Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIKUM

KONSTANTA GAYA PEGAS

DISUSUN OLEH:
MUH DHAMA ADHA IDRIS MARASABESSY 09320230216
ZUL QIFLY 09320230217
KHALIL GIBRAN 09320230218
ARYAND HIDAYAT 09320230219
WAHYU RAMADHANI 09320230220
MUHAMMAD RAMADAN ABDULLAH 09320230221

KELOMPOK 2C7/4B
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pegas mempunyai peranan penting untuk meredam getaran, oleh karena itu
penggunaan pegas harus sesuai dengan gaya yang bekerja padanya. Jika salah
dalam penggunaan dan pemilihan pegas maka akan mengakibatkan pegas
bekerja tidak maksimal meredam getaran bahkan dapat mengakibatkan pegas
menjadi patah. Gaya yang bekerja pada pegas dan perubahan panjang ketika
pegas diberikan gaya, menjadi pertimbangan pemilihan pegas. Perbandingan
gaya dengan perubahan panjang tersebut dinamakan konstanta pegas (A.
Pratama & Muhamad Fitri, 2020).
Konstanta gaya pegas menurut hukum Hooke adalah perubahan panjang
pegas sebanding dengan gaya yang diberikan pada pegas asalkan gayanya
tidak melebihi batas kemampuan pegas tersebut . (Adhiatma, A., Hidayat, R.,
Gusviandra, D., Rildiwan, R., Zulnadi, Z., Amrizal, A., & Batubara, F. Y., 2019).
Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energi
mekanis. Penggunaan pegas misalnya ditemukan pada sistem suspensi mobil,
yang berfungsi untuk menyerap kejut dari jalan dan getaran roda agar tidak
diteruskan ke bodi kendaraan secara langsung. Elastis adalah kemampuan suatu
benda kembali ke bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda
tersebut dihilangkan. Rangkaian pegas dapat disusun dari beberapa pegas yang
dipasang seri ataupun paralel. Sistem 12 pegas-massa merupakan suatu sistem
yang tersusun dari benda yang memiliki massa dan terhubung dengan pegas.
Sistem pegas-massa dapat digunakan untuk mempelajari perilaku penjalaran
gelombang pada sistem fisis (Samuel, 2020).
Suatu pegas jika diberi beban dan simpangan akan menciptakan suatu gerak
harmonik, gerak ini terjadi karena dipengaruhi oleh gaya yang berasal dari
pegas.
Sistem pegas terdiri dari satu massa, satu pegas dan satu redaman. Gaya
pegas ini merupakan gaya pemulih yang menyebabkan benda berosilasi
selama tidak ada gesekan udara (Widiastuti et al., 2022).
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
1.2. Tujuan Percobaan

1. 2.1. Tujuan Instruksi Umum (TIU)


Mahasiswa dapat memahami peristiwa gerak harmonik pada pegas.
1.2.2. Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
1. Mahasiswa dapat memahami arti waktu/priode getaran dan frekuensi
getaran (osilasi).
2. Mahasiswa dapat mengamati pengaruh simpangan dan massa
terhadap getaran.
3. Mahasiswa dapat menghitung besarnya konstanta gaya pegas.

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konstanta Gaya Pegas

Konstanta pegas adalah besarnya gaya yang dibutuhkan atau yang harus
diberikan sehingga terjadi perubahan panjang sebesar satu satuan panjang.
Satuan SI untuk konstanta pegas adalah N/m atau 𝑘𝑔.𝑚/𝑠2. Sebuah gaya
pemulih yang ditimbulkan oleh sebuah pegas ditentukan oleh Hukum Hooke .
Saat menentukan koefisien elastisitas, pegas dibebani dengan beban. Hal
tersebut dilakukan untuk menunjukkan proporsionalitas antara ekstensi pegas
dan bobot. Koefisien proporsionalitas adalah koefisien itas pegas . Oleh karena
itu diperlukan suatu eksperimen untuk membuktikan faktor apa saja yang
mempengaruhi nilai konstanta pegas(Refiantoro & Kurmiawanti, 2022).
Sifat atau itas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk
awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu dihilangkan
(dibebaskan). Berdasarkan sifat ini, benda-benda kertas dan tanah liat disebut
sebagai benda yang tidak . dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu benda
elastis dan benda plastis (tak ). Benda-benda seperti busa spons, karet gelang,
dan pegas baja disebut sebagai benda yang elastis. Sedang benda-benda seperti
kertas dan tanah liat disebut sebagai benda yang tidak atau plastis (Richo Fenda
Refiantoro & Kurniawanti, 2022).
Untuk menentukan nilai dari tetapan pegas tersebut dapat dilakukan dengan 2
cara yaitu cara statis dan cara dinamis.
2.1.1. Statis
Cara statis merupakan cara yang digunakan untuk menetukan nilai
konstanta pegas dengan menghitung pertambahan panjang pegas ketika
diberi beban (W). Dengan cara statis maka akan dapat dilihat pengaruh
pertambahan massa terhadap perubahan panjang pegas. Sedangkan cara
dinamis adalah cara yang digunakan apabila pegas yang diberi beban tadi
dihilangkan bebannya maka pegas akan mengalami getaran dengan
periode tertentu. Dengan cara ini dapat dilihat hubungan massa terhadap
periode getaran suatu pegas.Karena itas pegas ditentukan oleh besarnya

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
konstanta pegas maka penulis mengambil judul penentuan konstanta pegas
secara statis dan dinamis.
Apabila suatu pegas dengan tetapan pegas k diberi beban W, maka
ujung pegas akan bergeser sepanjang x sesuai dengan persamaan m g = k
x. Untuk menentukan tetapan pegas (k) dengan cara statis maka digunakan
rumus gabungan antara hukum Hooke dan Hukum II Newton yaitu :
Hukum Hooke :
F = - k x ..............................................................................................(4.2.1)

Hukum II Newton :

F = m a = m g ......................................................................................(4.2.2)

Jika persamaan (2.17) dan persamaan (2.18) disubtitusikan maka :


F = - k x m g = - kx .............................................................................(4.2.3)
Keterangan :
k = Tetapan pegas (N/m)
m = Massa (kg)
x = Jarak simpangan (m)
g = Konstanta gravitasi bumi (m/s2 )
2.1.2. Dinamis
Untuk cara dinamis, apabila pegas yang telah diberi beban tadi
dihilangkan bebannya maka pegas akan mengalami getara selaras. Teknik
untuk menurunkan rumus periode pegas adalah sederhana, yaitu hanya
menyamakan gaya pemulih dan gaya dari hukum II Newton F = m . ay
dengan ay= - adalah percepatan gerak harmonik. Gaya pemulih pada pegas
adalah F = -k y sehingga diperoleh :

- k y = m ay
- ky = m
…………………………………............................(4.2.4)

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
Dengan kecepatan sudut maka .Sehingga:

……………………………………………….……………(4.2.5)

Keterangan :
T = Periode (sekon)
m = Massa beban (kg)
k = Tetapan pegas (N/m)
2.2. Susunan Pegas

2.2.1. Pegas disusun SERI


Pegas disusun seri artinya disusun secara deret seperti gambar.

Gambar 4.2.1 Pegas SERI (M. Fisika et al., n.d.)


Pegas satu memiliki konstanta k1, pegas kedua memiliki konstanta
k2, dan pegas ketiga memiliki konstanta k3, jika ketiganya disusun seri,
maka secara keseluruhan memiliki konstanta gabungan yang sebut saja
konstanta seri dengan simbol ks. Ketika pegas yang diseri salah satu
ujungnya ditarik seperti gambar, maka masing-masing pegas akan
bertambah Panjang besar pertambahan panjang akhir dari susunan pegas
tersebut adalah jumlah pertambahan panjang ketiga pegas tersebut (M.
Fisika et al., n.d.)
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
∆X = ∆X1 + ∆X2 + ∆X3

………………………..(4.2.6)

sedangkan

…………………………………………………………………..(4.2.7)

Persamaan ∆x = ∆x1 + ∆x2 + ∆x3 diubah menjadi :

……………………………………………………..…(4.2.8)

Karena F adalah gaya yang bekerja pada semua pegas yang besarnya
sama, maka :

………………………………………………………...(4.2.9)

2.2.2. Pegas disusun PARALEL


Pegas satu memiliki konstanta k1, pegas kedua memiliki konstanta k2,
dan pegas ketiga memiliki konstanta k3, jika ketiganya disusun paralel,
maka ketika ditarik dengan gaya F ketiga pegas akan mengalami
pertambahan panjang sama besar. Gaya F terdistribusi pada ketiga pegas
dengan besar masing masing F1, F2, dan F3.

Gambar 4.2.2 Pegas PARALEL (M. Fisika et al., n.d.)

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
Dimana
F = F1+ F2 + F3,
dengan
F1 = k1 . ∆x
F2 = k2 . ∆x
F3 = k3 . ∆x
sedangkan
F = k . ∆x
sehingga F = F1+ F2 + F3, menjadi
kp . ∆x = k1. ∆x + k2. ∆x + k3. ∆x ,
karena nilai ∆x adalah sama maka :

………..………………………………………(4.2.10)

Persamaan tersebut menunjukkan hubungan nilai konstanta susunan


pegas parelal (kp) dengan konstanta masing-masing pegas (k1, k2, dan
k3). Dengan penjumlahan seperti itu, nilai kp akan lebih besar dari pada
masing-masing nilai k penyusunnya. Yang artinya bahwa pegas yang
disusun paralel akan menjadi sistem pegas yang lebih sukar diubah bentuk
dan ukurannya.

2.3. Energi Potensial Pegas

Energi potensial pegas adalah jenis energi potensial yang terkait dengan
deformasi atau perubahaan bentuk pegas atau benda elastisnya lainnya.
Sebuah pegas yang ditarik akan cenderung kembali ke keadaan semula
apabila tarikannya dilepas. Kecenderungan ini menjadikan pegas memiliki
energi ketika ditarik. Energi yang dimiliki pegas ketika pegas ditarik atau
ditekan dikenal dengan besaran energi potensial pegas.
Bagaimana menghitung energi potensial pegas ini ?
Energi tidak dapat dihitung secara langsung, energi dapat dihitung
berdasarkan usaha yang dapat dilakukan, sebagaimana halnya energi potensial
pegas tidak dapat dihitung langsung. Menurut pengertian usaha, bahwa usaha
sebanding dengan perubahan energi yang terjadi untuk melakukan usaha itu
sendiri (w = ∆E).

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
Usaha yang dilakukan sebuah gaya dapat diilustrasikan dengan luasan daerah
dibawah grafik F - ∆x seperti ditunjukkan gambar berikut :

Gambar 4.2.3 Grafik F - ∆x (M. Fisika et al., n.d.)


Dimana bentuk daerah dibawah grafik adalah berupa segitiga, sehingga
usaha yang dilakukan gaya F pada pegas besarnya sama dengan luas daerah
segitiga tersebut.
W = ½ F.∆x,
F adalah gaya yang dikerjakan pada pegas, besarnya adalah F = k.∆x, maka
persamaan w = ½ F.∆x dapat diubah menjadi :
w = ½ k.∆x . ∆x, atau w = ½ k (∆x)2,
karena w = ∆Ep, maka ∆Ep = ½ k(∆x2)
Jika energi awal dianggap nol,maka : Ep = ½ k.x2
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa energi potensial pegas (Ep)
dipengaruhi oleh perubahan panjang dari pegas itu sendiri, jika perubahan
pegas (∆x) diperbesar, maka pegas akan memiliki energi yang makin besar.
Sebagai contoh sebuah ketapel yang ketika digunakan, karetnya ditarik
makin panjang maka ketapel tersebut akan melontarkan batu semakin jauh.
Beberapa pegas yang digabung menyebabkan nilai konstantanya
berubah, sehingga energi potensialnya juga akan berubah. Jika beberapa
pegas diseri, maka besar energi potensialnya akan berkurang dan jika
beberapa pegas diparalel, maka energi potensialnya dapat bertambah.
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
2.4. Gerak Harmoni Pada Pegas

Osilasi dapat didefinisikan sebagai gerak bolak–balik suatu benda yang


terjadi secara periodi atau berkala yaitu gerak benda tersebut berulang pada
selang waktu yang tetap. Osilasi dapat terjadi jika sistem diberikan gaya
sehingga bergerak dari posisi kesetimbangan.

Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik
kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon
selalu konstan. Gerak harmonik sederhana mempunyai kesetimbangan gerak
dalam bentuk sinesodia dan digunakan untuk menganalisa suatu gerak peroidik
tertentu. Garis gerak harmonik sederhana dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
gerak harmonik sederhana linear, misalnya penghisap gas pada silinder,
sementara yang satu lagi ialah gerak harmonik argular, misalnya yang terjadi
pada gerak bandul.
Gerak harmonik pada pegas dan sistem pegas adalah sebuah pegas dengan
kostanta pegas (k) dan diberikan massa pada ujungnya dan diberi simpangan
sehingga akan terbentuk gerakan dan harmonik. Jika pada saat awal benda pada
posisi θ0 maka :
............................................(4.2.11)

Keterangan :
y = simpangan (m),
A = amplitudo (m),
𝜔 = kecepatan sudut (rad/s),
f = frekuensi (Hz), ,
t = waktu tempu (s),
𝜃0 = sudut awal pada saat t = 0.
Gerak yang dilakukan telefon genggam berbeda dengan gerak yang lain.
Gerak tersebut merupakan gerak bolak balik dengan sebuah gerak harmoni.
2.4.1. Simpangan
Simpangan adalah suatu jarak benda pada setiap saat dari sebuah titik
kesetimbangan dalam satuan meter (m). Simpangan getaran harmonik
sederhana sebagai proyeksi partikel yang bergerak melingkar beraturan
diameter lingkaran.
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
2.4.2. Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik melalui titik kesetimbanngan.
Kesetimbangan yang dimaksud adalah keadaan dimana suatu benda
berada pada posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda
tersebut.
2.4.3. Periode
Periode getaran adalah waktu yang digunakan dalam satu getaran dan
diberi simbol T. Periode dihitung dengan rumus seperti yang berada
dibawah ini.

.............................................................................................(4.2.12)

Keterangan :
F = frekuensi (Hertz)
T = periode (sekon).
2.4.4. Amplitudo
Amplitudo adalah pengukuran skalar (nilai) yang non negatif dari
besar osilasi (variasi periodik terhadap waktu dari suatu hasil
pengukuran) suatu gelombang.

Gambar 4.2.4 Amplitudo (Sumber: https://www.yuksinau.id/rumus-amplitudo/)

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
2.5 Hukum Newton

Hukum Newton yang kedua menjelaskan bagaimana keadaan gerak benda


dapat berubah. Hukum ini mengatakan bahwa keadaan gerak pada benda hanya
dapat berubah jika pada benda tersebut dikenakan sebuah gaya. Gaya yang
bekerja pada benda akan memberi dampak langsung pada perubahan keadaan
gerak benda tersebut. Adanya kesebandingan antara besar perubahaan keadaan
gerak dengan besar gaya yang diaplikasikan pada benda tersebut (Mikrajuddin,
2019).
Gaya dapat mengubah arah gerak suatu benda, gaya dapat mengubah bentuk
suatu benda serta gaya juga dapat mengubah ukuran suatu benda dengan syarat
gayayang kita berikan cukup besar. Gaya menyebabkan percepatan. Arah gaya
searah dengan arah percepatan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa gaya adalah
besaran yang mempunyai besar dan arah. Ini berarti, gaya jug dapat digolongkan
sebagai sebuah vektor. Gaya yang dapat bekerja pada suatu benda akan selalu
memberi dampak yang langsung kepada perubahan keadaan gerak benda
tersebut. Gaya dapat mengubah arah gerak suatu benda. Gaya juga menyebabkan
percepatan.
2.5.1 Hukum I Newton
Hukum I Newton menyatakan, apabila resultan gaya yang bekerja
pada suatu bneda sama dengan nol, benda yang awalnya diam akan
selamanya diam, sementara benda yang awalnya bergerak lurus beraturan
juga akan selamanya lurus beraturan dalam kecepatan yang tetap. Setiap
benda akan tetap diam atau bergerak dalam suatu garis lurus kecuali ada
gaya yang bekerja padanya. Hukum I newton disebut juga hukum
kelembaman (inersia), yaitu keadaannya baik tetap diam atau tetap
dalam keadaan bergerak beraturan. Benda yang diam akan bergerak jika
diberi gaya. Benda yang sudah bergerak dengan kecepatan tertentu, akan
tetap bergerak dengan kecepatan itu jika tidak ada gangguan (gaya).

...................................................................................(4.2.13)
Faksi = - Freaksi

2.5.2 Hukum II Newton


Hukum II Newton menyatakan, percepatan yang dihasilkan oleh

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sebanding dan searah
dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda.
Melalui hukum ini, gaya benda menjadi semakin besar ketika
mendapatkan dorongan gaya searah laju arah benda tersebut. Sebaliknya,
jika diberikan gaya berlawanan (gaya tolak) melawan benda itu, laju gaya
akan melambat atau mengecil karena tarjadi perubahan kecepatan dan
perubahan laju. Besar kecilnya perlambatan atau percepatan yang
diberikan pada benda maka memengaruhi arah gerak benda. Adapun
rumus hukum II newton yaitu:

F=m.a ..............................................................................................(4.2.14)

2.5.3 Hukum III Newton


Hukum III Newton menyatakan bahwa, setiap aksi akan menimbulkan
reaksi. Apabila suatu benda memberi gaya pada benda lain, benda yang
mendapat gaya itu akan memberikan gaya yang besarnya sama dengan
gaya yang diterima dari benda pertama, tetapi dengan arah yang
berlawanan. Dari hukum ini diketahui tiap aksi berkonsekuensi
memunculkan reaksi, atau bisa dikatakan ada sebab dan akibat. Pemberian
gaya sebab, menghasilkan gaya akibat. Gaya aksi reaksi bekerja saling
berlawanan dan bekerja pada yang berbeda (Ilham Choirul Anwar, 2021).
Rumus hukum III newton yaitu sebagai berikut:

Faksi = -Freaksi ......................................................................(4.2.15)

2.6. Elastisitas

Elastisitas adalah sifat suatu benda ketika diberikan gaya akan mengalami
perubahan bentuk, ketika benda dihilangkan gaya maka benda akan kembali ke
bentuk semula. Benda yang kita temui di dalam kehidupan sehari-hari tergolong
ke dalam dua sifat yaitu benda elastis dan benda plastis. Pegas dan karet adalah
contoh benda yang bersifat elastis. Sedangkan benda yang bersifat plastis seperti
tanah liat, plastisin, adonan tepung dan yang lainnya tidak dapat kembali ke
bentuk dan ukuran awal walaupun gaya itu dihilangkan. Suatu benda elastis
memiliki sifat tegangan dan regangan (P. P. Fisika, 2019).

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
2.6.1. Tegangan
Tegangan merupakan keadaan dimana sebuah benda mengalami
pertambahan panjang ketika sebuah benda diberi gaya pada satu
ujungnya sedangkan ujung lainnya ditahan. Contohnya, misal seutas
kawat dengan luas penampang x m2, dengan panjang mula-mula x meter
ditarik dengan gaya sebesar N pada salah satu ujungnya sedangkan pada
ujung yang lain ditahan maka kawat akan mengalami pertambahan
panjang sebesar x meter. Fenomena ini menggambarkan suatu tegangan
yang mana dalam fisika disimbolkan dengan . Tegangan menunjukkan
kekuatan gaya yang menyebabkan perubahan bentuk, tegangan
didefinisikan sebagai perbandingan antara perubahan bentuk dan ukuran
benda tergantung pada arah letak gaya luar yang diberikan.
Secara matematis dapat dituliskan seperti berikut ini:

𝐹 ...................................................................................(4.2.16)
𝜎=
𝐴

Keterangan :
F = besar gaya tekan/tarik (N),
A = luas penampang (m2),
= tegangan (N/m2).
2.6.2. Regangan
Regangan merupakan perbandingan antara pertambahan panjang
kawat dalam x meter dengan panjang awal kawat dalam x meter.
Regangan dapat terjadi dikarenakan gaya yang diberikan pada benda
ataupun kawat tersebut dihilangkan, sehingga kawat kembali ke bentuk
awal. Hubungan ini secara matematis dapat di tuliskan sebagai berikut:

𝑙
............................................................................................(4.2.17)
e = 𝐼𝑜
Keterangan:
e = Regangan,
= Pertambahan panjang benda,
lo = Panjang mula-mula
2.6.3. Modulus Elastisitas (Modulus Young)
Elastis atau Elastisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
kembali kekondisi awalnya ketika gaya yang diberikan pada benda
tersebut dihilangkan. Contoh benda elastis adalah pegas. Selain
bersifat elastis, pegas juga dapat berubah menjadi bersifat plastis jika
ditarik dengan gaya yang besar melewati batas elastisnya. Jika pegas
sudah menjadi plastis kamu pasti tahu bahwa pegas tersebut sudah rusak.
Dalam fisika, modulus elastisitas disimbolkan dengan E. Modulus
elastisitas menggambarkan perbandingan antara tegangan dengan
regangan yang dialami bahan. Dengan kata lain, modulus elastis
sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik regangan.
Berdasarkan tingkat elastisitasnya, benda padat dibagi menjadi dua,
yaitu benda elastis dan benda plastis. Benda-benda elastis memiliki
kemampuan untuk kembali ke bentuk atau ukuran semula saat gaya yang
diterapkan dihilangkan. Kebalikannya, benda-benda plastis adalah
benda yang tidak dapat kembali ke bentuk dan ukuran semula saat gaya
yang diterapkan dihilangkan. lastisitas adalah kemampuan yang
dimiliki suatu material untuk kembali ke bentuk dan ukuran semulanya
saat gaya eksternal atau gaya deformasi yang diterapkan padanya
dihilangkan. Hal ini disebabkan karena kuatnya gaya tarik
antarmolekul pada material tersebut. Seluruh gaya antarmolekul yang
melawan terjadinya deformasi ini disebut dengan gaya pemulih.
𝜎
...........................................................................................................(4.2.18)
E= 𝑒

Keterangan:
E = modulus elastisitas (N/m2),
e = regangan
= tegangan (N/m2).
Beberapa konsep utama tentang elastisitas adalah sebagai berikut:
 Elastisitas Linear: Benda yang mengikuti hukum elastisitas linear akan
mengalami deformasi yang sebanding dengan besarnya gaya yang
diterapkan. Dalam kasus ini, hubungan antara tegangan (stres) dan
perubahan panjang atau deformasi (regangan) dapat dijelaskan dengan
hukum Hooke, yang dituliskan sebagai F = k * ∆x, di mana F adalah

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
gaya, k adalah konstanta gaya pegas, dan ∆x adalah perubahan panjang
atau deformasi.
 Elastisitas Plastis: Benda yang mengalami deformasi plastis tidak akan
kembali ke bentuk asalnya setelah gaya diterapkan di luar batas
elastisitasnya. Deformasi plastis terjadi ketika benda mengalami
perubahan permanen dalam strukturnya.
 Titik Lompat: Titik lompat adalah titik di mana benda mulai
mengalami deformasi plastis. Sebelum titik ini, benda hanya mengalami
deformasi elastis, yang berarti benda akan kembali ke bentuk asalnya
setelah gaya diterapkan.
 Modulus Elastisitas: Modulus elastisitas adalah parameter yang
mengukur kekakuan suatu materi atau benda. Ada beberapa jenis
modulus elastisitas, termasuk modulus Young (untuk regangan
sepanjang), modulus geser (untuk regangan geser), dan modulus bulk
(untuk regangan volumetrik). Modulus elastisitas menggambarkan
sejauh mana benda dapat mengalami deformasi elastis dalam respons
terhadap gaya.

2.7. Percepatan Gravitasi

Percepatan gravitasi termasuk dalam gerak jatuh bebas. Gerak jatuh bebas
merupakan gerak benda jatuh dari ketinggian tertentu menuju permukaan bumi
tanpa kecepatan awal dan benda mengalami percepatan. Percepatan merupakan
besaran vektor sehingga mempunyai besar dan arah konstan (ketetapan
percepatan gravitasi 9,81 m/s2 ). Artinya, setiap detik sebuah partikel yang
dikenai percepatan gravitasi kecepatannya akan bertambah sebesar 9,81 m/s.
Angka 9,81 m/s2 seringkali dibulatkan menjadi 9,8 ataupun menjadi 10 m/s2 .
Percepatan gravitasi adalah perubahan kecepatan gaya tarik bumi terhadap suatu
benda atau zat. tergantung ketinggian dan kondisi geologi tempat tersebut, serta
dipengaruhi juga oleh jauh atau dekatnya zat atau benda terhadap pusat bumi.
Kelajuan setiap benda yang jatuh bebas bertambah secara teratur, karenanya
gerak jatuh bebas juga merupakan salah satu contoh gerak lurus berubah
beraturan yang digunakan untuk menghitung besaran-besaran fisika terkait gerak
lurus beraturan, seperti jarak, kecepatan awal, kecepatan akhir, selang waktu,
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
dan percepatan. Rumusan dari besaran-besaran fisika tersebut adalah :
Kecepatan Awal (vo) dan Kecepatan Akhir (vt).

.........................................................................................(4.2.19)

Keterangan :
Vo = Kecepatan awal,
a = Percepatan.

Gambar 4.2.5 Gerak Lurus Beraturan (Sumber: https://ilmudasar.id/pengertian-


gerak-lurus-beraturan)

2.8. Penerapan Hukum Hooke

Fisika merupakan ilmu yang dapat menjelaskan berbagai fenomena-


fenomena yang ada di kehidupan kita sehari-hari. Setelah mengetahui penjelasan
lengkap mengenai pegas yang ternyata berkaitan dengan kehidupan kita sehari-
hari, kini Anda bisa mendalaminya lebih lanjut. Hubungan dengan gaya,
tegangan serta kemampatan. Ketiganya memiliki rumus yang berbeda-beda dan
berhubungan dengan rumus hukum Hooke. Karena pada dasarnya,
pengaplikasian hukum-hukum fisika, termasuk Hooke, akan banyak membantu
aktivitas manusia(Hoke et al., 2021).

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
2.8.1. Dinamometer
Dinamometer merupakan alat ukur gaya dimana pada termometer
tersebut terdapat pegas. Dan hal tersebut sesuai dengan teori hukum
Hooke. Biasanya digunakan untuk menghitung besar gaya pada percobaan
di laboratorium. Di dalam dinamometer terdapat pegas. Pegas tersebut
akan meregang ketika dikenai gaya luar. Misalnya anda melakukan
percobaan mengukur besar gaya gesekan.

Gambar 4.2.6 Dinamometer (Sumber:


https://www.istockphoto.com/id/vektor/fisika-dinamometer-tua-pada-latar-
belakang-putih-dinamometer-vektor-untuk-pelajaran-gm1311897916-
400857252)
2.8.2 Per sepeda motor
Contoh yang paling mudah adalah konstruksi pegas berupa per pada
sepedah motor, standar pada sepedah dan juga sepeda motor juga memiliki
konstruksi pegas berupa per pada bagian standar tersebut bisa naik dan
juga turun tanpa kehilangan momentum, sehingga bisa digunakan untuk
membantu menahan dan juga sepeda agar tidak terjatuh.
2.8.3. Kunci inggris
Dengan adanya pegas maka kunci inggris dan juga perkakas lainnya
bisa digunakan dan juga bermanfaat. Kunci yang terbuat dari bahan
campuran besi dan baja ini sngat kuat dan cukup tahan lama dalam
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
masanya. Hal ini karena manfat timah yang dapat membuat kombinasi dari
besi dan baja lebih kuat sehingga sangat cocok untuk penggunaan perkakas
konstruksi lainnya.
2.8.4 Panahan
Sifat elastis terdapat pada tali busus. Ketika tali busur ditarik belakang
dengan gaya tertentu, limb akan melengkung lebih dalam dan tali menjadi
35 kencang. Saat tali dilepaskan, gaya akan hilang dan kembali ke keadaan
semula. gaya yang diberikan tali busur lebih besar dari gaya tarik,
sehingga menyebabkan anak panah melesat jauh.

Gambar 4.2.7 Panahan (Sumber:CNN INDONESIA,2021)


2.8.5 Spring bed
Spring bed merupakan salah satu jenis kasur yang dinilai sangat
nyaman untuk digunakan. Spring bed merupakan jenis kasur yang
memanfaatkan pegas untuk membantu meningkatkan kenyamanan. Di
dalam kasur tersebut terdapat banyak sekali konstruksi pegas atau per yang
dapat menahan beban yang sangat berat dan tetap nyaman untuk
digunakan. Tidak hanya kasur seperti pada umumnya, manfaat kasur angin
juga baik untuk kesehatan karena dapat mencegah berbagai penyakit.
Kasur angin juga lebih fleksibel dan nyaman oleh karena itu banyak
digunakan orang untuk bersantai.

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
2.8.5 Neraca pegas
Neraca pegas adalah timbangan sederhana yang menggunakan pegas
sebagai alat untuk menentukan massa benda yang diukurnya. Neraca
pegas (seperti timbangan badan) mengukur berat, defleksi pegasnya
ditampilkan dalam skala massa (label angkanya sudah dibagi gravitasi).

Gambar 4.2.8 Neraca Pegas (Sumber: sentrakalibrasiindustri.com/)


2.8.6 Sayap Pesawat
Sayap pesawat dituntut untuk lentur atau elastis dan tidak boleh terlalu
kaku. Sayap harus mampu menangani getaran dari baling-baling dan
desakan udara ketika terbang. Saat pesawat dites sayap yang elastisitasnya
baik akan melengkung seperti busur panah, tetapi tidak rusak dan kembali
ke bentuk semula.
2.8.7 Atap kerangka baja dan Jembatan
Atap kerangka baja dan jembatan dari bahan bangunan dikawasan
rawan gempa, harus sedikit lentur agar bangunan tidak mudah rubuh
ketika terjadi gempa bumi.
2.8.8 Pegas Pintu
Pegas pintu, seperti pegas penutup pintu, menggunakan konstanta gaya
pegas untuk memberikan dorongan yang cukup untuk menutup pintu
secara otomatis setelah dibuka. Ini adalah contoh penerapan sederhana dari
prinsip gaya pegas dalam kehidupan sehari-hari.
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
2.8.9 Alat Tulis
Beberapa alat tulis, seperti pulpen, memiliki pegas di dalamnya yang
membantu mendorong tinta keluar saat ujungnya ditekan pada kertas.
Konstanta gaya pegas ini memengaruhi seberapa mudah tinta dapat
mengalir.
2.8.10 Gantungan Baju
Gantungan baju seringkali memiliki pegas yang memungkinkan
mereka menggantung erat pada bar horizontal. Ini membantu menjaga
agar pakaian tetap tergantung dengan baik.
2.8.11 Peralatan Elektronik
Pegas juga digunakan dalam berbagai peralatan elektronik, seperti
tombol ponsel, mouse komputer, dan saklar elektronik. Konstanta gaya
pegas ini memengaruhi respons dari peralatan tersebut saat ditekan atau
diklik.
2.8.12 Mainan Anak-Anak
Banyak mainan anak-anak, seperti pogo stick atau mainan yang
melompat, menggunakan pegas untuk memberikan efek melompat dan
bermain yang menyenangkan.
2.8.13 Pegas Penguncian Kunci
Kunci pintu dan kunci jendela sering dilengkapi dengan pegas untuk
menjaga mereka tetap terkunci atau terbuka. Konstanta gaya pegas ini
penting untuk menjaga keamanan rumah.
2.8.14 Pegas dalam Alat-Alat Mekanis
Pegas digunakan dalam berbagai alat mekanis, termasuk jam tangan,
mesin pencetak, dan peralatan industri untuk mengatur pergerakan dan
memberikan kekuatan yang diperlukan.
2.8.15 Perangkat Olahraga
Alat-alat olahraga seperti trampolin, pegas loncat tinggi, dan tongkat
lompat menggunakan pegas dengan konstanta gaya pegas yang berbeda
untuk menciptakan efek tertentu dan memastikan keselamatan atlet.

2.9 Manfaat Konstanta Gaya Pegas

1. Supsensi Kendaraan: Konstanta gaya pegas digunakan dalam suspensi


KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
kendaraan, seperti mobil dan sepeda motor. Dengan mengatur konstanta gaya
pegas, Anda dapat mencapai kenyamanan berkendara yang lebih baik dan
meningkatkan kinerja kendaraan dalam menangani berbagai jenis medan.
2. Perangkat Olahraga: Banyak alat olahraga, seperti pegas loncat tinggi,
tongkat lompat, dan trampolin, menggunakan pegas dengan berbagai
konstanta gaya pegas untuk menghasilkan efek tertentu dan memberikan
keamanan bagi atlet.
3. Perangkat Penyimpanan: Gaya pegas digunakan dalam perangkat
penyimpanan, seperti kasur dan spring box, untuk memberikan dukungan
yang tepat dan kenyamanan tidur yang baik.
4. Mesin Teknologi: Dalam berbagai mesin dan perangkat teknologi, pegas
digunakan untuk mengendalikan gerakan atau mempertahankan posisi
tertentu, seperti dalam sakelar tombol, pengunci pintu, dan berbagai peralatan
elektronik.
5. Alat-Alat Musisi: Dalam beberapa alat musik, seperti gitar dan piano, pegas
digunakan untuk menciptakan suara yang diinginkan. Konstanta gaya pegas
dapat mempengaruhi nada dan kualitas suara alat musik tersebut.
6. Kesehatan: Beberapa peralatan medis, seperti tempat tidur rumah sakit dan
kursi roda, menggunakan gaya pegas untuk memberikan kenyamanan dan
dukungan kepada pasien.
7. Industri Manufaktur: Gaya pegas digunakan dalam proses manufaktur
untuk mengontrol tekanan, pergerakan, atau pengepakan bahan dalam
berbagai aplikasi, termasuk pengemasan makanan dan mesin pengepakan.
8. Konstruksi Bangunan: Gaya pegas juga digunakan dalam industri
konstruksi untuk merancang bangunan yang dapat menahan beban tertentu
atau mengkompensasi perubahan suhu.

2.10 Material Pegas

Pegas dapat terbuat dari berbagai jenis material tergantung pada aplikasinya
dan karakteristik yang diinginkan. Berikut beberapa material yang umum
digunakan dalam pembuatan pegas:
1. Baja Karbon: Baja karbon adalah bahan yang paling umum digunakan
dalam pembuatan pegas. Baja ini memiliki sifat elastis yang baik dan dapat
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
menjaga elastisitasnya bahkan setelah berulang kali ditekan atau ditarik.
Baja karbon sering digunakan dalam berbagai jenis pegas, termasuk pegas
kompresi, pegas spiral, dan pegas daun.
2. Paduan Baja: Paduan baja menggabungkan baja dengan unsur-unsur lain
seperti krom, nikel, dan mangan untuk meningkatkan sifat-sifat tertentu
seperti kekuatan, ketahanan aus, dan ketahanan terhadap korosi. Paduan
baja sering digunakan dalam pegas yang harus bekerja dalam kondisi
lingkungan yang keras atau mendapatkan beban berat.
3. Baja Per Pegas: Baja per pegas adalah jenis baja khusus yang dirancang
khusus untuk pembuatan pegas. Baja ini biasanya mengandung lebih banyak
karbon daripada baja konvensional dan menjalani proses perlakuan panas
yang sangat ketat untuk meningkatkan elastisitasnya.
4. Plastik: Plastik, seperti polietilena tinggi-densitas (HDPE) atau nylon, dapat
digunakan untuk membuat pegas plastik. Pegas plastik sering digunakan
dalam aplikasi ringan seperti mainan anak-anak atau dalam mekanisme yang
tidak memerlukan kekuatan besar.
5. Fiberglass: Pegas fiberglass terbuat dari serat kaca yang ditenun bersama
dalam sebuah matrix resin. Mereka ringan, tahan korosi, dan sering
digunakan dalam aplikasi yang memerlukan pegas tahan air dan tahan
kimia.
6. Aluminium: Aluminium digunakan dalam pegas yang harus sangat ringan
dan berfungsi dalam aplikasi yang memerlukan ketahanan terhadap korosi.
Namun, aluminium memiliki elastisitas yang lebih rendah daripada baja,
sehingga biasanya digunakan dalam pegas yang memerlukan kekuatan
elastis yang lebih rendah.
7. Titanium: Titanium adalah logam ringan dan tahan korosi yang digunakan
dalam pegas yang memerlukan kombinasi kekuatan tinggi dan ringan,
seperti dalam aplikasi kedirgantaraan.
Pemilihan material pegas tergantung pada faktor-faktor seperti aplikasi,
lingkungan operasi, beban yang akan diterima, dan karakteristik elastis yang
diinginkan. Setiap material memiliki kelebihan dan kelemahan tertentu,
sehingga pemilihan material harus mempertimbangkan kebutuhan spesifik dari
pegas tersebut.
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat

Gambar 4.3.1 Pegas

Gambar 4.3.2 Beban Pemberat

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar

Gambar 4.3.3 Ember


3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Statis
Pertama-tama timbanglah massa ember, massa pegas dan massa beban.
Selanjutnya gantunglah ember pada pegas dan atur sedemikian rupa
sehingga jarum menujukkanskala 0.Berikan beban kedalam ember
beberapa kali dan setiap kali penambahan beban, maka penunjukkan jarum
harus dicatat. Kemudian keluarkan beban dan ulangi prosedur beberapa
kali sesuai petunjuk Asisten.
3.2.2 Dinamis
Untuk kondisi dinamis, gantungkan ember, atur posisi jarum agar
membelakangi mistar. Kemudian masukkan satu beban lalu getarkan naik
turun, tunggu hingga getaran yang terjadi stabil, ukur waktu getaran untuk
interval tertentu (sesuai petunjuk Asisten). Tambahkan beban dalam ember
lalu ulangi seperti langkah sebelumnya, lakukan penambahan beban
beberapa kali sesuai petunjuk Asisten. Ulangi prosedur beberapa kali
sesuai petunjuk Asisten.

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
BAB IV
DATA PENGAMATAN

4.1 Tabel Pengamatan

4.1.1 Kondisi Statis


Tabel 4.4.1 Data Pengamatan Kondisi Statis

Massa Simpangan X (cm)


No Keterangan
Beban (gr) Xa Xb Xc Xd
1 10 1,2 1,1 1,3 1,3
2 20 2,0 2,1 2,2 2,2 Mp = 7,8 gr
3 30 3,1 3,2 3,5 3,4 Me = 6,17 gr

4.1.2 Kondisi Dinamis


Tabel 4.4.2 Data Pengamatan Kondisi Dinamis

Massa Waktu t (sekon)


No Keterangan
Beban (gr) ta tb tc td

1 10 5,56 5,54 5,33 5,32


2 20 5,44 5,41 5,40 5,40 Mp = 7,8 gr
3 30 5,87 5,86 5,72 5,72 Me = 61,7 gr

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
Hari/Tanggal Praktikum : Minggu, 24 September 2023
Kelompok/Frekuensi : 4B/I
Nama Anggota : 1. MUH DHAMA ADHA IDRIS M. (09320230216)
1. ZUL QIFLI (09320230217)
2. KHALIL GIBRAN (09320230218)
3. ARYAND HIDAYAT (09320230219)
4. WAHYU RAMADHANI (09320230220)
5. MUHAMMAD RAMADAN (09320230221)
ABDULLAH

Makassar, 30 September 2023

ASISTEN

(MEILANI WULANDARI)

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
BAB V
PENGOLAHAN DATA

5.1 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan statis untuk setiap

beban dalam satuan 𝑁⁄𝑚 .

Fn = m . g
F1 = m1 . g = .... N
F1 = 0,01 x 9,81 = 0,0981 N
F1 = 0,02 x 9,81 = 0,1962 N
F1 = 0,03 x 9,81 = 0,2943 N

∑ =

∑ = =

∑ = = =

∑ = = =

∑ = = =

Kn = ∑

K1 = ∑ = ⁄

= = ⁄

= = ⁄

= = ⁄

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
5.2 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaan dinamis untuk setiap
beban.

= =

= = 𝑠

= =

= =

= =

= =

= =

= =

= =

= =

= =

= =

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar

= =

= =

Tabel 4.5.1 Hubungan priode dan massa

Priode (s)
No Massa beban (kg)
Ta Tb Tc Td

1 0,01 0,556 0,554 0,533 0,532

2 0,02 0,544 0,541 0,54 0,54

3 0,03 0,587 0,586 0,572 0,572


= = =


= = =

= = =

= = =

= = =

= ( )=

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar

5.3 Teori Ketidakpastian

5.3.1 Untuk Keadaan Statis

= √( ) ( )

Dimana:

u=F u’ = 1

v=x v’ = 0

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar

= √( )

Dimana:

u=m u’= 1

v=g v’ = 0

= √( )

=√

=√

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar

Dimana:

u=F u’ = 0

v=x v’ = 1

̅ ̅ ̅
=√

=√

=√

= √( ) ( )

=√

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar

5.3.2 Untuk Keadaan Dinamis

= =

= √( ) 𝑚 ( )
𝑚

( )=

Dimana:

u= u’ =

v = T2 v’ = 0

=
𝑚

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar

Dimana:

u= u’ = 0

v = T2 v’ = 2T

= 0,246

̅ ̅ ̅
=√

=√

=√

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar

= √( ) 𝑚 ( )
𝑚

=√

=√

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
BAB VI
HASIL PENGOLAHAN DATA

6.1 Tabel hasil pengolahan data

4.6.1 Untuk keadaan statis

Massa Simpangan Gaya


No K (N/m) Keterangan
(kg) (m) (N)

1 0,01 0,012 0,0981 8,175 Me =

2 0,02 0,021 0,1962 9,342 Mp = 0,0078

3 0,03 0,133 0,2943 8,918

4.6.2 Untuk keadaan dinamis

Massa
No Priode (s) K (N/m) Keterangan
(kg)

1 0,01 0,543 10,597 Me = 0,0617

2 0,02 0,508 13,681 Mp = 0,0078

3 0,03 0,579 11,713

6.2 Pembahasan hasil pengolahan data

Pada percobaan konstanta gaya pegas pada kondisi statis. Didapatkan 3 data
seperti yang dapat dilihat di tabel 4.6.1 yaitu massa pertama 0,01 kg dengan
simpangan 0,012 m dan nilai konstanta pegas 8,175 N/m. Massa kedua 0,02 kg
dengan simpangan 0.021 m dan nilai konstanta pegas 9,342 N/m. Massa ketiga
0,03 kg dengan simpangan 0,133 m dan nilai konstanta pegas 8,918 N/m.
Selanjutnya dilakukan percobaan konstanta gaya pegas pada kondisi dinamis.
Didapatkan 3 data seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.6.2 yaitu massa
pertama 0,01 kg dengan proide 0,543 s dan konstanta pegas 10,597 N/m. Massa
kedua 0,02 kg dengan priode 0,508 s dan konstanta pegas 13,681 N/m. Massa
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
ketiga 0,03 kg dengan priode 0,579 s dan konstanta pegas 11,713 N/m.
Adapun dilakukan perhitungan ketidakpastian untuk mengetahui keakuratan
atau persen kebenaran dari hasil praktikum yang telah dilakukan. Hasil yang
akan didapatkan berdasarkan hasil data perhitungan yang didapatkan saat
praktikum. Dimana persen kebenaran bekerja pada konstanta pegas kondisi statis
adalah 99,89% sedangkan persen kebenaran bekerja pada konstanta gaya pegas
kondisi dinamis adalah 99,99%.

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang kami lakukan, kami dapat mengambil kesimpulan Setiap
bahan memiliki konstanta yang berbeda, perubahan panjang suatu pegas
perbandingan lurus (linear) dengan saya tarik atau gaya tekan yang diberikan pada
pegas tersebut, sifat elastis adalah sifat bahan yang selalu berusaha menghambat
perubahan bentuknya dan cenderung mengembalikkannya ke bentuk semula. Benda
yangb memiliki sifat ini dinamakan benda elastis.
7.2 Saran

7.2.1 Saran Untuk Laboratorium


Saran kami untuk laboratorium kedepannya adalah agar alat-alat dapat di
perbaiki kedepannya contohnya pegas yang telah kami gunakan pada
percobaan konstanta gaya pegas yang kurang mendukung.
7.2.2 Saran Untuk Asisten
Saran kami untuk asisten tercinta, semoga kedepannya bisa memberikan
petunjuk yang lebih baik untuk kami dan menjelaskan rumus secara
singkat.
7.2.3 Saran Untuk Praktikum Selanjutnya
Saran untuk praktikum selanjutnya, semoga kedepannya bisa lebih
emperhatikan kami karena kami masih butuh pelajaran yang lebih.
7.3 Ayat yang Berhubungan

“Dan Allah SWT telah meningginkan langit dan Dia meletakkan neraca”(Q.S
Ar-Rahman ayat 7)
Penjelasan ayat:
Dalam ayat ini tersirat yang berhubungan dengan kenyataan yang telah
diketahui manusia dari berbagai gejala yang terlihat atau telah dilakukan
percobaan dan pengukurannya.Dalam kaitan masalah yang akan dibahas
disini,bukan peristiwa pemuaiannya atau keseimbangannya,namun ada suatu
sifat yang menertai dalam peristiwa itu yaitu sifat kelenturan atau elastis.

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
DAFTAR PUSTAKA

Fisika, M., Xi, K., Sma, D., & Paud, D. J. (n.d.). Disain Sampul telah
disiapkan tinggal dicopy dari link Nasukha Z ., M . Pd . SMA Plus
PGRI Cibinong. 1–33.
Fisika, P. P. (2019). PENERAPAN MODEL PROJECT BASED
LEARNING.
Hoke, M., Dungus, F., & Makahinda, T. (2021). Pengaruh Model
Pembelajaran Pbl (Problem Based Learning) Berbantuan Alat
Peraga Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Gaya Pegas. Charm
Sains: Jurnal Pendidikan Fisika, 2(3), 189–195.
https://doi.org/10.53682/charmsains.v2i3.129
Refiantoro, R., & Kurmiawanti. (2022). Penentuan Konstanta Pegas
dalam Hukum Hooke pada Rangkaian Tunggal, Seri dan Paralel.
JIE.UPY Journal of Industrial Engineering Universitas PGRI
Yogyakarta, 1(2), 1–1.
Samuel, H. (2020). Pengaruh Panjang Pegas Terhadap Konstanta Pegas,
Frekuensi Sudut Alami, Frekuensi Sudut Teredam dan Faktor
Redaman Osilasi Sistem Pegas-Massa. Universitas Sanata Dharma,
1–92.
Widiastuti, Y., Dzar, F., & Latief, E. (2022). Analisis Eksperimen
Penentuan Konstanta Pegas Menggunakan Metode Statis, Dinamis,
Aplikasi Phypox Dalam Pembelajaran Fisika. Proceeding Seminar
Nasional IPA, 1–11.
https://proceeding.unnes.ac.id/index.php/snipa/article/view/1330

KONSTANTA GAYA PEGAS


KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN

Anda mungkin juga menyukai