PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
a) Logam
Sifat logam :
Dapat menghantarkan panas dan listrik (kerapatan tinggi )
Mudah di bentuk atau padat (dapat di tempat dan diregangkan seperti
kawat).
Mengkilap terlebih jika digosok.
Pada umumnya berwujud padat pada suhu kamar.
Bersifat reduktor atau basa ( mengalami oksidasi = melepaskan
elektron)
b) Nonlogam
Sifat non logam :
Tidak dapat menghantarkan panas dan listrik (kerapatan rendah )
Yang berwujud padat umumnya rapuh (sukar di bentuk).
Tidak mengkilap atau buram
Ada yang berwujud padat, cair, atau gas.
Bersifat oksidator atau asam (mengalami reduksi = menyerap elektron).
2. Pengelompokkan unsur berdasarkan Triade Dobreiner
Pada tahun 1829 Johan Wolfgan Dobereiner (1780 – 1849) membagi
unsur – unsur dalam kelompok – kelompok yang terdiri dari tiga unsur
yang di sebut Triade. Menurutnya, anggota triade yang berada di tengah
memiliki sifat – sifat diantara kedua anggota triade lainnya dan memiliki
massa atom relatif yang merupakan rata – rata dari unsur yang
mengapitnya.
Sebagai contoh, kelompok unsur klor (Cl), brom (Br),dan Iod (I), di
mana brom memiliki massa atom relatif rata – rata dari massa atom Klor
dan Iod. Klor berwujud gas, iod berwujud padat, maka Brom dapat di
ramalkan berwujud di antaranya, yaitu cair. Demikian pula kelompok
triade Li,Na,K dan Ca,Sr,Ba. Kereaktifan unsur Na berada diantara
kereaktifan unsur Li dan K.
3
Dalam perkembangannya pengelompokkan triade ini dirasakan tidak
efesien mengingat semakin banyaknya unsur – unsur di temukan dan
anggota suatu kelompok unsur tidak hanya terdiri tiga unsur. Namun
bagaimanapun Tried Doberier merupakan pijakan awal dari pembuatan
sistem periodik yang ada sekarang.
3. Pengelompokkan Unsur Berdasarkan Hukum Newlands
Pada tahun 1869 Jhon Alexander Reina Newlands (1838–1898)
mencoba mengelompokkan unsur – unsur berdasarkan pertambahan
(kenaikan) massa atom. Ternyata Newlands menemukakan bahwa
pengulangan sifat – sifat unsur sesuai dengan pengulangan not lagu
(oktaf), artinya unsur kesatu memiliki sifat yang sama dengan unsur
kedelapan, unsur kedua memiliki sifat yang sama dengan unsur
kesembilan, dan seterusnya. Keteraturan yang ditemukan Newlands ini
terkenal dengan sebutan Hukum Oktaf Newlands. Sama halnya
Dobereiner, dalam perkembangannya pengelompokkan Newlands ini
dirasakan kurang efesien dan tak mampu menampung jumlah unsur yang
semakin banyak.
Tabel Daftar Oktaf Newlands
1. H 2. Li 3. Be 4. B 5. C 6. N 7. O
8. F 9. Na 10. Mg 11. Al 12. Si 13. P 14. S
15. Cl 16. K 17. Ca 18. Ti 19. Cr 20. Mn 21. Fe
22. Co, Ni 23. Cu 24. Zn 25. Y 26. In 27. As 28. Se
29. Br 30. Rb 31. Sr 32. Ce, La 33. Zr 34. Di, Mo 35. Ro, Ru
36. Pd 37. Ag 38. Cd 39. U 40. Sn 41. Sb 42. Te
43. I 44. Cs 45. Ba, v 46. Ta 47. W 48. Nb 49. Au
50. Pt, Ir 51. Os 52. Hg 53. Ti 54. Pb 55. Bi 56. Th
Hukum Oktaf hanya berlaku untuk unsur – unsur ringan. Jika di
teruskan, ternyata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Zn
mempunyai sifat yang cukup perbeda dengan Be, Mg, dan Ca. Hal itu
merupakan kelemahan hukum oktaf. Anggapan akan kegagalan usaha
pengelompokkan unsur – unsur oleh Newlands memunculkan upaya baru
dari para ahli kimia untuk mencari pola pengelompokkan unsur – unsur
yang lebih tepat.
4. Pengelompokkan Unsur Berdasarkan Meyer dan Mendeleev.
4
Pada tahun 1869, Julius Lothar Meyer di jerman dan Dmitri
Ivanovich Mendeleev di rusia, masing – masing mengumumkan sistem
pengelompokkan unsur – unsur yang lebih sempurna. Mendeleev
menyusun unsur – unsur menurut kenaikan massa atom relatifnya dari kiri
kekanan dan dari atas kebawah.
Unsur – unsur yang sifatnya mirip diletakkan dalam satu lajur
vertikal yang disebut golongan. Sedangkan jalur horizontal untuk unsur-
unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya disebut periode.
Dengan mengelompokkan tersebut, Mendeleev menyimpukan bahwa
“sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atomnya”. Ini di sebut
Hukum Periodik Mendeleev. Meyer menyusun unsur – unsur berdasarkan
sifat - sifat fisika, sedangkan Mendeleev berdasarkan sifat – sifat fisika dan
kimia. Meyer dan Mendeleev menyusun sistem periodik unsur
berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya.
Mendeleev mempunyai kelebihan yaitu berani menukar letak unsur
– unsur demi mempertahankan kemiripan sifat periodik. Meskipun hal itu
menyalahi aturan keperiodikan yang di kemukakan yaitu massa atomnya
menjadi menurun bukan naik. Pengelompokkan unsur – unsur oleh
Mendeleev di mulai dengan menuliskan lambang unsur serta sifat –
sifatnya pada kartu – kartu yang berbeda. Kemudian kartu – kartu di susun
berdasarkan kenaikan massa atom relatif unsur dengan memperhatikan
keperiodikan unsur – unsur tersebut.
Hukum Mendeleev disebut juga Hukum Periodik. Terdapat dua
alasan Hukum Mendeleev jauh lebih maju dibandingkan sistem
pengelompokkan Newlands yaitu : pertama, pengelompokkan yang
dilakukan Mendeleev memiliki massa atom dan sifat – sifat yang lebih
akurat, kedua, pengelompokkan Mendeleev memungkinkan untuk
memprediksi sifat – sifat beberapa unsur yang belum di temukan hingga
saat ini
5
Gambar 2.2 Sistem Periodik Mendeleyef dan Lothar Mayer (1896)
6
Gambar 2.2 Tabel Sistem Periodik Modern
Periode 1 disebut sebagai periode sangat pendek (berisi 2 unsur)
Periode 2 & 3 disebut sebagai periode pendek (berisi 8 unsur)
Periode 4 & 5 disebut sebagai periode panjang (berisi 18 unsur)
Periode 6 disebut sebagai periode sangat panjang (berisi 32 unsur), pada
periode ini terdapat unsur Lantanida yaitu unsur nomor 58 sampai
nomor 71 dan diletakkan pada bagian bawah.
Periode 7 disebut sebagai periode belum lengkap karena mungkin akan
bertambah lagi jumlah unsur yang menempatinya, sampai saat ini berisi 24
unsur. Pada periode ini terdapat deretan unsur yang disebut Aktinida, yaitu
unsur bernomor 90 sampai nomor 103 dan diletakkan pada bagian bawah.
Jumlah golongan dalam sistem periodik ada 8 dan ditandai dengan angka
Romawi. Ada dua golongan besar, yaitu golongan A (golongan utama) dan
golongan B (golongan transisi). Golongan B terletak antara golongan IIA
dan golongan IIIA. Nama-nama golongan pada unsur golongan A
Golongan IA disebut golongan alkali
Golongan IIA disebut golongan alkali tanah
Golongan IIIA disebut golonga boron
Golongan IVA disebut golongan karbon
7
Golongan VA disebut golongan nitrogen
Golongan VIA disebut golongan oksigen
Golongan VIIA disebut golongan halogen
Golongan VIIIA disebut golongan gas mulia
Pada periode 6 golongan IIIB terdapat 14 unsur yang sangat mirip
sifatnya, yaitu unsur-unsur lantanida. Pada periode 7 juga berlaku hal
yang sama dan disebut unsur-unsur aktinida. Kedua seri unsur ini
disebut unsur-unsur transisi dalam. Unsur-unsur lantanida dan aktinida
termasuk golongan IIIB, dimasukkan dalam satu golongan karena
mempunyai sifat yang sangat mirip.
2.3 Sifat-sifat periodik unsur – unsur
1. Jari-jari atom
Jari – jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit terluar. Jari
jari atom bagi unsur unsur segolongan, makin kebawah semakin
besar, maka semakin kebawah letak suatu unsur dalam sistem
periodik, bertambah pula kulit yang dimiliki atom unsur tersebut.
Unsur – unsur seperiode memiliki jumlah kulit yang sama. Akan
tetapi tidaklah berarti bahwa mereka memiliki jari – jari atom yang
sama. Perlu dicatat bahwa semakin ke kanan letak suatu unsur dalam
sistem periodik, semakin kuat gaya tarik inti terhadap elektron, karena
jumlah proton dan jumlah elektron makin ke kanan makin bertambah.
Gaya Tarik inti yang makin kuat menyebabkan – elektron lebih
tertarik ke arah inti. Jadi, jari – jari atom bagi unsur – unsur
seperiode, makin kekanan semakin kecil.
2. Energi ionisasi
Energi ionisasi atau potensia ioniasi adalah energi yang diperlukan
atom untuk melepaskan elektron di kulit terluarnya. Untuk
melepaskan elektron memerlukan energi untuk mengalahkan gaya
tarik inti terhadap elektron.
Unsur-unsur yang segolongan keelektronegatifan makin ke
bawah makin kecil, karena gaya taik-menarik inti makin lemah.
8
Unsur-unsur bagian bawah dalam sistem periodik cenderung
melepaskan elektron. Unsur-unsur yang seperiode
keelektronegatifan makin kekanan makin besar.
Keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh
golongan VII A (unsur-unsur halogen). Harga kelektronegatifan
terbesar terdapat pada flour (F) yakni 4,0, dan harga terkecil terdapat
pada fransium (Fr) yakni 0,7.
Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan
oksidasi (biloks) unsur dalam sutu senyawa. Jika harga
kelektronegatifan besar, berati unsur yang bersangkutan cenderung
menerima elektron dan membentuk bilangan oksidasi negatif. Jika
harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderung melepaskan elektron
dan membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat
bergantung pada elektron valensinya.
3. Afinitas Elektron
Afinitas elektron ialah energi yang dibebaskan atau yang diserap
apabila suatu atom menerima elektron. Jika ion negatif yeng terbentuk
bersifat stabil, maka proses penyerapan elektron itu disertai pelepasan
energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda negatif. Akan
tetapi jika ion negatif yang terbentuk tidak stabil, maka proses
penyerapan elektron akan membutuhkan energi dan afinitas
elektronnya dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang
mempunyai afinitas elektron bertanda negatif mempunyai
kecenderungan lebih besar menyerap elektron daripada unsur yang
afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negatif nilai afinitas
elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap elektron.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semakin kecil dan
gaya tarik inti terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin
mudah menarik elektron dari luar sehingga afinitas elektron semakin
besar.
9
Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin
besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil, maka
atom semakin sulit menarik elektron dari luar, sehingga afinitas
elektron semakin kecil.
4. Sifat Logam
Sifat - sifat unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap,
menghantarkan panas dan listrik, dapat ditempa menjadi lempengan
tipis, serta dapat ditentangkan menjadi kawat / kabel panjang. Sifat-
sifat logam tersebut diatas yang membedakan dengan unsur-unsur
bukan logam. Sifat-sifat logam, dalam sistem periodik makin
kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan makin
berkurang.
Batas unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas
unsur-unsur bukan logam di sebelah kanan pada system periodik
sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris tebal. Unsur-
unsur yang berada pada batas antara logam dengan bukan logam
menunjukkan sifat ganda.
5. Kereaktifan
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada system
periodik, makin ke bawah makin reaktif, karena makin mudah
melepaskan elektron. Unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik,
makin ke bawah makin kurang reaktif, karena makin sukar
menangkap elektron.
Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya
melepas atau menarik elektron. Jadi, unsur logam yang paling reaktif
adalah golongan VIIA (halogen). Dari kiri ke kanan dalam satu
periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga
golongan VIIA. Golongan VIIA tidak reaktif.
6. Titik Leleh dan Titik Didih
Keperiodikan unsur memiliki titik leleh dan titik didih dalam satu
periode, titik cair dan titik didih naik dari kiri ke kanan sampai
10
golongan IVA, kemudian turun drastis. Titik cair dan titik didih
terendah dimiliki oleh unsur golongan VIIIA. Dalam satu golongan,
ternyata ada dua jenis kecenderungan yaitu unsur-unsur golongan
IA – IVA, titik cair dan titik didih makin rendah dari atas ke bawah,
unsur-unsur golongan VA – VIIIA, titik cair dan titik didihnya makin
tinggi dari atas ke bawah.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Sistem periodik unsur adalah susunan unsur-unsur berdasarkan urutan
nomor atom dan kemiripan sifat unsur tersebut.
2. Perkembangan sistem periodik unsur mulai dari pengelompokkan unsur
berdasarkan Sistem Lavoisier, Triad Dobreiner, Newlands, Mendeleev dan
sistem periodik modern yang kita gunakan sampai sekarang.
3. Sifat sistem periodik unsur dapat dilihat dari jari- jari atom, energi ionisasi,
afinitas elektron, sifat logam non logam ,kereaktifan, serta titik leleh dan
didih didih.
3.2 Saran
Setiap penulisan karya ilmiah pasti ada kekurangan maka kami sebagai
penyusun sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena kami
memiliki keterbatasan-keterbatasan yang tidak dapat dipungkiri, untuk itu
kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari Dosen dan Para
pembaca.
12
DAFTAR PUSTAKA
13