Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRAKTIKUM

SIFAT-SIFAT UNSUR

Disusun Oleh :
NAMA : Widya Anastasya
STAMBUK : 09320220029
KELAS/KELOMPOK : C1/4 (Empat)

Asisten

(Virginia Mutiara Hendrik )

LABORATORIUM KIMIA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kimia merupakan salah satu bidang ilmu yang penting untuk dipelajari,
karena banyak diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, perlu
diajarkan pada anak-anak usia belajar.
Materi kimia unsur merupakan materi kimia yang mempunyai konsep-
konsep yang abstrak dengan mempelajari tentang sifat-sifat unsur dalam sistem
periodik unsur, mulai dari sifat fisika sampai dengan sifat kimia yang dimiliki
setiap unsur meliputi nomor atom, nomor massa, kereaktifan, keelektronegatifan,
kecendrungan jari-jari atom, dan lain sebagainya (Zahraade, 2021).
Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam bentuk unsur bebasnya
(tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya logam platina (Pt),
emas(Au), karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia.
Adapun unsur-unsur lainnya ditemukan dalam bentuk bijih logam. Bijih logam
merupakan campuran antara mineral yang mengandung unsur-unsur kimia dan
pengotornya. Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa oksida, halida, fosfat,
silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au) disebut
logam mulia. logam mulia dan mineral dapat ditemukan di kerak bumi, sedangkan
sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan
atmosfer alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat
ini, unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut
dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan,
yaitu golongan A (golongan utama) dangolongan B (golongan transisi selain itu,
unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjad iunsur logam, nonlogam, semi
logam, dan gas mulia beberapa usur logam dan nonlogam, dalam bentuk
unsurmaupun senyawa, banyak dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari.
Penggunaan beberapa unsur logam dan non logam meningkat dengan
berkembangan industry (Apriani, 2016).
1.2 Tujuan Percobaan
Mempelajari sifat-sifat unsur golongan Alkali (IA) dan Alkali tanah (IIA).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Banyak unsur yang memilik perbedaan yang sangat mencolok baik itu dari
sifat kimia maupun fisika unsur tersebut. Misalnya, ada unsur yang wujudnya
terang atau berkilau, ada unsur yang lunak dan elastis, serta bisa menghantarkan
listrik dengan baik. Di lain sisi pula, ada unsur yang wujudnya tidak berkilau,
lunak atau elastis, serta buruk dalam menghantarkan listrik. Jadi, unsur-unsur
sangat bervariasi. Unsur juga dapat diklasifikasikan ke dalam grup-grup unsur
yang biasa disebut golongan. Golongan tersebut dibagi dengan memerhatikan
persamaannya, seperti Komposisinya dan di mana unsur tersebut ditemukan.
Contohnya valtu golongan lA dan golongan IA yang akan diuji pada praktikum
ini. Golongan lA (kecuali hidrogen) disebut dengan sebutan logam alkali,
sedangkan golongan ILA disebut logam alkali tanah. Logam yang telah
diklasifikasikan tersebut memiliki persamaan (College, 2015).
Kata "alkali" berasal dari bahasa Arab al-qaly yang berarti abudikalsinasi,
mengacu pada sumber. Golongan alkali merupakan unsur yang berada pada
golongan IA, kecuali hidrogen. Semua golongan ini memiliki elektron valensi 1.
Persamaan in menyebabkan unsur-unsur alkali memiliki sifat kimia yang mirip.
Walaupun memiliki sifat yang mirip, logam alkali tidak ditemukan di tempat yang
sama (Syamsidar, 2013).
Sejak lama beberapa unsur telah menjadi beberapa bagian kehidupan
manuasia, seperti tembaga, perak, dan emas yang telah digunakan sebagai alat
tukar dalam perdagangan maupun sebagai perhiasan. Seiring waktu para ahli
mulai mengetahui bahwa setip unsur memiliki sifat sifat yang khas. Namun
demikian sifat unsur tersebut di tentukan oleh sifat atomatomnya. Saat ini sudah
di temukan 115 dan masih akan di temukan lagi unsur-unsur baru lainnya.
Unsurunsur ini ada yang sifatnya mirip ada yang sama sekali berbeda dengan
yang lain. Sistem periodik unsur yang sekarang ini adalah berdasarkan kenaikan
nomor atom dan penempatan unsur-unsur dengan sifat-sifat yang mirip di
tempatkan dalam satu golongan. Pengelompokan suatu unsur-unsur disebut juga
dengan sistem periodik unsur-unsur tersebut didasarkan atas adanya kemiripan
sifat-sifatnya. Pengelompokkan ini mengalami perkembangan yang dari mulai
pengelompokkan unsur-unsur dengan berdasarkan Sistem lavosier, Dalton, JAK
Newleand, Mendeleev dan sistem periodik modern (Yusnidar Yusuf, 2018).
Materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.
Setiap materi memiliki sifat fisika, yaitu sifat yang dapat dilihat dan diukur secara
langsung, dan sifat kimia, yaitu sifat yang hanya dapat diamati melalui reaksi
kimia. Selain dapat digolongan berdasarkan sifat fisika dan kimia, sifat materi
dapat dikelompokan menjadi sifat ekstensif dan sifat intensif. Sifat ekstensif
adalah sifat materi yang bergantung pada jumlah zat tersebut, semakin banyak
jumlahnya berarti semakin berat. Sifat intensif materi adalah sifat materi yang
tidak bergantung pada jumlah zat. Perubahan materi berdasarkan fisika
mempunyai sifat yang sementara zat penyusunnya tidak berubah seperti
mencairnya es krim dan blok es. Sedangkan perubahan materi berdasarkan kimia
mempunyai sifat yang tetap dan terjadi pembentukan senyawa baru yang berbeda
dari unsur penyusunnya seperti besi dan belerang jika dibakar terjadi FeS,
senyawa baru yang sudah berbeda dengan sifatnya semula. Sementara gula
dibakar, dari putih menjadi hitam disebabkan terbentuknya senyawa karbon. Hal
ini tidak dapat lagi dikembalikan menjadi keadaan yang semula. Berdasarkan
wujudnya, materi dibagi menjadi zat padat, zat cair dan gas. Secara kimia, materi
dapat dikelompokkan menjadi unsur, senyawa, dan campuran. Unsur merupakan
zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat-zat lain dengan reaksi
kimia biasa. Senyawa merupakan gabungan dari dua atau lebih unsur, dan
perbandingan massa antar unsurunsurnya selalu berbanding sebagai bilangan bulat
dan sederhana. Campuran adalah kombinasi atau gabungan beberapa zat yang
terbentuk tanpa melalui reaksi kimia. Partikel materi dikelompokkan menjadi
atom, molekul, dan ion. Atom merupakan partikel terkecil dari suatu unsur yang
masih memiliki sifat unsur tersebut. Molekul adalah bagian terkecil dari suatu
senyawa kimia.
Murni yang masih mempertahankan sifat kimia dan fisik yang unik. Ion

merupakan atom atau gugus atom yang bermuatan listrik. Salah satu hal yang

harus disadari bahwa setiap unsur. Kesimpulan sifat diantara unsur-unsur

segolongan pada beberapa golongan, golongan I (logam alkali), golongan IIA

(logam alkali tanah), dan golongan IIIA (Sukartono, 2015)

2.1 Sistem Priodik

Sistem periodik adalah susunan berkala yang menggambarkan suatu letak,


keadaan, periodik dan golongan dari unsur-unsur kimia. Sistem periodik disusun
berdasarkan kenaikan atom (jumlah proton atom muatan inti). Sistem periodik
dibagi menjadi periode, yaitu unsur-unsur yang terletak dalam baris yang
horizontal (mendatar) dan golongan yaitu unsur-unsur yang terletak dalam kolom
vertikal (Basri, 2012).

Sistem periodik merupakan salah satu cara untuk mengklasifikasikan


unsur- unsur yang memiliki sifat yang mirip. Tabel sistem periodik memberikan
informasi mengenai unsur yang serupa. Pengelompokan unsur dikategorikan
berdasarkan sifat adalah dibagi 2 kelompok yaitu sifat logam dan non logam.
Berikut merupakan Pengelompokan Unsur-Unsur dan Perkembangannya.
(Sugiarto, 2013).
Dalam sistem periodik, unsur-unsur alkali dan alkali tanah merupakan unsur
yang sangat reaktif. Unsur alkali terletak pada golonga IA yaitu litium, natrium,
kalium, rubidium, sesium, dan fransium. Unsur alkali ini memiliki satu elaktron
valensi. Didalam unsur alkali tidak ditemukan dalam keadaan bebas, melainkan
dalam keadaan ditentukan dalam bentuk senyawa. Yang tidak banyak ditemui
adalah natrium dan kalium. Kedua unsur ini banyak ditemukan dalam air tanah
dalam bentuk garam tanah yang terdapat pada silvit (KCl),karnalite (KCl-MgCl
6H 2HAI). Unsur logam alkali sangat reaktif , bereaksi hebat dengan udara,
oksigen, hidrogen, dan halogen. Diudara pun tidak unsur-unsur itu bereaksi
dengan oksigen dan uap air. Karena sangat reaktifnya unsur alkali dengan udara,
maka gas hidrogen yang dibebaskan akan segera terbakar dengan nyala api dan
ledakan-ledakan kecil. Itulah sebabnya, unsur alkali disimpan dalam minyak tanah
atau bahaya yang inert. Karena memiliki 1 elektron valensi dan atom jari-jari yang
relatif besar, energi ionisasi logam ini kecil. Akibatnya, logam ini mudah melepas
elektron dan bersifat sangat reaktif, sekali gas bersifat reduktor kuat. Dari atas ke
bawah (dari Li ke Cs) jari-jari atom bertambah, energi ionisasi makin kecil, bearti
makin mudah melepas elektron sehingga makin reaktif.

2.2 Sistem Priodik Unsur Kimia Oleh Para Unsur

A. Lavoisier
Untuk sifat Logam maka unsur tersebut memiliki karakteristik berbentuk
padatan. Sifat lain logam bisa menghantarkan listrik. Unsur logam yang
ditemukan oleh Lavoisier pada tahun 1798 terdapat 16 unsur logam. Diantaranya
yaitu emas, tembaga, timah, seng, antimon, besi, moliben, wolfarm, kobal,
mangan, nikel, timbal, bismut, perak, timah, dan raksa. Bagi sifat non logam maka
unsur memiliki karakteristik tidak mengkilap. Sifat lain tidak bisa menghantarkan
listrik, berbentuk gas atau cairan. Unsur logam yang ditemukan oleh Lavoisier
pada tahun 1978 terdapat 6 unsur non logam. Diantaranya belerang, arsen, karbon,
hidrogen, pospornitogen, oksigen (Sugiarto, 2013).
Menurut Lavoiser, terdapat perbedaan antara logam dan non logam yakni;
Logam berwujud padat pada suhu kamar kecuali raksa, mengkilap saat di gosok-
gosokan, merupakan konduktor yang baik, dapat ditempa atau direnggangkan dan
adalah penghantar panas yang baik. Sementara itu, Non logam ada yang berupa
zat padat, cair atau gas pada suhu kamar, tidak mengkilap jika digosok, kecuali
intan atau karbon, bukan konduktor yang baik, umumnya rapuh terutama
berwujud padat dan bukan penghantar panas yang baik.
B. Dobereiner
Pada teori Dobereiner ia mengklasifikasikan apabila terdapat tiga unsur
memiliki sifat mirip maka disusun berurutan berdasarkan bertambahnya massa
atom relatif. Massa atom relatif unsur yang kedua merupakan rata-rata massa
atom relatif unsur pertama dan ketiga. Sifat lain unsur kedua menunjukkan sifat
antara unsur pertama dan ketiga. Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner,
melihat adanya kemiripan sifat dan massa atom antara bebrapa unsur (Sugiarto,
2013).

C. Newlands
Pada teori Newlandsia membagi unsur berdasarkan 7 kelompok unsur.
Unsur kedelapan memiliki sifat yang mirip dengan unsur pertama. Unsur
kesembilan memiliki sifat yang mirip dengan unsur kesembilan. Bisa disimpulkan
bahwa sifat unsur merupakan pengulangan 18 secara oktaf (Sugiarto, 2013) .
D. Johann Wolfgang Dobereiner
Dobereiner adalah orang pertama yang menemukan hubungan sifat dengan
massa atom. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan menjadi 3 triade, yaitu;
Triade Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K)
Triade Kalsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Br)
Triade klor (Cl), Brom (Br), Iodium (I)

2.2 Penggolongan Periodik Unsur

Menurut jenis subkulit yang berisi unsure-unsur dapat dibagi menjadi


beberapa golongan unsure utama, yaitu gas mulia, unsure transisi (atau logam
transisi), lantanida dan aktinida. Pada system periodik unsure-unsur utama
(representative elements) adalah unsure-unsur dalam golongan IA hingga 7A,
yang semuanya memiliki subkulit S dan P dengan bilangan kuantum utama
berfungsi yang belum terisi penuh. Dengan pengecualian pada Helium, seluruh
gas mulia ( noble gas) (unsure-unsur golongan 8A) mempunyai subkulit P yang
terisi penuh, (konfigurasi elektronnya adalah 1S2 untuk Helium dan nss, nps
untuk gas mulia yang lain, di mana n adalah bilangan kuantum utama untuk kulit
terluar).
Logam transisi adalah unsure-unsur dalam golongan 1B dan 3B hingga 8B,
yang mempunyai subkulit d yang tidak terisi penuh atau mudah menghasilkan
kation dengan subkulit d yang tak terisi penuh. (logam-logam ini kadang-kadang
disebut dengan unsure-unsur transisi blok d). unsure-unsur golongan 2B adalah
Zn,Cd, dan Hg, yang bukan merupakan unsure utama maupun unsure transisi.
Laktanida dan Antinida kadang kala disebut unsure transisi blok –f karena kedua
golongan ini memiliki subkulit f yang tidak berisi penuh. Pada system periodik
dapat dilihat bahwa unsure-unsur golongan IA adalah logam alkali memiliki
konfigurasi electron terluar yang mirip, masing-masing memiliki inti gas mulia
dan konfigurasi ns1 untuk electron terluarnya. Demikian pula pada golongan 2A,
yaitu logam alkali tanah juga mempunyai inti gas mulia dan konfigurasi. Electron
terluar ns2. electron terluar suatu atom, yang terlibat dalam ikatan kimia, sering
disebut electron valensi (valenci electron). Jumlah electron valensi yang sama
menentukan kemiripan perilaku kimia antara unsure-unsur dalam setiap golongan.
Pengamatan ini juga berlaku untuk halogen (unsur-unsur golongan 7A), yang
memiliki konfigurasi electron terluar ns2, np5 dan menunjukkan sifat-sifat sangat
mirip. Tetapi dalam meramalkan sifat-sifat golongan 3A hingga 6A haruslah
berhati-hati, sebagai contoh, unsure-unsur dalam golongan 4A memiliki
konfigurasi electron terluar yang sama , ns2np4, tetapi terdapat lebih banyak
keragaman dalam sifat-sifat kimia di antara unsure-unsur ini. Karbon adalah
nonlogam, silicon, dan gemanium adalah metaloid, timah, dan timbale.
Sebagai satu golongan gas mulia berperilaku sangat mirip. Dengan
pengecualian krypton dan xenon, unsur-unsur ino secara kimia bersifat imert.
Alasannya adalah bahwa seluruh unsure ini subkulit terluarnya ns2np6, terisi
penuh yaitu suatu keadaan yang menggambarkan kestabilan yang tinggi.
Walaupun konfigurasi electron terluar logam transisi tidak selalu sama dalam
golongan dan tidak ada pola yang teratur dalam perubahan konfigurasi electron
dalam satu logam ke logam lain dalam periode yang sama, seluruh logam transisi
memiliki subkulit d yang tidak terisi penuh. Demikian pula dalam deretnya karena
mempunyai subkulit f yang tidak terisi penuh.
2.2.1 Konfigurasi electron Kation dan Anion
Karena banyak senyawa ionic yang terbentuk dari anion dan kation
monoatomik, akan sangat membantu untuk mengetahui bagaimana menulis
konfigurasi electron spesi-spesi ion ini. Prosedur untuk menulis konfigurasi
electron ion-ion memerlukan metode yang hanya sedikit diperluas dari metode
yang digunakan untuk atom netral. Dalam hal ini ion-ion dibagi dalam dua
kelompok.
1) Ion yang dihasilkan dari unsure golongan utama
Pada pembentukan kation dari atom netral unsure golongan utama, satu
electron atau lebih dikeluarkan dari kulit n terluar yang masih terisi.
semua anion mempunyai konfigurasi electron gas mulia yang stabil. Jadi
satu cirri khusus dari hamper semua unsure golongan utama adalah bahwa
ion-ion yang dihasilkan dari atom-atom netrlnya mempunyai konfigurasi
electron terluas gas mulia ns2 np6. ion-ion, atau atom-atom dan ion-ion,
yang mempunyai jumlah electron yang sama, dan oleh karena itu
konfigurasi electron tingkat dasarnya sama disebut isoelektron
(isoelectronic). Jadi H- dan He adalah isoelektron, F, Na2, dan Ne adalah
isoelektron, dan seterusnya.
2) Kation yang dihasilkan golongan utama
Orbital 4s selalu diisi lebih dahulu sebelum orbital 3d. Mangan yang
konfigurasi elektronnya adalah [Ar] 4s2 3d5. jika terbentuk ion Mn2+,
mungkin dapat diduga dua electron dapat dikeluarkan dari orbital 3d untuk
menghasilkan [Ar] 4s2 3d5. pada kenyataannya, konfigurasi Mn2+ ialah
[Ar] 3d5! Alasannya adalah interaksi elektron-elektron dan electron inti
pada atom netral berbeda dengan interaksi ionnya. Jadi, meskipun dalam
Mn orbital 4s selalu terisi lebih dahulu sebelum 3d, electron dikeluarkan
dari 4s pada pembentukan Mn2+, karena orbital 3d lebih stabil dari pada
orbital 4s dalam ion logam transisi, electron yang dilepaskan pertama-tama
selalu dari orbital ns dan kemudian baru dari orbital (n-1)d.
2.2.2 Muatan inti efektif
Konsep muatan inti efektif memungkinkan kita untuk menjelaskan efek
perisai pada sifat-sifat periodik. Misalnya, atom Helium yang mempunyai
konfigurasi electron 1s2. kedua proton helium memberikan muatan +2 kepada
inti, tetapi gaya tarik penuh dari muatan ini terhadap dua electron 1s sebagian
diimbangi oleh tolak-menolak electron-elektron. Akibatnya, dapat dikatakan
bahwa setiap electron 1s diperisai dari inti atom electron 1s lainnya. Muatan inti
efektif, Zeff , dinyatakan dengan ;
Zeff = Z – s
Dengan Z adalah muatan inti sebenarnya (yaitu nomor atomnya) dan s (sigma)
disebut konstanta perisai (shielding contant). s lebih besar dari nol tetapi lebih
kecil dari Z . Salah satu contoh dari perisai electron adalah energi yang diperlukan
untuk mengeluarkan satu electron dari atom berelektron banyak. Hasil
pengukuran menunjukkan bahwa diperlukan energi sebesar 2372 KJ untuk
mengeluarkan electron pertama dari satu mol atom He dan energi sebesar 5251 KJ
untuk mengeluarkan electron kedua dari satu electron He+. Alasan diperlukannya
lebih banyak energi untuk mengeluarkan electron kedua adlah bahwa dengan
hanya terdapat atu electron, maka tidak ada perisai, dan electron itu merasakan
seluruh pengaruh dari muatan inti +2. Untuk atom-atom dengan juga electron atau
lebih, electron pada kulit tertentu diperisai oleh electron pada kulit bagian dalam
(yaitu, kulit yang lebih dekat dengan inti), tetapi tidak oleh electron pada kulit
bagian luar. Jadi, unsure unsure litium yang konfigurasi elektronnya 1s1 2s1 ,
electron 2s diperisai oleh elekktron 1s, tetapi electron 2s tidak memberi efek
perisai terhadap electron 1s, sebagai tambahan, kulit bagian dalam yang terisi
penuh memerisai electron bagian luar dengan lebih efektif dari pada sub kulit
yang menghasilkan konsekuensi yang penting untuk ukuran atom dan
pembentukan ion-ion dan molekul-molekul.

2.2 Sifat Keperiodikan Unsur

Sifat keperiodikan unsur merupakan hubungan antara sifat sebuah unsur


dengan tempat peletakan unsur. Sifat tersebut berubah dan berulang secara
periodik. Perubahan sesuai dengan nomor atom dan konfigurasi elektron pada
unsurtersebut. Berikut sifat keperiodikan unsur jari-jari atom, energi ionisasi,
afinitas elektron, keelektronegatifan, dan kelogaman (Sugiarto, 2013).
A. Jari-jari atom
Merupakan jarak dari inti atom dengan elektron kulit luar. Untuk
mengetahui sifat jari-jari atom bisa di identifikasi berdasarkan golongan. Apabila
jari - jari atom semakin ke bawah maka ukuran jari - jari tersebut semakin besar.
Pada jumlah kulit yang dimiliki atom semakin banyak, kulit semakin jauh dari inti
atom. Apabila di identifikasi berdasarkan periode maka jari - jari atom semakin
pendek. Dari kiri menuju kanan, apabila jumlah kulit sama elektron terluar tertarik
lebih dekat ke arah inti (Sugiarto, 2013).
Beberapa teknik memungki kan kita untuk memperkirakan ukuran satu
atom. Pertama-tama perhatikan unsure logam. Struktur logam sangat bervariasi,
tetapi semua logam sama-sama memiliki satu cirri struktur : atom-atomnya terkait
satu dengan yang lainnya dalam satu jaringan juga dimensi yang meluas. Jadi,
jari-jari atom yang berdekatan, untuk unsure-unsur yang berupa molekul diatomic,
jari-jari atomnya adalah setengah jarak antara inti dua atom dalam molekul
tertentu. Pada periodik cenderung terlihat jelas, dalam mempelajarinya perlu di
ingat bahwa jari-jari atom terutama ditentukan oleh bagaimana kuatnya electron
kuat bagian luar di jangan oleh inti. Makin besar muatan inti negative, makin kuat
electron-elektron ini di tahan dan semakin kecil jari-jari atomnya. Perhatikan
unsure-unsur periode kedua dari Li dan F. Dari kiri ke kanan, ditemukan bahwa
jumlah electron dalam kulit bagian dalam (1s2) adalah tetap, sedangkan muatan
ini bertambah. electron-elektron yang ditambahkan untuk mengimbangi
bertambahnya muatan inti tidak efektif dalam memeriksai satu sama lainnya.
Akibatnya, muatan inti efektif bertambah terus-menerus sedangkan bilangan
kuantum utamanya tetap (n=2). Misalnya, electron 2s pada bagian luar pada litium
di perisai dari inti (yang mempunyai 3 proton) oleh dua electron 1s. Sebagai
pendekatan, di asumsikan bahwa efek perisai dari dua electron 1s meniadakan dua
muatan positif dalam inti. Jadi, electron 2s hanya merasakan gaya tarik yang
disebabkan oleh satu proton dalam inti, atau muatan inti efektifnya adalah +1.
Dalam Berilium (1s2 2s2) setiap electron 2s diperisai oleh dua electron 1s bagian
dalam, yang meniadakan dua dari empat muatan positif dalam inti.
B. Jari-jari ion
Jari-jari atom ion adalah jari-jari kation atau anion. Jari-jari ion
mempengaruhi sifat-sifat fisika dan kimia suatu senyawa ionic. Misalnya, struktur
berdimensi tiga dari suatu senyawa ionic bergantung pada ukuran relative kation
dan anionnya.
C. Energi Ionisasi
Energi ionisasi merupakan energi yang dibutuhkan untuk melepaskan
elektron pada kulit terluar. Untuk mengetahui sifat Energi Ionisasi bisa di
identifikasi berdasarkan golongan. Apabila Energi Ionisasi semakin ke bawah
maka ukuran jari - jari tersebut semakin kecil. Apabila di identifikasi berdasarkan
periode maka Energi Ionisasi semakin besar dari kiri menuju kanan (Rahayu,
2017).
D. Afinitas Elektron
Atom berwujud gas menerima elektron akan melepaskan sebuah energi
yang disebut afinitas elektron. Semakin besar harga afinitas elektron pada suatu
atom, maka akan semakin mudah unsur tersebut membentuk ion negatif. Untuk
mengetahui sifat Afinitas Elektron bisa di identifikasi berdasarkan golongan.
Apabila semakin ke bawah maka harga afinitas elektron semakin kecil.
Berdasarkan periode maka afinitas elektron semakin besar dari kiri menuju kanan
(Sugiarto, 2013).
E. Kelektronegatifan
Keelektronegatifan merupakan ukuran kemampuan suatu atom untuk
menarik elektron dalam ikatannya. Untuk mengetahui sifat Kelektronegatifan bisa
di identifikasi berdasarkan golongan. Apabila semakin ke bawah maka harga
Kelektronegatifan tersebut semakin kecil. apabila di identifikasi berdasarkan
periode maka Kelektronegatifan semakin besar dari kiri menuju kanan (Sugiarto,
2004). Nilai ksp berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion dalam larutan
apakah belum jenuh, tepat jenuh, atau lewat jenuh, yaitu dengan menawarkan
digunakan hasil kali ion dengan hasil kali kelarutan.

Keterkaitan adalah sebagai berikut, apabila hasil kali ion-ion yang


dipangkatkan dan koefisien masing-masing kurang dari nilai ksp maka larutan
belum jenuh dan tidak terjadi endapan. Apabila hasil kali ion-ion yang
dipangkatkan koefisiennya lebih dari nilai ksp maka kelarutannya tepat jenuh
namun tidak terjadi endapan. Apabila hasil kali ion-ion dipangkatkan koefisiennya
lebih dari nilai ksp, maka larutan disebut lewat jenuh dan terbentuk endapan
(Syukri, 2013).Kelarutan sama dengan kuantitas maksimal suatu zat kimia terlarut
(solute) untuk dapat larutan pada pelarut tertentu membentuk larutan homogen,
kelarutan suatu zat pada dasarnya sangat bergantung pada sifat fisik dan kimia
solute dan pelarut pada suhu tekanan dan pH larutan. Secara luas kelarutan suatu
zat pada pelarut tertentu merupakan suatu pengukuran konsentrasi, kejenuhan
dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit solute pada pelarut sampai solute
terlarut mengendap (Anonim, 2013). Unsur-unsur golongan 1 dan 2 dalam tabel
periodik merupakan unsur-unsur logam, unsur golongan 1 disebut kelompok
logam alkalisedang unsur golongan 2 disebut logam-logam alkali tanah. Unsur-
unsur yang terdapat dalam satu golongan mempunyai kemiripan konfigurasi
elektron, Adanya kemiripan tersebut yang menyebabkan unsur-unsur yang berada
dalam satu golongan mempunyai sifat- sifat kimia yang mirip.

2.3 Logam Alkali

Golongan logam alkali merupakan golongan dari logam yang aktif (paling
aktif). Logam tersebut menunjukkan energi ionisasi yang rendah, potensi
elektrodenya besar dan negatif.. Logam alkali tanah memiliki jari-jari atom yang
besar dan energy ionisasi yang kecil. Berarti unsure-unsur logam alkali tanah
mudah melepaskan electron. Mudah melepaskan electron artinya mudah
mengalami oksidasi sehinggaunsure ini bersifat pereduksi kuat akan tetapi karena
electron valensinya terdiri dari dua electron, sifat pereduksinya tidak sekuat
golongan alkali yang memiliki satu electron valensi. Hal ini dapat dilihat dari
gejala reaksinya dengan air yang tidak sehebat unsur golongan alkali (Sutresna,
2012).

Unsur-unsur yang terdapat pada golongan IA disebut juga unsur alkali


karena sifat logam ini membentuk basa-basa yang kuat. Dalam sistem periodik
terletak pada lajur paling kiri. Unsur-unsur alkali merupakan unsur-unsur logam
dengan satu elektron pada elektron terluarnya sehingga merupakan reduktor kuat.
Unsur-unsur yang terletak dalam logam alkali adalah Litium (Li), Natrium (Na),
Kalium (K), Rubidium (Rb), Cesium (Cs), dan Fransium (Fr). Reaktivitas unsur-
unsur tersebut bertambah dari atas ke bawah, hal ini dapat pada reaksinya dengan
air (H2O). Litium (Li) dalam golongan IA terletak paling atas bereaksi lambat
dengan air (H2O), sedangkan logam alkali lainnya bereaksi sangat cepat dan
eksoterm (Basir, 2013).

Unsur-unsur alkali meliputi Litium, Natrium, Kalium, Rubidium, Cesium


dan Fransium. Unsur-unsur tersebut mempunyaisatu elektron terakhirnya
mengisiorbital n s dimana n dari 2 hingga 7. Fr mempunyai isotop sekurang-
kurangnya ada 21 isotop yang dikenal dan 212Fr merupakan isotop yang paling
stabil dengan umur paro (t1= 19 menit karenanya hanya sedikit reaksi kimia Fr
yang dikenal dan keberadaannya di alam tidak dijumpai lagi. Kelimpahan unsur
Na dan K cukup tinggi dan menduduki urutan ke enem dan ke tujuh di kulit
bumi.Litium,natrium, kalium berwarna keperakan sedangkan cesium berwarna
kuning keemasan. Logam- logam alkali hanya mempunyai satu elektron valensi
per atom logam sehingga energi ikat dalam kisi kristalnya relatif lemah karenanya
logamnya bersifat lunak dan titik lelehnya rendah.
A. Sifat –Sifat Fisika Unsur Golongan 1
Kecenderungan periodik unsur-unsur golongan 1 dan 2 memenuhi untuk
berbagai sifat kimia dan fisika, unsur-unsur tersebut mentaati model-model
teoritis yang telah dikembangkan lebih baik dari pada unsur-unsur dari kelompok
lain. Atom-atom unsur alkali mempunyai jari-jari atom terbesar dibandingkan
atom lain yang terletak dalam satu perioda, besarnya jari-jari atom tersebut akan
menyebabkan rendahnya berat jenis unsur-unsur tersebut. Jika atom unsur alkali
melepaskan elektron terluarnya akan terbentuk muatan positif, muatan positip inti
dalam ion alkali akan menjadi lebih besar dari muatan negatif elektronnya
sehingga tarikan inti menjadi lebih efektif oleh karenanya jari-jari ion yang
terbentuk menjadi lebih kecil dibandingkan jari-jari atomnya. Dari Li hingga Fr
berturut-turutukuran atomnya semakin besar, hal ini sebagai akibat makin
bertambahnya bilangan kuantum utama maka akan bertambah pula lintasan
elektron dalam atom tersebut.Sesuai dengan besarnya jari-jari atom, unsur alkali
lebih mudah melepaskan elektron terluarnya untuk membentuk ion
positipdibandingkan dengan atom unsur lain yang terletak dalam satu perioda dan
dari Li ke Fr karena ukurannya semakin besar maka makin mudah melepaskan
elektron terluarnya sehingga besarnya potensial ionisasi dari Li ke Fr semakin
menurun. Unsur alkali dapat memancarkan elektronnya bila dikenai radiasi
cahaya sehingga lithium sering digunakan sebagai sel fotolistrik.

Semua ion unsur alkali mempunyai konfigurasi elektron gasmulia yakni


semua elektronnya berpasangan sehingga bersifat diamagnetic dan tak berwarna,
hal ini dapat ditunjukkan oleh fakta bahwa semua senyawa alkali berwarna putih,
kecuali senyawanya dengan radikal asam seperti kromat dan permanganat.
Elektronegatifitas unsur-unsur alkali lebih rendah dari unsur- unsur lain yang
terletak dalam satu perioda dan dari Li ke Fr elektronegatifitasnya semakin
menurun sehingga bila logam alkali membentuk ikatan dengan unsur lain yang
elektro-negatifitasnya jauh lebih tinggi akan terbentuk senyawa ionik.
Titik lebur dan titik leleh unsur-unsur alkali relatif sangat rendah dan
semakin menurun dengan meningkatnya ukuran atom,(hal ini sesuai dengan sifat
logam alkali yang lunak) kecuali litium yang mempunyai titik lebur yang berbeda
dibandingkan unsuralkali yang lain, beberapa sifat fisik unsur alkali diberikan.
B. Sifat-sifat kimia unsur alkali (golongan 1)
Logam-logam golongan 1 adalah diatomik dalam keadaan uap dengan orde ikatan
1,0. Energi dissosiasi berkurang secara teratur dari untuk unsur-unsur satu
golongan dari atas ke bawah, hal ini disebabkan karena efek ukuran, bertambah
besarnya ukuran menyebabkan berkurangnya overlap orbital dan akan
melemahkan ikatan.
1. Tetapan hidrolisis
Tingkat hidrolisis ion logam berkurang dengan meningkatnya nomer atom untuk
unsur-unsur satu golongan, hal ini dikarenakan pengaruh rasio muatan terhadap
ukuran (rapat muatan) dari kation, makin besar rapat muatan suatu kation akan
makin besar kemampuannya untuk mengikat air.
2. Reaktifitas relatif
Semua logam bebas dari unsur golongan 1 reaktif terhadap reaktan kimia kecuali
N2, reaktifitasnya meningkat dengan berkurangnya harga potensial ionisasi unsur-
unsur tersebut. Logam-logam bebas bereaksi cepat dengan udara membentuk
oksida-oksida (atau nitrida untuk litium)., oksida yang dihasilkan bermacam-
macam. Superoksida merupakan hasil oksidasi lanjut dari
peroksidanya.Monoksida merupakan anion oksigen bermuatan –2 (O2-),
peroksidamempunyai bentuk (-O-O-)2- dan super oksida merupakan ion yang
memiliki tiga elektron tak berpasangan oleh karena itu ion superoksida bersifat
paramagnetik dan berwarnaperoksida dan superoksida bersifat sebagai oksidator,
dan bila bereaksi dengan air akan menghasilkan peroksida dan oksigen.

Litium dengan gas N2 akan bereaksi membentuk nitrida litium kristal yang
berwarna merah-ruby, pada 25 oC reaksinya berjalan lambat tetapi reaksi cukup
cepat pada 400 oC, karenanya litium dapatdigunakan untuk menghilangkan
nitrogen dari gas-gas yang lain.

Logam bebas bila direaksikan dengan air akan menghasilkan gas H2 dengan
reaksi sebagai berikut :

M + H2O MOH + H2 (g) (2.18)

Litium bereaksi sangat lambat dengan air pada suhu kamar,natrium (Na) bila
dimasukkan dalam air akan terdengar bunyi desis pada permukaan airnya, hal ini
terjadi karena timbulnya gas H2 sedangkan reaksi kalium (K) dengan air akan
menimbulkan panas yang cukup karena gas H2 yang terbentuk tiba-tiba menyala,
sementara untuk Rb dan Cs gas yang terbentuk teroksidasi seketika. Basa M (OH)
yang terbentuk mudah larut dalam air kecuali Li (OH).

Litium atau natrium dengan karbon dapat bereaksi membentuk asetilida-


asetilida Li2 C2 dan Na2C2 sedangkan logam alkali yang lebih berat juga dapat
bereaksi dengan karbon tetapi menghasilkan senyawa intersisial yang non
stoikiometris.

Hidrida litium dapat bereaksi dengan aluminium klorida dalam medium eter
membentuk litium aluminium kloorida yang merupakan reduktor yang banyak
digunakan dalam dalam reaksi- reaksi organik.
C. Preparasi dan Penggunaan unsur alkali (golongan 1)
Natrium(Na) dan kalium (K) terdapat di alam (litosfer) dalam jumlah besar,
umumnya sebagai deposit garam batuan NaCl dan karnalit KCl, MgCl2, 6H2.O,
Litium, rubidium dan cesium kelim- pahannya lebih rendah dan terdapat dalam
mineral silikat.
Litium dan natrium sebagai logam bebas diperoleh dengan cara reduksi
elektrolik lelehan garam kloridanya. Sistim harus bebas air, karena adanya air
maka justru air yang akan tereduksi. Dalam campuran halida-halida logam, kation
yang mempunyai potensial reduksi paling negatif akan diendapkan lebih dulu.
Logam bebas kalium rubidium dan cesium diperoleh dengan perlakuan terhadap
lelehan MCl dengan uap natrium dalam suatu counterfractionating tower, hasil
yang diperoleh dimurnikan dengan cara destilasi. Pada titik didihnya, uap
mempunyai komponen M2 1%.

2 MCl → 2 M + Cl2(g) (2.19)

Paduan logam kadang-kadang merupakan agen pereduksi yang lebih baik dari
pada logam-logam murninya sendiri dan titik leleh paduan lebih rendah dari pada
titik leleh logam bebasnya. Campuran 10 – 50 % natrium dalam kalium
merupakan cairan pada suhu ruang dan cocok digunakan untuk agen pereduksi di
laboratorium. Dalam fasa cair, natrium, kalium, rubidium dan cesium dapat
bercampur dalam semua perbandingan. Paduan natrium-kalium larut dalam
pelarut tertentu khususnya eter, sedangkan logam murninya hanya sedikit larut,
karenanya eter sering dipilih sebagai pelarut pada reaksi-reaksi yang melibatkan
paduan natrium-kalium. Natrium yang terbentuk pada katode adalah cair
kemudian peninggalan dan ditampung dalam minyak tanah. Dalam proses
ini,bejana elektrolisis dari luar dan dijaga agar Na yang terbentuk tidak
bersinggungan dengan udara karena akan terbakar.
D. Garam-garam biner dan terner unsur alkali (golongan 1)
Garam-garan (dan juga basa) dari logam-logam golongan 1 merupakan
padatan ionik, berbentuk kristal dan tak berwarna kecuali anionnya berwarna.
Kation logam-logam golongan 1 kecualiRb+ dan Cs+ bersifat asam yang relatif
keras dan menunjukkan kesukaannya pada basa keras, karena itu garam-garam
fluoridanya lebih stabil dari pada garam iodidanya, hal ini didasarkan pada suhu
dekomposisi, energi ikat dan kelarutannya. Garam-garam logam lebih mudah larut
dalam pelarut air dan basa keras dibandingkan dengan pelarut lain.Reaksi yang
karakteristik dari halida logam golongan 1 adalah pertukaran ion halidanya seperti
reaksi berikut :
NaBr + F- → NaF + Br- (2.20)

2 LiI + F2 → 2 LiF + I2 (2.21)


CsF + KI →CsI + KF (2.22)
Halida-halida biner banyak dibutuhkan untuk kepentingan komersial,
sebagai contoh garam dapur (NaCl) dapat diperoleh dari hasil p nambangan garam
batuan atau diperoleh dari penguapan air laut. Garam ini diperlukan untuk
konsumsi manusia maupun hewan.
Dan untuk keperluan industri yang secara kolektif dikenal dengan proses klor –
alkali. Semua kation logam golongan 1 dapat membentuk garam dengan berbagai
oksianion seperti karbonat, sulfat dan nitrat. Soda abu (Na2CO3) banyak
digunakan dalam industri sabun dan kertas, dalam proses kimia skala besar soda
abu digunakan sebagai reagen untuk menetralkan asam karena harganya cukup
murah. Kom3binasi 2antara Na+, CO 2-dan H O terdapat dalam beberapa bentuk
meliputi NaHCO3, Na2CO3.x H2O dimana x = 1, 7, 10. Selain itu terdapat
berbagai hidrat dari campuran garam-garam karbonat danbikarbonat. Senyawa
nitrat yang paling dikenal adalah KNO3 (saltpeter, sendawa) yang bersifat sebagai
oksidator, bahan ini merupakan serbuk dan banyak digunakan sebagai serbuk
mesiu, senyawa yang lain adalah NaNO3 (sendawa cili).
E. Senyawa kompleks unsur alkali (golongan 1)
Kation-kation golongan 1 mempunyai rapat muatan yang rendahsehingga
sifat keasamannya relatif rendah, kation unsur alkali dapat menggantikan
hydrogen dalam berbagai asam organik dan akan membentuk garam ionik,
sebagai contoh garam-garam kalium dan natrium dari asam asetat, atau benzoat.

RCOOH + NaOH RCOONa + H2O (2.23)


Litium dapat membentuk senyawa kovalen dengan gugus organik, senyawa yang
dihasilkan banyak digunakan untuk membuatreagen Grignard

RCl + 2 Li RLi + LiCl (2.24)

Ion-ion M+ sulit membentuk kompleks dengan ligan-ligan sederhana karena


ikatan yang ter bentuk sangat lemah, tetapi M+ dapat membentuk kompleks
dengan chelat seperti etilen diamin dan salisilaldehid.
F. Hubungan diagonal unsur alkali (golongan 1) Sifat-sifat litium antara lain :

1. Litium mempunyai titik lebur dan titik didih yang relatif tinggi.
2. Litium jauh lebih keras dibanding logam alkali yang lain
3. Oksida litium bersifat stabil sedang oksida alkali yang lain tidakstabil.
4. Litium kurang elektro positif, senyawa-senyawa karbonat, nitrat, dan
hidroksidanya kurang stabil, jika dipanaskan akan menghasilkan Li2O.
Seperti magnesium, dengan nitrogen akan membentuk senyawa nitridanya
(Li3N), gaam-garam karbonat, fosfat dan fluoridanya sukar larut dalam air sedang
senyawa hidroksidanyalarut sebagian. Senyawa-senyawa halida dan alkil dari Li
dan Mg bersifat kovalen sehingga mudah larut dalam pelarut organik.Karena
ukurannya yang sangat kecil baik bentuk ion maupun senyawanya terhidrasi lebih
kuat dibanding ion dan senyawa unsur alkali yang lain.

2.4 Logam Alkali Tanah

Sifat-sifat logam alkali tanah, yaitu memiliki konfigurasi , merupakan


reduktor kuat, relatif lunak walaupun lebih keras dari golongan IA, memiliki
kerapatan dan titik yang lebih tinggi, keelektronegatifan golongan ini relatif lebih
rendah (Keenan, 2013).
Sifat kimia golongan logam alkali tanah, yaitu naftrilium merupakan
konduktor terkuat, klorin merupakan oksidator terkuat sangat reaktif sehingga
mudah terbakar oleh oksigen, mudah bereaksi dengan asam, membentuk garam
dan gas hidrogen, dapat bereaksi langsung denganl arutan H2SO4 memiliki sifat
fisik, yaitu berbentuk larutan padat yang memiliki titik lebur 10°C, berbentuk
larutan cair seperti minyak maupun cairan kering dan terdapat unsur zat warna.
Larutan H2SO4 memiliki sifat kimia, yaitu mudah bereaksi dengan zat lain, berat
asam kuatrat dan dapat memanaskan garam, proses reaksi berupa substansi.
Larutan NaOH memiliki sifat fisik, yaitu mudah terlarut dalam air, memiliki pH 1,
memiliki massajenis 40 gram/mol. Larutan NaOH memiliki sifat kimia, yaitu
memiliki warna putih dapat menyerap CO2 pada ruangan, membentuk basa kuat
jika larut dalam air. Golongan ini juga dikenal sebagai golongan berilium.
Golongan ini terdiri dari unsur berilium, magnesium, kalsium, stronsium, barium,
dan unsur radioaktif (Syukri, 2017).

Harga hasil kali kelarutan (ksp) yaitu senyawa yang sukar larut dapat
memberikan informasi tentang kelarutan senyawa dalam air. Semakin besar harga
ksp suatu zat, maka semakin mudah zat tersebut terlarut. Harga ksp suatu zat
dapat digunakan untuk menentukan terjadi atau tidaknya endapan suatu zat jika
dua larutan mengandung ion-ion dari senyawa sukar larut dicampur untuk
mengetahui terjadi atau tidaknya suatu endapan AxBx. jika larutan yang
mengandung Ay+ dan Bx- digunakan konsep hasil kali ion (ksp) berikut ini:
1. Ksp AxBx = [Ay+]x[Bx-]y
2. Jika hasil ksp > Q, tidak mengendap
3. Jika hasil ksp < Q, mengendap
4. Jika hasil ksp = Q, jenuh
Jadi dalam meramaikan suatu endapan yang digunakan adalah ketiga sifat
tersebut.
Unsur-unsur golongan 2 terdiri dari Berilium, Magnesium, Calsium,
Stronsium, Barium dan Radium, semua unsur tersebut mempunyai konfigurasi
elektron yang mirip, dua elektron terakhir mengisi orbital terluar n s2 dimana n
dari 2 hingga 7, unsur-unsur tersebut mempunyai sifat yang mirip kecuali
berilium, sedangkan berilium mempunyai sifat yang mirip dengan aluminium.
Radium merupakan unsur terberat dari kelompok golongan alkali tanah dan
mempunyai isotop yang melimpah, semua isotopnya bersifat radioaktif, 226Ra
merupakan isotop yang mempunyai umur paro (t1/2) paling panjang yakni 1600
tahun. Unsur-unsur dan senyawa- senyawa dari Ca, Sr, Ba dan Ra mempunyai
sifat fisik dan kimia yang bervariasi secara sistematis dengan kenaikan ukuran
seperti unsur-unsur golongan 1.
A. Sifat fisika unsur alkali tanah (golongan 2)
Jari-jari atom logam alkali tanah lebih kecil dibanding dengan jari-jari atom
logam alkali yang terletak dalam satu perioda , muatan intinya lebih besar dari
muatan inti logam alkali serta jumlah elektron ikatan dalam logam alkali tanah
dua kali lebih besar dari jumlah elektron ikatan pada logam alkali karena itu
logam alkali tanah mempunyai titik leleh, titik didih dan kerapatan dan kekerasan
yang lebih besar dibandingkan logam alkali. Titik leleh logam-logam alkali tanah
semakin menurun dengan meningkatnya nomer atom kecuali magnesium.
Unsur-unsur alkali tanah bersifat elektropositif tinggi, mudah melepaskan
elektron nya untuk membentuk kation M2+, dalam bentuk senyawanya unsur-
unsur alkali tanah umumnya dalam keadaan divalent dan bersifat ionik. Jari-jari
atom unsur alkali tanah lebih kecil dari jari-jari atom unsur alkali yang sesuai
karena itu elektron valensi unsur alkali tanah terikat lebih kuat sehingga untuk
melepaskannya membutuhkan energi yang lebih besar sehingga harga potensial
ionisasi pertama unsur alkali tanah lebih tinggi dibanding potensial ionisasi unsur
alkali yang sesuai. Sesuai dengan besarnya jari-jari atom maka potensial ionisasi
semakin berkurang dengan meningkatnya ukuran atom.
Senyawa-senyawa alkali tanah umumnya dalam keadaan ter-hidrat seperti
MX2.6H2O (dimana M = Mg, Ca, Sr, dan X = Cl atau Br), garam-garam alkali
tanah mudah larut dalam air. Dalam senyawanya atom logam alkali tanah berada
di
sebagian kation M2+ dengan konfigurasi elektron gas mulia, semua elektron
berpasangan sehingga senyawanya bersifat diamagnetic dan tidak berwarna
kecuali bila anion pasangannya radikal asam tertentu yang mempunyai warna atau
karena adanya cacat pada kisinya.
Titik leleh logam alkali tanah lebih tinggi dari titik leleh logam alkali yang
sesuai hal ini disebabkan karena jari-jari logam alkali tanah lebih kecil dari jari-
jari logam alkali yang sesuai sedangkan muatan intinya lebih besar dan banyaknya
eklektron ikatan pada logam alkali tanah lebih banyak akibatnya logam alkali
tanah mempunyai titik leleh, titik didih dan kerapatan yang lebih tinggi
disbanding logam alkali yang sesuai.Titik leleh logam alkali tanah cenderung
menurun dengan meningkatnya ukuran atom unsur.
Logam alkali tanah bersifat elektropositip yang ditunjukkan olehbesarnya
entalpi ionisasi serta besarnya potensial ionisasi standar dari unsur-unsur tersebut
karenanya senyawa-senyawanya lebih cenderungbersifat ionic. Semua ion-ion
M2+ mempunyai ukuran yang lebih kecildari pada ion M+ yang iso elektronik
dan kurang mampu mempolarisasi, sehingga pengaruh polarisasi kation terhadap
penyimpangan ionisasi sempurna garam-garamnya sangat kecil. Ada perkecualian
untuk Mg2+ dan Be2+, polarisasi anion oleh kation mengakibatkan timbulnya
derajad kovalensi pada senyawa-senyawa magnesium dan karakter kovalen pada
senyawa-senyawa berilium. Sifat keelektropositipan unsur-unsur alkali tanah
semakin meningkat dengan meningkatnya ukuran atom, sehingga radium
merupakan unsur yang paling elektropositif dan senyawanya bersifat paling ionic
diantara unsur-unsur alkali tanah.
Berilium mempunyai sifat yang berbeda dengan dengan logam-logam alkali
tanah yang lain tetapi mempunyai sifat yang miripdengan Al (hubungan diagonal)
hal ini disebabkan karena adanya perbedaan rasio muatan terhadap jari-jari ionik
dari masing-masing logam alkali tanah sedangkan Be mempunyai rasio muatan
terhadap jari-jari ionik yang mendekati nilai rasio muatan terhadap jari-jari ionic
logam Al sehingga Be mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan sifat-sifat Al.

B. Sifat-sifat kimia unsur alkali tanah (golongan 2)


Sifat-sifat kimia yang memenuhi kecenderungan sistematik golongan dari Ca
hingga Ra adalah:
1. Kecenderungan hidrasi kristal garam-garamnya semakin meningkat.
2. Kelarutan garam-garam sulfar, nitrat, klorida dan lain-lainnya adalah
meningkat (perkecualian untuk fluoridanya menurun)
3. Stabilitas termal karbonat nitrat dan peroksidanya meningkat laju reaksi
logam-hydrogen meningkat.
Reaktifitas relatif logam-logam bebas alkali tanah terhadap oksidator
berbanding terbalik dengan energi ionisasinya, reaktifitas meningkat dengan
meningkatnya ukuran atom. Untuk unsur-unsur Ca, Sr, Ba dan Ra membutuhkan
energi yang relatif sedikit untuk oksidasi dan reaksi-reaksinya biasanya
melibatkan pembentukan ikatan ionik. Untuk Be jumlah energi ionisasi pertama
dan keduanya sangat besar, karenanya pelepasan dua elektron kurang mungkin
sehingga Be lebih mudah membentuk ikatan kovalen, sedangkan Mgmembentuk
ikatan intermediet antara ionic dan kovalen.
Logam-logam alkali tanah kurang elektropositif dibanding logam-logam
alkali, secara umum logam-logam alkali dapat bereaksi dengan air membentuk
hidroksidanya, hanya berilium dan magnesium saja yang tidak dapat bereaksi
dengan air pada suhu ruang karena kedua unsur tersebut mempunyai energi
ionisasi yang paling endotermis.

M + H2O → M(OH)2 + H2 (2.25)

Berilium dapat bereaksi dengan uap air membentuk oksida BeO atau tidak
bereaksi sama sekali, sedangkan magnesium dapat terdekomposisi dalam air
panas.sedang logam yang lain dapat bereaksi dengan air pada suhu ruang.
Tingkat hidrolisis kation-kation logam golongan 2 lebih besar dari pada
tingkat hidrolisis kation-kation logam golongan 1 yang sesuai, tingkat hidrolisis
berkurang dengan meningkatnya nomer atom unsur-unsur dalam satu golongan,
perbedaan tersebut disebabkan adanya perbedaan rapat muatan dari kation-kation.
BERILIUM (Be) Preparasi dan Penggunaannya. Logam-logam golongan 2
terdapat di alam sebagai mineral dan bijih, Mg dan Ca terdapat dalam jumlah
besar di litosfir sedangkan unsur yang lain kelimpahannnya lebih rendah.
Berilium terdapat di alam sebagai mineral beryl [(Be3Al2 (SiO3)6 ], bentuk
kristal nya prisma heksagonal.
Logam Be sulit diekstrak dari bijihnya, berwarnaabu-abu, agak ringan
(1,86 g/cm3), cukup keras dan rapuh. Penyerapan radiasi elektromagnetik oleh
suatu bahan sangat tergantung pada kerapatan elektron dari bahan yang
digunakan, berilium mempunyai stopping power paling rendah per unit masa
dibandingkan material konstruksi lain yang biasa digunakan. Berilium digunakan
sebagai “jendela” pada peralatan X-ray, aplikasi khusus yang lain adalah pada
system teknologi nuklir. Logam Be dapat diperoleh dari elektrolisa garam BeCl2.
BeCl2 elektrolisis → Be + Cl2(g) (2.26)
Logam berilium agak tahan terhadap asam, laju pelarutan relatif logam
dalam asam adalah HF> H2SO4 HCl > HNO3 . Logamnya larut dengan cepat
dalam H2SO4 3M dan dalam NH4F 5 M, tetapi dalam larutan HNO3
pelarutannya sangat lambat. Berilium logam juga larut dalam basa kuat
membentuk ion berilat.
Senyawa-senyawa biner dan terner Berilium oksida merupakan kristal putih yang
dapat diperoleh dengan membakar berilium atau senyawa-senyawanya diudara,
BeO mempunyai titik leleh 2570 oC dan membenuk polimorf, bentuknya pada
suhu tinggi (>800 oC) sangat inert dan hanya mudah larutdalam H2SO4 pekat dan
(NH4)2SO4,sedang bentuk yang lebih reaktif larut dalam larutan basa kuat yang
panas atau lelehan KHSO4 .
Berilium hidroksida merupakan basa amfoter sedang hidroksida dari
logam alkali tanah yang lain merupakan basa yang relatif kuat dan kekuatan basa
meningkat dengan bertambahnya nomer atom dari Mg ke Ba. Garam-garam
halogen dari berilium tidak dapat dibuat dengan cara memanaskan garam
terhidratnya karena pelepasan HX dapat terjadi pada proses pemanasan. Garam
fluorida dari berilium dapat diperoleh dengan cara memanaskan garam
ammonium fluorida dari berilium ( NH4)2BeF4), produk yang terbentuk seperti
gelas bersifat higroskopis berbentuk rantai yang terorientasi secara acak----
F2BeF2Be----- mirip dengan BeCl2 dan BeBr2 tetapi tidak teratur.
BeF2 mempunyai dua modifikasi bentuk kristal yang secara struktur
analog dengan modifikasi kwarsa dan kristobalit dari SiO2. Pada suhu 555 C
BeF2 merupakan cairan yang kental dan mempunyai konduktivitas listrik yang
rendah. Polimerisasi dalam bentuk cairan dapat dikurangi dengan menambahkan
garam LiF sehingga terbentuk anion BeF42-. Berilium klorida merupakan polimer
linier dalam keadaan padatan yang berbentuk kristal putih dengan titik leleh 405
C, larut secara eksotermis dalam air dan mudah larut dalam pelarut yang
mempunyai komponen oksigen seperti eter, aldehid keton dan lain-lain
membentuk kompleks BeCl2 (OEt)2 . BeCl2 dalam larutan HCl dapat terbentuk
garam Be(H2O)4Cl2, sedang lelehannya dalam halida- halida alkali dapat
membentuk ion kloroberilat BeCl4 2-tetapiion ini tidak eksis dalam larutan berair.
Dalam pelarut air kationyang eksis adalah Be(H2O)42+ hal ini disebabkan kation
Be2+ mempunyai rapat muatan yang tinggi sehingga cenderung lebih mudah
terhidrolisa kira-kira 100 000 kali lebih besar dibanding ion alkali tanah yang lain
(pKh = 6,5), hasil hidrolisisnya merupakan campuran kompleks. BeCl2 dapat
dibuat dengan melewatkan CCl4 diatas BeO pada 800 C. Dalam skala kecil
klorida dan bromida berilium dibuat dengan interaksi langsung dalam wadah yang
panas. Berilium nitrida (Be3N2) dapat dibuat dengan mereaksikan Be dengan
NH3 pada suhu 900° – 1000°C, nitrida yang dihasilkan ber- bentuk kristal tak
berwarna yang mudah terhidrolisis oleh air. Berilium (logam) juga dapat bereaksi
dengan etilen pada suhu 450°C membentuk berilium karbida BeC2 . Magnesium,
Kalsium, Stronsium, Barium Dan Radium Preparasi dan Penggunaannya.
Unsur-unsur magnesium dan kalsium kelimpahannya tinggi keduanya
termasuk unsur utama penyusun kulit bumi sedang stronsium dan barium
kelimpahannya lebih rendah, keberadaannya di alam kecuali radium banyak
ditemui dalam air laut dan sebagai mineral-mineral seperti dolomit
(CaCO3.MgCO3), karnalit (MgCl2.KCl.6H2O) dan barit (BaSO4).
Secara umum logam bebas dari alkali tanah dapat diperolehdengan cara: Reduksi
elektrolitik dari lelehan kloridanya.
MCl2 elektrolisis M + Cl2(g) (2.29)
Sistem tersebut harus bebas dari air, karena adanya air proses reduksiyang terjadi
bukan pada logamnya, tetapi air yang tereduksi. Logam bebas magnesium juga
dapat diperoleh dengan beberapa cara :
Elektrolisis campuran lelehan garam-garam halidanya MgCl2, CaCl2 dan NaCl,
logam Mg yang kurang elektropositif akan diendapkan.Kalsinasi dolomit,
selanjutnya Ca yang ada dihilangkan dengancara pertukaran kation menggunakan
air laut, kesetimbangan dapat dicapai karena kelarutan Mg(OH)2 lebih rendah dari
Ca(OH)2.
CaCO3.MgCO3 → CaO.MgO + CO2 (2.30)
CaO.MgO + H2O + Mg2+ →Mg(OH)2 + Ca2+ (2.31)
Reduksi MgO atau hasil kalsinasi dolomit (MgO.CaO) Memanaskan MgO.CaO
dengan ferro silikon
MgO.CaO + FeSi → Mg + silikat Ca dan Fe (2.32)
Selanjutnya campuran didestilasi maka akan diperoleh Mg
Memanaskan MgO dengan coke pada suhu 2000 C, logamnya diendapkan dengan
cara pendinginan cepat suhu kesetimbanganyang tinggi.
MgO + C → Mg + CO (2.33)
Magnesium merupakan logam putih keabu-abuan, bagian permukaannya
membentuk lapisan oksida yang melindungi nya dari serangan kimia. Magnesium
mudah larut dalam asam encer, Mg dapat bereaksi dengan alkil atau aril halida
dalam pelarut eter membentuk senyawa grignard (RMgX).
Mg + RX → RMgX (2.34)
Seperti halnya litium, Mg dapat bereaksi dengan nitrogen membentuk senyawa
nitrida.
Mg + N2 → Mg3N2 (2.35)
Magnesium banyak digunakan sebagai paduan, pada aplikasitertentu magnesium
dapat menggantikan fungsi aluminium, baterai, kembang api dan fotografi.
Kalsium dan logam alkali tanah yang lain hanya dibuat dalam skala kecil dengan
cara mereaksikan oksidanya dengan aluminium pada suhu tinggi atau dengan cara
mereduksi senyawa halidanya dengan logam Na.
6CaO + 2 Al 3Ca + Ca3Al2O6 (2.36) CaCl2 + 2Na Ca + 2 NaCl (2.37)
Radium diiperoleh pada pengolahan bijih uranium, setelah kopresipitasi dengan
barium sulfat radium diperoleh dengan cara kristalisasi-fraksinasi dari garam
terlarutnya.
Senyawa-senyawa biner dan terner
Oksida-Oksida dari alkali tanah dapat diperoleh dengan memanaskan garam
karbonatnya atau dengan membakar logamnya dalam lingkungan yang kaya
oksigen
MCO3 MO + CO2 (2.38)
2M + O2 2 MO (2.39)
Kalsium oksida relatif inert terutama setelah pembakaran pada suhu tinggi, tetapi
oksida alkali tanah yang lain bereaksi dengan air membentuk hidroksida disertai
dengan pelepasan panas, oksida- oksida tersebut juga dapat menyerap CO2 dari
udara.
Magnesium hidroksida (Mg(OH)2) tidak larut dalam air (1 x 10-4g/L pada 20 C)
dan dapat diendapkan dari larutan Mg2+. Sifat basa dari M(OH)2 dimana M
= Mg, Ca, Sr, Ba, Ra meningkat dengan bertambahnya nomer atom unsur tersebut
sedang. kelarutannya dalam air semakin meningkat ( Ca(OH)2 2g/L; Ba(OH)260
g/L pada 20 C) dansemuanya merupakan basa kuat. Larutan basa dari Ca dan Ba
sering digunakan untuk identifikasi adanya CO2 dalam air, reaksi yang terjadi
menghasilkan garam karbonat. Adanya kelebihan CO2 dalam air akan melarutkan
garam yang terbentuk dan menghasilkan ion bikarbonat yang stabil dalam air,
karenanya air menjadi tidak keruh lagi.
Ca(OH)2 → + CO2CaCO3+ H2O (2.40)
CaCO3 + CO2 + H2O → Ca(HCO3)2 (2.41)
Terbentuknya stalagtit dan stalagmit adalah contoh perubahan dari garam
bikarbonat menjadi garam karbonat yang banyak terjadi di dua-gua pada daerah
perbukitan berkapur.
Garam-garam halida alkali tanah dapat dibuat dengan dehidrasi garam- garam
terhidratnya, tetapi halida magnesium paling baik dibuat dengan persamaan reaksi
mendidih
Mg + HgX2 MgX2 + Hg (2.42)
Halida-halida magnesium dan kalsium mudah menyerap air, kecenderungan
garam-garam alkali tanah untuk membentuk hidrat sebanding dengan
kelarutannya dalam air yakni berkurang dengan meningkatnya ukuran ion logam,
halida-halida Sr, Ba dan Ra umumnya anhydrous, hal ini sesuai dengan fakta
bahwa energi hidrasi berkurang lebih cepat dari pada energi kisi dengan
meningkatnya ukuran kation
Kelarutan garam-garam fluoridanya dalam urutan kebalikannya (Mg < Ca
< Sr < Ba.), karena ukuran F-yang kecil relatif terhadap M2+, penurunan energi
kisi umumnya tidak cepat karena kation yang besar akan menjalin kontak dengan
yang lain tidak sama dengan membuat kontak dengan ion F-.
Halida-halida alkali tanah semuanya merupakan padatan ionic tetapi dapat
diuapkan sebagai molekul. Karena sifat transparansi dan kemampuannya
mendispersikan sinar CaF2 digunakan sebagai prisma pada spektrofotometer dan
untuk cell jendela (khususnyauntuk larutan berair) Karbida-karbida. Logam-
logam Ca, Sr, Ba atau oksida- oksidanya bereaksi langsung dengan karbon dalam
dapur listrik menghasilkan karbida-karbida MC2 yang merupakan senyawa ionic,
mudah terhidrolisa menghasilkan M(OH)2 dan C2H2. Magnesium dalam
reaksinya dengan karbon pada kondisi yang berbeda memberikan hasil yan g
berbeda.
Hasil yang diperoleh mudah terhidrolisa menghasilkan hidroksidanya dan
propuna. Garam-garam okso. Semua logam alkali tanah dapat membentuk garam-
garam okso. Garam-garam Mg dan Ca umumnyadalam keadaan terhidrat. Semua
garam karbonat sedikit larut dalam air dan hasilkali kelarutannya semakin
berkurang dengan meningkatnya ukuran M2+. Hal yang sama pada garam-garam
sulfatnya,
Magnesium Sulfat mudah larut dalam air sedang kalsium sulfat mempunyai
bentuk hemihidrat ( 2CaSO4.H2O = plaster of Paris) yang mudah menyerap air
untuk membentuk gypsum CaSO4.2H2.O yang sedikit larut. Garam-garam sulfat
dari Sr, Ba dan Ra tidak larut dan anhydrous.
Garam-garam nitrat dari Sr, Ba dan Ra juga berada dalam bentukanhydrous,
garam nitrat dari barium dapat diendapkan dari larutan dinginnya dengan
menambahkan asam nitrat berasap. Garam magnesium perklorat dapat digunakan
sebagai agen pengering.
Unsur-unsur Ca, Sr, Ba, dan Ra dapat membantuk senyawa kompleks, ion-
ion yang kecil dengan muatan yang tinggi yang mempunyai orbital kosong yang
sesuai akan lebih mudah membentuk kompleks. Harga tetapan pembentukan
kompleksnyasangat bervariasi dan dibedakan menjadi 3 kelompok :
Anion-anion yang kecil dengan muatan yang tinggi dan ligan- ligan mono dan
bidentat tertentu harga tetapan pembentukannya berkurang dengan meningkatnya
ukuran (jari-jari) kristal, Mg >Ca > Sr > Ba.
Anion-anion okso seperti NO3-, SO42-, dan IO4- urutannya sesuai sesuai dengan
jari-jari terhidratnya, Mg < Ca < Sr < Ba.
Untuk ligan-ligan asam hidroksi karboksilat, poli karboksilatdan poliamino
karboksilat logam-logam dalam urutan Mg < Ca> Sr > Ba.
Kalsium dapat membentuk kompleks dengan EDTA dalam suasana basa
menghasilkan kompleks Ca(EDTA)2-, sedang contoh kompleks magnesium yang
dijumpai di alam adalah klorofil.
1. Hubungan Diagonal.
Berilium mempunyai sifat yang berbeda dengan unsur alkalitanah yang lain
tetapi mempunyai sifat yang mirip dengan aluminium pada golongan III antara
lain:
Berilium mempunyai ukuran yang sangat kecil dan muatan yangtinggi sehingga
mudah membentuk senyawa kovalen, titik leburnya rendah dan mudah larut
dalam pelarut organik danterhidrolisa dalam air. Sifat-sifat tersebut mirip dengan
sifat- sifat aluminium. Berilium, bersifat amfoter, dengan basa kuat akan
membentuk garam berilat. Berilium kurang aktif terhadap asam nitrat. Garam-
garam berilium umumnya mudah larut dalam air.Sama halnya dengan karbida
aluminium, hidrolisis karbida berilium akan menghasilkan metana.
Logam-logam alkali memiliki beberapa sifat yaitu lunak, boleh mengikat
dan boleh dipotong. Jika logam-logam tersebut di udara terbuka maka
pemuaiannya akan menjadi kusam, karena logam-logam mudah bereaksi dengan
air dan oksigen, dan biasanya disimpan dalam minyak tanah. Logam-logam alkali
tanah mudah dipotong dan tampak mengikat jika dipotong serta cepat rusak jika di
udara, reaktivitasnya terhadap air berbeda-beda. Unsur-unsur logam alkali dibuat
dengan jalan elektrolisis cairan garamnya, misalnya natrium diperoleh dengan
cara elektrolisis lelehan NaCldengan pemisahan CaCl2 untuk menurunkan titik
leleh CaCl2 (Petrucci, 2014).
Salah satu hal yang harus disadari bahwa setiap unsur memiliki sifat yang
khas berbeda dan unsur lainnya. Pengelompokan unsur dalam satu golongan dapat
dibandingkan dengan pengelompokan makhluk hidup. Kesimpulan sifat diantara
unsur-unsur segolongan pada beberapa golongan, golongan I (logam alkali),
golongan IIA (logam alkali tanah), dan golongan IIIA (Sukartono, 2015).
Sifat fisik logam alkali, yaitu secara umum logam alkali ditemukan dalam
bentuk padat, kecuali cesium yang berbentuk cair. Logam alkali memiliki warna
nyala logam. Pada alkali sangat lunak, termasuk konduktor sangat baik. Sifat
logam alkali, yaitu ketika bereaksi air alkana menghasilkan gas hidrogen dan
logam hidroksida, logam hidroksida yang dihasilkan merupakan basa kuat, reaksi
yang dihasilkan merupakan reaksi elektron, reaksi dengan hidrogen akan
membentuk senyawa hibrida yang memiliki bilangan oksidasi -1 (Sukartono,
2016).Unsur- unsur golongan alkali hanya mempunyai satu elektron valensi yang
terlibat dalam pembentukan ikatan logam.Oleh karena itu, logam ini
mempunyai/memiliki energi kohesi yang kecil yang menjadikan logam golongan
ini lunak.Contohnya logam natrium yang lunak sehingga dapat diiris dengan
pisau. Hal ini juga mengakibatkan makin berkurangnya titik leleh dan titik didih
unsur-unsur alkali.
Unsur-unsur alkali adalah reduktor kuat.Kekuatan reduktor dapat dilihat
dari potensial elektrode.Unsur-unsur alkali dapat melarut dalam cairan
amonia.Larutan encer logam alkali dalam amonia cair berwarna biru.Larutan ini
adalah penghantar listrik yang lebih baik daripada larutan garam. Daya hantarnya
hampir sama dengan daya hantar logam murni (Sri, 2013).
Pada saat unsur-unsur alkali di panaskan (diberi energy), electron dalam
atom alkali dan alkali tanah akan mengalami eksitasi, dan pada saat kembali ke
keadaan stabil, setiap setiap atom berbeda-beda dan sangat khas pada setiap unsur
(James, 2013). Dalam sistem periodik panjang unsur-unsur alkali tanah terletak
pada golongan II A, yaitu satu lajur disebelah kanan golongan logam alkali. Unsur
golongan II A berisi Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calsium (Ca), Stronsium
(Sr), Barium electron akan melepas energy radiasi elektromagnetik berupa
pancaran cahaya. Nyala (Ba) dan Radium. Unsur ini bersifat logam karena
cenderung melepaskan elektron. Unsur ini disebut logam alkali tanah karena
oksidasinya bersifat biasa (alkalis) dan senyawa banyak terdapat pada kerak bumi.
Seperti halnya dengan unsur alkali, unsur alkali tanah sangat reaktif walaupun
tidak sereaktif unsur alkali. Unsur alkali tanah dengan dua elektron valensinya
yang sangat mudah dilepaskan menandakan bahwa unsur alkali tanah sangat
bersifat elektropositif, karena unsur golongan ini mudah melepaskan elektron
valensinya. Maka unsur alkali tanah merupakan pereduksi yang baik, walaupun
tidak sebaik sifat pereduksi unsur alkali yang seperiode. Sesuai dengan sifat
keperiodikan unsur- unsur dalam golongannya maka unsur-unsur alkali tanah
makin ke bawah letaknya dalam susuan berkala makin elektropositif. Karena
makin ke bawah letaknya makin banyak pula jumlah lintasannya sehingga jari-
jarinya makin besar pula. Sifat pereduksi logam alkali tanah lebih kecil dari logam
alkali dan jari-jari ion logam tanah lebih kecil dari alkali (Surakkiti, 2012).
Energi hidrasi ion alkali tanah lebih besar dari alkali. Karena energi itu
bergantung pada jari-jari ion dan besarnya muatan. Muatan ion alkali tanah lebih
besar dari ion alkali, maka daya tarik tersebut lebih kuat pada logam alkali tanah
dibandingkan dengan logam alkali (Syukri, 2012).
Logam alkali tanah terdiri atas berilium, magnesium, kalsium, stronsium,
barium, dan radium.Unsur-unsur dalam golongan alkali tanah mempunyai banyak
kemiripan sifat dengan golongan alkali, yaitu sama-sama dapat membentuk
basa.Namun, basa yang dihasilkan oleh logam alkali tanah lebih lemah
dibandingkan dengan basa dari logam alkali (Rufaidah, 2012).
Anggota unsur alkali tanah yang terdiri dari berelium (Be), magnesium
(Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), dan unsur radioaktif radium
(Ra). Di antara unsur-unsur ini Mg dan Ca yang terbanyak terdapat di kerak bumi.
Atom- atom golongan ini memiliki konfigurasi elektron np6(n + 1)s2 kecuali Be.
Kerapatan unsur-unsur golongan ini lebih besar dari unsur alkali dalam satu
periode.Unsur- unsur ini mempunyai dua elektron valensi yang terlibat dalam
ikatan logam. Oleh karena itu dibandingkan dengan unsur golongan IA,
unsurunsur ini lebih keras, energi kohesinya lebih besar, dan titik lelehnya lebih
tinggi.Titik leleh unsur-unsur alkali tanah tidak berubah secara teratur karena
mempunyai struktur kristal yang berbeda. Misal unsur Be dan Mg memiliki
struktur kristal heksagonal terjejal, sedangkan struktur kristal unsur Sr berbentuk
kubus berpusat muka dan struktur kristal unsur Ba berbentuk kubus berpusat
badan(Sri, 2012).
Kecenderungan tiap unsur dalam menarik electron berbeda-beda.Besarnya
kecenderungan suatu atom untuk menarik electron disebut dengan
keelektronegatifan. Nilai keelektronegatifan berkaitan dengan afinitas electron
dan energy ionisasi (Charles, 2012).
Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa Azolla mycrophylla dapat
digunakan sebagai pupuk. Dari hasil penelitian pembuatan kompos Azolla
merupakan kompos yang sangat cepat terurai, dalam waktu 2 minggu kompos
sudah siap digunakan untuk itu Azolla dapat digunakan dengan
membenamkannyasecara langsung kedalam tanah. Hal ini sesuai dengan Fitra
(2015) bahwa Azolla spdapat Berdasarkan komposisi kimia. Azolla sangat efektif
digunakan sebagai pupuk organik untuk memperbaiki struktur tanah juga
kandungan N,P,K yang sangat tinggi pada azolla. dibandingkan sumber
Kandungan hara yang tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan vegetative
tanaman seperti daun. Salah satu indikator pertumbuhan dan perkembangan
tanaman adalah parameter daun. Menurut Guritno (1995) dalam Huda,
Widaryanto dan Nugroho (2016) menyatakan bahwa parameter daun sangat
diperlukan selain sebagai indicator pertumbuhanHasil analisispH kompos azolla
yang netral dan cenderung basa sangat efektif dalam menetralkan tanah. Salah
satu keunggulan kompos dibandingkan dengan pupuk kimia adalah kompos tidak
menurunkan pH tanah dan tidak terlarut air sehingga dosis penggunaan
kompospada penanaman kedepan bisa diturunkan bahkan pengapuran tidak
diperlukan apabila kadar penggunaan kompos sangat besar sehingga kompos
sangat efektif dalam menetralkan pH tanah. Suntoro (2003) melaporkan bahwa
penambahan bahan organik pada digunakan denganmembenamkannya secara
langsung kedalam tanah. Dengan cara demikian dapat menghemat pupuk Urea 60
– 80% dari total kebutuhan pertumbuhan padi. Lebih lanjut BATAN (2010)
menambahkan bahwa penggunaan azolla dapat menghemat penggunaan pupuk
Nitrogen anorganik sebanyak 25- 50%. bahan organik lainnya dapat dijadikan
sumber unsur hara sangat penting bagi tanah maupun tanaman untuk
mempertahankan kesuburan tanah dan meningkatkan produksi tanaman.juga
sebagai indicator pertumbuhan juga sebagai data penunjang untuk menjelaskan
proses pertumbuhan yang terjadi seperti pada pembentukan biomassa tanaman,
dijelaskan pula bahwa pengamatan daun dapat didasarkan atas fungsinya sebagai
penerima cahaya dan alat fotosintesis.tanah masam antara lain inseptisol,
ultisoldan andisol mampumeningkatkan pH tanah dan mampu menurunkan Al
tertukar tanah. Peningkatan pH tanah terjadi apabila bahan organik telah
terdekomposisi lanjut (matang) karena bahan organik yang telah termineralisasi
akan melepaskan mineralnya berupa kation-kation basa. Hal ini membuktikan
bahwa penggunaan kompos memberikan pengaruh lebih baik terhadap
karakteristik tanah masam dibanding pengapuran.
Pada sistem periodik unsur kimia, golongan merupakan kolom vertikal
yang terdapat pada tabel periodik kimia. Golongan berisi unsur-unsur yang
memiliki susunanelektron terluar yang sama. Karena memiliki elektron yang
sama, unsur-unsur tersebut memiliki sifat kimia yang sama dan ditulis dengan
urutan bilangan romawi. Unsur-unsur pada golongan B dinamakan logam
transisi. Golongan A dinamakan golongan utama
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat
Gambar (1) Tabung reaksi (2) Pipet tetes (3) Spritus

(4) Rak tabung (5) Pipet skala

3.2 Bahan

1. MgCl2, CaCl2, dengan konsentrasi 0,5 M


2. Magnesium dan kalsium3. H2SO4 0,5 M
3. NaOH 0,5 M
4. Aquadest
3.3 Cara Kerja

A. Reaktifitas unsur
Siapkan alat dan bahan yang di gunakan. Siapkan 2 buah tabung reaksi,
kemudian diisi dengn 2 ml aquadest. Magnesium dan kalsium dalam jumlah
tertentu dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Diamati reaksi yang terjadi, jika
tidak terjadi reaksi (ditandai dengan adanya gelembung-gelembung gas). Tabung
reaksi kemudian dipanaskan hingga terjadinya reaksi. Dinginkan tabung reaksi,
kemudian ditambahkan indicator fenoftalin dan diamati perubahan yang terjadi.
B. Kelarutan Garam Sulfat
Siapkan 4 buah tabung reaksi. Tabung reaksi (1) diisi dengan larutanMgCl2,
tabung reaksi (2) diisi dengan larutan CaCl2, tabung reaksi (3) diisi dengan
larutan SrCl2, dan pada tabung reaksi (4) diisi dengan larutan BaCl2 masing-
masing diisi larutan 1 ml. Setiap tabung reaksi ditambahkan dengan larutan
H2SO4 0,5 M sebanyak 1 ml. Diamati setiap perubahan yang terbentuk pada
setiap tabung.
C. Kelarutan Garam Hidroksida
Siapkan 4 tabung reaksi. Pada tabung reaksi (1) diisi dengan larutan MgCl2,
tabung reaksi (2) diisi dengan larutan CaCl2, tabung reaksi (3) diisi dengan
larutan SrCl2 dan tabung reaksi (4) diisi dengan larutan BaCl2, kemudian pada
setiap tabung diisi larutan sebanyak 1 ml. Setiap tabung reaksi ditambahkan
larutan NaOH 0,5 M sebanyak 1 ml. diamati endapan yang terbentuk, dan
kemudian dibandingkan dengan endapan yang terbentuk pada setiap tabung.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Pengamatan :
a. Reaktifitas Unsur
Unsur Aquadest Pemanasan Penambahan indicator Ketera
PP ngan
Magnesi Tidak Terjadi Tidak ada Berwarna Ungu violet
um reaksi gelembung
Kalsi Tidak Terjadi Tidak ada Berwarna Ungu pekat
um reaksi gelembung

b. Pengendapan Garam Sulfat


Larutan Penambahan Keterangan
H2SO4
MgCl2 Tidak Ada Tidak Terjadi Reaksi
Endapan
CaCl2 Tidak Ada Tidak Terjadi Reaksi
Endapan
SrCl2 Ada Endapan Terjadi Reaksi
BaCl2 Ada Endapan Terjadi Reaksi

c. Pengendapan Garam Hidroksida


Larutan Penambahan NaOH Keterangan
MgCl2 Tidak Ada Endapan Terjadi Reaksi
CaCl2 Ada Endapan Terjadi Reaksi
SrCl2 Tidak ada endapan Tidak terjadi reaksi
BaCl2 Tidak ada Endapan Tidak terjadi reaksi

Reaksi : Reaksi
a. Mg + H2O MgO + 2H+

Ca + H2O CaO + 2H+

b. MgCI2+ H2SO4 MgSO4 + 2HCL

CaCI2 + H2SO4 CaSO4+2HCI

SrCl2 + H2SO4 SrSO4 + 2HCl

BaCl2 + H2SO4 BaSO4 +2HCl

c. MgCI2+ NaOH Mg(OH)2 +2NaCI

CaCl2+ NaOH Ca(OH)2+2NaCl

SrCl2 + NaOH Sr(OH)2+2NaCI

BaCI2+ NaOH Ba(OH)2+2NaCI

Pembahasan :
a. Reaktifitas Unsur
Unsur Mg saat Penambahan aquades tidak mengalami reaksi. Unsur Ca pada
saat penambahan aquades tidak mengalami reaksi. Hal ini tidak sesuai dengan
teori (vogel,bagian 1, 1985). Dikarenakan mungkin praktikan yang kurang
teliti dan alat yang digunakan terkonntaminasi zat lain.
b. Pengendapan Asam Sulfat
Secara teori dijelaskan bahwa apabila larutan yang bersifat asam (H 2SO4)
direaksikan dengan golongan IIA maka semakin ke bawah akan semakin
mudah larut, pada percobaan yang telah dilakukan telah sesuai (vogel,bagian
1, 1985)
c. Pengendapan garam Hidroksida
Secara teori dijelaskan bahwa apabila larutan yang bersifat basa (NaOH)
direaksikan dengan unsur golongan II A maka semakin ke bawah akan
semakin larut.Pada percobaan yang telah dilakukan telah sesuai dengan teori
(vogel,bagian I, 1985)
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpukan bahwa :
Golongan alkali I A dan golongan alkali (tanah) II A
Unsur logam alkali (1A) terdiri dari litium, natrium, kalium, rubidium,
sesium, dan fransium. Unsur ini mempunyai energi ionisasi paling kecil
karena mempunyai konfigurasi elektron ns1. Oleh karena itu, unsur logam
alkali mudah melepaskan elektron dan merupakan reduktor yang paling
kuat. Unsur alkali merupakan logam lunak, berwarna putih mengkilap,
konduktor yang baik, dan mempunyai titik leleh yang rendah, serta
ditemukan dalam bentuk garamnya. Unsur logam alkali tanah (IIA) ini
terdiri dari Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra. Golongan ini memiliki sifat-sifat
yang mirip dengan golongan IA. Perbedaannya adalah bahwa golongan IIA
ini memiliki konfigurasi elektron ns2 dan merupakan reduktor yang kuat.
Meskipun lebih keras dari golongan IA, tetapi golongan IIA ini tetap relatif
lunak, perak mengkilat, dan memiliki titik leleh dan kerapatan lebih tinggi.

5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Laboratorium
Lebih menjaga kebersihan dan kenyamanan laboratorium dan
menyediakan alat dan bahan yang lengkap.
5.2.2 Saran Untuk Asisten
Saya harap kakak dapat selalu sabar dalam membimbing kami dan
tetap mempertahankan sifat ramah kepada para praktikan.

AYAT YANG BERHUBUNGAN

Ayat yang berhubungan (Q.S Al-Baqarah : 29)


“Dialah Allah yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian
dia menuju ke langit, lalu dia menyempurnakan menjadi tujuh langit. Dan dia
maha mengetahui segala sesuatu.” ( Al-Baqarah: 29 ).
Penjelasan : Dialah Allah yang menciptakan segala apa yang ada di bumi
untukmu kemudian dia menuju ke langit, lalu dia menyempurnakan menjadi
tujuh langit. Dan dia maha mengetahui segala sesuatu.
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, (2016). Katalis Jurnal Penelitian Kimia dan Pendidikan Kimia.
Basri, (2012). Kamus Kimia/Sarjoni|OPAC Perpustakaan Nasional RI.
Charel, (2012). Teori Atom dan Sejarah Perkembangan Sistem Priodik.
Collenge,(2015). Kimia Dasar: Konsep Materi.
Keenan, (2013).Ilmu kimia untuk Universitas. Cetakan II. Jakarta: Erlangga.

Petrucci, (2014). Kimia Dasar : Prinsip dan Terapan Modern / Ralph H. Petrucci;
Alih Bahasa: Suminar Achmadi.
Rufaidah, (2012). Buku Kimia Kelas X. Klaten : Intan Pariwara.
Sri., (2013). Pembuatan Kitosan dari Cangkang Udang dan Aplikasinya Sebagai
Adsorben Untuk Menurunkan Kadar Logam Cu. Seminar Nasional
FMIPA
2013, IKIP Mataram.
Surakkiti, (2012). Kimia/OPAC Perpustakaan Nasional RI.
Sugiarto, (2013). Kimia Umum. Surabaya: Uneserpress.
Sukartono, (2015), eranan Biochar Sebagai Pembenah Tanah Pada Pertanaman
Jagung Di Tanah Lempung Berpasir (Sandy Loam) Semiarid Tropis
Lombok Utara. Buana Sains Vol 12 No 1: 91-98
Syamsidar, (2013). Dasar Reaksi Kimia Anorganik.
Syukri, (2017). imia dasar jilid 2 / Syukri S.
Yusnidar Yusuf, (2018). Belajar Mudah Kimia Analisi.
Zahraade, (2021). Review Literatur Media Pembelajaran Kimia Pada Materi
Kimia Unsur.

Anda mungkin juga menyukai