Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PERIODIK UNSUR

MAKALAH

Oleh:

Marcelina

Mas Idatul Umah 19030234015

Browi Nugroho 19030234054

Avissa Auryn Wijayanti 19030234048

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

PRODI KIMIA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu terus berkembang sesuai dengan perkembangan pengetahuan
dan teknologi. Perkembangan ilmu terlihat seperti terjadi pergantian
ide/gagasan ilmiah. Filsuf dan sejarawan sains menginterpretasikan
perkembangan gagasan dalam sains dengan dua cara yaitu evolusi dan
revolusi.
Unsur dan sifat keperiodikan unsur merupakan objek kajian yang
akan dibahas. Unsur kimia alami atau buatan terus bertambah jumlahnya
dari zaman dahulu hingga saat ini telah 120 unsur yang diketahui. Para
ahli kimia berusaha mempelajari unsur yang ada mulai dari lavoiser (1789)
sampai saat ini. Perkembangan tabel sistem periodik unsur untuk
mengelompokkan unsur telah terjadi lebih dari 200 tahun. Tabel sistem
periodik telah dipertentangkan, diubah dan disempurnakan sebagai ilmu
yang berkembang sebagai objek kajian ilmu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan sistem periodic unsur?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami perkembagan sistem periodik unsur
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Tabel Periodik


Pada abad ke 19, para kimiawan masih samar dalam memahami
gagasan tentang atom dan molekul. Tahun 1864, John Newlands,
kimiawan dari Inggris mengamati pengulangan sifat antara unsur satu
dengan unsur kedelapan maka ia mengajukan hukum oktaf Newland.
Newlands mempublikasikan klasifikasi elemen berdasarkan hubungan
massa atom dan sifat kimia. Pada tahun 1865, Newlands menyusun unsur
berdasarkan kenaikan masa atom. Newlands mengatakan jika diamati
elemen dalam kelompok yang sama muncul pada garis horizontal yang
sama. Newlands tidak mengklaim bahwa semua elemen yang muncul pada
garis horizontal yang sama adalah kelompok sama. Beberapa hal yang
tidak sama ditemui dalam sistem periodik Newlands ini seperti Cr tidak
sama dengan Al, Mn tidak mirip dengan P dan Fe tidak mirip dengan S.
Alhasil, hukum ini tidak diterima oleh masyarakat ilmiah.

Lima tahun kemudian, Rusia Dmitri Mendeleev dan John Lothar


Meyer secara terpisah mengusulkan penyusunan tabulasi unsur-unsur yang
lebih luas berdasarkan keteraturannya. Jika setiap elemen diatur dalam
urutan masa atom, mereka berada dalam kelompok kimia dan fisik sifat
yang mirip diulang pada interval periodik dengan membuat kurva volume
atom dengan fungsi masa atom. Dari kurva tersebut, ia melihat adanya
keteraturan dari unsur-unsur dengan sifat yang mirip, misalnya litium (Li),
natrium (Na), kalium (K), dan rubidium (Rb) berada pada titik puncak.
Selain itu, pengulangan sifat unsur tidak selalu terjadi setelah delapan
unsur, seperti dinyatakan dalam hukum oktaf. Meyer menyusun unsur-
unsur tersebut ke dalam suatu tabel berdasarkan kenaikan masa atom dan
pengulangan/ keperiodikan sifat fisik dan kimia unsur. Sistem periodik
Meyer disusun berdasarkan kenaikan masa atom secara vertikal.
Pengulangan sifat unsur membentuk kolomkolom. Unsur-unsur dengan
sifat yang mirip terletak pada kolom yang sama yang sama. De
Chancourtois memperlihatkan putaran spiral pertama penuh bertepatan
dengan oksigen elemen, dan putaran kedua penuh berakhir pada sulfur.
Elemen yang berbaris secara vertikal pada permukaan silinder cenderung
memiliki sifat yang mirip, sehingga pengaturan ini berhasil menangkap
beberapa pola yang kemudian menjadi pusat sistem Mendeleev. Namun
untuk beberapa alasan, sistem de Chancourtois ini tidak banyak
berpengaruh pada para ilmuwan, artikel asli gagal untuk menyertakan
diagram tabel, sistem ini agak rumit, dan kesamaan kimia antara unsur-
unsur yang ditampilkan sangat tidak meyakinkan.
Newlands dan De Chancourtois tidak membuat tabel sistem
periodik terbuka yang tidak memberikan peluang ditemukannya unsur
baru. Kelemahan ini diperbaiki oleh Dmitri Mendeleev (1869), ia
mempublikasikan tabel periodik semua elemen yang diketahui, ia
memperkirakan beberapa elemen baru untuk menyelesaikan tabel, dan
mengoreksi beberapa bobot atom. Tabel periodik Mendeleev ini tidak
sama panjang dan masih bercampur antara unsur utama dan unsur transisi.
Sistem periodik Mendeleev belum mencantumkan adanya gas mulia
karena saat itu belum ditemukan, serta dasar dari penyusunan unsur adalah
masa atom tetapi Te yang masanya lebih besar diletakkan sebelum I, hal
inilah yang menjadi kelemahan dalam sistem periodik Mendeleev.
Pada tahun 1913, Henry Moseley menemukan bahwa urutan
kenaikan atom sama dengan urutan kenaikan massa atom. Misalnya,
nomor atom dari Ar adalah 18 dan nomor atum K adalah 19, jadi K harus
ditempatkan setelah Ar pada tabel periodik.

Tabel periodik modern biasanya menampilkan nomor atom dan


lambang unsurnya. Setelah diteliti, ternyata nomor atom juga
menunjukkan jumlah elektron dalam atom unsur. Konfiguraasi elektron
unsur juga menjelaskan munculnya sifatkimia dan fisika.

B. Penggolongan Periodik Unsur


Menurut jenis kulit yang terisi, unsur-unsur pada tabel periodik
dapat dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu unsur utama, gas mulia,
unsur transisi, lantanida dan aktinida. Unsur utama adalah unsur dalam
golongan IA hingga VIIA yang semuanya berkulit s atau p dengan
bilangan kuantum utama tertinggi belum terisi penuh. Berbeda dengan gas
mulia pada golonggan VIIIA mempunyai subkulit p yang terisi penuh.
Unsur transisi adalah unsur-unsur yang ada pada golongan IB dan
IIIB hingga VIIIB yang mempunyai subkulit p yang tidak terisi penuh.
Lantanida dan aktinida sering juga disebut dengan unsur transisi blok f
karena mempunyai subkulit f yang tidak terisi penuh.

C. Jari-jari atom
Jari-jari atom suatu logam adalah setengah jarak antara dua inti
ataom yang berdekatan. Jari-jari atom ditentukan oleh bagaimana kuatnya
elektron kulit bagian luar ditahan oleh inti. Makin besar muatan inti
efektif, makin kuat elektron-elektron ini ditahan dan semakin kecil jari-jari
atomnya. Semakin ke kanan tabel periodik, jari-jari atom akan semakin
besar, sedangkan semakin ke bawah tabel periodik jari-jari atom akan
semakin besar.

D. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk
melepaskan satu elektron dari atom berwujud gas pada keadaan dasarnya.
Semakin besar energi ionisasi, maka semakin sukar pula untuk melepas
elektronnya.
Unsur golongan IA mempunyai energi ionisasi yang rendah.
Masing-masing unsur memiliki satu valensi yang terperisai secara efektif
oleh kulit bagian dalam yang terisi penuh. Akibatnya, secara energetika
akan mudah melepaskan satu elektron dari logam alkail membentuk ion
unipositif.
Sedangkan pada unsur golongan IIA memiliki energi ionisasi
pertama lebih tinngi dibanding golongan IA. Golongan IIA (logam alkali
tanah) memiliki dua valensi. Karena kedua atom s tidak saling memerisai
satu sama lain secara baik, muatan inti efektif untuk golongan IIA lebih
besar daripada golongan IA. Kebanyakan senyawa alkali tanah memiliki
elektron dipositif, yang isoelektron dengan ion-ion logam alkali unipositif
yang terletak disebelah kirinya dalam periode yang sama.

E. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah negatif dari perubahan energi yang terjadi
ketika satu elektron diterima oleh atom suatu unsur dalam keadaan gas.
Energi ionisasi positif diberikan untuk melepas satu elektron. Di sisi lain,
afinitas elektonpositif berarti dilepaskan ketika satu elektron ditambahkan
ke elektron lain.
Afinitas elektron logam-logam secara umum lebih rendah daripada
nonlogam. Nilai-nilainya sedikit bervariasi dalam golongan tertentu.
Golongan VIIIA (halogen) memiliki nilai afinitas elektron terbesar. Hal ini
dikarenakan karena halogen menerima satu elektron, setiap atom halogen
akan memiliki konfigurasi elektron stabil.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Unsur kimia terus bertambah dan perkembangan teknologi


mempengaruhi perkembangan tabel sistem periodik unsur. Selama lebih
dari 200 tahun terjadi perkembangan pengelompokan unsur dalam tabel
sistem periodik unsur. Pengelompokkkan unsur dimulai dari lavoiser,
Dalton, Berzelius yang mengelompokkan unsur secara umum dan
kenaikan masa atom. Selanjutnya Doberiner, Newlands, Meyer, De
chancourtouis, Mendeleev menyusun unsur berdasarkan kemiripan dan
keperiodikan sifat unsur. Penyusunan tabel sistem periodik mengalami
evolusi dimana para ahli di atas mempelajari unsur berdasarkan penelitian
sebelumnya. Perkembangan tabel sistem periodik yang baru megandung
tabel periodik unsur para ahli sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jlid 1.
Bandung: Erlangga.

Sofia. 2017. Tabel Sistem Periodik Unsur: Evolusi Atau Revolusi. Jurnal
Penelitian Pendidikan Kimia, 4: 1, 28-35

Anda mungkin juga menyukai