Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem periodik unsur merupakan pengelompokan unsur-unsur dalam tabel yang
dilakukan para kimiawan untuk menemukan keteraturan sifat dari unsur (Musal
wahyuni dkk, 2017: 125). Sistem periodik unsur merupakan materi yang abstrak
karena mencakup pembahasan materi yang ukurannya terlalu kecil (Ika Mawarni,
2017: 3). Materi sistem periodik unsur memiliki banyak istilah dan kosa kata baru,
meliputi pokok bahasan mengenai golongan, periode, sifat-sifat keperiodikan
unsur yaitu jari-jari atom atau ion, energi ionisasi, keleektronegatifan dan afinitas
elektron serta sifat fisik dan sifat kimia unsur. Materi ini paling mendasar dalam
ilmu kimia sehingga siswa harus menguasai dengan matang agar materi kimia
selanjutnya tidak mengalami kesulitan (Ari dan Sri, 2013: 43). Kebanyakan
peserta didik merasa kesulitan dalam memahami pokok bahasan atau materi
sistem periodik unsur karena selain harus memahami konsep peserta didik dituntut
untuk sekaligus menitik beratkan terhadap kemampuan memori siswa untuk
menghafalkan sejumlah unsur-unsur yang ada dalam SPU (Nita dan Achmad,
2016: 303). Materi ini juga dapat membuat penerimaan informasi yang kurang
efektif terhadap memori jangka panjang siswa, pemahaman tentang materi
tersebut mudah hilang atau mudah dilupakan (Rusly Hidayat dkk., 2017: 91-96).
Sehingga ketika peserta didik memahami mata pelajaran sistem periodik unsur
membuat peserta didik menjadi cepat jenuh atau membosankan bahkan
menakutkan serta tidak semangat dalam kegiatan mata pelajaran berlangsung. Hal
ini akan berujung pada rendahnya kemampuan peserta didik dalam ketuntasan
belajar (Nita dan Achmad, 2016: 303). Berdasarkan hal tersebut, untuk mengatasi
kesulitan dalam materi SPU maka perlu dibuat inovasi dengan penggunaan media
dalam pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Sehingga, memancing
peserta didik berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Untuk mewujudkan
harapan tersebut maka harus memilih media yang sesuai untuk digunakan (Rusly
Hidayat dkk., 2017: 91-96).
1.2 Tujuan Percobaan

Mempelajari sifat – sifat unsur golongan Alkali (IA) dan Alkali tanah (IIA).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Periodik

Sistem periodik adalah susunan berkala yang menggambarkan suatu letak,


keadaan, periodik dan golongan dari unsur-unsur kimia. Sistem periodic disusun
berdasarkan kenaikan atom (jumlah proton atom muatan inti). Sistem periodic
dibagi menjadi periode, yaitu unsur-unsur yang terletak dalam baris yang
horizontal (mendatar) dan golongan yaitu unsur-unsur yang terletak dalam kolom
vertikal (Basri, 2012).

Nilai ksp berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion dalam larutan
apakah belum jenuh, tepat jenuh, atau lewat jenuh, yaitu dengan menawarkan
digunakan hasil kali ion dengan hasil kali kelarutan. Keterkaitan adalah sebagai
berikut, apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan dan koefisien masing-masing
kurang dari nilai ksp maka larutan belum jenuh dan tidak terjadi endapan. Apabila
hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya lebih dari nilai ksp maka
kelarutannya tepat jenuh namun tidak terjadi endapan. Apabila hasil kali ion-ion
dipangkatkan koefisiennya lebih dari nilai ksp, maka larutan disebut lewat jenuh
dan terbentuk endapan (Syukri, 2013).

Kelarutan sama dengan kuantitas maksimal suatu zat kimia terlarut (solute)
untuk dapat larutan pada pelarut tertentu membentuk larutan homogen, kelarutan
suatu zat pada dasarnya sangat bergantung pada sifat fisik dan kimia solute dan
pelarut pada suhu tekanan dan pH larutan. Secara luas kelarutan suatu zat pada
pelarut tertentu merupakan suatu pengukuran konsentrasi, kejenuhan dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit solute pada pelarut sampai solute terlarut
mengendap (Anonim, 2013). Unsur-unsur golongan 1 dan 2 dalam tabel periodik
merupakan unsur-unsur logam, unsur golongan 1 disebut kelompok logam alkali
sedang unsur golongan 2 disebut logam-logam alkali tanah. Unsur- unsur yang
terdapat dalam satu golongan mempunyai kemiripan konfigurasi elektron, Adanya
kemiripan tersebut yang menyebabkan unsur-unsur yang berada dalam satu
golongan mempunyai sifat- sifat kimia yang mirip.

2.2 Logam Alkali

Golongan logam alkali merupakan golongan dari logam yang aktif (paling

aktif). Logam tersebut menunjukkan energi ionisasi yang rendah, potensi

elektrodenya besar dan negatif.. Logam alkali tanah memiliki jari-jari atom yang

besar dan energy ionisasi yang kecil. Berarti unsure-unsur logam alkali tanah

mudah melepaskan electron. Mudah melepaskan electron artinya mudah

mengalami oksidasi sehinggaunsure ini bersifat pereduksi kuat akan tetapi karena

electron valensinya terdiri dari dua electron, sifat pereduksinya tidak sekuat

golongan alkali yang memiliki satu electron valensi. Hal ini dapat dilihat dari

gejala reaksinya dengan air yang tidak sehebat unsur golongan alkali (Sutresna,

2012).

Unsur-unsur yang terdapat pada golongan IA disebut juga unsur alkali

karena sifat logam ini membentuk basa-basa yang kuat. Dalam sistem periodik

terletak pada lajur paling kiri. Unsur-unsur alkali merupakan unsur-unsur logam

dengan satu elektron pada elektron terluarnya sehingga merupakan reduktor kuat.

Unsur-unsur yang terletak dalam logam alkali adalah Litium (Li), Natrium (Na),

Kalium (K), Rubidium (Rb), Cesium (Cs), dan Fransium (Fr). Reaktivitas unsur-

unsur tersebut bertambah dari atas ke bawah, hal ini dapat pada reaksinya dengan

air (H2O). Litium (Li) dalam golongan IA terletak paling atas bereaksi lambat

dengan air (H2O), sedangkan logam alkali lainnya bereaksi sangat cepat dan

eksoterm (Basir,2013)
Logam-logam alkali memiliki beberapa sifat yaitu lunak, boleh mengikat dan

boleh dipotong. Jika logam-logam tersebut di udara terbuka maka pemuaiannya

akan menjadi kusam, karena logam-logam mudah bereaksi dengan air dan

oksigen, dan biasanya disimpan dalam minyak tanah. Logam-logam alkali tanah

mudah dipotong dan tampak mengikat jika dipotong serta cepat rusak jika di

udara, reaktivitasnya terhadap air berbeda-beda. Unsur-unsur logam alkali dibuat

dengan jalan elektrolisis cairan garamnya, misalnya natrium diperoleh dengan

cara elektrolisis lelehan NaCldengan pemisahan CaCl2 untuk menurunkan titik

leleh CaCl2 (Petrucci, 2014).

Salah satu hal yang harus disadari bahwa setiap unsur memiliki sifat yang khas

berbeda dan unsur lainnya. Pengelompokan unsur dalam satu golongan dapat

dibandingkan dengan pengelompokan makhluk hidup. Kesimpulan sifat diantara

unsur-unsur segolongan pada beberapa golongan, golongan I (logam alkali),

golongan IIA (logam alkali tanah), dan golongan IIIA (Sukartono, 2015).

Sifat fisik logam alkali, yaitu secara umum logam alkali ditemukan dalam

bentuk padat, kecuali cesium yang berbentuk cair. Logam alkali memiliki warna

nyala logam. Pada alkali sangat lunak, termasuk konduktor sangat baik. Sifat

logam alkali, yaitu ketika bereaksi air alkana menghasilkan gas hidrogen dan

logam hidroksida, logam hidroksida yang dihasilkan merupakan basa kuat, reaksi

yang dihasilkan merupakan reaksi elektron, reaksi dengan hidrogen akan


membentuk senyawa hibrida yang memiliki bilangan oksidasi -1 (Sukartono,

2016).

Unsur-unsur golongan alkali hanya mempunyai satu elektron valensi yang

terlibat dalam pembentukan ikatan logam.Oleh karena itu, logam ini mempunyai

energi kohesi yang kecil yang menjadikan logam golongan ini lunak.Contohnya

logam natrium yang lunak sehingga dapat diiris dengan pisau. Hal ini juga

mengakibatkan makin berkurangnya titik leleh dan titik didih unsur-unsur alkali.

Unsur-unsur alkali adalah reduktor kuat.Kekuatan reduktor dapat dilihat dari

potensial elektrode.Unsur-unsur alkali dapat melarut dalam cairan amonia.Larutan

encer logam alkali dalam amonia cair berwarna biru.Larutan ini adalah penghantar

listrik yang lebih baik daripada larutan garam. Daya hantarnya hampir sama

dengan daya hantar logam murni(Sri, 2013).

Pada saat unsur-unsur alkali di panaskan (diberi energy), electron dalam

atom alkali dan alkali tanah akan mengalami eksitasi, dan pada saat kembali ke

keadaan stabil, setiap electron akan melepas energy radiasi elektromagnetik

berupa pancaran cahaya. Nyala setiap atom berbeda-beda dan sangat khas pada

setiap unsur (James, 2013).

2.3 Logam Alkali Tanah

Sifat-sifat logam alkali tanah, yaitu memiliki konfigurasi , merupakan reduktor


kuat, relatif lunak walaupun lebih keras dari golongan IA, memiliki kerapatan dan
titik yang lebih tinggi, keelektronegatifan golongan ini relatif lebih rendah
(Keenan, 2013).
Sifat kimia golongan logam alkali tanah, yaitu naftrilium merupakan konduktor
terkuat, klorin merupakan oksidator terkuat sangat reaktif sehingga mudah
terbakar oleh oksigen, mudah bereaksi dengan asam, membentuk garam dan gas
hidrogen, dapat bereaksi langsung denganl arutan H2SO4 memiliki sifat fisik, yaitu
berbentuk larutan padat yang memiliki titik lebur 10°C, berbentuk larutan cair
seperti minyak maupun cairan kering dan terdapat unsur zat warna. Larutan
H2SO4 memiliki sifat kimia, yaitu mudah bereaksi dengan zat lain, berat asam kuat
dan dapat memanaskan garam, proses reaksi berupa substansi. Larutan NaOH
memiliki sifat fisik, yaitu mudah terlarut dalam air, memiliki pH 1, memiliki
massa jenis 40 gram/mol. Larutan NaOH memiliki sifat kimia, yaitu memiliki
warna putih dapat menyerap CO2 pada ruangan, membentuk basa kuat jika larut
dalam air (Syukri, 2017).

Harga hasil kali kelarutan (ksp) yaitu senyawa yang sukar larut dapat memberikan
informasi tentang kelarutan senyawa dalam air. Semakin besar harga ksp suatu
zat, maka semakin mudah zat tersebut terlarut. Harga ksp suatu zat dapat
digunakan untuk menentukan terjadi atau tidaknya endapan suatu zat jika dua
larutan mengandung ion-ion dari senyawa sukar larut dicampur untuk mengetahui
terjadi atau tidaknya suatu endapan AxBx. jika larutan yang mengandung Ay+ dan
Bx- digunakan konsep hasil kali ion (ksp) berikut ini:


Ksp AxBx = [Ay+]x[Bx-]y

Jika hasil ksp > Q, tidak mengendap

Jika hasil ksp < Q, mengendap

Jika hasil ksp = Q, jenuh

Jadi dalam meramaikan suatu endapan yang digunakan adalah ketiga sifat
tersebut.
Dalam sistem periodik panjang unsur-unsur alkali tanah terletak pada

golongan II A, yaitu satu lajur disebelah kanan golongan logam alkali. Unsur

golongan II A berisi Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calsium (Ca), Stronsium

(Sr), Barium (Ba) dan Radium. Unsur ini bersifat logam karena cenderung

melepaskan elektron. Unsur ini disebut logam alkali tanah karena oksidasinya

bersifat biasa (alkalis) dan senyawa banyak terdapat pada kerak bumi. Seperti

halnya dengan unsur alkali, unsur alkali tanah sangat reaktif walaupun tidak

sereaktif unsur alkali. Unsur alkali tanah dengan dua elektron valensinya yang

sangat mudah dilepaskan menandakan bahwa unsur alkali tanah sangat bersifat

elektropositif, karena unsur golongan ini mudah melepaskan elektron

valensinya. Maka unsur alkali tanah merupakan pereduksi yang baik, walaupun

tidak sebaik sifat pereduksi unsur alkali yang seperiode. Sesuai dengan sifat

keperiodikan unsur-unsur dalam golongannya maka unsur-unsur alkali tanah

makin ke bawah letaknya dalam susuan berkala makin elektropositif. Karena

makin ke bawah letaknya makin banyak pula jumlah lintasannya sehingga jari-

jarinya makin besar pula. Sifat pereduksi logam alkali tanah lebih kecil dari

logam alkali dan jari-jari ion logam tanah lebih kecil dari alkali (Surakkiti,

2012).

Energi hidrasi ion alkali tanah lebih besar dari alkali. Karena energi itu

bergantung pada jari-jari ion dan besarnya muatan. Muatan ion alkali tanah lebih

besar dari ion alkali, maka daya tarik tersebut lebih kuat pada logam alkali tanah

dibandingkan dengan logam alkali (Syukri, 2012).


Logam alkali tanah terdiri atas berilium, magnesium, kalsium, stronsium,

barium, dan radium.Unsur-unsur dalam golongan alkali tanah mempunyai banyak

kemiripan sifat dengan golongan alkali, yaitu sama-sama dapat membentuk

basa.Namun, basa yang dihasilkan oleh logam alkali tanah lebih lemah

dibandingkan dengan basa dari logam alkali (Rufaidah, 2012).

Anggota unsur alkali tanah yang terdiri dari berelium (Be), magnesium

(Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), dan unsur radioaktif radium

(Ra). Di antara unsur-unsur ini Mg dan Ca yang terbanyak terdapat di kerak bumi.

Atom-atom golongan ini memiliki konfigurasi elektron np6(n + 1)s2 kecuali Be.

Kerapatan unsur-unsur golongan ini lebih besar dari unsur alkali dalam satu

periode.Unsur-unsur ini mempunyai dua elektron valensi yang terlibat dalam

ikatan logam. Oleh karena itu dibandingkan dengan unsur golongan IA,

unsurunsur ini lebih keras, energi kohesinya lebih besar, dan titik lelehnya lebih

tinggi.Titik leleh unsur-unsur alkali tanah tidak berubah secara teratur karena

mempunyai struktur kristal yang berbeda. Misal unsur Be dan Mg memiliki

struktur kristal heksagonal terjejal, sedangkan struktur kristal unsur Sr berbentuk

kubus berpusat muka dan struktur kristal unsur Ba berbentuk kubus berpusat

badan(Sri, 2012).

Kecenderungan tiap unsur dalam menarik electron berbeda-beda.Besarnya

kecenderungan suatu atom untuk menarik electron disebut dengan

keelektronegatifan. Nilai keelektronegatifan berkaitan dengan afinitas electron

dan energy ionisasi (Charles, 2014).


BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat

Gambar 3.1.1 Tabung reaksi Gambar 3.1.2 Pipet tetes

Gambar 3.1.3 Spritus Gambar 3.1.4 Rak tabung

Gambar 3.1.5 Pipet Skala


3.2 Bahan
1. MgCl2, CaCl2, Bacl2,dengan konsentrasi 0,5 M
2. Magnesium dan Kalsium
3. H2SO4 0,5 M
4. NaOH 0,5 M
5. Aquadest
3.3 Cara Kerja
A. Reaktifitas unsur
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. siapkan 2 buah tabung reaksi,
kemudian diisi dengan 2 mL aquadest.Magnesium dan Kalsium dalam jumlah
tertentu dimasukkan ke dalam tabung reaksi.diamati rekasi yang terjadi, jika tidak
terjadi reaksi ( ditandai dengan adanya gelembung- gelembung gas). Tabung
reaksi kemudian dipanaskan hingga terjadinya reaksi.dinginkan tabung reaksi,
kemudian ditambahkan indicator fenoftalin dan diamati perubahan yang terjadi.

B. Kelarutan Garam Sulfat


Siapkan 4 buah tabung reaksi. Tabung reaksi (1) diisi dengan larutan MgCl2,
tabung reaksi (2) diisi dengan larutan CaCl2, tabung reaksi (3) diisi dengan
larutan SrCl2, dan pada tabung reaksi (4) diisi dengan larutan BaCl2 masing –
masing diisi larutan 1 ml.Setiap tabung reaksi ditambahkan dengan larutan
H2SO4 0,5 M sebanyak 1 ml. diamati setiap perubahan yang terbentuk, dan
kemudian dibandingkan dengan endapan yang terbentuk pada setiap tabung.
C. Kelarutan Garam Hidroksida
Siapkan 4 tabung reaksi. Pada tabung reaksi (1) diisi dengan larutan MgCl2,
tabung reaksi (2) diisi dengan larutan CaCl2, tabung reaksi (3) diisi dengan
larutan SrCl2 dan tabung reaksi (4) diisi dengan larutan BaCl2, kemudian pada
setiap tabung diisi larutan sebanyak 1 ml. Setiap tabung reaksi ditambahkan
larutan NaOH 0,5 M sebanyak 1 ml. diamati endapan yang terbentuk, dan
kemudian dibandingkan dengan endapan yang terbentuk pada setiap tabung.
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengamatan


A. Reaktivitas Unsur
Unsur Aquadest Pemanasan Penambahan Keterangan
Indicator PP
Magnesium Tidak bereksi Bereaksi Bereaksi Warna pink

Kalsium Tidak bereaksi Bereaksi Bereaksi Warna pink

B. Pengendapan Garam Sulfat


Larutan Penambahan H2SO4 Keterangan

MgCl2 Bereaksi warna ungu


CaCl2 Bereaksi warna ungu
SrCl2 Bereaksi warna putih
BaCl2 Bereaksi warna putih
C. Pengendapan Garam Hidroksida
Larutan Penambahan NaOH Keterangan

MgCl2 Bereaksi warna putih


CaCl2 Bereaksi warna putih
SrCl2 Bereaksi warna putih
BaCl2 Bereaksi warna putih
4.2 Pengamatan dan Pembahasan
A. Reaktivitas Unsur

Pembahasan : Pada percobaan reaktivitas unsur, unsur magnesium pada


saat penambahan aquades tidak mengalami reaksi unsur kalium pada saat
penambahan aquades tidak bereaksi dan Ketika dipanaskan dan juga
ditambahkan indicator PP Terjadi reaksi yang mengakibatkan warna larutan
menjadi berwarna pink.

B. Pengendapan Garam Sulfat


Pembahasan : Berdasarkan tabel diatas MgCl2, CaCl2, SrCl2, BaCl2
menggunakan larutan H2SO4 0,5 ml. Untuk larutan MgCl2 penambahan H2SO4 0,5
ml mengalami reaksi yang berwarna ungu dan membentuk endapan. untuk larutan
CaCl2 penambahan H2SO4 0,5 M mengalami reaksi sehingga warna larutannya
menjadi ungu dan membentuk endapan. dan untuk larutan SrCl2 penambahan
H2SO4 0,5 ml terjadi reaksi yang berwarna putih dan membentuk endapan. untuk
larutan BaCl2 penambahan H2SO4 0,5 ml juga terjadi reaksi yang berwarna putih
yang membentuk endapan. Secara teori dijelaskan bahwa apabila larutan yang
bersifat asam H2SO4 direaksikan dengan golongan IIA maka semakin ke bawah
semakin mudah larutan.

C. Pengendapan Garam Hidroksida

Pembahasan : Berdasarkan tabel diatas MgCl2, CaCl2, SrCl2 , BaCl2


menggunakan larutan NaOH 0,5 M untuk larutan MgCl2 penambahan NaOH 0,5
M terjadi reaksi yang sangat kecil endapannya. Untuk larutan CaCl2 penambahan
NaOH 0,5 M terjadi reaksi yang berwarna putih yang membentuk endapan. Untuk
larutan SrCl2 penambahan NaOH 0,5 M terjadi reaksi yang berwarna putih yang
membentuk endapan. Untuk larutan BaCl2 NaOH 0,5 M terjadi reaksi yang
berwarna putih yang membentuk endapan. Larutan BaCl2 NaOH 0,5 M Terjadi
reaksi yang berwarna putih membentuk endapan. Secara teori dijelaskan bahwa
apabila larutan yang bersifat basa NaOH direaksikan dengan unsur golongan IIA
maka semakin kebawah semakin sukar larutan.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa

1. Dalam melakukan percobaan reaktivitas unsur menggunakan aquades dan


indikator pp unsur magnesium dan kalsium mengalami reaksi.

2. Dari hasil percobaan pengendapan garam sulfat menggunakan H2SO4 0,5 M,


untuk larutan MgCl2 dan CaCl2 tidak terbentuk endapan Sedangkan untuk srcl2
dan base 2 terbentuk endapan. Sedangkan untuk larutan SrCl2 dan BaCl2 terbentuk
endapan berwarna putih.

3. Serta dalam percobaan pengendapan garam hidroksida menggunakan NaOH 0,5


M, untuk larutan MgCl2 terbentuk endapan tetapi hanya sedikit. Sedangkan untuk
larutan CaCl2 SrCl2 dan BaCl2 terbentuk endapan berwarna putih.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Laboratorium

Sirkulasi udara di laboratorium kurang baik dan kurang nyaman


harapan kedepannya mungkin sarana dan prasarana seperti kipas angin atau AC
mungkin bisa ditambahkan di laboratorium.

5.2.2 Saran untuk Asisten


Untuk asisten kami di percobaan pertama kelompok 4, secara keseluruhan
sangat baik untuk menjadi asisten, ramah, dan cara penyampaian materi pun
mudah dipahami. Dan kami harap semoga kedepannya dapat lebih sabar untuk
membimbing dan mendampingi praktikan – praktikan hingga praktikum selesai.

Anda mungkin juga menyukai