Anda di halaman 1dari 30

PRESENTED BY:

CYNTHIA PERMATA DEWI, ST., MT., M.Sc

KIMIA TEKNIK | TEKNIK SIPIL| MINGGU 6|2014


[HUKUM BERKALA DAN TABEL BERKALA [

Pada tahun 1869, Dimitri Mendelev dan Lothar Meyer masing-masing


mengajukan hukum berkala ( periodic law )

Bila unsur disusun sesuai urutan kenaikan massa atom,


seperangkat sifat akan berulang secara berkala

Meyer mendasarkan hukum berkala pada sifat yang dinamakan


volume atom, yaitu massa atom suatu unsur dibagi dengan densitas
dari bentuk padatannya

Volume atom (volume molar) (cm³/mol)


= massa molar (g/mol) x 1/d (cm³/g)
[HUKUM BERKALA DAN TABEL BERKALA [
Sifat tabel berkala,

 Periode horizontal dari tabel tersebut disusun sesuai kenaikan


nomor atom dari kiri ke kanan
Susunan ini menempatkan unsur-unsur yang serupa dalam
golongan atau grup yang vertikal.
misal. Natrium dan Kalium dijumpai bersama dalam golongan
berlabel 1 (dinamakan logam alkali)

 Golongan vertikal mengelompokkan unsur-unsur dengan sifat


serupa dinomori di bagian atas, dan periode di bagian paling kiri
pada tabel berkala
[HUKUM BERKALA DAN TABEL BERKALA [

Sifat tabel berkala,

 Unsur-unsur pada umumnya dibagi dalam dua kategori besar :


Logam & non-logam
Logam bersifat malleable, ductile, konduktor kalor yang baik, dan
memiliki penampilan mengkilap
serta ada golongan lain yaitu non-logam khusus yang dikenal
sebagai noble gas dan satu golongan kecil unsur yang disebut
metaloid (memiliki beberapa sifat logam dan non-logam)
[HUKUM BERKALA DAN TABEL BERKALA [

Sifat tabel berkala,

 Dua golongan pertama –blok s- dan enam golongan terakhir –


blok p- secara bersama-sama menyusun unsur golongan utama

 Unsur –blok d- yang berada diantara –blok s- dan –blok p- dikenal


sebagi unsur transisi

 Unsur –blok f- disebut sebagai unsur transisi dalam


[LOGAM & NON-LOGAM SERTA ION-IONNYA [

 Logam dan non-logam sering dipisahkan oleh garis diagonal


seperti anak tangga, dan beberapa unsur di dekat garis ini
dinamakan metaloid
 Pada tabel berkala posisi unsur didasarkan pada sifat fisis dan
kimia yang mudah diamati, sehingga tampak bahwa sifat fisis dan
kimia suatu unsur sangat ditentukan oelh konfigurasi elektron.
Terutama oleh kulit elektron valensi (terluar).
 Anggota-anggota yang berdekatan pada deret unsur golongan
utama dalam periode yang sama (misal. P, S dan Cl) mempunyai
sifat yang sangat berbeda karena konfigurasi elektron valensi
unsur-unsur tersebut juga berbeda
 Pada deret transisi, perbedaan konfigurasi elektron terutama
terletak pada kulit dalam.
[LOGAM & NON-LOGAM SERTA ION-IONNYA [

Gas mulia (noble gas)

 Atom-atom gas mulia memiliki jumlah maksimum elektron yang


diizinkan dalam kulit terluar suatu atom,
2 dalam gas Helium (1s²) dan
8 dalam atom gas mulia lainnya (ns²p 6)

 Konfigurasi elektron ini sangat sulit diubah dan tampaknya


memberikan kelembaban kimiawi yang sangat tinggi pada gas
mulia
[LOGAM & NON-LOGAM SERTA ION-IONNYA [

Ion Logam golongan utama

 Atom-atom dari unsur golongan 1 dan 2, yaitu logam paling aktif,


mempunyai konfigurasi elektron yang berbeda dari konfigurasi
gas mulia.
Perbedaan ini hanya berupa 1 atau 2 elektron dalam orbital s pada
kulit elektron yang baru.
+
Misal. Jika atom K diurai, maka menjadi ion positif K dengan
konfigurasi elektron [Ar]

K ([Ar] 4s1 ) → K +([Ar]) + e -


 Aluminium adalah satu-satunya logam blok p yang membentuk
ion dengan konfigurasi elektron gas mulia yaitu Al 3+
[LOGAM & NON-LOGAM SERTA ION-IONNYA [

Ion non-Logam golongan utama

 Atom-atom dari unsur golongan 17dan16, yaitu non-logam paling


aktif, berturut-turut memiliki satu dan dua elektron lebih sedikit
dibandingkan gas mulia di ujung periode.
Atom golongan 17 dan 16 dapat memperoleh konfigurasi elektron
atom gas mulia dengan mendapatkan sejumlah elektron
secukupnya.
Misal.
Cl ([Ne] 3s 23p 5 ) + e- → Cl - ([Ar])
- 2-
S ([Ne] 3s2 3p4 ) +2 e → S ([Ar])
 Dalam sebagian besar kasus, atom non-logam akan memperoleh
1 elektron secara spontan, tetapi diperlukan energi untuk
memaksa atom tersebut menerima lebih dari satu
[LOGAM & NON-LOGAM SERTA ION-IONNYA [

Ion Logam transisi

 Dalam proses aufbau, subkulit ns terisi sebelum elektron masuk ke


subkulit (n-1)d, tetapi tingkat energi kedua subkulit ini hampir
sama.
Sehingga bila atom logam transisi mengion, subkulit ns menjadi
kosong.

 Sebagian kecil atom logam transisi mencapai konfigurasi elektron


gas mulia ketika membentuk kation.
[KONFIGURASI ELEKTRON [

Konfigurasi elektron adalah distribusi elektron dari atom atau molekul


pada sebuah orbital.

 Konfigurasi elektron menggambarkan elektron yang bergerak


secara bebas dalam suatu orbital.
 Menurut hukum mekanika kuantum, untuk sistem dengan
hanya satu elektron, elektron dapat berpindah dari satu
konfigurasi ke yang lain dengan emisi atau absorpsi energi dalam
bentuk foton. Untuk atom atau molekul dengan lebih dari satu
elektron, hukum di atas tak berlaku.
[KONFIGURASI ELEKTRON [

 Konfigurasi elektron yang pertama kali diusulkan adalah Model Atom


Bohr, dan masih umum tentang kulit dan subkulit. Yang dimaksud kulit
dalam konfigurasi elektron adalah himpunan elektron yang dapat
menempati bilangan kuantum utama (n) yang sama. Atom ke n dapat
menampung 2n² elektron
Misal. jika kulit pertama dapat menampung 2 elektron, kulit kedua 8
elektron, dan kulit ketiga 18 elektron.
 Sedangkan yang dimaksud subkulit adalah sejumlah elektron yang
mempunyai bilangan kuantum azimut ℓ dalam suatu kulit. Nilai-nilai ℓ = 0,
1, 2, 3 melambangkan s, p, d, dan f. Masing-masing subkulit maksimum
dapat diisi dengan 2(2ℓ+1) elektron.
 Dengan demikian, s berisi maksimum 2 elekron, p berisi maksimum 6
elekron, d berisi maksimum 10 elekron, dan f berisi maksimum 14 elekron.
[KONFIGURASI ELEKTRON [

 Berdasarkan gambar, urutan pengisian


elektron dimulai dari 1s dan berakhir
pada 8s. Secara keseluruhan, urutan
pengisian elektron adalah sebagai
berikut:
1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f,
5d, 6p, 7s, 5f, 6d, 7p, 8s
[KONFIGURASI ELEKTRON [

Konfigurasi Elektron Ion

 Unsur yang mengalami ionisasi akan mengalami perubahan


jumlah elektron. Sebagai contoh adalah besi (Fe) yang
mempunyai nomor atom 26 mempunyai konfigurasi elektron
6 2
[Ar]3d 4s.
Jika Fe terionisasi menjadi Fe2+, maka elektron Fe berkurang 2
buah dari jumlah asalnya.
6
Maka konfigurasi elektron Fe2+ adalah [Ar]3d .
jika sebuah atom mengalami ionisasi, yang berkurang adalah
elektron valensi (elektron terluar)
[KONFIGURASI ELEKTRON [
[ELEKTRON VALENSI [

Elektron valensi adalah elektron yang berperan dalam


pembentukan ikatan kimia antar atom.

Elektron valensi sering dijumpai (terutama pada unsur kelompok


utama) sebagai elektron yang mempunyai kedudukan di orbital
paling luar dalam sebuah atom. Pada logam transisi, elektron
valensi berada pada orbital dalam.
[ELEKTRON VALENSI [

Atom yang mempunyai elektron valensi yang terisi penuh (contoh


: konfigurasi elektron s2p6) cenderung inert atau stabil.

 Atom dengan kelebihan satu atau dua elektron cenderung


reaktif, karena elektron dapat dilepas dengan mudah sehingga
membentuk ion positif.
 Atom yang kekurangan satu atau dua elektron juga bersifat
reaktif, karena dengan mudah dapat menarik elektron dari
atom lain sehingga membentuk ion negatif, atau berbagi
elektron valensi sehingga membentuk ikatan kovalen.
[ELEKTRON VALENSI [
[ELEKTRON VALENSI [
[JARI-JARI ATOM [

Kecenderungan jari-jari atom pada tabel berkala

1. Variasi jari-jari atom dalam suatu golongan


 Semakin banyak kulit elektronik dalam suatu atom, semakin
besar ukuran atom.
 Jari-jari atom meningkat dari atas ke bawah dalam suatu
golongan
2. Variasi jari-jari atom dalam suatu periode
 Jari-jari atom menurun dari kiri ke kanan sepanjang periode
 Di sepanjang periode nomor atom meningkat sebesar satu
untuk setiap unsur yang berurutan. Unsur golongan utama
setiap kenaikan nomor atom diiringi dengan penambahan
satu elektron pada kulit valensi
[JARI-JARI ATOM [

Kecenderungan jari-jari atom pada tabel berkala

3. Variasi jari-jari atom dalam suatu deret transisi


 Jari-jari atom cenderung hampir sama di sepanjang periode.
 Hal ini disebabkan elektron tambahan masuk ke dalam kulit
elektron dalam, dan menghalangi elektron kulit luar dari inti.
Pada saat yang sama, banyaknya elektron di kulit luar
cenderung tetap konstan. Sehingga, elektron kulit lua
rmengalami gaya tarik-menarik yang dapat dikatakan setara
terhadap inti di seluruh deret transisi
[JARI-JARI ATOM [

Kecenderungan jari-jari atom pada tabel berkala


[ENERGI IONISASI [

energi ionisasi adalah


Kuantitas energi yang harus diserap suatu atom gas untuk bisa
melepas satu elektron
Contoh:
Li (g) → Li+ (g) + e Ei(1) = 520 kJ mol-1
Li+ (g) → Li2+ (g) + e Ei(1) = 7298 kJ mol-1
Li2+ (g) → Li3+ (g) + e Ei(1) = 11815kJ mol-1
[ENERGI IONISASI [
[ENERGI IONISASI [

Berapa jauh energi yang harus diserap untuk mengubah semua


atom Li (g) sebanyak 1,00 mg menjadi Li +
Jawab:
Jumlah J = 1,00 x 10-3 g Li x 1 mol Li x 520,3 kJ x 1000 J
6,94 g Li 1 mol Li 1 kJ
= 75,0 J
[ENERGI IONISASI [
[AFINITAS ELEKTRON [

Afinitas elektron adalah


Ukuran perubahan energi yang terjadi ketika atom berwujud gas
memperoleh satu elektron
Contoh:

F+ (g) + e- → F- (g) + e EA= -328 kJ mol-1

 Kecenderungannya sama dengan energi ionisasi, bertambah dari


sudut kiri bawah ke sudut kanan atas
 logam memiliki “EA” lebih rendah
 nonlogam memiliki “EA” tinggi
[AFINITAS ELEKTRON [
[tugas [

1. Mengapa hidrogen, suatu nonlogam, dimasukkan ke dalam


golongan 1 pada tabel berkala?

2. Berdasarkan hubungan konfigurasi elektron dengan tabel berkala,


nyatakan berapa:
a. Elektron di kulit terluar dalam sebuah atom Brom
b. Kulit elektron dalam sebuah atom Stronsium
c. Elektron 3d dalam atom Zirkon

3. Berapa energi (dalam Joule) yang harus diserap untuk


mengonversi semua atom yang ada dalam 1,00 mg gas Na menjadi
Na+?(energi ionisasi pertama Na = 495,8 kJ/mol)

Anda mungkin juga menyukai