DISUSUN OLEH:
MUH DHAMA ADHA IDRIS MARASABESSY 09320230216
ZUL QIFLY 09320230217
KHALIL GIBRAN 09320230218
ARYAND HIDAYAT 09320230219
WAHYU RAMADHANI 09320230220
MUHAMMAD RAMADAN ABDULLAH 09320230221
KELOMPOK 2C7/4B
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
MAKASSAR
2023
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
BAB I
PENDAHULUAN
Pegas mempunyai peranan penting untuk meredam getaran, oleh karena itu
penggunaan pegas harus sesuai dengan gaya yang bekerja padanya. Jika salah
dalam penggunaan dan pemilihan pegas maka akan mengakibatkan pegas
bekerja tidak maksimal meredam getaran bahkan dapat mengakibatkan pegas
menjadi patah. Gaya yang bekerja pada pegas dan perubahan panjang ketika
pegas diberikan gaya, menjadi pertimbangan pemilihan pegas. Perbandingan
gaya dengan perubahan panjang tersebut dinamakan konstanta pegas (A.
Pratama & Muhamad Fitri, 2020).
Konstanta gaya pegas menurut hukum Hooke adalah perubahan panjang
pegas sebanding dengan gaya yang diberikan pada pegas asalkan gayanya
tidak melebihi batas kemampuan pegas tersebut . (Adhiatma, A., Hidayat, R.,
Gusviandra, D., Rildiwan, R., Zulnadi, Z., Amrizal, A., & Batubara, F. Y., 2019).
Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energi
mekanis. Penggunaan pegas misalnya ditemukan pada sistem suspensi mobil,
yang berfungsi untuk menyerap kejut dari jalan dan getaran roda agar tidak
diteruskan ke bodi kendaraan secara langsung. Elastis adalah kemampuan suatu
benda kembali ke bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda
tersebut dihilangkan. Rangkaian pegas dapat disusun dari beberapa pegas yang
dipasang seri ataupun paralel. Sistem 12 pegas-massa merupakan suatu sistem
yang tersusun dari benda yang memiliki massa dan terhubung dengan pegas.
Sistem pegas-massa dapat digunakan untuk mempelajari perilaku penjalaran
gelombang pada sistem fisis (Samuel, 2020).
Suatu pegas jika diberi beban dan simpangan akan menciptakan suatu gerak
harmonik, gerak ini terjadi karena dipengaruhi oleh gaya yang berasal dari
pegas.
Sistem pegas terdiri dari satu massa, satu pegas dan satu redaman. Gaya
pegas ini merupakan gaya pemulih yang menyebabkan benda berosilasi
selama tidak ada gesekan udara (Widiastuti et al., 2022).
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
1.2. Tujuan Percobaan
Konstanta pegas adalah besarnya gaya yang dibutuhkan atau yang harus
diberikan sehingga terjadi perubahan panjang sebesar satu satuan panjang.
Satuan SI untuk konstanta pegas adalah N/m atau 𝑘𝑔.𝑚/𝑠2. Sebuah gaya
pemulih yang ditimbulkan oleh sebuah pegas ditentukan oleh Hukum Hooke .
Saat menentukan koefisien elastisitas, pegas dibebani dengan beban. Hal
tersebut dilakukan untuk menunjukkan proporsionalitas antara ekstensi pegas
dan bobot. Koefisien proporsionalitas adalah koefisien itas pegas . Oleh karena
itu diperlukan suatu eksperimen untuk membuktikan faktor apa saja yang
mempengaruhi nilai konstanta pegas(Refiantoro & Kurmiawanti, 2022).
Sifat atau itas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk
awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu dihilangkan
(dibebaskan). Berdasarkan sifat ini, benda-benda kertas dan tanah liat disebut
sebagai benda yang tidak . dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu benda
elastis dan benda plastis (tak ). Benda-benda seperti busa spons, karet gelang,
dan pegas baja disebut sebagai benda yang elastis. Sedang benda-benda seperti
kertas dan tanah liat disebut sebagai benda yang tidak atau plastis (Richo Fenda
Refiantoro & Kurniawanti, 2022).
Untuk menentukan nilai dari tetapan pegas tersebut dapat dilakukan dengan 2
cara yaitu cara statis dan cara dinamis.
2.1.1. Statis
Cara statis merupakan cara yang digunakan untuk menetukan nilai
konstanta pegas dengan menghitung pertambahan panjang pegas ketika
diberi beban (W). Dengan cara statis maka akan dapat dilihat pengaruh
pertambahan massa terhadap perubahan panjang pegas. Sedangkan cara
dinamis adalah cara yang digunakan apabila pegas yang diberi beban tadi
dihilangkan bebannya maka pegas akan mengalami getaran dengan
periode tertentu. Dengan cara ini dapat dilihat hubungan massa terhadap
periode getaran suatu pegas.Karena itas pegas ditentukan oleh besarnya
Hukum II Newton :
F = m a = m g ......................................................................................(4.2.2)
- k y = m ay
- ky = m
…………………………………............................(4.2.4)
……………………………………………….……………(4.2.5)
Keterangan :
T = Periode (sekon)
m = Massa beban (kg)
k = Tetapan pegas (N/m)
2.2. Susunan Pegas
………………………..(4.2.6)
sedangkan
…………………………………………………………………..(4.2.7)
……………………………………………………..…(4.2.8)
Karena F adalah gaya yang bekerja pada semua pegas yang besarnya
sama, maka :
………………………………………………………...(4.2.9)
………..………………………………………(4.2.10)
Energi potensial pegas adalah jenis energi potensial yang terkait dengan
deformasi atau perubahaan bentuk pegas atau benda elastisnya lainnya.
Sebuah pegas yang ditarik akan cenderung kembali ke keadaan semula
apabila tarikannya dilepas. Kecenderungan ini menjadikan pegas memiliki
energi ketika ditarik. Energi yang dimiliki pegas ketika pegas ditarik atau
ditekan dikenal dengan besaran energi potensial pegas.
Bagaimana menghitung energi potensial pegas ini ?
Energi tidak dapat dihitung secara langsung, energi dapat dihitung
berdasarkan usaha yang dapat dilakukan, sebagaimana halnya energi potensial
pegas tidak dapat dihitung langsung. Menurut pengertian usaha, bahwa usaha
sebanding dengan perubahan energi yang terjadi untuk melakukan usaha itu
sendiri (w = ∆E).
Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik
kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon
selalu konstan. Gerak harmonik sederhana mempunyai kesetimbangan gerak
dalam bentuk sinesodia dan digunakan untuk menganalisa suatu gerak peroidik
tertentu. Garis gerak harmonik sederhana dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
gerak harmonik sederhana linear, misalnya penghisap gas pada silinder,
sementara yang satu lagi ialah gerak harmonik argular, misalnya yang terjadi
pada gerak bandul.
Gerak harmonik pada pegas dan sistem pegas adalah sebuah pegas dengan
kostanta pegas (k) dan diberikan massa pada ujungnya dan diberi simpangan
sehingga akan terbentuk gerakan dan harmonik. Jika pada saat awal benda pada
posisi θ0 maka :
............................................(4.2.11)
Keterangan :
y = simpangan (m),
A = amplitudo (m),
𝜔 = kecepatan sudut (rad/s),
f = frekuensi (Hz), ,
t = waktu tempu (s),
𝜃0 = sudut awal pada saat t = 0.
Gerak yang dilakukan telefon genggam berbeda dengan gerak yang lain.
Gerak tersebut merupakan gerak bolak balik dengan sebuah gerak harmoni.
2.4.1. Simpangan
Simpangan adalah suatu jarak benda pada setiap saat dari sebuah titik
kesetimbangan dalam satuan meter (m). Simpangan getaran harmonik
sederhana sebagai proyeksi partikel yang bergerak melingkar beraturan
diameter lingkaran.
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
2.4.2. Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik melalui titik kesetimbanngan.
Kesetimbangan yang dimaksud adalah keadaan dimana suatu benda
berada pada posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda
tersebut.
2.4.3. Periode
Periode getaran adalah waktu yang digunakan dalam satu getaran dan
diberi simbol T. Periode dihitung dengan rumus seperti yang berada
dibawah ini.
.............................................................................................(4.2.12)
Keterangan :
F = frekuensi (Hertz)
T = periode (sekon).
2.4.4. Amplitudo
Amplitudo adalah pengukuran skalar (nilai) yang non negatif dari
besar osilasi (variasi periodik terhadap waktu dari suatu hasil
pengukuran) suatu gelombang.
...................................................................................(4.2.13)
Faksi = - Freaksi
F=m.a ..............................................................................................(4.2.14)
2.6. Elastisitas
Elastisitas adalah sifat suatu benda ketika diberikan gaya akan mengalami
perubahan bentuk, ketika benda dihilangkan gaya maka benda akan kembali ke
bentuk semula. Benda yang kita temui di dalam kehidupan sehari-hari tergolong
ke dalam dua sifat yaitu benda elastis dan benda plastis. Pegas dan karet adalah
contoh benda yang bersifat elastis. Sedangkan benda yang bersifat plastis seperti
tanah liat, plastisin, adonan tepung dan yang lainnya tidak dapat kembali ke
bentuk dan ukuran awal walaupun gaya itu dihilangkan. Suatu benda elastis
memiliki sifat tegangan dan regangan (P. P. Fisika, 2019).
𝐹 ...................................................................................(4.2.16)
𝜎=
𝐴
Keterangan :
F = besar gaya tekan/tarik (N),
A = luas penampang (m2),
= tegangan (N/m2).
2.6.2. Regangan
Regangan merupakan perbandingan antara pertambahan panjang
kawat dalam x meter dengan panjang awal kawat dalam x meter.
Regangan dapat terjadi dikarenakan gaya yang diberikan pada benda
ataupun kawat tersebut dihilangkan, sehingga kawat kembali ke bentuk
awal. Hubungan ini secara matematis dapat di tuliskan sebagai berikut:
𝑙
............................................................................................(4.2.17)
e = 𝐼𝑜
Keterangan:
e = Regangan,
= Pertambahan panjang benda,
lo = Panjang mula-mula
2.6.3. Modulus Elastisitas (Modulus Young)
Elastis atau Elastisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
kembali kekondisi awalnya ketika gaya yang diberikan pada benda
tersebut dihilangkan. Contoh benda elastis adalah pegas. Selain
bersifat elastis, pegas juga dapat berubah menjadi bersifat plastis jika
ditarik dengan gaya yang besar melewati batas elastisnya. Jika pegas
sudah menjadi plastis kamu pasti tahu bahwa pegas tersebut sudah rusak.
Dalam fisika, modulus elastisitas disimbolkan dengan E. Modulus
elastisitas menggambarkan perbandingan antara tegangan dengan
regangan yang dialami bahan. Dengan kata lain, modulus elastis
sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik regangan.
Berdasarkan tingkat elastisitasnya, benda padat dibagi menjadi dua,
yaitu benda elastis dan benda plastis. Benda-benda elastis memiliki
kemampuan untuk kembali ke bentuk atau ukuran semula saat gaya yang
diterapkan dihilangkan. Kebalikannya, benda-benda plastis adalah
benda yang tidak dapat kembali ke bentuk dan ukuran semula saat gaya
yang diterapkan dihilangkan. lastisitas adalah kemampuan yang
dimiliki suatu material untuk kembali ke bentuk dan ukuran semulanya
saat gaya eksternal atau gaya deformasi yang diterapkan padanya
dihilangkan. Hal ini disebabkan karena kuatnya gaya tarik
antarmolekul pada material tersebut. Seluruh gaya antarmolekul yang
melawan terjadinya deformasi ini disebut dengan gaya pemulih.
𝜎
...........................................................................................................(4.2.18)
E= 𝑒
Keterangan:
E = modulus elastisitas (N/m2),
e = regangan
= tegangan (N/m2).
Beberapa konsep utama tentang elastisitas adalah sebagai berikut:
Elastisitas Linear: Benda yang mengikuti hukum elastisitas linear akan
mengalami deformasi yang sebanding dengan besarnya gaya yang
diterapkan. Dalam kasus ini, hubungan antara tegangan (stres) dan
perubahan panjang atau deformasi (regangan) dapat dijelaskan dengan
hukum Hooke, yang dituliskan sebagai F = k * ∆x, di mana F adalah
Percepatan gravitasi termasuk dalam gerak jatuh bebas. Gerak jatuh bebas
merupakan gerak benda jatuh dari ketinggian tertentu menuju permukaan bumi
tanpa kecepatan awal dan benda mengalami percepatan. Percepatan merupakan
besaran vektor sehingga mempunyai besar dan arah konstan (ketetapan
percepatan gravitasi 9,81 m/s2 ). Artinya, setiap detik sebuah partikel yang
dikenai percepatan gravitasi kecepatannya akan bertambah sebesar 9,81 m/s.
Angka 9,81 m/s2 seringkali dibulatkan menjadi 9,8 ataupun menjadi 10 m/s2 .
Percepatan gravitasi adalah perubahan kecepatan gaya tarik bumi terhadap suatu
benda atau zat. tergantung ketinggian dan kondisi geologi tempat tersebut, serta
dipengaruhi juga oleh jauh atau dekatnya zat atau benda terhadap pusat bumi.
Kelajuan setiap benda yang jatuh bebas bertambah secara teratur, karenanya
gerak jatuh bebas juga merupakan salah satu contoh gerak lurus berubah
beraturan yang digunakan untuk menghitung besaran-besaran fisika terkait gerak
lurus beraturan, seperti jarak, kecepatan awal, kecepatan akhir, selang waktu,
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
dan percepatan. Rumusan dari besaran-besaran fisika tersebut adalah :
Kecepatan Awal (vo) dan Kecepatan Akhir (vt).
.........................................................................................(4.2.19)
Keterangan :
Vo = Kecepatan awal,
a = Percepatan.
Pegas dapat terbuat dari berbagai jenis material tergantung pada aplikasinya
dan karakteristik yang diinginkan. Berikut beberapa material yang umum
digunakan dalam pembuatan pegas:
1. Baja Karbon: Baja karbon adalah bahan yang paling umum digunakan
dalam pembuatan pegas. Baja ini memiliki sifat elastis yang baik dan dapat
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
menjaga elastisitasnya bahkan setelah berulang kali ditekan atau ditarik.
Baja karbon sering digunakan dalam berbagai jenis pegas, termasuk pegas
kompresi, pegas spiral, dan pegas daun.
2. Paduan Baja: Paduan baja menggabungkan baja dengan unsur-unsur lain
seperti krom, nikel, dan mangan untuk meningkatkan sifat-sifat tertentu
seperti kekuatan, ketahanan aus, dan ketahanan terhadap korosi. Paduan
baja sering digunakan dalam pegas yang harus bekerja dalam kondisi
lingkungan yang keras atau mendapatkan beban berat.
3. Baja Per Pegas: Baja per pegas adalah jenis baja khusus yang dirancang
khusus untuk pembuatan pegas. Baja ini biasanya mengandung lebih banyak
karbon daripada baja konvensional dan menjalani proses perlakuan panas
yang sangat ketat untuk meningkatkan elastisitasnya.
4. Plastik: Plastik, seperti polietilena tinggi-densitas (HDPE) atau nylon, dapat
digunakan untuk membuat pegas plastik. Pegas plastik sering digunakan
dalam aplikasi ringan seperti mainan anak-anak atau dalam mekanisme yang
tidak memerlukan kekuatan besar.
5. Fiberglass: Pegas fiberglass terbuat dari serat kaca yang ditenun bersama
dalam sebuah matrix resin. Mereka ringan, tahan korosi, dan sering
digunakan dalam aplikasi yang memerlukan pegas tahan air dan tahan
kimia.
6. Aluminium: Aluminium digunakan dalam pegas yang harus sangat ringan
dan berfungsi dalam aplikasi yang memerlukan ketahanan terhadap korosi.
Namun, aluminium memiliki elastisitas yang lebih rendah daripada baja,
sehingga biasanya digunakan dalam pegas yang memerlukan kekuatan
elastis yang lebih rendah.
7. Titanium: Titanium adalah logam ringan dan tahan korosi yang digunakan
dalam pegas yang memerlukan kombinasi kekuatan tinggi dan ringan,
seperti dalam aplikasi kedirgantaraan.
Pemilihan material pegas tergantung pada faktor-faktor seperti aplikasi,
lingkungan operasi, beban yang akan diterima, dan karakteristik elastis yang
diinginkan. Setiap material memiliki kelebihan dan kelemahan tertentu,
sehingga pemilihan material harus mempertimbangkan kebutuhan spesifik dari
pegas tersebut.
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.2.1 Statis
Pertama-tama timbanglah massa ember, massa pegas dan massa beban.
Selanjutnya gantunglah ember pada pegas dan atur sedemikian rupa
sehingga jarum menujukkanskala 0.Berikan beban kedalam ember
beberapa kali dan setiap kali penambahan beban, maka penunjukkan jarum
harus dicatat. Kemudian keluarkan beban dan ulangi prosedur beberapa
kali sesuai petunjuk Asisten.
3.2.2 Dinamis
Untuk kondisi dinamis, gantungkan ember, atur posisi jarum agar
membelakangi mistar. Kemudian masukkan satu beban lalu getarkan naik
turun, tunggu hingga getaran yang terjadi stabil, ukur waktu getaran untuk
interval tertentu (sesuai petunjuk Asisten). Tambahkan beban dalam ember
lalu ulangi seperti langkah sebelumnya, lakukan penambahan beban
beberapa kali sesuai petunjuk Asisten. Ulangi prosedur beberapa kali
sesuai petunjuk Asisten.
ASISTEN
(MEILANI WULANDARI)
5.1 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan statis untuk setiap
Fn = m . g
F1 = m1 . g = .... N
F1 = 0,01 x 9,81 = 0,0981 N
F1 = 0,02 x 9,81 = 0,1962 N
F1 = 0,03 x 9,81 = 0,2943 N
∑ =
∑ = =
∑ = = =
∑ = = =
∑ = = =
Kn = ∑
K1 = ∑ = ⁄
= = ⁄
= = ⁄
= = ⁄
= =
= = 𝑠
= =
= =
= =
= =
= =
= =
= =
= =
= =
= =
= =
= =
Priode (s)
No Massa beban (kg)
Ta Tb Tc Td
∑
= = =
∑
= = =
= = =
= = =
= = =
= ( )=
= √( ) ( )
Dimana:
u=F u’ = 1
v=x v’ = 0
= √( )
Dimana:
u=m u’= 1
v=g v’ = 0
= √( )
=√
=√
Dimana:
u=F u’ = 0
v=x v’ = 1
̅ ̅ ̅
=√
=√
=√
= √( ) ( )
=√
= =
= √( ) 𝑚 ( )
𝑚
( )=
Dimana:
u= u’ =
v = T2 v’ = 0
=
𝑚
Dimana:
u= u’ = 0
v = T2 v’ = 2T
= 0,246
̅ ̅ ̅
=√
=√
=√
= √( ) 𝑚 ( )
𝑚
=√
=√
Massa
No Priode (s) K (N/m) Keterangan
(kg)
Pada percobaan konstanta gaya pegas pada kondisi statis. Didapatkan 3 data
seperti yang dapat dilihat di tabel 4.6.1 yaitu massa pertama 0,01 kg dengan
simpangan 0,012 m dan nilai konstanta pegas 8,175 N/m. Massa kedua 0,02 kg
dengan simpangan 0.021 m dan nilai konstanta pegas 9,342 N/m. Massa ketiga
0,03 kg dengan simpangan 0,133 m dan nilai konstanta pegas 8,918 N/m.
Selanjutnya dilakukan percobaan konstanta gaya pegas pada kondisi dinamis.
Didapatkan 3 data seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.6.2 yaitu massa
pertama 0,01 kg dengan proide 0,543 s dan konstanta pegas 10,597 N/m. Massa
kedua 0,02 kg dengan priode 0,508 s dan konstanta pegas 13,681 N/m. Massa
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.4B/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
ketiga 0,03 kg dengan priode 0,579 s dan konstanta pegas 11,713 N/m.
Adapun dilakukan perhitungan ketidakpastian untuk mengetahui keakuratan
atau persen kebenaran dari hasil praktikum yang telah dilakukan. Hasil yang
akan didapatkan berdasarkan hasil data perhitungan yang didapatkan saat
praktikum. Dimana persen kebenaran bekerja pada konstanta pegas kondisi statis
adalah 99,89% sedangkan persen kebenaran bekerja pada konstanta gaya pegas
kondisi dinamis adalah 99,99%.
7.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang kami lakukan, kami dapat mengambil kesimpulan Setiap
bahan memiliki konstanta yang berbeda, perubahan panjang suatu pegas
perbandingan lurus (linear) dengan saya tarik atau gaya tekan yang diberikan pada
pegas tersebut, sifat elastis adalah sifat bahan yang selalu berusaha menghambat
perubahan bentuknya dan cenderung mengembalikkannya ke bentuk semula. Benda
yangb memiliki sifat ini dinamakan benda elastis.
7.2 Saran
“Dan Allah SWT telah meningginkan langit dan Dia meletakkan neraca”(Q.S
Ar-Rahman ayat 7)
Penjelasan ayat:
Dalam ayat ini tersirat yang berhubungan dengan kenyataan yang telah
diketahui manusia dari berbagai gejala yang terlihat atau telah dilakukan
percobaan dan pengukurannya.Dalam kaitan masalah yang akan dibahas
disini,bukan peristiwa pemuaiannya atau keseimbangannya,namun ada suatu
sifat yang menertai dalam peristiwa itu yaitu sifat kelenturan atau elastis.
Fisika, M., Xi, K., Sma, D., & Paud, D. J. (n.d.). Disain Sampul telah
disiapkan tinggal dicopy dari link Nasukha Z ., M . Pd . SMA Plus
PGRI Cibinong. 1–33.
Fisika, P. P. (2019). PENERAPAN MODEL PROJECT BASED
LEARNING.
Hoke, M., Dungus, F., & Makahinda, T. (2021). Pengaruh Model
Pembelajaran Pbl (Problem Based Learning) Berbantuan Alat
Peraga Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Gaya Pegas. Charm
Sains: Jurnal Pendidikan Fisika, 2(3), 189–195.
https://doi.org/10.53682/charmsains.v2i3.129
Refiantoro, R., & Kurmiawanti. (2022). Penentuan Konstanta Pegas
dalam Hukum Hooke pada Rangkaian Tunggal, Seri dan Paralel.
JIE.UPY Journal of Industrial Engineering Universitas PGRI
Yogyakarta, 1(2), 1–1.
Samuel, H. (2020). Pengaruh Panjang Pegas Terhadap Konstanta Pegas,
Frekuensi Sudut Alami, Frekuensi Sudut Teredam dan Faktor
Redaman Osilasi Sistem Pegas-Massa. Universitas Sanata Dharma,
1–92.
Widiastuti, Y., Dzar, F., & Latief, E. (2022). Analisis Eksperimen
Penentuan Konstanta Pegas Menggunakan Metode Statis, Dinamis,
Aplikasi Phypox Dalam Pembelajaran Fisika. Proceeding Seminar
Nasional IPA, 1–11.
https://proceeding.unnes.ac.id/index.php/snipa/article/view/1330