Standar Kompetensi : Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur,
struktur molekul, dan sifat sifat senyawa
Kompetensi dasar :
1.2 Menjelaskan teori jumlah pasangan elektron disekitar kulit luar atom pusat dan teori hibridisasi untuk
meramalkan bentuk molekul.
1.3. Menjelaskan interaksi antar molekul (gaya antar molekul) dan sifat zat.
Indikator:
o Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron.
o Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi.
o Menjelaskan perbedaan sifat fisik (titik didih, titik leleh) berdasarkan perbedaan gaya antar
molekul (gaya van der waals, gaya London, dan ikatan hidrogen).
Tujuan:
Siswa dapat,
(1) Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori domain elektron.
(2) Meramalkan kepolaran molekul berdasarkan geometri molekulnya
(3) Menjelaskan geometri molekul berdasarkan teori hibridisasi.
(4) Menjelaskan perbedaan sifat fisik (titik didih, titik leleh) berdasarkan perbedaan gaya antar molekul (gaya
van der waals, gaya London, dan ikatan hidrogen).
Materi Ajar
Ikatan Kimia
A. Ikatan Antaraatom
Menurut hukum oktet, atom-atom yang stabil harus memiliki 8 elektron valensi. Hukum ini berlaku untuk
atom-atom dari unsur-unsur periode-2 dan logam logam 1 A dan II A, kecuali Li, Be, dan B. Adapun atom-
atom non logam pada periode yang lain (kecuali H) bisa mencapai kestabilan dengan jumlah elektron valensi
lebih dari 8. Atom H tidak pernah mencapai kestabilan oktet karena hanya memiliki 1 elektron. Kestabilan
unsur-unsur dapat dicapai melalui :
Transfer elektron dari satu atom ke atom pasangannya membentuk ikatan ionik, dan
Penggunaan bersama pasangan elektron ikatan membentuk ikatan kovalen.
Penyelesaian :
5B = 2,3 17Cl = 2,8, 7
EV = 3 + 3 (7) = 24
EI = 6 dan EN = 24 -6 = 18 elektron ( 9 pasang elektron)
18 EN disebar keseluruh atom Cl untuk mencapai susunan oktet seperti gambar diatas. Dengan
menghitung muatan formal semua atom, akan terbukti struktur diatas adalah benar.
1
1. = 3 (6) 0 = 0
2
1
2. = 7 (2) 6 = 0
2
c. Resonansi
Suatu molekul dapat memiliki struktur yang sama, namun berbeda pada letak elektronnya. Keadaan ini
dinamakan dengan resonansi. Resonansi melibatkan pergerakan elektron dan elektron non ikatan.
2. Jenis Ikatan
a. Ikatan Ion
Ikatan ion adalah ikatan kimia yang terbentuk dari gaya terik elektrostatik antara ion-ion positif dengan
ion-ion negatif membentuk senyawa ionik padat. Ikatan ini terjadi melalui proses transfer elektron dari
atom yang mudah melepaskan elektron ke atom yang mudah menarik elektron.
Ikatan ionik dapat terbentuk antara:
1. Hampir semua logam dan nonlogam
2. Atom yang kurang elektronegatif (elektropositif, kiri) dengan atom yang sangat elektronegatif
(kanan) dengan perbedaan keelektronegatifan (kE) > 1,7. Makin besar nilai kE, makin tinggi
derajat ikatan ionik.
3. Atom unsur berenergi ionisasi rendah dengan atom unsur berafinitas elektron tinggi.
Contoh :
1. pembentukan NaCl
2. Pembentukan MgCl2
Mg (Z = 12) dan Cl (Z = 17) mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut.
- Mg : 2, 8, 2
- Cl : 2, 8, 7
Mg dapat mencapai konfigurasi gas mulia dengan melepas 2 elektron, sedangkan Cl dengan
menangkap 1 elektron. Atom Mg berubah menjadi ion Mg2+, sedangkan atom Cl menjadi ion
Cl.
- Mg (2, 8, 2) Mg2+ (2, 8) + 2 e
(konfigurasi elektron ion Mg2+ sama dengan neon)
- Cl (2, 8, 7) + e Cl (2, 8, 8)
(konfigurasi elektron ion Cl sama dengan argon)
Ion Mg2+ dan ion Cl kemudian bergabung membentuk senyawa dengan rumus MgCl2. Dengan
menggunakan lambang Lewis, pembentukan MgCl2 dapat digambarkan sebagai berikut.
b. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen terjadi apabila dua atom (umumnya non logam) yang saling berdekatan berapada
pada jarak yang cukup stabil. Elektron elektron tak berpasangan dari masing-masing atom berada
diantara kedua inti atom dan bergabung membentuk pasangan elektron ikatan. Ikatan antara dua
atom yang terjadi melalui penggunaan bersama elektron ikatan disebut ikatan kovalen. Dalam
molekul kovalen terdapat dua jenis pasangan elektron, yaitu pasangan elektron bebas (PEB) dan
pasangan elektron ikatan (PEI).
1. Ikatan Tunggal
Contoh :
Ikatan antara atom H dan atom Cl dalam HCl
Konfigurasi elektron H dan Cl adalah:
H : 1 (memerlukan 1 elektron)
Cl : 2, 8, 7 (memerlukan 1 elektron).
Masing-masing atom H dan Cl memerlukan 1 elektron, jadi 1 atom H akan berpasangan dengan 1
atom Cl. Lambang Lewis ikatan H dengan Cl dalam HCl
Untuk meramalkan bentuk molekul dengan model VSEPR, terlebih dahulu harus menentukan jumlah
domain elektron valensi atom pusat melalui penggambaran struktur lewis. Tahapan selanjutnya
adalah menentukan geometri molekul. Geometri molekul menggambarkan arah semua domain
elektron dalam molekul. Adapun bentuk/geomerti molekul menggambarkan araha tom-atom yang
terikat pada atom pusat.
Menurut teori ikatan valensi, ikatan antar dua atom dapat terbentuk apabila dua elektron dibagi
melalui tumpang tindih dua orbital atom. Tumpang tindih antarbagian ujung-ujug orbital s,p,d,
atau f emnghasilkan ikatan sigma (). adapun tumpang tindih dua orbital melalui bagian sisi
kedua orbital s,p,d, atau f menghasilkan ikatan pi (). Menurut teori ikatan valensi, setiap atom
harus memiliki orbital setengah penuh yang dapat bergabung melalui tumpang tindih.
3. Teori Hibridisasi
Hibridisasi adalah penggabungan orbital orbital atom pusat pada kulit terluar (dengan tingkat energi yang
relatif sama) membentuk orbitak yang baru disebut orbital hibrida. Orbital orbital atom pusat yang
mengalami hibridisasi adalah orbital orbital yang digunakan untuk berikatan dengan atom lain. Jumlah
orbital hibrida yang terbentuk sama dengan orbital-orbital yang bergabung. Nama orbital hibrida sesuai
dengan jenis dan jumlah orbital arom yang bergabung. Misalanya, satu orbital s bergabung dengan satu
orbital p membentuk orbital hibrida sp.
Sebagai contoh, teori domain elektron meramalkan molekul metana (CH4) berbentuk tetrahedron dengan 4
ikatan C-H yang ekuivalen dan fakta eksperimen juga sesuai dengan ramalan tersebut, akan tetapi mengapa
molekul CH4 dapat berbentuk tetrahedron? Pada tingkat dasar, atom C (nomor atom = 6) mempunyai
konfigurasi elektron sebagai berikut.
Dengan konfigurasi elektron seperti itu, atom C hanya dapat membentuk 2 ikatan kovalen (ingat, hanya
elektron tunggal yang dapat dipasangkan untuk membentuk ikatan kovalen). Oleh karena ternyata C
membentuk 4 ikatan kovalen, dapat dianggap bahwa 1 elektron dari orbital 2s dipromosikan ke orbital 2p,
sehingga C mempunyai 4 elektron tunggal sebagai berikut.
Menjadi :
Namun demikian, keempat elektron tersebut tidaklah ekuivalen dengan satu pada satu orbital 2s dan tiga
pada orbital 2p, sehingga tidak dapat menjelaskan penyebab C pada CH4 dapat membentuk 4 ikatan
ekuivalen yang equivalen. Untuk menjelaskan hal ini, maka dikatakan bahwa ketika atom karbon
membentuk ikatan kovalen dengan H membentuk CH4, orbital 2s dan ketiga orbital 2p mengalami
hibridisasi membentuk 4 orbital yang setingkat. Orbital hibridanya ditandai dengan sp3 untuk menyatakan
asalnya, yaitu satu orbital s dan 3 orbital p.
6C: 1s2 2s1 2p3 mengalami hibridisasi menjadi 6C : 1s2 (2sp3)4 Hibridisasi tidak hanya menyangkut tingkat
energi, tetapi juga bentuk orbital gambar. Sekarang, C dengan 4 orbital hibrida sp3, dapat membentuk 4
ikatan kovalen yang equivalen. Jadi, hibridisasi adalah peleburan orbital-orbital dari tingkat energi yang
berbeda menjadi orbital-orbital yang setingkat.
1. Suatu senyawa sedang diuji untuk digunakan sebagai propelan roket. Analisisnya
menunjukkan senyawa ini mengandung 18,54 % F; 34, 61 % Cl; dan 46, 85 % O.
a. Tentukan rumus empiris senyawa ini.
b. Andaikan rumus molekulnya sama dengan rumus empirisnya, gambarkan struktur lewis
untuk molekul ini.
c. Gunakan teori VSEPR untuk memprediksi struktur molekul ini.
d. Anion dari F, Cl, dan O adalah F-, Cl-, dan O2-. Urutkan ketiga anion tersebut berdasarkan
kenaikan jari-jari atomnya.
e. Unsur apakah yang isoelektronik dengan ketiga anion tersebut.
5. Secara kimiawi unsur Xenon ( Xe) adalah unsur lembam (inert). Unsur ini membentuk
sejumlah senyawa kimia dengan unsur unsur elektronegatif seperti dengan flourin dan
oksigen. Reaksi xenon dengan flourin yang sejumlahnya beragam dapat menghasilkan XeF2
dan XeF4. Selanjutnya, bila XeF2 dan XeF4 direaksikan dengan air, yang bergantung pada
kondisinya, dapat menghasilkan XeO3, XeO4, dan H2XEO62- serta senyawa campuran seperti
XeOF4-.
Pertanyaan :
a. Prediksikan/ ramalkan struktur dari keenam senyawa tersebut berdasarkan teori
VSEPR.
b. Gambarkan struktur keenam senyawa tersebut berdasarkan teori ikatan Valensi.