TINJAUAN PUSTAKA
keadaan, periodik dan golongan dari unsur-unsur kimia. Sistem periodic disusun
berdasarkan kenaikan atom (jumlah proton atom muatan inti). Sistem periodic dibagi
menjadi periode, yaitu unsur-unsur yang terletak dalam baris yang horizontal
(mendatar) dan golongan yaitu unsur-unsur yang terletak dalam kolom vertikal
(Basri, 2003).
Perkembangan sistem periodik unsur dari lavoiser sampai sistem periodik modern
apakah terjadi secara evolusi atau revolusi menjadi tujuan penulisan artikel ini. Para
sistem periodik yang sebelumnya sehingga terjadi evolusi tabel sistem periodik unsur.
memunculkan krisis dan muncul paradigma baru dengan ditemukan sinar X oleh
Moseley dan nomor atom oleh Ruterford sehingga terjadi revolusi tabel sistem
periodik unsur yang disusun berdasarkan kenaikan Nomor atom bukan masa atom.
sistem periodik unsur selama lebih dari dua abad terjadi secara evolusi dalam hal
penyusunannya dan revolusi dalam hal dasar pengelompokan tabel sistem periodik
perkembangan tabel sistem periodik unsur. Selama lebih dari 200 tahun terjadi
tabel sistem periodik mengalami evolusi dimana para ahli diatas mempelajari unsur
megandung tabel periodikunsur para ahli sebelumnya (Wahyu noviani dkk, 2017)
berubah secara teratur sesuai dengan kenaikan nomor atom, dalam periode periode
yang sama dan dalam golongan yang sama. jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas
elektron, elektronegatifitas, sifat logam dan non logam (Sitaresmi, dkk, 2017).
a. Jari-jari atom Jari-jari atom merupakan jarak antara inti atom sampai
dengan elektron dikulit terluar. Menurut teori atom modern jari-jari atom
elektron dari tiap mol spesies dalam keadaan gas. Energi untuk
satu elektron dari bentuk atom netral dalam wujud gas sehingga terbentuk
ion dengan muatan -1. Contohnya: Cl (g) + 1e- → Cl- (g) (– 349 kJ) Jika 1
mol atom klorin menangkap 1 mol elektron untuk membentuk 1 mol ion
klorin, energi yang akan dibebaskan adalah sebesar 349 kJ. Jadi, harga
Pauling yang besarnya antara 0,7 sampai 4. Unsur yang mempunyai harga
reaktif, hal ini disebabkan karena alkali dan alkali tanah masing-masing mempunyai
satu dan dua elektron di kulit terluar. Maka tidaklah aneh mengapa kemudian unsur-
unsur golongan I A dan II A ini tidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas. Pada
kulit bumi mereka terdapat dalam wujud bijih-bijih oksida, karbonat atau sulfida
(setiana,2020)
tahun 1789, bijih-bijih alkali dan alkali tanah masih dianggap sebagai ”unsur”, sebab
pada saaat itu zat-zat tersebut memang tidak dapat diuraikan lebih lanjut menjadi zat
lain yang lebih sederhana. Setelah cara elektrolisa ditemukan padaawal abad ke-19,
barulah unsur alkali dan alkali tanah dibuat dari senyawasenyawanya (setiana,2020)
lelehan beberapa beberapa zat yang saat itu bernama soda, kali, magnesia, calx,
strontia, dan barit. Davy ternyata memperoleh unsur-unsur yang sebelumnya tidak
pernah dikenal oleh manusia. Keenam unsur baru tersebut dinamai sodium (natrium),
Litium pada tahun 1817, dan disusul oleh penemu Berilium pada tahun 1828 oleh
Vauquelin. Dua orang sarjana Jerman, Robert Wilhelm Bunsen (1811-1899) dan
Gustaf Robert KIrchoff (1824-1877) pada tahun 1861 menemukan Cessium, dan
Rubidium. Lalu Pierre dan Merie Curie menambah perbendaharaan denga
menemukan Radium pada tahun 1989. Akhirnya, unsur Fransium ditemukan oleh
Sekalipun logam alkali dan alkali tanah baru dikenal sejak abad ke-19, nama
alkali sendiri berasal dari abad pertengahan. nama alkali berasal dari bahasa Arab, al-
qali, yang artinya abu, sebab Abu Musa Jabir bin Hayyan (700-778) memperoleh
konfigurasi elektron terluar (ns1 , n≥2). Logam alkali mempunyai energi ionisasi
reaktif sehingga jarang ditermukan secara bebas di alam. Logam alkali dapat bereaksi
dengan air membentuk hidroksida logam alkali dengan melepaskan gas hidrogen,
membentuk oksida, maka logam alkali yang lain dapat membentuk peroksida dan
untuk K, Rb, dan Cs dapat pula membentuk superoksida logam alkali artinya
reaktifitas logam alkali dengan oksigen meningkat dari atas ke bawah dalam
Alasan bahwa perbedaan jenis oksida yang terbentuk adalah ketika logam
alkali bereaksi dengan oksigen haruslah berkaitan kestabilan oksida tersebut dalam
keadaan padat. Karena oksida ini seluruhnya adalah senyawa ionik, kestabilannya
bergantung pada seberapa kuat kation dan anion saling tertarik satu sama lain. Litium
cenderung untuk membentuk litium oksida yang demikian karena senyawa ini lebih
stabil dibandingkan litium peroksida. Pembentukan oksida logam alkali yang lain
DAFTAR PUSTAKA
Sofia, S. (2017). TABEL SISTEM PERIODIK UNSUR: EVOLUSI ATAU
REVOLUSI. Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia: Kajian Hasil Penelitian
Pendidikan Kimia, 4(1), 28-35.
Noviani, M. W., & Istyadji, M. (2017). Miskonsepsi ditinjau dari Penguasaan
Pengetahuan Prasyarat Untuk Materi Ikatan Kimia Pada Kelas X. Quantum:
Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, 8(1), 63-77.
Anshory,I.,1986, Penuntun Pembelajaran Kimia, ; Ganeca Exact Bandung.
Chang, R., 2003, Kimia Dasar Konsep Kimia Inti, Jakarta ; Erlangga.
Basri, Sarjoni. 2003. Kamus Kimia. PT Bineka Cipta: Jakarta.
Setiana,2020, Modul Pembelajaran Kimia. Kemendikbud : magelan
Sitaresmi, K. S., Saputro, S., & Utomo, S. B. 2017. Penerapan Pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar
Siswa pada Materi Sistem Periodik Unsur (SPU) Kelas X MIA 1 SMA Negeri
1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan Kimia, 6 (1),
54-61.
Fitri., 2020., Kimia Unsur Golongan Utama., Syiah Kuala University
Kurniawati, D. (2017, November). Rekayasa Minyak Jarak Pagar Sebagai Biodiesel
dengan Katalis Basa Golongan Alkali Tanah. In Prosiding SENTRA (Seminar
Teknologi dan Rekayasa) (No. 3).