Anda di halaman 1dari 13

KONFIGURASI ELEKTRON DAN ELEKTRON VALENSI

Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi

1. Konfigurasi Elektron

merupakan susunan elektron suatu atom berdasarkan kulit-kulit atom tersebut.


Setiap kulit atom dapat terisi elektron maksimum dengan rumus:

∑ 2(n )2

∑ = jumlah maksimum elektron pada suatu kulit

n = nomor kulit

Gambar Jumlah elektron maksimum tiap kulit dalam atom

Tabel jumlah elektron maksimum dalam tiap-tiap kulit atom


Aturan-aturan dalam pengisian konfigurasi elektron:

1. Pengisian dimulai dari tingkat energi paling rendah ketingkat energi paling
tinggi dari kulit K, L,M dan seterusnya

2. Jika jumlah elektron yang tersisa ≤ 8 di tempatkan pada kulit berikutnya

3. Jumlah maksimum elektron pada kulit terluar adalah 8


Contoh soal :

Tulislah konfigurasi elektron dari:

O (Z=8, A=16); Ar (Z=18, A=40); Sr (Z=38, A=27)


Jawab:

 Jumlah elektron = 8

Konfigurasi elektron K= 2 L= 6

 Jumlah elektron = 18

Konfigurasi elektron K= 2 L= 8 M= 8

 Jumlah elektron = 38

Konfigurasi elektron K= 2 L=8 M= 18 N=8 O=2

2. Elektron Valensi

Elektron valensi merupakan jumlah elektron pada kulit terluar suatu atom netral.
Cara menentukan elektron valensi adalah dengan menuliskan konfigurasi elektron.
Contoh soal:

Tulislah konfigurasi elektron dan elektron valensi dari atom-atom berikut:

Ca (Z=20, A=40) ; Br (Z=35, A=80)

Jawab:

 Nomor atom = 20, jumlah elektron=20


Konfigurasi elektron K=2 L=8 M=8 N=2

Elektron valensi =2

 Nomor atom = 35

Konfigurasi elektron K=2 L=8 M=18 N=7

Elektron valensi =7

KONFIGURASI ELEKTRON BERDASARKAN KULIT ATOM

Konfigurasi elektron di setiap kulit atom dapat terisi elektron maksimum 2n 2, dimana

n adalah urutan kulit atom.

 Jika n = 1 maka 2n2 sama dengan 2 elektron

 Jika n = 2 maka 2n2 sama dengan 8 elektron

 Jika n = 3 maka 2n2 sama dengan 18 elektron

 Jika n = 4 maka 2n sama dengan 32 elektron

 Adapun ke 3 aturan itu adalah Asas Afbau, Larangan Pauli dan


Kaidah Hund. Lalu apa sajakah pengertian dari ke 3 kaidah
konfigurasi elektron tersebut? Mari kita simak penjelasan singkatnya
berikut ini.

 a. Asas Afbau
 Afbau diambil dari bahasa Jerman Aufbau yang memiliki makna
konstruksi atau membangun. Sementara Asas Afbau sendiri
menyatakan bahwa elektron dalam sebuah atom sedapat mungkin
mempunyai energi yang paling rendah. Pada proses pengisian
elektron pada orbital akan selalu diawali dari orbital 1s. Orbital 1s ini
adalah orbital dengan tingkat energi yang paling rendah. Apabila
orbital 1s telah terisi penuh, elektron akan masuk ke orbital
selanjutnya yaitu orbital 2s dan seterusnya.
 b. Larangan Pauli
 Kemudian kaidah atau aturan yang mengikuti konfigurasi elektron
selanjutnya adalah Larangan Pauli. Nama larangan atau aturan Pauli
diambil dari nama penemunya pada tahun 1926 yang bernama
Wolfgang Pauli. Adapun Larangan Pauli sendiri berbunyi pada
sebuah atom tidak dimungkinkan adanya dua elektron dengan
kesamaan harga keempat bilangan kuantum. Artinya dua buah
elektron yang ada dalam sebuah atom kemungkinan mempunyai
kesamaan nilai n, l serta ml. Akan tetapi pasti akan terdapat
perbedaan pada harga s nya. Jadi, secara sederhana Larangan Pauli
dapat dikatakan bahwa suatu orbital hanya dapat ditempati oleh
dua elektron yang mempunyai arah spin berlawanan.

 c. Kaidah Hund
 Nama Kaidah Hund juga diambil dari penemunya yang merupakan
seorang ilmuwan bernama Frederick Hund pada tahun 1930. Kaidah
Hund menjelaskan bahwa proses pengisian orbital-orbital yang
memiliki kesamaan energi, maka elektron akan menempati
orbitalnya masing-masing. Orbital-orbital yang ditempati tersebut
memiliki spin yang bersifat paralel setelah itu baru akan
berpasangan. Elektron yang tidak berpasangan paling banyak akan
memiliki keadaan energi dengan nilai terendah.

Dalam ilmu kimia, elektron valensi adalah elektron pada kelopak terluar yang terhubung
dengan suatu atom, dan dapat berpartisipasi dalam pembentukan ikatan kimia jika kelopak
terluar belum penuh. Dalam ikatan kovalen tunggal, kedua atom yang berikatan
menymbangkan satu elektron valensi untuk membentuk pasangan bersama. Kehadiran
elektron valensi dapat menentukan sifat kimia unsur, seperti valensinya—yang menentukan
apakah dapat berikatan dengan unsur lain dan, jika dapat, seberapa cepat dan seberapa
banyak ia dapat berikatan. Untuk unsur golongan utama, elektron valensi hanya dapat ada di
kelopak elektron terluar; pada logam transisi, elektron valensi dapat juga berada di kelopak
dalam.

Sebuah atom dengan kelopak elektron valensi tertutup (sesuai dengan konfigurasi elektron
s2p6) cenderung bersifat lembam secara kimia. Atom dengan satu atau dua elektron valensi
lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk kelopak "tertutup" sangat reaktif karena alasan
berikut:
1. ia memerlukan energi yang relatif rendah (dibandingkan energi kisi) untuk menghilangkan
elektron valensi membentuk ion positif.

2. karena kecenderungannya untuk mendapatkan maupun menghilangkan elektron valensi


(sehingga membentuk ion negatif), atau untuk berbagi elektron valensi (membentuk ikatan
kovalen).

Maka oleh sebab itu sistem periodik unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor
atom dan kemiripan sifat, terdapat hubungan antara konfigurasi elektron atom unsur
dan letak unsur dalam sistem periodik, di mana:

 nomor periode sama dengan jumlah kulit elektron

 Dengan nomor yang sama yakni satu golongan maka dengan jumlah elektron valensi
(kecuali unsur He pada golongan VIIIA dan unsur-unsur golongan transisi)

Materi Elektron Valensi


Berikut ini adalah materi yang berhubungan dengan electron valensii simak
penjelasan berikut ini.

Elektron Valensi pada Tabel Periodik

Golongan Jumlah elektron Valensi

1Golongan logam Alkali 1

2Golongan Logam alkali tanah 2

3-12 Golongan Logam trnasisi 2( kulit 4s penus)

13 Golongan Boron 3

14 Golongan Karbon 4

15 Golongan Nitrogen 5

16 Golongan Oksigen 6

17 Golongan Hologen 7
18 golongan Gas mulia 8(kecuali helium hanya 2

Bilangan kuantum (bahasa Inggris: Quantum number) adalah bilangan yang menyatakan
kedudukan atau posisi elektron dalam atom yang diwakili oleh suatu nilai yang menjelaskan
kuantitas kekal dalam sistem dinamis. Bilangan kuantum menggambarkan sifat elektron
dalam orbital.[1]

Bilangan kuantum menentukan tingkat energi utama atau jarak dari inti, bentuk orbital,
orientasi orbital, dan spin elektron. Setiap sistem kuantum dapat memiliki satu atau lebih
bilangan kuantum.[2]

Bilangan kuantum merupakan salah satu ciri khas dari model atom mekanika kuantum atau
model atom modern yang dicetuskan oleh Erwin Schrödinger. Dalam mekanika kuantum,
bilangan kuantum diperlukan untuk menggambarkan distribusi elektron dalam atom
hidrogen dan atom-atom lain. Bilangan-bilangan ini diturunkan dari penyelesaian matematis
persamaan Schrödinger untuk atom hidrogen.

Pengertian Bilangan Kuantum


Bilangan kuantum atau Quantum Number ialah bilangan yang menentukan suatu
kedudukan posisi elektron atom yang mana posisi elektron atom itu diwakili oleh
suatu nilai yang menjelaskan tentang kuantitas kekal dinamis.

Bilangan kekal dinamis adalah bilangan yang menyatakan kedudukan posisi


elektron dalam suatu atom yang diwakili oleh suatu nilai yang menjelaskan tenang
kuantitas kekal dalam sistem dinamis. Kemudian Sifat elektron, digambarkan
didalam suatu orbital.
Salah satu ciri khas dari model mekanika kuantum atau model atom modern yang
dicetuskan oleh Erwin Schrodinger seorang ilmuan Fisikawan yang berasal dari
Austria ialah Bilangan Kuantum. Yang mana bilangan kuantum itu sendiri memiliki
kegunaan untuk menggambarkan distribusi elektron dalam atom jenis hedrogen dan
jenis atom-atom lainnya.

Jenis – Jenis Bilangan Kuantum


1. Bilangan kuantum utama. Disimbolkan dengan huruf (n) yang menyatakan tingkat
energi
2. Bilangan kuantum azimut atau momentum sudut. Disimbolkan (ℓ) yang
menyatakan bentuk orbital
3. Bilangan kuantum magnetik. Disimbolkan dengan huruf (m) yang menyatakan
orientasi orbital dalam ruang tiga dimensi
4. Bilangan kuantum spin. Disimbolkan dengan huruf (s) yang menyatakan spin
elektron pada sebuah atom

Penjelasan :

1. Bilangan kuantum utama

Bilangan kuantum utama adalah bilangan kuantum primer yang difungsikan untuk
menyatakan berapa tingkat energi yang telah dimiliki oleh elektron didalam sebuah
atom. Perlu diingat, bahwa bilangan kuantum tidak pernah bernilai nol (0). Nilai
bilangan kuantum terdiri dari bilangan-bilangan positif, yakni : 1,2,3,4, dst. Kelopak
atom itu sendiri dinyatakan menggunakan huruf-huruf seperti : K,L,M,N dst. Jika
dijabarkan maka:

Baca Juga : Determinan Matriks - Pengertian, Sifat-Sifat, dan Contoh Soal

Elektron yang berada pada kelopak K adalah n=1


Elektron yang berada pada kelopak L adalah n=2
Elektron yang berada pada kelopak M adalah n=3
Elektron yang berada pada kelopak N adalah n=4
Dst...

2. Bilangan Kuantum Azimut atau Momentum Sudut (ℓ)

Bilangan kuantum azimut atau bilangan kuantum anguler (sudut). Bilangan ini
menggambarkan energi dari elektron, berhubungan dengan gerakan orbital yang
digambarkan menggunakan momentum sudut. Bilangan Kuantum azimut membagi
kulit menjadi orbital-orbital yang lebih kecil (sub Kulit).
Setiap kulit pada bilangan kuantum azimut memiliki nilai l=0 sampai l=(n-1).
Biasanya nya subkulit ditulis l=1,2,3,…, (n-1) diberi simbol s,p,d,f dan seterusnya.
Lihat gambar :

3. Bilangan Kuantum Magnetik (m)

Bilangan kuantum ini merupakan bilangan kuantum ketiga dari empat bilangan
kuantum (bilangan kuantum utama, bilangan kuantum azimut, bilangan kuantum
magnetik, dan bilangn kuantum spin) yang menggambarkan suatu keadaan kuantum
suatu elektron. Bilangan kuantum magnetik ini membagi bilangan kuantum azimut
menjadi orbital-orbital.

Bilangan kuantum magnetik (m) ini jumlahnya untuk setiap bilangan kuantum azimut
(l) dimulai dari m=-l sampai m=+l. Lihat tabel :

Tabel diatas menunjukan hubungan antara bilangan kuantum utama (n), bilangan
kuantum azimuth (l), dan bilangan kuantum magnetik (m).

4. Bilangan Kuantum Spin (s)

Bilangan kuantum spin (s) ini menunjukan arah perputaran (spin) atau rotasi di
sebuah elektron pada sumbunya. Arahnya bisa searah jarum jam ataupun
berlawanan dengan arah jarum jam. Untuk itu bilangan kuantum spin (s) ini diberi
nama ± 1/2 atau -1/2.

Perhatikan gambar dibawah terlebih dahulu berikut :

Untuk arah rotasi yang searah jarum jam diberi tanda atau ditulis +1/2 atau tanda
panah keatas (↑), sedangkan yang berlawanan dengan arah jarum jam diberi tanda
atau ditulis -1/2 atau tanda panah kebawah (↓).

Bilangan kuantum spin merupakan dasar pengisian elektron dalam suatu orbital,
oleh karenanya setiap orbital hanya dapat ditempati oleh maksimal dua elektron
dengan spin yang berbeda, maksudnya bahwa elektron-elektron didalam atom itu
berbeda-beda antara atom satu dengan atom yang lain sebagaimana yang
disampaikan oleh Wolfgang Pauli (tahun 1925) seorang fisikawan teoretis Amerika,
yang mempelopori bidang fisika kuantum yang juga dikenal dengan teori spin-nya
dalam ilmu fisika.

Baca Juga : Pengertian dan Cara Mengubah Bilangan Desimal ke Biner

Tujuan bilangan kuantum adalah untuk mengetahui atau menyatakan posisi atau
kedudukan di dalam atom. Dari beberapa penjelasan ke-4 bilangan kuantum diatas,
maka kita dapat ketahui hubungan antara ke-4 jenis bilangan kuantum tersebut
seperti yang tertera pada gambar tabel dibawah :
Bentuk Orbital Atom
Orbital s
Orbital s adalah orbital dengan l = 0 berbentuk bola dengan inti atom pada bagian
tengah. Oleh karena bola hanya memiliki satu orientasi, semua orbital s hanya memiliki
satu nilai ml, yaitu ml = 0. Orbital 1s memiliki densitas (kerapatan) elektron tertinggi pada
bagian inti atom dan kemudian densitas semakin menurun perlahan-lahan setelah
menjauh dari inti atom. Orbital 2s memiliki dua daerah dengan densitas elektron tinggi.
Di antara kedua daerah tersebut terdapat simpul bola, di mana probabilitas menemukan
elektron pada daerah tersebut menurun hingga nol (ψ 2 = 0). Pada orbital 3s, terdapat
tiga daerah dengan densitas elektron tinggi dan dua simpul. Pola bertambahnya simpul
orbital s ini masih terus berlanjut dengan orbital 4s, 5s, dan seterusnya.

Orbital p
Orbital p adalah orbital dengan l = 1 berbentuk seperti balon terpilin dengan dua cuping.
Kedua cuping terletak pada dua sisi inti atom yang saling bersebrangan. Inti atom
terletak pada bidang simpul orbital p, yakni di antara dua cuping yang masing-masing
memiliki densitas elektron tinggi. Orbital p memiliki tiga jenis orientasi ruang, p x, py, dan
pz, sebagaimana terdapat tiga nilai ml yang mungkin, yaitu −1, 0, atau +1. Ketiga orbital
p tersebut terletak saling tegak lurus pada sumbu x, y, dan z koordinat Kartesius dengan
bentuk, ukuran, dan energi yang sama.
Orbital d
Orbital d adalah orbital dengan l = 2. Orbital d memiliki lima jenis orientasi, sebagaimana
terdapat lima nilai ml yang mungkin, yaitu −2, −1, 0, +1, atau +2. Empat dari lima orbital
d, antara lain dxy, dxz dyz, dan dx2−y2, memiliki empat cuping seperti bentuk daun semanggi.
Orbital d kelima, dz2, memiliki dua cuping utama pada sumbu z dan satu bagian
berbentuk donat pada bagian tengah.

Orbital f
Orbital f adalah orbital dengan l = 3. Orbital f memiliki tujuh jenis orientasi, sebagaimana
terdapat tujuh nilai ml yang mungkin (2l + 1 = 7). Ketujuh orbital f memiliki bentuk yang
kompleks dengan beberapa cuping.

Konfigurasi Elektron
Setelah memahami hubungan keberadaan elektron dalam atom dengan orbital pada
teori atom mekanika kuantum, berikut akan dibahas konfigurasi elektron, yaitu
penyusunan elektron-elektron dalam orbital-orbital pada kulit-kulit atom multi elektron.
Aturan-aturan dalam penentuan konfigurasi elektron berdasarkan orbital, antara lain:
1. Asas Aufbau: Elektron menempati orbital-orbital dimulai dari tingkat energi yang
terendah, dimulai dari 1s, 2s, 2p, dan seterusnya seperti urutan subkulit yang
terlihat pada gambar berikut.

Asas larangan Pauli: Tidak ada dua elektron dalam satu atom yang memiliki keempat
bilangan kuantum yang sama. Setiap orbital maksimum diisi oleh 2 elektron yang
memiliki spin yang berlawanan (ms = +½ dan ms = −½).

2. Kaidah Hund: Jika ada orbital dengan tingkat energi yang sama, konfigurasi
elektron dengan energi terendah adalah dengan jumlah elektron tak berpasangan
dengan spin paralel yang paling banyak.

Diagram orbital dan konfigurasi elektron berdasarkan orbital dari 10 unsur pertama
(Sumber: Gilbert, Thomas N. et al. 2012. Chemistry: The Science in Context (3rd
edition). New York: W. W. Norton & Company, Inc.)

Berdasarkan eksperimen, terdapat anomali konfigurasi elektron dari aturan-aturan di


atas. Subkulit d memiliki kecenderungan untuk terisi setengah penuh atau terisi penuh.
Contohnya, konfigurasi elektron 24Cr: [Ar] 4s1 3d5 lebih stabil dibanding [Ar] 4s2 3d4; dan
29Cu: [Ar] 4s 3d lebih stabil dibanding [Ar] 4s2 3d9.
1 10

Anda mungkin juga menyukai