Anda di halaman 1dari 30

POLARITAS

Fatridha Yansen, M.Si.

Universitas Ekasakti Padang (UNES)


fatridha.yansen@gmail.com
Pokok Bahasan

1. Ikatan Kimia & Jenis-Jenisnya


2. Bentuk Molekul berdasarkan Teori VESPR
dan Teori Ikatan Valensi
3. Teori Orbital Molekul
Bilangan
kuantum

Bilangan Bilangan
kuantum utama kuantum angular
(n) (l)

Bilangan
Bilangan
kuantum
kuantum spin (s)
magnetik (m)
Bilangan kuantum utama (n)

Menentukan besarnya tingkat energi


suatu elektron yang mencirikan ukuran
orbital

Kulit K L M N O P Q
Nilai n 1 2 3 4 5 6 7
Bilangan kuantum angular (l)

Menyatakan subtingkat energi (subkulit)


yang menunjukkan bentuk orbital

Harga l 0 1 2 3 4 5 6
Subkulit s p d f g h i
Bilangan kuantum magnetik (m)

Menentukan arah orientasi dari orbital


didalam ruang relatif terhadap orbital lain

Subkulit l Jumlah Orbital (2l + 1) m


s 0 1 0
p 1 3 -1, 0, +1
d 2 5 -2, -1, 0, +1, +2
f 3 7 -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3
Bilangin kuantum spin (s)

Bilangan kuantum spin (s) menyatakan rotasi elektron.

s dapat mempunyai nilai +½ (dinyatakan dengan tanda )

s dapat mempunyai nilai -½ (dinyatakan dengan tanda )

Bilangan kuantum spin tidak


berhubungan secara langsung dengan
tiga bilangan kuantum lainnya
KONFIGURASI ELEKTRON BERDASARKAN ORBITAL

Aturan Aufbau
Elektron mempunyai
kecenderungan untuk
menempati subkulit
dengan tingkat energi
lebih rendah terlebih
dahulu
Larangan Pauli
Larangan pauli menyatakan bahwa
didalam satu atom tidak boleh terdapat
dua elektron dengan empat bilangan
kuantum yang sama

Kulit n l m s
2 0 0 +½
L
2 0 0 -½
Aturan Hund
Pada orbital yang memiliki tingkat energi
sama, pengisian elektron dalam orbital
dilakukan dengan spin sejajar terlebih
dahulu (setengah penuh).

Contoh = 8O : 1s2 2s2 2p4


1s 2s 2p
Diagram Orbital
Penyimpangan dari Aturan Umum

Konfigurasi Elektron
Unsur
Kurang stabil Stabil
24 Cr [Ar] 4s2 3d4 [Ar] 4s 1 3d5

29 Cu [Ar] 4s2 3d9 [Ar] 4s 1 3d10


Contoh penulisan konfigurasi elektron

Ato Konfigurasi elektron


m
2He
1s2 [He]

4Be
1s2 2s2 [He] 2s2

10Ne
1s2 2s2 2p6 [Ne]

17Cl
1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 [Ne] 3s2 3p5

18Ar
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 [Ar]

24Cr
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5 [Ar] 4s1 3d5
1. IKATAN KIMIA

 Ikatan Kimia berkaitan dengan gaya tarik menarik yang


menahan atom secara bersama-sama dalam senyawa

Ikatan yang terjadi dari interaksi


elektrostatik antara ion-ion sebagai
IKATAN ION akibat transfer (serah terima)
electron dari satu atom ke atom
yang lain
IKATAN KIMIA

Ikatan yang terjadi karena


IKATAN KOVALEN pemakaian bersama satu atau lebih
pasangan elektron
SENYAWA ION SENYAWA KOVALEN
Solid, dengan titik leleh tinggi (biasanya > Berbentuk gas, cair atau solid dengan titik
400oC) leleh rendah (biasanya <300oC)
Umumnya larut dalam pelarut polar (ex: air, Umumnya tidak larut dalam pelarut polar
H2O)
Kebanyakan tidak larut dalam pelarut non Kebanyakan larut dalam pelarut non-polar
polar (ex: hexane, C6H14, karbon tetraklorida, seperti hexane, C6H14, karbon tetraklorida,
CCl4) CCl4
Senyawa cair menghantarkan listrik dengan Tidak menghantarkan listrik
baik karena mengandung partikel bermuatan
(ion-ion)
Larutan ion mengantarkan listrik dengan Dalam bentuk larutan, biasanya merupakan
baik karena mengandung partikel-partikel konduktor yang buruk karena kebanyakan
ion tidak mengandung partikel ion
Biasanya terbentuk dari dua unsur dengan Terbentuk dari dua unsur dengan
keelektronegativan berbeda (biasanya antara keelektronegatifan sama, yaitu non-metal
logam – non logan)
1.1 RUMUS LEWIS

 Jumlah dan susunan electron


pada kulit terluar
menentukan sifat kimia dan
fisika unsur, serta jenis ikatan
kimia yang terbentuk

 Dituliskan dengan rumus


Lewis untuk
menggambarkan “electron
yang penting secara kimia”

 Ikatan kimia biasanya


melibatkan electron-electron
pada kulit terluar  electron
valensi
1.2 IKATAN ION

Ikatan Ion adalah Tarik menarik muatan ion yang


berlawanan (kation – anion) dalam jumlah besar
membentuk solid.

Ion yang memiliki jumlah


KATION electron < proton 
bermuatan positif
Ex : Na+, Ca2+
ION

Ion yang memiliki jumlah


ANION electron > proton  Sodium yang baru dipotong memiliki
bermuatan negative kilau logam. Beberapa saat
Ex : Cl-, SO42- kemudian, permukaan Na menjadi
putih setelah berekasi dengan udara
• Metal mudah teroksidasi  kehilangan electron sedangkan
non-metal mudah tereduksi  menerima electron

• Ketika perbedaan keelektronegatifan (ΔEN), antara dua


unsur besar, seperti halnya metal dan non-metal, unsur-
unsur tersebut cenderung membentuk ikatan ion
(transfer electron)
Silvery metal A yellowish- A white solid
(mp 98oC) green (mp 801oC)
corrosive gas

RUMUS LEWIS
Gol. IA - VIA

RUMUS LEWIS
 Densitas muatan (ratio muatan
terhadap ukuran atom) Li+ >>>> Na+
 Densitas muatan O2- >>>> Cl-
 Muatan yang terkonstentrasi dan
ukuran yang lebih kecil menjadikan
Li+ dan O2- leboh berdekatan dalam
Li2O dibandingkan dengan Na+ dan
Cl- dalam NaCl
Lithium adalah logam dengan  Sehingga ikatan ion pada Li2O >>>
permukaan mengkilat ketika NaCl
baru dipotong. Ketika sudah
terekspos oleh udara, maka
permukaannya ditutupi oleh
Li2O
Gol. IIA - VIA

RUMUS LEWIS
LATIHAN

1. Tuliskan rumus lewis dari reaksi 3Mg(s) + N2(g)  Mg3N2(s)


2. Gunakan rumus lewis untuk menunjukkan pembentukan
aluminium oksida (Al2O3)
1.3 IKATAN KOVALEN

 Ikatan Kovalen : terjadi saat 2 atom memakai bersama satu


atau lebih pasangan electron
 Terjadi saat perbedaan keelektronegatifan = 0, atau sangat
kecil

a) Dua atom saling berjauhan


b) Saat atom H saling berdekatan, electron dari
masing-masing atom H ditarik oleh nucleus atom H
yang lain. Jika electron tersebut memiliki spin
berlawanan maka electron tersebut menempati
orbital yang sama.
c) Elektron digunakan bersama antara 2 atom H dan
terbentuk ikatan kovalen tunggal
Atom-atom yang berikatan lebih stabil dibanding dalam
keadaan terpisah, karena berada pada tingkat energy
yang lebih rendah.
 Pada rumus lewis,
setiap ikatan kovalen
ditunjukkan oleh
pasangan electron
yang dipakai bersama
(dua titik antara 2
atom atau garis yang
menghubungkan
antar atom tersebut)
 Kebanyakan ikatan kovalen melibatkan pemakaian
bersama 2,4 atau 6 electron  1, 2 atau 3 pasang electron
 Pemakaian bersama 1 pasang electron  ikatan kovalen
tunggal
 Pemakaian bersama 2 pasang electron  ikatan kovalen
ganda (rangkap 2)
 Pemakaian bersama 3 pasang electron  ikatan kovalen
rangkap 3
ATURAN OKTET
 Pada kebanyakan senyawa, unsur-unsur representative (unsur-unsur pada
golongan A SPU) mencapai konfigurasi gas mulai (8 electron valensi)

Karena gas mulia memiliki 8 electron pada kulit


ATURAN OKTET terluarnya (kecuali He yang memiliki 2 electron
valensi)

 Aturan octet tidak serta merta dapat menuliskan rumus Lewis, melainkan masih
harus menentukan bagaimana menempatkan electron di sekitar atom yang
berikatan
S : Jumlah electron yang dipakai bersama pada
molekul/ion poliatomik
S=N–A N : Jumlah electron valensi yang diperlukan oleh
atom untuk mencapai konfigurasi gas mulia
(N = 8 X jumlah atom)
A : Jumlah electron yang tersedia pada kulit
atom terluar

Anda mungkin juga menyukai