Anda di halaman 1dari 34

Latihan Soal

1. Tentukan konfigurasi elektron, Periode, Golongan,


dan Hubungkan Sifat Periodiknya Untuk unsur-
unsur:37A, 42B, 38C, 44D, 51E, 48F

2. Tentukan konfigurasi elektron, periode, golongan


dan hubungan sifat keperiodikan untuk unsur 17G,
35H, 53I, 85J
37A = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 periode 5, golongan IA

42B = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d4 periode 5, golongan VIB

38C = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 periode 5, golongan IIA

44D = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d6 periode 5, golongan VIIIB

51E = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p3 periode 5, golongan VA

48F = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 periode 5, golongan IIB

Jari2 atom = A>C>B>D>F>E


Energi ionisasi = E>F>D>B>C>A
Afinitas Elektron = E>F>D>B>C>A
Keelektronegatifan = E>F>D>B>C>A
Keasaman = E>F>D>B>C>A
17G = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 periode 3, golongan VIIA

35H = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5 periode 4, golongan VIIA

53I = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p5 periode 5, golongan VIIA

85J = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p5
periode 6, golongan VIIA

Jari2 atom = J>I>H>G


Energi ionisasi = G>H>I>J
Afinitas Elektron = G>H>I>J
Keelektronegatifan = G>H>I>J
Keasaman = J>I>H>G
KIMIA DASAR I

IKATAN KIMIA

Fadliah, S.Si, M.Sc

FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI


UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
PENDAHULUAN
Atom-atom pada umumnya tidak ditemukan dalam
keadaan bebas kecuali dalam suhu tinggi, tetapi dalam
keadaan terikat. Kecenderungan suatu atom/molekul di
alam berada dalam keadaan paling stabil, telah
melahirkan teori dasar ikatan yang disebut dengan
kaidah oktet.

Aturan oktet menyatakan bahwa unsur yang stabil


adalah unsur yang mempunyai elektron valensi (terluar)
sejumlah 8 elektron. Untuk mencapai aturan ini, unsur
dapat berikatan unsur lain. Dalam berikatan, unsur-
unsur dapat saling serah terima ataupun menggunakan
pasangan elektron untuk memenuhi aturan oktet.
Jenis Ikatan Kimia
• Ikatan Ion

• Ikatan Kovalen Ikatan Kovalen Koordinasi

• Ikatan Logam

• Ikatan Hidrogen

• Jenis Gaya Kimia Gaya Van Der Walls


IKATAN ION

• Ikatan ion terbentuk apabila satu elektron atau lebih dialihkan


(perpindahan) dari kulit valensi atom yang satu ke kulit valensi atom
yang lain.
• Atom yang kehilangan elektron menjadi ion positif (kation)
• Atom yang mendapat elektron menjadi ion negatif (anion)

- Contoh: reaksi atom Na dengan Cl membentuk NaCl


11 Na : [Ne] 3s1 atau 1s2 2s2 2p6 3s1
17 Cl : [Ne] 3s2 3p5 atau 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5

Reaksi: Na  Na+ + e-

1s2 2s2 2p6 3s1 1s2 2s2 2p6

Cl + e-  Cl-
1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6

Na+ + Cl-  NaCl


Lambang Lewis :

• x•
Na x + : Cl :  Na+ + [ : Cl : ]-
•• ••

-Setelah ion Na+ dan Cl- terbentuk muatan positif


dan muatan negatif saling tarik menarik sehingga
terbentuklah Ikatan Ion.

- Contoh ini menggambarkan pembentukan pasangan


ion dalam keadaan gas dari atom2 dalam keadaan
bebas.

- Pada proses ini perubahan energi menyangkut


potensial ionisasi (pembentukan kation), afinitas
elektron (pembentukan anion) dan energi antaraksi
coulomb antara kedua jenis ion.
Pembentukan NaCl

(2 8 1)Na (2 8)Na +e
+

(2 8 7)Cl +e (2 8 8)Cl
-

Na + Cl Na+ + Cl-
NaCl

menu
Pembentukan
MgF2
(2 8 2)Mg (2 8)Mg + 2e x1
2+

(2 7)F + e (2 8)F x2
-

Menjadi

(2 8 2)Mg (2 8)Mg + 2e
2+

(2 7)2F + 2e 2 (2 8)F-

Mg + 2F Mg2+ + 2F-
MgF2

menu
Kondisi pembentukan senyawa ion

- Menurut Fajans, atom dapat membentuk ion dengan mudah


bila:
- Struktur ion yang bersangkutan adalah stabil
- Muatan pada ion kecil
- Ukuran atom yang besar pada pembentukan kation dan
ukuran atom yang kecil pada pembentukan anion.
- Bentuk yang stabil adalah bentuk dari energi terendah, jadi
senyawa ion yang stabil adalah yang terbentuk dari atom yang
potensial ionsisasinya rendah dengan atom yang afinitas
elektronnya tinggi  energi kisi senyawa yang terjadi besar.
- Daftar Berkala: Karena perbedaan keelektronegatifan tinggi 
Unsur utama sebelah kiri dengan unsur utama sebelah kanan
sering membentuk senyawa ion.
Sifat-sifat senyawa ionik
Daya hantar listrik
Padatan senyawa ion tidak dapat menghantarkan
listrik karena partikel-partikel penyusunnya yang
bermuatan (ion) tidak dapat bergerak.
Dalam keadaan leburan, ion-ion dapat bergerak bebas
sehingga dapat menghantarkan arus listrik.

Titik leleh dan titik didih


Diperlukannya energi termal yang besar untuk
memisahkan ion-ion yang terikat erat dalam kisi
mengakibatkan titik leleh dan titik didih senyawa ion
menjadi tinggi.

Kekerasan
Pada umumnya senyawa ion bersifat keras. Permukaan
kristalnya tidak mudah digores karena on-ion terikat
erat dalam kisi sehingga sukar bergerak dari
kedudukannya.
Ikatan Kovalen
- Terjadi karena penggunaan bersama dua elektron
atau lebih oleh dua buah atom.
- Atom2 yang membentuk ikatan saling
menyumbangkan elektron untuk dipakai bersama2
membentuk suatu ikatan.
- Ikatan ini dapat terbentuk antara atom-atom yang
mempunyai perbedaan keelektronegatifan rendah
atau tidak mempunyai perbedaan keelektronegatifan
(< 1,7 atau 0)
- Dalam ikatan kovalen, elektron tidak dilepas, tetapi
dimiliki bersama dua atom.
- Gaya pengikatnya adalah gaya tarik antara elektron
itu dengan kedua inti positif dari kedua atom.
1. Penggunaan sepasang elektron bersama menghasilkan ikatan
kovalen tunggal.

2. Penggunaan dua pasang elektron bersama menghasilkan


ikatan kovalen rangkap dua.

3. Penggunaan tiga pasang elektron bersama menghasilkan ikatan


kovalen rangkap tiga.
Senyawa kovalen mempunyai beberapa sifat berikut:

1. Pada suhu kamar pada umumnya berupa gas, cairan


atau padatan dengan titik leleh yang rendah. Gaya
antar molekul yang dimiliki lemah, meskipun ikatan
kovalen adalah kuat.

2. Dapat melarut dalam pelarut non-polar seperti


benzena dan beberapa di antaranya dapat
berinteraksi dengan pelarut polar.

3. Baik padatan, leburan maupun cairan murni


senyawa kovalen tidak dapat menghantar listrik.
PENYIMPANGAN ATURAN OKTET
Tidak semua unsur memenuhi aturan oket.
Secara umum, penyimpangan aturan oktet
dibagi menjadi 3 kelompok

1. Spesi elektron gasal. Jika jumlah elektron


valensi gasal, maka terdapat elektron yang tidak
berpasangan dan sekurang-kurangnya terdapat
satu atom dengan oktet yang tidak lengkap,
misalnya pada molekul NO yang elektron
valensinya berjumlah 11.
PENYIMPANGAN ATURAN OKTET

2. Oktet tidak lengkap. Dapat ditunjukkan oleh


molekul BeH2 dan BF3.

3. Oktet diperluas. Pada molekul PCl3 memenuhi


kaidah oktet, tetapi atom phosphor yang
dapat membentuk PCl5 memiliki 10 elektron
di pusat P. demikian juga untuk molekul SF6
yang dapat memiliki 12 elektron pada atom S.
Bentuk resonansi
Molekul atau ion molekular tertentu dapat
mempunyai dua atau lebih diagram Lewis yang
setara
TEORI ORBITAL MOLEKUL
1. Teori orbital molekul menyatakan, bahwa
kebolehjadian mendapatkan elektron dalam suatu
molekul disebut orbital molekul.
2. Orbital molekul sebenarnya merupakan kombinasi
linier orbital atom.
3. Orbital molekul yang pertama mempunyai energi
terendah yang disebut orbital molekul ikatan
(bonding) yang berasal dari penjumlahan fungsi-
fungsi gelombang dari atom.
4. Sedangkan satu lagi orbital molekul anti ikatan
(antibonding) yang berasal dari pengurangan
fungsi-fungsi gelombang atom mempunyai energi
yang lebih tinggi dari orbital molekul ikatan.
5. Pengisian dalam orbital-orbital molekul
mengikuti aufbau, yaitu orbital dengan tingkat
energi rendah diisi terlebih dahulu.
6. Selain itu, pengisian juga mengikuti aturan
Hund dan azaz larangan Pauli.
7. Orbital molekul yang terbentuk oleh orbital-
orbital s dan p dapat menghasilkan orbital
sigma (σ) dan orbital phi (π).
8. Orbital sigma (σ) adalah orbital molekul yang
simetris terhadap sumbu ikatan, artinya di
sepanjang garis (khayal) antar inti atom-atom
yang berikatan terdapat kerapatan elektron.
9. orbital phi (π) di sepanjang garis (khayal) antar
inti terdapat nodal (bidang tanpa adanya
kerapatan elektron).
10. Masing-masing orbital ini dapat berupa orbital
ikatan (σ atau π) dan orbital antiikatan (σ* atau π*).
11. Orbital molekul untuk molekul diatomik inti sama
yang terbentuk dari orbital-orbital atom dapat
sebagai berikut:
σ1s, σ*1s terbentuk dari orbital atom 1s
σ2s, σ*2s terbentuk dari orbital atom 2s
σ2px, σ*2px terbentuk dari orbital atom 2px
π2py, π*2py terbentuk dari orbital atom 2py
π2pz, π*2pz terbentuk dari orbital atom 2pz
12. Urutan kekuatan tingkat energi dari orbital-orbital
molekul mulai dari tingkat energi terendah adalah:
σ1s < σ*1s < σ2s < σ*2s < σ2px < π2py = π2pz < π*2py =
π*2pz < σ*2px
DIAGRAM TINGKAT ENERGI ORBITAL MOLEKUL DIATOMIK INTI SAMA

σ*1s

1s 1s

σ1s
ORDE IKATAN

Orde ikatan menunjukkan kekuatan ikatan.

OI = (Nb – Na) / 2

OI = orde ikatan
Nb = jumlah elektron dalam orbital ikatan.
Na = jumlah elektron dalam orbital anti ikatan.
CONTOH:

DENGAN MENGGUNAKAN TEORI ORBITAL


MOLEKUL, TENTUKAN ORDE IKATAN N2 BILA
DIKETAHUI NA N=7 !
Jawa σ* 2px
b

Π* 2py Π* 2pz

2p
2p

Π 2py Π 2pz

σ 2px

σ* 2s

2s
2s

σ 2s
Orde ikatan = (10-
4)/2=6/2=3
σ* 1s

1s
1s

σ 1s
Orbital Atom
N
Orbital Atom Orbital molekul
N N
TEORI HIBRIDISASI
1. Hibridisasi adalah proses pencampuran orbital-
orbital dalam suatu atom. Di dalam hibridisasi
hanya orbital yang mempunyai energi yang
hampir sama besar yang dapat membentuk
orbital hibrida.
2. Orbital hibrida yang terbentuk sama banyaknya
dengan jumlah orbital yang bercampur. Dalam
hibridisasi yang bercampur adalah jumlah
orbital, bukan jumlah elektron.
3. Orbital-s tidak terarah dalam ruang x,y,z,
sehingga orbital ini tidak mempunyai arah
dalam proses hibridisasi.
4. Orbital px, py dan pz dapat menentukan sifat
arah dan hibridisasi.
Proses hibridisasi berlangsung dalam
tahap-tahap berikut:

1. Elektron mengalami promosi ke orbital


dengan tingkat energi lebih tinggi.
2. Orbital-orbital bercampur atau
berhibridisasi membentuk orbital
hibrida yang ekivalen.
3. Orbital hibrida yang terbentuk akan
mempengaruhi bentuk molekul.
Berbagai macam hibridisasi

Jumlah
pasangan
elektron Sudut
Orbital Bentuk molekul Contoh
ikatan ikatan
hibrida
dan bebas
(lp+bp)

sp 2 Garis lurus diagonal 1800 BeCl2


sp2 3 Trigonal 1200 C 2 H2
sp3 4 Bujursangkar 900 Ni(CN)42-
sp3d 5 Bipiramida trigonal 1200 dan 900 PCl5
d2sp3 6 Oktahedral 900 Fe(CN)43-

sp3d2 7 Oktahedral 900 SF6,


FeF36-
CONTOH: HIBRIDISASI DAN BENTUK MOLEKUL BF3
2p

2s

1s
Atom boron (keadaan dasar)
2p

2s

Atom boron (keadaan tereksitasi) 1s

sp2

1s
Atom boron (hibridisasi sp2)

sp2
Molekul BF3
1s
(sp2 , trigonal)
KEPOLARAN
1. Molekul diatomik yang terbentuk dari
atom-atom yang berbeda, setiap atomnya
mempunyai daya tarik terhadap elektron
juga tidak sama. Elektron-elektron
cenderung lebih mudah bergeser ke arah
atom yang lebih elektronegatif.
2. Akibat pergeseran kedudukan elektron ini
mengakibatkan adanya kelebihan muatan
positip pada atom atom dengan
keelektronegativan kecil, sehingga molekul
ini bersifat sebagai suatu dipol dengan
momen dipol sebagian
Polar Nonpolar
δ+ δ-

H Cl Br Br
δ-

O δ-

O C O
H Hδ+ Cl

N δ-
B

H Hδ Cl Cl
H +
Ikatan kovalen koordinasi

Penggunaan H H
+

pasangan H N + H+ H N H

elektron yang H H

berasal dari
H Cl
salah satu
H Cl
H N + B Cl H NH B Cl
unsur yang H Cl H Cl
berikatan
menghasilkan
ikatan kovalen
koordinasi.
IKATAN HIDROGEN

Ada dua macam ikatan hidrogen, yaitu:


1. Intermolekuler. Bila atom hidrogen bertindak sebagai
jembatan antara dua molekul. Misalnya air, amonia,
hidrogen fluorida, asam asetat dan lainnya.

2. Intramolekuler. Bila ikatan hidrogen terbentuk


didalam molekul itu sendiri. Misalnya, salisilaldehid,
O-nitrophenol, O-aminophenol dan lainnya.
JENIS GAYA KIMIA
Gaya van der Waals (Antaraksi dipol terinduksi – dipol
terinduksi).

Gaya ini terjadi pada molekul polar. Jika elektron dalam


atom, lebih banyak pada satu bagian dari atom, terjadi
ketidak seimbangan dalam muatan kutub. Kutub positif
dari ketidak seimbangan ini akan menarik elektron diatom
lain sehingga terjadi dwi kutub lagi. Hanya berlangsung
pada waktu yang pendek.

Gaya tarik menarik yang lemah diantara dua buah ujung


dipol (instantaneaus) disebut gaya van der Waals.

Kekuatan gaya ini beranding lurus dengan jumlah


elektron. Makin banyak jumlah elektron, semakin besar
gaya van der Waals dan sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai