Anda di halaman 1dari 44

3.

PERIODISITAS KIMIA

TIM PENGAJAR KIMIA DASAR LIDA USU


Capaian Pembelajaran :
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa
mampu menjelaskan periodisitas kimia yang
berhubungan dengan sifat-sifat unsur pada
tabel periodik
Materi yang Dipelajari
1. Perkembangan tabel periodik
2. Penggolongan periodic unsur-unsur
3. Logam dan non logam serta ion-ionnya
4. Muatan ion efektif
5. Jari-jari ion
6. Energi ionisasi
7. Afinitas electron
8. Sifat magnetic
9. Keragaman sifat-sifat kimia dalam unsur-unsur golongan utama
10.Sifat-sifat oksida dalam satu periode
Perkembangan Tabel Periodik
J.A.R. Newlands - (Inggris) 1864 – Menyusun
unsur-unsur berdasarkan kenaikan masa relativ.
Hukum Oktaf ; Setiap unsur ke delapan akan
mempunyai sifat yang serupa (mirip) . Unsur
pertama, memilki sifat yang mirip dengan
unsur ke sembilan dst.
Dimitri Ivannovich Mendeleev-(Rusia) 1869 –
Menyusun unsur-unsur ber-dasarkan kenaikan
masa atom relatif dan persamaan sifat. -
Sehingga dihasilkan Hukum Periode unsur,
yang membuat Mendeleev dapat
memperkirakan unsur-unsur yang belum
diketahui, dengan mengosongkan beberapa
tempat.
SUSUNAN ATOM BERKALA
SUSUNAN ATOM BERKALA
SUSUNAN ATOM BERKALA
Penggolongan Unsur-Unsur
TABEL BERKALA
❑ Unsur-Unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat-sifat unsur.
❑ Dalam Susunan Berkala Unsur-Unsur terdapat 2 (dua) lajur.
a. Lajur Horisontal = Periode = unsur-unsur disusun menurut kenaikan nomor atom.
b. Lajur Vertikal = Golongan = Unsur-unsur disusun menurut kemiripan sifat.
Beberapa sifat yang dapat disimpulkan dari Sistem Periodik Unsur (SPU) :
▪ Jari-jari atom
▪ Jari-jari ion
▪ Energi ionisasi
▪ Afinitas elektron
▪ Keelektronegatifan
JARI-JARI ATOM
➢ Jari-jari atom : Menurun dari kiri ke
kanan periode SPU
▪ Ketika muatan inti atom bertambah maka
jumlah elektron juga bertambah. Inti atom
sebagai unit yang bermuatan akan
menarik elektron (-) ke inti atom (+),
sehingga menyebabkan menurunnya
ukuran atom dan jari-jari mengecil.
➢ Meningkat dari atas ke bawah golongan
SPU
▪ Tiap penambahan elektron pada
konfigurasi elektron, menyebabkan kulit
juga bertambah dan ukuran atom makin
besar dan jari-jari bertambah
JARI-JARI ION
Jari – jari ion :
▪ Mempunyai kecenderungan yang sama dengan jari-
jari atom.
▪ Jari-jari ion positif lebih kecil dari pada atom-nya.
▪ Jari-jari ion negatif lebih besar daripada atom-nya.
Isoelektron
▪ Untuk ion negatif, atom gas mulia, dan ion positif
yang memiliki konfigurasi elektron yang sama.
contoh; 13Al3+ , Ne, 9F–
▪ Ukurannya akan berkurang jika muatan positif inti
atom meningkat.
ENERGI IONISASI
➢ Energi ionisasi :
▪ Energi yang dibutuhkan untuk melepas sebuah elektron
sehingga membentuk ion positif.
▪ Energi ionisasi Logam kecil, karena elektron pada logam
mudah dilepaskan.
▪ Energi ionisasi non-Logam besar, karena elektronnya
sulit dilepaskan.
▪ Meningkat dari pojok kiri bawah sampai pojok kanan
atas.
➢ Energi ionisasi tingkat pertama.
▪ Energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron
(elektron yang pertama) dari suatu atom.
➢ Energi ionisasi tingkat kedua.
▪ Energi yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron
kedua dari ion bermuatan +1.
Energi Ionisasi (Potensial Ionisasi)
- Energi ionisasi dapat diukur dalam tabung sinar
katoda
Mg (g) Mg+ (g) + e- I1= 7,65 eV/atom (738 kJ/mol)
Mg+ (g) Mg2+ (g) + e- I2= 15,04 eV/atom (1451 kJ/mol)
Satuan energi ialah elektron volt (eV)
Satu elektron volt adalah energi yang diperlukan oleh
sebuah elektron apabila elektron tersebut berada dalam
medan listrik dengan perbedaan potensial satu volt (V)
1 eV/atom = 96,49 kJ/mol (=23,06 kkal/mol)
Energi ionisasi menurun dengan semakin meningkatnya
ukuran atom
Afinitas Elektron :
ENERGI AFINITAS ➢ Energi yang dilepaskan atau
dibutuhkan ketika sebuah
elektron diterima atau
ditambahkan ke sebuah atom.
➢ Memiliki kecenderungan yang
sama dengan energi ionisasi,
meningkat dari pojok kiri bawah
ke pojok kanan atas.
➢ Unsur Logam memiliki nilai
“AE” kecil. Unsur non-Logam
memiliki nilai “AE” besar.
Afinitas Elektron
- Afinitas elektron adalah perubahan entalpi (H), yang
terjadi apabila sebuah atom netral dalam fase gas
menerima sebuah elektron dari jarak tak terhingga.
- Contoh:
Cl(g) + e- Cl- (g) EA = -3,165 eV/atom (-348,8 kJ/mol)
KEELEKTRONEGATIFAN
Keelektronegatifan :
➢ Kecenderungan suatu atom untuk menarik elektron untuk
membentuk suatu ikatan kimia.
➢ Pada SPU (Susunan Periodik Unsur) Ke-elektronegatifan
cenderung sama dengan energi ionisasi, yaitu mengalami kenaikan
dari kiri bawah sampai kanan atas.
Unsur Golongan VI A
Secara umum, reaktivitas unsur golongan VI A dari atas kebawah akan
menurun. Penurunan ini sangat berkaitan erat dengan elektronegatifitas dari
tiap atom anggotanya. Atom O, anggota pertama dari golongan ini,
mempunyai elektronegativitas yang besar. Sehingga saat ia berikatan dengan
unsur logam, persenyawaan oksida logam yang dihasilkan berupa senyawa
ionik.
Pada golongan ini, oksigen tidak dapat mempunyai tingkat oksidasi yang lebih
tinggi dari divalen dibandingkan dengan anggota lainnya seperti S, Se, Te dan
Po. Fenomena ini disebabkan karena ketidaktersedianya orital d pada atom
oksigen.
Elektronegativitas
• Kemampuan suatu atom dalam bersaing untuk
mendapatkan elektron, dengan atom lain yang
berikatan
• Sebagai patokan kasar: Logam mempunyai
elektronegativitas kurang dari 2, metaloid kira-kira 2
dan bukan logam lebih besar dari 2.
Sifat Magnetik
• Interaksi atom-atom yang mempunyai elektron
berpasangan dengan medan magnetik menyebabkan atom
tersebut ditolak oleh medan. Gejala ini dinamakan
diamagnetik.
• Senyawa Paramagnetik ditarik oleh medan magnet.
• Pada atom yang orbital elektron nya terisi dengan elektron
yang berpasangan , efek magnetiknya saling meniadakan.
• Jika elektron tidak berpasangan, atom tersebut bersifat
paramagnetik.
• Pengukuran sifat magnetik adalah metoe yang membantu
penetapan konfigurasi elektron dalam atom dan ion.
Misalnya: atom Fe.
Sifat-Sifat Magnetik
Contoh soal:
Manakah dari spesies berikut yang diamagnetik, dan
paramagnetik?
a. Atom Na (No atom 11)
b. Atom Mg (No atom 12)
c. Ion Cl- (No atom 17)
d. Ion Ca2+ (No atom 20)
e. Atom Ag (No atom 47)
Reaksi kimia adalah suatu proses dimana satu atau lebih reaktan berubah
menjadi satu atau lebih produk. Reaksi kimia bisa terjadi dalam waktu yang
sangat cepat ataupun sangat lambat. Beberapa reaksi kimia terjadi secara
spontan pada suhu dan tekanan normal pada saat terjadi kontak antar reaktan.
Sedangkan beberapa reaksi kimia lainnya hanya dapat terjadi jika mendapat
energi eksternal seperti panas, cahaya, atau listrik.
❑ Perubahan pada Reaksi Kimia
Reaksi kimia biasanya berlangsung disertai dengan perubahan fisik seperti:
1. Terjadi perubahan warna
CuSO4(aq) + Zn(s) 2 Cu (s) + ZnSO4(aq)
Larutan biru Larutan tak berwarna
Beberapa contoh hasil reaksi kimia yang menghasilkan warna dapat dilihat
pada gambar dibawah ini :

Reaksi kimia yang menghasilkan warna dan sekaligus juga ada


endapannya. Dari kiri ke kanan: CdS, PbS, Ni(OH)2, dan Al(OH)2
2. Terbentuknya endapan
Pb(NO3)2 (aq) + 2 KI(aq) 2 KNO3 (aq) + PbI2 (s)
Endapan kuning

Reaksi pengendapan PbI2, hasil reaksi antara Pb(NO3)2 dengan KI


(Sumber: Chang, 2003, 101)
3. Dihasilkannya gas
HCl (aq) + Fe (s) FeCl2 (aq) + H2 (g)
Salah satu contoh reaksi yang dapat menghasilkan gas dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:

Reaksi antara sebatang kapur tulis dengan hydrogen klorida menghasilkan gas karbon dioksida;
b. Reaksi antara logam Fe, Zn dan Mg dengan gas HCl
4. Terjadi perubahan temperatur
CaO (s) + H2O (l) Ca(OH)2 (aq)

Reaksi Pembakaran Pita Mg


Reaksi kimia dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok, yaitu:

1. Reaksi sintesis (kombinasi/pembentukan) adalah pembentukan


senyawa dari unsur-unsurnya.
P4 (s) + 6Cl2 (g) 4PCl3 (s)
Jika klorin yang tersedia berlebih, maka akan terbentuk senyawa PCl5
(padatan putih).
2. Reaksi metatesis (pergantian/pertukaran ganda) adalah reaksi
pergantian suatu ion (atau atom) dalam suatu senyawa dengan ion
(atau atom) dari unsur lain.
BaCl2 (aq) + Na2SO4 (aq) BaSO4 (s) + 2 NaCl (aq)

3. Reaksi Pembakaran adalah reaksi suatu zat dengan oksigen dan


biasanya ditandai dengan pelepasan panas (kalor).
CH4 (g) + O2 (g) CO2 (g) + H2O (g)
4. Reaksi dekomposisi, yaitu reaksi penguraian senyawa menjadi
komponen-komponennya.
KClO3 (s) KCl (s) + O2 (g)
5. Reaksi Pendesakan (pertukaran tunggal)
Rumus : L + MX LX + M
Syarat agar reaksi dapat berlangsung:
Logam M harus terletak di sebelah kiri logam L (Deret Volta).
Contoh :
a. Al + FeCl3 Fe + AlCl3
b. Zn + CuSO4 Cu + ZnSO4
c. Cu + ZnSO4 tidak berlangsung, karena Cu di kanan Zn
6. Reaksi reduksi-oksidasi (redoks) yaitu reaksi yang mengalami
perubahan bilangan oksidasi.
2 Fe2O3 (s) + 3 C (s) 4 Fe (s) + 3 CO2 (g)
7. Reaksi dalam Larutan
Ada 3 jenis reaksi yang tergolong dalam reaksi yang berlangsung
dalam larutan yaitu :
a. Reaksi pengendapan
Garam I + Garam II Garam III + Garam IV
Rumus : LZ + MX LX + MZ
Syarat reaksi berlangsung :
Garam yang dihasilkan harus mengendap atau sukar larut.
Na2CO3(aq)+Ca(NO3)2(aq) NaNO3(aq)+CaCO3(s)
KCl(aq) + MgSO4(aq) tidak ada endapan.
Ion Aturan Kelarutan
Tabel 1. NO3- Semua garam nitrat larut
Kelarutan Ion
C2H3O2- Semua garam asetat larut (AgC2H3O2 kelarutan sedang)
Cl- , Br - , I- Semua garam klorida, bromida, dan iodida umumnya larut kecuali berikatan
dengan Ag+ , Pb2+ dan Hg2 2+.(PbCl2 sedikit larut dalam air dingin dan
kelarutan sedang dalam air panas)
SO42- Semua garam sulfat mudah larut kecuali jika berikatan dengan Ba2+ , Pb2+ ,
Ca2+ , dan Sr2+ .
CO32- dan PO43- Semua garam karbonat dan fosfat tidak larut kecuali jika berikatan dengan
Na+ , K+ dan NH4+ . (Banyak Asam fosfat mudah larut).
HO- Semua hidroksida tidak larut kecuali jika berikatan dengan Na+ dan K+ .
Hidroksida dari Ba2+ dan Ca2+ sedikit larut.
S2- Semua sulfida tidak larut, kecuali dengan Na+ , K+ dan NH4 + dan ion
alkali tanah Mg2+ , Ca2+ , Sr2+ dan Ba2+ . (Sulfida dari Al3+ dan Cr3+
terhidrolisis dan mengendap sebagai Al(OH)3 dan Cr(OH)3.
Na+ , K+ dan Semua garam dari ion sodium, potasium, dan amonium mudah larut, kecuali
NH4+ dalam beberapa anion
b. Reaksi pembentukan gas
Na2SO3(aq)+2HCl(aq) 2NaCl(aq)+H2O(l)+SO2(g)
c. Reaksi asam-basa
Asam + Basa Garam + Air
Contoh :
a. HCl + NaOH NaCl + H2O Unsur :
b. 3H2SO4 + 2Al(OH)3 Al2(SO4)3 + 6H2O -Logam + O2 Oksida Basa.
Oksida Basa + H2O Basa
-Non Logam + O2 Oksida Asam.
Oksida Asam + H2O Asam
Oksida = pembentuk
Oksida basa = pembentuk basa
Oksida asam = pembentuk asam
Jenis-Jenis Oksida
Sebagai unsur deret pertama, dalam pembentukan senyawa, oksigen mengikuti aturan
oktet. Untuk mencapai konfigurasi tertutup akan sama seperti pada nitrogen :
• Pengambilan elektron terbuka O2-
• Terbentuknya dua ikatan kovalen tunggal (R-O-R) atau satu katan rangkap dua (O=C=O).
• Pengambilan satu elektron dan pembentukan satu ikatan tunggal (OH-).
• Pembentukan 3 atau 4 ikatan kovalen (R2OH+ dan seterusnya).
1) Berdasarkan unsur asalnya, ada 2 macam oksida yaitu :
a. Oksida Logam
Contoh : Fe2O3, Al2O3, K2O ( logam +O2 )
b. Oksida non Logam
Contoh : CO2, SO3, P2O5, dan lain-lain.
2) Berdasarkan sifatnya, ada 5 macam yaitu :
a. Oksida Basa
Contoh : Na2O, K2O, CaO, SrO, BaO (golongan IA dan IIA + O2)
b. Oksida Asam
Contoh : N2O5, SiO2, ClO2, dan lain-lain
c. Oksida Amfoter, yaitu oksida yang dapat membentuk asam maupun basa tergantung
lingkungannya. Dalam lingkungan asam akan membentuk basa, dalam lingkungan basa
akan membentuk asam. Contoh : Al2O3, ZnO, As2O3, As2O5, Sb2O3, Sb2O5, SnO, SnO2,
PbO, PbO2, Cr2O3, Mn2O7
d. Peroksida, yaitu oksida yang kelebihan atom O (umumnya kelebihan satu atom)
Contoh : Na2O2 : natrium peroksida ; CaO2 : kalsium peroksida ; H2O2 : hidrogen
peroksida / perhidrol
Sifat asam basa dari beberapa oksida dalam hubungannya dengan tabel periodik adalah :

Unsur-unsur yang terletak pada sudut kiri


bawah dari tabel membentuk oksida
basa, sedangkan oksida asam yang
berhubungan dengan unsur-unsur bukan
logam mengarah ke sebelah kanan atas.
Membatasi kedua “golongan” ini adalah
oksida-oksida amfoter yaitu dari Be, Al,
Ga, Sn, dan Pb.
Dapat dikaitkan untuk unsur-unsur
oksida-oksida logam biasanya basa atau
amfoter, untuk bukan logam bersifat asam
dan untuk semi logam (metaloid) adalah
asam lemah.
Konsep Oksidator Dan Reduktor
Pada reaksi redoks zat yang mengoksidasi zat lain disebut oksidator atau zat pengoksidasi
sedangkan zatnya sendiri mengalami pengurangan biloks. Zat yang mereduksi zat lain
disebut reduktor atau zat pereduksi sedangkan zatnya sendiri mengalami penambahan
biloks. Hubungan antara oksidator, reduktor dan perubahan bilangan oksidasi serta
perubahan elektron dapat diringkas dalam tabel 2. Reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi
secara simultan (bersamaan) oleh suatu spesi disebut reaksi disproporsionasi atau
autooksidasi/auto redoks. Spesi ini mengandung unsur yang mempunyai biloks diantara
biloks tertinggi, dan terendah saling berinteraksi;
Contoh Reaksi Redoks :
▪ Cu+ (aq) Cu2+ (aq) + Cu (s)
(+1) (+2) (0)
Tabel 2. Pengertian oksidator reduktor serta perubahannya

Pengertian Biloks Perubahan Elektron

Oksidasi Bertambah Melepaskan elektron

Reduksi Berkurang Menangkap elektron

Oksidator Berkurang Menerima elektron

Reduktor Bertambah Memberikan elektron

Zat yang dioksidasi Bertambah Kehilangan elektron

Zat yang direduksi Berkurang Menerima elektron


Unsur Golongan VII A (Halogen)
Daya oksidasi halogen dari atas ke bawah makin berkurang. Jadi iod merupakan reduktor
terkuat. Daya oksidasi ini dapat dilihat dari harga potensial elektrodenya.
Oleh karena unsur halogen mudah menerima elektron maka semua unsur halogen
merupakan oksidator kuat. Kekuatan oksidator halogen menurun dari atas ke bawah dalam
tabel periodik. Hal ini dapat dilihat dari potensial reduksi standar :
F2 + 2e– → 2F– E° = +2,87 V
Cl2 + 2e– → 2Cl– E° = +1,36 V
Br2 + 2e– → 2Br– E° = +1,07 V
I2 + 2e– → 2I– E° = +0,54 V

Berdasarkan data potensial reduksi standar dapat disimpulkan bahwa F2 merupakan


oksidator paling kuat. Oleh karena itu, unsur halogen dapat mengoksidasi halogen lain
yang terletak di bawahnya dalam tabel periodik, tetapi reaksi kembalinya tidak terjadi.
Contoh : F2(g) + 2Cl–(aq) → 2F–(aq) + Cl2(g)
➢ Unsur halogen termasuk unsur yang sangat reaktif. Salah satu sifat
kereaktifan unsur halogen adalah mampu bereaksi dengan air, reaksi ini
disebut dengan reaksi disproporsionasi (kecuali fluorin), yaitu sebagian
unsur halogen mengalami oksidasi dan sebagian lagi mengalami reduksi.
Jika X adalah unsur halogen, maka persamaan reaksi secara umum
dirumuskan sebagai berikut.
X2 + H2O HX + HXO
2F2(g) + 2H2O(l) 4HF(aq) + O2(g)
➢ Titik leleh dan titik didih bertambah jika nomor atom bertambah. Hal ini
karena molekul yang lebih besar mempunyai gaya tarik menarik Van der
Waals yang lebih besar.
IKATAN LOGAM
Lebih dari delapan puluh unsur yang ada di dalam sistem periodik unsur adalah logam.
Logam bersifat padat pada temperatur dan tekanan standar, dengan pengecualian unsur
merkuri dan galium yang keduanya berupa cairan. Sebagai pengingat, sifat-sifat logam
adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai konduktivitas termal dan listrik yang tinggi.
2. Berkilau dan memantulkan cahaya.
3. Dapat ditempa.
4. Mempunyai variasi kekuatan mekanik.
Ikatan Logam
Berdasarkan sifat umum logam dapat disimpulkan bahwa ikatan logam ternyata bukan
merupakan ikatan ion maupun ikatan kovalen. Ikatan logam didefinisikan berdasarkan
model awan elektron atau lautan elektron yang didefinisikan oleh Drude pada tahun 1900
dan disempurnakan oleh Lorents pada tahun 1923. Berdasarkan teori ini, logam di anggap
terdiri dari ion-ion logam berupa bola-bola keras yang tersusun secara teratur, berulang dan
di sekitar ion-ion logam terdapat awan atau lautan elektron yang dibentuk dari elektron
valensi dari logam terkait.
Misalnya logam magnesium yang memiliki 2 elektron valensi. Berdasarkan model awan elektron,
logam magnesium dapat dianggap terdiri dari ion Mg2+ yang tersusun secara teratur, berulang dan
disekitarnya terdapat awan atau lautan elektron yang dibentuk dari elektron valensi magnesium,
seperti pada gambar berikut ini.

Awan elektron yang terbentuk berasal dari semua


atom-atom logam yang ada. Hal ini disebabkan oleh
tumpang tindih (ovelap) orbital valensi dari atom-
atom logam (orbital valensi = orbital elektron
valensi berada). Akibatnya elektron-elektron yang
ada pada orbitalnya dapat berpindah ke orbital
valensi atom tetangganya. Karena hal inilah
elektron-elektron valensi akan terdelokaslisasi pada
semua atom yang terdapat pada logam membentuk
Model awan elektron dari logam magnesium awan atau lautan elektron yang bersifat mobil atau
dapat bergerak.
Latihan

✓ Tentukanlah zat yang dioksidasi, reduksi, oksidator dan reduktor dari reaksi berikut:
1. 2 HNO3 + 3 H3AsO3 2 NO + 3 H3AsO4 + H2O
2. NaI + 3 HOCl NaIO3 + 3 HCl
3. KMnO4 + 4 H2C2O4 + 3 H2SO4 10 CO2 + K2SO4 + MnSO4 + 8H2O

✓ Logam mana yang mempunyai ikatan logam lebih kuat diantara 1 mol logam Na, Mg
dan Al?

Anda mungkin juga menyukai