Anda di halaman 1dari 20

BAB I

 PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia tidak terlepas
dari berbagai bentuk masalah dalam kehidupan, olehnya para ilmuan selalu mengkaji persoalan
yang terjadi baik dalam lingkungan maupun alam secara keseluruhan. Dengan hal tersebut
sejarah perkembangan yang diangkat lewat latar belakang ini adalah sejarah perkembangan
sistem periodik unsur mulai dari pengelompokkan unsur – unsur yang sederhana hingga
pengelompokkan yang secara modern. Sistem priodik merupakan suatu cara untuk
mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan sifatnya. Pengelompokkan unsur mengalami  sejarah
perkembangan, sifat logam, non logam, hukum-hukum, golongan, periode, dan sifat-sifat
unsur  dalam sistem periodik modern.

1.2   Rumusan  Masalah
Berdasarkan  latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa hal yang menjadi
masalah sebagai berikut :
1.    Bagaimana mendeskripsikan sejarah perkembangan periodik unsur
2.    Menjelaskan pengelompokan unsur-unsur berdasarkan sifat logam dan nonlogam
3.    Pengelompokan unsur-unsur berdasarkan hukum-hukum
4.    Mendeskripsikan perioda dan golongan
5.    Pengelompokan unsur-unsur berdasarkan periodik modern
 6.   Menjelaskan sifat-sifat unsur  dalam sistem periodik unsure
7. Bagaimana sejarah model atom

1.3  Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk memperoleh gambaran tentang pandangan konsep kimia yakni Unsur.
2. Untuk memperkaya  khasanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu kimia terutama yang berkaitan
dengan system C unsure.
3. Agar mampu menjelaskan dan memahami tentang unsur dari C unsur.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur


      Sejak lama beberapa unsur telah menjadi beberapa bagian kehidupan manuasia, seperti
tembaga , perak ,dan emas yang telah digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan maupun
sebagai perhiasan. Seiring waktu para ahli mulai mengetahui bahwa setip unsur memiliki sifat –
sifat yang khas. Namun demikian sifat unsur tersebut di tentukan oleh sifat atom-atomnya. Saat
ini sudah di temukan 115 dan masih akan di temukan lagi unsur – unsur baru lainnya. Unsur –
unsur ini ada yang sifatnya mirip ada yang sama sekali berbeda dengan yang lain. Sistem
periodik unsur yang sekarang ini adalah berdasarkan kenaikan nomor atom dan penempatan
unsur – unsur dengan sifat-sifat yang mirip di tempatkan dalam satu golongan.
Pengelompokkan unsur-unsur disebut juga sistem periodik Unsur-unsur tersebut di dasarkan
atas adanya kemiripan sifat-sifatnya. Pengelompokkan ini mengalami perkembangan dari mulai
pengelompokkan unsure berdasarkan Sistem Lavoisier, Triad Dobreiner, Newlands, Mendeleev
dan sistem periodik modern yang kita gunakan sampai sekarang. Berikut ini penjelasan dari
pengelompokkan unsur – unsur
1. Pengelomokan Unsur Berdasarkan system Lavoiser
Dalam sistem ini pengklasifikasikan unsur di dasarkan pada kemampuan unsur itu untuk
menghantarkan listrik dan panas. Menurut sistem ini unsur di kelompokkan menjadi dua jenis
yaitu:
a.    Unsur logam
Merupakan unsur yang dapat menghantarkan listrik dan panas
Contoh : Besi, Tembaga, Perak, Emas, dan sebagainya.
b.    Unsur non logam
Merupakan unsur yang tidak dapat menghantarkan panas.
Contoh : Belerang, Oksigen, Klor, Nitrogen, Arsen, Fosfor, Hydrogen, dan Karbon.
Dari semua unsur yang sudah di temukan pada masa itu. Sebagian besar unsur kurang
lebih 70% adalah logam sehingga para ahli mengelompokkan unsur menjadi dua bagian yaitu
logam dan nonlogam antara lain sebagai berikut :
 Logam
Sifat-sifat logam :
1.  Dapat menghantarkan panas dan  listrik (Kerapatn tinggi)
2.   Mudah dibentuk atau padat
3. Bersifat reduktor atau basa ( Mengalami oksidasi atau melepaskan elektron )
 Non Logam
Sifat-siat Non logam :
1. Tidak dapat menghantarkan panas
2. Umumnya rapuh ( Pada wujud padat )
3. Bersifat Oksidator atau asam ( Mengalami reduksi atau menyerap elektron )

2. Pengelompokan Unsur Berdasarkan Triade Dobereiner


Pada tahun 1829 Johan Wolfgan Dobereiner (1780 – 1849) membagi unsur – unsur dalam
kelompok – kelompok yang terdiri dari tiga unsur yang di sebut Triade. Menurutnya, anggota
triade yang berada di tengah memiliki sifat – sifat diantara kedua nggota triade lainnya dan
memiliki massa atom relative yang merupakan rata – rata dari unsur yang mengapitnya.
            Contoh pengelompokkan unsure dalam Unsur Triade :
                       
Anggota Triade                                   Massa Atom Relatif
                                    Li                                                         7
                                    Na                                                       23
                                    K                                                         39
Massa atom relatif unsur Na =  ½  ( massa atom Li + massa atom K )
                                              =  ½ ( 7 + 39 )
                                              = 23
 Dalam perkembangannya pengelompokkan triade ini dirasakan tidak efesien mengingat
semakin banyaknya unsur – unsur di temukan dan anggota suatu kelompok unsur tidak hanya
terdiri tiga unsur. Namun bagaimanapun Tried Doberier merupakan pijakan awal dari pembuatan
sistem periodik yang ada sekarang.

3. Pengelompokan Unsur Berdasarkan Hukum Newlands


Pada tahun 1865 Jhon Alexander Reina Newlands (1838–1898) mengelompokkan unsur
– unsur berdasarkan pertambahan ( kenaikan ) massa atom. Ternyata Newlands menemukakan
bahwa pengulangan sifat – sifat unsur sesuai dengan pengulangan not lagu (oktaf), artinya unsur
kesatu memiliki sifat yang sama dengan unsur kedelapan, unsur kedua memiliki sifat yang sama
dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Keteraturan yang ditemukan Newlands ini terkenal
dengan sebutan Hukum Oktaf Newlands. Sama halnya Dobereiner, dalam perkembangannya
pengelompokkan Newlands ini dirasakan kurang efesien dan tak mampu menampung jumlah
unsur yang semakin banyak.
Tabel 2.1 Daftar Oktaf Newlands
1. H 2. Li 3. Be 4. B 5. C 6. N 7. O
8. F 9. Na 10. Mg 11. Al 12. Si 13. P 14. S
15. Cl 16. K 17. Ca 18. Ti 19. Cr 20. Mn 21. Fe
22. Co 23. Cu 24. Zn 25. Y 26. In 27. As 28. Se
       Ni
29. Br 30. Rb 31. Sr 32. Ce 33. Zr 34. Di 35.Ro
      La       Mo Ru
36. Pd 37. Ag 38. Cd 39. U 40. Sn 41. Sb 42. Te
43. I 44. Cs 45. Ba 46. Ta 47. W 48. Nb 49. Au
v
50. Pt, Ir 51. Os 52. Hg 53. Ti 54. Pb 55. Bi 56. Th

Hokum Oktaf hanya berlaku untuk unsur – unsur ringan. Jika di teruskan, ternyata
kemiripan sifat terlalu dipaksakan.
Misalnya, Zn mempunyai sifat yang cukup perbeda dengan Be, Mg, dan Ca. hal itu
merupakan kelemahan hukum oktaf. Anggapan akan kegagalan usaha pengelompokkan unsur –
unsur oleh Newlands memunculkan upaya baru dari para ahli kimia untuk mencari pola
pengelompokkan unsur – unsur yang lebih tepat.

4.Pengelompokan Unsur Berdasarkan Meyer dan Mendeleve


Pada tahun 1969, Julius Lothar Meyer di jerman dan Dmitri  Ivanovich Mendelevedi
rusia, masing – masing mengumumkan system pengelompokkan unsur – unsur yang lebih
sempurna. Mendeleev menyusun unsur – unsur menurut kenaikan massa atom relatifnya dari kiri
kekanan dan dari atas kebawah.
Unsur – unsur yang sifatnya mirip diletakkan dalam satu lajur vertikal yang di sebut
perioda. Dengan mengelompokkan tersebut, Mendeleev menyimpukan bahwa sifat unsur adalah
fungsi periodik dari massa atomnya”.  Ini di sebut Hukum periodik Mendeleev. Meyer
menyusun unsur – unsur berdasarkan sifat - sifat fisika, sedangkan Mendeleev berdasarkan sifat
– sifat fisika dan kimia. Meyer dan Mendeleev menyusun system periodik unsur berdasarkan
kenaikan massa atom relatifnya.
Mendeleev mempunyai kelebihan yaitu berani menukar letak unsur – unsur demi
mempertahankan kemiripan sifat periodik. Meskipun hal itu menyalahi aturan keperiodikan yang
di kemukakan yaitu massa atomnya menjadi menurun bukan naik. Pengelompokkan unsur –
unsur oleh Mendeleev di mulai dengan menuliskan lambang unsur serta sifat – sifatnya pada
kartu – kartu yang berbeda. Kemudian kartu – kartu di susun berdasarkan kenaikan massa atom
relatif unsur dengan memperhatikan keperiodikan unsur – unsur tersebut.
Hukum Mendeleev disebut juga hukum periodik. Terdapat dua alasan Hukum Mendeleev
jauh lebih maju dibandingkan sistem pengelompokkan Newlands yaitu
Pertama, pengelompokkan yang dilakukan Mendeleev memiliki massa atom dan sifat – sifat
yang lebih akurat .
  Kedua, pengelompokkan Mendeleev memungkinkan untuk memprediksi sifat – sifat beberapa
unsur yang belum di temukan hingga saat ini.
5.Tabel 2.2 Sistem Periodik Unsur menurut Mendeleev

NO Gol. I Gol. II Gol. III Gol. IV Gol. V Gol. VI Gol. VII Gol. VIII

1 H. 1
2 Li.7 Be. 9 B. 11 C. 12 N. 14 O. 16 F. 19
3 Na. 23 Mg. 24 Al. 27 Si. 28 P. 31 S. 32 Cl. 35,5 Fe. 56
Co. 59
Ni. 59
Cu. 63
4 K. 39 Ca. 40 …44 Ti. 48 V. 51 Cr. 52 Mn. 55 ?
5 Cu. 63 Zn. 65 …68 …72 As. 75 Se. 78 Br. 80 ?
6 Rb. 85 Sr. 87 Yt. 88 Zr. 90 Nb. 94 Mo.96 …100 Ru. 101
Rh. 103
Pd. 106
Ag. 108
7 Ag. 108 Cd. 112 In. 113 Sn. 118 Sb. 122 Te. 125 I. 127 ?
8 Cs. 133 Ba. 137 Dy. 138 Ce. 140 ? ? ? ?
9 ? ? ? ? ? ? ? ?
10 ? ? Er. 178 La. 180 Ta. 182 W. 184 ? Os. 195
Ir. 197
Pt. 198
Au. 199
11 Au. 199 Hg. 200 Ti. 204 Pb. 207 Bi. 208 ? ? ?
12 ? ? ? Th. 231 ? U. 240 ? ?

Unsur – unsur ini bernomor massa 44, 68, 72, dan 100.mendeleev juga telah memprediksi
sifat – sifat unsur dan ternyata peridiksinya sangat dekat dengan sifat – sifat unsur setelah di
temukan.  Misalnya untuk eka-aluminium, dan eka-silikon yang kemudian di ketahui sebagai
germanium dan gallium, seperti tertera dalam tabel berikut :

Tabel 2.3 Contoh sifat unsur menurut Mendeleev


Sifat Prediksi : Observasi : Prediksi : Observasi :
Eka- Galium (1875) Eka- Silikon Germanium
Aluminium (1871) (1886)
(1871)
Massa 68 69,9 72 72,6
Atomdesitas 5,9 (g/cm3) 5,94(g/cm3) 5,5 (g/cm3) 5,47(g/cm3)
Rumus oksidasi Ea2O3 Ga2O3 EsO2 GeO2

5.Pengelompokan Berdasarkan System Periodik Modern


Pada tahun 1913, seorang ahli fisika muda berkebangsaan Ingris henry Moseley (Henry
Gwyn-Jeffreys Moseley (1887-1915) menemukan hubungan antara nomor atom dengan
frekuensi sinar-X yang dihasilkan dari penembakan unsur tersebut dengan elektron berenergi
tinggi, dengan beberapa pengecualian, moseley menemukan bahwa nomor atom meningkat
seiring dengan meningkatnya massa atom. Berdasarkan kenyataan ini Moseley memodifikasi
sistem periodik Mendeleev dan menghasilkan Sistem Periodik Moder yang kita kenal sekarang
ini.

      Penyusunan sistem periodik unsur berdasarkan nomor atom dan sifat atom dilakukan
berdasarkan kenyataan bahwa unsur – unsur yang sama berarti memiliki sifat – sifat yang
sama,dapat memiliki massa atom yang berbeda atau isotop. Dengan demikian sifat – sifat kimia
suatu unsur tidak ditentukan oleh massa atomnya, melainkan di tentukan oleh jumlah proton
dalam atom tersebut. Jika jumlah proton merupakan nomor atom unsur, unsur – unsur di susun
berdasarkan kenaikan nomor atom bukan berdasarkan nomor massanya.
A.Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron adalah pengisian atau penyebaran elektron – elektron pada kulit –
kulit atom. Pengisian elektron pada kulit-kulit atom mempunyai aturan-aturan tertentu sebagai
berikut :
a.       Jumlah maksimum elektron pada suatu kulit memenuhi 2n.
b.      Jumlah maksimum pada kulit terluar adalah 8. Hal ini disebabkan pada system periodik hanya
ada 8 golongan.
c.       Pada keadaan normal, pengisian electron dimulai dari kulit bagian dalam (kulit K) untuk
unsure nomor atom 1 sampai 18, kulit bagian luar diisi setelah kulit bagian dalam terisi penuh.

Tabel 2.4 Pengisian Atom dalam Elektron


Atom Jumlah Kulit k Kulit L Kulit M Kulit N
electron
1
H 1 1
3
Li 3 2 1
7
N 7 2 5
13
Al 13 2 8 3
35
Br 35 2 8 18 7

Pada kulit berikutnya ternyata jumlah elektron tidak cukup, tetapi lebih besar dari kulit
sebelumnya maka di isi sama dengan kulit sebelumnya. Kemudian pada kulit terluar di isi
dengan elektron sisanya.

B. Perioda dan Golongan


 Perioda
Perioda adalah kelompok unsur-unsur yang dalam Tabel Periodik Unsur Modern yang
tersusun dalam baris horizontal dari kiri ke kanan.
Unsur-unsur dalam satu peioda memiliki keteraturan perbedaan sifat fisika maupun kimia.
Dalam Tabel Periodik Unsur Modern ada 7 perioda yang diberi nomor 1-7.
 Golongan
Golongan adalah kelompok unsur-unsur dalam Tabel Periodik Unsur Modern yang
tersusun dalam kolom vertical ke atas kecuali golongan Lantanida dan Actinida yang disusun
secara horizontal.
Unsur-unsur dalam satu golongan mempunyai sifat-sifat kimia yang mirip namun sifat fisika
maupun kimia unsure tersebut dapat berubah secara periodic.
Dalam Tabel Periodik Unsur Modern terdapat 8 golongan unsur utama, 8 golongan unsur
logam transisi, dan 2 golongan unsur logam transisi luar. Golongan unsure utama ini diberi
simbol golongan IA - VIIIA. Sedangkan golongan unsur logam transisi diberi simbol IB – VIIIB
dan 2 golongan unsure logam transisi luar diberi nama golongan Landanida dan Aktinida.

 C. Sifat – Sifat  Periodik Unsur


       Sifat – sifat unsur yang berubah secara teratur di sebut sifat periodik unsur - unsur. Sifat –
sifat unsur dalam sistem periodik meliputi : 
1)    Jari-Jari Atom
Jari-jari atom didefenisikann sebagai jarak dari inti atom terhadap kulit tempat elektron
valensi.
Besar kecilnya jari-jari atom dipengaruhi 2 faktor yaitu :
a.    Letak kulit tempat elektron valensi (n)          
Semakin jauh letak kulit elektron atau makin besar bilangan kuantum utama (n) kulit maka
semakin besar jari-jari atom nya. Oleh karena itu dalam satu golongan pada Tabel Periodik
Unsur Modern : Dari atas ke bawah, nilai n makin besar berarti makin jauh letak kulit tempat
elektron valensi dan makin besar jari-jari atom.
b.     Jumlah elektron valensi (N) dan proton (Z)
Dalam Tabel Periodik Unsur Modern : Dari kiri ke kanan, jumlah elektron valensi makin
banyak, nomor atom makin besar, gaya tarik inti terhadap elektron valensi makin besar dan
makin kecil jari-jari atom.
Tabel 2.5 Jari-jari atom (dalam satuan pm) unsur-unsur atom
IIA IIIA IVA VA VIA VIIA
IA
Li (123) Be (89) B (82) C (77) N (75) O (73) F (72)
Na (154) Mg (136) Al (118) Si (111) P (106) S (102) Cl (99)
K (203) Ca (174) Ga (126) Ge (122) As (120) Se (117) Br (114)
Rb (216) Sr (191) In (144) Sn (140) Sb (140) Te (136) I (133)
Cs (235) Ba (198) TI (148) Pb (147) Bi (146) Po (?) At (?)

2)    Potensial Ionisasi
Potensial ionisasi adalah energi minimum yang di perlukan oleh suatu atom netral atau
ion untuk melepas satu elektron yang terikat paling luar dalam fase gas terisolasi. Suatu atom
netral di beri energi hingga sebuah elektronnya terlepas, energi yang di berikan ini di sebut
sebagai potensial ionisasi pertama
Apabila terdapat Na+ (g) di berikan lagi energi sehingga terbentuk Na2+(g) , energy yang di
berikan ini di sebut sebagai potensial ionisasi kedua, dan seterusnya. Elektron – electron dalam
suatu atom atau ion saling tarik menarik dengan inti atom atau ion tersebut sehingga potensial
ionisasinya berharga positif. Semakin kecil jari – jari atom, potensial ionisasinya semakin besar.
Dalam satu periode unsur – unsur memiliki jumlah kulit atom yang sama. Semakin kekanan letak
suatu unsur dalam sistem periodik, semakin bertambah jumlah elektron pada kulit terluarnya.

Tabel 2.6 Potensial Ionisasi (dalam satuan ev) unsur-unsur utama


IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA
Li (5,39) Be (9,32) B (8,30) C(11,26) N(14,53) O(13,62) F (17,42)
Na (5,14) Mg(7,65) Al(5,99) Si (8,15) P(10,49) S(10,36) Cl(12,97)
K (4,34) Ca (6,11) Ga(6,00) Ge(7,90) As(9,82) Se(9,75) Br(11,81)
Rb (4,18) Sr (5,69) In (5,79) Sn(7,34) Sb(8,64) Te(9,01) I(10,45)
Cs (3,89) Ba (5,21) TI(6,11) Pb(7,42) Bi (7,29) Po (?) At (?)

3)   Afinitas Elektron


Afinitas elektron adalah energy yang di lepaskan atau di serap ketika satu elektron
ditambah ke atom atau ion dalam fase gas terisolasi.
Afinitas elektron umumnya bersifat eksotermis (melepaskan energi), karena elektron
yang masuk akan mengalami gaya tarik – menarik dengan inti atom. Variasi afinitas elektron
juga di pengaruhi oleh ukuran atom. Semakin dekat atom ke inti atom, semakin besar pula
pengaruh gaya tarik inti yang di rasakan elektron tersebut. Atom yang memiliki ukuran yang
paling kecil akan memiliki muatan inti efektif yang tinggi  pada kulit terluarnya, sehingga
memiliki afinitas elaktron yang tinggi. Secara umum dalam satu golongan semakin kebawah,
afinitas elektronya semakin kecil. Sementara dalam satu periode semakin ke kanan, afinitas
elektronnya semakin besar. Semakin kecil jari – jari atom afinitas elektronnya semakin besar.

Tabel 2.7 Afinitas elektron (dalam satuan ev) unsur-unsur utama


IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA
Li (0,62) Be (?) B (0,28) C(1,27) N(?) O(1,46) F (3,40)
Na (0,55) Mg(?) Al(0,44) Si (1,39) P(0,75) S(2,08) Cl(3,61)
K (0,50) Ca (0,22) Ga(0,30) Ge(1,23) As(0,81) Se(2,02) Br(3,36)
Rb (0,49) Sr (0,11) In (0,30) Sn(1,11) Sb(1,07) Te(1,97) I(3,06)
Cs (0,47) Ba (015,) TI(0,20) Pb(0,36) Bi (0,95) Po (?) At (?)

4)   Keelektronegatifan
Keelektronegatifan merupakan ukuran kemampuan suatu atom untuk menarik elektron
dalam ikatannya ketika atom – atomtersebut membentuk ikatan. Unsur – unsur yang memiliki
keelektronegatifan tinggi memiliki kemampuan lebih besar untuk menarik elektron ikatannya.
Dalam suatu molekul, unsur yang lebih elektronegatif bermuatan parsial negatif, sedangkan
unsur – unsur yang kurang elektronegatif akan bermuatan parsial positif. Keelektronegatifan
merupakan suatu konsep dan tidak memiliki satuan karena hanya merupakan perbandingan
kemampuan untuk menarik electron.
            Secara umum dalam satu periode semakin kekanan, keelektronegatiffan unsur – unsur
semakin meningkat seiring dengan menurunnya karakter logam. Sebaliknya, dalam satu
golongan semakin ke bawah keelektronegatifan unsur – unsur semakin menurun. Semakin kecil
jari – jari atom, keelktronegatifannya semakin besar.
Tabel 2.8 Keelektronegatifan unsur-unsur utama
IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA
H(2,2) Be (1,57) B (2,04) C(2,55) N(3,04) O(3,44) F (3,98)
Li (0,98) Mg(1,31) Al(1,61) Si (1,90) P(2,19) S(2,58) Cl(3,16)
Na (0,93) Ca (1,00) Ga(1,81) Ge(2,01) As(2,18) Se(2,55) Br(2,96)
K (0,82) Sr (0,95) In (1,78) Sn(1,96) Sb(2,05) Te(2,10) I(2,66)
Rb (0,82) Ba (0,89) TI(2,04) Pb(2,33) Bi (2,02) Po (2,0) At (2,2)

2.2 Perkembangan Model Atom

Istilah atom bermula dari zaman  Leukipos dan Demokritus yang mengatakan bahwa
benda yang paling kecil adalah atom. Atom berasal dari bahasa Yunani yaitu atomos, a artinya
tidak dan  tomos artinya dibagi. Model atom mengalami perkembangan seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan berdasarkan fakta-fakta eksperimen. Walaupun model
atom telah mengalami modifikasi, namun gagasan utama dari model atom tersebut tetap diterima
sampai sekarang. Perkembangan model atom dari model atom Dalton sampai model atom
mekanika kuantum yaitu sebagai berikut:

1) Model Atom John Dalton


Pada tahun 1808, John Dalton yang merupakan seorang guru di Inggris, melakukan
perenungan tentang atom. Hasil perenungan Dalton menyempurnakan teori atom Democritus.
Bayangan Dalton dan Democritus adalah bahwa atom berbentuk pejal. Dalam renungannya
Dalton mengemukakan postulatnya tentang atom:
a. Setiap unsur terdiri dari partikel yang sangat kecil yang dinamakan dengan atom
b. Atom dari unsur yang sama memiliiki sifat yang sama
c.  Atom dari unsur berbeda memiliki sifat yang berbeda pula
d. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain dengan reaksi kimia, atom
tidak dapat dimusnahkan dan atom juga tidak dapat dihancurkan
e. Atom-atom dapat bergabung membentuk gabungan atom yang disebut molekul
f.   Dalam senyawa, perbandingan massa masing-masing unsur adalah tetap
g. Reaksi kimia merupakan proses penggabungan atau pemisahan atom dari unsur-unsur yang
terlihat.
Ø Teori atom Dalton ditunjang oleh 2 hukum alam yaitu :
a.   Hukum Kekekalan Massa ( hukum Lavoisier ) : massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
sama.
b.  Hukum Perbandingan Tetap ( hukum Proust ) : perbandingan massa unsur-unsur yang
menyusun suatu zat adalah tetap.
Ø Kelemahan Model Atom Dalton :
a.   Tidak dapat membedakan pengertian atom den molekul. Dan atom ternyata bukan partikel
yang terkecil.
b.  Tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu dengan unsur yang lain
c.   Tidak dapat menjelaskan sifat listrik dari materi
d.  Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan

2) Model Atom J.J. Thompson


Pada tahun 1897, J.J Thomson mengamati electron. Dia menemukan bahwa semua atom
berisi elektron yang bermuatan negatif. Dikarenakan atom bermuatan netral, maka setiap atom
harus berisikan partikel bermuatan positif agar dapat menyeimbangkan muatan negatif dari
elektron. Menurutnya atom :
a.   atom merupakan suatu bola bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron-elektron
seperti kismis.
b.  jumlah muatan positif sama dengan muatan negatif, sehingga atom bersifat netral.
Ø Kelebihan Model Atom Thomson
Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan
merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.
Ø Kelemahan Model Atom Thomson
Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom
tersebut.

3) Model Atom Rutherford


Rutherford melakukan penelitian tentang hamburan sinar α pada lempeng emas. Hasil
pengamatan tersebut dikembangkan dalam hipotesis model atom Rutherford.
a.   atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dengan muatan positif yang massanya
merupakan massa atom tersebut.
b.  elektron-elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti tersebut.
c.   banyaknya elektron dalam atom sama dengan banyaknya proton dalam inti dan ini sesuai
dengan nomor atomnya.
Ø Kelemahan Model Atom Rutherford :
a. Menurut hukum fisika klasik, elektron yang bergerak mengelilingi inti memancarkan energi
dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Akibatnya, lama-kelamaan elektron itu akan
kehabisan energi dan akhirnya menempel pada inti.
b. Model atom rutherford ini belum mampu menjelaskan dimana letak elektron dan cara
rotasinya terhadap ini atom.
c.  Elektron memancarkan energi ketika bergerak, sehingga energi atom menjadi tidak stabil.
d. Tidak dapat menjelaskan spektrum garis pada atom hidrogen (H).

4) Model Atom Niels Bohr


Pada tahun 1913, Niels Bohr mengemukakan pendapatnya bahwa elektron bergerak
mengelilingi inti atom pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit atom. Model atom Bohr
merupakan penyempurnaan dari model atom Rutherford.
a.   Elektron-elektron dalam mengelilingi inti berada pada tingkat-tingkat energy (kulit) tertentu
tanpa menyerap atau memancarkan energy.
b.  Elektron dapat berpindah dari kulit luar ke kulit yang lebih dalam dengan memancarkan
energi, atau sebaliknya.
Ø Kelemahan Model Atom Niels Bohr :
a.   Hanya dapat menerangkan spektrum dari atom atau ion yang mengandung satu elektron dan
tidak sesuai dengan spektrum atom atau ion yang berelektron banyak.
b.  Tidak mampu menerangkan bahwa atom dapat membentuk molekul melalui ikatan kimia.

5) Model Atom Modern


Dikembangkan berdasarkan Teori Mekanika Kuantum yang disebut mekanika
gelombang; diprakarsai oleh 3 ahli yaitu :
a. Louis Victor de Broglie
Menyatakan bahwa materi mempunyai dualisme sifat yaitu sebagai materi dan sebagai
gelombang.
b. Werner Heisenberg
Mengemukakan prinsip ketidakpastian untuk materi yang bersifat sebagai partikel dan
gelombang. Jarak atau letak elektron-elektron yang mengelilingi inti hanya dapat ditentukan
dengan kemungkinan – kemungkinan saja.
c. Erwin Schrodinger (menyempurnakan model Atom Bohr)
Berhasil menyusun persamaan gelombang untuk elektron dengan menggunakan prinsip
mekanika gelombang. Elektron-elektron yang mengelilingi inti terdapat di dalam suatu orbital
yaitu daerah 3 dimensi di sekitar inti dimana elektron dengan energi tertentu dapat ditemukan
dengan kemungkinan terbesar.
Ø Model Atom Modern :
1. Atom terdiri dari inti atom yang mengandung proton dan neutron sedangkan elektron-elektron
bergerak mengitari inti atom dan berada pada orbital-orbital tertentu yang membentuk kulit
atom.
2. Orbital yaitu daerah 3 dimensi di sekitar inti dimana elektron dengan energi tertentu dapat
ditemukan dengan kemungkinan terbesar.
3. Kedudukan elektron pada orbital-orbitalnya dinyatakan dengan bilangan kuantum.
a. Orbital digambarkan sebagai awan elektron yaitu : bentuk-bentuk ruang dimana suatu elektron
kemungkinan ditemukan.
b. Semakin rapat awan elektron maka semakin besar kemungkinan elektron ditemukan dan
sebaliknya.

2.3 Partikel Penyusun Atom

1) Elektron
Faraday (1834), menemukan bahwa materi dan lsitrik adalah ekivalen. Penemuan
elektron dimulai dengan pembuatan sinar katoda oleh J. Plucker (1855) dan dipelajari lebih
lanjut oleh W. Crookers (1975), dan J.J. Thomson (1879). Elektron merupakan partikel
pembentuk atom yang tidak mempunyai massa dan bermuatan -1
2) Proton
Proton merupakan partikel pembentuk atom yang mempunyai massa sama dengan satu sma
(amu) dan bermuatan +1.
3) Neutron
Neutron merupakan partikel pembentuk atom yang bermassa satu sma (amu) dan netral.

e
p
 Partikel Penemu Letak Muatan
n

Notasi
0
Elektron Thomson Mengelilingi inti -1
-1
1
Proton Goldstein Dalam inti +1
1
1
Neutron Chadwick Dalam inti 0
0

Nuklida
Isotop
Isotop adalah Atom-atom dengan nomor atom sama tetapi nomor massa berbeda
Contoh: Isotop oksigen :  816 O ;  817 O ;  818 O
Isobar
Isobar adalah atom-atom dengan nomor atom berbeda, tetapi nomor massa sama
Contoh: 2759 CO dengan 2859 Ni
Isoton
Isoton adalah atom-atom dengan nomor atom dan nomor massa berbeda tetapi jumlah
neutronnya sama
Contoh: 613 C dengan 714 N

Notasi Unsur ( Nomor Atom dan Massa Atom )


Henry Gwyn-Jeffreys mengusulkan istilah nomor atom (Z) untuk menyebutkan jumlah proton.
Massa atom ataau nomor massa (A) untuk menyebutkan jumlah nucleon ( jumlah proton +
neutron ) dalam inti atom.
 Cara penulisan nomor atom (Z) dan massa atom (A)
                       ZX
     X = tanda atom (unsur)
     A = nomor atom
     Z = massa atom
Nomor atom (Z) = jumlah electron (e) = jumlah proton (p)
Massa atom (A) = jumlah proton + neutron
Jumlah neutron = A – Z
Pada atom netral, berlaku: jumlah elektron = jumlah proton.
Contoh :
1. Tentukan jumlah elektron, proton den neutron dari unsur 2656 Fe !
Jawab :
Jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom = 26
Jumlah neutron = bilangan massa – nomor atom = 56 – 26 = 30
2. Berikan notasi unsur X, jika diketahui jumlah neutron = 14 dan jumlah elektron = 13 !
Jawab :
Nomor atom = jumlah elektron = 13
Bilangan massa = jumlah proton + neutron = 13 + 14 = 27
Jadi notasi unsurnya :  1327 X

4.Atom Tak Netral


Atom Tak Netral adalah atom yang bermuatan listrik karena kelebihan atau kekurangan elektron
bila dibandingkan dengan atom netralnya.
Ø Atom bermuatan positif bila kekurangan elektron, disebut kation.
Ø Atom bermuatan negatif bila kelebihan elektron, disebut anion.
Contoh:
Ø Cl- : anion dengan kelebihan 1 elektron
Ø O2 : anion dengan kelebihan 2 elektron
Ø Na+ : kation dengan kekurangan 1 elektron
Ø Mg2- : kation dengan kekurangan 2 elektron
5.  Bilangan Kuantum
Untuk menentukan kedudukan suatu elektron dalam atom, digunakan 4 bilangan kuantum.
1) Bilangan Kuantum Utama (n), yaitu menyatakan nomor kulit.
a. Elektron pada kulit ke-1 memiliki harga n = 1
b. Elektron pada kulit ke-2 memiliki harga n = 2
c.  Elektron pada kulit ke-3 memiliki harga n = 3
2) Bilangan Kuantum Azimuth (l), yaitu menyatakan nomor subkulit.
a. Elektron pada subkulit s memiliki harga l = 0
b. Elektron pada subkulit p memiliki harga l = 1
c.  Elektron pada subkulit d memiliki harga l = 2
d. Elektron pada subkulit f memiliki harga l = 3
3) Bilangan Kuantun Magnetik (m), yaitu menyatakan nomor orbital.
Subkulit Harga masing-masing orbital
s(l=0) 0
p(l=1) -1, 0, +1
d(l=2) -2, -1, 0, +1, +2
f(l=3) -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3
Harga m berkisar antara – l sampai + l.
4) Bilangan Kuantum Spin (s), yaitu menyatakan arah rotasi elektron.
s = +  ↑↓ s = -
Elektron bergerak di sekitar sumbu melewati pusatnya. Kedua arah spin menunjukkan harga
yang mungkin untuk bilangan kuantum.
Elektron-elektron pada kulit yang sama memiliki harga n yang sama.
Elektron-elektron pada subkulit yang sama memiliki harga n dan l yang sama.
Elektron-elektron pada orbital yang sama memiliki harga n, l, dan m yang sama dan harga s yang
berbeda.

6.Konfigurasi Elektron
Dalam setiap atom telah tersedia orbital-orbital, akan tetapi belum tentu semua orbital ini terisi
penuh. Pengisian elektron dalam orbital-orbital memenuhi beberapa peraturan.antara lain:
1) Prinsip Aufbau : elektron-elektron mulai mengisi orbital dengan tingkat energi terendah dan
seterusnya.
Orbital yang memenuhi tingkat energi yang paling rendah adalah 1s dilanjutkan dengan 2s, 2p,
3s, 3p, dan seterusnya dan untuk mempermudah dibuat diagram sebagai berikut:
Contoh pengisian elektron-elektron dalam orbital beberapa unsur:
Atom H : mempunyai 1 elektron, konfigurasinya 1s1
Atom C : mempunyai 6 elektron, konfigurasinya 1s2 2s2 2p2
Atom K : mempunyai 19 elektron, konfigurasinya 1s2 2s2 2p6 3S2 3p6 4s1.
2) Prinsip Pauli : tidak mungkin di dalam atom terdapat 2 elektron dengan keempat bilangan
kuantum yang sama.
Hal ini berarti, bila ada dua elektron yang mempunyai bilangan kuantum utama, azimuth dan
magnetik yang sama, maka bilangan kuantum spinnya harus berlawanan.
3) Prinsip Hund : cara pengisian elektron dalam orbital pada suatu sub kulit ialah bahwa
elektron-elektron tidak membentuk pasangan elektron sebelum masing-masing orbital terisi
dengan sebuah elektron.
Contoh:
Ø Atom C dengan nomor atom 6, berarti memiliki 6 elektron dan cara Pengisian orbitalnya
adalah:
Berdasarkan prinsip Hund, maka 1 elektron dari lintasan 2s akan berpindah ke lintasan 2pz,
sehingga sekarang ada 4 elektron yang tidak berpasangan. Oleh karena itu agar semua orbitalnya
penuh, maka atom karbon berikatan dengan unsur yang dapat memberikan 4 elektron. Sehingga
di alam terdapat senyawa CH4 atau CCl4, tetapi tidak terdapat senyawa CCl3 atau CCl5.

 Struktur Lewis

Struktur Lewis adalah diagram yang menunjukkan ikatan-ikatan antar atom dalam suatu
molekul. Struktur Lewis digunakan untuk menggambarkan ikatan kovalen dan ikatan kovalen
koordinat. Struktur Lewis dikembangkan oleh Gilbert N. Lewis, yang menyatakan bahwa atom-
atom bergabung untuk mencapai konfigurasi elektron yang lebih stabil.
Untuk menyusun struktur Lewis dari suatu atom atau unsur, dapat dengan cara menuliskan
simbol titik pada sekeliling atom. Setiap titik mewakili satu elektron yang terdapat pada kulit
valensi atom tersebut. Elektron yang terlibat dalam ikatan ini hanya elektron-elektron yang
terdapat pada kulit terluar dan jumlah total elektron yang terlibat dalam pembentukan ikatan ini
tidak mengalami perubahan (merupakan jumlah total elektron valensi dari atom-atom yang
berikatan).
Pada umumnya, jumlah elektron pada kulit valensi sama dengan golongan dari suatu atom. Oleh
karena itu, jumlah titik pada simbol Lewis sama dengan golongan dari atom tersebut. Namun
untuk logam transisi, lantanida, dan aktinida yang mempunyai kulit dalam yang tidak terisi
penuh, titik Lewis dari unsur-unsur tersebut tidak dapat dituliskan secara sederhana.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
  Dari paparan makalah diatas maka ada beberapa hal yang dapat dijadikan kesimpulan :
1.      Pengelompokkan unsur-unsur disebut juga sistem periodik Unsur-unsur didasarkan atas adanya
kemiripan sifat-sifatnya
2.      Pengelompokkan system periodik mengalami perkembangan dari mulai pengelompokkan unsur
berdasarkansistem lavoisier, Triad Dobreiner Newlands, Mendeleev dan sistem periodik modern
yang kita gunakan sampai sekarang.
3.      System Lavoisier terdiri dari dua unsure yaitu unsure logam ( unsur yang dapat menghantarkan
listrik dan panas), dan Unsur non logam ( unsur yang tak dapat menghantarkan arus listik dan
panas),
4.      System triad dari Johan Wolfgang Dobereiner (1826) Hukum Triade Dobereiner
mengungkapakan “ bahwa atom (Ar) unsur ke dua (yang) dalam triade merupakan harga rata –
rata dari unsur pertama dan ketiga”.
5.      Hukum Oktaf Newlands (1864) dalam hukum ini unsur – unsur di susun berdasarkan urutan
kenaikan massa atom relatif di mana unsur ke delapan mempunyai sifat yang sama dengan unsur
pertama, unsur kedua mempunyai sifat yang mirip dengan unsur kesembilan, demikian
seterusnya. Sifat dari unsur – unsur tersebut akan berulang pada tiap unsur kedelapan.
Berdasarkan hukum ini, unsur F, dan Cl mempunyai kemiripan sifat. Demikian halnya dengan
unsure Li, Na, dan K, demikian pula unsur-unsur lainnya
6. paling kecil adalah atom. Atom berasal dari bahasa Yunani yaitu atomos, a artinya tidak dan 
tomos artinya dibagi.
7.Partikel penyusun atom antara lain, Elektron, merupakan partikel pembentuk atom yang tidak
Istilah atom bermula dari zaman  Leukipos dan Demokritus yang mengatakan bahwa benda yang
mempunyai massa dan bermuatan -1. Proton, merupakan partikel pembentuk atom yang
mempunyai massa sma dengan satu sma (amu) dan bermuatan +1. Neutron merupakan partikel
pembentuk atom yang bermassa satu sma (amu) dan netral.
8.Struktur Lewis adalah diagram yang menunjukkan ikatan-ikatan antar atom dalam suatu
molekul. Struktur Lewis digunakan untuk menggambarkan ikatan kovalen dan ikatan kovalen
koordinat. Struktur Lewis dikembangkan oleh Gilbert N. Lewis, yang menyatakan bahwa atom-
atom bergabung untuk mencapai konfigurasi elektron yang lebih stabil.

B.     Saran
Setiap penelitian pasti ada kekurangan jadi di setiap penelitian pasti juga akan perbaikan.
Begitupun  dengan teori-teori yang ada pada perkembangan atom yang selalu disemprunakan.
Maka Saya sebagai penyusun sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena saya
memiliki keterbatasan-keterbatasan yang tidak dapat saya pungkiri,untuk itu saya harapkan kritik
dan saran yang membangun dari Guru dan Para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

 Syukri. 1999.  Kimia  Dasar. Bandung : ITB.


 Sofyatiningrum, Etty. 2007. Kimia. Jakarta : Bumi Aksara.
 Sandri, Justiana dan Muchtaridi. 2009. Chemistry. Jakarta : Yudhistira.
 Stwetka, Albert. 2002. A Guide to Elements  Second Edition. New York : Oxford University Pr
Sss.
 Miller, Ron. 2006. The  Elements What You Really  Want  to  Know. Minneapolis : Twenty-First 
Century Books.
 James n.Lowe.1989.World of Chemistry.R,R,Domelley and Sons Company:US.

Anda mungkin juga menyukai