Anda di halaman 1dari 22

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang kerap dianggap sulit oleh kebanyakan siswa,
karena bersifat abstrak. Berdasarkan karakteristik tersebut, ilmu kimia akan mudah
dipahami oleh siswa apabila mampu direpresentasikan kedalam tiga level representasi
atau biasa dikenal dengan istilah multiple representasi, yang meliputi level
makroskopik, level submikroskopik dan level simbolik (Safitri et al. 2019).
Perubahan kimia dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi kimia. Persamaan
reaksi adalah simbol simbol kimia yang menyatakan perubahan reaktan menjadi
produk. Dalam perubahan kimia bagian yang penting untuk dipelajari adalah
penggunaan rumus kimia untuk menjelaskan reaksi dan menentukan jumlah zat yang
terlibat dalam reaksi. Oleh karena itu, untuk menentukan jumlah zat yang terlibat
dalam reaksi dapat menggunakan persamaan reaksi. Simbol-simbol kimia pada
persamaan reaksi sulit dipahami siswa. Siswa kesulitan memahami persamaan kimia,
konsep mol dan perhitungan dalam reaksi kimia. Kesulitan lain ditemukan dalam
penyetaraan persamaan reaksi kimia adalah menginterpresentasikan permasalahan
dalam kata-kata menjadi persamaan yang sistematis (Zakiyah et al. 2018).
Reaksi redoks adalah reaksi kimia yang melibatkan perubahan bilangan
oksidasi. Reaksi ini merupakan reaksi gabungan dari setengah reaksi reduksi dan
setengah reaksi oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penerimaan elektron sehingga
terjadi penurunan bilangan oksidasi, sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi
pelepasan elektron sehingga terjadi kenaikan bilangan oksidasi. Spesi yang
mengalami oksidasi disebut reduktor dan spesi yang mengalami reduksi disebut
oksidator. Pada suatu reaksi kimia yang lengkap, reaksi oksidasi selalu diikuti oleh
reaksi reduksi sehingga reaksi yang terjadi disebut reaksi redoks (Achmad, 2017).
Persamaan reaksi redoks dikatakan setara jika jumlah atom dan jumlah muatan di
ruas kiri sama dengan jumlah atom dan jumlah muatan di ruas kanan. Pada dasarnya
reaksi redoks berlangsung di dalam pelarut air sehingga penyetaraan persamaan
reaksi redoks selalu melibatkan ion H+ dan OH–. Terdapat dua metode untuk
menyetarakan reaksi redoks, yaitu dengan cara bilangan oksidasi dan cara setengah
reaksi (Rananda, 2020)
Reaksi-reaksi kimia bisa temukan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya,
pembakaran arang yang menghasilkan karbon dioksida. Pada persamaan pembakaran
arang tersebut, arang merupakan karbon dilambangkan dengan berwujud solid
dibakar. Hal itu memicu terjadinya reaksi dengan gas oksigen dan menghasilkan
karbon dioksida yang berwujud gas. Contoh lainnya adalah penguraian gas uap
amonium klorida menghasilkan gas amonia dan gas hidrogen klorida (Rini, 2019).
Suatu reaksi kimia harus memiliki kesetaraan unsur-unsur pembentuk antara
produk dan reaktan. Rumus kimia sendiri terbagi menjadi rumus empiris dan rumus
molekul. rumus kimia suatu senyawa merupakan perbandingan mol atom unsur
penyusun senyawa tersebut. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan
pelepasan energi/panas ke lingkungan Ketika reaksi kimia terjadi dimana sistem
menyerap panas, maka proses tersebut disebut reaksi endoterm, ditunjukkan dengan
keadaan sistem yang lebih dingin. Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai
dengan penyerapan kalor/ panas dari lingkungan. Contoh, pada reaksi antara barium
oksida dan ammonium klorida kalau kita pegang wadah akan terasa dingin, karena
adanya aliran kalor dari lingkungan ke sistem. (Nenden, 2019).

1.2 Tujuan praktikum


Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengetahui gejala-gejala yang menyertai reaksi kimia.
2. Mahasiswa dapat menuliskan persamaan reaksi kimia sekaligus menyetarakan.

1.3 Manfaat praktikum


Adapun manfaat dari praktikum kali ini yaitu:
1. Mahasiswa mampu mengetahui gejala-gejala yang menyertai reaksi kimia.
2. Mahasiswa mampu menuliskan persamaan reaksi kimia sekaligus menyetarakan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Reaksi Kimia dan Persamaan Reaksi


Reaksi kimia merupakan suatu proses reaksi antar senyawa kimia yang
melibatkan perubahan struktur dan molekul. Zat yang mengalami perubahan yaitu
reaktan, ditulis pada sisi kiri dan zat yang terbentuk yaitu produk ditulis pada sisi
kanan dari tanda panah. Persamaan reaksi kimia menampilkan perubahan kimia dari
pereaksi atau reaktan menjadi produk atau hasil reaksi. Persamaan ini berisi rumus-
rumus kimia zat pereaksi dan produk (Bakara, 2020).
Penulisan persamaan reaksi kimia biasanya dilakukan secara langsung, meskipun
demikian sebenarnya ada tiga tahapan prosedur yang sistematis yang perlu
diperhatikan untuk memudahkan penulisan persamaan reaksi kimia. Sebagai contoh
adalah reaksi antara gas belerang dioksida dan gas oksigen, menghasilkan gas
belerang trioksida (Rini, 2019)
Perubahan kimia disebut reaksi kimia, digambarkan dengan persamaan reaksi. Zat
yang mengalami perubahan, yaitu reaktan, ditulis pada sisi kiri dan zat yang
terbentuk, yaitu produk, ditulis pada sisi kanan dari tanda panah. Persamaan kimia
harus setara dan mengikuti hukum kekekalan massa. Jumlah atom tiap jenis unsur
dalam reaktan dan produk harus sama. Reaksi Oksidasi yaitu reaksi penerimaan
elektron sehingga terjadi penurunan bilangan oksidasi. Reaksi Reduksi yaitu reaksi
pelepasan elektron sehingga terjadi kenaikan bilangan oksidasi. Reaksi Redoks yaitu
reaksi kimia yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi yang terdiri dari reaksi
reduksi dan oksidasi secara bersamaan (Juwita, 2017).
Perubahan kimia dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi kimia. Persamaan
reaksi adalah symbol simbol kimia yang menyatakan perubahan reaktan menjadi
produk. Dalam perubahan kimia bagian yang penting untuk dipelajari adalah
penggunaan rumus kimia untuk menjelaskan reaksi dan menentukan jumlah zat yang
terlibat dalam reaksi. Oleh karena itu, untuk menentukan jumlah zat yang terlibat
dalam reaksi dapat menggunakan persamaan reaksi. Simbol-simbol kimia pada
persamaan reaksi sulit dipahami.. Kesulitan lain yang ditemukan dalam penyetaraan
persamaan reaksi kimia adalah menginterpresentasikan permasalahan dalam kata-kata
menjadi persamaan yang sistematis (Sari dan Azhar. 2019).
Menurut (Unggul, 2018) persyaratan dalam menuliskan persamaan kimia di
antaranya adalah penulisan rumus kimia zat-zat pereaksi dan hasil reaksi harus benar,
Jumlah berbagai atom sebelum reaksi (kiri tanda panah) dan sesudah reaksi (kanan
tanda panah) harus sama, dan wujud zat yang terlibat dalam persamaan reaksi kimia
dituliskan dengan tanda kurung setelah rumus kimia. Suatu reaksi tidak boleh
melanggar hukum Kekekalan Massa, artinya jenis dan jumlah atom sebelum
(pereaksi) dan sesudah reaksi (hasil reaksi) harus sama.
Reaksi kimia banyak dilakukan dalam larutan, karena dalam larutan biasanya
senyawa akan terurai menjadi ion, dan pada umumnya reaksi kimia lebih mudah
terjadi apabila reaktan yang terlibat dalam bentuk ion. Oleh karena itu terlebih dahulu
perlu dipahami tentang larutan. Pada bab ini akan dibahas larutan yang hanya terdiri
atas dua komponen atau yang biasa dikenal sebagai larutan biner. Salah satu
komponen disebut pelarut dan komponen lainnya disebut terlarut. Pelarut
menentukan apakah larutan berada dalam bentuk padat, cair, atau gas dan biasanya
adalah komponen yang berada dalam jumlah yang lebih besar dari terlarut. Terlarut
adalah komponen yang larut di dalam pelarut (Rini, 2019)
Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi
penangkapan elektron atau reaksi terjadinya penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan
reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron atau reaksi terjadinya kenaikan
bilangan oksidasi. Contoh reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari adalah reaksi
perkaratan besi dan pengisian aki pada kendaraan bermotor. reaksi redoks adalah
reaksi penerimaan dan pelepasan elektron (adanya transfer elektron), atau reaksi
redoks adalah reaksi terjadinya penurunan dan kenaikan bilangan oksidasi (adanya
perubahan biloks) (Budi et al. 2019).
Biodiesel merupakan sumber bahan bakar alternatif yang dapat dihasilkan dari
minyak nabati melalui transesterifikasi dengan metanol. Salah satu minyak nabati
yang dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel adalah minyak kelapa sawit.
Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi penghasil minyak kelapa sawit
terbesar di Indonesia yaitu sebesar 9.628.072 ton per tahun (BPS, 2015).

Cangkang telur memiliki kandungan CaCO3 (kalsium karbonat) sebanyak 94%,


MgCO3 (magnesium karbonat) sebanyak 1%, Ca3(PO4)2 (kalsium fosfat) sebanyak
1% dan bahan-bahan organik sebanyak 4% (Stadelman, 2020 ). Komponen utama
dari cangkang telur yakni CaCO3 dapat diubah menjadi CaO melalui proses kalsinasi.
Oleh karena itu dapat diharapkan bahwa kulit telur dapat digunakan sebagai sumber
CaO yang mempunyai kemurnian tinggi sehingga mampu berperan sebagai katalis.
Katalis CaO merupakan katalis heterogen dan bersifat basa (Mahreni, 2021).

Beberapa hal yang berpengaruh terhadap laju reaksi dan mempelajari faktor yang
ada dan dapat berpengaruh pada kelajuan terjadinya suatu reaksi kimia. Laju reaksi
merupakan materi yang membutuhkan pemahaman konsep yang benar. Oleh karena
itu, untuk materi laju reaksi ini diperlukan suatu pembelajaran yang melibatkan
keaktifan peserta didik dengan penyajian materi yang menarik, sehingga peserta didik
dapat terbantu untuk mengatasi kesulitan belajar dan dapat memahami konsep-konsep
yang ada, serta ingin mengetahui bagaimana daya tarik serta minat siswa dalam
mempelajari ilmu kimia khususnya materi laju reaksi ini (Anitah, 2017).
III METODELOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Prinsip Dasar Kimia Laut dilaksanakan secara Daring menggunakan


ruang virtual zoom pada hari kamis 17 Februari 2022 pukul 13.00 WIB sampai
dengan selesai. Bertempat di Jalan Terusan, Kost Rizki, Timbangan, Indralaya Utara.

3.2 Alat dan Bahan

No. Alat dan Bahan Fungsi

1. Tabung reaksi Tempat mereaksikan bahan kimia


2. Lampu spiritu Untuk memanaskan bahan kimia
3. Pipet tetes Untuk mengambil bahan kimia dalam jumlah sedikit
4. Penjepit besi Untuk menjepit tabung
5. Pb(NO3)2 Sampel yang akan direaksikan
6. K2CrO4 Sampel yang akan direaksikan
7. CuSO4 Sampel yang akan direaksikan
8. Na2CO3 Sampel yang akan direaksikan
9. NaOH Sampel yang akan direaksikan
10. H2SO4 Sampel yang akan direaksikan
11. Pb(NO3)2 Sampel yang akan direaksikan
12. K2CrO4 Sampel yang akan direaksikan
13. CuSO4 Sampel yang akan direaksikan
14. Na2CO3 Sampel yang akan direaksikan
15. NaOH Sampel yang akan direaksikan
16. H2SO4 Sampel yang akan direaksikan
17. Beaker glass Tempat untuk membuat larutan
18. Pengaduk Alat untuk mengaduk larutan
19. Gelas ukur Untuk mengukur cairan/larutan
20. Sendok teh Alat praktikum
21. 3 buah telur itik rebus Sampel praktikum
22. Asam cuka 20% Pereaksi
23. Pewarna makanan Bahan praktikum
24. Air Pelarut

3.3 Langkah Kerja

3.3.1 Kegiatan 1
Cara kerja 1 pada praktikum kali ini yaitu:

Ambilah tabung reaksi, tambahkan 5 tetes larutan Pb(NO3)2,amati warna


larutan Pb (NO3)2. Tambahkan 5 tetes larutan KI. Amati yang terjadi

Ambilah tabung reaksi, tambahkan 5 tetes larutan Pb(NO3)2,amati warna


larutan Pb (NO3)2. Tambahkan 5 tetes larutan NaCl. Amati yang terjadi

Ambilah tabung reaksi, tambahkan 5 tetes larutan FeCl3,amati warna


Larutannya. Tambahkan 5 tetes H2SO4. Amati yang terjadi

Ambilah tabung reaksi, tambahkan 5 tetes larutan FeCl3,amati warna


larutannya. Tambahkan 5 tetes larutan KSCN. Amati yang terjadi

Ambilah tabung reaksi, tambahkan 5 tetes larutan BaCl2, amati warna


larutannya. Tambahkan 5 tetes larutan Na2CO3. Amati yang terjadi

Ambilah tabung reaksi, tambahkan 5 tetes larutan CuSO4, amati warna


larutan Pb (NO3)2. Tambahkan 5 tetes larutan NaOH. Amati yang terjadi

Ambilah tabung reaksi, tambahkan 5 tetes larutan CuSO4,amati warna


larutan Pb (NO3)2. Tambahkan 5 tetes larutan Kl. Amati yang terjadi

Ambilah tabung reaksi, tambahkan 5 tetes larutan Pb(NO3)2,amati warna


larutan Pb (NO3)2. Tambahkan 5 tetes larutan K2CrO5. Amati yang terjadi

3.3.2 Kegiatan II dan III : Reaksi Antara Cangkang Telur dan Asam Cuka

Cara kerja 2 pada saat praktikum yaitu:


Memasukkan satu butir telur itik yang telah direbus selama + 15 menit ke dalam
gelas kimia berukuran 250mL.

Menuangkan larutan asam cuka 20% ke dalam gelas kimia hingga telur terendam
sempurna.

Mengamati reaksi yang terjadi pada cangkang telur dan asam cuka hingga cangkang
mengalami pengelupasan

Cara 3 kerja pada saat praktikum yaitu:

Mengisi gelas kimia besar dengan air sebanyak 500mL, lalu menambahkan 1 sendok
teh pewarna makanan (warna ungu) dan mengaduknya hingga rata.

Menuangkan larutan berwarna ungu tersebut ke dalam 2 buah gelas kimia ukuran
250mL sebanyak masing-masing 200mL.

Memberi label “Dengan Cuka” dan gelas lainnya dengan label“Tanpa Cuka” pada
masing-masing gelas kimia kecil. Kemudian menuangkan 10 mL cuka
menggunakan genas ukur ke dalam gelas kimia berlabel “Dengan Cuka” dengan
menggunakan gelas ukur.

Memasukkan satu butir telur pada masing-masing gelas kemudian menunggu hingga
10 menit.

Mengangkat masing-masing telur dengan menggunakan sendok dan meletakkannya


di atas tissue. Membiarkan telur mengering dengan sendirinya tanpa
mengeringkannya.

Mengamati warna pada masing-masing telur serta tekstur telur.


3.4 Analisa Data

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Percobaan pertama yaitu mencampurkan NaOH (berwarna bening) dan CuSO4


(berwarna biru). Ambil kedua cairan menggunakan pipet tetes secukupnya lalu
masukkan kedalam tabung reaksi.

3. Dan warna yang dihasilkan dari pencampuran kedua cairan tersebut yaitu seperti
pada gambar dibawah ini.
4. Percobaan kedua yaitu mencampurkan K2Cr2O7 (berwarna merah) dan CuSO4
(berwarna biru). Ambil kedua cairan menggunakan pipet tetes secukupnya lalu
masukkan kedalam tabung reaksi.

5. Kemudian warna yang dihasilkan dari pencampuran kedua cairan seperti pada
gambar dibawah ini.

6. Percobaan ketiga yaitu mencampurkan K2Cr2O7 (berwarna merah) dan NaOH


(berwarna bening). Ambil kedua cairan menggunakan pipet tetes secukupnya lalu
masukkan kedalam tabung reaksi.
7. Warna yang dihasilkan yaitu:

Kegiatan 2

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Siapkan beeker glass lalu isi dengan larutan cuka secukupnya.

3. Kemudian letakkan telur ditempat yang berbeda lalu isi dengan larutan cuka.
4. Tunggu beberapa saat, telur akan mengapung dan berubah tekstur dari keras ke
lembut.

5. Hasil dari kegiatan seperti gambar dibawah ini.

Kegiatan 3

1. Siapkan alat dan bahan


2. Siapkan beeker glass lalu isi dengan aquades secukupnya, beri pewarna merah .

3. Kemudian bagi larutan pewarna kedalam 2 beeker glass berbeda.

4. Campurkan larutan cuka secukupnya pada salah satu larutan pewarna, lalu
masukkan telur yang sudah direbus.
5. Rendam telur beberapa saat lalu letakkan diatas tissue setelah selesai.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kegiatan 1

Gambar hasil percobaan 1

 Reaksi 1
Kalium Dikromat + Tembaga Sulfat
K2Cr2O7 + CuSO4 → K2SO4 + CuCr2O7
hasil yang di dapat dari kedua zat CuS04 dan NaOH adalah terbentuknya
endapan, dan perubahan warnanya yang tidak signifikan.

 Reaksi 2
Tembaga Sulfat + Natrium Hidroksida
CuSo4 + NaOH → Cu(OH)2 + Na2SO4
hasil dari kedua zat K2Cr2O7 dan CuSO4 adalah terjadinya perubahan warna
dari yang awalnya ke orange menjadi warna kecoklatan.

 Reaksi 3 hasil yang di dapatkan dari zat K2Cr2O7 dan NaOH adalah ada
sedikit endapan yang terbentuk dan perubahan warna dari warna biru menjadi
warna orange.
4.2 Kegiatan 2

Gambar hasil percobaan 2

Rumus kimia zat:

1. Rumus kimia dalam cangkang telur yaitu CaCO3 (Kalsium Karbonat).

2.Rumus kimia dalam asam cuka yaitu yaitu CH3COOH (Asam Asetat)

Cangkang telur (CaCO3) direaksikan dengan asam cuka (CH3COOH) persamaan


reaksinya:

CaCO3(s) + 2 CH3COOH(aq) → Ca(CH3COOH)2(aq) + CO2(g) + H2O (l)

Zat yang dihasilkan dari kedua reaksi yaitu Kalsium asetat dan karbondioksida.

Kulit telur mengandung CaCO3 bereaksi dengan asam cuka membentuk kalsium
asetat dan gas karbondioksida. Gas ini kemudian keluar dari larutan dan membentuk
gelembung-gelembung. Cuka adalah asam yang bersifat merusak dan dapat ketebalan
zat/benda dan telur sangat rentan terhadap larutan cuka. Saat telur direndam dengan
larutan cuka, maka larutan cuka akan mengikat karbon yang ada pada telur, kemudian
telur mengapung dan timbul gelembung-gelembung, kemudian tekstur kulit telur
menjadi lunak. Dan jika telur terlalu lama terendam larutan cuka akan membuat
cangkang telur tersebut mengelupas.
4.3 Kegiatan 3

Gambar hasil percobaan 3

Pewarna makanan merupakan benda bewarna yang memiliki afinitas kimiaterhadap


makanan yang diwarnainya. Bahan pewarna umumnya berbentuk cair dan bubukyang
larut di dalam air. Untuk mewarna sebuah benda, molekulmolekul pewarna harusme
nempel pada permukaan benda. Penempelan ini dipengaruhi oleh perbedaan muatana
ntar molekul. Pewarna tertarik pada kulit telur karena ada perbedaan muatan listrik an
taramolekul pewarna dan muatan listrik molekul di luar kulit telur. Cuka (asam asetat
) dan air bereaksi dengan lapisan molekul protein yang menutupi permukaan kulit tel
ur sehingga permukaan mejadi bermuatan positif dan menarik molekulmolekul pewar
na yang bermuatan negatif. Beberapa molekul masuk dalam sela-sela kulit.

Telur yang direndam dengan larutan cuka berwarna lebih pekat karena pewarna
tertarik ke kulit telur.Sehingga molekul-molekul pewarna yang menempel pada
permukaan kulit telur masuk kedalam pori-pori kulit telur.
4.4 Ocean Adification

Peningkatan keasaman air laut adalah peristiwa berkurangnya pH lautan yang berada
di bumi, yang disebabkan oleh penyerapan karbon dioksida dari atmosfer (pH
berkurang = keasaman meningkat). Diperkirakan 30-40% karbon dioksida yang
dilepaskan oleh manusia ke atmosfer larut ke perairan.

Kadar karbon dioksida (CO2 ) di atmosfer telah meningkat sejak era pra-industri.
Penyebab utama peningkatan CO2 ini adalah pembakaran bahan bakar fosil, produksi
semen dan perubahan penggunaan lahan. Laut menyerap sekitar 25% dari karbon
dioksida yang dihasilkan manusia, sehingga mengurangi efek pemanasan
global. Namun, kelebihan CO2 mengubah keseimbangan kimia air laut,menghasilkan
peningkatan keasaman (penurunan pH) yang merupakan ancaman utama bagi
kehidupan laut, karena sirkulasi laut dan atmosfer membawa dampak pengasaman di
seluruh planet.

Pengasaman membuat laut tidak ramah bagi banyak bentuk kehidupan laut. Misalnya,
air asam melarutkan kalsium karbonat, elemen penting yang digunakan tumbuhan dan
hewan laut – seperti karang, plankton , dan kerang – untuk membangun cangkang,
kerangka, dan bagian tubuh keras lainnya. Reaksi kimia lain juga terjadi sehingga
kadar ion karbonat di lautan yang tersedia akan berkurang. Hal ini akan menyulitkan
bagi hewan laut yang membutuhkan ion karbonat bagi pertumbuhan hidupnya
seperti koral untuk proses kalsifikasi tubuhnya, dan beberapa jenis plankton.
V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Reaksi kimia merupakan suatu proses reaksi antar senyawa kimia yang melibatkan
perubahan struktur dan molekul. Zat yang mengalami perubahan yaitu reaktan, ditulis
pada sisi kiri dan zat yang terbentuk yaitu produk ditulis pada sisi kanan dari tanda
panah.

2. Pada pencampuran produk larutan akan terjadi beberapa hal, seperti ada yang tidak
mengalami perubahan warna dan hanya menghasilkan endapan saja, lalu ada juga
yang hanya mengalami perubahan warna tanpa menghasilkan endapan dan ada juga
yang mengalami keduanya.

3. Cangkang telur (CaCO3) direaksikan dengan asam cuka (CH3COOH) persamaan


reaksinya:

CaCO3(s) + 2 CH3COOH(aq) → Ca(CH3COOH)2(aq) + CO2(g) + H2O (l)

4. Cuka adalah asam yang bersifat merusak dan dapat ketebalan zat/benda. Jangan
terlalu sering menggunakan cuka.

5. Ocean Adification atau pengasaman air laut terjadi karena meningkatnya kadar
karbondioksida diatmosfer. Berdampak merusak kehidupan biota laut terutama hewan
bercangkang.

5.2 Saran

Semoga praktikum prinsip dasar kimia laut ini semakin baik lagi kedepannya,
praktikannya tidak banyak yang terlambat supaya praktikum bisa cepat dimulai dan
cepat selesai, semoga praktikum dapat segera dilaksanakan secara offline.
DAFTAR PUSTAKA

Diska V, Sura MG, Dewi H. 2022. Perkembangan e-module berbasis knowledge


building envirolment menggunakan metode 4S TMD pada pokok bahasan laju
reaksi. Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia. Vol 6(1 ): 1-2
M P Sari1, M Azhar1. 2019. Pengembangan modul perhitungan rumus kimia dan
persamaan reaksi berbasis inkuiri terstruktur dengan tiga level representasi
untuk kelas X SMA/MA. Edukimia Journal. Vol 1(2)
Safitri NC, Euis N, Imas EW. 2019. Analisis multipel representasi kimia siswa pada
konsep laju reaksi. Jurnal Kimia dan Pendidikan. Vol 4(1) : 3
Syarifuddin O, Irmawati S. 2018. Sintesis biodisel dari minyak sawit menggunakan
Katalis CaO superbasa dari pemindahan limbah cangkang telur ayam. Jurnal
Teknologi. Vol 10(2) : 46
Nenden fauziyah. 2019. Kimia 2 kelas XI IPA. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional: 131-132
Budi U, Agung N, Catur S, Lina M, Sri Y, Bakti M. 2019. Kimia Kelas XII.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL.
Rananda Vinsiah. 2020. Penyetaraan persamaan reaksi redoks kimia kelas XII.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan : 9
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai