Anda di halaman 1dari 35

semua tentang kimia

Blog Archive

2012 (20)

Desember (17)

SOAL-SOAL REMIDI

SOAL REAKSI REDOKS

TATA NAMA DAN PERSAMAAN REAKSI

STRUKTUR ATOM

SISTEM PERIODIK

IKATAN KOVALEN

IKATAN IONIK

asam-basa

koloid

reaksi redoks

stoikiometri

hukum dasar ilmu kimia

pemisahan zat

sistem periodik unsur

spektrum emisi atom hidrogen

perkembangan teori atom

keseimbangan kimia

November (3)

Mengenai saya

semua tentang kimia

dengan perkembangan dunia cyber seperti zaman sekarang yang tergolong ssangat canggih, kebutuhan
akan informasi baik dalam dunia pendidikan maupun bidang yang lain pastilah sangat dibutuhkan. blog
"semua tentang kimia" ini sengaja kami release sebagai media info mengenai materi materi kimia yang
sekiranya esensial magi siswa maupun mahasiswa yang tertarik dengan pelajaran kimia. kehadiran
"semua tentang kimia" diharapkan mampu menjawab problematika materi materi kimia sebagai salah
satu bahan refensi belajar kimia. blog "semua tentang kimia" kami release dengan maksud untuk
mempermudah layanan bagi siswa maupun mahasiswa dalam mencari materi kimia secara gratis. blog
ini kami launching pada hari jum'at tanggal 21 November 2012 yang berorientasi pada dunia pendidikan
dan sebagai sarana media belajar.

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

search materi di blog ini

Top of Form

Bottom of Form

sistem periodik unsur

Diposting oleh semua tentang kimia , Minggu, 02 Desember 2012 16.33

BAB III

SISTEM PERIODIK UNSUR

(SPU)

Unsur-unsur yang dikenal saat ini sebenarnya sudah ada di alam sejak dahulu, bahkan dengan
terbentuknya unsur itu dapat dikatakan bersamaan waktunya dengan terbentuknya alam semesta ini.
Penemuan unsur-unsur oleh manusia secara bertahap sejalan dengan perkembangan ilmu dan
teknologi. Bedasarkan sifat mannusia yang selalu ingin tahu apa yang ada di lingkungannya akhirnya satu
persatu unsur-unsur tersebut dikenalnya.

Sejak semual manusia telah berusaha menggolong-golongkan unsur yang ada untuk memperoleh
keteraturan.

Pada mulanya usaha penggolongan unsur berjalan sangat lambat karena terbatasnya jumlah unsur yang
diketahui serta tidak begitu diketahui sifat-sifat unsur. Baru setelah pertengahan abad XIX muncul
sistem periodik dengan merupakan dasar dari SPU setelah mengalami penyempurnaan. Perkembangan
SPU tersebut adalah sebagai berikut :

Klasifikasi unsur yang paling sederhana adalah logam dan nonlogam. Berdasrkan pengamatan
persamaan maupun perbedaan sifat-sifat unsur, para ilmuwan berusaha mencari hubungan antara sifat
unsur dengan massa atomnya.

Ada tiga teori tentang sistem periodik unsur :

1. Teori Triade oleh J. W. Dobereiner (1817)


2. Teori Oktaf oleh J.A.K. Newlands (1865)

3. Sistem Periodik Unsur oleh Mendeleyev (1869)

Teori Triade Dobereiner

J.W. Dobere.iner adalah orang pertama yang menemukan adanya hubungan sifat-sifat unsur dengan
massa atomnya. Dari hasil pengamatannya, mennunjukkan bahwa unsur-unsur mempercayai sifat-sifat
yang mirip atau hampir sama adalah unsur yang terdiri dari tiga buah unsur. Massa unsur yang ditengah
hampir sama dengan setengah massa unsur yang pinggir. Karena tiap kelompok terdiri dari tiga buah
unsur, maka teori ini disebut teori triade.

Contoh :

1) Untuk atom-atom Li, Na, dan K yang massa atom relatifnya masing-masing 7, 23 dan 39, maka
massa atom yang ditengah menurut teori traide ini adalah :

(Ar Li + Ar K) = Ar Na

(7 + 39) = 23

2) Untuk atom-atom Ca, Sr, dan Ba yang massa atom relatifnya masing-masing 40, 88, dan 137.

Massa atom Sr kira-kira (40 + 137) = 88,5

3) Untuk atom-atom S, Se, dan Te yang massa atom relatifnya masing-masing 32, 79, dan 128.

Massa atom Se kira-kira (32 + 128) = 80.

4) Untuk Cl, Br, dan I yang massa atom relatifnya masing-masing 35,5; 80; dan 127.

Massa atom Br kira-kira (35,5 + 127) = 81,25.

Hubungan sifat fisiknya, misalnya wujud dan warna :

Cl2 : gas berwarna kuning hijau

Br2 : cair berwarna coklat

I2 : padatan berwarna hitam atau coklat tua

Kelanjutan penelitian tentang massa atm dan sifatnya ternyata didapat penyimpangan-penyimpangan
teori triade ini.

Teori Oktaf Newlands

Berdasarkan massa atom unsur-unsur yang telah ditemukan pada tahun 1863 dan 1865, J.A.K.
Newlands menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atomnya. Dari daftar susunan unsur
diperoleh adanya sifat-sifat yang terulang kembali setelah selang beberapa unsur. Sifat suatu unsur akan
terulang kembali tujuan unsur kemudian.
Unsur ke-1, ke-8, dan ke-15, sifat-sifatnya hampir sama. Demmikian juga unsur ke-2, ke-9, dan ke-16
atau unsur ke-3, ke-10, dan ke-17.

Teori ini disebut teori Oktaf seperti nada/not musik :

do, re, mi, fa, sol, la, si, do

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 1

DAFTAR UNSUR NEWLANDS

1 2 3 4 5 6 7

H Li Be B C N O

8 9 10 11 12 13 14

F Na Mg Al Si P S

15 16 17 18 19 20 21

Cl K Ca Cr Ti Mn Fe

22 23 24 25 26 27 28

Br Rb Sr La Zr Mo Ru

29 30 31 32 33 34 35

Pd Ag Cd In Sn Sb I

36 37 38 39 40 41 42

Te Cs Ba Ta W Nb Au

43 44 45 46 47 48 49

Pt Os Hg Tl Pb Bi Th

Hukum Newlands menjumpai kesulitan dan merupakan kelemahan teorinya, misalnya Fe seharusnya
mempunyai sifat yang mirip dengan O dan S, ternyata berbeda. Sebagai anggota kelompok logam
sedang O dan S sebagai anggota kelompok nonlogam. Sifat-sifatnya lebih banyak perbedaannya
daripada kemimripannya.

Sistem Perodik Unsur Mendeleyev (1896)


Bertitik tolak dari kelemahan hukum oktaf Newlands, dua ilmuwan dari dua negara yang bekerja secara
terpisah dan tidak saling berhubungan menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atomnya.

1. Ilmuwan Jerma yang bernama Julius Lothar Meyer menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikkan
massa atom dan sifat-sifat fisisnya. Antara lain : volume atom unsur dalam keadaan pada (yaitu massa
atom dibagi massa jenisnya), titik leleh unsurm titik didihnya.

2. Ilmuwan rusia yang bernama Dimintri Mendeleyev menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikkan
massa atom dan sifat kimianya, misalnya dari rumus senyawa yang telah dikenal, massa atom, dan sifat-
sifat lain.

Dari kedua ilmuwan ini ternyata dihasilkan susunan unsur yang mirip, tetapi D. Mendeleyev mempunyai
kelebihan yaitu dapat meramalkan adanya unsur-unsur yang waktu itu belum diketemukan. Ramalan
sifat-sifat ternyata benar. Teori ini dikenal dengan nama Sistem Periodik Unsur Mendeleyev.

Hukum Periodik Mendeleyev :

Sifat unsur-unsur merupakan sifat periodik (berkala) dari berat atom atau massa atomnya.

Penyusunan unsur Mendeleyev :

1. Setiap unsur yang telah diketahui pada saat itu dibuatkan sebuah kartu dengan dicantumkan pula
massa atom, rumus-rumus senyawanya, dan sifat-sifat lainnya.

2. Kartu-kartu tersebut kemudian disusun urut berdasarkan naiknya massa atom.

3. Dari deretan unsur ini, kalau mendatar terjadi perubahan sifat dan ditetapkan unsur baru yang
sifatnya mirip dengan unsur yang telah ada, maka unsur baru ini diletakkan di bawah unsur semula
sehingga diperoleh deretan unsur mendatar baru.

4. Jika suatu unsur berdasarkan urutan naiknya massa atom seharusnya diletakkan di bawah unsur
tertentu misalnya ke-13, tetapi karena sifat-sifatnya mirip dengan unsur ke-14 maka oleh Mendeleyev
unsur tersebut diletakkan di bawah unsur ke-14.

Mendeleyev yakin bahwa unsur di bawah unsur ke-13 belum diketemukan, tetap dikosongkan. Sifat-sifat
unsur yang belum diketemukan ini telah diramalkan. Dan kenyataannya ini membuktikan bahwa di
samping kenaikkan massa atomnya, sifat-sifat lain dari unsur lebih diperhatikan.

Kalau diketahui adanya unsur yang massa atomnnya kecil dan diletakkan di belakang unsur yang massa
atomnya lebih besar, misalnya I (massa atomnya 127) diletakkan di belakan Te (massa atomnya 128),
maka dasar yang digunakan adalah sifat-sifat I mirip dengan Cl dan Br dan sifat-sifat Te mirip dengan S
dan Se.

Demikian pula bila beberapa unsur yang ditempatkan pada kotak atau kartu yang sama meskipun massa
atomnya tidak sama (makin besar), maka hal ini disebabkan karena unsur-unsur ini mempunyai sifat
yang besar.

Unsur-unsur tersebut antara lain Fe, CO, dan Ni kemudian ada kotak-kotak yang berisi 14 buah unsur
yang dikenal dengan nama logam tanah karah atau seri Lantanoida.
Dari hasil penyusunan unsur-unsur diperoleh :

Deret horizontal yang terdiri dari unsur-unsur yang massa atomnya dari kiri ke kanan makin besar serta
adanya perubahan sifat yang teratur. Keteraturan ini kemudian disebut kala atau perioda. Ada 7 deretan
mendatar unsur-unsur atau ada 7 perioda.

Arah bertikal menunjukkan bahwa sifat unsur-unsurnya mirip atau hampir sama. Kotak arah vertikal
dinamakan golongan. Ada 8 golongan.

Dimulai dari perioda ke-4 tiap golongan dibagi menjadi golongan utama atau golongan A dan golongan
tambahan atau golongan B. terdapat pada dua deret unsur horisontal yang disebut seri.

Deret atas atau seri terdiri dari :

Gol. IA, IIA, IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, dan VIIIB

Deret bawah atau seri ganjil terdiri dari :

Gol. IB, II, BA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA

Untuk golongan VIIIB mulai periode ke-4 terdiri dari 3 buah unsur yang mempunyai sifat-sifat yang mirip.

Golongan IIIB pada perioda ke-6 dan 7 berisi masing-masing 14 buah yang sifat-sifat unsurnya hampir
sama.

Unsur-unsur golongan IIIB perioda ke-6 disebut unsur-unsur tanah jarang atau logam nadir, sekarang
disebut unsur-unsur seri Lantanoida.

Unsur-unsur golongan IIIB perioda ke-7 disebut seri Aktinoda.

Dari SPU Mendeleyev tersebut.

Banyaknya unsur tiap perioda sebagai berikut :

Perioda 1 : 2 unsur, disebut perioda terpendek

Perioda 2 : 8 unsur, disebut perioda pendek

Perioda 3 : 8 unsur, disebut perioda pendek

Perioda 4 : 18 unsur, disebut perioda panjang

Perioda 5 : 18 unsur, disebut perioda panjang

Perioda 6 : 32 unsur, disebut perioda terpanjang

Perioda 7 : belum lengkap, disebut periode belum lengkap


SPU Mendeleyev ini sangat membantu dan mempermudah dalam mempelajari unsur-unsur dan
senyawanya, tetapi karena masih dijumpai kelemahan-kelemahan dan kemajuan / perkembangan ilmu
kimia, sejak 1913 SPU ini disempurnakan oleh Moseley yang kemudian dikenal dengan nama SPU bentuk
panjang.

Kelemahan-kelemahan SPU Mendeleyev :

1. Tidak sepenuhnya berdasarkan kenaikkan masa atom, artinya ada unsur yang massa atomnya lebih
kecil diletakkan di belakang (sesudah) unsur yang massa atomnya lebih besar.

Misalnya Ar dan K, Ac dan Ni, Te dan I, serta Th dan Pa.

2. Adanya perbedaan yang sangat besar antara unsur-unsur golongan A dan B meskipun terletak
dalam satu deret vertikal, misalnya antara K dan Cu.

3. Tidak dapat menunjukkan suatu batas pemisah yang jelas antara logam dan bukan logam.

SPU Bentuk Panjang

SPU Mendeleyev sering disebut SPU bentuk pendek, sedang SPU yang digunakan saat ini adalah SPU
bentuk panjang atau SPU Saja.

SPU ini adalah penyempurnaan dari SPU Mendelayev dengan mengubah dasar penyusunannya. SPU
diusulkan oleh Moseley pada tahun 1913. Berdasarkan percobaan menggunakan spektograf massa
akhirnya diketahui bahwa unsur-unsur terdiri dari beberapa isotop.

Keterangan untuk SPU :

1. Golongan : susunan unsur-unsur arah vertikal.

Golongan I A disebut : golongan logam alkali.

Golongan II A disebut : golongan logam alkali tanah .

Golongan VI A disebut : golongan kalkogen.

Golongan VII A disebut : golongan halogen.


Golongan VIII A atau O disebut : golongan gas enert atau gas mulia.

2. Perioda : atau kala susunan unsur-unsur arah mendatar.

Moseley menemukan hubungan antara frekuensi sinar Rongen (sinar-X) dengan nomor atom unsur.

Dari kedua hal itu Moseley berpendapat bahwa : sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor
atomnya, yang kemundian dikenal sebagai hukum periodikk modern. Itulah sebabnya Moseley
mengusulkan agar dasar penyususnan SPU menggunakan kenaikkan nomor atom bukan kenaikan massa
atom. Dengan cara demikian sekalilgus dapat mengatasi kelemahan SPU Mendeleyev.

Sistem Periodik Unsur dan Konfigurasi Elektron

SPU yang digunakan saat ini adalah SPU bentuk panjang. Dari daftar SPU tersebut mudah dilihat bahawa
semua unsur yang berurutan mengalami kenaikkan nomor atom secara beraturan dengan satu satuan.

Nomor atom unsur berubah mengakibaykan perubahan konfigurasi elektr.on pada kkulit terluarnya.

Dengan kata lain SPU disusun berdasarkan konfigurasi elektron atau susunan elektron dalam atom
unsur. Sehingga hukum periodik unsur dapat pula dinyatakan menjadi :

Hukum periodik unsur :

Sifat unsur-unsur berhubungan langsung dengan konfigurasi elektron atau susunan elektron dalam
atom unsurnya. Hubungan antara SPU dengan elektron dinyatakan oleh prinsip Aufbau atau aturan
pengisian elektron. Dapat diperhatikan pada bahan berikut ini :

Perioda
Nomor perioda menunjukkan nomor kulit terakhir yang titempati elektron atau bilangan kwantum
utama (n) terbesar yang dimiliki atom unsur-unsur yang terdapat dalam perioda tersebut.

Pada setiap perioda selalu dimulai dengan pengisian elektron pada orbital ns dan diakhiri dengan prbital
np yang terisi penuh kecuali pada periode I.

Perioda Terpendek

Perioda ini hanya terdiri dari dua unsur saja yaitu H dan He dan hanya ada pengisian elektron pada
orbital 1s.

Perioda Pendek

Perioda ini terdiri dari 8 unsur. Perioda kedua yang disebut perioda pendek pertama diawali unsur Li dan
diakhiri unsur Ne.

Perioda ketiga yang disebut perioda pendek kedua, diawali unsur Na dan diakhiri unsur Ar.

Kedua perioda pendek ini diawali pengisian elektron pada orbital 2s dan dilanjutkan pada ketiga orbital
p hingga penuh.

Untuk pengisian elektron harus digunakan aturan Hund artinya pada pengisian orbital p
dimulai dengan tiap orbital terisi masing-masing dengan satu elektron dengan spin yang sama atau
sejajar (yaitu ke atas atau s = + ). Oleh karena itu, pada atom N akan memililki konfigurasi elektron :

1s2.2s2.2p 2p 2p dalam bentuk orbital kotak :

Pada perioda pendek pertama, orbital 3d belum terisi karena terikat energi orbital 3d lebih besar dari
orbital 4s. itulah sebabnya perioda ke-3 hanya terdiri dari 8 unsur.

Perioda Panjang

Perioda ke-4 dan 5 disebut perioda panjang yang terdiri dari 18 unsur tiap periodanya.

Pada perioda ke-4, orbital 4s mulai terisi elektron sampai penuh (2 elektron), tetapi kemudian elektron
berikutnya baru orbital 3d (sampai penuh) dengan menggunakan aturan Hund.

Baru kemudian mengisi orbital 4p juga sampai penuh. Itulah sebabnya perioda panjang terdiri dari 18
buah unsur yang mempunyai 3 bentuk konfigurasi elektron.

Untuk periode ke-4 yang dimulai dari K dan diakhiri Kr.

1) Dua unsur pertama (Ar) 4s1 dan (Ar) 4s2.


2) Sepuluh unsur berikutnya (unsur transisi) : (Ar) 2dx 4s2 di mana x dari 1 10, kecuali untuk Cr :
(Ar) 3d5 4s1 dan CU : (Ar) 3d10 4s1 (ingat kestabilan tercapai jika orbital terisi penuh atau setelah
penuh).

3) Enam unsur berikutnya mengisi pada orbital 4p yang mempunyai konfigurasi elektron : (Ar)
3d10 4s2 4py (di mana y dari 1 sampai dengan 6).

Untuk perioda panjang kedua atau perioda ke-5 adalah mirip dengan perioda ke-4. Tetapi pengisian
elektron dimulai dari orbital : 5s kemudian 4d dan akhirnya 5p (orbital 4f belum terisi).

Perioda ke-5 dimulai unsur Rb dan diakhiri unsur Xe.

Perioda Terpanjang :

Perioda ke-6 disebut perioda terpanjang karena terdiri dari 32 unsur. Meskipun tetap berdasar asas
Aufbau, pengisian elektron pada perioda ini lebih rumit.

Dimulai dengan mengisi pada orbital 6s yaitu untuk Cs : (Xe) 6s dan Sr : (Xe) 6s2.

Kemudian terjadi penyimpangan aturan (n + l) di mana seharusnya orbital 4f tersisi daluhu hingga penuh
kemudian orbital 5d. dalam hal ini justru 5d terisi satu elektron dahhulu yaitu La : (Xe) 5d1 6s2 baru
kemudian mulaimengisi orbital 4f langsung 2 elektron, orbital 4f belum sampai penuh, elektron kembali
mengisi orbital 5d lagi. Sedangkan utuk pengisian orbital 6p berlangsung setelah orbital 4f dan 5d telah
penuh.

Perioda Belum Lengkap

Unsur-unsur dalam perioda ke-7 termasuk unsur radioaktif, dalam perioda ini dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu :

1) Unsur-unsur yang terdapat di dalam hanya 6 buah unsur saja yaitu dari nomor 87 sampai dengan
92.

2) Sedang unsur-unsur yang nomor atomnya lebih besar dari 92 tidak terdapat di alam melainkan
merupakan hasil perubahan (Transmutasi) dari unsur-unsur uranium sehingga disebut unsur-unsur
transuranium).

Dengan jalan transmutasi itulah dimungkinkan terbentuk unsur-unsur baru yang melengkapi perioda ke-
7, bahkan secara teoritis dapat menghasilkan unsur-unsur perioda ke-8.

Dari uraian tersebut di atas maka dapat diambil kesimpulan :


1. Konfigurasi elektron untuk unsur-unsur golongan utama (A) dalam satu perioda terjadi perubahan
yang teratur dengan bertambahnya satu elektron pada kulit terluarnya. Karena sifat unsur berhubungan
dengan kinfigurasi elektronnya maka jelas unsur-unsur dalam satu perioda mengalami perubahan sifat
yang teratur pula.

2. Untuk unsur-unsur golongan tambahan (B) baik unsur transisi maupun unsur-unsur seri Lantanida
dan Aktanida mempunyai konfiggurasi elektron pada kulit terluar yang mirip.

Karena perubahan konfigurasi elektron hanya terjadi pada orbital dari kulita yang sebelah dalam, maka
tidaklah mengherankan jika sifat-sifat unsur golongan B hampir sama meskipun terletak dalam satu
perioda.

Golongan Unsur

Berdasarkan hukum periodik di atas yang menyatakan bahwa sifat unsur-unsur berhubungan langsung
dengan konfigurasi elektronnya, maka ini berarti unsur-unsur yang mempunyai konfigurasi elektron
yang mirip (yang sama konfigurasi elektron pada kulit terluarnya) akan mempunyai sifat-sifat kimia yang
mirip pula.

Kenyataan menunjukkan bahwa yang menentukan sifat kimia suatu unsur adalah eketron pada kulit
terluar yang kemudian disebut elektron valensi.

Untuk jelasnya dapat diperhatikan konfigurasi elektron unsur-unsur dalam golongan berikut ini :

1. Golongan alkali (IA)

Dalam hal ini hidrogen tidak termasuk logam meskipun juga golongan IA.

Lu : (He) 2s1

Na : (Ne) 3s1

K : (Ar) 4s1

Rb : (Kr) 5s1

Cs : (Xe) 6s1

2. Golongan alkali tanah (IIA)


Be : (He) 2s2

Mg : (Ne) 3s2

Ca : (Ar) 4s2

Sr : (Kr) 5s2

Ba : (Xe) 6s2

3. Golongan IIIA

B : (He) 2s2 2s1

Al : (Ne) 3s2 3p1

Ga : (Ar) 3d10 4s24p1

In : (Kr) 4d10 5s25p1

T1 : (Xe) 4f14 5s106s2 6p1

4. Golongan VIIA

F : (He) 2s2 2s5

Cl : (Ne) 3s2 3p5

Br : (Ar) 3d10 4s24p5

I : (Kr) 4d10 5s25p5


Dari data di atas menunnjukkan adanya kemiripan konfigurasi elektron atau kemiripan elektron
velensinya yaitu dalam orbitan kulit terluarnya, kecuali periode pertama.

Elektron Valensi
Golongan
Jumlah Penulisan Bentuk Orbital

1 ns1

2 ns2

3 ns2np1

4 ns2np2

5 ns2np3

6 ns2np4

7 ns2np5
IA 8 ns2np6

IIA

IIIA

IVA

VA

VIA

VIIA

VIIIA (O)

Harga n sesuai dengan nomor perioda di mana unsur tersebut berada.

Pembagian unsur berdasarkan konfigurasi elektronnya, terutama urutan pengisian elektron yang
terakhir maka dibedakan menjadi 4 blok, yaitu :

1. Unsur-unsur blok s, yaitu unsur-unsur yang pengisian elektronnya diakhiri pada orbitan s.

2. Unsur-unsur blok p, yaitu unsur-unsur yang pengisian elektronnya diakhiri pada orbitan p.

3. Unsur-unsur blok d, yaitu unsur-unsur yang pengisian elektronnya diakhiri pada orbitan d.
4. Unsur-unsur blok f, yaitu unsur-unsur yang pengisian elektronnya diakhiri pada orbitan f.

Secara diagram dalam SPU, dapat digambarkan (untuk mempermudah / tida terlalu panjang maka blok f
ditempatkan terpisah di sebelah bawah unsur blok d).

Blok s

Blok p

2s 2p

3s Blok d 3p

4s 3d 4p

5s 4d 5p

6s 5d 6p

blok 4f

blok 5f

Pembagian unsur berdasar golongan :

1. Golongan logam alkali

Yaitu unsur-unsur golongan IA kecuali H.

2. Golongan logam alkali tanah

Yaitu unsur-unsur golongan IIA kecuali Be yang termasuk unsur non-logam dan bersifat amfoter.

3. Golongan boron atau aluminium

Yaitu unsur-unsur golongan IIIA kecuali B yang bersifat amfoter.

4. Golongan karbon
Yaitu unsur-unsur golongan IVA (termasuk non-logam). Dalam hal ini unsur C termasuk pengantar listrik
(konduktor) dan Si termasuk konduktor.

5. Golongan nitrogen, fosfor

Yaitu unsur-unsur golongan V A.

6. Golongan kalkogen atau golongan oksigen, belerang.

Yaitu unsur-unsur golongan VIA.

7. Golongan halogen

Yaitu unsur-unsur golongan VIIA,

8. Golongan gas mulia (enert)

Yaitu unsur-unsur golongan VIIIA, karena semuanya berwujud gas pada suhu normal dan semula
dianggap tidak dapat bereaksi dengan unsur lain maka diganti menjadi golongan O. gas mulia termasuk
gas monoayomik.

9. Unsur representatif

Yaitu unsur-unsur yang termasuk blok s dan blok p atau unsur-unsur golongan utama yang A.

10. Unsur-unsur transisi

Yaitu unsur-unsur golongan B yang terletak antara golongan II A dan III A atau antara blok s dan blok p.
semuanya termasuk logam dan mempunyai sifat-sifat yang mirip meskipun terletak dalam satu perioda,
karena perubahan sususna elektron terjadi pada orbital (kulit sebelah dalam).

Unsur-unsur golongan VIII B yang terdiri dari 3 buah unsur dan sering disebut :

Triade besi : Fe ; Co ; dan Ni

Triade platina ringan : Ru ; Rh ; dan Pd

Triade platina berat : Os ; Ir ; dan Pt

Ketiga triade tersebut disebut unsur golongan VIII, sifatnya sangat mirip.

Golongan VIII A diganti golongan O dan golongan VIII B diganti menjadi golongan VIII.

11. Unsur transisi dalam

Adalah unsur-unsur blok 4f atau seri lantanida dan blok 5f atau seri aktinida yang bersifat radioaktif.

Disamping itu masih juga ada pembagian unsur menjadi logam, non-logam, dan metaolida.
1. Logam :

Unsur-sunsur yang termasuk logam bersifat berbagai konduktor listrik dan panas yang baik di samping
sifat-sifat lain. Secara umum logam terletak pada golongan III A ke kiri dalam SPU, meskipun unsur-unsur
golongan IV A ke kanan juga ada yang termasuk logam.

Atau secara umum dalam tiap periode unsur logam terletak di sebelah kiri.

2. Non-logam

Unsur-unsur yang terletak di sebelah kanan dalam SPU pada tiap perioda, pada umumnya termasuk
non-logam, yaitu golongan IV A ke kanan, meskipun beberapa unsur dari golongan IV A ke kanan
tersebut yang terletak pada bagian bawah termasuk unsur logam.

3. Non metaloida

Adalah unsur-unsur yang bersifat sebagai logam dan non logam. Tentang jumlah unsur metaloid ini
masih bellum didapatkan kesepakatan. Namun pada umumnya yang da/pat digolongkan unsur metaloid
adalah : B ; Si, Ge ; As ; Sb, Te, sedang dari percobaan (dalam keadaan yang tertentu) : P ; Se; dan Bi juga
menunjukkan sifat metaloida.

Secara umum letak unsur metaloida dalam SPU adalah di antara unsur logam dan non-logam.

Sebagai gambaran dapat dibuat klasifikasi unsur-unsur khusus untuk golongan B semuanya termasuk
logami baik unsur blok d maupun blok f.

Klasifikasi Logam, Non-logam dan Metaloida

(Unsur Golongan Utama)

Perioda

Golongan
IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIIA O

2 Li Be B C N O F Ne

3 Na Mg Al Si P S Cl Ar

4 K Ca Ga Ge As Se Br Kr

5 Rb Sr In Sn Sb Te I Xe

Cs Ba T1 Pb Bi Po At Rn

Logam Metaloid Non-logam

Penentuan Periode dan Golongan

Konfigurasi elektron dan SPU merupakan dua hal yang berkaitan, karena berdasdarkan pada nomor
atom unsur.

Oleh karena itu, jika diketahui konfigurasi elektron suatu aton tentu dapat ditentukan unsurnya dalam
SPU yaitu nomor perioda dan nomomr golongannya. Demimkian pula sebaliknya jika diketahui letak
unsur dalam SPU maka dapat dituliskan konfigurasi elektron atom unsur itu.

Untuk mempermudah menentukan periode dan golongan unsur dalam SPU harus diketahui konfigurasi
elektronnya.

Pedoman menentuan perioda dan golongan unsur berdasar pengisian elektron yang terakhir dari atom
suatu unsur.

1. Jika diakhiri pada sub kulit : nsx

Maka unsur tersebut terletak pada :

Perioda : n

Golongan : x A

2. Jika diakhiri pada sub kulit : np

Maka unsur tersebut terletak pada perioda : n

Golongan : (x + 2) A, kalau (x + 2) = 8 adalah golongan O.

3. Jika diakhiri pada sub kulit d: ndx


Maka unsur tersebut terletak pada : Perioda : (n + 1)

Penentuan golongan :

1) Kalau (x + 2) < 8, golongannya dalah (x + 2) B; golongan III B s.d golongan VII B.

2) Kalau 8 < x < 10, golongan adalah VIII.

3) Kalau (X + 2) > 10, golongannya adalah (x 8) B; golongan I B dan II B.

(Jumlah elektron pada orbital d digunakan sebelum terjadi pergeseran, misalnya orbital d tetap berisi 4
atau 9).

4. Jika diakhiri pada sub kulit f: nfx

Maka unsur itu terletak pada :

Perioda : (n + 2)

Golongan : IIIB

Jika (n + 2) = 6 berarti seri lantanioda, jika (n + 2) = 7 adalah unsur-unsur seri aktinoida.

Contoh :

1) Untuk suatu unsur, pengisian elektron atomnya diakhiri pada sub kulit 4p3, tentukan nomor
perioda, nomor golongan, dan nomor atom dari unsur itu.

Jawab :

Pengisian elektron atom diakhiri pada sub kulit 4p3 maka unsur itu terletak pada :

Perioda 4 dan golongan (3 + 2) A = 5A atau VA. Konfigurasi elektron unsur dibuat berdasar prinsip
Aufbau sampai diakhiri 4p3, maka

1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d10 4p3

Berarti unsur tersebut mempunyai nomor atom = 33.

2) Suatu unsur mempunyai nomor atom 22, tentukan letak unsur dalam SPU (perioda dan golongan)
serta termasuk logam atau non-logam unsur utu?

Jawab :

Nomor atom 22, maka konfigurasi elektron unsur tersebut :

1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d2

Berarti pengisian elektron diakhiri pada sub kulit 3d2.


Jadi unsur tersebut terletak pada :

Perioda = (3 + 1)

=4

Golongan = (2 + 2) B

= 4 B atau IV B

Jadi, unsur tersebut termasuk logam (unsur transisi).

3) Suatu unsur terletak pada perioda ke-5 golonjgan IIA. Jika satu atom unsur itu mengandung 50
netron, tentukan bilangan massa dari atom unsur tersebut!

Jawab :

Karena atom termasuk golongan II A berarti diakhiri pada orbital s yang terisi oleh 2 elektron. Sedang
kalau letak atom unsur diakhiri pada sub kuklit : 5s2, maka konfigurasi elektronnya menjadi sebagai
berikut :

1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d10 4p3 ,5s3

jadi, nomor atom unsur tersebut = 38. Inti atom unsur tersebut mengandung 38 proton, karena jumlah
netron diketahuo = 50 maka bilangan unsur tersebut

= 38 + 50 = 88

Beberapa Sifat Periodik Unsur

Sifat periodik unsur-unsur adalah sifat dari unsur-unsur yang berubah secara periodik dengan
bertambahnya nomor atom unsur. Telah diketahuhi bahwa sifat unsur terutama sifat kimianya
berhubungan langsung dengan konfigurasi elektron.

Pada umumnya sifat unsur-unsur dalam satu perioda dari kiri ke kanan baik sifat fiisika maupun
kimianya berubah secara teratur karena terjadi perubahan struktur atom yang teratur. Baik perubahan
struktur inti atom maupun konfigurasi elektronnya (terutama perubahan konfigurasi elektron yang
terjadi pada kulit terluarnya).

Untuk pembahasan sifat unsur-unsur terutama untuk unsur golongan utama atau blok s dan blok p, satu
hal yang perlu diperhatikan bahwa yang dimaksud adalah tidak termasuk unsur H dan unsur gas mulia,
karena atom H adalah atom yang paling sederhana yang mempunyai beberapa sifat yang menyimpang
dari lainnya (anomali) sedang gas mulia adalah unsur yang stabil, atau unsur yang tidak reaktif.

Meskipun sifat periodik unsur menunjukkan suatu keteraturan perubahan sifat dalam tiap perioda,
ternyata tetap tidak dapat dihindarkan adanya perkecualian (aonali) untuk unsur tertentu. Secara umum
unsur pertama dalam setiap blok s dan blok p (unsur-unsur yang terletak paling atas di setiap golongan)
biasanya mempunyai sifat-sifat fisik maupun kimia yangmenyimpang dari sifat umum unsur digolongkan
itu. Kekhususan sifat unsur pertama dalam tiap golongan tersebut antara lain karena ukuran atomnya
yang paling sederhana di antara unsur-unsur segolongan.

Sifat periodik unsur-unsur tersebut antara lain :

1. Volume atom

2. Jari-jari atom/ion

3. Energi ionisasi

4. Elektronegativitas

5. Sifat asam dan basa

6. Titik leleh dan titik didih

Sifat periodik unsur dalam tiap periode digambarkan dalam bentuk grafik akan menghasilkan bentuk
yang mirip. Berikut ini akan diuraikan sifat periodik unsur-unsur. Baik secara kwalitatif maupun dalam
bentuk grafik.

1. Volume Atom

Yang dimaksud dengan volume atom adalah massa atom relatif dari suatu atom dibagi massa jenis
(karapatan) unsur tersebut dalam bentuk padatan. Untuk unsur yang berupa cairan dan gas
kerapatannya di tentukan pada keadaan mendidih. Biasanya satuan volume atom dalam mL/mol.

Volume atom untuk unsur unsur golongan alkali (IA) dan unsur-unsur periode ke-2 :

Daftar volume atom unsur golongan IA

Unsur Volume atom (mL/mol)

Li 13,1

Na 23,7

K 45,3

Rb 53,9

Cs 70,0

Daftar volume atom unsur perioda ke-2

Unsur Volume atom (ml/mol)

Li 13,1
B 5,0

Be 4,3

C 5,3

N 17,3

O 14,0

F 17,1

Ne 16,8

Jika dibuat grafik antara volume atom dan nomor atomnya ternyata menunjukkan keperiodikan sifat
unsur seperti yang terlihat pada grafik berikut ini :

1) Grafik yang mendaki (naik) selalu terdiri da ri unsur-unsur non-logam (elektronegatif).

2) Bagian grafik yang menunj selalu terdiri dari unsur-unsur logam (elektropositif).

3) Titik puncak grafik selalu unsur logam alkali.

2. Jari-jari Atom dan Ion


Telah diketahui bahwa atom adalah suatu partikel yang sangat kecil. Hingga belum ada manusia yang
dapat melihatnya meskipun dengan alay yang paling modern sekalipun.

Tetapi berdasar anggapan bahwa suatu molekul doatomik terbentuk dari dua atom yang bersinggungan,
maka dengan bantuan spektrum dan sinar-X akhirnya jari-jari atom unsur dapat ditentukan.

Panjang jari-jari atom untuk molekul unsur diatomik dianggap sama dengan setengah dari panjangnya
ikatan dari kedua atom unsur tersebut. Dengan telah diketahui jari-jari atom unsur tersebut maka jari-
jari itu digunakan uuntuk menentukan jari-jari atom unsur yang dapat membentuk senyawa / molekull
dengan unsur tersebut.

Secara teoretis dapat pula ditentukan jari-jari atom unsur dalam satu periode maupun dalam satu
golongan dengan cara membendingkan dengan jari-jari atom unsur lain.

Jari-jari Atom Unsur

1) Jari-jari Atom Unsur Segolongan

Unsur-unsur yang terletak dalam satu perioda dari kiri ke kanan jari-jari atomnya akan makin pendek
disebabkan oleh karena muatan inti makin besar. Sehingga makin besar gaya tarik inti terhadap elektron
kulilt terluarnya. Jari-jari atom unsur gas mulia adalah yang terpanjang dalam setiap perioda.

Jika hendakk membandingkan jari-jari atom unsur yang tidak terletak segolongan maupun seperioda,
maka cara tinggal melihat jumlah kulit atau nomor perioda di mana unsur berada. Unsur yang bernomor
periodanya atau jumlah kulitnya banyak berarti jari-jari atomnya lebih panjang.

Berikut ini contoh beberapa unsur untuk membandingkan jari-jari atomnya :

Yaitu atom Na ; K ; dan As.


Dari gambar tersebut kiranya mudah dimengerti jika :

Jari-jati atom Na < K (unsur segolongan).

Jari-jari aotm K > As (unsur seperioda).

Data jari-jari atom beberapa unsur segolongan maupun seperioda.

JARI-JARI ATOM UNSUR PERIODA

KEDUA DAN KETIGA

Perioda kedua Perioda ketiga

NA Unsur r(nm) NA Unsur r (nm)


3 Li 0,123 11 Na 0,157

4 Be 0,089 12 Mg 0,136

5 B 0,080 13 Al 0,125

6 C 0,077 14 Si 0,177

7 N 0,075 15 P 0,110

8 O 0,073 16 S 0,103

9 F 0,072 17 Cl 0,099

10 Ne 0,160 18 Ar 0,193

JARI-JARI ATOM UNSUR SEGOLONGAN

Golongan IA Golongan IIA

NA Unsur r(nm) NA Unsur r (nm)

1 H 0,037

3 Li 0,123 4 Bc 0,089

11 Na 0,157 12 Mg 0,136

19 K 0,235 20 Ca 0,197

37 Rb 0,248 38 Sr 0,215

Golongan VIIA Golongan O

NA Unsur r(nm) NA Unsur r (nm)

2 He 0,093

9 F 0,072 10 Ne 0,160

17 Cl 0,099 18 Ar 0,193

35 Br 0,114 36 Kr 0,216

53 I 0,133 54 Xe 0,228

Jari-jari Ion
1) Jari-jari ion positif

Ion positif terbentuk jika suatu atom unsur melepas elektron. Elektron yang dilepas selalu elekttron
dikulit terluarnya. Elektron dilepaskan berarti gaya tari inti dengan elektron dikulit terluarnya makin
besar, sehingg jari-jari ion positif akan lebih pendek dari jari-jarii atomnya. Contoh yang lebih mudah jika
ion positif yang terbentuk oleh atom yang semua elektron valensinya dilepasnya maka jumlah kulitnya
akan berkurang sehingga jari-jari ion positif akan lebih pendek daripada jari-jari atom netralnya.

Sedang jari-jaro ion positif dari unsur-unsur yang segolongan dari atas ke bawah akan tetapi makin
panjang, dan yang sepertoda dari kiri ke kanan akan tetap makin pendek.

Contoh berikut ini menunjukkan bahwa :

1) jari-jari ion Na+ < jari-jari atom Na.

2) Jari-jari Na+ < jari-jari ion K+.

3) Jari-jari ion Na+ > jari-jari ion Mg2+

Karena massa dan muatan inti Mg lebih besar dari Na.


2) Jari-jari ion negatif

Ion negatif terbentuk jika atom mengikat elektron dari luar, berarti banyaknya elektron di kulit terluar
bertambah, dan akan menyebabkan gaya tarik total inti terhadap elektron di kulit terluarnya menjadi
lebih kecil sehingga jari-jari ion negatif menjadi lebih panjang jika dibandingkan dengan jari-jari
atomnya.

Untuk jari-jari ion negatif segolongan maupun seperioda, seperti halnya jari-jari atom, yaitu untuk
segolongan dari atas ke bawah jari-jari ion negatif makin panjang dan untuk seperiodenya dari kiri ke
kana jari-jari ion negatif makin pendek.

Dalam contoh berikut ini :

1) Jari-jari ion Cl- > jari-jari atom Cl.

2) Jari-jari ion Cl- > jari-jari ion Br-.

3) Jari-jari ion S2- > jari-jari ion Cl-.

DATA JARI-JARI BEBERAPA ION

NA Ion (+) r(nm) NA Ion (-) r (nm)

3 Li+ 0,060 7 N3- 0,171

4 Be2+ 0,031 8 O2- 0,140

5 B3+ 0,020 9 F- 0,136

11 Na+ 0,095 15 P3- 0,212

12 Mg2+ 0,065 16 S2- 0,184


13 Al3+ 0,060 17 Cl- 0,181

Dari data di atas dapat dibandingkan dengan atom-atom maupun ion-ion lain baik yang segolongan
maupun seperioda.

Energi Ionisasi

Energi ionisasi atau iosinasi adalah energi yang diperlukan utuk melepas satu elektron dari suatu
partikel. Partikel tersebut dapat berupa atom yang berdiri sendiri; molekul atau ion dan partikel-partikel
tersebut harus dalam bentuk gas.

Energi ionisasi untuk melepas elektron yang pertama kali dari suatu ataom sidebut energi ionisasi
pertama, sedang energi ionisasi kedua adalah energi ionisasi untnuk melepaskan satu elektron dari ion
yang bermuatan 1 +, demikian seterusnya untuk energi ionisasi ketiga.

Contoh :

Energi ionisasi (disingkat EI) untuk atom Ca :

1. Ca (g) Ca+ (g) + le EI1.

2. Ca+ (g) Ca2+ (g) + le EI2.

Energi ionisasi pertama adalah energi yang terkecil jika dibandingkan energi ionisasi kedua; ketiga dan
seterusnya. Mengapa demikian?

Data Energi Ionisasi

Dalam Kilo Joule / Mol atau (kJ/Mol)

NA Unsur Pertama Kedua Ketiga

1 H 1312

2 He 2371 5247

3 Li 520 7297 11810

4 Be 900 1757 14840

5 B 800 2430 3659

6 C 1086 2852 4619

7 N 1402 2857 4577

8 O 1314 2391 5301


9 F 1681 3375 6045

Energi Ionisasi Pertama Unsur-unsur Golongan Utama

(kJ/Mol), di bawah simbol atomnya )

H He

1312 2371

Li B Be C N O F Ne

520 900 800 1086 1402 1314 1681 2080

Na Mg Al Si P S Cl Ar

495,8 737,6 5774 786,2 1012 999,6 1255 1520

K Ca Ga Ge As Se Br Kr

418,8 589,5 579,6 785,4 1015 945 1147 1352

Rb Sr In Sn Sb Te I Xe

493,2 55o,2 559 709,8 835,8 873,6 1012 1172

Dari data tersebut berarti energi ionisasi unsur-unsur :

1. Dalam satu golongan dari ata ke bawah makin berkurang, dikarenakan jari-jari atomnya makin
panjang sehingga gaya tarik inti elektron terluarnya makin kecil.

2. Dalam satu perioda dari kiri ke kanan umumnya makin besar, hal ini karena jari-jari atomnya makin
pendek.

Keperiodikan energi ionisasi unsur-unsur dapat pula digambarkan dalam grafik berikut ini :
Keterangan dari grafik.

1. Titik puncak grafik

Energi ionisasi yang terbesar untuk setiap periode adalah gas mulia yang menempati titik puncak utama.

Dalam gambar grafik terlihat bahwa satu perioda, energi ionisasi dari kiri ke kanan makin bertambah
tetapi tidak teratur, misalnya unsur golongan IIA lebih besar dari I A dan III A kemudian unsur golongan
VA juga lebih besar dari IV A dan VI A.

2. Titik terendah (minimum)

Unsur-unsur logam alkali (IA) adalah unsur-unsur yang energi ionisasinya terkecil (dalam tiap perioda).

Berdasarkan harga ionisasi tersebut maka unsur-unsur yang mudah membentuk ion positif atau mudah
melepaskan elektron adalah unsur yang energi ionisasinya kecil, yaitu terutama unsur-unsur golongan IA
dan IIA

Unsur-unsur yaang mudah membentuik ion positif disebut elektropositif.

Jadi, unsur elektropositif terletak di sebelah kiri dalam SPU, unsur yang paling mudah membentuk ion
positif adalah unsur di sebelah paling bawah kiri dalam SPU yaitu Rb (Rf adalah radioaktif sehingga
sangat jarang digunakan).

4. Elektronegativitas

Sebelum sampai pada elektronegativitas perlu kiranya diketahui dahulu pengertian afinitas elektron
suatu unsur. Afinitas elektron bersifat kuantitatif sedang eleltrogenetivitas (keelektronegatifan) hanya
merupakan suatu perbandingan saja.

Afinitas elektron

Adalah besar energi yang dilepas oleh suatu atom dalam bentuk gas pada saat mengikat elektron atau
membentuk ion negatif.
Ada beberapa atom yang memerlukan energi pada saat mengikat elektron. Afinitas elektron negatif jika
energi dilepaskan, dan posotif jika dierlukan energi. Harga afinitas sukar ditentukan lagi pula kurang
menunjukkan sifat afinitas elektron berikut :

Afinitas elektron unsur

Perioda kedua dan ketiga (kJ/Mol)

IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA

-37

Li Be B C N O F

-60 +100 -27 -122 +9 -141 -328

Na Mg Al Si P S Cl

-53 +30 -44 -134 -72 -200 -348

Afinitas elektron unsur

Golongan VA ; VUA ; dan VII A (kJ/Mol)

VA AE VIA AE VIIA AE

N +9 O -141 F -328

P -72 S -200 Cl -348

As -77 Se -195 Br -325

Sb -101 Te -190 I -295

Bi -110 Po -183 At -270

Tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa unsur yang harga afinitas elektronya besar berarti unsur itu
mudah membentuk ion negatif dan kemudian disebut unsur-unsur elektromagnetif.

Meskipun Cl adalah unsur yang paling besar afinitas elektronnya tetapi unsur yang paling alaktronegatif
adalah unsur flur (F). Hal ini dikarenakan molekul F2 lebih mudah terurai menjadi atom F bila
dibandingkan dengan Cl2.

Jadi, unsur-unsur elektronegatif adalah unsur-unsur yang terletak di sebelah atas dalam SPU. Karena
afinitas elektron unsur kurang menunjukkan sifat keperiodikan maka orang beralih menggunakan
elektronegatifvitas atau keelektronegatifan.
Elektronegativitas

Jika afinitas menunjukkan kuantitas energo sedang elektronegativitas meryoakan kuantitatif, artinya
elektronegativitas suatu skala dengan menggunakan suatu atom standard sebagai pembanding. Atom
flur (F) yang elektronegativutasnya tersbesar, oleh Paulling diberi harga 4, sedangkanharga
elektronegativitas unsur lain di tentukan dengan membandingkannya dengan fluor tersebut.

Sifat Asam Basa, Oksida dan Hidrida

Kekuatan dan perubahan kekuatan asam dan basa dari unsur dalam golongan yang sama dapat
dipelajari dari jari-jari dan keelektronegatifan atom sentral yang mengikuti proton. Oleh karena jari-jari
dan keelektronegatifan merupakan sifat periodik, dapat diharapkan bahwa kekuatan asam dan basa
menunjukkan perubahan periodik. Dalam satu golongan jari-jari ion bertambah besar dari atas ke
bawah, sedangkan keelektronegatifan bertambah kecil. Kedua perubahan ini menyebabkan ikatan yang
makin lemah dari atas ke bawah untuk unsur-unsur golongan oksigen dan halogen dengan hidrogen.
Dengan demikian akan diperoleh kekuatan asa yang semakin besar.

H2O < H2S < H2Se < H2Te

H2Te lebih banyak mengalami disosiasi

Perlu diperhatikan bahwa HCl, HBr dan HI semuanya 100% terurai dalam air. Air memberikan efek
peralatan dalam keasaman HCl, HBr dan HI.

Untuk asam oksi dengan rumus umu H-O-Z, kekuatan asam bertambah jika ke-elektronegatifan Z
bertambah.

HIO < HbrO < HCIO

Untuk asam yang jumlah oksigen tervariasi, maka kekuatan asam bertambah jika jumlah oksigen
bertambah.

HClO < HclO2 < HclO3 < HclO4

Selain dari pada itu penggunaan atum yang lebih besar ke-elektronegatifannya akan menghasilkan asam
yang lebih kuat.
CH3COOH < CH2BrCOOH < CH2ClCOOH < CH2FCOOH

CH3COOH < CH2FCOOH < CHF2COOH < CF2COOH

Kecenderungan dalam sifat asam-basa

Blok-s Dalam larutan oksida dan hidridanya bersifat basa ; kloridanya bersifat mineral.

Na2O (S) + H2O(l) 2 Na+ (aq) + 2 OH- (aq) pH ~14

K H (s) + H2O(l) K+ (aq) + OH- (aq) + H2(g) pH~14

H2O

MgCl2(s) Mg2+ (aq) + 2 Cl- (aq) pH~7

Blok-d Oksida dan hidroksidanya tidak melarut dan bersifat basa cenderung bersifat amfoter
kloridanya mengalami hidrolisis menghasilkan larutan asam.

ZnO(s) + 2H+ (aq) Zn2+ (aq) + H2O(l) oksida basa

Zn2+ (s) + 2OH- (aq) Zn(OH)2(s) hidroksida melarut

Zn(OH)2(s) + 2H+ (aq) Zn2+ (aq) + 2H2O(l)

Amfoter

Hidro lisis

Zn(OH)2(s) + 2H- (aq) [Zn (OH)4 ]2-(aq)

FeCl3(s) + 6 H2O(l) [Fe(H2O)6]3+ (aq) + 2Cl- (aq)

Fe(H2O)6]3+ (aq) + H2O(l) [Fe(H2O)5]2+ (aq) + H3O (aq)

Blok-p Oksida, klorida dan hampir semua hididra bersifat asam dengan beberapa perkecualian
mmisalnya NH3 dan Ch4.

SO3(s) + 2 H20 (l) HSO-4 (aq) H3O (aq) pH~1

SiCl4(l) + 8 H2O (l) Si (OH)4(s) + 4Cl- (aq) + 4H3O+ (aq) pH~1


HCl(g) + H2O (l) H3O+ (aq) + Cl- (aq) pH~1

Keperiodeikan okdida

Li2O BeO B2O3 CO2 N2O5 O2 F2O7

Basa Amfoter Asam lemah Asam Asam kuat

Ion Kovalen

Na2O MgO Al2O3 SiO2 P4O10 SO2 Cl2O7

Basa Basa Amfoter Asam lemah Asam Asam kuat


kuat

Ion Jaringan Kovalen


kovalen

Keperiodikan hidrida

LiH BeH2 BH3 CH4 NH3 OH2 FH

Basa Netral Basa lemah Netral Asam

Ion Kovalen Molekul kovalen polar


kovalen

NaH MgH2 AlH3 SiH4 PH3 SH2 ClH

Basa Netral Basa sangat Asam Asam


lemah lemah

Ion Kovalen Molekul kovalen Kovalen


kovalen

6 Titik leleh dan Titik Didih


Atom-atom unsur alkali terikat dalam struktur terjejal oleh ikatan logam yang lemah, karena setiap atom
hanya mempunyai satu elektron ikatan dan bertambah lemah jika jari-jari bertambah besar. Oleh sebab
itu unsur harlogen dalam keadaan padat berupa kristal molekul terikat oleh gaya van Waals yang lemah.
Gaya ini bertambah jika jari-jari bertambah besar. Oleh karena itu titik leleh bertambah besar dari atas
ke bawah dalam satu golongan. Titik leleh bergantung kepada kekuatan relatif dari ikatan. Kekuatan
ikatan logam tergantung pada jumlah elektron valensi oleh karena itu kekuatan ini bertambah, dari kiri
ke kanan dalam satu perioda, misalnya dari Na Mg al. Hal ini mengakibatkan titik leleh bertambah.
Dalam satu golongan unsur transisi dari atas ke bawah kekuatan ikaktan bertambah, jadi titik leleh
bertambah. Unsur C dan Si yang mempunyai struktur kovalen yang sangat besar, mempunyai titik leleh
tinggi. Ke-periodikan titik didih mirip dengan ke-periodikan titik leleh.

Titik leleh dan titik didih dinyatakan dalam K dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel : Titik leleh dan titik didih

14 1

H He

21 4

235 1551 2573 3823 63 55 53 24

Li Be B C N O F Ne

1590 3243 2823 5100 77 90 85 27

271 922 933 1683 317 385 172 84

Na Mg Al Si P S Cl ar

1156 1263 2740 2628 553 718 238 87

337 1113

K Ca

1047 1757

Aluran titik leleh terhadap nomor atom menunjnukkan sifat penting.


2 Response to "sistem periodik unsur"

EXPO CPNS BUMN says:


27 Juni 2015 22.47

Makasih bgt bro info nya, sangat bermanfaat buat saya. hehe
Jangan Lupa mampir ke blog EXPO Lowongan Kerja Terbaru ane ya Lowongan Kerja BUMN

Alkai Chanyeol says:


30 November 2015 03.40

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Copyright semua tentang kimia

Designed by EZwpthemes, Converted into Blogger Templates by Theme Craft

Anda mungkin juga menyukai