Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pesawat Atwood merupakan alat percobaan yang sering digunakan untuk
mendapatkan hukum mekanika pada gerakan yang dipercepat secara beraturan.
Sederhananya pesawat atwood tersusun atas 2 benda yang terhubung dengan
seutas kawat / tali. Bila kedua benda massanya sama, keduanya akan diam. Tapi
jika salah satu lebih besar (misal m1> m2). Maka kedua benda akan bergerak ke
arah m1 dengan dipercepat. Gaya penariknya sungguh berat benda 1.
Namun karena banda 2 juga ditarik ke bawah, maka gaya penarik
resultannya adalah benda berat 1 memahami benda berat 2.
Benda berat 1 m1.g dan benda berat 2 m².g Gaya resultannya adalah (m2-m
1) .g Gaya ini menggerakkan kedua benda. Sesuai, percepatan kedua benda
adalah hasil gaya tersebut dibagi jumlah massa kedua benda.
Sebuah benda yang sedang diam, yang artinya sedang tidak ada gaya yang
bekerja, sebuah benda akan terus diam. Pandangan, pandangan bangsa Yunani ini
beralasan, tetapi akan kita bahas nanti bagaimana pandangan itu tidak tepat.
Orang pertama yang menyangkal pandangan bangsa Yunani kuno adalah
Galileo. Menurut "prinsip inersia" yang diusul kan Galileo, sebuah benda yang
bergerak pada permukaan horizontal yang licin sempurna (tanpa gesekan) akan
tetap bergerak dengan kelajuan sempurna.
Berdasarkan pada perkirakan Galileo tersebut, pada tahun 1678 Isaac
Newton yang sekarang kita kenal sebagai Hukum I Newton, kemudian ia pun
mengemukakan Hukum II dan Hukum III Newton.

1|Page Pesawat Atwood


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
1.2 Tujuan Percobaan
1.2.1 Tujuan Instruksi Umum (TIU)
Kami dapat memahami penggunaan pesawat Atwood dalam penentuan
tetapan grafitasi.

1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus (TIK)


1. Menjelaskan peristiwa Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dan
Gerak Lurus Beraturan.
2.Menentukan percepatan

3.Menentukan nilai grafitasi

2|Page Pesawat Atwood


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hukum Newton
Mekanika klasik atau mekanika umum merupakan teori tentang gerak
yang berdasarkan pada konsep massa dan gayanya dan hukum-hukum yang
menggabungkan kosep-konsep fisis ini dengan besaran kinematika,
perpindahan, kecepatan dan percepatan. Semua gejala dalam mekanika klasik
dapat digunakan hanya dengan tiga hukum sederhana yang dinamakan hukum
newton tentang gerak. Hukum Newton menghubungkan percepatan sebuah
benda dengan massa benda tersebut dan gaya-gaya yang bekerja pada benda
tersebut.
Isaac Newton lahir di Woolthorpe, Lincolnshire, Inggris, pada
tanggal 25 Desember tahun 1642. Isaac lulus tahun 1665, tak lama sebelum
wabah pes yang dikenal sebagai Black Death melanda London. Semua
universitas ditutup selama wabah merajalela. Isaac kembali ke peternakan
keluarganya yang sekarang diurus oleh adiknya. Di situ, Isaac melanjutkan
studi dan penelitiannya mengenai teorema binomial, cahaya, teleskop,
kalkulus, dan teologi. Ketika Universitas Cambridge dibuka kembali, Newton
melanjutkan pendidikannya untuk memperoleh gelar sarjana, sambil mengajar
dan melakukan penelitian.
Tahun 1672 Newton diterima sebagai anggota Royal Society--kelompok
ilmuwan yang mengabdikan diri kepada metode eksperimental. Kepada
kelompok ini, dia menyumbangkan salah satu teleskopnya yang baru bersama
temuannya tentang cahaya. Kemudian pada tahun 1689 sampai 1690 Isaac
Newton mewakili Universitas Cambridge sebagai Anggota Parlemen, pada
tahun ini kesehatannya memburuk namun sembuh kembali seperti semula.
Newton meninggal tahun 1727, dalam usia 84 tahun. Dia mendapat
kehormatan dimakamkan di Westminster Abbey. tempat peristirahatan
terakhir bagi keluarga raja, orang terkenal, pahlawan dan ilmuwan. Setelah
Newton meninggal, untuk mengenang jasa-jasanya dibuatlah mata uang
bergambar Newton.

3|Page Pesawat Atwood


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Ide terbesar Newton justru terjadi pada tahun 1666. Pada siang hari dia
membaca dan merenungkan teori Copernicus, Galileo dan Kepler tentang orbit
bumi di bawah pohon apel. Sebuah apel jatuh menimpanya dan dia langsung
mengambil kesimpulan bahwa bulan juga mempunyai daya tarik karena
[bulan] tidak jatuh ke bumi sama seperti apel yang dikenal dengan gravitasi.
Tujuh tahun kemudian, dia baru mendapatkan jawabannya. Mulai bosan
berkutat dengan alam semesta, Newton mulai melakukan eksperimen tentang
cahaya. Newton mengawali penjelajahan sains dengan dasar pemikiran
Galileo, analitikal geometri dari Descartes dan hukum Kepler tentang gerakan
planet yang ada di otak. Ketiga orang inilah yang disebut Newton dengan
raksasa-raksasa yang menggendongnya. Newton memformulasikan tiga
hukum yang mengatur semua gerakan (fenomena) dalam alam semesta dari
galaksi di jagad raya sampai elektron berputar mengelilingi nukleus. Hukum
gerak Newton mampu bertahan tiga abad.. Tidaklah lengkap apabila tidak
menampilkan hukum Newton yang menjadi legenda sampai sekarang.

2.2.Hukum Newton I
Kesimpulan Aristoteles yang menyatakan bahwa,” Benda yang beratnya
sepuluh kali benda lain akan sampai ke tanah sepersepuluh waktu dari waktu
benda yang lebih ringan”. Pada tahun 1678 Sir Isaac Newton menyatakan
hukum pertamanya tentang gerak, yang sekarang kita kenal sebagai Hukum I
Newton Hukum I Newton menyatakan “Sebuah benda akan berada dalam
keadaan diam atau bergerak lurus beraturan apabila resultan gaya yang bekerja
pada benda sama dengan nol”. Secara matematis, Hukum I Newton
dinyatakan dengan persamaan (Terlampir)Hukum di atas menyatakan bahwa
jika suatu benda mula-mula diam maka benda selamanya akan diam. Benda
hanya akan bergerak jika pada suatu benda itu diberi gaya luar. Sebaliknya,
jika benda sedang bergerak maka benda selamanya akan bergerak, kecuali bila
ada gaya yang menghentikannya. Konsep Gaya dan Massa yang dijelaskan
oleh Hukum Newton yaitu Hukum I Newton mengungkap tentang sifat
benda yang cenderung mempertahankan keadaannya atau dengan kata lain
sifat kemalasan benda untuk mengubah keadaannya. Sifat ini kita ini kita

4|Page Pesawat Atwood


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
sebut kelembaman atau inersia. Oleh karena itu, Hukum I Newton disebut
juga Hukum Kelembaman.
2.3.Hukum Newton II
“Setiap benda yang dikenai gaya maka akan mengalami percepatan yang
besarnya berbanding lurus dengan besarnya gaya dan berbanding tebalik
dengan besarnya massa benda.” Kesimpulan dari persamaan diatas yaitu arah
percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja pada benda tersebut.
Besarnya percepatan sebanding dengan gayanya. Jadi bila gayanya konstan,
maka percepatan yang timbul juga akan konstan Bila pada benda bekerja
gaya, maka benda akan mengalami percepatan, sebaliknya bila kenyataan dari
pengamatan benda mengalami percepatan maka tentu akan ada gaya yang
menyebabkannya. Persamaan gerak untuk percepatan yang tetap Jika sebuah
benda dapat bergerak melingkar melalui porosnya, maka pada gerak
melingkar ini akan berlaku persamaan gerak yang ekivalen dengan persamaan
gerak linear. Dalam hal ini ada besaran fisis momen inersia (momen
kelembaman) I yang ekivalen dengan besaran fisis massa (m) pada gerak
linear. Momen inersia (I) suatu benda pada poros tertentu harganya sebanding
dengan massa benda terhadap porosnya. Dimana harga tersebut adalah harga
yang tetap.
2.4.Hukum III Newton
Hukum III Newton menyatakan bahwa “Apabila benda pertama
mengerjakan gaya pada benda kedua (disebut aksi) maka benda kedua akan
mengerjakan gaya pada benda pertama sama besar dan berlawanan arah
dengan gaya pada benda pertama (reaksi).” Secara matematis dinyatakan
dengan persamaan : Faksi = -FreaksI.
Suatu pasangan gaya disebut aksi-reaksi apabila memenuhi syarat sebagai
berikut :
1. sama besar
2. berlawanan arah
3. bekerja pada satu garis kerja gaya yang sama
4. tidak saling meniadakan
5. bekerja pada benda yang berbeda

5|Page Pesawat Atwood


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Secara matematis dinyatakan dengan persamaan (rumus 1.4). Tanda negatif
menjelaskan arah gaya. F aksi bertanda positif, sedangkan F reaksi bertanda
negatif. Hal ini menunjukkan bahwa gaya aksi dan gaya reaksi berlawanan
arah.
Lakukan percobaan agar anda lebih memahami hukum III Newton. Jika
anda mempunyai papan luncur, doronglah tembok sambil berdiri di atas papan
luncur. Setelah anda mendorong tembok, papan luncur bergerak mundur
menjauhi tembok. Arah dorongan anda ke depan, arah gerakan papan luncur
ke belakang. Hal ini menunjukan bahwa tembok juga mendorong anda. Ketika
anda mendorong tembok, pada saat yang sama tembok juga mendorong anda.
Gaya dorong anda bekerja pada tembok, sedangkan gaya dorong tembok
bekerja pada anda. Besar kedua gaya sama tetapi berlawanan arah. Anda dapat
menyebut salah satu gaya sebagai aksi dan gaya lain sebagai reaksi.
Besarnya gaya aksi dan reaksi sama, tetapi arahnya berlawanan. Telapak
kaki kita mendorong lantai ke belakang, lantai mendorong telapak kaki kita ke
depan. Ketika kita berjalan lambat, gaya yang kita berikan kecil, sehingga
gaya reaksi yang diberikan oleh lantai juga kecil, akibatnya kita berjalan
pelan. Pada saat kita berjalan cepat, telapak kaki kita menekan lantai lebih
kuat, akibatnya gaya reaksi yang diberikan lantai juga besar sehingga kita
didorong dengan kuat ke depan. Hukum ketiga Newton berlaku ketika kita
berenang. Ketika kita berenang, kaki dan tangan kita mendorong air ke
belakang. Sebagai reaksi, air mendorong kaki dan tangan kita ke depan,
sehingga kita berenang ke depan.

2.5. Gerak Translasi


Gerak lurus adalah gerak suatu obyek yang lintasannya berupa garis
lurus. Dapat pula jenis gerak ini disebut sebagai suatu translasi beraturan.
Pada rentang waktu yang sama terjadi perpindahan yang besarnya sama.
Gerak lurus dapat dikelompokkan menjadi gerak lurus beraturan dan gerak
lurus berubah beraturan yang dibedakan dengan ada dan tidaknya percepatan.
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus suatu obyek, dimana
dalam gerak ini kecepatannya tetap atau tanpa percepatan, sehingga jarak

6|Page Pesawat Atwood


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
yang ditempuh dalam gerak lurus beraturan adalah kelajuan kali waktu 7
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu obyek, di
mana kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang
tetap. Akibat adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak lagi linier
melainkan kuadratik. Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari
keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya
karena ada percepatan atau perlambatan . Pada umumnya GLBB didasari
oleh Hukum Newton II
GLBB dibagi menjadi 2 macam :
A. GLBB dipercepat
GLBB dipercepat adalah GLBB yang kecepatannya makin lama
makin cepat, contoh GLBB dipercepat adalah gerak buah dari pohonnya.
Grafik hubungan antara v terhadap t pada GLBB dipercepat adalah:
(terlampir)
Sedangkan Grafik hubungan antara s terhadap t pada GLBB
dipercepat adalah: (terlampir)
B. GLBB diperlambat
GLBB diperlambat adalah GLBB yang kecepatannya makin lama
makin kecil (lambat). Contoh GLBB diperlambat adalah gerak benda
dilempar keatas.
Grafik hubungan antara v terhadap t pada GLBB diperlambat (terlampir)
Grafik hubungan antara s terhadap t pada GLBB diperlambat (terlampir)
Persamaan yang digunakan dalam GLBB sebagai berikut : (terlampir)
Untuk menentukan kecepatan akhir (terlampir)
Untuk menentukan jarak yang ditempuh setelah t detik adalah sebagai
berikut: (terlampir)
Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan persamaan diatas adalah saat
GLBB dipercepat tanda yang digunakan adalah (+) . Untuk GLBB
diperlambat tanda yang digunakan adalah (-), catatan penting disini adalah
nilai percepatan (a) yang dimasukkan pada GLBB diperlambat bernilai
positif karena dirumusnya sudah menggunakan tanda negatif.

7|Page Pesawat Atwood


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2.6. Gerak Rotasi
Gerak melingkar atau gerak rotasi merupakan gerak melingkar
suatu benda pada porosnya pada suatu lintasan melingkar. Bila sebuah
benda mengalami gerak rotasi melalui porosnya, ternyata pada gerak ini
akan berlaku persamaan gerak yang ekivalen dengan persamaan gerak
linier. Momen inersia merupakan representasi dari tingkat kelembaman
benda yang bergerak rotasi. Semakin besar momen inersia suatu benda,
semakin malas dia berputar dari keadaan diam, dan semakin malas pula ia
untuk mengubah kecepatan sudutnya ketika sedang berputar. Sebagai
contoh, dalam ukuran yang sama sebuah silinder yang terbuat dari sebuah
besi memiliki momen inersia yang lebih besar daripada silinder kayu. Hal
ini bisa diperkirakan karena terasa lebih berat lagi bagi kita untuk memutar
silinder besi dibandingkan dengan memutar silinder kayu. Momen inersia
pada gerak rotasi bisa dianalogikan dengan massa pada gerak translasi.
Sedangkan gaya pada gerak translasi dapat dianalogikan dengan momen
gaya pada gerak translasi. Jika gaya menyebabkan timbulnya percepatan
pada gerak translasi maka momen gaya itulah yang menyebabkan
timbulnya percepatan sudut pada gerak rotasi. Saat kita memutar sebuah
roda atau membuka daun pintu, saat itu kita sedang memberikan momen
gaya pada benda-benda tersebut. Dengan memanfaatkan pengertian momen
gaya, kita dapat mengadaptasi Hukum II Newton untuk diterapkan pada
gerak rotasi.Berikut merupakan analogi antara besaran-besaran pada gerak
translasi dan besaran-besaran pada gerak rotasi.
Tabel 1. Analogi Besaran-Besaran pada Gerak Lurus dan Gerak Rotasi
Gerak Lurus Gerak Rotasi (terlampir)
Hk. Kekekalan momentum linier
Hk. Kekekalan momentum sudut
Bila sebuah benda mengalami gerak rotasi melalui porosnya, ternyata pada
gerak ini akan berlaku persamaan gerak yang ekivalen dengan persamaan
gerak linier, dimana :
Kedudukan x = besar sudut tempuh
Kecepatan v = kecepatan sudut

8|Page Pesawat Atwood


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Percepatan a = percepatan sudut
Massa m = momen inersia I
Gaya F = momen gaya
Momentum p = momentum sudut
2.7.Pesawat Atwood
Pesawat atwood adalah alat yang digunakan untuk yang menjelaskan
hubungan antara tegangan, energi pontensial dan energi kinetik dengan
menggunakan 2 pemberat (massa berbeda) dihubungkan dengan tali pada
sebuah katrol. Benda yang yang lebih berat diletakan lebih tinggi
posisinya dibanding yang lebih ringan. Jadi benda yang berat akan turun
karena gravitasi dan menarik benda yang lebih ringan karena ada tali dan
katrol. Pesawat atwood merupakan suatu system mekanika yang terdiri
dari dua massa yang dihubungkan dengan tali melalui katrol. Peristiwa ini
sangatlah erat kaitannya dengan Hukum Newton dan Momen Inersia yang
bekerja pada benda dalam system tersebut.Selain itu pesawat atwood
merupakan alat eksperimen yang digunakan untuk mengamati hukum
mekanika pada gerak yang dipercepat secara beraturan.
Seperti yang sudah dikatakan pesawat atwood ini biasa digunakan
untuk membuktikan hukum newton, dimana hukum-hukum newton dapat
digunakan baik dalam gerak lurus maupun dalam gerak melingkar. Selain
itu persamaan dari gerak-gerak lurus dapat diterapkan dalam gerak
melingkar.

9|Page Pesawat Atwood


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2.9 Momen Gaya

Penyebab terjadinya gerak translasi adalah gaya. Sedangkan pada gerak


rotasi, penyebab berputarnya benda dinamakan momen gaya ( = torsi). Contoh
dalam kehidupan sehari-hari ialah, pegangan pintu yang diberikan gaya oleh
tangan kita sehingga engsel di dalamnya dapat berputar.Kincir yang berputar
karena tertiup angin dan lain – lain.
Pada gerak lurus atau gerak translasi, faktor yang menyebabkan adanya
gerak adalah gaya (F). Sedangkan pada gerak rotasi atau gerak melingkar,
selain gaya (F), ada faktor lain yang menyebabkan benda itu bergerak rotasi
yaitu lengan gaya (l) yang tegak lurus dengan garis.
Secara matematis, momen gaya dirumuskan ( rumus 1.5 terlampir ). Jika
antara lengan gaya l dan gaya F tidak tegak lurus maka ( rumus 1.6
terlampir ). dimana θ adalah sudut antara lengan gaya l dengan gaya F.Lengan
gaya merupakan jarak antara titik tumpuan atau poros ke titik dimana gaya itu
bekerja. Jika gaya dikenakan berada di ujung lengan makabisa kita katakan
lengan gaya ( l ) sama dengan jari-jari lingkaran (r). sehingga momen gaya
dapat juga kita tulis ( rumus 1.7 terlampir ).

2.10 Hubungan Hukum Newton Dengan Momen Inersia


Pada hukum kedua Newton menjelaskan tentang yang dikenai gaya
sehingga timbul suatu percepatan benda tersebut yang diakibatkan oleh suatu
gaya. Adapun hukum Newton tersebut sudah dijelaskan sebelumnya,
sedangkan momen inersia merupakan gerak rotasi yang dipengaruhi oleh
massa benda dan juga dipengaruhi pola distribusi massa terhadap sumbu
putar. Dapat kita tarik kesimpulan bahwa keduanya dipengaruhi oleh massa
benda.
Sebagai contoh, sebuah silinder pejal yang jari-jari r dan bermassa m
dijadikan katrol untuk sebuah sumur. Silinder tersebut kemudian diberi tali,
lalu pada salah satu ujung tali digantungi massa dan pada salah satu ujung tali
lainnya dikenai gaya sebesar F. Dari contoh diatas akan jelas hubungan antara
hukum kedua Newton dengan momen inersia.

10 | P a g e Pesawat Atwood
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

1.Pesawat Atwood yang terdiri dari :


a. Tiang berskala R yang pada ujung atasnyaterdapat katrol P.
b. Tali penggantung yang massanyadapat diabaikan
c. Dua beban M1 dan M2 yang berbentuk silinder masing-masing dengan massa
sama masing-masing M yang diikatkan pada ujung-ujung tali penggantung.
d. Dua beban tambahan dengan massa masing-masing m.
e. Genggaman g dengan pegas, penahan beban B, penahan beban tambahan A
yang berlubang
2. Neraca 310 gram
3. Sensor waktu
4. Jangka sorong
3.2. Prosedur Percobaan
Kegiatan I Gerak dari C ke A
Catat kedudukan C dan A. Lepas M 1 dan catat waktu yang diperlukan oleh
benda bergerak dari titik C ke A. Lakukan 3 kali pengukuran berulang dengan
jarak yang sama. Kemudian ulangi langkah tersebut dengan memindah-
mindahkan posisi A minimal 10 Kali. Catat hasilnya dalam tabel hasil
pengamatan.
Kegiatan 2 Gerak dari A ke B
Tentukan satu posisi C dan A dan catat posisinya. Atur posisi B (dibawah
posisi A) pada jarak tertentu. Kemudian lepas M1 dan catat waktu yang diperlukan
oleh benda bergerak dari titik A ke B. Lakukan 3 kali pengukuran berulang
dengan jarak dari A ke B yang sama. Selanjutnya ulangi langkah tersebut
sebanyak minimal 10 kali dengan jarak tempuh dari A ke B yang berbeda. Catat
hasil pengamatan anda pada tabel hasil pengmatan.

11 | P a g e Pesawat Atwood
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB IV
SOAL DAN PEMBAHASAN

1. Apa yang dimaksud dengan Pesawat Atwood menurut terminology dan juga
etimologi!
Jawab : pesawat atwood ditemukan pada tahun 1784 oleh Rev. George
Atwood sebagai percobaan laboraturium untuk mempertegas hukum mekanika
jarak dengan percepatan atau akselerasi tetap (konstantitut). Pesawat atwood
biasanya digunakan untuk mendemonstrasikan atau mengilustrasikan prinsip –
prinsip fisika, khususnya mekanika.
Pesawat atwood adalah alat yang digunakan untuk menjelaskan hubungan
antar tegangan, energy potensial dan energi kinetik dengan menggunakan 2
pemberat (massa berbeda).
Pesawat atwood adalah merupakan alat eksperimen yang digunakan untuk
mengamati hukum mekanika gerak yang berubah beraturan. Alat ini mulai
dikembangkan pada abad 18 untuk mengukur percepatan grafitasi

2. Jelaskan apa yang disebut gerak translasi beserta jenis dan contohnya!
Jawab : Gerak translasi dapat didefinisikan sebagai gerak pergeseran suatu
benda dengan bentuk dan lintasan yang sama disetiap bentuknya. Jadi sebuah
benda dapat dikatakan melakukan gerak translasi ( pergeseran ) apabila setiap
titik pada benda itu menempuh lintasan yang bentuk dan panjangnya sama.
Gerak translasi dapat juga dikatakan gerak lurus apabila gerak suatu objek
yang lintasannya berupa garis lurus. Adapun dua jenis gerak translasi GLB
dan GLBB. Contohnya adalah buah kelapa yang jatuh dari pohon karena suatu
gravitasi dan orang yang tergelincir kerena lantinya licin.

12 | P a g e Pesawat Atwood
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

3. Sebuah kendaraan bergerak dengan kecepatan 45 km/s, kemudian kendaraan


tersebut mengurangi kecepatan nya secara berlahan hinggah berhenti
sepenuhnya dalam waktu 34,99 s. tentukan berapakah perlambatan, simpangan
waktu serta percepatan mobil tersebut!
Jawab :
Dik:
Vt= 0 m/s
V= 45km/s
tt = 34,99 s
t=0

(0−45)
Jawab: a= =1,29 km/s 2
34,99

4. Jelaskan perbedaan percepatan gravitasi dan percepatan benda beserta dengan


turunan persamaan (rumus) serta contohnya!
Jawab : Percepatan gravitasi adalah waktu rata – rata yang dibutuhkan partikel
untuk menarik partikel ke arahnya dalam jarak atau medan gravitasi tertentu.
Percepatan gravitasi bumi adalah besarnya gaya tarik bumi yang bekerja pada
benda. Sementara percepatan benda adalah laju perubahan kecepatan suatu
benda saat bergerak.

Rumus percepatan gravitasi

M .m
F=G
R2
Karena w = F dan w = m.g
M .m
m . g=G
R2
M .m
g=G
m. R2
M
g=G
R2
g=¿

13 | P a g e Pesawat Atwood
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan:

g = percepatan gravitasi pada permukaan bumi (m/s2)

g’ = percepatan gravitasi pada ketinggian h dari permukaan bumi (m/s2)

R = jari – jari bumi (m)

h = ketinggian dari permukaan bumi (m)

contoh soal

Benda B bermassa 17 kg di terbangkan pada ketinggian 150 km di atas


permukaan Bumi. Jika jari – jari Bumi 6.370 km, berapakah berat benda B
pada ketinggian tersebut?

Jawab:

gB R2
=
gA ( R+h)

gB=¿ gA

gB=¿ x 9,8

m
gB=9.57 2
s

Jadi berat benda B diperoleh:


wB = mB.Gb
wB = 17 x 9,57
wB = 162,69 N

Rumus percepatan benda

∆ v v 2−¿ v
á= = 1
¿
∆ t t 2−t 1

14 | P a g e Pesawat Atwood
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan :

a = percepatan rata – rata (m/s2)


∆ v = perubahan kecepatann (m/s)
∆ t=¿selang waktu (s)
V 1 = kecepatan awal (m/s)
V 2 = kecepatan akhir (m/s)
t 1=¿ waktu awal (s)
t 2 = waktu akhir (s)

Contoh soal
Diketauhi sebuah mobil melaju dengan kecepatan awal yaitu 2 m/s. setelah mobil
melaju 10 s, kecepatan mobil tersebut bertambah menjadi 4 m/s. berapakah
percepatan yang dimiliki oleh mobil tersebut?
Jawab:
Dik:
v1 = 2 m/s
v2 = 4 m/s
t1 = 0 s
t2 = 4 s

penyelesaian

v 2−¿v
á= 1
¿
t 2−t 1

4−¿2
á= ¿
4−0

2
á=
4

á=0,5 m/ s 2

15 | P a g e Pesawat Atwood
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

5. Jelaskan keterkaitan antara percobaan pesawat atwood dengan jurusan anda!


Jawab : pesawat atwood adalah alat yang digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara tegangan, energi potensial dan kinetik dengan menggunakan
2 pemberat (massa berbeda) di hubungkan dengan tali pada sebuah katrol. Nah
keterkaitan nya yaitu di dalam teknik sipil terdapat benda – benda yang berat
dan ringan, sebuah benda seperti katrol untuk mengangkat benda yang berat
ke posisi yang lebih tinggi apabila kita melakukan pembangunan jalan,
gedung dan lain-lain. Tanpa katrol dan tali benda – benda tersebut tidak dapat
terangkat ke posisi yang lebih tinggi. Dengan adanya pesawat atwood dapat
memudahkan kita untuk melakukan suatu pembangunan.

16 | P a g e Pesawat Atwood
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

7.

17 | P a g e Pesawat Atwood

Anda mungkin juga menyukai