Anda di halaman 1dari 24

BAB 4

IKATAN KIMIA
4.1 Peranan Elektron pada
Pembentukan Ikatan Kimia
4.2 Ikatan Ion (Ikatan Elektrovalen)
4.3 Ikatan Kovalen
4.4 Polarisasi Ikatan Kovalen
4.5 Perbandingan Sifat Senyawa Ion
dengan Senyawa Kovalen
4.6 Pengecualian dan Kegagalan
Aturan Oktet
4.7 Menggambar Struktur Lewis
4.8 Ikatan Logam
Aturan Oktet

Aturan oktet adalah kecenderungan unsur-unsur menjadikan


konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia.
Contoh:
Reaksi natrium dengan klorin membentuk natrium klorida. Perhatikan
konfigurasi elektron natrium, neon, klorin, dan argon berikut ini.
10 Ne: 2 8
11 Na: 2 8 1 dg melepas 1 elektron akan menyerupai neon
17 Cl: 2 8 7 dg menyerap 1 elektron akan menyerupai argon
18 Ar: 2 8 8
Dibandingkan dengan konfigurasi gas mulia
terdekat (yaitu neon), natrium kelebihan 1
elektron.
Sebaliknya, klorin kekurangan 1 elektron.
Ketika natrium direaksikan dengan klorin,
maka 1 elektron berpindah dari atom
natrium ke atom klorin.
Lambang Lewis
Lambang Lewis adalah lambang atom disertai elektron
valensinya. Lambang Lewis untuk unsur-unsur periode kedua
dan ketiga sebagai berikut.
Ikatan Ion (Ikatan Elektrovalen)

Ikatan ion adalah gaya tarik-menarik listrik antara ion yang


berbeda muatan.
Contoh: + –

Natrium klorida (NaCl) terdiri atas ion Na dan Cl . Ion-ion


tersebut dikukuhkan oleh gaya tarik-menarik listrik sesuai
dengan hukum Coulomb.
Ikatan ion hanya dapat terjadi jika unsur-unsur
yang direaksikan mempunyai perbedaan daya
tarik elektron (keelektronegatifan) yang cukup.
Rumus Kimia Senyawa Ion

Mengapa rumus kimia natrium klorida adalah


NaCl (Na : Cl = 1 : 1)?

Sesuai aturan oktet, atom natrum akan melepas 1


elektron, sedangkan atom klorin akan menyerap 1
elektron.

Rumus kimia NaCl adalah rumus empiris,


menyatakan bahwa perbandingan
Sesuai aturan oktet, maka rumus empiris senyawa ion
dari suatu pasangan logam-nonlogam dapat diramalkan.
Karena jumlah elektron yang dilepas unsur logam sama
dengan yang diserap unsur nonlogam.
Contoh Soal
Rumus elektron (rumus Lewis) dan rumus empiris senyawa Mg
(Z = 12) + Cl (Z = 17).
Mg (Z = 12) dan Cl (Z = 17) mempunyai konfigurasi elektron
sebagai berikut.
Mg : 2 8 2
Cl : 2 8 7
Untuk mencapai konfigurasi oktet, Mg harus melepas 2
elektron, sedangkan Cl menyerap 1 elektron. Atom Mg - berubah
menjadi ion Mg2+ , sedangkan atom Cl menjadi ion Cl .
Mg (2 8 2) Mg2+ + (2 8) + 2e (x1)
Cl (2 8 7) + e Cl- (2 8 8) (x2)
Jadi, rumus empiris senyawa adalah MgCl2.
Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk karena penggunaan
bersama pasangan elektron.
Contoh:

Inti-inti atom H

+ +
Elektron ditarik bersama oleh kedua inti

Ikatan kovalen dalam molekul hidrogen


Rumus Kimia Senyawa Kovalen Biner
Contoh:
Ikatan antara H dan O dalam H2O.
Konfigurasi elektron H dan O adalah:
H : 1 (memerlukan 1 elektron)
O : 2 6 (memerlukan 2 elektron)

Atom O memasangkan 2 elektron, sedangkan atom H memasangkan


1 elektron. Untuk menyamakan jumlah elektron, atom H harus dikali
dua, sedangkan atom O dikali satu, sehingga rumus molekul
senyawa adalah H2O. Pembentukan ikatan dalam H2O.
Rumus Struktur atau Struktur Lewis
Senyawa Kovalen
Cara atom-atom saling mengikat dalam suatu molekul
dinyatakan dengan rumus bangun atau rumus struktur.
Rumus struktur diperoleh dari rumus Lewis dengan mengganti
setiap pasangan elektron ikatan dengan sepotong garis.
Contoh:
Ikatan Kovalen Rangkap dan Rangkap Tiga
Ikatan tunggal: ikatan yang menggunakan sepasang elektron.

Ikatan rangkap: ikatan yang menggunakan dua pasang elektron.


Contohnya ikatan rangkap dalam molekul CO2

Ikatan rangkap tiga: ikatan yang menggunakan tiga pasang


elektron.
Contohnya ikatan rangkap tiga dalam molekul N2
Ikatan Kovalen Koordinat
Ikatan kovalen koordinat adalah ikatan kovalen dimana
pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari satu
atom saja.
Contoh:
Ikatan kovalen koordinat dalam ion NH4+
Ikatan Kovalen Polar dan Nonpolar

Kedudukan pasangan elektron milik bersama pada ikatan


kovalen tidak selalu simetris terhadap kedua atom yang
berikatan.
Pasangan elektron akan lebih dekat ke arah atom yang
mempunyai keelektronegatifan lebih besar. Hal ini
mengakibatkan polarisasi atau pengutuban ikatan.
Dalam molekul H2 tersebut, muatan negatif
(elektron) tersebar secara homogen.
Ikatan seperti itu disebut ikatan kovalen nonpolar.
Cl mempunyai daya tarik elektron lebih besar
daripada H.
Akibatnya, pada HCl terjadi polarisasi.
Ikatan seperti itu disebut ikatan kovalen polar.
Molekul Polar dan Nonpolar
Memeriksa kepolaran dari suatu molekul poliatom dapat
dilakukan dengan menggambarkan ikatan polar sebagai suatu
vektor yang arahnya dari atom yang bermuatan positif ke atom
yang bermuatan negatif.
 Jika resultan vektor-vektor sama dengan nol, berarti molekul
bersifat nonpolar.
 Jika resultan vektor-vektor tidak sama dengan nol, berarti
molekul itu bersifat polar.
Menunjukkan Kepolaran

Cucuran air (zat polar) dibelokkan ke arah batang bermuatan


listrik (kiri), sedangkan cucuran CCl4 (zat nonpolar) tidak
dipengaruhi oleh medan listrik (kanan)
Momen Dipol
Momen (µ), yaitu hasil kali antara selisih muatan (Q) dengan
jarak (r) antara pusat muatan positif dengan pusat muatan
negatif.
µ=Qxr

Satuan momen dipol adalah debye (D), di mana 1 D = 3,33 x


10 -30 C m. semakin polar suatu zat, semakin besar momen
dipolnya.
Perbandingan Sifat Senyawa Ion dengan
Senyawa Kovalen

Sifat Senyawa Ion Senyawa


Kovalen
Titik didih tinggi rendah
Daya hantar listrik menghantar tidak menghantar
lelehan
Kelarutan dalam air umumnya larut umumnya tidak
(pelarut polar) larut
Kelarutan dalam umumnya larut
pelarut nonpolar umumnya tidak
larut
Pengecualian Aturan Oktet

a. Senyawa yang Tidak Mencapai Aturan Oktet


Senyawa kovalen biner sederhana dari berilium (Be), boron
(B), dan alumunium (Al), yaitu unsur-unsur yang elektron
valensinya kurang dari 4, tidak mencapai oktet. Contohnya
adalah BeCl2, BCl3, dan AlBr3.
b. Senyawa dengan Jumlah Elektron Valensi Ganjil
Senyawa yang memiliki
jumlah elektron valensi ganjil
tidak mungkin memenuhi
aturan oktet. Contohnya NO2.

c. Senyawa dengan Oktet Berkembang


Unsur-unsur dari periode 3 atau lebih dapat membentuk
senyawa yang melampaui aturan oktet. Beberapa contoh
adalah PCl5, SF6, CIF3, IF7, dan SbCl5.
Kegagalan Aturan Oktet

Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia


senyawa unsur transisi maupun postransisi.
Atom Sn mempunyai 4 elektron valensi, tetapi
senyawanya banyak yang terbentuk dengan
melepas 2 elektron.
Bi yang mempunyai 5 elektron valensi, tetapi
senyawanya banyak yang terbentuk dengan
melepas 1 atau 3 elektron.
Ikatan Logam
Struktur logam dapat dibayangkan sebagai ion-ion positif
yang dibungkus oleh awan atau lautan elektron valensi.

Ion positif
Lautan elektron

Anda mungkin juga menyukai