DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1/8
Gaya pegas merupakan suatu gaya yang kembali ke keadaan semula. Gaya
dapat ditimbulkan oleh benda statis yang mengalami renggangan. Benda-benda
mengalami gaya pegas misalnya per, busur panah, dan karet. Benda-benda elastis
banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk memudahkan .Jika suatu benda dapat
merenggang atau menyusut pada benda karna adanya pengaruh gaya dari luar dan
dapat dikembalikan ke keadaan semula jika gaya yang bekerja padanya
dihilangkan, maka keadaan tersebut dapat dikatakan gaya yang mempunyai sifat
elastis (misalanya pegas).
Konstanta gaya pegas dapat berubah ubah misalnya apabila pegas-pegas
tersebut dapat disusun menjadi rangkaian besar lanjutan total rangkaian pegas
tergantung pada jenis rangkain seri atau pararel. Susunan pegas yang disusun seri,
pararel atau campuran dapat kita sederhanakan menjadi sebuah pegas pengganti
Untuk pegas susunan seri, gaya tarik atau tekanan yang dialami pegas sama besar.
Simpangan atau pertambahan panjang pegas pengganti sama dengan
penjumlahannya pertambahan panjan . Ketika pada sebuah pegas dibebani dengan
sebuah massa ml, maka gaya yang menyebabkan pegas bertambah panjang adalah
gaya dari massa tersebut sehingga: adalah gaya dari massa tersebut sehingga:
Jika gaya yang bekerja pada sebuah pegas di hilangkan.Pegas tersebut akan
kambali pada suatu keadaan semula. Robert Hooke adalah ilmuan inggris yang
menyimpulkan bahwa hubungan yang linier antara gaya dengan pertambahan
panjang menurut Hooke tidak hanya perlaku pada benda padat saja melainkan juga
berlaku pada pegas. Hubungan ini dapat dituliskan di bawah sebagai berikut:
. ........................................................................................(4.2.2)
Keterangan:
Jika pada awalnya pegas berada pada posisi normal (tidak teregang)
memiliki panjang pegas x sama dengan nol karena dianggap sebagai titik acuan,
kemudian pegas direntangkan oleh tangan seseorang yang memberikan gaya Fp ke
kanan (arah positif), maka pegas akan menarik ke belakang dengan gaya Fs, jika
tangan seseorang menekan pegas (x<0) maka pegas akan mendorong kembali
Fs dimana Fs > 0 karena x<. Hukum Hooke menyatakan bahwa bagi seseorang
yang memegang pegas meregang atau tertekan sejauh x dari panjang normalnya
(tidak teregang) dibutuhkan gaya Fp. Dimana konstanta perbandingan k disebut
konstanta pegas (ukuran kekakuan pegas) yang nilainya pada umumnya berbeda
untuk pegas yang berbeda.
....…….………………………………………….…(4.2.3)
Keterangan;
Keterangan :
T = Tegangan (pa), k = Kostanta Gaya Pegas (N/m), m = Massa (kg)
Osilasi dapat didefinisikan sebagai gerak bolak balik suatu benda yang
terjadi secara periodik atau berkala yaitu gerak benda tersebut berulang pada selang
waktu yang tetap. Osilasi dapat terjadi jika sistem diberikan gaya sehingga bergerak
dari posisi kesetimbangan. Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik
benda melalui suatu titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda
dalam setiap sekon selalu konstan. Gerak harmoni sederhana mempunyai
mempunyai kesetimbangan gerak dalam benntuk sinesodia dan digunakan untuk
menganalisa suatu gerak peroidik tertentu. pegas akan kembali ke posisi semula
akibat gaya pemulih..
2.3.1 Simpangan
Simpangan adalah jarak benda setiap saat dari sebuah titik kesetimbangan
dan satuan meter (m).
2.3.2 Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik melalui titik kesetimbanngan.
Kesetimbangan yang dimaksud adalah keadaan dimana suatu benda berada pada
posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut.
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Getaran mempunyai amplitude yang sama.
Getaran terjadi karena adanya gaya dari luar sehingga menyebabkan
gerakan bolak balik yang terjadi berulang-ulang dengan suatu keteraturan sampai
akhirnya gerakan itu berhenti. Gerak getaran dengan amplitudo yang tetap disebut
sebagai gerak harmonik sederhana.
2.3.3 Periode getaran adalah waktu yang digunakan dalam satu getaran dan diberi
simbol T. Frekuensi dihitung dengan rumus:
.......... ...................................................................(4.2.5)
Keterangan:
2.4 Elastisitas
Getaran adalah gerak bolak balik secara terus menerus melalui titik
kesetimbangan.merupakan banyak getaran benda,pengertian periode adalah waktu
yang diperlukan suatu benda untuk melalukan satu getaran atau putaran Periode (T)
adalah waktu yang di butuhkan untuk melakukan suatu geteran, Standar pada
sepeda dan juga sepeda motor memiliki konstruksi pegas berupa per pada bagian
standar yang memungkinkan standar tersebut bisa naik dan juga turun tanpa
kehilangan momentum lama waktu.
…...………………………………………………………(4.2.6)
Keterangan :
T = Periode (s), t = Waktu (s), n= Banyak Getara Frekuensi (f)
banyaknya getaran yang akan terjadi dalam satu satuan waktu.
Keterangan :
F = Gaya (N), A = Percepatan (m/s2)
Pengaruh pada pegas termasuk bahan elastisitas yaitu bahan yang mudah
ditarik suatu benda kembali ke bentuk semula ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya yaitu pada suatu jenis bahan, diameter, jumlah lilitan dan suhu
pada pegas. Suhu adalah suatu derajat panas suatu benda, suhu sangat
mempengaruhi tegangan statis . Suhu yang tinggi akan buat bahan mengalami
pergeseran dan mengurangi ketahanannya.Baja yang paling umum dipakai untuk
pegas yaitu pegas (slip), baja pegas pembentukannya pada baja yang temperatur
yang tinggi. Semakin besar diameter pegas yang digunakan dengan jumlah lilitan
pegas tetap. Pegas akan bertambah panjang apabila diberi beban sampai batas
tertentu, hukum hooke menyatakan bahwa gaya berbanding lurus dengan
pertambahan panjang, semakin besar gaya yang bekerja pada pegas, semkain besar
pertambahan pegas. ada penelitian terhadap gaya pegas nilai konstanta di pengaruhi
oleh jenis bahan pegas, jumlah lilitan pegas semakin besar nilai konstanta tersebut.
......……………………………………………………(4.2.8)
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
Fn = m.g
F1 = 0,01 .9,81 m/s = 0,098 N
F2 = 0,02. 9,81m/s = 0,196 N
F3 = 0,03. 9,81m/s = 0,294 N
𝑋𝑎+𝑥𝑏+𝑥𝑐+𝑥𝑑
∑ xn = =………
𝑛
0,18+0,02+0,019+0,02
∑ x1 = 4
= 0,059 m
0,04+0,04+0,04+0,035
∑ 𝑥2 =
4
= 0,117 𝑚
0,057+0,062+0,06+0,061
∑ 𝑥3 =
4
= 0,06 𝑚
𝐹𝑛
Kn = ∑ 𝑋𝑛
0,098
K1 = 0,059 = 1,661 𝑁⁄𝑚
0,196
K2 = 0,117 = 1,675𝑁⁄𝑚
0,294
K3 = = 4,9 𝑁⁄𝑚
0,06
4 𝜋2
K= (𝑚𝑒 + 𝑚𝑏 + 𝑚𝑝 )
𝑡2
4 (3,14)2
K1 = (0,0616 + 0,01 + 0,0353)
7,352
39,4
=54,02 (0,106)
= 0,729 . 0,106
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
= 0,077 𝑁⁄𝑚
4 (3,14)2
K2 = (0,0616 + 0,02 + 0,0353)
8,032
39,4
=64,48 (0,614)
= 0,611 . 0,614
= 0,375 𝑁⁄𝑚
4 (3,14)2
K3 = (0,0616 + 0,03 + 0,0353)
9,482
39,4
=89,87 (0,714)
= 0,438 . 0,714
= 0,312 𝑁⁄𝑚
Waktu pengamatan
Tn =
Jumlah getaran
ta1 07,48
Ta1 = = = 0,748
10 10
ta2 07,88
Ta2 = = = 0,788
10 10
ta3 08,83
Ta3 = = = 0,883
10 10
tb1 07,20
Tb1 = = = 0,720
10 10
tb2 07,22
Tb2= = = 0,722
10 10
tb3 08,83
Tb3= = = 0,883
10 10
tc1 07,30
Tc1= 10
= 10
= 0,730
tc2 08,46
Tc2= = = 0,846
10 10
tc3 10,99
Tc3= = = 1,099
10 10
td1 07,42
Td1= = = 0,742
10 10
td2 08,59
Td2= = = 0,859
10 10
td3 09,29
Td3= = = 0,929
10 10
= 0,735 s
= 0,803 s
= 0,948 s
∑𝑇
Tn = = 0,828 s
𝑛
Dimana
u =F u’ = 1
v =x v’ = 0
1 .0,078 – 0 .0,186
= 0,0782
0,078
=
0,06
= 1,3
𝛿𝐹 2
∆𝐹 = √𝛿𝑚 (∆𝑚)2
𝛿𝐹
= u’ . v + v’ . u
𝛿𝑚
Dimana
u=m u’= 1
v=g v’= 0
𝛿𝐹
=1 . 9,81 + 0 . m
𝛿𝑚
= 9,81 + 0
= 9,81
1
∆𝑚= 2 . skala terkecil
1
= 2 . 0,001
=0,0005
𝛿𝑓 2
∆F= √(𝛿𝑚) (∆𝑚)2
= √9,812 (0,0005)2
= √96,23 . 0,00000025
= 0,0094
𝛿𝐾 𝐹
=𝑋
𝛿𝑚
0,186
=
0,078
= 2,384
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
𝛿𝐾 𝑢′ .𝑣 − 𝑣′ .𝑢
=
𝛿𝑚 𝑣2
Dimana
u = F u’ = 0
𝑣= x v’ = 1
0 . 0,078 − 1 . 0,186
= 0,0782
−0,186
= 0,006
= -31
(𝑥1 − 𝑥)2 + (𝑥2 − 𝑥)2 + (𝑥3 − 𝑥)2
∆𝑥 =√
𝑛 (𝑛−1)
(−0,019)2 + (0,039)2+(−0,018)2
=√ 6
0,00036+0,00152+0,00032
=√ 6
= 0,019
𝛿𝑘 𝛿𝑘 2
∆𝐾 = √(𝛿𝑓) (𝐹)2 + (𝛿𝑓) (∆𝑥)2
= 0,421 . 100%
= 0,421%
KB = 100% − KR
= 100% − 0,421%
= 99,57%
Untuk keadaan dinamis
4𝜋2 𝑚
K = 𝑡2
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
4.3,142 𝑚
= 0,8282
=15,169
𝛿𝐾 𝑢′ .𝑣 − 𝑣′ .𝑢
=
𝛿𝑚 𝑣2
Dimana :
u = 4𝜋 2 u’ = 1
v = 𝑡2 v’ = 0
1 .𝑡 2 – 0 . 4𝜋2
= 𝑡2
1 .0,8282 −0 . 4(3,14)2
=
(0,828)2
0,685−0
= 0,685
=1
1
∆𝑚= 2 . skala terkecil
1
= . 0,001
2
= 0,0005
𝛿𝐾 𝑢′ .𝑣 − 𝑣′ .𝑢
=
𝛿𝑇 𝑣2
Dimana :
u = 4𝜋 2 u’ = 0
v = 𝑡2 v’ = 1
0 .0,8282 – 1 . 4(3,14)2
=
0,8282
0−39,43
= 0,685
= -57,56
(𝑡1 − 𝑡)2 + (𝑡2 − 𝑡)2 + (𝑡3 − 𝑡)2
∆𝑡 = √
𝑛 (𝑛−1)
= 5,310
𝛿𝑘 2 𝛿𝑘 2
∆𝐾= √(𝛿𝑚) (∆𝑚)2 + ( 𝛿𝑡 )
= 0,47% . 100%
=47%
KB= 100 % - 47%
= 99,53%
(m)
Pada praktikm kali ini membahas tentang penentuan konstanta gaya pegas
dengan cara statis dan dinamis. Berdasarkan table diatas dapat kita lihat bahwa pada
cara statis terdapat massa 10 kg, 20 kg, dan 30 kg. Sedangkan pada cara dinamis
terdapat massa 10 kg, 20 kg dan 30 kg.
Untuk cara statis pada percobaan pertama dengan massa 10 kg diperoleh
konstanta sebesar 8,44 N/m. Percobaan kedua dengan massa 20 kg diperoleh
konstanta sebesar 10,10 N/m. Percobaan ketiga dengan massa 30 kg diperoleh
konstanta sebesar 10,27 N/m.
Untuk cara dinamis pada percobaan pertama dengan massa 10 kg diperoleh
konstanta sebesar 0,077 N/m. Percobaan kedua dengan massa 20 kg diperoleh
konstanta sebesar 0,375 N/m. Percobaan ketiga dengan massa 30 kg diperoleh
konstanta sebesar 0,312 N/m.
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Dari data diatas membuktikan bahwa semakin besar massa yang bekerja pada
beban maka semakin besar gaya yang bekerja pada beban itu dan akan
menghasilkan simpangan yang semakin besar pula. Dapat kita analisis juga bahwa
juga bahwa semakin besar massa yang bekerja pada beban maka semakim besar
periode yang bekerja pada beban tersebut.
7.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti proses praktikum konstanta gaya pegas kami
menyimpulkan bahwa:
7.1.1 Gaya pegas merupakan gaya untuk kembali ke keadaan semula. Gaya ini di
timbulkan akibat benda statis yang mengalami renggangan. Contoh benda yang
mengalami gerak statis adalah per, karet, dan busur. Benda elastisi banyak
dimanfaatkan demi memudahkan pekerjaan atau pun demi kenyamanan manusia.
7.1.2 Elastisitas adalah kemampuan benda untuk kembali kebentuk semula ketika
gaya yang bekerja pada benda tersebut di tiadakan. Salah satu benda yang memiliki
sifat elastis yang cukup adalah per.
7.1.3 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi gaya pegas yaitu jenis bahan,
diameter, jumlah lilitan dan suhu pada pegas.
7.2 Saran
Jannah, W., Syafwan, M., & Lestari, R. (2019). ANALISIS MODEL PEGAS-
MAGNET. Jurnal Matematika UNAND,
Pranata, l. d, yarmani, y, & sugihartono, t. (2017). pengaruh latihan beban gaya-
pegas karet ban terhadap kecepatan pukulan kumite gyaku tzuki untuk atlet
karate inkanas kota bengkulu. kinestetik, 1(2).
Pratama, a., & fitri, m. (2020). rancang bangun alat uji konstanta pegas untuk
kapasitas 50 n/mm menggunakan metode vdi 2221. ame (aplikasi mekanika
dan energi): jurnal ilmiah teknik mesin, 6(2).