Anda di halaman 1dari 6

Nama :hanif maulana adi falah

Keals :1ia03
Npm :50423568

Soal quiz

1. Apa yg dimaksud dengan"unsur transisi"


Logam transisi adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan 3 sampai 12 (IB
sampai VIIIB pada sistem lama). Kelompok ini terdiri dari 35 unsur (jika terbukti benar,
maka akan menjadi 38 unsur). Semua logam transisi adalah unsur blok-d yang berarti
bahwa elektronnya terisi sampai orbit d. Dalam ilmu kimia, logam transisi mempunyai dua
pengertian:
A.Definisi dari IUPAC[1] mendefinisikan logam transisi sebagai "sebuah unsur yang
mempunyai subkulit d yang tidak terisi penuh atau dapat membentuk kation dengan subkulit
d yang tidak terisi penuh"
B.Sebagian besar ilmuwan mendefinisikan "logam transisi" sebagai semua elemen yang
berada pada blok-''d'' pada tabel periodik (semuanya adalah logam) yang memasukkan
golongan 3 hingga 12 pada tabel periodik. Dalam kenyataan, barisan blok-f lantanida dan
aktinida juga sering dianggap sebagai logam transisi dan disebut "logam transisi dalam".
2.Apa sebabnya kadang2 ion Cu+² dianggap sebagai golongan transisi, sedang Cu+¹
tidak.Ion Cu²⁺ dianggap sebagai golongan transisi karena memiliki elektron yang berada
dalam subkulit d yang belum terisi penuh. Ion Cu²⁺ memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d⁹,
yang berarti ada sembilan elektron yang mengisi subkulit d. Oleh karena itu, ion Cu²⁺ masih
memiliki elektron yang dapat berpartisipasi dalam ikatan kimia, sehingga termasuk dalam
golongan transisi.
Sementara itu, ion Cu¹⁺ tidak dianggap sebagai golongan transisi karena telah kehilangan
satu elektron dari konfigurasi Cu awalnya, yang memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d¹⁰4s¹.
Ketika ion Cu kehilangan satu elektron, konfigurasi elektronnya menjadi [Ar]3d⁹, yang mirip
dengan konfigurasi ion Cu²⁺. Namun, ion Cu¹⁺ kehilangan satu elektron dari subkulit s,
bukan subkulit d. Karena itu, ion Cu¹⁺ cenderung memiliki sifat kimia yang lebih mirip
dengan ion yang tidak termasuk dalam golongan transisi. Jadi, perbedaan dalam
konfigurasi elektron dan kehilangan elektron dari subkulit yang berbeda menyebabkan ion
Cu²⁺ dianggap sebagai golongan transisi, sedangkan Cu¹⁺ tidak.

3. Tuliskan konfigurasi elektron vanadium yang nomer atomnya 23 dan kobalt yang nomer
atomnya 27. Tunjukkan bagaimana susunan elektron pada Orbital 3d...
Vanadium memiliki konfigurasi elektron [Ar]4s²3d³. Ini berarti bahwa ada dua elektron di
subkulit 4s dan tiga elektron di subkulit 3d.
Vanadium (nomor atom 23) memiliki tiga elektron di subkulit 3d. Susunan elektronnya
dalam subkulit 3d adalah sebagai berikut:
3d¹: ↑
3d²: ↑↓
3d³: ↑↓↑
Kobalt memiliki konfigurasi elektron [Ar]4s²3d⁷. Ini berarti bahwa ada dua elektron di
subkulit 4s dan tujuh elektron di subkulit 3d.
Kobalt (nomor atom 27) memiliki tujuh elektron di subkulit 3d. Susunan elektronnya dalam
subkulit 3d adalah sebagai berikut:
3d¹: ↑
3d²: ↑↓
3d³: ↑↓↑
3d⁴: ↑↓↑↓
3d⁵: ↑↓↑↓↑
3d⁶: ↑↓↑↓↑↓
3d⁷: ↑↓↑↓↑↓↑

Ini adalah susunan elektron pada orbital 3d untuk vanadium dan kobalt sesuai dengan
prinsip-prinsip hukum Aufbau dan aturan Hund.
4. Tunjukkan dan jelaskan kecenderungan dalam golongan berikut ini: a. Jari2 atom dan b.
energi ionisasi.
a. Jari-Jari Atom (Atomic Radius):
Kecenderungan jari-jari atom dalam suatu golongan adalah sebagai berikut:
Meningkat ke bawah: Jari-jari atom cenderung meningkat saat Anda bergerak ke bawah
dalam suatu golongan di tabel periodik. Ini terjadi karena penambahan lapisan elektron
baru (kulit elektron) di setiap tingkat energi yang lebih rendah membuat atom menjadi lebih
besar. Elektron yang berada pada tingkat energi yang lebih rendah menambahkan jarak
antara inti atom dan elektron valensinya, sehingga atom menjadi lebih besar.
b. Energi Ionisasi:
Kecenderungan energi ionisasi dalam suatu golongan adalah sebagai berikut:
Menurun ke bawah: Energi ionisasi cenderung menurun saat Anda bergerak ke bawah
dalam suatu golongan di tabel periodik. Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan
untuk menghapus satu elektron dari atom netral. Ketika Anda bergerak ke bawah dalam
golongan, elektron valensi berada pada tingkat energi yang lebih tinggi, yang membuat
mereka lebih mudah dihapus karena jauhnya dari inti atom. Karena itu, energi ionisasi
cenderung menurun karena elektron lebih mudah dihapus.

Soal forum diskusi

1. Jelaskan apa sebabnya volume atom unsur2 menunjukkan sifat2 periodik.


Volume atom unsur menunjukkan sifat-sifat periodik karena perubahan dalam konfigurasi
elektron dan peningkatan jumlah proton di inti atom saat Anda bergerak melintasi periode
(baris) dalam tabel periodik unsur. Ini mengakibatkan perubahan dalam dua aspek utama: jari-
jari atom dan kerapatan atom.
Jari-Jari Atom:
Ketika Anda bergerak dari kiri ke kanan dalam suatu periode (baris) dalam tabel periodik,
jumlah proton di inti atom meningkat seiring dengan penambahan elektron di kulit yang sama.
Ini menyebabkan daya tarik elektron terhadap inti atom menjadi lebih kuat.
Akibatnya, elektron valensi (elektron di kulit terluar) ditarik lebih erat ke dalam inti atom,
menyebabkan atom menjadi lebih kecil. Ini adalah sebabnya mengapa jari-jari atom cenderung
mengecil saat Anda bergerak dari kiri ke kanan dalam suatu periode.
Sebaliknya, saat Anda bergerak dari atas ke bawah dalam golongan (kolom), jumlah kulit
elektron yang baru ditambahkan menyebabkan peningkatan jari-jari atom karena lapisan
elektron tambahan ini menambah jarak antara inti atom dan elektron valensi.
Kerapatan Atom:
Kerapatan atom adalah massa atom per unit volume. Dengan jari-jari atom yang berubah,
kerapatan atom juga mengalami perubahan periodik.
Ketika Anda bergerak dari kiri ke kanan dalam suatu periode, atom cenderung menjadi lebih
kecil, yang menyebabkan peningkatan kerapatan atom. Ini karena massa atom (jumlah proton
dan neutron di inti) relatif tetap, sementara volume atom mengecil.
Ketika Anda bergerak dari atas ke bawah dalam golongan, atom cenderung menjadi lebih
besar, sehingga kerapatan atom cenderung lebih rendah karena volume atom meningkat
sementara massa atom relatif tetap.
Dengan demikian, perubahan dalam volume atom unsur memberikan dasar bagi sifat-sifat
periodik, seperti perubahan dalam jari-jari atom dan kerapatan atom, yang membantu
memahami pola sifat-sifat kimia dan fisika unsur di tabel periodik.
2. Diskusikan pernyataan "keperiodiksn adalah akibat dari struktur elektron".

Pernyataan "keperiodiksn adalah akibat dari struktur elektron" mengacu pada hubungan
yang erat antara sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik dengan konfigurasi
elektron mereka. Diskusi di bawah ini akan menjelaskan lebih lanjut mengapa struktur
elektron memainkan peran kunci dalam menentukan sifat-sifat periodik unsur:
a. Konfigurasi Elektron Menentukan Distribusi Elektron: Konfigurasi elektron
menggambarkan bagaimana elektron-elektron di sebuah atom didistribusikan dalam
kulit dan subkulit elektron. Ini termasuk jumlah elektron dalam kulit terluar (kulit valensi)
dan bagaimana mereka terdistribusi dalam berbagai subkulit elektron seperti s, p, d,
dan f. Distribusi elektron ini akan mempengaruhi perilaku kimia unsur tersebut.
b. Periode dalam Tabel Periodik: Periode dalam tabel periodik mengindikasikan jumlah
kulit elektron yang ada dalam konfigurasi elektron unsur. Semakin tinggi periode,
semakin banyak kulit elektron yang ada. Ini menciptakan tren periodik dalam sifat-sifat
unsur, karena konfigurasi elektron akan berubah secara teratur seiring perubahan
nomor atom.
c. Tren dalam Sifat Kimia: Konfigurasi elektron mempengaruhi sifat kimia unsur, seperti
afinitas elektron, elektronegativitas, kemampuan untuk membentuk senyawa, dan
sebagainya. Unsur-unsur dalam satu golongan (kolom vertikal) memiliki konfigurasi
elektron serupa di kulit valensi mereka, yang menyebabkan sifat-sifat kimia yang mirip
dalam golongan tersebut.
d. Tren dalam Sifat Fisik: Konfigurasi elektron juga memengaruhi sifat fisik unsur,
seperti jari-jari atom, volume atom, massa atom, dan keelektronegativan. Sebagai
contoh, penambahan kulit elektron saat kita bergerak ke bawah dalam satu golongan
(kolom) dalam tabel periodik menyebabkan peningkatan jari-jari atom dan volume atom.
e. Tren dalam Bilangan Oksidasi: Konfigurasi elektron memengaruhi kemampuan unsur
untuk membentuk ion dengan berbagai bilangan oksidasi. Beberapa unsur transisi
memiliki berbagai bilangan oksidasi yang berbeda berdasarkan konfigurasi elektron
mereka, yang mengarah pada berbagai sifat kimia unsur tersebut.
Sebagai contoh konkret, perhatikan golongan logam alkali (Golongan 1) dalam tabel
periodik seperti lithium (Li), sodium (Na), dan potassium (K). Semua unsur dalam
golongan ini memiliki satu elektron valensi dalam orbital s pada kulit terluar, yang
mengarah pada sifat kimia yang serupa, seperti afinitas terhadap elektron yang rendah
dan kecenderungan untuk membentuk ion positif. Semua ini adalah hasil dari
konfigurasi elektron yang serupa.
Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa keperiodiksn sifat-sifat unsur dalam tabel
periodik adalah hasil langsung dari konfigurasi elektron mereka, yang memengaruhi
perilaku kimia dan sifat-sifat fisik unsur tersebut secara berurutan dan berulang.

3. Energi ionisasi dapat dengan mudah ditentukan secara eksperimen, sedangkan


afinitas elektron sukar. Jelaskan mengapa demikian.
Jawaban :
Energi ionisasi dan afinitas elektron adalah dua sifat kimia yang terkait erat dengan
proses pertukaran elektron dalam suatu atom atau molekul. Namun, mereka memiliki
perbedaan dalam penentuan eksperimental yang berkaitan dengan kompleksitas reaksi
kimia yang terlibat. Berikut adalah penjelasan mengapa energi ionisasi dapat dengan
mudah ditentukan secara eksperimen, sedangkan afinitas elektron sulit untuk
ditentukan:
a. Energi Ionisasi:
- Definisi: Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk menghapus satu
elektron dari atom gugus dalam fase gas, membentuk ion positif.
- Pemahaman Proses: Proses penghapusan elektron dalam energi ionisasi adalah
relatif sederhana dan terjadi dalam kondisi yang mudah dikendalikan, seperti dalam
spektrometri massa. Elektron dihapus dari atom dengan memberikan energi dalam
bentuk foton, dan perubahan ini dapat dengan mudah diukur dalam eksperimen.
- Reaksi yang Relatif Stabil: Ionisasi membentuk ion positif yang biasanya memiliki
stabilitas yang relatif tinggi, yang membuat reaksi ionisasi relatif mudah diamati dan
diukur.
b. Afinitas Elektron:
- Definisi: Afinitas elektron adalah energi yang dilepaskan ketika satu elektron
ditambahkan ke atom atau ion untuk membentuk ion negatif (anion).
- Pemahaman Proses: Proses penambahan elektron dalam afinitas elektron
melibatkan pelepasan energi, dan ini melibatkan pembentukan ion negatif yang kurang
stabil. Proses ini sering kali melibatkan lebih banyak kompleksitas kimia dan
memerlukan isolasi ion negatif yang kurang stabil, yang sulit dilakukan dalam
eksperimen langsung.
- Kondisi yang Sulit Dikendalikan: Afinitas elektron sering kali sangat bergantung pada
kondisi eksperimental dan ketersediaan reagen yang tepat. Kondisi eksperimental yang
sulit dikendalikan dan efek kehadiran molekul atau ion lain dalam sistem juga dapat
memengaruhi hasil eksperimen.
c. Proses Reversibel: Afinitas elektron adalah reaksi kebalikan dari ionisasi. Ini berarti
bahwa afinitas elektron melibatkan pemisahan dan reaksi yang kurang stabil, yang lebih
sulit untuk diamati dan diukur secara langsung.
Kesulitan dalam menentukan afinitas elektron secara eksperimental telah menjadi
tantangan bagi ilmuwan, dan sering kali hasil eksperimen hanya merupakan estimasi
atau data yang diperoleh melalui metode kimia teoritis. Ini adalah salah satu alasan
mengapa energi ionisasi lebih mudah untuk ditentukan secara eksperimental,
sedangkan afinitas elektron cenderung lebih sulit dan memerlukan pendekatan yang
lebih kompleks dalam penentuannya.

Anda mungkin juga menyukai