Anda di halaman 1dari 12

BAHAN AJAR

Mata pelajaran : Kimia

Standar Kompetensi : Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur,
struktur molekul, dan sifat sifat senyawa

Kompetensi dasar :

1.2 Menjelaskan teori jumlah pasangan elektron disekitar kulit luar atom pusat dan teori hibridisasi untuk
meramalkan bentuk molekul.
1.3. Menjelaskan interaksi antar molekul (gaya antar molekul) dan sifat zat.
Indikator:
o Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron.
o Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi.
o Menjelaskan perbedaan sifat fisik (titik didih, titik leleh) berdasarkan perbedaan gaya antar
molekul (gaya van der waals, gaya London, dan ikatan hidrogen).

Tujuan:
Siswa dapat,
(1) Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori domain elektron.
(2) Meramalkan kepolaran molekul berdasarkan geometri molekulnya
(3) Menjelaskan geometri molekul berdasarkan teori hibridisasi.
(4) Menjelaskan perbedaan sifat fisik (titik didih, titik leleh) berdasarkan perbedaan gaya antar molekul (gaya
van der waals, gaya London, dan ikatan hidrogen).

Materi Ajar
Ikatan Kimia
A. Ikatan Antaraatom
Menurut hukum oktet, atom-atom yang stabil harus memiliki 8 elektron valensi. Hukum ini berlaku untuk
atom-atom dari unsur-unsur periode-2 dan logam logam 1 A dan II A, kecuali Li, Be, dan B. Adapun atom-
atom non logam pada periode yang lain (kecuali H) bisa mencapai kestabilan dengan jumlah elektron valensi
lebih dari 8. Atom H tidak pernah mencapai kestabilan oktet karena hanya memiliki 1 elektron. Kestabilan
unsur-unsur dapat dicapai melalui :
Transfer elektron dari satu atom ke atom pasangannya membentuk ikatan ionik, dan
Penggunaan bersama pasangan elektron ikatan membentuk ikatan kovalen.

1. Struktur Lewis Atom


Definisi : Menggambarkan penulisan atom-atom disertai dengan sebaran elektron valensi yang
mengelilingi atom. Elekton-elektron valensi digambarkan sebagai titik. Elektron-elektron tak berikatan
(elektron bebas) ditunjukkan sebagai titik dan elektrok-elektron ikatan dapat digambarkan sebagai
pasangan titik atau garis. Satu garis menggambarkan satu pasang (dua) elektron ikatan.
Contoh :

a. Cara Menggambar struktur lewis


Jumlahkan elektron valensi semua atom ( EV)
Buatlah struktur kerangka dengan ikatan tunggal
Dari struktur kerangka, hitunglah jumlah elektron ikatan (EI) dan nonikatan (EN)
Distribusikan seluruh EN kesemua atom yang terikat pada atom pusat untuk mencapai keadaan oktet
Letakkan EN yang tersisa pada atom pusat
Tentukan struktur yang paling mungkin dengan acuan:
- Susunan Oktet
- Muatan Formal 0 ( terutama susunan tidak oktet)

=

Dengan :
EV = Jumlah elektron valensi atom bebas
EI = Jumlah elektron ikatan
EN = Jumlah elektron non ikatan
Contoh, dalam molekul NH3 , atom N memiliki 1 PEB atau 2 EN dan 3 PEI atau 6 EI. Oleh
karena itu,
1
1, = 5 (6) 2 = 0
2
1
2. = 1 (2) 0 = 0
2

b. Perkecualian Struktur Lewis terhadap hukum Oktet


1. Senyawa kovalen dari atom Be. Karena Be hanya mengandung dua elektron valensi, maka Be hanya
dapat membentuk dua ikatan kovalen tunggal dengan dua tom lain.
2. Senyawa kovalen golongan 3 A, khususnya dari atom B. Atom unsur-unsur golongan 3 A hanya
memiliki tiga elektron valensi, sehingga atom atom ini hanya dapat membentuk tiga ikatan kovalen
dengan tiga atom yang lain.
3. Senyawa-senyawa atau ion-ion yang mengandung elektron berjumlah ganjil. Contohnya adalah NO
yang mengandung 11 elektron valensi, sehingga atom atom ini hanya dapat membentuk tiga ikatan
kovalen dengan tiga atom yang lain.
4. Senyawa-senyawa atau ion-ion dengan atom pusat yang memerlukan lebih dari delapan elektron
ikatan.
Contoh : Buktikan struktur senyawa dibawah ini adalah benar.
atom B belum oktet.

Penyelesaian :
5B = 2,3 17Cl = 2,8, 7

EV = 3 + 3 (7) = 24
EI = 6 dan EN = 24 -6 = 18 elektron ( 9 pasang elektron)
18 EN disebar keseluruh atom Cl untuk mencapai susunan oktet seperti gambar diatas. Dengan
menghitung muatan formal semua atom, akan terbukti struktur diatas adalah benar.
1
1. = 3 (6) 0 = 0
2
1
2. = 7 (2) 6 = 0
2
c. Resonansi
Suatu molekul dapat memiliki struktur yang sama, namun berbeda pada letak elektronnya. Keadaan ini
dinamakan dengan resonansi. Resonansi melibatkan pergerakan elektron dan elektron non ikatan.

2. Jenis Ikatan
a. Ikatan Ion
Ikatan ion adalah ikatan kimia yang terbentuk dari gaya terik elektrostatik antara ion-ion positif dengan
ion-ion negatif membentuk senyawa ionik padat. Ikatan ini terjadi melalui proses transfer elektron dari
atom yang mudah melepaskan elektron ke atom yang mudah menarik elektron.
Ikatan ionik dapat terbentuk antara:
1. Hampir semua logam dan nonlogam
2. Atom yang kurang elektronegatif (elektropositif, kiri) dengan atom yang sangat elektronegatif
(kanan) dengan perbedaan keelektronegatifan (kE) > 1,7. Makin besar nilai kE, makin tinggi
derajat ikatan ionik.
3. Atom unsur berenergi ionisasi rendah dengan atom unsur berafinitas elektron tinggi.
Contoh :

1. pembentukan NaCl

2. Pembentukan MgCl2
Mg (Z = 12) dan Cl (Z = 17) mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut.
- Mg : 2, 8, 2
- Cl : 2, 8, 7
Mg dapat mencapai konfigurasi gas mulia dengan melepas 2 elektron, sedangkan Cl dengan
menangkap 1 elektron. Atom Mg berubah menjadi ion Mg2+, sedangkan atom Cl menjadi ion
Cl.
- Mg (2, 8, 2) Mg2+ (2, 8) + 2 e
(konfigurasi elektron ion Mg2+ sama dengan neon)
- Cl (2, 8, 7) + e Cl (2, 8, 8)
(konfigurasi elektron ion Cl sama dengan argon)
Ion Mg2+ dan ion Cl kemudian bergabung membentuk senyawa dengan rumus MgCl2. Dengan
menggunakan lambang Lewis, pembentukan MgCl2 dapat digambarkan sebagai berikut.

b. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen terjadi apabila dua atom (umumnya non logam) yang saling berdekatan berapada
pada jarak yang cukup stabil. Elektron elektron tak berpasangan dari masing-masing atom berada
diantara kedua inti atom dan bergabung membentuk pasangan elektron ikatan. Ikatan antara dua
atom yang terjadi melalui penggunaan bersama elektron ikatan disebut ikatan kovalen. Dalam
molekul kovalen terdapat dua jenis pasangan elektron, yaitu pasangan elektron bebas (PEB) dan
pasangan elektron ikatan (PEI).
1. Ikatan Tunggal
Contoh :
Ikatan antara atom H dan atom Cl dalam HCl
Konfigurasi elektron H dan Cl adalah:
H : 1 (memerlukan 1 elektron)
Cl : 2, 8, 7 (memerlukan 1 elektron).
Masing-masing atom H dan Cl memerlukan 1 elektron, jadi 1 atom H akan berpasangan dengan 1
atom Cl. Lambang Lewis ikatan H dengan Cl dalam HCl

2. Ikatan Rangkap Dua


Oksigen (Z = 8) mempunyai 6 elektron valensi, sehingga untuk mencapai konfigurasi oktet
harus memasangkan 2 elektron. Pembentukan ikatannya dapat digambarkan sebagai berikut.
Lambang Lewis ikatan O2
3. Ikatan Rangkap Tiga
Nitrogen mempunyai 5 elektron valensi, jadi harus memasangkan 3 elektron untuk mencapai
konfigurasi oktet. Pembentukan ikatannya dapat digambarkan sebagai berikut.
Lambang Lewis ikatan N2

c. Ikatan Kovalen Koordinat


Ikatan kovalen kooerdinat adalah ikatan kovalen dengan pasangan elektronikatan hanya berasal dari
salah satu atom. Dalam pembentukan ikatan ini, salah satu atom yang memiliki PEB
menyumbangkan satu PEB-nya pada satu atom yang memiliki orbital kosong. Contoh NH 3, BF3,
NH4+ dan H3O+ .

3. Kepolaran Ikata Kovalen


Kepolaran menggambarkan pemisahan muatan (+) dan (-) dari dua atom yang berikatan kovalen.
Besarnya pemigsahan bergantung pada perbedaan keelektronegatian antara dua tom. Makin besar (kE)
makin polar ikatan kovalen. Ada dua jenis ikatan kovalen yang dapat terjadi yaitu :
Ikatan kovalen nonpolar, terjadi pada semua ikatan kovalen yang terbentuk dari nonlogam
yang sama. Dalam ikatan kovalen non polar, kerapatan elektronnya simetris dianata dua inti
atom. Contoh : H2, Cl2, O2, dll.
Ikatan Kovalen polar, terjadi pada semua ikatan yang terbentuk dari dua non logam yang
berbeda (heterinuclear). Kerapatan elektron mengarah ke atom yang lebih elektronegatif.
Contoh HCl, HF, HI, dll.
4. Panjang dan Energi Ikatan Kovalen
Panjang ikatan diukur berdasarkan jarak antara dua inti atom yang berikatan. Ikatan kovalen tunggal
(orde 1) lebih panjang dari pada ikatan kovalen rangkap dua (orde 2).
Panjang ikatan : orde 1 > orde 2 > orde 3
Untuk energi ikatan berbanding lurus dengan orde ikatan. Makin tinggi orde ikatan, makin kuat ikatan
kovalen dan makin besar energi ikatan. Jadi,
Energi ikatan : orde 3 > orde 2> orde 1
Panjang ikatan juga berhubungan dengan ukuran atom. Panjang ikatan berbanding lurus dengan ukuran
atom sedangkan kekuatan ikatan berbanding terbalik dengan ukuran atom. Makin besar ukuran atom,
makin pangjang dan makin lemah ikatan kovalen.

B. Bentuk Geometri Molekul


1. Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion)
Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) menyatakan bahwa pasangan elektron dalam
ikatan kimia ataupun pasangan elektron yang tidak dipakai bersama (yaitu pasangan elektron mandiri) saling
tolakmenolak, pasangan elektron cenderung untuk berjauhan satu sama lain. Teori ini menggambarkan arah
pasangan elektron terhadap inti suatu atom. Gaya tolak-menolak antara dua pasang elektron akan semakin kuat
dengan semakin kecilnya jarak antara kedua pasang elektron tersebut. Gaya tolakan akan menjadi semakin kuat
jika sudut di antara kedua pasang elektron tersebut besarnya 90. Kekuatan gaya tolak : antar PEB PEB> antar
PEB PEI > antar PEI - PEI. Akibatnya PEB dalam molekul menempati ruang yang lebih besar dibandingkan
PEI. Ruang yang ditempati oleh pasangan-pasangan elektron valensi disekitar atom pusat disebut domain.
Domain elektron berarti kedudukan elektron atau daerah keberadaan elektron, dengan jumlah domain ditentukan
sebagai berikut (Ralph H. Petrucci, 1985).
a. Setiap elektron ikatan (baik itu ikatan tunggal, rangkap, atau rangkap tiga) berarti 1 domain disebut domain
ikatan (DI)
b. Setiap pasangan elektron bebas berarti 1 domain disebut domain non ikatan (DNI)

Teori domain elektron mempunyai prinsip-prinsip dasar, yaitu:


a. Antardomain elektron pada kulit luar atom pusat saling tolak-menolak sehingga domain elektron
akan mengatur diri (mengambil formasi) sedemikian rupa, sehingga tolak-menolak di antaranya
menjadi minimum.
b. Urutan kekuatan tolak-menolak di antara domain elektron adalah: tolakan antardomain elektron
bebas > tolakan antara domain elektron bebas dengan domain elektron ikatan > tolakan
antardomain elektron ikatan.
c. Bentuk molekul hanya ditentukan oleh pasangan elektron terikat.

Untuk meramalkan bentuk molekul dengan model VSEPR, terlebih dahulu harus menentukan jumlah
domain elektron valensi atom pusat melalui penggambaran struktur lewis. Tahapan selanjutnya
adalah menentukan geometri molekul. Geometri molekul menggambarkan arah semua domain
elektron dalam molekul. Adapun bentuk/geomerti molekul menggambarkan araha tom-atom yang
terikat pada atom pusat.

Tabel 1.1 Geometri elektron dan bentuk/geometri molekul

Jumlah domain (pasangan elektron) dalam suatu molekul dapat dinyatakan


sebagai berikut.
Atom pusat dinyatakan dengan lambang A.
Domain elektron ikatan dinyatakan dengan X.
Domain elektron bebas dinyatakan dengan E.

Tipe molekul dapat dinyatakan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.


1) Menentukan jumlah elektron valensi atom pusat (EV).
2) Menentukan jumlah domain elektron ikatan (X).
3) Menentukan jumlah domain elektron bebas (E).
Tabel 1.2 Geometri elektron dan bentuk/geometri molekul

2. Teori Ikatan Valensi

Menurut teori ikatan valensi, ikatan antar dua atom dapat terbentuk apabila dua elektron dibagi
melalui tumpang tindih dua orbital atom. Tumpang tindih antarbagian ujung-ujug orbital s,p,d,
atau f emnghasilkan ikatan sigma (). adapun tumpang tindih dua orbital melalui bagian sisi
kedua orbital s,p,d, atau f menghasilkan ikatan pi (). Menurut teori ikatan valensi, setiap atom
harus memiliki orbital setengah penuh yang dapat bergabung melalui tumpang tindih.

3. Teori Hibridisasi
Hibridisasi adalah penggabungan orbital orbital atom pusat pada kulit terluar (dengan tingkat energi yang
relatif sama) membentuk orbitak yang baru disebut orbital hibrida. Orbital orbital atom pusat yang
mengalami hibridisasi adalah orbital orbital yang digunakan untuk berikatan dengan atom lain. Jumlah
orbital hibrida yang terbentuk sama dengan orbital-orbital yang bergabung. Nama orbital hibrida sesuai
dengan jenis dan jumlah orbital arom yang bergabung. Misalanya, satu orbital s bergabung dengan satu
orbital p membentuk orbital hibrida sp.
Sebagai contoh, teori domain elektron meramalkan molekul metana (CH4) berbentuk tetrahedron dengan 4
ikatan C-H yang ekuivalen dan fakta eksperimen juga sesuai dengan ramalan tersebut, akan tetapi mengapa
molekul CH4 dapat berbentuk tetrahedron? Pada tingkat dasar, atom C (nomor atom = 6) mempunyai
konfigurasi elektron sebagai berikut.

Dengan konfigurasi elektron seperti itu, atom C hanya dapat membentuk 2 ikatan kovalen (ingat, hanya
elektron tunggal yang dapat dipasangkan untuk membentuk ikatan kovalen). Oleh karena ternyata C
membentuk 4 ikatan kovalen, dapat dianggap bahwa 1 elektron dari orbital 2s dipromosikan ke orbital 2p,
sehingga C mempunyai 4 elektron tunggal sebagai berikut.
Menjadi :

Namun demikian, keempat elektron tersebut tidaklah ekuivalen dengan satu pada satu orbital 2s dan tiga
pada orbital 2p, sehingga tidak dapat menjelaskan penyebab C pada CH4 dapat membentuk 4 ikatan
ekuivalen yang equivalen. Untuk menjelaskan hal ini, maka dikatakan bahwa ketika atom karbon
membentuk ikatan kovalen dengan H membentuk CH4, orbital 2s dan ketiga orbital 2p mengalami
hibridisasi membentuk 4 orbital yang setingkat. Orbital hibridanya ditandai dengan sp3 untuk menyatakan
asalnya, yaitu satu orbital s dan 3 orbital p.
6C: 1s2 2s1 2p3 mengalami hibridisasi menjadi 6C : 1s2 (2sp3)4 Hibridisasi tidak hanya menyangkut tingkat
energi, tetapi juga bentuk orbital gambar. Sekarang, C dengan 4 orbital hibrida sp3, dapat membentuk 4
ikatan kovalen yang equivalen. Jadi, hibridisasi adalah peleburan orbital-orbital dari tingkat energi yang
berbeda menjadi orbital-orbital yang setingkat.

Tabel 1.3 Berbagai macam Hibridisasi

C. Ikatan Antarmolekul (Gaya van der Walls)


Antraksi antar molekul kovalen disebut sebagai gaya van der walls. Berdasarkan gugus fungsi
yang terdapat dalam senyawa kovalen, gaya van der walls dibagi menjadi tiga jenis, yaitu gaya
London (gaya dispersi), antaraksi dipol-dipol, dan ikatan hidrogen.
1. Gaya London (gaya dispersi)
Antarmolekul nonpolar terjadi tarik-menarik yang lemah akibat terbentuknya dipol sesaat. Pada
waktu membahas struktur elektron, kita mengacu pada peluang untuk menemukan elektron di
daerah tertentu pada waktu tertentu. Elektron senantiasa bergerak dalam orbit. Perpindahan
elektron dari suatu daerah ke daerah lainnya menyebabkan suatu molekul yang secara normal
bersifat nonpolar menjadi polar, sehingga terbentuk suatu dipol sesaat. Dipol yang terbentuk
dengan cara itu disebut dipol sesaat karena dipol itu dapat berpindah milyaran kali dalam 1 detik.
Pada saat berikutnya, dipol itu hilang atau bahkan sudah berbalik arahnya. Suatu saat yang
mungkin terjadi digambarkan pada gambar 1.
Dipol sesaat pada suatu molekul dapat mengimbas pada molekul disekitarnya, sehingga
membentuk suatu dipol terimbas. Hasilnya adalah suatu gaya tarik-menarik antarmolekul yang
lemah. Penjelasan teoritis mengenai gaya-gaya ini dikemukakan oleh Fritz London pada tahun
1928. Oleh karena itu gaya ini disebut gaya London (disebut juga gaya dispersi) (James E. Brady,
1990).
Kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau untuk mengimbas suatu molekul
disebut polarisabilitas. Polarisabilitas berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) dan bentuk
molekul. Molekul yang bentuknya panjang lebih mudah mengalami polarisasi dibandingkan
molekul yang kecil, kompak, dan simetris. Misalnya, normal pentana mempunyai titik cair dan
titik didih yang lebih tinggi dibandingkan neopentana. Gaya dispersi (gaya London) merupakan
gaya yang relatif lemah. Zat yang molekulnya bertarikan hanya berdasarkan gaya London, yang
mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah dibandingkan dengan zat lain yang massa
molekul relatifnya kira-kira sama. Jika molekul-molekulnya kecil, zat-zat itu biasanya berbentuk
gas pada suhu kamar, misalnya hidrogen (H2), nitrogen (N2), metana (CH4), dan gas-gas mulia.

2. Antaraksi Dipol dipol.


Antaraksi dipol-dipol adalah gaya tarik antarmolekul polar yang memiliki dipol permanen. Dipol-
dipol dari molekul yang berdekatan mengarah sedemikian rupa sehingga bagian yang bermuatan
positif parsial dengan yang negatif saling mendekati. Gaya tarik ini menyebabkan gaya dipol-dipol
permanen lebih kuat daripada gaya London. Contohnya adalah antaraksi dipol-dipol antarmolekul
aseton, C3H6O.
3. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen terjadi antarmolekul polar yang mengandung gugus O-H, N-H dan F-H.
Contohnya adalah ikatan yang terjadi antarmolekul H2O dan molekul-molekul lain yang
membentuk ikatan hidrogen antarmolekul seperti NH3, HF, dan C2H5OH.
4. Pengaruh Gaya Van der Walls terhadap titik didih.
Untuk dua senyawa yang memiliki gugus fungsi yang sama, makin besar luas permukaan molekul,
makin tinggi titik didih senyawa tersebut. Contoh , senyawa
Soal Ikatan Kimia dan Geometri Molekul ( Olimpiade)

1. Suatu senyawa sedang diuji untuk digunakan sebagai propelan roket. Analisisnya
menunjukkan senyawa ini mengandung 18,54 % F; 34, 61 % Cl; dan 46, 85 % O.
a. Tentukan rumus empiris senyawa ini.
b. Andaikan rumus molekulnya sama dengan rumus empirisnya, gambarkan struktur lewis
untuk molekul ini.
c. Gunakan teori VSEPR untuk memprediksi struktur molekul ini.
d. Anion dari F, Cl, dan O adalah F-, Cl-, dan O2-. Urutkan ketiga anion tersebut berdasarkan
kenaikan jari-jari atomnya.
e. Unsur apakah yang isoelektronik dengan ketiga anion tersebut.

2. Gambarkan struktrur lewis dari CCl4, SO42-, O3 dan NO+.


3. Dua senyawa yang salah satu unsurnya dari Halogen (flourin) yaitu SF4 dan BrF5.
a. Gambarkan rumus lewis (dot) bagi masing-masing senyawa tersebut.
b. Gambarkan struktur ruangnya
c. Sebutkan hibridisasinya
d. Sebutkan struktur mana yang memenuhi aturan oktet.
e. Sebutkan bentuk ruang yang terbangun dari kedua senyawa atas dasar teori VSEPR
f. Tuliskan struktur elektronik orbital ikatan dalam S dan SF4 dan Br dalam BrF5
g. Adakah peristiwa resonansi dikedua struktur senyawa tersebut?
4. Suatu senyawa ionik yang rumus molekulnya sama dengan rumus empirisnya yang banyak
digunakan sebagai pupuk kimia memiliki komposisi (berdsar massa) 48, 46% O; 23,45 % P;
21,21 % N; dan 6,86 % H.
Pertanyaan :
a. Tentukan rumus molekul senyawa ionik tersebut.
b. Gambarkan rumus molekul dalam dot lewis
c. Berapa nilai valensi / tingkat oksidasi N dan P dalam senyawa ionik.
d. Tentukan bentuk ruang ion-ion dari molekul senyawa tersebut.

5. Secara kimiawi unsur Xenon ( Xe) adalah unsur lembam (inert). Unsur ini membentuk
sejumlah senyawa kimia dengan unsur unsur elektronegatif seperti dengan flourin dan
oksigen. Reaksi xenon dengan flourin yang sejumlahnya beragam dapat menghasilkan XeF2
dan XeF4. Selanjutnya, bila XeF2 dan XeF4 direaksikan dengan air, yang bergantung pada
kondisinya, dapat menghasilkan XeO3, XeO4, dan H2XEO62- serta senyawa campuran seperti
XeOF4-.
Pertanyaan :
a. Prediksikan/ ramalkan struktur dari keenam senyawa tersebut berdasarkan teori
VSEPR.
b. Gambarkan struktur keenam senyawa tersebut berdasarkan teori ikatan Valensi.

Soal Olimpiade kimia ( Sruktur atom dan Ikatan Kimia)

1. Unsur P bereaksi dengan klorin E. HF, HI, HBr, HCl


membentuk senyawa PCl3 dan PCl5,
sedangkan unsur N yang letaknya 4. Konfigurasi elektron dari suatu atom
segolongan hanya dapat membentuk adalah: Is2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s1, 3d5.
NCl 3, penyebabnya adalah : Tingkat oksidasi maksimum suatu unsur
A. Nilai keelektronegatifan N lebih tersebut adalah:
kecil dari P A. 2
B. Jari-jari atom N lebih kecil dari P B. 5
C. Jumlah kulit N lebih sedikit dari P C. 1
D. Potensial ionisasi N lebih besar D. 6
dari P E. 4
E. Atom N lebih stabil dari P
5. Dari senyawa-senyawa berikut ini: N2,
2. Salah satu kelemahan model atom Bohr CO2, H2, HCl, CH4, HF, maka urutan
adalah elektron beredar dalam lintasan- kenaikan titik didih yang makin
lintasan tertentu yang berupa suatu garis meningkat adalah :
lengkung, hal ini kurang sesuai dengan A. H2, CH4, HF, CO2, N2, HCl
teori atom modern, karena: B. H2, N2, CH4, CO2, HF, HCl
A. Didalam atom ada ruang-ruang C. H2, CH4, N2, CO2, HCl, HF
hampa D. N2, CO2, H2, HCl, CH4, HF
B. Lintasan elektron makin lama E. H2, N2, CO2, CH4, HF, HCl
makin mengecil
C. Pergerakan elektron adalah 6. Unsur dengan konfigurasi elektron: [Xe]
pergerakan suatu gelombang 6s2 4f14 5d10 6p2 dalam sistem periodik
D. Dalam atom elektron dalam terletak pada:
keadaan tidak bergerak. A. Golongan IIB periode 6
E. Elektron akan kehilangan energi B. Golongan lantanida
dalam bentuk radiasi. C. Golongan IVA periode 6
D. Golongan IIA periode 6
3. Urutan kenaikan titik didih senyawa E. Golongan VIA periode 6
asam halida dari yang terendah sampai
tertinggi adalah .... 7. Konfigurasi elektron dari Cr (no atom =
A. HCl; HBr; HI; HF 24) adalah :
A. [Ar] 4s2
B. HF; HCl; HBr; HI B. [Ar] 4s2 3d4
C. HI; HCl; HBr; HF C. [Ar] 4s2 3d5
D. HCl, HI ,HBr, , HF D. [Ar] 4s1 3d10
E. [Ar] 4s1 3d10 4p6 B. O2+
C. NO
8. Sejumlah 19,5 gram logam M yang D. N2+
bervalensi 1 direaksikan dengan asam E. CO
sulfat berlebih dan dihasilkan 5,6 liter
gas H2 pada keadaan standar. Jika dalam 12. Atom dibawah ini, dari konfigurasi
1 atom M terdapat 20 neutron maka elektronnya manakah yang mengalami
konfigurasi elektron yang tepat untuk eksitasi ....
atom M adalah.... A. [He] 2s2 2p5
A. [Ar] 4s1 B. [Ne] 3s23p64s1
B. [Ar] 4s2 C. [Ne]3s23p24s1
C. [Ar] 4s1 3d10 D. [Ar]4s23d10 5p1
D. [Ar] 4s1 3d10 4p6 5s1 E. [Kr]5s24d105p1
E. [Ar] 4s1 3d10 4p6 5s2
13. Mengapa unsur golongan IIA memiliki
kerapatan yang lebih tinggi dibandingkan
unsur golongan IA?
9. Ion M3+ mempunyai konfigurasi A. Unsur golongan IIA memiliki lebih
elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5. Oleh banyak elektron
karena itu, unsur M .... B. Massa unsur glongan II A lebih
1. Dalam intinya terdapat 26 proton kecil dan ukurannya lebih kecil
2. Dalam sitem periodik terletak pada C. Massa unsur golongan IIA lebih
periode empat besar dan ukurannya lebih kecil
3. Merupakan anggota-anggotan D. Massa unsur golongan IIA lebih
unsur-unsur transisi. kecil dan ukurannya lebih besar,
4. Dapat membentuk oksida dengan E. Massa unsur golongan IIA lebih
rumus M2O3 besar dan ukurannya lebih besar.
A. 1,2 dan 3 benar
B. 1 dan 3 benar 14. Manakah dari molekul berikut ini yang
C. 2 dan 4 benar tidak memiliki momen dipol?
D. 4 saja benar A. H2O
E. Benar semua. B. NH3
C. BF3
10. Senyawa XeF4 memiliki geometri D. BrF5
molekul dan elektronik berturut-turut .... E. PCl3
A. Tetrahedral dan octahedral
B. Segi empat datar dan octahedral 15. Oksigen terdiri dari isotop 16O, 17O, 18O,
C. Tetrahedral dan trigonal bipiramida karbon terdiri dari isotop 12C dan 13C.
D. Segi empat datar dan piramida Berapa variasi molekul CO2 yang
segiempat munkin terjadi dari isotop-isotop
E. Keduanya segi empat datar. tersebut?
A. 5
11. Diantara molekul/ spesi berikut yang B. 6
memiliki order ikatan paling besar C. 10
adalah .... D. 12
A. O2 E. 14
Soal Essay
16. Salah satu sitem buffer yang mengatur pH darah (y 7,4) adalah buffer fosfat, yaitu sistem buffer
yang terdiri dari ion H2PO4- dan HPO42-. Gambarkan struktur lewis ion HPO42- termasuk struktur
resonansinya.
17. Tagog apu (dalam bahasa Indonesia gunung kapur) adalah nama desa di Padalarang, Jawa Barat.
Desa ini terkenal dengan pegunungan kapur yang telah dimanfaatkan sejak tahun 1900-an. Batu
kapur umumnya mengandung mineral kalsium karbonat. Mineral karbonat lain yang sering juga
ditemui adalah dolomit MgCa(CO3)2 dan magnesit dengan rumus kimia MgCO3. Gambarkan
struktur lewis (termasuk struktur resonansinya) dan perkirakan bentuk geometri ion karbonat.

Anda mungkin juga menyukai