Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA DASAR 1
“PESAWAT ATWOOD”

Tanggal Pengumpulan : Minggu, 05 November 2017


Tanggal Praktikum : Selasa, 31 Oktober 2017
Waktu Praktikum : 07.30 – 09.00 WIB

Nama : Aida Nur Azki Utami


NIM : 11170163000017
Kelompok/ Kloter : 6 (Enam) / 1 (Satu)
Nama Anggota :
1. Luthfi Irshandy (11170163000014)
Kelas : Pendidikan Fisika 1A

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
“PESAWAT ATWOOD”
A. Tujuan Praktikum
1. Dapat mengetahui pesawat atwood
2. Dapat menentukan percepatan gerak sebuah sistem
3. Dapat menentukan kesepatan sebuah sistem
4. Dapat lebih memahami mengenai GLB dan GLBB
5. Dapat memahami konsep materi kinematika dalam mata perkuliahan
Fisika Dasar 1
6. Dapat mengetahui penerapan pesawat atwood dalam kehidupan sehari-
hari

B. Dasar Teori
Pesawat atwood adalah alat yang menjelaskan tentang hubungan
antara tegangan, energi kinetik dan energi potensial. Dengan
menggunakan pemberat yang dihubungkan dengan tali pada sebuah katrol.
Ada 2 benda dalam prinsip kerjanya, benda yang berat akan diletakkan
lebih tinggi posisinya dibanding benda yang lebih ringan. Sehingga benda
yang lebih berat akan turun karena gravitasi dan menarik benda yang
ringan yang telah dihubungkan tali dan katrol. Dan pada pesawat atwood
ini kita akan mengamati benda bergerak lurus beraturan (GLB) dan gerak
lurus berubah beraturan (GLBB).
Sejak dulu peralatan ini sering digunakan untuk mendemonstrasi-
kan gerak lurus dengan kecepatan yang konstan, gerak lurus dengan
percepatan konstan dan gerak lurus dengan kecepatan dan percepatan yang
dapat diatur. Alat ini digunakan ketika teknik pengukuran belum terlalu
canggih sehingga ketika ingin mengukur gerak benda kita harapkan benda
bergerak lambat. Namun, dengan peralatan yang modern saat ini, benda
yang bergerak cepat pun dapat diukur dengan teliti baik posisi, kecepatan
maupun percepatannya. (Abdullah, 2016: 261)
Kinematika merupakan cabang mekanika yang membahas gerak
benda tanpa memperhatikan penyebabnya. Adapun cabang mekanika yang
mempelajari gerak beserta penyebabnya (berupa gaya) disebut dinamika.
Sebuah benda disebut berkeadaan stasioner bila benda itu dalam dalam
keadaan diam atau melakukan gerak lurus beraturan (GLB). Keadaan
gerak benda dapat berubah dari keadaan stasioner ke keadaan lain bila ada
pengaruh dari luar, yaitu gaya. Jadi gaya merupakan perubah gerak atau
penyebab gerak translasi benda. Adapun peubah gerak rotasi bendadisebut
torsi atau momen gaya. Kinematika membahas gerak benda, baik dalam
keadaan bergerak maupun kuantitas (besarnya) gerak benda tanpa
memperhatikan gaya sebagai peubah gerak (Fisika Dasar, 2009: 41)
Semua gejala dalam mekanika dapat digambarkan dengan
menggunakan tiga hukum sederhana yang dinamakan hukum Newton
tentang gerak. (Fisika Untuk Sains dan Teknik, 1998: 87)
1. Hukum pertama Newton tentang gerak
Aristoteles (384- 322 SM) meyakini bahwa gaya diperlukan
untuk mempertahankan benda bergerak pada suatu bidang
horizontal. Menurutnya keadaan alami benda adalah diam dan
dia berpendapat bahwa semakin besar gaya yang bekerja pada
benda tersebut, maka akan semakin besar juga kelajuannya.
(Giancoli, 2014: 94)
Sekitar 2000 tahun kemudian, Galileo menyangkal
pemikiran ini, menurut Galileo sama alaminya bagi sebuah
benda untuk bergerak dengan kecepatan konstan atau untuk
diam. Jadi menurutnya, jika tidak ada gaya yang diberikan pada
sebuah benda yang sedang bergerak, maka benda itu akan terus
bergerak dengan kecepatan yang konstan di sepanjang lintasan
yang lurus. (Giancoli, 2014 : 94)
Isaac Newton membangun teori besarnya tentang gerak
yang dirngkumnya menjadi “tiga hukum tentang gerak”. Yang
dipublikasikan pada tahun 1687. (Giancoli, 2014: 94)
Bunyi hukum I Newton “Setiap benda akan terus berada
dalam keadaan diam, atau terus bergerak lurus dengan
kecepatan seragam selama tidak ada gaya neto yang bekerja
padanya.” Hukum I Newton juga sering disebut dengan “Law
of inertia.” Inersia diartikan sebagai kecenderungan sebuah
benda untuk mempertahankan keadaan diamnya atau kecepatan
seragamnya disepanjang sebuah benda garis lurus. Adapun
persamaannya adalah . (Giancoli, 2014: 95)
2. Hukum kedua Newton tentang gerak
Adapun bunyi Hukum II Newton “Percepatan sebuah benda
berbanding lurus dengan gaya neto yang bekerja padanya, dan
berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatannya
searah dengan gaya neto yang bekerja pada benda.”
Pada Hukum Newton II ini mengaitkan gerak dengan sebab
terjadinya gerak yaitu gaya. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
gaya adalah suatu tindakan yang mampu mempercepat sebuah
benda. Hukum Newton dapat dirumuskan .
(Giancoli, 2014: 96- 97)
3. Hukum ketiga Newton tentang gerak
Adapun bunyi Hukum Newton III “Jika sebuah benda
mengarahkan gaya pada benda kedua, maka benda kedua akan
memberikan gaya yang sama besar kepada benda pertama
namun berlawanan arah dengan benda pertama.”.
Hukum Newton III ini juga sering disebut Faksi = Freaksi
(Giancoli, 2014: 99-101)
Maksud negatif (–) pada gaya yang bekerja pada reaksi itu
artinya berlawanan dengan gaya aksinya. Syarat bekerja pada
benda yang berbeda. (Young, 2001: 95)
Selain berkaitan dengan hukum Newton tentang gerak, pesawat
atwood juga berhubungan dengan konsep gerak lurus. Gerak lurus adalah
gerak suatu objek yang lintasannya berupa garis lurus. Gerak lurus
termasuk sebagai gerak translasi, gerak translasi adalah gerakan suatu
objek yang bergerak tanpa berotasi. Dinamakan gerak lurus karena
lintasannya berupa garis lurus. Adapun gerak lurus dapat dibagi menjadi 2
kelompok.
a. Gerak lurus beraturan
Sebuah benda dikatakan bergerak lurus beraturan, jika lintasan dari
benda merupakan garis horizontal atau vertikal dan kecepatannya
setiap saat adalah tetap. Dalam pendekatannya, terdapat beberapa
contoh yang dapat dianalogikan sebagai gerak lurus beraturan.
Misalnya, pada rel lurus, sebuah kereta api dapat dianggap bergerak
lurus jika kereta api menempuh jarak yang sama, maka gerak kereta
api dapat disebut sebagai gerak lurus beraturan. Adapun persamaannya
ialah.
Keterangan:
s = Jarak yang ditempuh (km, m)
t = Waktu tempuh (jam, sekon)
v = Kecepatan (km/jam, m/s) (Muslim, Hikmat dkk: 2006: 13)
b. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus berubah
beraturan adalah gerak yang memiliki lintasan berupa garis lurus
dengan kecepatannya yang berubah beraturan. Pencepatan gerak lurus
berubah beraturan ini bernilai tetap.Dan memiliki rumus:

Keterangan:
s = Jarak yang ditempuh (km, m)
= Kecepatan akhir ( ⁄ )
= Kecepatan awal ( ⁄ )
= Percepatan ( ⁄

(Giancoli, 2014: 34-36)


C. Alat dan Bahan
No. Gambar Nama Alat Jumlah
1. Katrol posisi 1

2. Beban silinder 2

3. Piringan beban 1
silinder

4. Benang penghubung 1

5. Tiang berskala 1

6. Penahan beban 1
berlubang
7. Penahan beban tidak 1
berlubang

8. Penjepit beban 1

9. Tang 1

10. Stopwatch 1

D. Langkah Kerja
1. Percobaan 1(pengkuran percepatan sistem)
No. Gambar Langkah Kerja
Siapkan semua alat dan bahan
yang dibutuhkan untuk memulai
1. praktikum.

Tentukan titik awal (A) = 10 cm

2.
Silinder dijepit pada pelepas
beban yang terdapat di pesawat
3. atwood, sedangkan silinder
dibiarkan tergantung bebas tepat
pada titik A
Pasang penahan beban
berlubang pada titik B dan
4. pasang penahan silinder pada
titik C. Pasang piringan beban
silinder di atas silinder
Hidupkan stopwatch bersamaan
pada saat penjepit beban
dibuka. Kemudian matikan
5.
stopwatch tepat pada saat
piringan beban silinder
tersangkut di titik B
Catatlah hasil waktu dari jarak
yang sudah ditentukan (30 cm-
6. 75 cm dengan kelipatan 5
disetiap pengulangannya)

2. Percobaan 2 (pengukuran kecepatan sistem)


No. Gambar Langkah Kerja
Siapkan semua alat dan bahan
yang dibutuhkan untuk memulai
1. praktikum
Silinder dijepit pada pelepas
beban yang terdapat di pesawat
2. atwood, sedangkan silinder
dibiarkan tergantung bebas tepat
pada titik A.
Tentukan titik B (80 cm) dan
pasang piringan beban silinder
3. diatas silinder

Pasang pemegang beban


berlubang pada titik B dan
4. pemegang beban tanpa lubang
silinder pada titik C.

Buka penahan beban silinder


lalu hidupkan stopwatch
pada saat piringan beban silinder
5. tepat tersangkut di penahan
beban berlubang pada titik B,
dan matikan stopwatch pada saat
silinder mencapai dititik C.
Catatlah hasil waktu dari jarak
yang sudah ditentukan (16 cm-
6. 61 cm dengan kelipatan 5
disetiap pengulangannya)

E. Data Percobaan
1. Percobaan 1 (pengukuran percepatan sistem)
Ulangan (m) (s) ̅ ̅ ̅ ̅

1 0.30 3.19 -0.23 0.0529 -0.92 0.8464


2 0.35 3.34 -0.18 0.0324 -0.71 0.5041
3 0.40 3.53 -0.13 0.0169 -0.58 0.3364
4 0.45 3.56 -0.08 0.0064 -0.55 0.3025
5 0.50 3.72 -0.03 0.0009 -0.39 0.1521
6 0.55 3.94 0.02 0.0004 -0.17 0.0289
7 0.60 4.40 0.07 0.0049 0.29 0.0841
8 0.65 4.60 0.12 0.0144 0.49 0.2401
9 0.70 4.87 0.17 0.0289 0.76 0.5776
10 0.75 5.00 0.22 0.0484 0.89 0.7921
0.53 4.11
Rerata ±
± ± -0.005 0.0207 -0.089 0.3864 ±
SD
0.048 4.29 0.0005

2. Percobaan 2 (pengukuran kecepatan sistem)


Ulangan (m) (s) ̅ ̅ ̅ ̅

1 0.16 0.44 -0.23 0.0529 -0.68 0.4624


2 0.21 0.56 -0.18 0.0324 -0.56 0.3136
3 0.26 0.81 -0.13 0.0169 -0.31 0.0961
4 0.31 0.85 -0.08 0.0064 -0.27 0.0729
5 0.36 1.07 -0.03 0.0009 -0.05 0.0025
6 0.41 1.25 0.02 0.0004 0.13 0.0169
7 0.46 1.31 0.07 0.0049 0.19 0.0361
8 0.51 1.32 0.12 0.0144 0.20 0.0400
9 0.56 1.62 0.17 0.0289 0.50 0.2500
10 0.61 2.00 0.22 0.0484 0.88 0.7744
0.39 1.12
Rerata ±
± ± -0.007 0.0207 0.0030 0.2065 ±
SD
0.048 0.048 0.0065
F. Pengolahan Data

1. Percobaan 1 (pengukuran percepatan sistem)

a. Data 1

b. Data 2

c. Data 3

d. Data 4

e. Data 5

f. Data 6

g. Data 7


h. Data 8

i. Data 9

j. Data 10

2. Percobaan 2 (pengukuran kecepatan sistem)

a. Data 1

b. Data 2

c. Data 3

d. Data 4

e. Data 5

f. Data 6


g. Data 7

h. Data 8

i. Data 9

j. Data 10

3. Mencari Standar Deviasi (SD) pada percobaan 1


a. Standar deviasi y, sebagai jarak

̅ = 0.53 m

No. Data ke-I (yi) Rerata ( ) (yi – ) (yi – )2


1. 0.30 0.53 -0.23 0.0529
2. 0.35 0.53 -0.18 0.0324
3. 0.40 0.53 -0.13 0.0169
4. 0.45 0.53 -0.08 0.0064
5. 0.50 0.53 -0.03 0.0009
6. 0.55 0.53 0.02 0.0004
7. 0.60 0.53 0.07 0.0049
8. 0.65 0.53 0.12 0.0144
9. 0.70 0.53 0.17 0.0289
10. 0.75 0.53 0.22 0.0484

∑ 2065 x


s=√ =√ = 4.8 x
b. Standar deviasi t, sebagai waktu

̅ = 4.11 s

No. Data ke-I (ti) Rerata ( ) (ti – ) (ti – )2


1. 3.19 4.11 -0.92 0.8464
2. 3.34 4.11 -0.71 0.5041
3. 3.53 4.11 -0.58 0.3364
4. 3.56 4.11 -0.55 0.3025
5. 3.72 4.11 -0.39 0.1521
6. 3.94 4.11 -0.17 0.0289
7. 4.40 4.11 0.29 0.0841
8. 4.60 4.11 0.49 0.2401
9. 4.87 4.11 0.76 0.5776
10. 5.00 4.11 0.89 0.7921

∑ 38643 x


s=√ =√ = 429 x

c. Standar deviasi , sebagai percepatan sistem

̅ = 0.064 ⁄
No. Data ke-I (ai) Rerata ( ) (ai – ) (ai – )2
1. -5 25
2. -2 4
3. 0 0
4. 7 49
5. 8 64
6. 7 49
7. -2 4
8. -2 4
9. -4 16
10. -4 16

∑ 23


s=√ =√ =5x

4. Mencari Standar Deviasi (SD) pada percobaan 2


a. Standar deviasi y, sebagai jarak

̅ = 0.39 m

No. Data ke-I (yii) Rerata ( ) (yii – ) (yii – )2


1. 0.16 0.39 -0.23 0.0529
2. 0.21 0.39 -0.18 0.0324
3. 0.26 0.39 -0.13 0.0169
4. 0.31 0.39 -0.08 0.0064
5. 0.36 0.39 -0.03 0.0009
6. 0.41 0.39 0.02 0.0004
7. 0.46 0.39 0.07 0.0049
8. 0.51 0.39 0.12 0.0144
9. 0.56 0.39 0.17 0.0289
10. 0.61 0.39 0.22 0.0484

∑ 2065 x


s=√ =√ = 4.8 x

b. Standar deviasi t, sebagai waktu

̅ = 1.12 s
No. Data ke-i (tii) Rerata ( ) (tii – ) (tii – )2
1. 0.44 1.12 -0.68 0.4624
2. 0.56 1.12 -0.56 0.3136
3. 0.81 1.12 -0.31 0.0961
4. 0.85 1.12 -0.27 0.0729
5. 1.07 1.12 -0.05 0.0025
6. 1.25 1.12 0.13 0.0169
7. 1.31 1.12 0.19 0.0361
8. 1.32 1.12 0.20 0.0400
9. 1.62 1.12 0.50 0.2500
10. 2.00 1.12 0.88 0.7744

∑ 2065 x


s=√ =√ = 4,8 x

c. Standar deviasi , sebagai kecepatan sistem

̅ = 0.350 ⁄

No. Data ke-I (vii) Rerata ( ) (vii – ) (vii – )2


1. 13 169
2. 24 576
3. -30 900
4. 14 196
5. 14 196
6. -22 484
7. 1 1
8. 36
9. -5 25
10. -4 2025

∑ 586


s=√ =√ = 6.5 x

G. Pembahasan
Pada praktikum pesawat atwood kami menggunakan
konsep gerak lurus dikarenakan linstasannya yang digunakan lurus
(tanpa berotasi) dimana ada 2 macam dalam gerak lurus, yakni
gerak lurus berubah beraturan dan gerak lurus berubah beraturan.
Pada percobaan pertama, kami telah membuktikan bahwa
pada lintasan dari titik A sampai titik B mengalami percepatan.
Disebut mengalami percepatan dikarenakan benda mengalami
perubahan kecepatan persatuan waktu yang ditempuh. Adapun
faktor yang dapat memengaruhi sebuah sistem (benda) mengalami
perubahan kecepatan ialah ketika ia diberikan suatu gaya, dapat
berupa gaya dorong, gaya lempar, gaya gesek dan lain sebagainya.
Namun pada praktikum kali ini gaya luar yang kami berikan ialah
berupa piringan beban yang ditaruh diatas benda sehingga
benda yang awalnya diam menjadi bergerak.
Pada praktikum pertama pun dapat dihubungkan dengan
konsep hukum Newton II tentang gerak yang berbunyi “percepatan
benda berbanding lurus dengan gaya yang bekerja padanya dan
berbanding terbalik dengan massa benda tersebut. Dan arah
percepatan benda searah dengan arah gaya yang bekerja padanya.”
Hal ini dapat diartikan bahwa ketika ada gaya luar yang diberikan
maka benda akan mengalami percepatan (perubahan kecepatan)
dan karena percepatan yang dialami sistem (benda) tersebut
konstan, maka benda mengalami gerak lurus berubah beraturan.
Hal ini sesuai dengan data yang kami dapat bahwa percepatan dari
titik A sampai titik B adalah konstan.
Pada percobaan kedua, benda tidak mengalami perbedaan
massa antara dengan . Akibatnya benda tidak dikenai gaya
luar. Benda yang awalnya bergerak karena adanya gaya luar yang
bekerja berupa piringan beban dan ketika piringan beban itu
tersangkut pada penahan beban, benda akan teap meneruskan
geraknya walaupun sudah tidak ada gaya luar yang
mempengaruhinya. Sesuai hukum Newton I “benda yang awalnya
diam akan tetap diam dan benda yang awalnya bergerak pada
lintasan horizontal akan tetap bergerak, selama tidak ada gaya luar
yang mempengaruhinya.”. Hal ini telah kami buktikan bahwa
memang benda akan meneruskan geraknya dengan kecepatan yang
konstan sesuai konsep inersia (kelembaman). Dan pada percobaan
kedua benda tak mengalami percepatan ( ). Hal ini
dikarenakan di sepanjang lintasan dari titik B sampai titik C benda
mengalami kecepatan yang kosntan. Dapat diambil kesimpulan
bahwa pada percobaan kedua ini sistem (benda) mengalami gerak
lurus beraturan.
Pada percobaan kedua telah terjadi kesalahan pada alat,
yakni tali penghubung mengalami gesekan yang cukup kuat
dengan katrol sehingga dapat menghentikan gerakan dari benda
yang awalnya bergerak. Dan hal ini dapat memengaruhi hasil dari
pengukuran terhadap waktunya. Karena apabila gaya gesek yang
bekerja besar, maka sistem (benda) akan membutuhkan waktu
yang lama untuk sampai ke titik yang dituju yaitu titik C. Namun
kesalahan ini dapat di minimalisir dengan cara merubah titik awal,
benda mengalami perubahan titik agar posisi ketika beban
tersangkut lebih rendah dibanding posisi benda , sehingga benda
akan lancar dalam meneruskan geraknya.
H. Tugas Pasca Praktikum
1. Dari percobaan 1, buatlah grafik hubungan antara jarak AB terhadap
waktu menggunakan Ms. Excel, kemudian hitung harga percepatan
katrol dari grafik tersebut dan berikan penjelasan!
Jawab:

Grafik Jarak AB terhadap Waktu


0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8

a. ⁄

b. ⁄

c. ⁄

d. ⁄

e. ⁄

f. ⁄

g. ⁄

h. ⁄

i. ⁄

j. ⁄

Bahwa percepatan akan semakin besar jika waktu yang


ditempuhnya itu semakin kecil. Karena percepatan berbanding
lurus dengan jarak namun berbanding terbalik dengan waktunya.
Namun ketika mengolah data untuk mencari percepatan, kami
mendapatkan bahwa percepatan sistem (benda) itu konstan. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa pada titik A sampai titik B sistem
mengalami gerak lurus berubah beraturan.

2. Hitung momen kelembaman katrol tersebut, jika diketahui


gram; meter; dan gram!
Jawab:

3. Dari percobaan II, buatlah grafik hubungan antara jarak B terhadap


waktu. Kemudian hitung harga kecepatan katrol dari grafik tersebut
dan berikan penjelasan!
Jawab:

Grafik Jarak B terhadap Waktu


0,8

0,6

0,4

0,2

0
0 0,5 1 1,5 2 2,5

a) ⁄

b) ⁄

c) ⁄

d) ⁄
e) ⁄

f) ⁄

g) ⁄

h) ⁄

i) ⁄

j) ⁄

Dari data yang kami dapat, dapat diambil kesimpulan bahwa


kecepatan akan berbanding lurus dengan jarak yang ditempuh
dan berbanding terbalik dengan waktu yang ditempuhnya.
Adapun dikarenakan pada titik B sampai titik C ini sistem
mengalami gerak lurus beraturan maka kecepatan yang didapat
seharusnya konstan, adapun dari data yang kami dapat tidak
mendapat data yang benar- benar konstan dikarenakan
beberapa faktor. Adanya gaya luar (gaya gesek) antara tali
penghubung dengan katrol sehingga pergerakan dari si sistem
tidak lancar dan menyebabkan waktu yang didapat akan lebih
lama.

4. Jelaskan sistem kerja lift yang sudah kita ketahui bahwa lift merupakan
aplikasi dari mesin atwood!
Jawab:
Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk
mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-
gedung bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai.
Prinsip kerja lift sama dengan prinsip kerja mesin atwood dimana lift
itu mempunyai dua massa yang berbeda yang dihubungkan dengan
motor diatasnya. Kereta dan counterweight bergerak agar tidak
berayun-ayun. Untuk memasok listrik ke kereta dan menerima sinyal
listrik, dipergunakan kabel listrik multi wire untuk menghubungkan
antara ruang mesin dengan kereta. Ujung kabel yang terikat dengan
kereta juga ikut bergerak sehingga dinamakan kabel bergerak. Ketika
lift naik, maka otomatis beban yang terhubung akan tergerak ke
bawah, lalu ketika lift terhenti di suatu lantai dikarenakan tombol
switch up atau switch down nya di tekan, maka hal ini sama saja
dengan alat penahan piringan beban pada pesawat atwood, penahan
beban digantikan oleh tombol penentu lantai didalam lift dan tombol
diluar lift. Jadi prinsip kerja lift sama dengan pesawat atwood karena
memakai katrol berupa mesin (motor penggerak).

5. Mengapa percobaan pertama untuk mengukur percepatan sistem dan


percobaan kedua untuk mengukur kecepatan sistem? Jelaskan!
Jawab:
Karena pada percobaan pertama benda mengalami perubahan
kecepatan yang awalnya diam (berada pada skala 10 cm) menjadi
bergerak ketika diberi gaya luar berupa piringan beban, benda
mengalami perubahan kecepatan ( ́ ). Hal ini berarti bahwa
pada percobaan pertama benda mengalami gerak lurus berubah
beraturan (memiliki percepatan yang kosntan), dan memakai
konsep hukum newton 2 yakni apabila ada gaya luar yang bekerja
pada benda, maka benda akan mengalami perubahan kecepatan.
Pada peristiwa ini gaya luar yang memengaruhi ialah piringan
beban. Sedangkan pada percobaan kedua kami mencari kecepatan
dikarenakan massa antara kedua beban sama sehingga kecepatan
konstan dan percepatannya bernilai nol. Dan berkaitan dengan
hukum newton I bahwa benda akan mempertahankan posisinya
(inersia). Pada percobaan kedua benda awalnya bergerak, maka
ketika tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda tidak akan
bermasalah pada gerakan benda, karena benda memiliki sifat
kelembaman yaitu mempertahankan posisinya. Jadi, pada
percobaan kedua, benda akan meneruskan geraknya. Hal ini berarti
benda mengalami gerak lurus beraturan.

I. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami dapatkan setelah
mempraktikumkan pesawat atwood, yaitu:
1. Pesawat atwood adalah alat yang dapat memperlihatkan bahwa
benda mengalami Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak
Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Dengan membuktikan
adanya percepatan yang konstan untuk GLBB dan kecepatan
yang konstan untuk GLB.
2. Percepatan adalah perubahan kecepatan perselang waktu yang
dibutuhkan. Adapun percepatan bisa dicari dengan rumus
.

3. Kecepatan adalah perubahan posisi (dari titik awal sampai titik


akhir) perwaktu yang dibutuhkan untuk menepuh perpindahan
benda tsb. Berbeda halnya dengan kelajuan, karena pada
kelajuan menggunakan jarak yang ditempuh si benda perwaktu
tempuh.
4. Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak benda/ partikel
pada suatu lintasan lurus dimana ia memiliki kecepatan yang
konstan namunpercepatannya bernilai 0. Sedangkan Gerak
Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak pada benda
atau partikel dimana ia memiliki perubahan kecepatan namun
percepatannya konstan.
5. Kinematika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak
dengan tidak memperhitungkan gaya penyebab dari gerak
benda tersebut.
6. Penerapan pesawat atwood dalam kehidupan sehari- hari ialah
pada lift. Dengan prinsip kerja ketika lift naik, maka otomatis
beban yang terhubung akan tergerak ke bawah, lalu ketika lift
terhenti di suatu lantai dikarenakan tombol switch up atau
switch down nya di tekan, maka hal ini sama saja dengan alat
penahan piringan beban pada pesawat atwood.

J. Kritik dan Saran


1. Kritik
- Ketersediaan memperbarui komponen pada pesawat atwood seperti
tali penghubung, baut pada penahan beban (titik B)
- Praktikan kurang teliti dalam proses pengambilan data
2. Saran
- Praktikan diharuskan mengetahui cara pemakaian alat pesawat
atwood
- Praktikan tidak diperkenankan untuk terburu-buru dalam proses
pengambilan data
- Bertindak tepat, cermat dan cepat ketika praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikhrajusin. 2016. Fisika Dasar I. Bandung: ITB

Freedman, and Young. 2001. Fisika Universitas. Jakarta: PT. Erlangga

Giancoli, C Douglas. 2014. Fisika Jilid 1 Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga

Muslim, Hikmat, dkk. 2006. Konsep Fisika Dasar. Bandung: UPI Press.

Priyambodo, Tri kuntoro, dan Eka Jati, Bambang Murdaka. 2009.


Fisika Dasar. Yogyakarta: Andi
Tipler, paul A. 1998. Fisika Untuk Sains Dan Teknik. Jakarta: Erlangga
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai