutan stronsium klorida lebih

rendah dibandingkan dengan barium klorida.Dari hasil setiap percobaan yang

dilakukan, dapat dikatahui bahwa setiap larutan memiliki kelarutan yang berdeda-

beda.Semakin banyak endapan yang dihasilkan maka tingkat kelarutan semakin

randah dan semakin sedikit endapan yng dihasilkan maka tingkat kelarutan

semakin tinggi.

Percobaan kelarutan garam hidroksida bertujuan untuk mengetahui

pengendapan garam hidroksida. Dimana dengan menambahkan masing-masing 1

mL natrium hidroksida ke dalam tabung yang berisi 1 mL magnesium klorida,

kalsium klorida, stronsium klorida dan barium klorida. Kemudian mengamati

endapan yang terbentuk.Dari percobaan magnesium klorida ditambahkan natrium

hidroksida larutannya berubah menjadi keruh dan tidak menghasilkan

endapan.Hal ini disebabkan oleh terjadinya suspensi pada larutan tersebut.Hasil

percobaan stronsium klorida ditambahkan dengan natrium hidroksida terbentuk

sedikit endapan. Hal ini membuktikan bahwa stronsium klorida memiliki tingkat
kelarutan yang lebih rendah dibandingkan dengan magnesium klorida, Dari hasil

percobaan barium klorida ditambahkan natrium hidroksida menghasilkan banyak

endapan, sedangkan hasil percobaan kalsium klorida ditambahkan natrium

hidroksida menghasilkan paling banyak endapan dibandingkan ketiga percobaan

sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa kalsium klorida memiliki tingkat

kelarutan paling rendah dibandingkan dengan ketiga larutan sebelumnya.

Dari hasil setiap percobaan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa semakin

banyak endapan yang dihasilkan maka tingkat kelarutan semakin rendah semakin

sedikit endapan yang dihasilkan maka tingkat kelarutan semakin tinggi.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada percobaan dapat dibandingkan perbedaan kereaktifan antara golongan

alkali dan golongan alkali tanah dengan menggunakan logam Mg, Na, Li, dan Ca.

Didapat hasil bahwa logam Na, Li, dan Ca dapat bereaksi dengan air dalam suhu

biasa dengan cepat.Sedangkan, logam Mg bereaksi dengan air yang telah

dipanaskan dan bereaksi dengan sangat lambat. Hal ini membuktikan bahwa

unsur-unsur golongan IA atau logam alkali memiliki kereaktifan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan unsur-unsur golongan IIA atau logam alkali tanah.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk laboratorium

Saran untuk laboratorium, yaitu sebaiknya setelah praktikum,alat-alat

praktikum dibersihkan dengan baik karena dapat mengontaminasi bahan praktik

setelahnya dan menyebabkan ketidakakuratan hasil praktikum yang dilakukan.

5.2.2 Saran untuk percobaan

Sebaiknyasebelum melakukan percobaan bahan-bahan yang akan

digunakan itu sudah lengkap tersedia agar praktikan tidak kesana kemari mencari

bahan yang kurang.


DAFTAR PUSTAKA

Dwinata, R., A., Efendi, R., Yudha, S., R., 2016, Rancang bangun aplikasi table
priodik unsure dan perumusan senyawa kimia dari unsur kimia dasar
berbasis android, jurnal rekursif, 4(2).Hal 176-183.

Dye, J, L; 2015, The alkali metals: 200 years of surprises , Royal Society, 376(1).
Hal 1-10

Kusumastuti, E., 2012, Pemanfaatan Abu Vulkanik Gunung Merapi sebagai


Geopolimer (Suatu Polimer Anorganik Aluminosilikat), Universitas
Negeri Semarang, 35(1).Hal 66-75

Kilo, A, L., 2018, Kimia organik struktur dan kereaktifan, Gorontalo: Universitas
Negri Gorontalo Press.

Lukmandaru, G., Hidayah, R, N., 2017, Studi Mutu Kayu Jati di Hutan Rakyat
Gunungkidul, Jurnal kehutanan, 11(7).Hal 63-75.

Sugiarto,R., 2015, Dampak aplikasi penggunaan campuran zeolit dan pupuk


terhadap produksi ubi jalar, jurnal zeolit Indonesia.4(2).Hal 86-92.

Takeuchi,Y., 2006, Buku pengantar kimia, Tokyo:Permission of iwanami shoten


publishers.
LAMPIRAN

Lampiran I Bagan kerja

A. Reaktifitas Unsur

Logam Mg

1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi air 2 ml

2. Dicatat dan diamati reaksi yang terjadi

3. Dipanaskan jika tidak terjadi reaksi (sampai terbentuk

gelembung gas)

4. Diteteskan indikator PP

5. Dicatat dan diamati perubahan warna yang terjadi

HASIL

NB: Logam Mg diganti dengan logam Li dan Ca

Logam Na

1. Diletakkan di atas kertas saring di atas permukaan aquades

dalam cawan penguap

2. Dicatat dan diamati reaksi yang terjadi

3. Diteteskan indikator PP

4. Dicatat dan diamati perubahan warna yang terjadi

HASIL
B. Kelarutan Garam Sulfat

MgCl2

1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda masing-

masing 1 mL dan diberi label nama

2. Ditambahkan 1 mL H2SO4 0,5 M

3. Dicatat dan diperhatikn reaksi serta endapan yang terjadi

HASIL

NB: MgCl2 diganti dengan CaCl2, SrCl2 dan BaCl

C. Kelarutan Garam Hidroksida

MgCl2

1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda masing-

masing 1 mL dan diberi label nama

2. Ditambahkan 1 mL NaOH0,5 M

3. Dicatat dan diperhatikn reaksi serta endapan yang terjadi

HASIL
NB: MgCl2 diganti dengan CaCl2, SrCl2 dan BaCl2

Anda mungkin juga menyukai