Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN MODUL

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Tanggal Praktikum : 14 Oktober 2021


Judul Praktikum : Sifat-Sifat Unsur

Disusun Oleh :

Kelompok : 9 (Sembilan)
Program Studi : Teknik Lingkungan

Nama :
Maura Maharani (2109046009)
Shafarudin Nur (2109046046)

Asisten Praktkum :
Annisha Febriyanti Mevhia Putri (2009066021)

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di alam ini terdapat berbagai macam benda. Setiap benda-benda memiliki
zat-zat penyusunnya. Apabila zat-zat ini dibagi dan terus dibagi, maka akan
menghasilkan suatu zat tunggal yang tidak dapat dibagi lagi, zat tersebut
adalah unsur. Unsur adalah zat kimia yang tidak dapat dibagi lagi dijadikan
zat yang bertambah kecil, atau tidak dapat diubah dijadikan zat kimia lain
dengan menggunakan metode kimia biasa. Unsur dapat ditemukan dalam
keadaan bebas di udara, seperti oksigen dan nirogen maupun unsur yang
berada didalam tanah, seperti fosfor dan iodin. Unsur juga memiliki bentuk
atau wujud yang berbeda-beda, ada yang berwujud padat, cair, dan gas. Selain
memiliki wujud yang berbeda, unsur juga memiliki sifat yang berbeda-beda.

Pada tabel periodik unsur terdapat unsur unsur yang dikelompokkan dalam
suatu golongan atau suatu periode. Dalam tabel periodik unsur dikenal unsur
golongan utama dan unsur golongan transisi. Golongan IA dan IIA
merupakan unsur unsur dari golongan utama. Golongan IA merupakan unsur
alkali yang terdiri dari lithium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb),
sesium (Cs), dan fransium (Fr). Golongan IIA merupakan unsur alkali tanah
yang terdiri dari berilium (Be), magnesium (Mg), kalsium (Ca), strosium (Sr),
Barium (Ba), dan radium (Ra). Unsur-unsur yang diletakkan dalam satu
golongan adalah kelompok unsur-unsur yang dalam satu periodik memiliki
sifat-sifat yang mirip.

Oleh karena itu, Praktikum kimia dasar tentang sifat-sifat unsur ini dilakukan
untuk mengetahui sifat-sifat unsur golongan IA yaitu golongan alkali dan
golongan IIA yaitu Alkali tanah. Selain itu, untuk mengetahui kereaktifan dan
kelarutan unsur.
1.2. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui sifat-sifat unsur golongan IA dan IIA
b. Mengetahui kereaktifan serbuk Mg
c. Mengetahui kelarutan BaCl2, MgCl2, SrCl2, dan CaCl2 dalam H2SO4
d. Mengetahui kelarutan BaCl2, MgCl2, SrCl2, dan CaCl2 dalam NaOH.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Setelah para ahli secara terus-menerus menemukan unsur-unsur baru, maka


jumlah unsur semakin banyak dan hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam
mempelajarinya, jika tidak ada cara yang praktis untuk mempelajarinya. Oleh
karena itu, para ahli berusaha membuat pengelompokan sehingga unsur-unsur
tersebut tertata dengan baik. Puncak dari usaha tersebut adalah terciptanya suatu
tabel unsur yang disebut sistem periodik unsur. Sistem periodik unsur ini
mengandung banyak sekali informasi tentang sifat-sifat unsur, sehingga sangat
membantu dalam mempelajari unsur-unsur yang kini berjumlah tidak kurang dari
118, yang meliputi unsur alam dan unsur sintesis (Utami et, al. 2009)

Saat ini sudah di temukan 115 dan masih akan ditemukan lagi unsur-unsur baru
lainnya. Unsur-unsur ini ada yang bersifat mirip ada yang sama sekali berbeda
dengan yang lain. Sistem periodik unsur yang sekarang ini adalah berdasarkan
kenaikan nomor atom dan penempatan unsur-unsur dengan sifat-sifat yang mirip
ditempatkan dalam satu golongan. Pengelompokan unsur-unsur disebut juga
sistem periodik unsur-unsur tersebut didasarkan atas adanya kemiripan sifat-
sifatnya pengelompokkan ini mengalami perkembangan dari mulai
pengelompokan unsur berdasarkan system lavosier, Dalton, JAK Newleand,
Mandeleev dan sistem periodik modern yang kita gunakan sampai sekarang.
Berikut ini penjelasan dari pengelompokan unsur-unsur:
a. Lavoisier
pada 1789, Antonie Lavoisier mengelompokkan 33 unsur kimia. Pengelompokan
unsur tersebut berdasarkan sifat kimianya. Unsur-unsur kimia dibagi menjadi
empat kelompok. Yaitu gas, tanah, logam, dan non logam. Pengelompokan ini
masih terlalu umum karena ternyata dalam kelompok unsur logam masih terdapat
berbagai unsur yang memiliki sifat berbeda. Kelebihan dari teori Lavoisier adalah
sudah mengelompokkan 33 unsur yang ada berdasarkan sifat kimia sehingga bias
dijadikan referensi bagi ilmuan-ilmuan setelahnya.
b. John Dalton
John Dalton mengemukakan bahwa unsur dari atom yang berbeda mempunyai
sifat dan massa yang berbeda. Massa atom diperoleh dari perbandingan massa
atom unsur terhadap massa atom unsur hydrogen. Berangkat dari teorinya itu
Dalton mengelompokkan zat-zat yang berupa unsur-unsur (sebanyak 36 unsur)
berdasarkan kenaikan massa atomnya.

c. J. Newlands (1863-1865)
J. Newlands merupakan orang pertama yang mengelompokan unsur-unsur
berdasarkan kenaikan massa atom relatif. Newlands mengumumkan penemuannya
yang disebut hukum oktaf. Ia menyatakan bahwa sifat-sifat unsur berubah secara
teratur. Unsur pertama mirip dengan unsur kedelapan, unsur kedua mirip dengan
unsur kesembilan, dan seterusnya. Daftar unsur yang di susun Newlands
berdasarkan hukum oktaf. Disebut hukum oktaf karena beliau mendapati bahwa
sifat-sifat yang sama berulang pada setiap unsur ke delapan dalam susunan
selanjutnya dan pola ini menyerupai oktaf music. Kelemahan dari teori ini adalah
dalam kenyataannya masih ditemukan beberapa oktaf yang isinya lebih dari
delapan unsur.

d. Dimitri Mendeleev
Pada tahun 1869 seorang sarjana asal rusia bernama Dimitri Ivanovich
Mandeleev, berdasarkan pengamatan terhadap 63 unsur yang sudah dikenal ketika
itu, menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom
relatifnya. Tabel Sistem Periodik Mandeleev yang disempurnakan (1871) terdiri
atas golongan (lajur tegak) dan periode (deret mendatar).
(Yusuf, 2018)

Pada tahun 1817, kimiawan Jerman, Dobereiner mengamati adanya keteraturan


sifaat-sifat unsur. ia mencatat bahwa terdapat kemiripan sifat di antara berbagai
kelompok unsur yang beranggotakan tiga, misalnya:Li-Na-K, Ca-Sr-Ba, F-Cl-Br,
dan lain-lain. Hal tersebut ia namai sebagai aturan triads. Dengan semakin
banyaknya unsur-unsur baru yang ditemukan, aturan triads tidak lagi relevan
karena ternyata terdapat unsur-unsur lain yang juga memiliki kemiripan sifat dari
tiga, misalnya:Li-Na-K-Rb-Cs-Fr, Mg-Ca-Sr-Ba-Ra, F-Cl-Br-I-At, dan lain-lain
(Suyanta, 2019)

Golongan adalah lajur tegak pada tabel periodik unsur. Unsur-unsur yang ada
dalam satu lajur tegak adalah unsur-unsur segolongan, terdapat delapan golongan
utama dan delapan golongan transisi (Yusuf, 2018)

Sifat unsur dibedakan menjadi dua, yaitu unsur logam dan nonlogam. Unsur
logam dan nonlogam menempati posisi yang khas di dalam tabel periodik. Unsur-
unsur logam terdapat disebelah kiri sedangkan unsur-unsur nonlogam terdapat di
sebelah kanan tabel periodik. Pada table periodik, sifat-sifat logam semakin ke
bawah semakin bertambah sedangkan semakin ke kanan semakin berkurang.
Unsur bagian kiri table periodic (IA dan IIA) memiliki sifat logam paling kuat,
sedangkan unsur-unsur paling kanan (VIIA) mempunyai sifat non logam paling
kuat. (Setyawati, 2009)

Unsur-unsur golongan 1 dan 2 dalam tabel periodik merupakan unsur-unsur


logam, unsur golongan 1 disebut kelompok logam alkali sedang unsur golongan 2
disebut logam-logam alkali tanah. Unsur unsur yang terdapat dalam satu golongan
mempunyai kemiripan konfigurasi elektron, Adanya kemiripan tersebut yang
menyebabkan unsur-unsur yang berada dalam satu golongan mempunyai sifat
sifat kimia yang mirip. (Sriatun et, al. 2012)

Unsur-unsur alkali meliputi Litium, Natrium, Kalium, Rubidium, Cesium dan


Fransium. Unsur-unsur tersebut mempunyai satu elektron terakhirnya mengisi
orbital n s dimana n dari 2 hingga 7. Logam-logam alkali hanya mempunyai satu
elektron valensi per atom logam sehingga energi ikat dalam kisi kristalnya relatif
lemah karenanya logamnya bersifat lunak dan titik lelehnya rendah. (Sriatun et, al.
2012)
Sifat sifat fisika unsur alkali, atom-atom unsur alkali mempunyai jari-jari atom
terbesar dibandingkan atom lain yang terletak dalam satu perioda, besarnya jari-
jari atom tersebut akan menyebabkan rendahnya berat jenis unsur-unsur tersebut.
Semua ion unsur alkali mempunyai konfigurasi elektron gas mulia yakni semua
elektronnya berpasangan sehingga bersifat diamagnetik dan tak berwarna.
Elektronegatifitas unsur-unsur alkali lebih rendah dari unsur-unsur lain yang
terletak dalam satu perioda. Sifat kimia unsur alkali, logam-logam golongan 1
adalah diatomik dalam keadaan uap dengan orde ikatan 1,0. Energi dissosiasi
berkurang secara teratur dari untuk unsur unsur satu golongan dari atas kebawah.
Semua logam bebas dari unsur golongan 1 reaktif terhadap reaktan kimia kecuali
N2, reaktifitasnya meningkat dengan berkurangnya harga potensial ionisasi unsur-
unsur tersebut (Sriatun et, al. 2012)

Unsur-unsur golongan 2 terdiri dari Berilium, Magnesium, Calsium, Stronsium,


Barium dan Radium, semua unsur tersebut mempunyai konfigurasi elektron yang
mirip, dua elektron terakhir mengisi orbital terluar n s2 dimana n dari 2 hingga 7,
unsur-unsur tersebut mempunyai sifat yang mirip kecuali berilium. Unsur-unsur
dan senyawa senyawa dari Ca, Sr, Ba dan Ra mempunyai sifat fisik dan kimia
yang bervariasi secara sistematis dengan kenaikan ukuran seperti unsur-unsur
golongan 1. (Sriatun et, al. 2012)

Sifat fisika unsur alkali tanah, jari-jari atom logam alkali tanah lebih kecil
dibanding dengan jari-jari atom logam alkali yang terletak dalam satu periode.
Sifat elektropositif unsur alkali tanah semakin meningkat dengan meningkatnya
ukuran atom, sehingga radium merupakan unsur yang paling elektropositif dan
senyawanya bersifat paling ionic diantara unsur-unsur alkali tanah. Sifat kimia
unsur-unsur alkali tanah, reaktifitas relatif logam-logam bebas alkali tanah
terhadap oksidator berbanding terbalik dengan energi ionisasinya, reaktifitas
meningkat dengan meningkatnya ukuran atom (Sriatun et, al.2012)
BAB III
METODE

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat-alat
a. Rak dan tabung reaksi
b. Penjepit tabung
c. Spatula
d. Pipet tetes
e. Gelas kimia
f. Kompor listrik
g. Labu ukur

3.1.2. Bahan-bahan
a. MgCl2
b. CaCl2
c. BaCl2
d. SrCl2
e. NaOH 0,5 M
f. H2SO4
g. Indikator PP
h. Serbuk magnesium
i. Akuades

3.2. Prosedur Percobaan


3.2.1. Percobaan 1 (Uji kereaktifitas serbuk magnesium)
a. Dimasukkan 2 ml akuades kedalam tabung reaksi
b. Dimasukkan indikator PP 2 tetes
c. Dimasukkan sedikit serbuk magnesium
d. Dihomogenkan larutan tersebut dan diamati
e. Dipanaskan larutan serbuk magnesium dengan kompor listrik
f. Diamati perbedaan larutan serbuk magnesium yang dipanaskan
dengan yang tidak dipanaskan.

3.2.2. Percobaan 2 (Uji kelarutan garam sulfat)


a. Dimasukkan larutan MgCl2 kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
b. Dimasukkan larutan CaCl2 kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
c. Dimasukkan larutan BaCl2 kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
d. Dimasukkan larutan SrCl2 kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
e. Dimasukkan H2SO4 ke setiap tabung reaksi tersebut
f. Dilihat perbedaannya.

3.2.3. Percobaan 3 (Uji kelarutan garam hidroksida)


a. Dimasukkan larutan MgCl2 kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
b. Dimasukkan larutan CaCl2 kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
c. Dimasukkan larutan BaCl2 kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
d. Dimasukkan larutan SrCl2 kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
e. Dimasukkan NaOH 0,5 M kedalam tiap-tiap tabung reaksi
f. Dilihat dan diamati perubahannya.
BAB IV
TUGAS

4.1 Soal Paket B


a. Apa yang kamu ketahui tentang indikator PP?
b. Jika serbuk magnesium di masukkan terlalu banyak apakah akan
berpengaruh terhadap perubahan warna?
c. Mengapa CaCl2 dicampur dengan H2SO4 berubah warna menjadi
keruh?
d. Apa yang terjadi pada larutan MgCl2 jika direaksikan dengan NaOH?
e. Jelaskan perbedaan dari larutan CaCl2 dan SrCl2 yang direaksikan
dengan NaOH?

4.2 Jawaban
a. Indikator PP adalah indicator asam-basa sintetik yang memiliki
rentang pH antara 8,00-10,0. Indicator PP digunakan untuk
mengetahui apakah larutan yang digunakan bersifat asam atau basa.
Jika dimasukkan kedalam larutan asam dan netral, warna nya tidak
berubah. Tetapi jika dimasukkan kedalam larutan basa, warnanya
akan berubah menjadi merah.
b. Serbuk magnesium apabila dimasukkan terlalu banyak tidak akan
berpengaruh pada perubahan warna. Karena perubahan warna terjadi
dikarenakan adanya indikator PP. Apabila indikator PP yang
dimasukkan lebih banyak maka warna akan berubah warna menjadi
lebih pekat.
c. CaCl2 apabila dicampur dengan H2SO4 akan berubah menjadi keruh
dan memiliki sedikit endapan. Sedikitnya endapan yang terbentuk ini
menandakan bahwa kelarutan garam sulfida dalam CaCl2 itu besar.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kelarutan garam sulfat
pada golongan IIA semakin kebawah kelarutannya semakin kecil.
d. Larutan MgCl2 apabila direaksikan dengan NaOH yang semula
bening akan berubah menjadi keruh dan terdapat endapan. Hal ini
dikarenakan kelarutan garam hidroksida pada golongan IIA atau
alkali tanah semakin meningkat atau besar dari atas ke bawah.
e. Perbedaan yang terdapat pada CaCl2 dan SrCl2 yang direaksikan
dengan NaOH, yaitu pada CaCl2 jika direaksikan dengan NaOH
memiliki perubahan yang awalnya bening menjadi putih dan
memiliki endapan, sedangkan pada SrCl2 yang direaksikan pada
NaOH tidak memiliki perubahan, larutan tersebut tetap bening. Hal
ini dikarenakan karena CaCl2 memiliki tingkat kelarutan lebih rendah
dari SrCl2 sehingga CaCl2 menghasilkan endapan sedangkan SrCl2
tidak. Dapat disimpulkan bahwa kelarutan garam hidroksida semakin
besar atau meningkat dari atas kebawah dalam satu golongan.
DAFTAR PUSTAKA

Setyawati, Arifatun Anifah. 2009. Kimia: Mengkaji Fenomena Alam Untuk Kelas
X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sriatun, Taslimah, dan Suhartana. 2012. BUKU AJAR KIMIA UNSUR. Semarang:
UPT UNDIP Press.

Suyanta. 2019. BUKU AJAR KIMIA UNSUR. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.

Utami, Budi, dkk. 2009. Kimia 1: Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Yusuf, Yusnidar. 2018. KIMIA DASAR Panduan untuk belajar. Jakarta:


EduCenter Indonesia.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai