Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

KONSTANTA GAYA PEGAS

OLEH :

JURUSAN/FREKUENSI : TEKNIK INDUSTRI / I


KELOMPOK : 3A
ANGGOTA KELOMPOK :
1. MUHAMMAD CHANDRA ABU BAKAR
(09120200021)
2. ASNINGTYAS NURUL HAIZATULLAH
(09120200022)
3. MUHAMMAD WISNU WIRAWAN
(09120200023)
4. MIRANDA
(09120200024)
5. INDRA
(09120200025)

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2021
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari pegas memiliki peranan penting. Sebagai contoh,


pegas dapat kita jumpai pada sepeda motor. Dimana pegas pada sepeda motor
sering disebut atau dikenal dengan nama Shuck Breaker. Dengan adanya Shuck
Breaker ini maka kita merasa nyaman ketika mengendarai sepeda motor. Hal ini
terjadi karena Shuck Breaker tersebut memiliki sifat elastisitas (kembali ke bentuk
semula) seperti sifat pegas pada umumnya. Pegas tidak hanya dimanfaatkan pada
sepeda motor, tetapi pada semua kendaraan yang selalu kita gunakan.Pegas
merupakan salah satu contoh benda elastis. Contoh benda elastis lainnya adalah
karet mainan. Ketika kita menarik karet mainan sampai batas tertentu, karet tersebut
bertambah panjang. Jika tarikan tersebut dilepaskan.

Elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk awalnya


ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah gaya
diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut berubah.
Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah
pertambahan panjang.

Pegas yang mengali panjang jika diberikan beban. Gerakan yang diberikan
apabila sebuah pegas diberi sebuah beban dan diberi simpangan disebut gerak
harmonis. Gerak jelas saja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor dari
besarnya jarak dari simpangan yang diberikan pada pegas oleh faktor tetapan adalah
pegas itu sendiri. Faktor nilai tetapan pegas gaya mempengaruhi periode yang
dialami oleh pegas tersebut sehingga dapat mempengaruhi frekuensi dari pegas
tersebut. Untuk menentukan nilai tetapan pegas dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu statis dan dinamis. Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis.
Pertambahan panjang pegas yang mengali panjang jika diberikan beban. Gerakan
yang diberikan apabila sebuah pegas diberi sebuah beban disebut gerak harmonis
(Mikarjuddun, 2008).

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1.2 Tujuan Percobaan

1.2.1. Tujuan Instruksi Umum (TIU)

Kami dapat memahami peristiwa gerak harmonik pada pegas.

1.2.2. Tujuan Instruksi Khusus (TIK)

1. Kami dapat memahami arti waktu periode getaran dan frekuensi getaran.

2. Kami dapat mengambil pengaruh simpangan dan massa terhadap getaran.

3. Kami dapat menghitung besarnya konstanta gaya pegas.

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gaya Pegas


Bila sebuah benda diregangakan oleh gaya, maka panjang benda akan
bertambah. Panjang atau pendeknya pertambahan panjang benda tergantung pada
elastisitas bahan dari benda tersebut dan juga gaya yang diberikannya. Apabila
benda masih berada dalam keadaan elastis (batas elastisitasnya belm dilampaui),
beradasarkan hukum Hooke pertambahan panjang (∆x) sebanding dengan besar
gaya F yang meregangkan benda. Asas ini berlaku juga bagi pegas heliks, selama
batas elastisitas pegas tidak terlampaui (Umar, 2008).
Jika sebuah pegas diberi gaya berat dengan besar tertentu, maka secara
otomatis pegas tersebut akan mengalami pertambahan panjang. Hubungan antara
besar gaya yang bekerja pada pegas dengan pertambahan panjang pegas adalah
konsep dasar dari hukum Hooke.
Sesuai dengan hukum Hooke tersebut, maka besar gaya berat (F) yang
diberikan akan sebanding dengan pertambahan panjang pegas (x). Sehingga dapat
digambarkan dengan grafik hubungan antara F-x yaitu semakin besar gaya berat
yang diberikan, maka semakin besar pula grafik tersebut menunjukan pertambahan
panjang pada pegas. Dan secara sistematis, hukum Hooke dapat dituliskan dengan
persamaan :
……………………………………….................................................(4.2.1)
F= -k ∆x

Dimana: k = Tetapan pegas (N / m), F = Gaya yang pegas (N), x = Pertambahan


panjang pegas (m)
Tanda (-) dikarenakan gaya yang dikerjakan oleh pegas selalu berlawanan
terhadap perpindahan dari posisi setimbang oleh karena gaya.
Persamaan ini sering dikenal sebagai persamaan pegas dan merupakan hukum
hooke. Hukum ini dicetuskan oleh paman Robert Hooke (1635-1703). k adalah
konstanta dan x adalah simpangan. Konstanta pegas berkaitan dengan elastisitas

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

sebuah pegas. Semakin besar konstanta pegas (semakin kaku sebuah pegas),
semakin besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas.
Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F mempunyai arah
berlawanan dengan simpangan x. Ketika kita menarik pegas ke kanan maka x
bernilai positif, tetapi arah F ke kiri (berlawanan arah dengan simpangan x).
Sebaliknya jika pegas ditekan, x berarah ke kiri (negatif), sedangkan gaya F bekerja
ke kanan. Jadi gaya F selalu bekeja berlawanan arah dengan arah simpangan x.
Sebaliknya semakin elastis sebuah pegas (semakin kecil konstanta pegas), semakin
kecil gaya yang diperlukan untuk meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas
sejauh x, kita akan memberikan gaya luar pada pegas, yang besarnya sama dengan
F = + kx. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa x sebanding dengan gaya yang
diberikan pada benda. Gaya pegas selalu bekerja terhadap posisi setimbangnya (x
= 0) gaya ini terkadang disebut gaya pemulih (Oktavia, 2015). Jika suatu benda
dapat merenggang atau mreyusut karna pengaruh gaya dari luar dan dapat
dikembalikan ke keadaan semula jika gaya yang bekerja padanya dihilangkan,
maka keadaan tersebut dikatakan mempunyai sifat elastis (misalanya pegas).
Ketika pada sebuah pegas dibebani dengan sebuah massa ml, maka gaya yang
menyebabkan pegas bertambah panjang adalah gaya dari massa tersebut sehingga
…………….………………..................................................................
m.g = k.x (4.2.2)

Dimana : m = massa (gr), g = percepatan gravitasi (m/s2), k = konstanta pegas,


x = pertambahan panjang (m)
Selain dengan cara pembebanan, konstanta pegas k dapat dicari dengan cara
getaran pada pegas. Sebuah benda bermassa m dibebankan pada pegas dan
disimpangkan dari posisi setimbangnya, maka akan terjadi getaran pegas dengan
priode getaran T sebagai berikut.

T = 2 √(𝑚/𝑘)
……………………................................................................................(4.2.3)
Dimana : T = Periode gtaran (s), m = Massa (gr), k = konstanta gaya pegas (N/m)

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2.1.1 Konstanta Gaya Pegas


Konstanta pegas adalah besarnya gaya yang dibutuhkan atau yang harus
diberikan sehingga terjadi perubahan panjang sebesar satu satuan panjang. Satuan
SI untuk konstanta pegas adalah N/m atau 𝑘𝑔.𝑚/𝑠2𝑚. Sebuah gaya pemulih yang
ditimbulkan oleh sebuah pegas ditentukan oleh Hukum Hooke. Hukum Hooke
adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam ilmu fisika yang terjadi karena
sifat elastisitas suatu pegas. Hubungan antara gaya (F) yang meregangkan pegas
dan pertambahan panjang pegas (Δx) di daerah yang ada dalam batas kelenturan.
Untuk mencari konstanta pegas dapat dicari menggunakan cara statis dan dengan
cara dinamis. Suatau pegas yang digantungkan mempunyai nilai konstanta pegas k,
yang merupakan besar gaya tiap pertambahan panjang (Δx) sebesar satu satuan
panjang. Maka jika pegas kita tarik dengan gaya F tangan, maka pada pegas akan
terjadi gaya pegas (Fp) yang arahnya berlawanan dengan arah gaya (ΣF). Sehingga
untuk mencari nilai k dapat dicari dengan persamaan

k= 𝐹Δx = 𝑚𝑔Δx
................................................................................................................(4.2.4)
Dimana : k = Konstanta pegas (N/m), F = Gaya pada pegas (N/m), Δx =
Pertambahan Panjang Pegas (m).
Jika beban yang digantungkan pada pegas dalam keadaan setimbang,
kemudian diberi sedikit usikan dengan menarik massa ke bawah atau menekannya
keatas kemudian melepaskannya kembali, maka pegas akan mengalami getaran.
Getaran ini akan menyebabkan adanya periode dan amplitudo dan juga percepatan
yang arahnya selalu menuju ke titik setimbang.
2.1.2 Tetapan Pegas
Pegas akan selalu memiliki sifat keelastisan. Sifat elastis diartikan sebagai
kemampuan suatu benda untuk kembali ke kedudukan semula setelah diberi gaya
dari luar. Apabila kita meninjau pegas, andai panjang pegas pada keadaan seimbang
adalah lo. Salah satu ujung pegas dihubungkan pada suatu neraca pegas dan ujung
yang lain ditarik sedemikian rupa sehingga pegas tersebut akan bertambah panjang.
Besar atau kecilnya pertambahan panjang pegas bergantung pada besar kecilnya

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

gaya yang digunakan untuk menarik pada pegas. Artinya semakin besar gaya yang
dipakai untuk menarik suatu pegas, maka akan semakin besar pula pertambahan
panjang yang dialami pegas, begitu pula sebaliknya (Riani, 2008). Apabila
digambarkan pada grafik, maka grafik antara beban dan pertambahan panjang yang
dialami pegas akan membentuk grafik linier yang naik ke atas. Dengan
menggunakan grafik antara beban dan pertambahan panjang pegas, konstanta atau
tetapan pegas dapat ditentukan dengan menghitung gradien grafik tersebut. Setiap
pegas akan memiliki tetapan pegas yang berbeda-beda antara yang satu dengan
yang lainnya. Tetapan pegas diartikan sebagai ukuran kekakuan yang dimiliki oleh
suatu pegas yang biasanya dilambangkan dengan huruf k dan memiliki satuan N/m.
Tentu saja nilai tetapan pegas dari setiap pegas berbeda-beda yang disebabkan
oleh berbagai faktor. Yang pertama adalah luas permukaan pegas. Semakin besar
luas permukaan suatu pegas maka akan semakin besar pula nilai tetapannya, begitu
pula sebaliknya. Yang kedua adalah suhu. Semakin tinggi suhu yang diterima oleh
suatu pegas maka akan semakin kecil nilai tetapannya, begitu pula sebaliknya. Saat
suhu tinggi, partikel-partikel penyusun pegas mendapat energi dari luar sehingga
memberikan energi pula kepada prtikel penyusun pegas untuk bergerak sehingga
ikatan antar partikel merenggang. Yang ketiga adalah diameter pegas. Semakin
besar diameter yang dimiliki suatu pegas maka akan semakin kecil nilai tetapannya,
begitu pula sebaliknya. Dan yang terakhir adalah jumlah lilitan pegas. Semakin
banyak jumlah lilitan yang dimiliki suatu pegas maka akan semakin besar nilai
tetapannya, begitu pula sebaliknya. Hal-hal tersebutlah yang menyebabkan nilai
tetapan setiap pegas tidak sama, tergantung pada kondisi yang dialami oleh setiap
pegas masing-masing.
2.1.2 Pegas Statis
Cara statis merupakan cara yang digunakan untuk menetukan nilai
konstanta pegas dengan menghitung pertambahan panjang pegas ketika diberi
beban (W). Dengan cara statis maka akan dapat dilihat pengaruh pertambahan
massa terhadap perubahan panjang pegas. Sedangkan cara dinamis adalah cara yang
digunakan apabila pegas yang diberi beban tadi dihilangkan bebannya maka pegas

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

akan mengalami getaran dengan periode tertentu. Dengan cara ini dapat dilihat
hubungan massa terhadap periode getaran suatu pegas (Santosa, 2015).
2.2 Hukum Hooke
Bunyi hukum Hooke bila pada sebuah pegas bekerja sebuah gaya, maka pegas
tersebut akan bertambah panjang sebanding dengan basarnya gaya yang
mempengaruhi pegas tersebut. Berdasarkan persamaan hukum hooke diatas,
pertambahan suatu panjang suatu benda bergantung pada besarnya gaya yang
diberikan, materi penyusun, dan dimensi benda (dinyatakan dalam konstanta k).
Benda yang dibentuk oleh materi yang berbeda akan memiliki pertambahan
panjang yang berbeda walaupun diberikan gaya yang sama, misalnya tulang dan
besi. Pegas dalam keadaan tanpa beban di tarik oleh sebuah gaya yang (f) sehingga
bertambah panjang (∆x) menurut hukum hooke :
....................................................................................
𝐹 = 𝑘 ∆𝑥 ...........................(4.2.5)

Dimana : F = w = gaya tarik = beban (N), Δx = pertambahan panjang (m),


K = konstanta pegas (N/m)
Perlu selalu di ingatkan bahwa hukum hooke hanya berlaku untuk daerah
elastik, tidak berlaku untuk daerah plastik maupunn benda-benda plastik. Menurut
hooke, renggangan sebanding dengan tegangannyha, dimana yang dimaksud
dengan renggangan adalah presentase perubahan dimensi. Tegangan adalah gaya
yang menegangkan per satuan luas penampang yang dikenainya (Giancoli, 2001).

2.3 Hukum Hooke Untuk Benda Non Pegas


Hukum Hooke ternyata berlaku juga untuk semua benda padat, dari besi
sampai tulang tetapi hanya sampai pada batas-batas tertentu. Pada benda bekerja
gaya berat (berat = gaya gravitasi yang bekerja pada benda), yang besarnya = mg
dan arahnya menuju ke bawah (tegak lurus permukaan bumi). Akibat adanya gaya
berat, batang logam tersebut bertambah panjang sejauh (∆L). Jika besar
pertambahan panjang (∆L) lebih kecil dibandingkan dengan panjang batang logam,
hasil eksperimen membuktikan bahwa pertambahan panjang (∆L) sebanding
dengan gaya berat yang bekerja pada benda (Sulistiyani, 2015). Kita juga bisa

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

menggantikan gaya berat dengan gaya tarik, seandainya pada ujung batang logam
tersebut tidak digantungkan beban. Besarnya gaya yang diberikan pada benda
memiliki batas-batas tertentu. Jika gaya sangat besar maka regangan benda sangat
besar sehingga akhirnya benda patah. Jika sebuah benda diberikan gaya maka
hukum Hooke hanya berlaku sepanjang daerah elastis sampai pada titik yang
menunjukkan batas hukum Hooke. Jika benda diberikan gaya hingga
melewati batas hukum Hooke dan mencapai batas elastisitas, maka panjang benda
akan kembali seperti semula jika gaya yang diberikan tidak melewati batas
elastisitas.
Tapi hukum Hooke tidak berlaku pada daerah antara batas hukum
Hooke dan batas elastisitas. Jika benda diberikan gaya yang sangat besar hingga
melewati batas elastisitas, maka benda tersebut akan memasuki daerah plastis dan
ketika gaya dihilangkan, panjang benda tidak akan kembali seperti semula; benda
tersebut akan berubah bentuk secara tetap. Jika pertambahan panjang benda
mencapai titik patah, maka benda tersebut akan patah (Alkautsar, 2012).
Berdasarkan persamaan hukum Hooke di atas, pertambahan
panjang (∆L) suatu benda bergantung pada besarnya gaya yang diberikan (F) dan
materi penyusun dan dimensi benda (dinyatakan dalam konstanta k). Benda yang
dibentuk oleh materi yang berbeda akan memiliki pertambahan panjang yang
berbeda walaupun diberikan gaya yang sama, misalnya tulang dan besi. Demikian
juga, walaupun sebuah benda terbuat dari materi yang sama (besi, misalnya), tetapi
memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda maka benda tersebut akan
mengalami pertambahan panjang yang berbeda sekalipun diberikan gaya yang
sama. Jika kita membandingkan batang yang terbuat dari materi yang sama tetapi
memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda, ketika diberikan gaya yang
sama, besar pertambahan panjang sebanding dengan panjang benda mula-mula dan
berbanding terbalik dengan luas penampang. Makin panjang suatu benda, makin
besar besar pertambahan panjangnya, sebaliknya semakin tebal benda, semakin
kecil pertambahan panjangnya. Persamaan ini menyatakan hubungan antara
pertambahan panjang (∆L) dengan gaya (F) dan konstanta (k). Materi penyusun dan

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

dimensi benda dinyatakan dalam konstanta k. Untuk materi penyusun yang sama,
besar pertambahan panjang (delta L) sebanding dengan panjang benda mula-
mula (Lo) dan berbanding terbalik dengan luas penampang (A).
2.4 Gerakan Harmonika Yang Sederhana
Gerakan harmonika sederhana adalah suatu gerak dimana resultan gaya yang
bekerja pada titik,seimbang selalu, mengarah ke titik kesetimbangan, dan besar
resultan gaya sebanding dengan jarak titik sembarang ketuk kesetimbangan
tersebut. Contohnya gerak getaran beban pegas dan gerak beban pada ayunan
sederhana persamaan simpangan (g).

Y = A sin ө
.................................................................................................(4.2.6)
Y = A sin

Dimana : A= panjang gelombang (m),Y= simpangan (m), 𝜃 = sudut yang


Dibentuk.
Persamaan kecepatan (v).
𝑑𝑦 ……….........................................................................(4.2.7)
𝑣=
𝑑𝑡

Dimana : v = kecepatan (m/s), dt = waktu tempuh (s), dy = jarak (m).

V……....................................................................................................(4.2.8)
= Wa Cos wt

Dimana : v = kecepatan (m/s), Wa = berat (kg).


…………………………...…….......…………...............................(4.2.9)
Vmx = Wa

Dimana : Vmax = kecepatan maksimum (m/s), Wa = berat (kg).

2
𝑉 = 𝑤 √𝐴 − 𝑌 2
.................................................................................. .........................(4.2.10)
Dimana : v = kecepatan (m/s), w = berat (kg), A2 = amplitudo (m),
Y = simpangan (m)
Persamaan percepatan (a).
………..𝑑𝑦
.................................................................... .........................(4.2.11)
𝑎=
𝑑𝑡

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Dimana : a = percepatan (m/s2), dy = jarak (m), dt = waktu (s).

𝑎 = −𝑤 2 sin 𝑤𝑡
...............................................................................…....……..........(4.2.12)
𝑎 = 𝑚𝑥 = −𝑤 2 𝑦

Dimana : a = percepatan (m/s2), w = berat (kg).


2.5 Elastisitas
Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh sifat elastisnya ini, suatu
pegas yang diberi gaya tekan atau gaya renggang akan kembali pada keadan
setimbangnya mula-mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan gaya
pemulih pada pegas banyak dimanfaatkan dalam bidang teknik dan kehidupan
sehari-hari. Misalnya, di dalam shock braker dan springbed. Sebuah pegas
berfungsi meredan getaran saat roda kendraan melewati jalan yang tidak rata.
Pegas-pegas yang tersusun di dalam springbed dan memberikn kenyamanan
pada saat orang tidur.
Elastis adalah kemampuan benda utuk kembali ke bentuk semula ketika gaya
yang bekerja pada benda tersebut ditiadakan. Salah satu benda yang memiliki sifat
elastis yang cukup adalah karet. Selain memiliki sifat elastis benda ini juga
memiliki sifat plastis, yaitu ketika gaya yang bekerja pada benda ditiadakan maka
benda tidak dapat kembali ketempat semula. Sifat plastis timbul jika gaya yang
diberikan melebihi batas elastisitas benda. Beberapa benda yang memiliki sifat
plastis yang cukup besar, antaralain tanah lempung dan plastisin. Kedua sifat plastis
dan elastis tersebut dimiliki oleh benda padat. Akan tetapi kadar sifat tersebut untuk
setiap benda berbeda-beda. Karet memiliki sifat plastis yang sangat rendah dan sifat
elastis yang sangat tinggi (Dudi, 2009).
Ketika Anda menarik karet mainan sampai batas tertentu, karet tersebut
bertambah panjang. Jika tarikan dilepaskan, maka karet akan kembali ke panjang
semula. Demikian juga ketika Anda merentangkan pegas, pegas tersebut akan
bertambah panjang. Tetapi ketika dilepaskan, panjang pegas akan kembali seperti
semula. Apabila di laboratorium sekolah Anda terdapat pegas, silahkan melakukan
pembuktian ini. Regangkan pegas tersebut dan ketika dilepaskan maka panjang

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

pegas akan kembali seperti semula. Mengapa demikian ? hal itu disebabkan karena
benda-benda tersebut memiliki sifat elastis (Mikarajuddin, 2008).
Elastis atau elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali
ke bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut
dihilangkan. Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka
bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan
perubahan.
2.6 Tetapan Pegas
Tetapan pegas dari setiap pegas berbeda-beda yang disebabkan oleh berbagai
faktor. Yang pertama adalah luas permukaan pegas. Semakin besar luas permukaan
suatu pegas maka akan semakin besar pula niali tetapannya, begitu pula nilai
tetapannya, begitupula sebaliknya. Yang kedua adalah sushu, semakin tinggi sushu
yang diterima oleh suatu pegas maka akan semakin kecil nilai tetapannya,
begitupun sebliknya. Saat suhu tinggi, partikel-partikel penyusun pegas mendapat
energi dari luar sehingga memberikan energi pula kepada partikel penyusun pegas
untuk bergerak sehingga ikatan antar partikel merenggang. Yang ketiga adalah
diameter pegas, semakin besar diameter pegas akan semakin kecil nlai tetapannhya,
begitupun sebaliknya. Dan yang terakhir adalah jumlah lilitan pegas, semakin
banyak jumlah lilitan pegas maka akan semakin besar pula nilai tetapannya,
begitupula sebaliknya. Hal-hal tersebutlah yang menyebabkan nilai tetapan pegas
tidak sama, tergantung pada kondisi yang dialami oleh setiap masing-masing pegas
(Oktavia, 2015).
2.7 Periode Dan Frekuensi Getaran
Getaran adalah gerak bolak balik secara terus menerus melalui titik
kesetimbangan.Priode (T) adalah waktu yang di butuhkan untuk melakukan suatu
geteran penuh ditulis:
𝑡
........................................................................................ .....................…(4.2.13)
𝑇=
𝑛

Frekuensi (f) adalah banyaknya getaran yang akan terjadi dalam satu satuan waktu,
di tuliskan :

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

𝑛
𝐹= ..................................................................... ……………….(4.2.14)
𝑙

Hubungan antara frekuensi dan getaran adalah

𝐹 = 1⁄𝑇 dan 𝑇 = 1⁄𝑓


........................................................................................ .......………….(4.2.15)

Dimana : T = priode (s) , f = frekuensi (Hz), n = jumlah atau banyaknya getaran,


t = waktu (s).
Getaran adalah gerakan bolak balik secara teratur melalui titik setimbang.
Periode getaran adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu getaran penuh.
Frekuensi getaran adalah jumlah getaran yang terjadi tiap sekon/detik. Simpangan
getaran adalah jarak penyimpangan getaran dari titik setimbang. Beberapa contoh
getaran yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari- hari antara lain : sinar gitar
yang dipetik, bandul jam dinding yang sedang bergoyang, ayunan anak-anak yang
sedang dimainkan, mistar plastik yang dijepit pada salah satu ujungnya, lalu ujung
lain diberi simpangan dengan cara menariknya, kemudian dilepaskan tarikannya,
dan pegas yang diberi beban.
Dalam konsep getaran, ada yang disebut getaran harmonik. Getaran harmonik
merupakan gerak bolak-balik benda melalui suatu titik keseimbangan tertentu
dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan. Contoh lain
sistem yang melakukan getaran harmonik, antara lain, dawai pada alat musik,
gelombang radio, arus listrik AC, dan denyut jantung. Galileo di duga telah
mempergunakan denyut jantungnya untuk pengukuran waktu dalam pengamatan
gerak (Oktavia, 2015).

2.8 Energi Potensial Pada Pegas


Untuk menghitung energy potensial pada pegas, terlebih dahulu kita hitung
kerja atau usaha yang dibutuhkan untuk meregangkan pegas. Persamaan usaha
adalah W = F.s, dimana F adalah gaya dan s adalah perpindahan. Pada pegas
perpindahan adalah simpangan x, ketika menekan atau merenggangkan pegas
sejauh x, dibutuhkan gaya Fa yang berbanding lurus dengan x. secara matematis

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

ditulis Fa = k.x. Ketika ditekan atau direnggangkan pegas member gaya dengan
arah berlawanan ( Fb ) yang besarnya adalah Fb = -k.x.
Ketika benda kita lepaskan, gaya pemulih pegas menggerakan benda ke kiri,
kembali ke posisi setimbangnya. EP benda menjadi berkurang dan menjadi nol
ketika benda berada pada posisi setimbangnya. Selama bergerak menuju posisi
setimbang, EP berubah menjadi EK. Ketika benda tepat berada pada posisi
setimbang (x = 0), gaya pemulih pegas bernilai nol tetapi pada titik ini kecepatan
benda maksimum. Karena kecepatannya maksimum, maka ketika berada pada
posisi setimbang, EK bernilai maksimum Pegas yang diletakan vertikal pada
dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang digantungkan secara vertikal sama
dengan getaran pegas yang diletakan horisontal. Bedanya, pegas yang
digantungkan secara vertikal lebih panjang karena pengaruh gravitasi yang bekerja
pada benda (gravitasi hanya bekerja pada arah vertikal, tidak pada arah horisontal).

2.9 Benda Gaya Pegas

Gaya pegas yaitu gaya tarik yang ditimbulkan oleh suatu pegas. Munculnya
gaya pegas karena adanya sifat elastis/lenting. Pegas mempunyai sifat yang elastis
ya g artinya dapat mempertahankan bentuknya dan kembali kebentuk semula
setelah diberi gaya. Sehingga gaya pegas bisa dikatakan gaya pada suatu pegas
untuk kembali ke bentuk semula.

Contoh lain pemanfaatan gaya pegas yaitu sebagai berikut:

1. Dinamometer
Dinamometer, adalah alat pengukur gaya. Biasanya digunakan untuk
menghitung besar gaya pada percobaan di laboratorium. Di dalam dinamometer
terdapat pegas. Pegas tersebut akan meregang ketika dikenai gaya luar. Misalnya
anda melakukan percobaan mengukur besar gaya gesekan. Ujung pegas dikaitkan
dengan sebuah benda bermassa. Ketika benda ditarik, maka pegas meregang.
Regangan pegas tersebut menunjukkan ukuran gaya, di mana besar gaya
ditunjukkan oleh jarum pada skala yang terdapat pada samping pegas.

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2. Shock-breaker
Ketika sepeda motor melewati jalan berlubang, gaya berat yang bekerja
pada pengendara (dan gaya berat motor) akan menekan pegas sehingga pegas
mengalami mampatan. Akibat sifat elastisitas yang dimilikinya, pegas meregang
kembali setelah termapatkan. Perubahan panjang pegas ini menyebabkan
pengendara merasakan ayunan. Dalam kondisi ini, pengendara merasa sangat
nyaman ketika sedang mengendarai sepeda motor. Pegas yang digunakan pada
sepeda motor atau kendaraan lainnya telah dirancang untuk mampu menahan gaya
berat sampai batas tertentu. Jika gaya berat yang menekan pegas melewati batas
elastisitasnya, maka lama kelamaan sifat elastisitas pegas akan hilang.
3. Per
Pada sepeda ada per yang diletakan dibawah jok hal ini untuk
mempermudah ketika duduk disepeda agar ketika duduk tidak keras dan lebih
fleksibel. selain itu ada lagi yaitu pulpen modern yang menggunakan per akan
digunakan dan ketika sudah tidak gunakan dengan menekan bagian bawahnya.
4. Alat Perkakas
Beberapa jenis perkakas, seperti kunci inggris membutuhkan pegas untuk
dapat bekerja dengan baik. Dengan adanya pegas, maka kunci inggris dan juga
perkakas lainnya bisa digunakan dan juga bermanfaat. Kunci yang terbuat dari
bahan campuran besi dan baja ini sangat kuat dan cukup tahan lama dalam masanya,
hal ini karena manfaat timah yang dapat membuat kombinasi dari besi dan baja
lebih kuat sehingga sangat cocok untuk penggunaan perkakas konstruksi lainnya.
5. Alat Otomotif
Pegas juga sering dimanfaatkan untuk penggunaan di dalam bidang
otomotif dan juga teknik mesin. Bagian-bagian dari suatu mesin juga
memanfaatkan konstruksi pegas seperti per-klep, per-kopling.Dikatakan keamanan
karena pegas cukup baik dalam hal menarik maupun menahan kendaraan yang
melaju maupun berhenti, berbeda dengan kendaraan tradisional yang tidak terlalu
menggunakan pegas, seperti delman. Manfaat delman yang banyak di gunakan

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

masyarakat sebagai transportasi sampingan dan cukup ramah lingkungan selain


tranportasi yang modern.
6. Timbangan
Timbangan Digunakan untuk mengukur berat benda. Pada timbangan
terdapat pegas yang digunakan agar jika melakukan pengukuran, tekanan yang
diberikan tersebut akanmenyeimbangkan sehingga dapat stabil seperti semula.
7. Kasur pegas
Ketika kita duduk atau tidur di atas kasur pegas, gaya berat menekan kasur.
Karena mendapat tekanan maka pegas kasur termampatkan. Akibat sifat
elastisitasnya, kasur pegas meregang kembali. Pegas akan meregang dan
termampat, demikian seterusnya.

2.10 Faktor yang Mempengaruhi Tetapan Pegas


Tentu saja nilai tetapan pegas dari setiap pegas berbeda-beda, hal tersebut
disebabkan oleh berbagai faktor yaitu:
1. Luas
Pada permukaan pegas, semakin luas permukaan suatu zat maka akan semakin
besar pula tetapannya, begitupun sebaliknya.
2. Suhu
Semakin tinggi suhu yang diterima oleh sebuah pegas maka akan semakin kecil
nilai tetapannya, begitu pula sebaliknya. Saat suhu tinggi, partikelpartikel
penyusun pegas untuk bergerak sehingga ikatan antar partikel merenggang.
3. Diameter Pegas
Semakin besar nilai tetapan pegas maka semakin kecil nilai ketetapannya,
begitu pula sebaliknya, yaitu semakin kecil diameter pegas maka nilai
ketetapannya semakin besar.
4. Jumlah Lilitan
Semakin banyak jumlah lilitan pegas maka akan semakin besar nilai
ketetapannya, begitupula sebaliknya.

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB III

PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

(a) (b) (c)

(d) (e)

Gambar 3.1 Peralatan praktikum konstanta gaya pegas


(a) Ember Beban, (b) Beban Pemberat, (c) Stopwatch, (d) Pegas,
(e) Perangkat Gaya Pegas
3.2 Prosedur Percobaan

Pertama-tama kami menyediakan alat, kemudian kami menimbang massa


ember, massa pegas dan massa beban. Setelah itu kami memasang pegas statis pada
statif dan menggantung ember kecil pada pegas dan kami mengatur sedemikian
rupa sehingga setara dengan jarum menunjukkan angka nol pada penggaris. Setelah
itu beban seberat 10gr dimasukkan dalam ember kemudian kami mengamati
renggangan yang terjadi, kami menghitung dengan menggunakan stopwatch dan
kami mencatat setiap hasil yang didapatkan, setelah itu beban yang beratnya 10 gr
yang sebelumnya dilakukan berulangkali, kemudian kami menambahkan 10 gr lagi
dan menjadi 20 gr, dan mengikuti prosedur yang sebelumnya, setelah itu 20gr
kemudian ditambahkan 10 gr lagi menjadi 30 gr. Proses ini dilakukan sama seperti
yang dilakukan pada percobaan 1 dan 2.

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Untuk Pegas dinamis, ember masih tetap di gantung pada statif, dan
digantungkannya pegas dinamis pada statif. Sama seperti percobaan pada pegas
statis kami pertama tama menambahkan 10 gr beban pada ember kecil kemudian
mengatur hingga ember tersebut sejajar dengan nol kemudian ditarik ke bawah.
Setelah itu kami menghitung 5,4,3,2,1,0 pada hitungan ke-0 kami pun memulai
menghitung dengan menggunakan stopwatch sampai dengan sepuluh kali hitungan
getaran, setelah itu kami mencatat hasil dari hitungan stopwatch tersebut.
Kemudian menambahkan beban 10 gr menjadi 20 gr sesuai dengan prosedur
sebelumnya, setelah itu 20 gr ditambahkan lagi menjadi 30 gr. Proses ini dilakukan
sama seperti yang dilakukan pada percobaan 1 dan 2.

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB IV

DATA TABEL PENGAMATAN

4.1 Tabel hasil pengolahan data


Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan pada tabel sebagai
berikut :
1. Kondisi statis
No Massa Simpangan X (m) Keterangan
Beban (kg) 𝑿𝒂 𝑿𝒃 𝑿𝒄 𝑿𝒅
1. 0,01 0,0001 0,0001 0,00011 0,001 M𝑒 = 0,00061
2. 0,02 0,0002 0,0002 0,0002 0,00022 M𝑝 =0,000008
3. 0,03 0,0003 0,0003 0,00035 0,0003

2. Kondisi dinamis
No Massa Waktu t (s) Keterangan
Beban (kg)
𝑻𝐚 𝑻𝐛 𝑻𝐜 𝑻𝐝
1. 0,01 1,036 1,039 1,039 1,037 M𝑒 = 0,00061

2. 0,02 1,073 1,074 1,074 1,075 M𝑝 =0,000008


Jumlah
3. 0,03 1,113 1,112 1,116 1,111
Getaran =10

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Hari/Tanggal Praktikum : Sabtu, 3 April 2021


Frekuensi : I (satu)
Anggota Kelompok : 1. MUHAMMAD CHANDRA ABU BAKAR
2. ASNINGTYAS NURUL HAIZATULLAH
3. MUHAMMAD WISNU WIRAWAN
4. MIRANDA
5. INDRA

Makassar, 3 April 2021

ASISTEN

(SAIFUL)

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB V

PENGOLAHAN DATA

5.1 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaan statis untuk setiap
beban dalam satuan N/m.
a. F = M . g
F1 = 0,01 . 9,81
= 0,0981 N
F2 = 0,02 . 9,81
= 0,1962 N
F3 = 0,03 . 9,81
= 0,2943 N
𝐱 𝐚 +𝐱 𝐛 +𝐱 𝐜 +𝐱 𝐝
b. ∑𝐱𝐧 =
𝐧
0,0001 + 0,0001 + 0,00011 + 0,001
∑𝑥1 =
4
= 0,0003275 m
0,0002 + 0,0002 + 0,0002 + 0,00022
∑x2 =
4
= 0,000205 m
0,0003 + 0,0003 + 0,00035 + 0,0003
∑x3 =
4
= 0,0003125 m
𝐅𝐧
c. Kn =
∑𝐱𝐧
F1
K1 =
∑x1
0,0981
= = 299,54 N/m
0,0003275
F2
K2 =
∑x2

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

0,1962
= = 957,07 N/m
0,000205
F3
K3 =
∑x3
0,2943
= = 941,76 N/m
0,0003125

5.2 Perhitungan Nilai Komstanta Gaya Pegas pada Keadaan Dinamis untuk
Setiap Beban dalam Satuan
𝐓
Tn = 𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐠𝐞𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧

𝑇
𝒂. 𝑇𝑎1 = jumlah 𝑎1
getaran
1,036
= = 0,1036 s
10
𝑇𝑏1
𝑇𝑏1 =
jumlah getaran
1,039
= = 0,1039 s
10
𝑇𝑐1
𝑇𝑐1 =
jumlah getaran
1,039
= = 0,1039 s
10
𝑇𝑑1
𝑇𝑑1 =
jumlah getaran
1,037
= = 0,1037 s
10
𝑇
𝑏. 𝑇𝑎2 = jumlah 𝑎2
getaran
1,073
= = 0,1073 s
10
𝑇𝑏2
𝑇𝑏2 =
jumlah getaran
1,074
= = 0,1074 s
10

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

𝑇𝑐2
𝑇𝑐2 =
jumlah getaran
1,074
= = 0,1074 s
10
𝑇𝑑2
𝑇𝑑2 =
jumlah getaran
1,075
= = 0,1075 s
10
𝑇
𝑐. 𝑇𝑎3 = jumlah 𝑎3
getaran
1,113
= = 0,1113 s
10
𝑇𝑏3
𝑇𝑏3 =
jumlah getaran
1,112
= = 0,1112 s
10
𝑇𝑐3
𝑇𝑐3 =
jumlah getaran
1,116
= = 0,1116 s
10
𝑇𝑑3
𝑇𝑑3 =
jumlah getaran
1,111
= = 0,1111 s
10
Tabel 4.5.1 Hubungan Periode dan Massa
No. Massa Beban Periode (s)
(Kg) Ta Tb Tc Td
1. 0,01 0,1036 0,1039 0,1039 0.1037
2. 0,02 0,1073 0,1074 0,1074 0,1075
3. 0,03 0,1113 0,1112 0,1116 0,1111

∑𝑇 Tan+Tbn+Tcn+Tdn
a. T = =
𝑛 n

∑𝑇1 Ta1+Tb1+Tc1+Td1
𝑇1 = =
𝑛 4

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

0,1036+0,1039+0,1039+0,1037
=
4
= 0,1037 s
∑𝑇2 Ta2+Tb2+Tc2+Td2
𝑇2 = =
𝑛 4

0,1073+0,1074+0,1074+0,1075
=
4
= 0,1074 s
∑𝑇3 Ta3+Tb3+Tc3+Td3
𝑇3 = =
𝑛 4

0,1113+0,1112+0,1116+0,1111
=
4
= 0,1113 s
𝟒𝛑𝟐
b. K = (me + mb + mc)
𝐓𝟐
4 (3,14)2
K1 = (0,00061 + 0,01 + 0,000008)
(0,1037)2
39,4384
= x (0,010618)
0,01075
= 38,957 N/m
4 (3,14)2
K2 = (0,00061 + 0,02 + 0,000008)
(0,1074)2
39,4384
= x (0,020618)
0,01153
= 70,523 N/m
4 (3,14)2
K3 = (0,00061 + 0,03 + 0,000008)
(0,1113)2
39,4384
= x (0,030618)
0,01238
= 97,538 N/m

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA

6.1 Tabel Hasil Pengolahan Data


Tabel 4.6.1 Untuk Keadaan Statis.
No. Massa Simpangan Gaya K (N/m) Keterangan
(Kg) (m) (N)
1. 0,01 0,0003275 0,0981 299,54 Me = 0,00061
2. 0,02 0,000205 0,1962 957,07
3. 0,03 0,0003125 0,2943 941,76 Mp = 0,000008

Tabel 4.6.2 Untuk Keadaan Dinamis


No. Massa (Kg) Periode (s) K (N/m) Keterangan
1. 0,01 0,1037 38,957 Me = 0,00061

2. 0,02 0,1074 70,523

3. 0,03 0,1113 97,538 Mp = 0,000008

6.2 Pembahasan Pengolahan Data


Dari tabel 4.6.1 dapat dinyatakan bahwa pegas pada keadaan statis semakin besar
massa beban yang diberikan, maka semakin besar nilai simpangan (pertambahan
panjang) besar dan sebaliknya semakin besar nilai konstanta maka semakin kecil
pula nilai perubahan panjang. Dan dari tabel 4.6.2 dapat dinyatakan bahwa pegas
dalam keadaan dinamis semakin besar massa yang diberikan maka semakin besar
periode atau waktu yang dibutuhkan untuk satu getaran dan semakin kecil nilai
konstanta pegasnya.

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Dari praktikum konstanta gaya pegas kami dapat menarik kesimpulan bahwa:
1. Kami memahami peristiwa gerak harmonis pada pegas, dimana gerak
harmonis adalah gerak bolak balik dalam jalur keseimbangan yang
dipengaruhi oleh massa,simpangan,periode,frekuensi, dan konstanta.
2. Kami dapat memahami arti waktu atau periode yang didefinisikan sebagai
waktu yang diperlukan untuk mengelakukan sustu getaran sedangkan
frekuensi adalah banyaknya getaran dalam waktu tertentu.
3. Serta dapat menyimpulkan bahwa semakin besar massa ,simpangan, akan
semakin besar pula.
4. Gerak harmonik adalah gerak bolak balik benda melalui suatu titik
kesetimbangan dengan banyaknya getaran dalam satu skon selalu konstan.
7.2. Saran
7.2.1. Asisten
Kami harap asisten tetap semangat dan bersabar dalam membimbing kami.
7.2.2 Saran Untuk Praktikum
Kerja samanya lebih ditingkatkan lagi dan lebih teliti lagi saat mengerjakan
laporan.
7.3 Ayat yang berhubungan
(QS. Al-Kahfi :54)
“Dan sesungguhnya kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam al-qur’an ini
bermacam-macam perumpamaan.Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak
membantah.”
Hubungan antara (Q.S. Al- Kahfi : 54) dengan getaran yaitu:
Apabila kita perluas makna ayat di atas dengan peristiwa atau gejala fisis
bahwa Allah menciptakan alam semesta dengan wujudnya atau materinya selalu
bergerak secara berulang-ulang. Gerakan berulang dalam ruang berdimensi satu
kita sebut dengan getaran.

Page Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

Alkautsar, A. (2012). Studi Pengukuran Konstanta Pegas dengan Pengolahan


Citra. 4(2), 65–75.
Cowell, Bejamin. 2006. Konsep fisika. Yogyakarta : graha ilmu
Irawan, D. M., Iswantoro, G., Furqon, M. H., & Hastuti, S. (2018). Pengaruh Nilai
Konstanta Terhadap Pertambahan Panjang Pegas Pada Rangkaian Tunggal,
Seri dan Paralel. Jurnal Teknik Mesin MERC (Mechanical Engineering
Research Collection), 1(1), 4.
Mikarajuddin.2008 fisika mekanika klasik. Jakarta : Erlangga
Oktavia, V. E. (2015). Jurnal fisika dasar. 1–7.
Santosa, I. E. (2015). PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS SECARA
SEDERHANA BERBASIS KOMPUTER. (April), 210–214.
Sulistiyani, P. (2015). Media Pembelajaran Menggunakan Spreadsheet Excel
Untuk Materi Osilasi Harmonik Teredam. 6, 263–269.
Tipler, paul A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik. Jakarta : Erlangga

Page Konstanta Gaya Pegas

Anda mungkin juga menyukai