Pada tahun 1869, Dimitri Mendelev dan Lothar Meyer masing-masing
mengajukan hukum berkala ( periodic law )
Bila unsur disusun sesuai urutan kenaikan massa atom,
seperangkat sifat akan berulang secara berkala
Meyer mendasarkan hukum berkala pada sifat yang dinamakan
volume atom, yaitu massa atom suatu unsur dibagi dengan densitas dari bentuk padatannya
Volume atom (volume molar) (cm³/mol)
= massa molar (g/mol) x 1/d (cm³/g) [HUKUM BERKALA DAN TABEL BERKALA [ Sifat tabel berkala,
Periode horizontal dari tabel tersebut disusun sesuai kenaikan
nomor atom dari kiri ke kanan Susunan ini menempatkan unsur-unsur yang serupa dalam golongan atau grup yang vertikal. misal. Natrium dan Kalium dijumpai bersama dalam golongan berlabel 1 (dinamakan logam alkali)
Golongan vertikal mengelompokkan unsur-unsur dengan sifat
serupa dinomori di bagian atas, dan periode di bagian paling kiri pada tabel berkala [HUKUM BERKALA DAN TABEL BERKALA [
Sifat tabel berkala,
Unsur-unsur pada umumnya dibagi dalam dua kategori besar :
Logam & non-logam Logam bersifat malleable, ductile, konduktor kalor yang baik, dan memiliki penampilan mengkilap serta ada golongan lain yaitu non-logam khusus yang dikenal sebagai noble gas dan satu golongan kecil unsur yang disebut metaloid (memiliki beberapa sifat logam dan non-logam) [HUKUM BERKALA DAN TABEL BERKALA [
Sifat tabel berkala,
Dua golongan pertama –blok s- dan enam golongan terakhir –
blok p- secara bersama-sama menyusun unsur golongan utama
Unsur –blok d- yang berada diantara –blok s- dan –blok p- dikenal
sebagi unsur transisi
Unsur –blok f- disebut sebagai unsur transisi dalam
[LOGAM & NON-LOGAM SERTA ION-IONNYA [
Logam dan non-logam sering dipisahkan oleh garis diagonal
seperti anak tangga, dan beberapa unsur di dekat garis ini dinamakan metaloid Pada tabel berkala posisi unsur didasarkan pada sifat fisis dan kimia yang mudah diamati, sehingga tampak bahwa sifat fisis dan kimia suatu unsur sangat ditentukan oelh konfigurasi elektron. Terutama oleh kulit elektron valensi (terluar). Anggota-anggota yang berdekatan pada deret unsur golongan utama dalam periode yang sama (misal. P, S dan Cl) mempunyai sifat yang sangat berbeda karena konfigurasi elektron valensi unsur-unsur tersebut juga berbeda Pada deret transisi, perbedaan konfigurasi elektron terutama terletak pada kulit dalam. [LOGAM & NON-LOGAM SERTA ION-IONNYA [
Gas mulia (noble gas)
Atom-atom gas mulia memiliki jumlah maksimum elektron yang
diizinkan dalam kulit terluar suatu atom, 2 dalam gas Helium (1s²) dan 8 dalam atom gas mulia lainnya (ns²p 6)
Konfigurasi elektron ini sangat sulit diubah dan tampaknya
memberikan kelembaban kimiawi yang sangat tinggi pada gas mulia [LOGAM & NON-LOGAM SERTA ION-IONNYA [
Ion Logam golongan utama
Atom-atom dari unsur golongan 1 dan 2, yaitu logam paling aktif,
mempunyai konfigurasi elektron yang berbeda dari konfigurasi gas mulia. Perbedaan ini hanya berupa 1 atau 2 elektron dalam orbital s pada kulit elektron yang baru. + Misal. Jika atom K diurai, maka menjadi ion positif K dengan konfigurasi elektron [Ar]
K ([Ar] 4s1 ) → K +([Ar]) + e -
Aluminium adalah satu-satunya logam blok p yang membentuk ion dengan konfigurasi elektron gas mulia yaitu Al 3+ [LOGAM & NON-LOGAM SERTA ION-IONNYA [
Ion non-Logam golongan utama
Atom-atom dari unsur golongan 17dan16, yaitu non-logam paling
aktif, berturut-turut memiliki satu dan dua elektron lebih sedikit dibandingkan gas mulia di ujung periode. Atom golongan 17 dan 16 dapat memperoleh konfigurasi elektron atom gas mulia dengan mendapatkan sejumlah elektron secukupnya. Misal. Cl ([Ne] 3s 23p 5 ) + e- → Cl - ([Ar]) - 2- S ([Ne] 3s2 3p4 ) +2 e → S ([Ar]) Dalam sebagian besar kasus, atom non-logam akan memperoleh 1 elektron secara spontan, tetapi diperlukan energi untuk memaksa atom tersebut menerima lebih dari satu [LOGAM & NON-LOGAM SERTA ION-IONNYA [
Ion Logam transisi
Dalam proses aufbau, subkulit ns terisi sebelum elektron masuk ke
subkulit (n-1)d, tetapi tingkat energi kedua subkulit ini hampir sama. Sehingga bila atom logam transisi mengion, subkulit ns menjadi kosong.
Sebagian kecil atom logam transisi mencapai konfigurasi elektron
gas mulia ketika membentuk kation. [KONFIGURASI ELEKTRON [
Konfigurasi elektron adalah distribusi elektron dari atom atau molekul
pada sebuah orbital.
Konfigurasi elektron menggambarkan elektron yang bergerak
secara bebas dalam suatu orbital. Menurut hukum mekanika kuantum, untuk sistem dengan hanya satu elektron, elektron dapat berpindah dari satu konfigurasi ke yang lain dengan emisi atau absorpsi energi dalam bentuk foton. Untuk atom atau molekul dengan lebih dari satu elektron, hukum di atas tak berlaku. [KONFIGURASI ELEKTRON [
Konfigurasi elektron yang pertama kali diusulkan adalah Model Atom
Bohr, dan masih umum tentang kulit dan subkulit. Yang dimaksud kulit dalam konfigurasi elektron adalah himpunan elektron yang dapat menempati bilangan kuantum utama (n) yang sama. Atom ke n dapat menampung 2n² elektron Misal. jika kulit pertama dapat menampung 2 elektron, kulit kedua 8 elektron, dan kulit ketiga 18 elektron. Sedangkan yang dimaksud subkulit adalah sejumlah elektron yang mempunyai bilangan kuantum azimut ℓ dalam suatu kulit. Nilai-nilai ℓ = 0, 1, 2, 3 melambangkan s, p, d, dan f. Masing-masing subkulit maksimum dapat diisi dengan 2(2ℓ+1) elektron. Dengan demikian, s berisi maksimum 2 elekron, p berisi maksimum 6 elekron, d berisi maksimum 10 elekron, dan f berisi maksimum 14 elekron. [KONFIGURASI ELEKTRON [
Berdasarkan gambar, urutan pengisian
elektron dimulai dari 1s dan berakhir pada 8s. Secara keseluruhan, urutan pengisian elektron adalah sebagai berikut: 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 6d, 7p, 8s [KONFIGURASI ELEKTRON [
Konfigurasi Elektron Ion
Unsur yang mengalami ionisasi akan mengalami perubahan
jumlah elektron. Sebagai contoh adalah besi (Fe) yang mempunyai nomor atom 26 mempunyai konfigurasi elektron 6 2 [Ar]3d 4s. Jika Fe terionisasi menjadi Fe2+, maka elektron Fe berkurang 2 buah dari jumlah asalnya. 6 Maka konfigurasi elektron Fe2+ adalah [Ar]3d . jika sebuah atom mengalami ionisasi, yang berkurang adalah elektron valensi (elektron terluar) [KONFIGURASI ELEKTRON [ [ELEKTRON VALENSI [
Elektron valensi adalah elektron yang berperan dalam
pembentukan ikatan kimia antar atom.
Elektron valensi sering dijumpai (terutama pada unsur kelompok
utama) sebagai elektron yang mempunyai kedudukan di orbital paling luar dalam sebuah atom. Pada logam transisi, elektron valensi berada pada orbital dalam. [ELEKTRON VALENSI [
Atom yang mempunyai elektron valensi yang terisi penuh (contoh
: konfigurasi elektron s2p6) cenderung inert atau stabil.
Atom dengan kelebihan satu atau dua elektron cenderung
reaktif, karena elektron dapat dilepas dengan mudah sehingga membentuk ion positif. Atom yang kekurangan satu atau dua elektron juga bersifat reaktif, karena dengan mudah dapat menarik elektron dari atom lain sehingga membentuk ion negatif, atau berbagi elektron valensi sehingga membentuk ikatan kovalen. [ELEKTRON VALENSI [ [ELEKTRON VALENSI [ [JARI-JARI ATOM [
Kecenderungan jari-jari atom pada tabel berkala
1. Variasi jari-jari atom dalam suatu golongan
Semakin banyak kulit elektronik dalam suatu atom, semakin besar ukuran atom. Jari-jari atom meningkat dari atas ke bawah dalam suatu golongan 2. Variasi jari-jari atom dalam suatu periode Jari-jari atom menurun dari kiri ke kanan sepanjang periode Di sepanjang periode nomor atom meningkat sebesar satu untuk setiap unsur yang berurutan. Unsur golongan utama setiap kenaikan nomor atom diiringi dengan penambahan satu elektron pada kulit valensi [JARI-JARI ATOM [
Kecenderungan jari-jari atom pada tabel berkala
3. Variasi jari-jari atom dalam suatu deret transisi
Jari-jari atom cenderung hampir sama di sepanjang periode. Hal ini disebabkan elektron tambahan masuk ke dalam kulit elektron dalam, dan menghalangi elektron kulit luar dari inti. Pada saat yang sama, banyaknya elektron di kulit luar cenderung tetap konstan. Sehingga, elektron kulit lua rmengalami gaya tarik-menarik yang dapat dikatakan setara terhadap inti di seluruh deret transisi [JARI-JARI ATOM [
Kecenderungan jari-jari atom pada tabel berkala
[ENERGI IONISASI [
energi ionisasi adalah
Kuantitas energi yang harus diserap suatu atom gas untuk bisa melepas satu elektron Contoh: Li (g) → Li+ (g) + e Ei(1) = 520 kJ mol-1 Li+ (g) → Li2+ (g) + e Ei(1) = 7298 kJ mol-1 Li2+ (g) → Li3+ (g) + e Ei(1) = 11815kJ mol-1 [ENERGI IONISASI [ [ENERGI IONISASI [
Berapa jauh energi yang harus diserap untuk mengubah semua
atom Li (g) sebanyak 1,00 mg menjadi Li + Jawab: Jumlah J = 1,00 x 10-3 g Li x 1 mol Li x 520,3 kJ x 1000 J 6,94 g Li 1 mol Li 1 kJ = 75,0 J [ENERGI IONISASI [ [AFINITAS ELEKTRON [
Afinitas elektron adalah
Ukuran perubahan energi yang terjadi ketika atom berwujud gas memperoleh satu elektron Contoh:
F+ (g) + e- → F- (g) + e EA= -328 kJ mol-1
Kecenderungannya sama dengan energi ionisasi, bertambah dari
sudut kiri bawah ke sudut kanan atas logam memiliki “EA” lebih rendah nonlogam memiliki “EA” tinggi [AFINITAS ELEKTRON [ [tugas [
1. Mengapa hidrogen, suatu nonlogam, dimasukkan ke dalam
golongan 1 pada tabel berkala?
2. Berdasarkan hubungan konfigurasi elektron dengan tabel berkala,
nyatakan berapa: a. Elektron di kulit terluar dalam sebuah atom Brom b. Kulit elektron dalam sebuah atom Stronsium c. Elektron 3d dalam atom Zirkon
3. Berapa energi (dalam Joule) yang harus diserap untuk
mengonversi semua atom yang ada dalam 1,00 mg gas Na menjadi Na+?(energi ionisasi pertama Na = 495,8 kJ/mol)