Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fisika adalah ilmu sains atau ilmu alam yang mempelajari fenomena atau
gejala alam (sebagai objek pengamatannya) secar fisik. Dalam kehidupan sehari-
hari kita tidak pernah terlepas dari ilmu fisika, seperti gaya yang dilakukan ketika
mendorong atau menarik suatu benda.
Secara umum gaya didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat mengubah
keadaan gerak suatu benda. Suatu benda dapat bergerak karena mendapat gaya.
Gaya juga dapat mempercepat atau memperlambat gerak benda. Selain itu, gaya
secara sederhana juga dapat dikatakan sebagai tarikan atau dorongan.
Salah satu contoh gaya yang sering dijumpai adalah gaya gesek atau gaya
gesekan. Di dunia ini selalu ada gaya gesekan karena setiap hari akan selalu ada
sentuhan baik dengan benda mati maupun dengan benda hidup. Gaya gesekan
akan timbul ketika dua benda bersentuhan. Seperti ketika kita meletakkan balok

kayu di atas meja. Jika balok kayu tidak digerakkanpun disitu masih ada gaya
gesekan yang bekerja yang disebut gaya gesekan statik. Dan akan menjadi gaya
gesekan kinetik ketika balok kayu tersebut digerakkan.
Ketika dua permukaan benda bersentuhan, maka akan timbul gaya lain
yang memiliki arah tegak lurus dengan permukaan tempat kedua benda
bersentuhan, yang selanjutnya disebut dengan istilah gaya normal. Gaya normal
dan gaya gesekan (statik dan kinetik) ini bekerja pada benda yang bersentuhan.
Oleh karena itu, berdasarkan ulasan-ulasan tersebut, maka penyusun
tertarik untuk melakukan praktikum fisika dasar 3 dengan judul “Menyelidiki

Hubungan antara Gaya Normal dengan Gaya Gesekan Statik dan Kinetik”.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
praktikum ini yaitu: “Apakah semakin besar gaya normal yang diberikan maka
semakin besar pula gaya gesekan statik dan kinetik yang diperoleh?”

C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan praktikum ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan statik dan
kinetik.

D. Manfaat Praktikum
Hasil praktikum ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi guru, dapat membantu guru dalam memberikan motivasi belajar,
membuat proses belajar fisika menjadi menarik dan menyenangkan,
mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik, dan tentunya dalam
mengajarkan materi gaya gesek kepada peserta didiknya.

2. Bagi peserta didik, dapat menjadi sarana dalam memudahkan pemahaman


mengenai materi gaya gesek yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari, namun terkadang tidak disadari, sehingga dapat meminimalisir gaya
gesekan yang merugikan dan memanfaatkan gaya gesekan yang
menguntungkan dengan sebaik-baiknya.
3. Bagi pengembangannya, mampu meningkatkan kualitas/mutu pendidikan
terkait mata pelajaran fisika di sekolah melalui pelaksanaan praktikum
sebagai penunjang pembelajaran di dalam kelas yang akan terwujud dengan
adanya peningkatan hasil belajar dari peserta didik dan juga hasil praktikum

ini dapat menjadi bahan referensi selanjutnya bila diperlukan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Gaya Gesek
Jika Anda mendorong sebuah almari besar dengan gaya kecil, maka almari
tersebut dapat dipastikan tidak akan bergerak (bergeser). Jika Anda
mengelindingkan sebuah bola di lapangan rumput, maka setelah menempuh jarak
tertentu bola tersebut pasti berhenti. Mengapa hal-hal tersebut dapat terjadi? Apa
yang menyebabkan almari sulit di gerakkan dan bola berhenti setelah menempuh
jarak tertentu? (Nurachmandani, 2009: 89).
Menurut Nurachmandani, (2009: 89), gaya yang melawan gaya yang Anda
berikan ke almari atau gaya yang menghentikan gerak bola adalah gaya gesek.
Gaya gesek adalah gaya yang bekerja antara dua permukaan benda yang saling
bersentuhan. Arah gaya gesek berlawanan arah dengan kecenderungan arah gerak
benda.

2. Jenis Gaya Gesekan


Menurut Nurachmandani (2009: 89), gaya gesekan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu gaya gesekan statis dan gaya gesekan kinetis.
a. Gaya Gesek Statis (fs)
Gaya gesek statis (fs) adalah gaya gesek yang bekerja pada benda selama
benda tersebut masih diam. Menurut Hukum I Newton, selama benda masih diam
berarti resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah nol. Jadi, selama
benda masih diam gaya gesek statis selalu sama dengan gaya yang bekerja pada
benda tersebut (Nurachmandani, 2009: 89).

3
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
fs, maks = µ s N (2.1)
Keterangan:
fs : Gaya Gesekan Statis Maksimum (N)
µ s : Koefisien Gesekan Statis (Nurachmandani, 2009: 89).
b. Gaya Gesek Kinetis (fk)
Gaya gesek kinetis (fk) adalah gaya yang bekerja pada saat benda dalam
keadaan bergerak. Gaya ini termasuk gaya dissipatif, yaitu gaya dengan usaha
yang dilakukan akan berubah menjadi kalor. Perbandingan antara gaya gesekan
kinetis dengan gaya normal disebut koefisien gaya gesekan kinetis
(Nurachmandani, 2009: 90).
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
fk = µ k N (2.2)
Keterangan:
fk : Gaya Gesekan Kinetis (N)
µ k : Koefisien Gesekan Kinetis (Nurachmandani, 2009: 90).

3. Koefisien Gesekan
Tabel 2.1: Koefisien Gesekan*

Permukaan Koefisien Gesekan Koefisien Gesekan

Statik, µs Kinetik, µ k

Kayu pada kayu 0,4 0,2

Es pada es 0,1 0,03

Logam pada logam


0,15 0,07
(dilumasi)

Baja pada baja (tidak


0,7 0,6
dilumasi)

4
Karet pada beton kering 1,0 0,8

Karet pada beton basah 0,7 0,5

Karet pada permukaan padat


1-4 1
lainnya

Teflon® pad Teflon di


0,04 0,04
udara

Teflon pada baja di udara 0,04 0,04

Bantalan peluru yang


<0,01 <0,01
dilumasi

Persendian tungkai (lengan


0,01 0,01
manusia)

*Nilai-nilai ini merupakan pembulatan dan hanya ditujukan sebagai


petunjuk (Giancoli, 2001: 114).
4. Contoh Gaya Gesek
a. Gaya Gesek yang Merugikan
Pernahkah anda memperhatikan bagian dalam mesin mobil atau sepeda
motor? Pada mesin mobil dan sepeda motor terdapat piston dan bagain lain yang
bergerak. Untuk mengurangi gaya gesek antara bagian-bagian yang berputar dan
bagian yang diam di dalam mesin, dibutuhkan bahan pelumas, seperti oli. Tanpa
oli, gesekan di antara bagian –bagian mesin akan mengakibatkan mesin menjadi
aus dan rusak. Selain itu, gaya gesek antara gerak mesin dan silindernya dapat
mengakibatkan panas yang berlebihan. Oleh karena itu, gaya gesek pada mesin
adalah contoh gaya gesek yang merugikan (Kamajaya, 2007: 133).

5
(Sumber: Kamajaya, 2007: 133)
Gambar 2.1: Tanpa adanya oli, gesekan di dalam mesin akan
mengakibatkan mesin aus, panas, dan rusak

Kamajaya (2007: 133) menjelaskan bahwa dalam kehidupan sehari-hari,


alat-alat rumah tangga, seperti kunci pintu, engsel pintu, rantai sepeda, dan
piringan sepeda, kadang-kadang susah untuk digerakkan. Pada saat digerakkan
timbul bunyi berderit yang disebabkan adanya gesekan. Untuk itu dibutuhkan
minyak pelumas untuk mengurangi gaya geseknya. Begitu pula gesekan yang
terlalu besar antara ban mobil dan permukaan jalan, termasuk gaya gesek yang
merugikan karena akan membuat permukaan ban cepat aus.
b. Gaya Gesek yang Menguntungkan
Kamajaya (2007: 134) menjelaskan bahwa, anda akan sulit berjalan kaki di
atas lantai yang licin dan kendaraan akan sulit dihentikan atau direm di jalan yang
licin. Oleh karena itu, jalan raya tidak boleh dibuat terlalu licin agar kendaraan
yang melewatinya tidak slip. Dalam keadaan demikian, diperlukan gaya gesek
agar kendaraan dapat berhenti jika direm. Dengan maksud yang sama, permukaan
ban sepeda, ban motor, dan ban mobil dibuat bergerigi supaya tidak slip ataupun

supaya mudah dihentikan pada saat direm.

6
Gesekan anatara rem sepeda dan pelek sepeda, gaya gesek kanvas rem
motor atau mobil terhdap rodanya juga merupakan contoh gaya gesek yang
menguntungkan (Kamajaya, 2007: 134).

(Sumber: Kamajaya, 2007: 134)


Gambar 2.2: Rem Sepeda merupakan Gesekan yang Bermanfaat

5. Pengertian Gaya Normal


Apabila sebuah benda ditekan pada suatu permukaan, benda bersangkutan
mendapat gaya yang tegak lurus terhadap permukaan tempat benda ditekan. Gaya

tersebut dinamakan gaya normal N, suatu nama yang berasal dari istilah
matematika, normal, yang berarti “tegak lurus” (Halliday, dkk, 2005: 167).
6. Contoh Gaya Normal

Menurut Halliday, dkk (2005: 167), jika sebuah benda dalam keadaan
diam pada suatu permukaan horizontal seperti di dalam Gambar 2.3, N berarah ke
atas dan berat benda W = mg berarah ke bawah. Untuk susunan partikular ini, kita
mendapatkan nilai N dari hubungan kedua ∑ Fy = may:
∑ Fy = N – mg = may (2.3)
dan sehingga, dengan ay = 0,
N = mg (2.4)

7
(Sumber: Halliday, dkk, 2005: 167)
Gambar 2.3: Benda yang dalam Keadaan Diam Berada di atas Permukaan
Meja Mendapat Gaya Normal N Tegak Lurus terhadap
Permukaan Meja

B. Hipotesis
Hipotesis dalam praktikum ini adalah: “Semakin besar gaya normal yang
diberikan, maka semakin besar pula gaya gesekan statik dan kinetik yang
diperoleh”.

8
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Identifikasi Variabel
Identifikasi masalah dalam praktikum ini adalah hubungan antara gaya
normal dengan gaya gesekan statik dan kinetik
a. Variabel Kontrol = Massa balok
b. Variabel Respon = Keadaan benda, gaya gesekan statik, dan gaya gesekan
kinetik
c. Variabel Manipulasi = Massa beban (gaya normal)

B. Definisi Operasional Variabel


a. Variabel Kontrol
Massa balok adalah ukuran balok yang diukur menggunakan neraca
digital, yang digunakan sebagai benda yang bersentuhan langsung dengan
permukaan papan landasan + katrol meja.

b. Variabel Respon
1. Keadaan Benda
Keadaan benda dalam praktikum ini adalah keadaan balok + beban yang
meliputi 2 keadaan, yaitu tepat akan bergerak dan bergerak (GLB).
2. Gaya Gesekan Statik
Gaya gesekan statik adalah gaya yang bekerja pada saat balok + beban
dalam keadaan diam atau tepat akan bergerak. Dilambangkan dengan fs.
3. Gaya Gesekan Kinetik
Gaya gesekan kinetik adalah gaya yang bekerja pada saat balok + beban

dalam keadaan bergerak (GLB). Dilambangkan dengan fk.

9
c. Variabel Manipulasi
Massa beban adalah massa dari balok lain yang digunakan sebagai beban
dalam praktikum ini yang diukur menggunakan neraca digital. Ada 3 massa beban
yang berbeda dalam praktikum ini. Massa beban jika ditambahkan dengan massa
balok sebelumnya inilah yang dimasukkan sebagai besar dari gaya normal.

C. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1. Alat
a. Neraca Pegas 0-5 N 2 Buah
b. Neraca Digital 1 Buah
c. Papan Landasan + Katrol Meja 1 Buah
2. Bahan
a. Balok 0,212 Kg 1 Buah
b. Beban 0,044 Kg 1 Buah
c. Beban 0,087 Kg 1 Buah

d. Beban 0,129 Kg 1 Buah


e. Tali secukupnya

10
D. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan alat-alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum

Gambar 3.1: Alat dan Bahan yang digunakan dalam Praktikum

2 Menentukan NST dari neraca pegas dan neraca digital yang digunakan
dalam praktikum
3. Mengukur massa balok dengan menggunakan neraca digital
4. Mengukur massa 3 buah beban dengan menggunakan neraca digital
5. Merangkai alat-alat dan bahan seperti gambar berikut:

Gambar 3.2: Rangkaian Praktikum Hubungan antara Gaya Normal dengan


Gaya Gesekan Statik dan Kinetik

6. Menarik benda (balok + beban) dengan neraca pegas

11
7. Memperhatikan penunjukan skala pada neraca pegas pada saat benda
(balok + beban) dalam keadaan tepat akan bergerak
8. Memperhatikan penunjukan skala pada neraca pegas pada saat benda
(balok + beban) dalam keadaan bergerak (GLB)
9. Melakukan langkah 6-8 pada beban lain yang ditambahkan di atas balok
10. Mencatat hasil praktikum ke dalam tabel praktikum

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1: Hubungan antara Gaya Normal dengan Gaya Gesekan Statik
dan Kinetik

No. Gaya Normal (N) Gaya Gesek (N) Keadaan Benda

2,56 Tepat Akan Bergerak


1. 2,56
1,40 Bergerak (GLB)

2,99 Tepat Akan Bergerak


2. 2,99
1,75 Bergerak (GLB)

3,41 Tepat Akan Bergerak


3. 3,41
2,10 Bergerak (GLB)

B. Pembahasan
Dari persamaan fs = µ s . N dan fk = µ k . N dimana fs adalah gaya gesekan
statik, fk adalah gaya gesekan kinetik, dan N adalah gaya normal, maka dapat
dinyatakan bahwa gaya normal sebanding atau berbanding lurus dengan gaya
gesekan statik dan kinetik. Artinya, besarnya gaya normal mempengaruhi
besarnya gaya gesekan statik dan kinetik.
Pada praktikum ini digunakan 1 balok dengan massa 0,212 Kg dan 3 buah
beban (balok lain) dengan massa yang berbeda-beda, yaitu sebesar 0,044 Kg,
0,087 Kg, dan 0,129 Kg. Massa balok ditambahkan dengan suatu beban
digunakan sebagai besar dari gaya normal. Gaya gesekan statik adalah gaya
gesekan yang bekerja pada saat benda dalam keadaan tepat akan bergerak dan

13
gaya gesekan kinetik adalah gaya gesekan yang bekerja pada saat benda dalam
keadaan bergerak (GLB).
Pada gaya normal pertama, yaitu sebesar 2,56 N diperoleh gaya gesekan
statik 2,56 N dengan benda dalam keadaan tepat akan bergerak dan gaya gesekan
kinetik 1,40 N dengan benda dalam keadaan bergerak (GLB). Pada gaya normal
kedua, yaitu sebesar 2,99 N diperoleh gaya gesekan statik 2,99 N dengan benda
dalam keadaan tepat akan bergerak dan gaya gesekan kinetik 1,75 N dengan
benda dalam keadaan bergerak (GLB). Pada gaya normal terakhir, yaitu gaya
normal ketiga sebesar 3,41 N diperoleh gaya gesekan statik 3,41 N dengan benda
dalam keadaan tepat akan bergerak dan gaya gesekan kinetik 2,10 N dengan
benda dalam keadaan bergerak (GLB).
Berdasarkan hasil praktikum tersebut terlihat bahwa gaya gesekan statik
yang bekerja pada benda dalam keadaan tepat bergerak memiliki nilai yang sama
dengan gaya normal (fs = N) dan gaya gesekan statis selalu lebih besar daripada
gaya gesekan kinetik yang bekerja pada benda dalam keadaan bergerak (GLB)
dengan kata lain fs > fk, serta terlihat bahwa jika gaya normal yang diberikan

diperbesar, maka gaya gesekan statik dan kinetik yang dihasilkan juga ikut
meningkat. Hal ini juga ditunjukkan oleh Grafik 1: Hubungan antara Gaya
Normal dengan Gaya Gesekan Statik dan Grafik 2: Hubungan antara Gaya
Normal dengan Gaya Gesekan Kinetik pada lampiran analisis hasil perhitungan.

14
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah semakin besar
gaya normal yang digunakan atau yang diberikan, maka semakin besar pula gaya
gesekan statik dan kinetik yang diperoleh atau dihasilkan, begitupun sebaliknya
semakin kecil gaya normal yang digunakan atau yang diberikan, maka semakin
kecil pula gaya gesekan statik dan kinetik yang diperoleh atau dihasilkan.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan terkait dengan praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebaiknya faktor lain selain gaya normal yang berhubungan dengan gaya
gesekan statik dan kinetik juga dipraktikumkan sehingga dapat dibuktikan
faktor-faktor apa saja yang berhubungan atau mempengaruhi besarnya gaya

gesekan statik dan kinetik.


2. Hendaknya lebih teliti lagi dalam memperhatikan penunjukan skala pada
neraca pegas saat menarik benda (balok + beban) sambil memperhatikan
keadaan benda (balok + beban) agar diperoleh hasil praktikum yang lebih
akurat.
3. Beban yang ditempatkan di atas balok berupa balok lain dalam praktikum ini
dapat digantikan dengan benda lain untuk menghindari kebingungan dalam
melakukan pengambilan data hasil praktikum.

15
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C., 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Halliday, Resnick, dkk., 2005. Dasar-dasar Fisika Versi diperluas Jilid 1.
Tangerang: Binarupa Aksara.
Kamajaya, 2007. Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas X Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah. Bandung: Grafindo.
Nurachmandani, Setya. 2009. Fisika 1: untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

16
LAMPIRAN

17
Lampiran 1: Analisis Perhitungan Hasil Praktikum

1. Rumus Umum
a. Benda Tepat Akan Bergerak
fs = µ s . N
µ s = fs
N
b. Benda dalam Keadaan GLB
fk = µ k . N
µ k = fk
N
2. Perhitungan

a. Benda Tepat Akan Bergerak


 µ s1 = fs1
N1
= 2,56
2,56
=1
 µ s2 = fs2
N2
= 2,99
2,99
=1
 µ s3 = fs3
N3
= 3,41
3,41
=1
b. Benda dalam Keadaan GLB
 µ k1 = fk1
N1
= 1,40
2,56
= 0,55
 µ k2 = fk2
N2
= 1,75

18
2,99
= 0,58
 µ k3 = fk3
N3
= 2,10
3,41
= 0,61
3. Rambat Ralat
 µ s = fs µ s = fs . N-1
N
∆ µs = µ s . ∆fs + µ s . ∆N
fs N

∆ µ s = N-1 . ∆fs + fs . N-2 . ∆N

∆ µ s = N-1 . ∆fs + fs . N-2. ∆N


µs fs . N-1 fs . N-1

∆ µ s = ∆fs + ∆N µ s
fs N

 µ k = fk µ k = fk . N-1
N
∆ µk = µ k . ∆fk + µ k . ∆N
fk N

∆ µ k = N-1 . ∆fk + fk . N-2 . ∆N

∆ µ k = N-1 . ∆fk + fk . N-2. ∆N


µk fk . N-1 fk . N-1

∆ µ k = ∆fk + ∆N µ k
fk N

∆N = ∆fs = ∆fk = ½ . NST Neraca Pegas


= ½. 0,1 N
= 0,05 N

19
a. Benda dalam Keadaan Tepat Akan Bergerak
 Percobaan 1
∆ µ s1 = ∆fs + ∆N µ s1
fs1 N1

= 0,05 + 0,05 1,00


2,56 2,56
= 0,02 + 0,02 1,00
= 0,04
Kesalahan Relatif (KR) = ∆ µ s1 x 100 %
µ s1
= 0,04 x 100 %
1,00
=4%
Derajat Kepercayaan (DK) = 100 % - KR
= 100 % - 4 %
= 96 %
Pelaporan Fisika (PF) = µ s1 ± ∆ µ s1
= 1,00 ± 0,04

 Percobaan 2

∆ µ s2 = ∆fs + ∆N µ s2
fs2 N2

= 0,05 + 0,05 1,00


2,99 2,99
= 0,02 + 0,02 1,00
= 0,04
Kesalahan Relatif (KR) = ∆ µ s2 x 100 %
µ s2
= 0,04 x 100 %
1,00
=4%

20
Derajat Kepercayaan (DK) = 100 % - KR
= 100 % - 4 %
= 96 %
Pelaporan Fisika (PF) = µ s2 ± ∆ µ s2
= 1,00 ± 0,04

 Percobaan 3

∆ µ s3 = ∆fs + ∆N µ s3
fs3 N3

= 0,05 + 0,05 1,00


3,41 3,41
= 0,01 + 0,01 1,00
= 0,02
Kesalahan Relatif (KR) = ∆ µ s3 x 100 %
µ s3
= 0,02 x 100 %
1,00
=2%
Derajat Kepercayaan (DK) = 100 % - KR
= 100 % - 2 %
= 98 %
Pelaporan Fisika (PF) = µ s3 ± ∆ µ s3

= 1,00 ± 0,02

b. Benda dalam Keadaan GLB


 Percobaan 1

∆ µ k1 = ∆fk + ∆N µ k1
fk1 N1

21
= 0,05 + 0,05 0,55
1,40 2,56
= 0,03 + 0,02 0,55
= 0,03
Kesalahan Relatif (KR) = ∆ µ k1 x 100 %
µ k1
= 0,03 x 100 %
0,55
= 5,45 %
Derajat Kepercayaan (DK) = 100 % - KR
= 100 % - 5,45 %

= 94,55 %
Pelaporan Fisika (PF) = µ k1 ± ∆ µ k1
= 0,55 ± 0,03

 Percobaan 2

∆ µ k2 = ∆fk + ∆N µ k2
fk2 N2

= 0,05 + 0,05 0,58


1,75 2,99
= 0,03 + 0,02 0,58
= 0,03
Kesalahan Relatif (KR) = ∆ µ k2 x 100 %
µ k2
= 0,03 x 100 %
0,58
= 5,17 %
Derajat Kepercayaan (DK) = 100 % - KR
= 100 % - 5,17 %
= 94,83 %
Pelaporan Fisika (PF) = µ k2 ± ∆ µ k2

22
= 0,58 ± 0,03

 Percobaan 3

∆ µ k3 = ∆fk + ∆N µ k3
fk3 N3

= 0,05 + 0,05 0,61


2,10 3,41
= 0,03 + 0,01 0,61
= 0,02
Kesalahan Relatif (KR) = ∆ µ k3 x 100 %
µ k3
= 0,02 x 100 %
0,61
= 3,28 %
Derajat Kepercayaan (DK) = 100 % - KR
= 100 % - 3,28 %
= 96,72 %
Pelaporan Fisika (PF) = µ k3 ± ∆ µ k3
= 0,61 ± 0,02
4. Grafik
Grafik 1: Hubungan antara Gaya Normal dengan
Gaya Gesekan Statik
4
Gaya Gesekan Statik (N)

3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
2.56 2.99 3.41

Gaya Normal (N)

23
Tan = ∆fs
∆µ s
= fs2- fs1
µ s2- µ s1
= 2,99-2,56
1-1
= 0,43
0
=0

Grafik 2: Hubungan antara Gaya Normal dengan


Gaya Gesekan Kinetik
2,5
Gaya Gesekan Kinetik (N)

1,5

0,5

0
2.56 2.99 3.41

Gaya Normal (N)

Tan = ∆fk
∆µ k
= fk2- fk1
µ k2- µ k1
= 1,75-1,40
0,58-0,55
= 0,35
0,03
= 11,67

24
Lampiran 2: Foto-foto Praktikum

Gambar 1: Alat dan Bahan yang digunakan dalam Praktikum

Gambar 2: Rangkaian Praktikum

25
Gambar 3: Pengukuran Massa Balok

Gambar 4: Pencatatan Hasil Pengukuran Massa Balok

26
Gambar 5: Pengukuran Massa Beban

Gambar 6: Pencatatan Hasil Pengukuran Massa Beban

27
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ahsan Wahyudin, S.Pd., lahir di Kel. Minasate’ne,
Kec. Pangkeje’ne, Kab. Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan
pada hari senin tanggal 3 Mei 1993. Penyusun merupakan
buah hati dari pasangan Drs. H. Ambo Tang dan Dra. Hj.
Haslinda Gassing. Penyusun adalah anak pertama dari 2 orang
bersaudara.
Riwayat pendidikan formal penyusun bermula di TK
Pertiwi Ranting Minasate’ne (1997-1999). Setelah tamat,
penyusun melanjutkan pendidikan dasar di SD Negeri 14 Bontote’ne (1999-2005).
Setelah tamat, penyusun melanjutkan pendidikan tingkat menengah pertama di
MTs Muhammadiyah Sibatua Pangkaje’ne (2005-2008). Setelah lulus, penyusun
melanjutkan pendidikan tingkat menengah atas di SMA Negeri 1 Pangkaje’ne
(2008-2011). Selanjutnya, penyusun melanjutkan pendidikan S1 dengan
mengambil jurusan Pendidikan Fisika di Universitas Islam Negeri (UIN)
Alauddin Makassar (2011-2015). Pada tahun 2015 pula, penyusun dinyatakan
diterima sebagai mahasiswa S2 Program Studi Pendidikan Fisika Universitas
Negeri Makassar (UNM) dan sampai sekarang masih menjalani perkuliahan
Semester 1.
Beberapa penghargaan atau prestasi yang pernah diperoleh oleh penyusun
adalah sebagai berikut:
1. Juara 2 Lomba Kaifiat Shalat SD Tingkat Wilayah II Kecamatan Minasate'ne
(2003)
2. Juara 1 Lomba Kaifiat Shalat SD Tingkat Kecamatan Minasate'ne (2004)
3. Juara 2 Lomba Cerdas Cermat Terumbu Karang SMA Tingkat Kabupaten
Pangkep (2009)
4. Penyisihan Grup Lomba Cerdas Cermat UUD 1945 & TAP MPR SMA Se
Sulawesi Selatan (2009)
5. Semifinalis Lomba Cerdas Cermat Terumbu Karang SMA Tingkat Propinsi
Sulawesi Selatan (2010)
6. Juara 2 Lomba Duta KarangSMA Tingkat Kabupaten Pangkep (2011)
Penyusun juga tidak lupa untuk aktif di berbagai organisasi dan komunitas.
Riwayat/pengalaman organisasi dan komunitas yang digeluti beserta
jabatan/pangkat yang diemban oleh penyusun adalah sebagai berikut:
1. Pramuka di SD Negeri 14 Bontote'ne Pangkep sebagai Anggota Pramuka
Tingkat Siaga (2003-2005)
2. Pramuka di Gugus Depan 741/742 MTs Muhammadiyah Sibatua Pangkep
sebagai Anggota Pramuka Tingkat Penggalang Ramu dan Rakit (2005-2007)

28
3. Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) di MTs Muhammadiyah Sibatua
Pangkep sebagai Anggota (2006-2008)
4. Hizbul Wathan di MTs Muhammadiyah Sibatua Pangkep sebagai Anggota
(2007-2008)
5. Pramuka di Dewan Ambalan Kaluku Loloa Gugus Depan 001/002 SMA
Negeri 1 Pangkeje'ne Pangkep (2008-2011) sebagai:
- Peserta Pencapaian SKU Pramuka Tingkat Penegak Bantara (2008-2009)
- Wakil Sekretasis di Dewan Ambalan Pencapaian SKU Pramuka Tingkat
Penegak Bantara (2009-2010)
- Panitia dan Pendamping di Dewan Ambalan Pencapaian SKU Pramuka
Tingkat Penegak Bantara (2010-2011)
6. IPPM Pangkep di Koordinator UIN Alauddin Makassar sebagai Anggota
(2011-2015)
7. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) di HMJ Pendidikan Fisika UIN
Alauddin Makassar (2012-2015) sebagai:
- Wakil Koordinator Divisi Keagamaan & Kerohanian (2012-2013)
- Koordinator Divisi Keagamaan & Kerohanian (2013-2014)
- Sekretaris Umum (2014-2015)
8. Rumah Pelangi Kardus (Rumah Peka) UIN Alauddin Makassar sebagai
Anggota (2014-2015)
9. Gerakan Sedekah Buku Helloprivate sebagai Anggota (2015-sekarang)
10. Relawan Panitia Kelas Inspirasi Makassar 4 sebagai Anggota Divisi
Recruitment (2015-sekarang)
Riwayat pekerjaan penyusun antara lain semasa kuliah S1 semester 3
pernah aktif di Laboratorium Kimia Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Alauddin Makassar sebagai pembimbing praktikum pada mata kuliah Kimia
Dasar di jurusan Pendidikan Fisika dan di semester 3 ini pula penyusun menjadi
tentor privat mata pelajaran IPA Terpadu SD persiapan UN SD (2012). Semua
Kegiatan ini dilakukan untuk menambah pengalaman selama masa kuliah dan
akan menjadi penunjang life skill di masa mendatang. Namun semua hal itu,
belum membuat penyusun merasa puas dan berharap untuk dapat memperoleh
ilmu dan pendidikan yang lebih tinggi lagi.

29

Anda mungkin juga menyukai