Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

"STOIKIOMETRI I"

DISUSUN OLEH :

AHMAD RAIHAN HASANUDDIN

60500120046

KIMIA B

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

JURUSAN KIMIA

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur tidak henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Allah Swt

yang telah memberikan rahmat, nikmat dan anugerah-Nya sehingga Laporan

Praktikum “STOIKIOMETRI I” dapat terselesaikan dengan baik, meski jauh dari kata

sempurna. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dan terlihat dalam proses pembuatan Laporan Praktikum Kimia ini, terkhusus kepada:
1. Kepada Bapak dan Ibu selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum Kimia Dasar

I.

2. Kepada segenap asisten laboratorium Kimia yang tetap sabar untuk melayani

kelompok kami dalam berlangsungnya praktikum.

3. Kepada para orangtua yang tak pernah putus mendoakan agar kuliah kami berjalan

dengan baik.

4. Dan seluruh teman-teman yang berkenan membantu hingga Laporan Praktikum

Kimia ini dapat selesai.

Demikianlah Laporan Praktikum Kimia Dasar I kami buat dengan sepenuh hati.

Tidak lupa kritik dan saran kami harapkan agar laporan ini dapat menjadi lebih baik
lagi.Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi semua dan terkhusus bagi selaku penulis.

Terima Kasih.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..…i

DAFTAR ISI……………………………………………………………….……...ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1

A. Latar Belakang……………………………………………………….……1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………....2

C. Tujuan Percobaan……………………………………………………….…2

BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………...3

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN……………………………………........9

A. Waktu dan Tempat…………………………………………….…….…….9

B. Alat dan Bahan……………………………………………….……..……..9

C. Prosedur Kerja……………………………………….………………….....9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………….............................................12

A. Hasil Pengamatan……………………………………………………..….12

B. Pembahasan……………………….………………………………………14
C. Reaksi………………………………………………………………….…15

D. Analisis Data…………………………………………….……………....16

Bab V PENUTUP………………………………………………………………..19

A. Kesimpulan……………………………………………………………....19

B. Saran………………………………………………………………….…..19

DAFTRA PUSTAKA............................................................................................20

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut (Timberlake, 2014: 3) kimia merupakan ilmu yang mempelajari

tentang komposisi, struktur, sifat, dan reaksi suatu materi. Oleh karena itu, konsep

merupakan bagian penting dalam mempelajari ilmu kimia. Ciri-ciri ilmu kimia
diantaranya adalah sebagian besar konsep-konsep dalam ilmu kimia bersifat abstrak,

berurutan, dan berkembang dengan cepat, sehingga diperlukan pemahaman yang benar

terhadap konsep-konsep kimia. Pemahaman mahasiswa terhadap konsep-konsep dasar

harus benar sebelum memahami konsep-konsep kimia yang lebih kompleks (Kean dan

Middlecamp, 1985: 5–8)

Ilmu kimia selalu berhubungan dengan reaksi-reaksi kimia. Pada dasarnya

reaksi kimia yang terjadi bermacam-macam jenisnya, diantaranya reaksi

penggabungan. Persamaan reaksi kimia dapat digunakan untuk menggambarkan ciri-

ciri jenis-jenis reaksi kimia tersebut. Persamaan reaksi merupakan gambaran yang

digunakan untuk menunjukkan proses terjadinya reaksi (Chang, 2005: 71).


Stoikiometri merupakan ilmu yang mempelajari kuantitas dari reaktan dan produk

dalam reaksi kimia (Chang, 2005: 74).

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukanlah percobaan ini yaitu

Stoikiometri I untuk memahami dan mengetahui cara pembuatan pereaksi dari bahan-

bahan kimia.

1
2

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Jelaskan dimaksud dengan persamaan kimia?

2. Berapa jumlah ion dan jumlah atom dalam suatu senyawa?

3. Bagaimana teknik pembuatan pereaksi dari bahan-bahan kimia?

C. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan dengan tepat tentang persamaan kimia.

2. Menyebutkan jumlah ion dan jumlah atom dalam suatu senyawa.

3. Mengetahui teknik pembuatan pereaksi dari bahan-bahan kimia.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu kimia sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari

tentang susunan,struktur,sifat-sifat, dan perubahan materi serta energi yang

menyertainya. (Istijabatun, 2008 : 323).


Ilmu kimia juga menyangkut tentang hubungan kuntitatif zat – zat dan dalam

reaksi kimia. Salah satu ilmu kimia yang membahas tentang hubungan kuantitatif

tersebut yaitu Stoikiometri. Kata stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu

stoichin artinya unsur dan metrein artinya mengukur. Jadi, stoikiometri berarti

mengukur unsur-unsur. Dalam hal ini, pengertian unsur adalah partikel-partikel atom,

ion, molekul, atau elektron yang terdapat dalam unsur atau senyawa. Stoikiometri

mempelajari tentang hubungan kuantitatif zat-zat dalam reaksi kimia (Penuntun Kimia

Dasar I 2020 UIN Alauddin h. 10).

Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa unsurunsur

senyawanya dalam pembentukan senyawanya. Dalam stoikiometri di perlukan hukum


hukum dasar ilmu kimia. Hukum ilmu kimia adalah hukum alam yang relevan dengan

bidang kimia.Konsep paling fundamental dalam kimia adalah hukum konversi massa,

yang menyatakan bahwa tidak terjadi perubahan kuantitas materi sewaktu terjadi reaksi

kimia biasa. (Alfian, 2009:1)

Reaksi kimia merupakan suatu proses dimana zat (senyawa) di ubah menjadi

satu atau lebih senyawa baru, atau perubahan pereaksi menjadi hasil reaksi. Persamaan

reaksi menggunakan lambang kimia untuk menunjukan apa yang terjadi saat reaksi

3
4

kimia berlangsung. MenuliskanPersamaan Kimia Suatu reaksi tidak boleh melanggar

hukum Kekekalan Massa, artinya jenis dan jumlah atom sebelum (pereaksi) dan

sesudah reaksi (hasilreaksi) harus sama. Contoh: gas hidrogen (H2) terbakar di udara

(yang mengandung O2) untuk membentuk air (H2O). Hidrogen + Oksigen Air = H2 +

O2=> H2O Dimana tanda (+) berarti “bereaksi dengan” dan tanda (=>) berarti

“menghasilkan”. Jadi, dapat dibaca gas hydrogen bereaksi dengan molekul oksigen

menghasilkan air. Jika diperhatikan jenis atom sebelum dan sesudah reaksi sama yaitu
H dan O. Yang belum sama adalah jumlah atomnya. Agar memenuhi hukum Kekekalan

Massa, maka jumlah tiap-tiap atom sebelum dan sesudah reaksi harus kita tambah

bilangan bulat di depan masing-masing zat, sehingga jumlah atom-atom tersebut sama,

yaitu: (Liliana, 2017 :26)

2H2 + O2 2H2O

Angka-angka di depan unsure dan senyawa disebut koefisien reaksi sedangkan

angka 1 tidak perlu dituliskan. Persamaan kimia yang setara ini menunjukan bahwa

“dua molekul hydrogen bereaksi dengan satu molekul oksigen menghasilkan dua

molekul air” atau “dua molmolekul hydrogen bereaksi dengan satu mol molekul

oksigen menghasilkan dua mol molekul air”. H2 dan O2 pada persamaan disebut
reaktan (pereaksi), sedangkan H2O disebut produk (hasilreaksi). Dalam persamaan

reaksi ada wujud fisik dari reaktan dan produk menggunakan huruf g (gas), l (cair), s

(padat) dan aq (berair) (Liliana, 2017 :27).

2HgO(s) 2Hg(l) + O2(g)

NaCl(s) 𝐻2𝑂→ NaCl(aq)


5

Ada sebagian besar reaksi dalam laboratorium kimia dasar dilakukan dengan

larutan, antara lain karena mencampur suatu reaktan dalam larutan membantu dalam

mencapai kontak erat antara atom, ion atau molekul yang diperlukan agar reaksi dapat

berlangsung.( Ralph Petrucci, Kimia Dasar, h. 117)

Reaksi kimia sangat berpegaruh dalam kehidupan, sebagai contoh makanan

yang dikonsumsi setiap saat setelah dicerna diubah menjadi tenaga bagi tubuh.

Nitrogen dan hydrogen bergabung membentuk amonia yang digunakan sebagai pupuk.
Bahan bakar dan plastik dihasilksan dari minyak bumi. Pati dalam tanaman daun

disintesis dari CO2 dan H2O oleh pengaruh sinar matahari.( Ralph, Petrucci, General

Chemistry, Principles and Modern Application Fourth Edition, terj. Seminar Achmadi.

Kimia Dasar, h. 122)

Reaksi kimia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:( Hardjono, Kimia

Dasar, h. 107.)

1. Reaksi kimia yang berlangsung tanpa perpindahan elektron.

Reaksi-reaksi yang terjadi dengan tidak ada perpindahan elektron biasanya

meliputi penggabungan atau pemisahan ion-ion atau molekul-molekul. Contohnya,

reaksi dengan tidak adanya perpindahan electron terjadi bila larutan berair natrium
klorida dengan larutan berair nitrat.

2. Reaksi kimia yang berlangsung dengan terjadinya perpindahan electron.

Reaktan biasanya tidak terdapat dalam jumlah stoikiometri yang tepat. Yaitu

dalam perbandingan yang ditunjukkan oleh persamaan setara. Karena tujuan reaksi

adalah menghasilkan kuantitas maksimum senyawa yang berguna dari sejumlah

tertentu dari material awal, seringkali satu reaktan dimasukkan dalam jumlah berlebih

untuk menjamin bahwa reaktan yang lebih mahal seluruhnya diubah menjadi produk
6

yang diinginkan. Konsekuensinya beberapa reaktan akan tersisa pada akhir reaksi.

Reaktan yang pertama kali habis digunakan pada reaks kimia disebut pereaksi

pembatas karena jumlah maksimum produk yang terbentuk tergantung pada berapa

banyak jumlah awal dari reaktan ini. Jika reaktan ini telah digunakan semua, tidak ada

lagi produk yang akan terbentuk.( Chang, Kimia Dasar, h. 77)

Terkadang analisis menimbang sejumlah banyak sampel dari standar atau

sesuatu yang tidak diketahui, melarutkannya dalam suatu labu volumetrik, dan
mengambil sebagian larutan dengan menggunakan pipet. Porsi yang diambil dengan

menggunakan pipet disebut alikuot. Alikuot adalah seporsi dari keseluruhan yang

diketahui, biasanya berupa beberapa fraksi yang sederhana. Proses pengenceran

menjadi volume yang diketahui dan menghilangkan satu porsi titrasi dinamakan

mengambil alikuot.( Underwood, A.L dan K.A Day J.R, Analisis Kimia Kuantitatkif

Jakarta: Erlangga, 2002, h. 57)

Persamaan yang seimbang menunjukkan jumlah mol zat yang terlibat dalam

reaksi, tetapi sangat kecil kemungkinannya untuk mengukur jumlah mol secara

langsung. Jika jumlah mol zat yang diperoleh atau diperlukan diberikan dalam satuan

yang berbeda, kita harus mengubah satuan tersebut ke dalam satuan mol sebelum
menggunakan faktor-faktor persamaan kimia yag seimbang. Tidak hanya massa, teapi

semua besaran dan dapat diubah ke dalam mol dapat diproses dengan cara ini untuk

menentukan jumlah produk atau reaktan yang terlibat dalam suatu reaksi berdasarkan

jumlah reaktan atau produk lainnya.( David, Kimia Untuk Pemula (Jakara: Erlangga,

2002), h. 06)

Zat molecular yang memiliki molekul polar mudah dilarutkan dalam air.

Contohnya adalah gula yang rumusnya Cm(H2O)n. Contoh khasnya adalah sukrosa
7

C12H22O11 (gula pasir). Banyak zat molecular lainnya mengikuti pola yang sama,

asalkan molekul tersebut cukup polar. Zat nonpolar seperti karbon tetraklorida, oktana

dan minyak serta malam (lilin) tidak larut dalam air.

Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut yang terdapat dalam jumlah

tertentu pelarut atau larutan. Prosedur untuk menyiapkan suatu larutan yang

molaritasnya adalah sebagai berikut, pertama-tama zat terlarut ditimbang secara akurat

dan kemudian dimasukkan kedalam labu volumetrik melalui corong dan selanjutnya
ditambahkan ke dalam labu digoyangkan perlahan-lahan untuk melarutka padatan,

setelah semua padatan melarut, air ditambahkan kembali dengan perlahan sampai

ketinggian larutan tepat mencapai tanda volume. Dengan mengetahui volume larutan

dan kuantitas senyawa yang terlarut dapat menghitung molaritas larutan dengan

menggunakan persamaan yang telah ditentukan. (Ralph, Petrucci, General Chemistry,

Principles and Modern Application Fourth Edition, terj. Seminar Achmadi. Kimia

Dasar, h. 122)

Pengenceran larutan dimana larutan pekat sering disimpan di laboratorium

didalam ruangan stok bahan kimia untuk digunakan sesuai keperluan. Prosedur untuk

penyiapan larutan yang kurang pekat dari larutan yang lebih pekat disebut
pengenceran. Ketika semua reaktan dipakai seluruhnya dan serempak dalam suatu

reaksi kimia, reaktan dikatakan berada dalam proporsi stoikiometri. Artinya, reaktan-

reaktan berada dalam rasio mol yang dikendalikan oleh koefisien dalam persamaan

yang setara. Kondisi ini kadang-kadang diperlukan, contohnya pada kimia analisis

tertentu. Pada reaksi lain, seperti dalam reaksi pengendapan, salah satunya reaktan

terkonversi sempurna menjadi produk dengan menggunakan reaktan lain yang

berlebih. Reaktan yang terpakai seluruhnya yaitu reaktan pembatas, menentukan


8

kuantitas produk yang tenbentuk.( Ralph, Petrucci, General Chemistry, Principles and

Modern Application Fourth Edition, Terj. Seminar Achmadi. Kimia Dasar, h. 122)

Sewaktu pelarutan, tarikan diantara partikel dalam fasa asalnya terpecah dan

tergantikan, sekurang-kurangnya dan sebagian, dengan tarikan baru pelarut dengan zat

terlarut. Tidak seperti senyawa, larutan memiliki komponen dalam proporsi tertentu

dan tidak dapat dinyataka dengan rumus kimia. Persamaan untuk reaksi pelarutan tidak

melibatkan pelarut sebagai reaktan. Persamaan ini menyatakan keadaan awal zat
terlarut dalam tanda kurung diruas kiri persamaan dan pernyataan pelarut yang

digunakan dalam tanda kurung diruas kanan.

Kimia sebagai bagian dari ilmu sains yang mempelajari tentang sifat, struktur,

komposisi dan perubahan materi juga mengandung nilai – nilai yang dapat

diaplikasikan secara kontekstual dan actual pada kehidupan sehari – hari sehingga

materi kimia dapat menambah wawasan spiritual (keislaman).(Fatonah, 2016). Salah

satu ayat yang berhubungan dengan kimia adalah (Q.S Al – Furqon : 2) yang

menjelaskan tentang pengukuran.

‫ض َو لَ ْم ىَتَّ ِخ ْذ َو لَ ًد ا َو لَ ْم ىَ ُك ْن‬
ِ ْ‫ت َو الَ ر‬ ِ ‫ك ا ل َّس َم َو ا‬ ُ ‫ا لَّ ِذ ىْ لَهُ ُم ْل‬
ْ ‫ق ُك َّل َش ْي ٍء فَقَ َّد َر هُ تَ ْق ِد ىَ َر ا‬ ِ ‫ك ا ُ ْل ُم ْل‬
َ َ‫ك َو َخل‬ ٌ ‫لّهُ َش ِر ْى‬
Terjemahnya :

“ Dia telah menciptakan segala sesuatu dan dia menetapkan ukuran – ukurannya

dengan serapih – rapihnya “


9

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

Praktikum STOIKIOMETRI I dilasanakan pada tanggal 09 November 2020

yang dilaksanakan pada pukul 13.00 – 16.00 WITA. Praktikum tersebut dilakukan

secara daring melalui via google meet.

B. Alat dan Bahan


1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah neraca analitik, pipet

skala 25 mL, gelas kimia 250 mL, labu takar 250 mL dan 100 mL, corong, batang

pengaduk, pipet tetes, bulp, spatula dan botol semprot.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquades (H2O), asam

klorida (HCl), natrium hidroksida (NaOH), natrium klorida (NaCl), tembaga sulfat

(CuSO4) dan tissu.

C. Prosedur Kerja
Adapun Prosedur atau langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam

praktikum adalah :

1. Pembuatan larutan NaOH 0,1M sebanyak 100 mL

Dalam satu molekul NaOH;

(Na= 22,988 sma; O=15,999 sma; H=1,0079 sma), jadi:


Bobot Na = 1 x 22,988 sma = 22,988 sma

9
10

Bobot O = 1 x 15,999 sma = 15,999 sma

Bobot H = 1 x 1,0079 sma = 1,0079 sma

Bobot satu molekul NaOH = 39,9949 sma = 40 sma.

Adapun Prosedur kerja dalam membuat larutan ini adalah, Timbang natrium

hidroksida (NaOH) sebanyak 0,4.gram, kemudian dilarutkan dalam 100 mL aquades.

Impitkan sampai tanda batas. Masukkan dalam botol yang disediakan dan beri label.

2. Pembuatan larutan CuSO4 0,01M sebanyak 50 mL


Adapun prosedur kerja dalam membuat larutan ini adalah, Timbang tembaga

sulfat (CuSO4) sebanyak. 0,08 gram, kemudian dilarutkan dalam 50 mL aquades,

Impitkan sampai tanda batas. (larutan berwarna), Masukkan dalam botol yang

disediakan dan beri label.

3. Pembuatan larutan NaCl 1 ppm sebanyak 100 mL dari larutan NaCl 1000

ppm dalam 50 mL

Adapun prosedur kerja dalam membuat larutan ini adalah, Timbang natrium

klorida (NaCl) sebanyak 0,05.gram, kemudian dilarutkan dalam 50 mL aquades,

Impitkan sampai tanda batas, Masukkan dalam botol yang disediakan dan beri label.

4. Pembuatan larutan H2SO4 0,02M sebanyak 100 mL

Dalam satu molekul H2SO4; (H= 1,0079 sma; O= 15,999 sma; dan S= 32,06

sma), jadi:

Bobot H = 2 x 1,0079 sma = 2,0158 sma

Bobot O = 4 x 15,999 sma = 63,996 sma

Bobot S = 1 x 32,06 sma = 32,06 sma 12

Bobot satu molekul H2SO4 = 98,0718 = 98,0 sma


11

Adapun prosedur kerja dalam membuat larutan ini adalah, Pipet asam sulfat

(H2SO4) pekat sebanyak 1 .mL, kemudian dilarutkan dalam 100 mL aquades, impitkan

sampai tanda batas, Masukkan dalam botol yang disediakan dan beri label.

5. Pembuatan larutan HCl 0,01N sebanyak 100 mL


Adapun prosedur kerja dalam membuat larutan ini adalah, Pipet asam klorida

(HCl) pekat sebanyak.mL, kemudian dilarutkan dalam 100 mL aquades. Impitkan


sampai tanda batas. Masukkan dalam botol yang disediakan dan beri label.
12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HasilPengamatan

1. Tabel pengamatan

Tabel 4.1HasilPengamatanPadaPercobaan

No. Larutan HasildanGambar

1 NaOH + H2O

Larutan tidak berwarna

2 CuSO4 + H2O

Larutanberwarnabirumuda
13

3 NaCl + H2O

Larutantidakberwarna

4 H2SO4 + H2O

Larutan cokelat hampir tidak

berwarna

5 HCl + H2O

Larutantidakberwarna
14

B. Pembahasan

Stoikiometri merupakan ilmu yang mempelajari kuantitas dari reaktan dan

produk dalam reaksi kimia (Chang,2005:74).Istilah stoikiometri berasal dari kata

dalam bahasa Yunani , yaitu stoicheon yang berarti elemen dan metron yang berarti

mengukur.Ringkasnya, stoikiometri berhubungan dengan perhitungan massa dan

volume reaktan, produk dalam reaksi kimia.

Dalam percobaan ini, ada tiga pembuatan larutan yang dilakukan yaitu
pembuatan H2SO4 1M dalam 100 Ml,CuSO4 1 M dalam 1 Ml, danNaCl 1 ppm

sebanyak 100 mL dari 1000 ppm sebanyak 50 mL.

H2SO4 (asamsulfat) merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat.Zatini

larut dalam air pada semua perbandingan.Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah

eksotermik .Selalu tambahkan asam kedalam air dan jangan terbalik menambahkan air

kedalamasam. Air memiliki massa jenis yang lebih rendah dari pada asam sulfat

,sehingga apabila air di tambahkan kedalam asam sulfat pekat maka ia akan mendidih

dan bereaksi dengan keras.Dalam percobaan ini dilakukan proses pengenceran H2SO4

menggunakanAquadest (H2O).Terlebih dahulu menghitung volume larutan yang akan

dibuat.Hal yang harus diperhatikan ialah leher labu takar dikeringkan terlebih dahulu
agar tidak terjadi penambahan volume pada saat menghomogenkan larutan.Setelah

larutan homogen masukkan ke dalam botol reagen yang telah diberi label, nama dan

tanggal pembuatan larutan tersebut.

CuSO4 merupakan senyawa garam. Bentukan hidratnya berbentuk bubuk hijau

pucat atau putih abu-abu, sedangkan bentulk pentahidratnya berwarna biru terang.

Pembuatan larutan CuSO4 dimulai dengan menghaluskannya terlebih dahulu, lalu

dilarutkan dalam aquades.Agar larutan tidak jenuh maka CuSO4 dilarutkan sedikit
15

demi sedikit.Yang perlu diperhatikan ialah keringkan leher labu takar terlebih dahulu

agar tidak terjadi penambahan volume pada saat menghomogenkan larutan. Perhatikan

juga keselamatan kerja saat berada di laboratorium karena CuSO4 bersifat mengiritasi

melalui kontak mata atau kulit termasuk juga dengan menghirup serbuk dan debunya.

Pada percobaan pelarutan NaCl, pelarutan ini disebut hidrasi.Saat pelarutan

NaCl, pada air tidak terjadi perubahan warna karena larutan yang terbentuk adalah

larutan sejati atau komponen-komponennya tidak akan terpisah jika didiamkan dan
larutan tersebut adalah larutan yang tidak mempunyai bidang batas antara pelarut

danzat terlarut.

C. Reaksi

1. CuS04 + H2O CuSO4 5H2O

2. H2SO4 + H2O H3O+ + H2SO4-

HSO4- + H2O H3O+ +SO42-

Jadi, H2SO4 + 2H2O 2H3O+ + SO42-

3. NaCl + H2O Na+ + Cl- + H2O

4. NaOH + H2O Na+ + OH- + H2O

5. HCl + H2O H3O+ + Cl-


16

D. Analisis data

1. Pembuatan bahan pereaksi NaOH 0,1M sebanyak 100 ml

Dik : M = 0,1 M

V = 100 ml = 0,01L

Mr = 40

Dit : gram…?

Penyelasaian :
M = mol/V

mol = M/V

mol = 0,1 x 0,1

mol = 0,01 mol

mol = gr/Mr

gr = mol x Mr

gr = 0,01 x 23 + 16 + 1

gr = 0,01 x 40

gr = 0,4 gram

2. Mancari gram CuSO4 konsentrasi 0,01sebanyak 50 ml?


Dik : M = 0,01 M

V = 50 ml = 0,05L

Mr = 160

Dit : gram…?

Penyelasaian :

M :mol/V

M : gr/Mr : V
17

0,01 :gr/159 : 0,05 liter

gr : 0,01 M x 160 x 0,05 liter

gr : 0,08 gram

3. Pembuatanlarutan NaCl 1 PPM sebanyak 100 ml dari 1000

PPmsebanyak 50 ml?

Dik : PPM = 1000 PPM

V = 50 mL = 0,05 L
Dit : Mg….? dan V1….?

Penyelasaian :

1000 PPM = Mg/0,05 L

Mg = 1000 PPM x 0,05 L

Mg = 50 Mg/ 0,05 gr

V1 x PPM1 = V2 x PPM2

V1 x 1000 PPM = 100 x 1 PPM

V1 = 100/1000

V1 = 0,1 mL

4. Pembuatanlarutan H2SO4 0,02 M sebanyak 100 ml


Dik : M = 0,02

V = 100 mL/ 0,01 L

Mr = 98

Dit : gram…?

Penyelesaian :

M = mol/V

mol = M/V
18

mol = 0,02 x 0,1

mol = 0,002 mol

mol = gr/Mr

gr = mol x Mr

gr = 0,002 x 98

gr = 0,196 gram

V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 0,002 = 0,02 x 0,1

V1 = 100/1000

V1 = 1 mL

5. PembuatanHCl 0,01 N sebanyak 100 mL

Dik : N = 0,01

V = 100 mL/ 0,01 L

Mr = 36,5

Dit : N2 dan V2…?

Penyelasaian :

N2 : ((10 x % x beratjenis) x valensi


: ((10 x 37% x 1,19) x1) : 36,5

: 12,06 N

V2xN2 = V1xN1

V2 x 12,06 N = 100 mL x 0,01 N

V2 = 1N/mL : 12,06 N

V2 = 0,0795 mL
19

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini yaitu sebagai berikut:

1. Persamaan kimia merupakan penulisan simbolis dari sebuah reaksi kimia.

Rumus kimia pereaksi ditulis di sebelah kiri persamaan dan rumus kimia
produk dituliskan di sebelah kanan. Suatu persamaan disebut setara jika jumlah

suatu unsur pada sebelah kiri persamaan sama dengan jumlah unsur tersebut di

sebelah kanan, dan dalam reaksi ionik, jumlah total muatan harus setara juga.

2. Jumlah ion dan jumlah atom dalam larutan NaOH dan larutan HCl yaitu

masing-masing jumlah ion sebanyak 2 dan jumlah atom sebanyak 2 atom.

3. Teknik pembuatan pereaksi dari bahan-bahan kimia yaitu untuk pereaksi dari

padatan dilakukan penimbangan terlebih dahulu dan melarutkan dengan

aquades. Untuk pereaksi dari bahan kimia cairan dilakukan pemipetan sampel

dan mengencerkan.

B. Saran

Saran untuk praktikum selanjutnya jika memungkinkan, dapat dilaksanakan

secara langsung di laboratorium agar praktikum mudah untuk dipahami oleh para

praktikan.
1

DAFTAR PUSTAKA

Alimin, dkk. Kimia dasar 1. Makassar: Alauddin University Press, 2009.

Chadijah, Sitti. Dasar-Dasar Kimia analitik. Makassar: Alauddin University Press,


2012.

Chang, Raymond. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga, 2005.

Goldberg, David E. Kimia Untuk Pemula. Jakarta: Erlangga, 2002.

Oxtoby, David W, Gillis dan Norman Nachtrieb. Principles Of Modern Chemistry.


Terj. Suminar Achmadi. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga,
2003.

20

Anda mungkin juga menyukai