Anda di halaman 1dari 28

Laporan Praktikum

Kimia Dasar

SIFAT-SIFAT UNSUR

AMELYA MADANI PUTRI

H041201081

KELOMPOK III

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN SIFAT – SIFAT UNSUR

Disusun dan diajukan oleh :

AMELYA MADANI PUTRI

H041201081

Laporan praktikum ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Asisten Laboratorium Praktikan

YOHANES YOSEPH DEO AMELYA MADANI PUTRI


NIM. H0311711504 NIM. H041201081
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan

sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau

transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan

sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu

dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik.

Unsur kimia adalah sebuah zat yang hanya mengandung 1 (satu) jenis atom.

Variasi yang luar biasa yang mengelilingi jagat raya tersusun atas substansi

substansi yang bisa juga disebut dengan unsur. Singkatnya unsur adalah suatu

bahan murni yang terdiri dari proton, neutron, dan elektron sebagai pembentuk

unsur. Unsur tersebut harus berkombinasi dahulu baru dapat membentuk senyawa

unsur kimia (Dwinata dkk., 2016).

Tabel periodik unsur adalah tampilan unsur-unsur kimia dalam bentuk

tabel. Unsur-unsur tersebut diatur berdasarkan struktur elektronnya sehingga sifat

kimia unsur-unsur tersebut berubah-ubah secara teratur sepanjang tabel. Setiap

unsur didaftarkan berdasarkan nomor atom dan lambang unsurnya. Unsur kimia

adalah sebuah zat yang hanya mengandung 1 (satu) jenis atom. Variasi yang luar

biasa yang mengelilingi kita tersusun atas substansi-substansi bisa juga disebut

dengan unsur. Unsur adalah suatu bahan murni yang terdiri dari proton, neutron,

dan elektron sebagai pembentuk unsur. Unsur tersebut harus berkombinasi dahulu

baru dapat membentuk senyawa kimia (Dwinata dkk., 2016).

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan


1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah agar praktikan memahami sifat-sifat

unsur khususnya unsur alkali dan alkali tanah. Mulai dari tingkat kereaktifan, sifat

kimia, sifat fisik, nomor atom, nomor massa dan lain sebagainya. Memberikan

pemahaman tentang kelarutan garam sulfat dan kelarutan garam hidroksida.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini:

1. mengetahui kereaktifan logam alkali dan logam alkali tanah

2. memahami kelarutan garam sulfat

3. memahami kelarutan garam hidroksida

1.3 Prinsip Percobaan

Memahami dengan baik kereaktifan suatu unsur logam alkali dan alkali

Tanah serta memahami kelarutan dari garam sulfat dan garam hidroksida.

1.4 Manfaat Percobaan

Manfaat dari percobaan ini adalah praktikan dapat mengetahui beberapa

sifat unsur golongan alkali dan alkali tanah, seperti kereaktifan dari unsur tersebut

serta kelarutan pada garam sulfat dan kelarutan garam hidroksida.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Logam Alkali

Logam alkali (unsur golongan 1) dinamakan demikian karena kebanyakan

oksida dan hidroksidanya termasuk diantara basa (alkali) paling kuat yang

dikenal. Unsur dalam golongan ini meliputi litium, natrium, kalium, rubidium,

sesium dan fransium. Logam alkali bersifat sangat reaktif, sebagaimana terlihat

dari energi ionisasinya yang relatif rendah. Kereaktifan logam alkali meningkat

dari Li ke Fr, begitu juga dengan sifat reduktor yang semakin kuat. Hampir semua

senyawa logam alkali bersifat ionik dan mudah larut dalam air. (Pratomo, 1995).

2.1.1 Litium

Litium diakui sebagai logam alkali baru oleh J.A Arfvedson pada tahun

1817 ketika dia bekerja sebagai asisten muda di laboratorium J.J. Berzelius. Dia

mencatat bahwa senyawa Li mirip Na dan K tetapi karbonat dan hidroksida jauh

lebih sedikit larut di dlam air. Litium pertama kali diisolasi dari kelopakit mineral

silikat lembaran. Lithium merupakan logam alkali berwarna putih keperakan

seperti logam alkali lainnya, umumnya lithium hadir dalam bentuk mineral.

(Greenwood dan Earnshaw, 1984).

2.1.2 Natrium

Natrium mudah dipotong dengan pisau dan memperlihatkan

permukaannya yang berkilat. Dalam sekelip mata natrium juga bereaksi dengan

oksigen dalam udara membentuk lapisan kusam natrium oksida yang berwarna

kelabu cerah. Natrium merupakan unsur keenam yang paling banyak didapati di

dalam kerak bumi. Ia ditemukan sebagai bebatuan di dalam kebanyakan mineral

termasuk boraks (natrium boraks). Natrium digunakan di stesen tenaga nuklir dan

juga untuk mengekstrak logam titanium (Saundres, 2010).

2.1.3 Kalium
Kalium merupakan unsur yang esensial bagi kehidupan. Skeitar 95% dari

senyawa kalium digunakan sebagai pupuk tanaman seperti KCl, Nitrogen,

Phospor dan Kalium (NPK), K2SO4, dan KNO3. Garam potassium biasanya lebih

mahal sepuluh kali lipat atau lebih dari garam natrium. Tidak banyak logam

kalium diproduksi, sebagian besar logam kalium digunakan untuk membuat KO2

melalui pembakaran langsung (Fitri, 2019).

2.2 Logam Alkali Tanah

Logam alkali tanah adalah enam unsur kimia di kolom 2 pada tabel

periodik. Logam alkali tanah yaitu berilium, magnesium, kalsium, stronsium,

barium dan radium. Unsur-unsurnya memiliki sifat yang sangat mirip, mereka

semua adalah logam berkilau, putih keperakan, agak reaktif pada suhu dan

tekanan standar. Alkali tanah termasuk logam yang mudah bereaksi dengan unsur

non logam. Titik didih dan titik leleh logam alakli tanah lebih tinggi daripada suhu

ruangan. Logam alkali tanah bersifat pereduksi kuat. Hal ini ditunjukkan oleh

kemampuan bereaksi dengan air yang semakin meningkat dari berilium ke

barium. Selain dengan air, unsur logama lakali tanah juga dapat bereaksi dengan

gas oksigen, halogen dan nitrogen (Sutresna, 2008).

2.2.1 Berilium

Logam berilium pertama kali diisolasi oleh F. Wohler pada tahun 1828,

dia mengusulkan memberi nama mineral tersebut dengan nama beryllus (latin).

Pada tahun yang sama logam ini juga diisolasi oleh A-B. Bussy menggunakan

metode yang sama yakni reduksi BeCl2 menggunakan logam K. Preparasi

electrolytic pertama kali ditemukan oleh P. Lebeau pada tahun 1898 dan pertama
kali proses ini diperkenalkan pada elektrolisis campuran BeF 2 dan BaF2 oleh A.

Stock dan H. Goldschmidt pada tahun 1932 (Dwinata dkk., 2016).

2.2.2 Magnesium

Magnesium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

lambang Mg dan nomor atom 12. Ia berupa padatan abu-abu mengkilap yang

memiliki kemiripan fisik dengan lima unsur lainnya pada kolom kedua (golongan

2, atau logam alkali tanah) tabel periodik. Semua unsur golongan 2 memiliki

konfigurasi elektron yang sama pada kelopak elektron terluar dan struktur kristal

yang serupa. Magnesium adalah unsur kesembilan paling melimpah di alam

semesta, biasanya banyak terakumulasi pada batuan beku (Nigel, 2010).

2.2.3 Kalsium

Kalsium adalah sebuah elemen kimia dengan simbol Ca dan nomor atom

20. Mempunyai massa atom 40.078 amu. Kalsium merupakan salah satu logam

alkali tanah, dan merupakan elemen kelima terbanyak di bumi. Kalsium

diperlukan untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi, kalsium juga diperlukan

untuk mendukung kerja sistem saraf, pembekuan darah dan kontraksi otot.

Kekurangan mineral ini bisa menyebabkan pertumbuhan anak terhambat dan

memicu beragam penyakit, seperti rakitis, osteomalacia, serta osteoporosis

(Harder, 2013).

2.2.4 Stronsium

Stronsium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

lambang Sr dan nomor atom 38. Sebuah logam alkali tanah, strontium adalah

unsur logam lunak perak-putih atau kekuningan yang sangat reaktif kimia. logam

membentuk lapisan oksida gelap bila terkena udara. Strontium memiliki sifat fisik

dan kimia mirip dengan dua tetangga vertikal dalam tabel periodik, kalsium dan
barium. Hal ini terjadi secara alami dalam mineral Celestine, strontianite, dan

putnisite, dan ditambang sebagian besar dari dua pertama ini. Sementara strontium

alami stabil, sintetis 90Sr isotop radioaktif dan merupakan salah satu komponen

yang paling berbahaya dari kejatuhan nuklir, seperti strontium diserap oleh tubuh

dalam cara yang mirip dengan kalsium. Natural strontium stabil, di sisi lain, tidak

berbahaya bagi kesehatan (Baria dan Janib, 2010).

2.2.5 Barium

Kristal barium heksaferit ditumbuhkan tanpa adanya fluks serta dari Na,

CO3, Ba B, O dan fluks PbO untuk menganalisis kualitas kristal, ukuran, dan sifat

magnet yang dihasilkan. Dalam kasus fluks PbO, substitusi yang signifikan dari

Ba oleh Pb tergantung pada suhu pertumbuhan dan konsentrasi fhix yang diamati.

Tabel 1 menyajikan komposisi muatan awal, komposisi umum menurut perbaikan

struktur difraksi sinar-X kristal tunggal, serta suhu maksimum proses

pertumbuhan kristal. Komposisi kimia yang diperoleh juga divalidasi

menggunakan analisis spektroskopi sinar-X dispersif energi (EDX). Untuk semua

kristal, rasio Fe / (Ba + Pb) turunan adalah sama dengan 12 +0,2. Untuk kristal

yang diperoleh dari fluks PbO, kandungan Pb menghasilkan x = 0,21, 0,45, dan

0,81 untuk rumus umum Bal = xPbxFe12019, dibandingkan dengan 0,23, 0,44

dan 0,80, masing-masing, dari penyempurnaan data difraksi sinar-X yang

diperoleh pada kristal tunggal (Vinnik dkk., 2017).

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat Percobaan


Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu rak tabung reaksi, tabung

reaksi, gelas kimia 250 mL, pipet tetes, cawan petri, kertas saring, labu semprot,

gegep kayu, sikat tabung, batang pengaduk, kawat kasa, kaki tiga, kelas kimia 500

mL dan bunsen.

3.2 Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu logam Li, Na, Mg dan

Ca untuk menguji kereaktifan logam-logam alkali. Kemudian MgCl2, CaCl2, SrCl2

dan BaCl2 masing-masing 0,5 M untuk menguji kelarutan garam sulfat dan

kelarutan garam hidroksida. Kemudain H2SO4 untuk melihat tingkat kelarutan

garam sulfat, NaOH untuk melihat tingkat kelarutan garam hidroksida dan

Indikator phenolplatein untuk melihat tingkat kereaktifan logam-logam alkali.

3.3 Prosedur

3.3.1 Kereaktifan Unsur

Disiapkan 3 tabung reaksi lalu masing-masing tabung reaksi itu diisi

dengan akuades secukupnya. Kemudian ambil tabung lalu tambahkan logam Li

kemudiandihomogenkan. Amati reaksi yang terjadi, apakah terjadi perubahan.

Kemudian tambahkan indikator phenolptalin, lalu amati perubahan warnanya.

Selanjutnya, ambil tabung kedua lalu tambahkan dengan logam Mg kemudian

homogenkan, amati reaksi yang terjadi, apakah terjadi perubahan reaksi. Apabila

tidak ada perubahan, maka tabung reaksi dipanaskan selama beberapa menit.

Kemudian angkat lalu tambahkan indikator phenolptalin, lalu amati

perubahannya. Kemudian pada tabung ketiga tambahkan logam Ca kemudian

dihomogenkan dan amati reaksi yang terjadi, apakah terjadi perubahan reaksi.

Lalu tambahkan indikator phenolptalin dan amati perubahan yang terjadi.


Kemudian untuk logam Na disiapkan cawan petri yang diisi dengan akuades lalu

diletakkan kertas saring di atasnya. Kemudian tambahkan logam Na, tunggu

beberapa detik dan amati perubahan yang terjadi. Kemudian tambahkan indikator

phenolptalin dan amati perubahan yang terjadi.

3.3.2 Kelarutan Garam Sulfat

Siapkan tabung pertama lalu masukkan MgCl2 0,5 M, lalu tambahkan

H2SO4 dan amati perubahan yang terjadi. Lalu siapkan tabung kedua dan

tambahkan CaCl2 0,5 M. Lalu dimasukkan H2SO4, dan amati perubahan yang

terjadi. Kemudian pada tabung ketiga dimasukkan SrCl 2 lalu ditambahkan H2SO4

0,5 M lalu amati perubahan yang terjadi. Pada percobaan terakhir disiapkan

tabung keempat lalu dimasukkan BaCl2 0,5 M lalu ditambahkan H2SO4 dan amati

perubahan yang terjadi.

3.3.3 Kelarutan Garam Hidroksida

Siapkan empat tabung reaksi, pada tabung pertama diisi dengan MgCl 2 0,5

M lalu ditambahkan NaOH 0,5 M, kemudian homogenkan dan amati reaksi yang

terjadi. Pada tabung kedua, diisi dengan CaCL2 0,5 M lalu kita tambahkan dengan

NaOH 0,5 M, kemudian dihomogenkan dan amati perubahan yang terjadi. Pada

tabung ketiga diisi dengan SrCl2 0,5 M lalu ditambahkan NaOH 0,5 M kemudian

dihomogenkan dan amati perubahan yang terjadi. Pada tabung keempat diisi

dengan BaCl2 lalu ditambahkan dengan NaOH 0,5 M kemudian dihomogenkan

dan amati perubahan yang terjadi.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tabel Percobaan

Tabel 1. Hasil Percobaan Reaktifitas Unsur


Unsur Ditambah air dingin Dipanaskan Ditambah
phenolptalin (PP)
Li Bereaksi (terbentuk Tidak dipanaskan Berubah warna
gelembung gas dan menjadi ungu cerah
warnanya menjadi (ungu jernih)
keruh)
Na Bereaksi (meledak) Tidak dipanaskan Berubah warna
menjadi ugnu cerah
Mg Tidak bereaksi Bereaksi (ada Berubah warna
gelembung) mejadi ungu pucat
Ca Bereaksi (terbentuk Tidak dipanaskan Berubah warna
gelembung dan menjadi ungu tua
warnanya menjadi (ungu keruh)
keruh)

Tabel 2. Hasil Pengamatan Pengendapan Garam Sulfat


Larutan Ditambahkan H2SO4 0,5 M Keterangan
MgCl2 0,5 M Tidak bereaksi Tidak terbentuk endapan
CaCl2 0,5 M Bereaksi Terbentuk endapan
SrCl2 0,5 M Bereaksi Terbentuk enadapan
BaCl2 0,5 M Bereaksi Terbentuk rndapan

Tabel 3. Hasil Pengamatan Pengendapan Garam Hidroksida


Larutan Ditambahkan NaOH 0,5 M Keterangan
MgCl2 0,5 M Bereaksi Terbentuk endapan
CaCl2 0,5 M Bereaksi Terbentuk endapan
SrCl2 0,5 M Bereaksi Terbentuk endapan
BaCl2 0,5 M Bereaksi Terbentuk endapan

4.2 Reaksi

4.2.1 Kereaktifan Unsur

Li + 2H2O  LiOH + 2H2

Mg + 2H2O  Mg(OH)2 + 2H2O

Ca + 2H2O  Ca(OH)2 + 2H2O

Na + 2H2O  NaOH + 2H2O

4.2.2 Kelarutan Garam Sulfat

MgCl2 + H2SO4  MgSO4 + 2HCl

CaCl2 + H2SO4  CaSO4 + 2HCl


SrCl2 + H2SO4  SrSO4 + 2HCl

BaCl2 + H2SO4  BaSO4 + 2HCl

4.2.3 Kelarutan Garam Hidroksida

MgCl2 + 2NaOH  Mg(OH)2 + 2NaCl

CACl2 + 2NaOH  Ca(OH)2 + 2NaCl

SrCl2 + 2NaOH  Sr(OH)2 + 2NaCl

BaCl2 + 2NaOH  Ba(OH)2 + 2NaCl

4.3 Pembahasan

Pada percobaan pertama ini bertujuan untuk mengetahui kereaktifan logam

pada logam alkali dan logam alkali tanah dengan menggunakan logam litium,

magnesium, kalium dan natrium. Pada saat logam litium dan kalium dimasukkan

ke dalam tabung reaksi yang telah diisi air titik logam ini bereaksi dengan sangat

baik, hal ini ditandai dengan adanya gelembung gas dan adanya perubahan warna

menjadi keruh titik kemudian pada saat ditetesi indikator phenolptalin terjadi

perubahan warna menjadi ungu cerah dan ungu keruh.

Lain halnya dengan magnesium. Pada saat magnesium dimasukkan ke

dalam tabung reaksi yang telah diisi air, magnesium sama sekali tidak

menunjukkan adanya reaksi titik sehingga dilakukan pemanasan dengan

menggunakan bunsen, setelah dilakukan pemanasan barulah terbentuk gelembung

gas, kemudian pada saat ditetesi indikator phenolptalin terjadi perubahan warna

menjadi ungu pucat. selanjutnya pada percobaan logam natrium dilakukan metode

yang berbeda yakni dengan menggunakan cawan petri yang berisi akuades dan

kertas penyaring, hal ini dilakukan untuk menghindari ledakan yang hebat sebab

natrium sangat reaktif dengan air. Pada saat kertas saring yang ada di permukaan
air tersebut diberikan logam natrium terjadi perubahan reaksi berupa ledakan

ledakan kecil (terbakar). setelah didiamkan beberapa saat barulah natrium ditetesi

indikator PP dan terjadi perubahan warna menjadi ungu cerah.

Pada percobaan kedua bertujuan untuk mengetahui tingkat kelarutan dari

garam sulfat (H2SO4) pada logam IIA. Yaitu dengan cara memasukkan larutan

magnesium klorida (MgCl2), kalsium klorida (CaCl2), stronsium klorida (SrCl2),

dan barium klorida (BacCl2), yang sebanyak 0,5 molar ke dalam tabung reaksi

secara terpisah. Kemudian tiap-tiap tabung tersebut ditambahkan larutan garam

sulfat sebanyak 0,5 molar. Lalu diamati dan dapat terlihat pada saat larutan CaCl 2

SrCl2, dan BaCl2 ditambahkan larutan H2SO4 sebanyak 0,5 molar. Mereka

bereaksi di mana terbentuk endapan pada larutan tersebut. Sedangkan pada larutan

MgCl2 sebanyak 0,5 molar yang ditambahkan dengan larutan H2SO4 sebanyak 0,5

molar juga tidak bereaksi dan juga tidak terbentuk endapan.

Selanjutnya percobaan ketiga yaitu untuk mengetahui kelarutan dari garam

hidroksida (NaOH) pada golongan IIA. Yang dilakukan dengan cara memasukkan

larutan magnesium klorida (MgCl2), kalsium klorida (CaCl2), stronsium klorida

(SrCl2), dan barium klorida (BaCl2) sebanyak 0,5 molar ke dalam tabung reaksi

secara terpisah. Kemudian tiap-tiap dari tabung reaksi tersebut ditambahkan

larutan NaOH sebanyak 0,5 molar lalu diamati perubahan yang terjadi. Dimana

keempat larutan tersebut yaitu MgCl2, CaCl2, SrCl2, dan BaCl2 bereaksi saat

ditetesi larutan NaOH atau garam hidroksida sebanyak 0,5 molar. Dan juga pada

keempat larutan tersebut terbentuk endapan setelah ditambahkan larutan garam

hidroksida.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa:

1. tingkat kereaktifan logam alkali dan logam alkali tanah berbeda-beda

bergantung pada jari-jari atom dari tiap usur tersebut. Ada yang tidak reaktif,

ada yang reaktif, dan ada yang sangat reaktif seperti logam natrium yang saat

dilakukan uji terjadi ledakan dan saat ditetesi indikator phenolptalin berubah

warna menjadi ungu cerah.

2. kelarutan garam sulfat (H2SO4) pada unsur golongan IIA juga berbeda-beda,

ada yang membentuk endapan seperti larutan kalsium klorida, stronsium


klorida, dan barium klorida. Dan ada juga yang tidak terbentuk endapan sama

sekali seperti magnesium klorida.

3. kelarutan garam hidroksida pada unsur golongan IIA sama. Dari keempat

larutan yang diuji yaitu magnesium klorida, stronsium klorida, kalsium

klorida, dan barium klorida, terbentuk pendapan pada keempat larutan tersebut

saat ditetesi garam hidroksida.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Percobaan

Untuk percobaan selanjutnya karena praktikum dilakukan secara online

dan praktikan hanya bisa menyaksikan percobaan melalui video maka saran untuk

percobaan kedepannya yaitu agar video percobaan yang ada lebih jelas dan efisien

serta dalam jaringan agar lebih stabil agar video dapat disimak dengan baik.

5.2.2 Saran untuk Asisten

Semakin semangat dan tetap menjalin hubungan baik dengan praktikan

serta berusaha untuk membuka pikiran praktikan agar lebih baik dalam mengolah

sesuatu dengan baik dan sesuai pemahaman.


DAFTAR PUSTAKA

Baria, J.K dan Janib, A.R., 2010, Structural Studies of Liquid Alkaline-Earth
Metals- A Molecular Dynamics Approach, Brazillian Journal of Physics,
40(2): 204-209.

Dwinata, R.A., Efendi, R dan Yudha, S.P., 2016, Rancang bangun Aplikasi Tabel
Periodik Unsur dan Perumusan Senyawa Kimia dari Unsur Kimia Dasar
Berbasis Android, Jurnal Rekursif, 4 (2): 176-183.

Fitri, S., 2019, Kimia Unsur Golongan Utama, Syiah Kuala University Press,
Kopelma Darussalam.

Greenwood, N.N dan Earnshaw, A., 1984, Chemistry of The Elements,


PergamonPress, Oxford.

Harder, S., 2013, Alkaline-Earth Metal Compounds, Springer, Nwe York.

Nigel, S., 2010, Natrium dan Logam Alkali, diterjemahkan oleh Marzita, O.,
Jadual Berkala, Kuala Lumpur.

Pratomo, H., 1995, Penempatan La (dan Ac) serta Lu (dan Lr) dalam Sistem
Periodik Unsur, Cakrawala Pendidikan, 14 (2): 139-149.

Saunders, N., 2010, Natrium dan Logam Alkali, ITBM, Kuala Lumpur.

Sutresna, N., 2008, Kimia, Grafindo Media Pratama, bandung.

Vinnik, D.A., Tarasova, A.Y, Zherebtsov, D.A, Gudvvoka, S.A, Galimov, D.M
dan Zhivulin, V.E., 2017, Magnetic and Structural Properties of Barium
Hexaferrite BaFe12O19 from Various Growth Techniques, Materials, 10 (2)
: 1-11.

Lampiran 1. Bagan Percobaan

1. Reaktifitas Unsur

Logam Li, Mg dan Ca


- Dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi air 2 mL

- Dicatat dan diamati reaksi yang terjadi.

- Dipanaskan jika tidak terjadi reaksi (sampai terbentuk gelembung


gas).

- Diteteskan indikator PP.

- Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi.


Hasil

2.Kelarutan Garam Sulfat

1 mL MgCl2 0,5 M
- Disiapkan 1 tabung reaksi

- Diisi tabung dengan MgCl2

- Ditambahkan 1 mL H2SO4 0,5 M.

- Diperhatikan endapan yang terbentuk pada tabung.

- Melakukan hal yang sama dengan menggunakan CaCl2, SrCl2


dan
BaCl2
Hasil

3.Kelarutan Garam Hidroksida

1 mL MgCl2 0,5 M

-Disiapkan 1 tabung reaksi

- Diisi tabung dengan MgCl2

- Ditambahkan 1 mL NaOH 0,5 M.

- Diperhatikan endapan yang terbentuk pada tabung.

- Melakukan hal yang sama dengan menggunakan CaCl2, SrCl2 dan


BaCl2

Hasil
Lampiran 2. Referensi

Anda mungkin juga menyukai