Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

KONSTANTA GAYA PEGAS

DISUSUN OLEH :

NAMA : Rahmad Adam Kurniawan


STAMBUK : 09320220321

KELOMPOK 1/8

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Titik kesetimbangan sistem yang diperoleh dipengaruhi oleh konstanta


pegas Hasil analisis terhadap titik kesetimbangan menunjukkan bahwa konstanta
pegas berada dalam selang h 5 5 4 4 L 5, ∞ , dimana L menyatakan jarak antara
posisi setimbang dengan magnet yang berada di lantai. Dari analisis kestabilan
diperoleh bahwa titik kesetimbangan yang nilainya kurang atau sama dengan L 5
merupakan titik kesetimbangan yang stabil. Selanjutnya dilakukan simulasi
numerik untuk mengkonfirmasi hasil-hasil analisis kestabilan yang diperoleh.Kata
Kunci, Sistem Pegas-Magnet, Titik Kesetimbangan, Konstanta Pegas, (Jannah W
dkk, 2019)
Gaya-pegas karet ban terhadap kecepatan pukulan kumite gyaku tzuki
untuk atlet karate inkanas kota bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode eksperimental dengan latihan beban gaya pegas karet ban sebagai
variabel independen dan kecepatan pukulan kumite gyaku tsuki sebagai variabel
dependen. Sampel penelitian ini adalah 30 atlet inkanas di kota bengkulu. Validitas
pukulan kumite gyaku tzuki adalah 0,71 dan 0,64. Hasil dari analisis data statistik
menunjukkan bahwa latihan beban yang menggunakan ban karet memberikan efek
yang lebih baik dan meningkat secara signifikan terhadap kecepatan pukulan
kumite gyaku tsuki, ditunjukkan oleh t-test 21.64 dan t-tabel menunjukkan tingkat
signifikansi 5%. nilai diperoleh dari nilai 2,00. kesimpulan dari penelitian ini
adalah bahwa latihan beban gaya pegas karet ban berpengaruh secara signifikan
dalam meningkatkan kecepatan pukulan kumite gyaku tzuki. untuk atlit inkanas
kota Bengkulu.Kata kunci: latihan beban gaya-pegas karet ban, pukulan kumite
gyaku tsuki, karate. (Pranata L dkk, 2017).
Tujuan dari rancang bangun alat uji konstanta pegas ini adalah untuk
merancang dan membuat alat uji konstanta pegas dari berbagai ukuran,. Susunan
pegas yang disusun seri, pararel atau campuran dapat kita sederhanakan menjadi
sebuah pegas pengganti. (Pratama dkk, 2020)

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
1.2 Tujuan percobaan

1.2.1 Tujuan instruksi umum


Kami dapat memahami peristiwa gerak harmonik pada pegas
1.2.2 Tujuan intruksi khusus
1. Kami dapat memahami arti waktu periode getaran dan frekuensi getaran
2. Kami dapat mengamati pengaruh simpangan dan massa terhadap
getaran
3. Kami dapat menghitung besarann ya konstanta gaya pegas

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konstanta Pegas

Gaya pegas merupakan suatu gaya yang kembali ke keadaan semula. Gaya
dapat ditimbulkan oleh benda statis yang mengalami renggangan. Benda-benda
mengalami gaya pegas misalnya per, busur panah, dan karet. Benda-benda elastis
banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk memudahkan .Jika suatu benda dapat
merenggang atau menyusut pada benda karna adanya pengaruh gaya dari luar dan
dapat dikembalikan ke keadaan semula jika gaya yang bekerja padanya
dihilangkan, maka keadaan tersebut dapat dikatakan gaya yang mempunyai sifat
elastis (misalanya pegas).
Konstanta gaya pegas dapat berubah ubah misalnya apabila pegas-pegas
tersebut dapat disusun menjadi rangkaian besar lanjutan total rangkaian pegas
tergantung pada jenis rangkain seri atau pararel. Susunan pegas yang disusun seri,
pararel atau campuran dapat kita sederhanakan menjadi sebuah pegas pengganti
Untuk pegas susunan seri, gaya tarik atau tekanan yang dialami pegas sama besar.
Simpangan atau pertambahan panjang pegas pengganti sama dengan
penjumlahannya pertambahan panjan . Ketika pada sebuah pegas dibebani dengan
sebuah massa ml, maka gaya yang menyebabkan pegas bertambah panjang adalah
gaya dari massa tersebut sehingga: adalah gaya dari massa tersebut sehingga:

m.g = k.x ......................................................................................... (4.2.1)


Keterangan:
m = Massa (kg), g = Gaya Gravitasi (m/s), k = Konstanta Gaya Pegas
(N/m), x = Perpanjangan Pegas (m).
Dengan (g) adalah percepatan grafitasi. Selain itu juga dengan cara
pembebanan, konstanta pegas k juga dapat dicari dengan cara melakukan getaran
pada pegas. Sebuah benda bermassa m dibebankan pada pegas dan disimpangkan
dari posisi setimbangnya, maka akan terjadi getaran pedas dengan periode
konstanta pegas dipengaruhi oleh bahan pegas, diameter bahan pegas, jumlah lilitan
pegas dan diameter pegas itu sendiri, arena gaya (F) di perbesar / di tambah hingga
melewati batas liniernya.
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
2.2 Hukum Hooke untuk pegas

Jika gaya yang bekerja pada sebuah pegas di hilangkan.Pegas tersebut akan
kambali pada suatu keadaan semula. Robert Hooke adalah ilmuan inggris yang
menyimpulkan bahwa hubungan yang linier antara gaya dengan pertambahan
panjang menurut Hooke tidak hanya perlaku pada benda padat saja melainkan juga
berlaku pada pegas. Hubungan ini dapat dituliskan di bawah sebagai berikut:
. ........................................................................................(4.2.2)

Keterangan:

F= Gaya Pemulih (N), k = Kostanta Gaya Pegas (N/m), x = Jarak (m).

Jika pada awalnya pegas berada pada posisi normal (tidak teregang)
memiliki panjang pegas x sama dengan nol karena dianggap sebagai titik acuan,
kemudian pegas direntangkan oleh tangan seseorang yang memberikan gaya Fp ke
kanan (arah positif), maka pegas akan menarik ke belakang dengan gaya Fs, jika
tangan seseorang menekan pegas (x<0) maka pegas akan mendorong kembali
Fs dimana Fs > 0 karena x<. Hukum Hooke menyatakan bahwa bagi seseorang
yang memegang pegas meregang atau tertekan sejauh x dari panjang normalnya
(tidak teregang) dibutuhkan gaya Fp. Dimana konstanta perbandingan k disebut
konstanta pegas (ukuran kekakuan pegas) yang nilainya pada umumnya berbeda
untuk pegas yang berbeda.
....…….………………………………………….…(4.2.3)

Keterangan;

F = Gaya (N),k= Konstanta pegas (N/m), x = Perubahan panjang pada Pegas


(m)
.....................................................................................(4.2.4)

Keterangan :
T = Tegangan (pa), k = Kostanta Gaya Pegas (N/m), m = Massa (kg)

Gaya Fs disebut sebagai gaya pemulih karena pegas memberikan gayanya


pada arah yang berlawanan dengan perpindahan (sehingga bertanda minus) dan
bekerja untuk mengembalikan dirinya ke panjang normal.Jika kita menarik ujung
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
pegas sementara ujung yang lain terikat tetap, pegas akan bertambah panjang. Jika
pegas kita lepaskan, pegas akan kembali ke posisi semula akibat gaya pemulih.
Pertambahan panjang pegas saat diberi gaya akan sebanding dengan besar gaya
yang diberikan. Hal ini sesuai dengan hukum hooke yang menyatakan bahwa “Jika
gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas pegas, maka perubahan panjang pegas
berbanding lurus dengan gaya tariknya.

2.3 Gerak Harmoni Pada pegas

Osilasi dapat didefinisikan sebagai gerak bolak balik suatu benda yang
terjadi secara periodik atau berkala yaitu gerak benda tersebut berulang pada selang
waktu yang tetap. Osilasi dapat terjadi jika sistem diberikan gaya sehingga bergerak
dari posisi kesetimbangan. Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik
benda melalui suatu titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda
dalam setiap sekon selalu konstan. Gerak harmoni sederhana mempunyai
mempunyai kesetimbangan gerak dalam benntuk sinesodia dan digunakan untuk
menganalisa suatu gerak peroidik tertentu. pegas akan kembali ke posisi semula
akibat gaya pemulih..

Gambar 4.2.1 Gerakan harmonik pada pegas.


( Sumber : Elektronika-dasar.web.id)

2.3.1 Simpangan
Simpangan adalah jarak benda setiap saat dari sebuah titik kesetimbangan
dan satuan meter (m).
2.3.2 Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik melalui titik kesetimbanngan.
Kesetimbangan yang dimaksud adalah keadaan dimana suatu benda berada pada
posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut.
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Getaran mempunyai amplitude yang sama.
Getaran terjadi karena adanya gaya dari luar sehingga menyebabkan
gerakan bolak balik yang terjadi berulang-ulang dengan suatu keteraturan sampai
akhirnya gerakan itu berhenti. Gerak getaran dengan amplitudo yang tetap disebut
sebagai gerak harmonik sederhana.
2.3.3 Periode getaran adalah waktu yang digunakan dalam satu getaran dan diberi
simbol T. Frekuensi dihitung dengan rumus:

.......... ...................................................................(4.2.5)

Keterangan:

f = Frekuensi (Hertz), T = Periode (sekon)Amplitudo

Gambar 4.2.2 Proses terjadinya amplitude. ( Sumber : Elektronika-dasar.web.id)

2.4 Elastisitas

Elastisitas adalah suatu benda yang memiliki sifat mekanik yang


menunjukkan kekuatan, ketahanan, dan kekakuan terhadap gaya bereaksi padanya.
Suatu benda dikatakan elastik jika benda itu diberikan gaya kemudian gaya itu
dihilangkan maka benda itu akan kembali ke bentuk semula. Jika suatu benda tidak
dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya yang bekerja dihilangkan. Maka
benda itu dikatakan elastis. Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh sifat
elastisnya ini, suatu pegas yang diberi gaya tekan atau gaya renggang akan kembali
pada keadan setimbangnya mula-mula apabila gaya yang bekerja padanya
dihilangkan gaya pemulih pada pegas banyak dimanfaatkan dalam bidang teknik
dan kehidupan sehari hari. Misalnya, di dalam shockbraker dan springbed. Sebuah
pegas berfungsi meredam getaran saat roda kendraan melewati jalan yang tidak

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
rata. Pegas yang tersusun di dalam springbed dan memberikan kenyamanan pada
saat orang tidur. Elastis adalah kemampuan benda kembali ke bentuk semula ketika
gaya yang bekerja pada benda tersebut ditiadakan. Salah satu benda yang memiliki
sifat elastis yang cukup adalah karet. Selain sifat elastis benda juga memiliki sifat
plastis, Sifat plastis dapat kembali ketempat semula. Sifat plastis timbul jika gaya
yang diberikan melebihi batas elastisitas benda. Beberapa benda yang memiliki
sifat plastis yang cukup besar, antaralain tanah lempung dan plastisin. Kedua sifat
plastis dan elastis tersebut dimiliki oleh benda padat. Akan tetapi kadar sifat
tersebut untuk setiap benda berbeda-beda.

2.6 Energi Potensial Pegas

Setelah mengetahui penjelasan lengkap mengenai pegas yang ternyata


berkaitan dengan kehidupan kita sehari-hari. Hubungan dengan gaya, tegangan
serta kemampatan. Ketiganya memiliki rumus yang berbeda-beda dan berhubungan
dengan rumus hukum Hooke. Karena pada dasarnya, pengaplikasian hukum-hukum
fisika, termasuk Hooke, akan banyak membantu aktivitas manusia. Setelah
memahami apa itu hukum Hooke, maka anda bisa menyebutkan beberapa contoh
benda yang bisa diaplikasikan dari hukum Hooke tersebut. Berikut beberapa
aplikasi yang menerapkan konsep hukum Hooke yang biasa di jumpai dalam
kehidupan sehari-hari diantaranyaa:
2.5.1 Dinamometer
Dinamometer merupakan alat ukur gaya dimana pada termometer tersebut
terdapat pegas. Dan hal tersebut sesuai dengan teori hukum Hooke. Biasanya
digunakan untuk menghitung besar gaya pada percobaan di laboratorium. Di dalam
dinamometer terdapat pegas. Pegas tersebut akan meregang ketika dikenai gaya
luar. Misalnya anda melakukan percobaan mengukur besar gaya gesekan.
2.5.2 Bersepeda motor
Contoh yang paling mudah adalah konstruksi pegas berupa per pada sepeda
motor, standar pada sepeda dan juga sepeda motor juga memiliki konstruksi pegas
berupa per pada bagian standar tersebut bisa naik dan juga turun tanpa kehilangan
momentum, sehingga bisa digunakan untuk membantu menahan dan juga sepeda
agar tidak terjatuh. Memanfaatkan pegas untuk merendam gunangan dan
menambah kenyamanan pada penumpang selain penerapan pada perendam kejut
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
kendaraan .beberapa contoh benda yang menerapkan konsep hokum hooke antara
lain kasur pegas, spiring bed, katapel, busur tahan , sampai benda yang sering kamu
gunakan sehari hari pada motor untuk mengurangi guncangan berlebihan
memanfaatkan pegas untuk merendam gunangan dan juga sepeda motor.
2.5.3 Kunci inggris
Dengan adanya pegas maka kunci inggris dan juga perkakas lainnya bisa
digunakan dan juga bermanfaat. Kunci yang terbuat dari bahan campuran besi dan
baja ini sngat kuat dan cukup tahan lama dalam masanya. Hal ini karena manfat
timah yang dapat membuat kombinasi dari besi dan baja lebih kuat sehingga sangat
cocok untuk penggunaan perkakas konstruksi lainnya
2.5.4 Spring bed
Spring bed merupakan salah satu jenis kasur yang dinilai sangat nyaman
untuk digunakan.Spring bed merupaka jenis kasur yang memanfaatkan pegas untuk
membantu meningkatkan kenyamanan. Di dalam kasur tersebut terdapat banyak
sekali konstruksi pegas atau per yang dapat menahan beban yang sangat berat dan
tetap nyaman untuk digunakan. Tidak hanya kasur seperti pada umumnya, manfaat
kasur angin juga baik untuk kesehatan karena dapat mencegah berbagai penyakit.
Kasur angin juga lebih fleksibel dan nyaman oleh karena itu banyak digunakan
orang untuk bersantai.
2.5.5 Neraca Pegas
Neraca pegas adalah timbangan sederhana yang menggunakan pegas sebagai
alat untuk menentukan massa benda yang diukurnya. Neraca pegas (seperti
timbangan badan) mengukur berat, defleksi pegasnya ditampilkan dalam skala
massa (label angkanya sudah dibagi gravitasi).Membantu Menahan Suatu Benda
Agar Bisa BergeraPenggunaan pegas juga sering dimanfaatkan untuk membantu
menahan suatu benda agar bisa bergera dengan mudah. Contoh yang paling mudah
adalah konstruksi pegas pada standar sepeda dan juga sepeda motor. Standar pada
sepeda dan juga sepeda motor memiliki konstruksi pegas berupa per pada bagian
standar yang memungkinkan standar tersebut bisa naik dan juga turun tanpa
kehilangan momentum, sehingga bisa digunakan untuk membantu menahan motor
dan juga sepeda agar tidak terjatuh.alat timbang untuk melalukan pengukuran suatu
benda .

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
2.5.6 Timbangan badan
Timbangan adalah menunjukan beart badan yang diletakkan dibawah alat
pengukur berat badan memanfaatkan pemampatan pegas umtuk mengukur massa.
.manusia yang berdiri diatasnya.

2.6 Energi Potensial Pegas

Energi potensial merupakan energi yang tersimpan akibat posisi.Suatu


benda yang dipindahkan atau digerakkan dari posisi semulanya lalu dikembalikan
lagi pada posisi semula tersebut, dan bersifat pegas.Energy potensial pegas adalah
sebuah benda yang dikatakan memiliki potensial jika benda tersebut berpotensi.
Contoh beberapa banda yang menghasilkan enegri potensial dengan kemampuan
pegas dikatakan sebagai energy potensial elastis. Energi potensial pegas yaitu pegas
yang ditarik atau memiliki energi potensial pegas. Gaya yang bekerja kepada pegas
(f) terhadap berubahan panjang pegas (Δx).

2.7 Periode Dan Frekuensi Getaran

Getaran adalah gerak bolak balik secara terus menerus melalui titik
kesetimbangan.merupakan banyak getaran benda,pengertian periode adalah waktu
yang diperlukan suatu benda untuk melalukan satu getaran atau putaran Periode (T)
adalah waktu yang di butuhkan untuk melakukan suatu geteran, Standar pada
sepeda dan juga sepeda motor memiliki konstruksi pegas berupa per pada bagian
standar yang memungkinkan standar tersebut bisa naik dan juga turun tanpa
kehilangan momentum lama waktu.

…...………………………………………………………(4.2.6)

Keterangan :
T = Periode (s), t = Waktu (s), n= Banyak Getara Frekuensi (f)
banyaknya getaran yang akan terjadi dalam satu satuan waktu.

2.8 Tegangan Dan Regangan Geser

Tegangan geser akan berbentuk benda perbandingnnya. Bagaimana jika


gaya yang diberikan sejajar terhadap luas permukaan.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
……………..………………………………………….…..(4.2.7)

Keterangan :
F = Gaya (N), A = Percepatan (m/s2)

Tegangan geser akan mengubah bentuk suatu benda perbandingan ,


dinamakan regangan geser.

Gambar 4.2.3 Tegangan geseran pada Baut. (Elektronika-dasar.web.id)


Suatu atau sesuatu tegangan menyatakan gaya yang menyebabkan
penarikan, pecemasan atau pemutian dan biasanya dinyatakan dengan bentuk gaya
persatuan waktu. Regangannya menyatakan hasil defomasinya. Semakin banyak
jumlah lilitan yang digunakan maka dengan diameterpegas tetap kecendrungan
nilainya hal inikah disebabkan karena semakin banyak jumlah lilitan maka semakin
banyak panjang besar. Akibatnya dinamai konstanta menurun karena itu diameter
dan jumlah lilitan, variasinya dalam diameter kawat dan diameter gulungan dari
pegas mempunyai suatu pengaruh pada konstanta pegas. Pada penelitian terhadap
gaya pegas nilai konstanta di pengaruhi oleh jenis bahan pegas, jumlah lilitan pegas
semakin besar nilai konstanta tersebut. Batasan masalah ini menggunakan pegas
tarik dengan 4 macam variasi diameter pegas yang terbuat dari bahan baja.
Konstanta pegas berbanding terbalik dengan lilitan dan diameter pada pegas. Suatu
konstanta pegas sangat berpengaruh dikarenakan banyak menyebabkan suatu
temperatur semakin tinggi maka akan menurunkan konstanta dari bahan baja.
Konstanta pegas berbanding terbalik dengan lilitan dan diameter pada pegas. Suatu
konstanta pegas sangat berpengaruh dikarenakan banyak menyebabkan suatu
temperatur semakin tinggi konstanta nya. konstanta adalah suatu bilangan tunggal
yang nilainya tetap atau tidak berubah-ubah (konstan). Konstanta digunakan dalam
berbagai disiplin ilmu sains.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
2.9 Pengaruh Pada Pegas

Pengaruh pada pegas termasuk bahan elastisitas yaitu bahan yang mudah
ditarik suatu benda kembali ke bentuk semula ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya yaitu pada suatu jenis bahan, diameter, jumlah lilitan dan suhu
pada pegas. Suhu adalah suatu derajat panas suatu benda, suhu sangat
mempengaruhi tegangan statis . Suhu yang tinggi akan buat bahan mengalami
pergeseran dan mengurangi ketahanannya.Baja yang paling umum dipakai untuk
pegas yaitu pegas (slip), baja pegas pembentukannya pada baja yang temperatur
yang tinggi. Semakin besar diameter pegas yang digunakan dengan jumlah lilitan
pegas tetap. Pegas akan bertambah panjang apabila diberi beban sampai batas
tertentu, hukum hooke menyatakan bahwa gaya berbanding lurus dengan
pertambahan panjang, semakin besar gaya yang bekerja pada pegas, semkain besar
pertambahan pegas. ada penelitian terhadap gaya pegas nilai konstanta di pengaruhi
oleh jenis bahan pegas, jumlah lilitan pegas semakin besar nilai konstanta tersebut.

Gambar 4.2.4 pengaruh beban terhadap pegas


(Elektronika-dasar.web.id)
Bagaimana jika gaya di berikan sejajar terhadap luas permukaan. Gaya
semacam ini disebut gaya geser perbandingan gaya geser ini diperkirakan luas
tegangan geser, gaya yang mengalami penarikan biasanya dinyatakan dalam bentuk
gaya persatuan waktu. Renggangnya menyatakan hasil deformasinya yaitu dalam
suatu kondisi ini yang dimana konstanta pegas berbanding terbalik.

......……………………………………………………(4.2.8)

Keterangan: ∆l= pertambahan panjang (m),L= panjang awal (m)

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
2.9.1 Hukum Newton
Hukum newton adalah fisika yang menjelaskan perpindahan suatu objek
sebagai hasil hubungan antara lain nilai dan jarak dari gaya yang yng berlaku
pada objek tersebut.hukum gerak newton merupakan salah satu dari tiga hukum
fisika yang menjadi dasar mekanik klasik.
1. Hukum Newton I
Setiap benda pada prinsipnya bersifat lembam, artinya bahwa benda itu yang
biasa mempunyai sifat untuk mempertahankan pada kedudukannya dan sebuah
benda dalam keadaan diam mempunyai kecendrungan untuk tetap diam dan jika
benda sedang bergerak. Setiap sifat benda yang dimiliki oleh benda seperti yang
disebut dengan sifat kelembaman atau sifat inensia.suatu benda sedang diam, maka
benda akan tetap diam dan benda yang sedang bergerak lurus beruturan akan ,jika
resultan gaya yang dibekerja sama dengan nol.
Kecedrungan atau sifat benda yang tetap diam atau bergerak, dirumuskan
oleh sin kaac newton sebagai hukum 1 newton menemui hukum newton 1 adalah :
“sebuah benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak lurus berurutan
akan tetap bergerak karena lurus beraturan jika a jumlah gaya yang bekerja pada
Benda tersebut sama dengan nol.
2. Hukum Newton II
Setelah di lakukan percbaan berulang kali dengan gaya penarik yang
berbeda- beda dan gaya penarik yang akan berbeda-beda pula, di ketahui bahwa
percepatan yang juga ditempuhnya akan semakin besar. Kemudian percepatan akan
berkurang. Jika massanya benda semakin besar. Dengan demikian, dapat di
simpulkan: percepatan yang bekerja pada benda atau suatu benda karena pengaruh
gaya yang bekerja pada benda, besarnya berbanding terbalik dengan massa benda.
3. Hukum Newton III
Berdirilah didekat dinding memberikan pada ruangan kemudian dorongan
dinding tersebut dengan benda tegangan. Jika memperbaiki secara seksama kita
akan merasakan dinding akan dirasa memberikan dorongan yang berlawanan arah.
Untuk menjelaskan persetujuan tersebut (sir isaak newton). Memberikan ungkapan
sebagai berikut: “jika anda mengerjakan gaya pada sebuah benda, benda itu akan
mengerjakan gaya pada anda yang sama besarnya,yang sama tetapi dengan

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Gambar 4.3.1 Peralatan Konstanta Gaya Pegas


(a.) Alat peraga konstanta gaya pegas, (b) Pemberat, (c) Pegas, (d) Ember kecil,
(e) Neraca analitik (f) Penggaris.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
3.2 Prosedur Kerja
Pertama-tama kami menyediakan alat, kemudian kami menimbang massa
ember, massa pegas dan massa beban. Setelah itu kami memasang pegas statis pada
statif dan menggantung ember kecil pada pegas dan kami mengatur sedemikian
rupa sehingga setara dengan jarum menunjukkan angka nol pada penggaris. Setelah
itu beban seberat 10 gr dimasukkan dalam ember kemudian kami mengamati
renggangan yang terjadi, kami menghitung dengan menggunakan stopwatch dan
kami mencatat setiap hasil yang didapatkan, setelah itu beban yang beratnya 10 gr
yang sebelumnya dilakukan berulangkali, kemudian kami menambahkan 10 gr lagi
dan menjadi 20 gr, dan mengikuti prosedur yang sebelumnya, setelah itu 20 gr
kemudian ditambahkan 10 gr lagi menjadi 30 gr. Proses ini dilakukan sama seperti
yang dilakukan pada percobaan 1 dan 2. Untuk Pegas dinamis, ember masih tetap di
gantung pada statif, dan digantungkannya pegas dinamis pada statif. Sama seperti
percobaan pada pegas statis kami pertama-tama menambahkan 10 gr beban pada
ember kecil kemudian mengatur hingga ember tersebut sejajar dengan nol
kemudian ditarik ke bawah. Setelah itu kami menghitung 1 2 3 pada hitungan ke-3
kami pun memulai menghitung dengan menggunakan stopwatch sampai dengan 10
kali hitungan getaran, setelah itu kami mencatat hasil dari hitungan stopwatch
tersebut. Kemudian menambahkan beban 10 gr menjadi 20 gr sesuai dengan
prosedur sebelumnya, setelah itu 20 gr ditambahkan lagi menjadi 30 gr. Proses ini
dilakukan sama seperti yang dilakukan pada percobaan 1 dan 2. Kami sengaja
melakukan percobaan berulang-ulang agar mendapatkan hasil yang akurat.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB 1V
TABEL PENGAMATAN

4.1 Tabel Pengamatan

Tabel 4.4.1 Data hasil pengamatan 1 kondisi statis


No Massa Simpangan X (Cm) keterangan
Beban (kg) Xa Xb Xc Xd
1 0,01 0,18 0,02 0,019 0,02 Mp= 0,0353 kg
2 0,02 0,04 0,04 0,04 0,035 Me = 0,0616 kg
3 0,03 0,057 0,062 0,06 0,061

Tabel 4.4.2 Data pengamatan tabel kondisi dinamis


No Massa Simpangan t (sekon) keterangan
Beban (gr) ta tb tc td
1 0,01 07,48 07,20 07,30 07,42 Mp= 0,0353 kg
2 0,02 07,88 07,22 08,46 08,59 Me = 0,0616 kg
3 0,03 08,83 08,83 10,99 09,29

Hari/Tanggal Praktikum : Minggu, 13 November 2022


Kelompok/Frekuensi : III A/8
Nama Anggota Rahmad Adam Kurniawan 09320220321
Muh Andri 09320220324
Alfian Muhammad 09320220325
Zulqadry Al Syafaat 09320220323
Bahrul 09320220322

Makassar, 18 November 2022

(MUH IKHWAN SYAH TAHIR)

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB V
PENGOLAHAN DATA

5.1 Gaya pegas keadaan statis

Fn = m.g
F1 = 0,01 .9,81 m/s = 0,098 N
F2 = 0,02. 9,81m/s = 0,196 N
F3 = 0,03. 9,81m/s = 0,294 N

𝑋𝑎+𝑥𝑏+𝑥𝑐+𝑥𝑑
∑ xn = =………
𝑛
0,18+0,02+0,019+0,02
∑ x1 = 4

= 0,059 m
0,04+0,04+0,04+0,035
∑ 𝑥2 =
4

= 0,117 𝑚
0,057+0,062+0,06+0,061
∑ 𝑥3 =
4

= 0,06 𝑚
𝐹𝑛
Kn = ∑ 𝑋𝑛

0,098
K1 = 0,059 = 1,661 𝑁⁄𝑚

0,196
K2 = 0,117 = 1,675𝑁⁄𝑚

0,294
K3 = = 4,9 𝑁⁄𝑚
0,06

5.2 Gaya pegas keadaan dinamis

4 𝜋2
K= (𝑚𝑒 + 𝑚𝑏 + 𝑚𝑝 )
𝑡2

4 (3,14)2
K1 = (0,0616 + 0,01 + 0,0353)
7,352

39,4
=54,02 (0,106)

= 0,729 . 0,106
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
= 0,077 𝑁⁄𝑚

4 (3,14)2
K2 = (0,0616 + 0,02 + 0,0353)
8,032

39,4
=64,48 (0,614)

= 0,611 . 0,614

= 0,375 𝑁⁄𝑚

4 (3,14)2
K3 = (0,0616 + 0,03 + 0,0353)
9,482

39,4
=89,87 (0,714)

= 0,438 . 0,714

= 0,312 𝑁⁄𝑚

Waktu pengamatan
Tn =
Jumlah getaran
ta1 07,48
Ta1 = = = 0,748
10 10
ta2 07,88
Ta2 = = = 0,788
10 10
ta3 08,83
Ta3 = = = 0,883
10 10
tb1 07,20
Tb1 = = = 0,720
10 10
tb2 07,22
Tb2= = = 0,722
10 10
tb3 08,83
Tb3= = = 0,883
10 10
tc1 07,30
Tc1= 10
= 10
= 0,730
tc2 08,46
Tc2= = = 0,846
10 10
tc3 10,99
Tc3= = = 1,099
10 10
td1 07,42
Td1= = = 0,742
10 10
td2 08,59
Td2= = = 0,859
10 10
td3 09,29
Td3= = = 0,929
10 10

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Tabel 4.5.1 Hubungan Periode dan Massa

No. Massa beban Periode (s)


(kg) ta tb tc td
1 10 0,748 0,720 0,730 0,742
2 20 0,788 0,722 0,846 0,859
3 30 0,883 0,883 1,099 0,929

∑T 𝑇𝑎𝑛 + 𝑇𝑏𝑛+ 𝑇𝑐𝑛 +𝑇𝑑𝑛


T = =
n 𝑛

∑T 𝑇𝑎1 + 𝑇𝑏1 + 𝑇𝑐1 +𝑇𝑑1


T1 = =
n 4

0,748 + 0,720+ 0,730+0,742


= 4

= 0,735 s

∑T 𝑇𝑎2 + 𝑇𝑏2 + 𝑇𝑐2 +𝑇𝑑2


T2 = =
n 4

0,788+ 0,722+ 0,846+0,859


= 4

= 0,803 s

∑T 𝑇𝑎3 + 𝑇𝑏3 + 𝑇𝑐3 +𝑇𝑑3


T3 = =
n 4

0,883 + 0,883+ 1,099+0,929


=
4

= 0,948 s

∑𝑇
Tn = = 0,828 s
𝑛

5.3 Teori Ketidakpastian

Untuk keadaan statis


𝐹
K =𝑋
0,186
=
0,078

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
= 2,384
𝛿𝑘 𝛿𝑘 2
∆𝐾 = √(𝛿𝑓) (𝐹)2 + (𝛿𝑓) (∆𝑥)2
𝛿𝐾 = 𝑢′ .𝑣 − 𝑣′ .𝑢
𝛿𝐹 𝑣2

Dimana
u =F u’ = 1
v =x v’ = 0
1 .0,078 – 0 .0,186
= 0,0782
0,078
=
0,06

= 1,3

𝛿𝐹 2
∆𝐹 = √𝛿𝑚 (∆𝑚)2
𝛿𝐹
= u’ . v + v’ . u
𝛿𝑚

Dimana
u=m u’= 1
v=g v’= 0
𝛿𝐹
=1 . 9,81 + 0 . m
𝛿𝑚

= 9,81 + 0
= 9,81
1
∆𝑚= 2 . skala terkecil
1
= 2 . 0,001

=0,0005

𝛿𝑓 2
∆F= √(𝛿𝑚) (∆𝑚)2

= √9,812 (0,0005)2

= √96,23 . 0,00000025
= 0,0094
𝛿𝐾 𝐹
=𝑋
𝛿𝑚
0,186
=
0,078

= 2,384
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
𝛿𝐾 𝑢′ .𝑣 − 𝑣′ .𝑢
=
𝛿𝑚 𝑣2

Dimana
u = F u’ = 0
𝑣= x v’ = 1
0 . 0,078 − 1 . 0,186
= 0,0782
−0,186
= 0,006

= -31
(𝑥1 − 𝑥)2 + (𝑥2 − 𝑥)2 + (𝑥3 − 𝑥)2
∆𝑥 =√
𝑛 (𝑛−1)

√(0,059 − 0,078)2 + (0,117− 0,078 )2 +(0,06 − 0,078)2


= 3 (3−1)

(−0,019)2 + (0,039)2+(−0,018)2
=√ 6

0,00036+0,00152+0,00032
=√ 6

= 0,019
𝛿𝑘 𝛿𝑘 2
∆𝐾 = √(𝛿𝑓) (𝐹)2 + (𝛿𝑓) (∆𝑥)2

= √(1,3)2 + (0,186)2 + (1,3)2 + (0,019)2

= √1,69 + 0,0345 + 0,16


= 1,372
∆𝐾
KR= 2 (∆𝐾 + 𝐾) . 100%
1,372
= 2 (1,372 +0,254) . 100%
1,372
= 2 (1,626) . 100%

= 0,421 . 100%
= 0,421%
KB = 100% − KR
= 100% − 0,421%
= 99,57%
Untuk keadaan dinamis
4𝜋2 𝑚
K = 𝑡2
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
4.3,142 𝑚
= 0,8282

=15,169
𝛿𝐾 𝑢′ .𝑣 − 𝑣′ .𝑢
=
𝛿𝑚 𝑣2

Dimana :
u = 4𝜋 2 u’ = 1
v = 𝑡2 v’ = 0
1 .𝑡 2 – 0 . 4𝜋2
= 𝑡2
1 .0,8282 −0 . 4(3,14)2
=
(0,828)2
0,685−0
= 0,685

=1
1
∆𝑚= 2 . skala terkecil
1
= . 0,001
2

= 0,0005
𝛿𝐾 𝑢′ .𝑣 − 𝑣′ .𝑢
=
𝛿𝑇 𝑣2

Dimana :
u = 4𝜋 2 u’ = 0
v = 𝑡2 v’ = 1
0 .0,8282 – 1 . 4(3,14)2
=
0,8282
0−39,43
= 0,685

= -57,56
(𝑡1 − 𝑡)2 + (𝑡2 − 𝑡)2 + (𝑡3 − 𝑡)2
∆𝑡 = √
𝑛 (𝑛−1)

√(7,35−0,828 )2 + (8,03 − 0,828) 2 +(9,48 −0,828)2


= 3 (3−1)

42,53 + 51,86 + 74,85


=√ 6

= 5,310

𝛿𝑘 2 𝛿𝑘 2
∆𝐾= √(𝛿𝑚) (∆𝑚)2 + ( 𝛿𝑡 )

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
=√(1)2 (0,0005)2 + (−57,56)2

=√(1) (0,000025) + 3313,15


= 57,559
57,559
KR=2 (57,559 +2,745 ) . 100%
57,559
=120,608 . 100%

= 0,47% . 100%
=47%
KB= 100 % - 47%
= 99,53%

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA

6.1 Tabel hasil pengolahan data

6.1.1 Untuk keadaan statis

No. Massa (kg) Simpangan Gaya (N) K (𝑵⁄𝒎) Keterangan

(m)

1 10 1,92 0,098N 1,661 𝑁⁄𝑚 Mp= 0,0353 kg

2 20 3,87 0,196N 1,675𝑁⁄𝑚 Me= 0,0616 kg


3 30 4,5 0,294N 4,9𝑁⁄𝑚

6.1.2 Untuk keadaan dinamis


No Massa (kg) Periode (s) K (𝑵⁄𝒎) Keterangan

1 10 0,73 0,806 𝑁⁄𝑚 Mp= 0,0353 kg


Me = 0,0616 kg
2 20 0,80 0,409 𝑁⁄𝑚
3 30 0,94 0,005 𝑁⁄𝑚

6.2 Pembahasan Hasil Pengolahan Data

Pada praktikm kali ini membahas tentang penentuan konstanta gaya pegas
dengan cara statis dan dinamis. Berdasarkan table diatas dapat kita lihat bahwa pada
cara statis terdapat massa 10 kg, 20 kg, dan 30 kg. Sedangkan pada cara dinamis
terdapat massa 10 kg, 20 kg dan 30 kg.
Untuk cara statis pada percobaan pertama dengan massa 10 kg diperoleh
konstanta sebesar 8,44 N/m. Percobaan kedua dengan massa 20 kg diperoleh
konstanta sebesar 10,10 N/m. Percobaan ketiga dengan massa 30 kg diperoleh
konstanta sebesar 10,27 N/m.
Untuk cara dinamis pada percobaan pertama dengan massa 10 kg diperoleh
konstanta sebesar 0,077 N/m. Percobaan kedua dengan massa 20 kg diperoleh
konstanta sebesar 0,375 N/m. Percobaan ketiga dengan massa 30 kg diperoleh
konstanta sebesar 0,312 N/m.
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Dari data diatas membuktikan bahwa semakin besar massa yang bekerja pada
beban maka semakin besar gaya yang bekerja pada beban itu dan akan
menghasilkan simpangan yang semakin besar pula. Dapat kita analisis juga bahwa
juga bahwa semakin besar massa yang bekerja pada beban maka semakim besar
periode yang bekerja pada beban tersebut.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti proses praktikum konstanta gaya pegas kami
menyimpulkan bahwa:
7.1.1 Gaya pegas merupakan gaya untuk kembali ke keadaan semula. Gaya ini di
timbulkan akibat benda statis yang mengalami renggangan. Contoh benda yang
mengalami gerak statis adalah per, karet, dan busur. Benda elastisi banyak
dimanfaatkan demi memudahkan pekerjaan atau pun demi kenyamanan manusia.
7.1.2 Elastisitas adalah kemampuan benda untuk kembali kebentuk semula ketika
gaya yang bekerja pada benda tersebut di tiadakan. Salah satu benda yang memiliki
sifat elastis yang cukup adalah per.
7.1.3 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi gaya pegas yaitu jenis bahan,
diameter, jumlah lilitan dan suhu pada pegas.

7.2 Saran

7.2.1 Saran untuk laboratorium


Diharapkan agar fasilitas laboratorium bisa lebih dilengkapi, misalnya
pendingin ruangan.Dan juga kebersihan ruangan bisa lebih ditingkatkan.
7.2.2 Saran untuk asisten
Diharapkan agar asisten dapat lebih membantu praktikan dalam hal
perhitungan sesuai dengan percobaan yang bersangkutan.
7.2.3 Saran untuk praktikum
Saran saya adalah praktikum sebaiknya di jalankan secara offline sehingga
kami dapat mengetahui prosedur dan hukum yang terdapat dalam percobaan dengan
baik.

7.3 Ayat yang berhubungan


“Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia menciptakan keseimbangan,
agar kamu jangan merusak keseimbangan itu.” (QS. Ar-Rahman 55 : 7-8).

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
DAFTAR PUSTAKA

Jannah, W., Syafwan, M., & Lestari, R. (2019). ANALISIS MODEL PEGAS-
MAGNET. Jurnal Matematika UNAND,
Pranata, l. d, yarmani, y, & sugihartono, t. (2017). pengaruh latihan beban gaya-
pegas karet ban terhadap kecepatan pukulan kumite gyaku tzuki untuk atlet
karate inkanas kota bengkulu. kinestetik, 1(2).
Pratama, a., & fitri, m. (2020). rancang bangun alat uji konstanta pegas untuk
kapasitas 50 n/mm menggunakan metode vdi 2221. ame (aplikasi mekanika
dan energi): jurnal ilmiah teknik mesin, 6(2).

KONSTANTA GAYA PEGAS

Anda mungkin juga menyukai