42B = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d4 periode 5, golongan VIB
38C = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 periode 5, golongan IIA
44D = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d6 periode 5, golongan VIIIB
51E = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p3 periode 5, golongan VA
48F = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 periode 5, golongan IIB
35H = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5 periode 4, golongan VIIA
53I = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p5 periode 5, golongan VIIA
85J = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p5
periode 6, golongan VIIA
IKATAN KIMIA
• Ikatan Logam
• Ikatan Hidrogen
Reaksi: Na Na+ + e-
Cl + e- Cl-
1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
• x•
Na x + : Cl : Na+ + [ : Cl : ]-
•• ••
(2 8 1)Na (2 8)Na +e
+
(2 8 7)Cl +e (2 8 8)Cl
-
Na + Cl Na+ + Cl-
NaCl
menu
Pembentukan
MgF2
(2 8 2)Mg (2 8)Mg + 2e x1
2+
(2 7)F + e (2 8)F x2
-
Menjadi
(2 8 2)Mg (2 8)Mg + 2e
2+
(2 7)2F + 2e 2 (2 8)F-
Mg + 2F Mg2+ + 2F-
MgF2
menu
Kondisi pembentukan senyawa ion
Kekerasan
Pada umumnya senyawa ion bersifat keras. Permukaan
kristalnya tidak mudah digores karena on-ion terikat
erat dalam kisi sehingga sukar bergerak dari
kedudukannya.
Ikatan Kovalen
- Terjadi karena penggunaan bersama dua elektron
atau lebih oleh dua buah atom.
- Atom2 yang membentuk ikatan saling
menyumbangkan elektron untuk dipakai bersama2
membentuk suatu ikatan.
- Ikatan ini dapat terbentuk antara atom-atom yang
mempunyai perbedaan keelektronegatifan rendah
atau tidak mempunyai perbedaan keelektronegatifan
(< 1,7 atau 0)
- Dalam ikatan kovalen, elektron tidak dilepas, tetapi
dimiliki bersama dua atom.
- Gaya pengikatnya adalah gaya tarik antara elektron
itu dengan kedua inti positif dari kedua atom.
1. Penggunaan sepasang elektron bersama menghasilkan ikatan
kovalen tunggal.
σ*1s
1s 1s
σ1s
ORDE IKATAN
OI = (Nb – Na) / 2
OI = orde ikatan
Nb = jumlah elektron dalam orbital ikatan.
Na = jumlah elektron dalam orbital anti ikatan.
CONTOH:
Π* 2py Π* 2pz
2p
2p
Π 2py Π 2pz
σ 2px
σ* 2s
2s
2s
σ 2s
Orde ikatan = (10-
4)/2=6/2=3
σ* 1s
1s
1s
σ 1s
Orbital Atom
N
Orbital Atom Orbital molekul
N N
TEORI HIBRIDISASI
1. Hibridisasi adalah proses pencampuran orbital-
orbital dalam suatu atom. Di dalam hibridisasi
hanya orbital yang mempunyai energi yang
hampir sama besar yang dapat membentuk
orbital hibrida.
2. Orbital hibrida yang terbentuk sama banyaknya
dengan jumlah orbital yang bercampur. Dalam
hibridisasi yang bercampur adalah jumlah
orbital, bukan jumlah elektron.
3. Orbital-s tidak terarah dalam ruang x,y,z,
sehingga orbital ini tidak mempunyai arah
dalam proses hibridisasi.
4. Orbital px, py dan pz dapat menentukan sifat
arah dan hibridisasi.
Proses hibridisasi berlangsung dalam
tahap-tahap berikut:
Jumlah
pasangan
elektron Sudut
Orbital Bentuk molekul Contoh
ikatan ikatan
hibrida
dan bebas
(lp+bp)
2s
1s
Atom boron (keadaan dasar)
2p
2s
sp2
1s
Atom boron (hibridisasi sp2)
sp2
Molekul BF3
1s
(sp2 , trigonal)
KEPOLARAN
1. Molekul diatomik yang terbentuk dari
atom-atom yang berbeda, setiap atomnya
mempunyai daya tarik terhadap elektron
juga tidak sama. Elektron-elektron
cenderung lebih mudah bergeser ke arah
atom yang lebih elektronegatif.
2. Akibat pergeseran kedudukan elektron ini
mengakibatkan adanya kelebihan muatan
positip pada atom atom dengan
keelektronegativan kecil, sehingga molekul
ini bersifat sebagai suatu dipol dengan
momen dipol sebagian
Polar Nonpolar
δ+ δ-
H Cl Br Br
δ-
O δ-
O C O
H Hδ+ Cl
N δ-
B
H Hδ Cl Cl
H +
Ikatan kovalen koordinasi
Penggunaan H H
+
pasangan H N + H+ H N H
elektron yang H H
berasal dari
H Cl
salah satu
H Cl
H N + B Cl H NH B Cl
unsur yang H Cl H Cl
berikatan
menghasilkan
ikatan kovalen
koordinasi.
IKATAN HIDROGEN