Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem periodik unsur

Sistem periodik adalah susunan berkala yang menggambarkan suatu letak,

keadaan, periodik dan golongan dari unsur-unsur kimia. Sistem periodic disusun

berdasarkan kenaikan atom (jumlah proton atom muatan inti). Sistem periodic dibagi

menjadi periode, yaitu unsur-unsur yang terletak dalam baris yang horizontal

(mendatar) dan golongan yaitu unsur-unsur yang terletak dalam kolom vertikal

(Basri, 2003).

Perkembangan sistem periodik unsur dari lavoiser sampai sistem periodik modern

apakah terjadi secara evolusi atau revolusi menjadi tujuan penulisan artikel ini. Para

ahli mempelajari dasardasar dari pengelompokanunsur, setiap temuan baru dapat

menggabungkan hasil temuannya dan memperbaiki serta menyempurnakan tabel

sistem periodik yang sebelumnya sehingga terjadi evolusi tabel sistem periodik unsur.

Paradigma pengelompokan berdasarkan kemiripan sifat dan kenaikan masa atom

menjadi normal sains hingga ditemukannya beberapa anomali. Anomali ini

memunculkan krisis dan muncul paradigma baru dengan ditemukan sinar X oleh

Moseley dan nomor atom oleh Ruterford sehingga terjadi revolusi tabel sistem

periodik unsur yang disusun berdasarkan kenaikan Nomor atom bukan masa atom.

Penemuan bilangan kuantum, pengelompokan unsur dalam tabel sistem periodik

berdasarkan kemiripan sifat, nomor atom dan bilangan kuantum. Perkembangan

sistem periodik unsur selama lebih dari dua abad terjadi secara evolusi dalam hal
penyusunannya dan revolusi dalam hal dasar pengelompokan tabel sistem periodik

unsur dari masa atom ke nomor atom (sofia,2014).

Unsur kimia terus bertambah dan perkembangan teknologi mempengaruhi

perkembangan tabel sistem periodik unsur. Selama lebih dari 200 tahun terjadi

perkembangan pengelompokan unqqqsur dalam tabel sistem periodik

unsur.Pengelompokkkan unsur dimulai dari lavoiser, Dalton, Berzelius yang

mengelompokkan unsur secara umum dan kenaikan masa

atom.SelanjutnyaDoberiner, Newlands, Meyer, De chancourtouis, Mendeleev

menyusun unsur berdasarkan kemiripan dan keperiodikan sifat unsur. Penyusunan

tabel sistem periodik mengalami evolusi dimana para ahli diatas mempelajari unsur

berdasarkan penelitian sebelumnya. Perkembangan tabel sistem periodik yang baru

megandung tabel periodikunsur para ahli sebelumnya (Wahyu noviani dkk, 2017)

2.2 sifat periodik unsur

Sifat periodik unsur adalah sifat-sifat yang mempunyai kecenderungan untuk

berubah secara teratur sesuai dengan kenaikan nomor atom, dalam periode periode

yang sama dan dalam golongan yang sama. jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas

elektron, elektronegatifitas, sifat logam dan non logam (Sitaresmi, dkk, 2017).

a. Jari-jari atom Jari-jari atom merupakan jarak antara inti atom sampai

dengan elektron dikulit terluar. Menurut teori atom modern jari-jari atom

adalah setengah jarak antara dua inti atom sejenis.

b. Energi ionisasi (IE) adalah energi yang diperlukan untuk mengeluarkan

elektron dari tiap mol spesies dalam keadaan gas. Energi untuk

mengeluarkan satu elektron pertama (dari atom netralnya) disebut sebagai


energi ionisasi pertama dan untuk mengeluarkan satu elektron ke dua

disebut energi ionisasi kedua, dan begitu seterusnya untuk pengeluaran

satu elektron berikutnya. Mudah dipahami bahwa mengeluarkan satu

elektron pertama dari atom netralnya akan lebih mudah daripada

mengeluarkan satu elektron kedua dan seterusnya dari kation yang

bersangkutan karena pengaruh muatan inti menjadi semakin lebih efektif

terhadap elektron yang semakin berkurang jumlahnya.Afinitas elektron

Berapapun lemahnya, pasti ada interaksi ikatan antara elektron valensi

dengan inti atom, sehingga untuk mengeluarkan selalu diperlukan energi ;

dengan demikian, energi ionisasi selalu berharga positif.

c. Afinitas elektron adalah besarnya energi yang diperlukan ketika mengikat

satu elektron dari bentuk atom netral dalam wujud gas sehingga terbentuk

ion dengan muatan -1. Contohnya: Cl (g) + 1e- → Cl- (g) (– 349 kJ) Jika 1

mol atom klorin menangkap 1 mol elektron untuk membentuk 1 mol ion

klorin, energi yang akan dibebaskan adalah sebesar 349 kJ. Jadi, harga

afinitas elektron untuk klorin adalah sebesar – 349 kJ/mol.

d. Elektronegatifitas Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom

untuk menarik elektron ke dalam ikatannya ketika atom-atom tersebut

membentuk ikatan. Keelektronegatifan diukur dengan menggunakan skala

Pauling yang besarnya antara 0,7 sampai 4. Unsur yang mempunyai harga

keelektronegatifan besar, cenderung menerima elektron dan akan

membentuk ion negatif. Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan

kecil, cenderung melepaskan elektron dan akan membentuk ion positif


\`2.3 Logam alkali dan alkali tanah

Unsur-unsur alkali dan alkali tanah merupakan logam-logam yang sangat

reaktif, hal ini disebabkan karena alkali dan alkali tanah masing-masing mempunyai

satu dan dua elektron di kulit terluar. Maka tidaklah aneh mengapa kemudian unsur-

unsur golongan I A dan II A ini tidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas. Pada

kulit bumi mereka terdapat dalam wujud bijih-bijih oksida, karbonat atau sulfida

(setiana,2020)

Ketika Antonie Laurent Lavoiser (1743-1794) menysun unsur-unsur pada

tahun 1789, bijih-bijih alkali dan alkali tanah masih dianggap sebagai ”unsur”, sebab

pada saaat itu zat-zat tersebut memang tidak dapat diuraikan lebih lanjut menjadi zat

lain yang lebih sederhana. Setelah cara elektrolisa ditemukan padaawal abad ke-19,

barulah unsur alkali dan alkali tanah dibuat dari senyawasenyawanya (setiana,2020)

Sir Humphry Davy (1778-1829) adalah orang pertama yang berhasil

memperoleh logam-logam I A dan II A. Pada tahun 1807-1808 ia mengelektrolisa

lelehan beberapa beberapa zat yang saat itu bernama soda, kali, magnesia, calx,

strontia, dan barit. Davy ternyata memperoleh unsur-unsur yang sebelumnya tidak

pernah dikenal oleh manusia. Keenam unsur baru tersebut dinamai sodium (natrium),

kalium, magnesium, kalsium, stronsium, dan barium (setiana,2020)

Kemudian Johannes Afzelius Arvidson (1792-1841) dari Swedia menemukan

Litium pada tahun 1817, dan disusul oleh penemu Berilium pada tahun 1828 oleh

Vauquelin. Dua orang sarjana Jerman, Robert Wilhelm Bunsen (1811-1899) dan

Gustaf Robert KIrchoff (1824-1877) pada tahun 1861 menemukan Cessium, dan
Rubidium. Lalu Pierre dan Merie Curie menambah perbendaharaan denga

menemukan Radium pada tahun 1989. Akhirnya, unsur Fransium ditemukan oleh

Maguerite Perey pada tahun 1939 (setiana,2020)

Sekalipun logam alkali dan alkali tanah baru dikenal sejak abad ke-19, nama

alkali sendiri berasal dari abad pertengahan. nama alkali berasal dari bahasa Arab, al-

qali, yang artinya abu, sebab Abu Musa Jabir bin Hayyan (700-778) memperoleh

soda dari abu tumbuhan laut (setiana,2020)

Logam-logam alkali dikhususkan pada logam Li, Na, K, Rb dan Cs dengan

konfigurasi elektron terluar (ns1 , n≥2). Logam alkali mempunyai energi ionisasi

rendah dan kecenderugannya kuat melepaskan elektron valensi tunggalnya, cukup

reaktif sehingga jarang ditermukan secara bebas di alam. Logam alkali dapat bereaksi

dengan air membentuk hidroksida logam alkali dengan melepaskan gas hidrogen,

dapat membentuk oksida, peroksida, bahkan superoksida yang ketiganya

menghilangkan bentuk kilapan logamnya. Selain Litium yang hanya dapat

membentuk oksida, maka logam alkali yang lain dapat membentuk peroksida dan

untuk K, Rb, dan Cs dapat pula membentuk superoksida logam alkali artinya

reaktifitas logam alkali dengan oksigen meningkat dari atas ke bawah dalam

golongannya (kurniawati, 2017).

Alasan bahwa perbedaan jenis oksida yang terbentuk adalah ketika logam

alkali bereaksi dengan oksigen haruslah berkaitan kestabilan oksida tersebut dalam

keadaan padat. Karena oksida ini seluruhnya adalah senyawa ionik, kestabilannya

bergantung pada seberapa kuat kation dan anion saling tertarik satu sama lain. Litium

cenderung untuk membentuk litium oksida yang demikian karena senyawa ini lebih
stabil dibandingkan litium peroksida. Pembentukan oksida logam alkali yang lain

dapat dijelaskan dengan cara yang sama (Chang, 2003).

DAFTAR PUSTAKA
Sofia, S. (2017). TABEL SISTEM PERIODIK UNSUR: EVOLUSI ATAU
REVOLUSI. Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia: Kajian Hasil Penelitian
Pendidikan Kimia, 4(1), 28-35.
Noviani, M. W., & Istyadji, M. (2017). Miskonsepsi ditinjau dari Penguasaan
Pengetahuan Prasyarat Untuk Materi Ikatan Kimia Pada Kelas X. Quantum:
Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, 8(1), 63-77.
Anshory,I.,1986, Penuntun Pembelajaran Kimia, ; Ganeca Exact Bandung.
Chang, R., 2003, Kimia Dasar Konsep Kimia Inti, Jakarta ; Erlangga.
Basri, Sarjoni. 2003. Kamus Kimia. PT Bineka Cipta: Jakarta.
Setiana,2020, Modul Pembelajaran Kimia. Kemendikbud : magelan
Sitaresmi, K. S., Saputro, S., & Utomo, S. B. 2017. Penerapan Pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar
Siswa pada Materi Sistem Periodik Unsur (SPU) Kelas X MIA 1 SMA Negeri
1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan Kimia, 6 (1),
54-61.
Fitri., 2020., Kimia Unsur Golongan Utama., Syiah Kuala University
Kurniawati, D. (2017, November). Rekayasa Minyak Jarak Pagar Sebagai Biodiesel
dengan Katalis Basa Golongan Alkali Tanah. In Prosiding SENTRA (Seminar
Teknologi dan Rekayasa) (No. 3).

Anda mungkin juga menyukai