Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TUGAS PENDAHULUAN
MODULUS PUNTIR

DISUSUN OLEH :
NAMA : ANDI SUGHIE TRI ANANDA

STAMBUK : 091 2020 0104

FREK / KELOMPOK : III/1A

FAK / JURUSAN : TEKNOLOGI INDUSTRI / TEKNIK

LABORATERIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIFERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR
BAB I
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bila sebuah benda diregangakan oleh gaya, maka panjang benda akan
bertambah. Panjang atau pendeknya pertambahan panjang benda tergantung pada
elastisitas bahan dari benda tersebut dan juga gaya yang diberikannya. Apabila benda
masih berada dalam keadaan elastis (batas elastisitasnya belm dilampaui),
beradasarkan hukum Hooke pertambahan panjang (∆x)  sebanding dengan besar gaya
F yang meregangkan benda. Asas ini berlaku juga bagi pegas heliks, selama batas
elastisitas pegas tidak terlampaui.
Gaya pemulih adalah gaya yang cenderung memulihkan pegas ke konfigurasi
awalnya. Gaya yang bekerja pada pegas serupa dengan gaya yang dikejakan oleh satu
atom pada atom lain dalam sebuah molekul atau dalam zat padat dalam arti bahwa,
untuk perpindahan yang kecil dari kesetimbangannya, gaya pemulih sebanding
dengan perpindahan seringkali berguna untuk memvisualisasikan atom-atom dalam
sebuah molekul atau zat padat seperti atom-atom yang di hubungkan oleh pegas.
Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh sifat elastisnya ini, suatu
pegas yang diberi gaya tekan atau gaya renggang akan kembali pada keadan
setimbangnya mula-mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan gaya
pemulih pada pegas banyak dimanfaatkan dalam bidang teknik dan kehidupan sehari-
hari. Misalnya, di dalah shock braker dan springbed. Sebuah pegas berfungsi
meredan getaran saat roda kendraan melewati jalan yang tidak rata. Pegas-
pegas yang tersusun di dalam springbed dan memberikn kenyamanan pada
saat orang tidur.
Elastis adalah kemampuan benda utuk kembali ke bentuk semula ketika gaya
yang bekerja pada benda tersebut ditiadakan. Salah satu benda yang memiliki sifat
elastis yang cukup adalah karet. Selain memiliki sifat elastis benda ini juga memiliki
sifat plastis, yaitu ketika gaya yang bekerja pada benda ditiadakan maka benda tidak
dapat kembali ketempat semula. Sifat plastis timbul jika gaya yang diberikan
melebihi batas elastisitas benda (Oktavia, 2015).
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
1.2 Tujuan Percobaan
1.2.1 Tujuan Instruksi Umum (TIU)
Kami dapat memahami peristiwa gerak harmoni pada pegas.
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
1. Kami dapat memahami arti waktu/priode getaran dan frekuensi getaran
(osilasi).
2. Kami dapat mengamati pengaruh simpangan dan massa terhadap getaran.
3. Kami dapat menghitung besarnya konstanta gaya pegas .
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gaya Pegas


Bila sebuah benda diregangakan oleh gaya, maka panjang benda akan
bertambah. Panjang atau pendeknya pertambahan panjang benda tergantung pada
elastisitas bahan dari benda tersebut dan juga gaya yang diberikannya. Apabila benda
masih berada dalam keadaan elastis (batas elastisitasnya belm dilampaui),
beradasarkan hukum Hooke pertambahan panjang (∆x)  sebanding dengan besar gaya
F yang meregangkan benda. Asas ini berlaku juga bagi pegas heliks, selama batas
elastisitas pegas tidak terlampaui (Umar, 2008). 
Jika sebuah pegas diberi gaya berat dengan besar tertentu, maka secara otomatis
pegas tersebut akan mengalami pertambahan panjang. Hubungan antara besar gaya
yang bekerja pada pegas dengan pertambahan panjang pegas adalah konsep dasar
dari hukum Hooke.
Sesuai dengan hukum Hooke tersebut, maka besar gaya berat (F) yang
diberikan akan sebanding dengan pertambahan panjang pegas (x). Sehingga dapat
digambarkan dengan grafik hubungan antara F-x yaitu semakin besar gaya berat yang
diberikan, maka semakin besar pula grafik tersebut menunjukan pertambahan
panjang pada pegas. Dan secara sistematis, hukum Hooke dapat dituliskan dengan
persamaan :

………………………………………......................................................(2.4.1)
F= -k ∆x

Dimana k = Tetapan pegas (N / m), F = Gaya yang pegas (N), x = Pertambahan


panjang pegas (m)
Tanda (-) dikarenakan gaya yang dikerjakan oleh pegas selalu berlawanan
terhadap perpindahan dari posisi setimbang oleh karena gaya.
Persamaan ini sering dikenal sebagai persamaan pegas dan merupakan hukum hooke.
Hukum ini dicetuskan oleh paman Robert Hooke (1635-1703). k adalah
konstanta dan x adalah simpangan. Konstanta pegas berkaitan dengan elastisitas
sebuah pegas. Semakin besar konstanta pegas (semakin kaku sebuah pegas), semakin
besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas. Tanda negatif
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F mempunyai arah berlawanan dengan
simpangan x. Ketika kita menarik pegas ke kanan maka x bernilai positif, tetapi arah
F ke kiri (berlawanan arah dengan simpangan x). Sebaliknya jika pegas ditekan, x
berarah ke kiri (negatif), sedangkan gaya F bekerja ke kanan. Jadi gaya F selalu
bekeja berlawanan arah dengan arah simpangan x. Sebaliknya semakin elastis sebuah
pegas (semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang diperlukan untuk
meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan memberikan gaya
luar pada pegas, yang besarnya sama dengan F = +kx.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa x sebanding dengan gaya yang
diberikan pada benda. Gaya pegas selalu bekerja terhadap posisi setimbangnya (x=0)
gaya ini terkadang disebut gaya pemulih (Oktavia, 2015).
Jika suatu benda dapat merenggang atau mreyusut karna pengaruh gaya dari
luar dan dapat dikembalikan ke keadaan semula jika gaya yang bekerja padanya
dihilangkan, maka keadaan tersebut dikatakan mempunyai sifat elastis (misalanya
pegas).
Ketika pada sebuah pegas dibebani dengan sebuah massa ml, maka gaya yang
menyebabkan pegas bertambah panjang adalah gaya dari massa tersebut sehingga

m.g = k.x
…………….………………....................................................................... (2.4.2)

Dimana m= massa (gr), g= percepatan gravitasi (m/s 2), k= konstanta pegas, x=


pertambahan panjang (m)
Selain dengan cara pembebanan, konstanta pegas k dapat dicari dengan cara

getaran pada pegas. Sebuah benda bermassa m dibebankan pada pegas dan

disimpangkan dari posisi setimbangnya, maka akan terjadi getaran pegas dengan

priode getaran T sebagai berikut.

T = 2 √ (m/k ) ...................................................................(2.4.3)

Dimana T= periode gtaran (s), m= massa (gr), k= konstanta gaya pegas.


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
1. Konstanta Gaya Pegas
Konstanta pegas adalah besarnya gaya yang dibutuhkan atau yang harus
diberikan sehingga terjadi perubahan panjang sebesar satu satuan panjang. Satuan SI
untuk konstanta pegas adalah N/m atau 𝑘𝑔.𝑚/𝑠2𝑚. Sebuah gaya pemulih yang
ditimbulkan oleh sebuah pegas ditentukan oleh Hukum Hooke. Hukum Hooke adalah
hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam ilmu fisika yang terjadi karena sifat
elastisitas suatu pegas. Hubungan antara gaya (F) yang meregangkan pegas dan
pertambahan panjang pegas (Δx) di daerah yang ada dalam batas kelenturan. Untuk
mencari konstanta pegas dapat dicari menggunakan cara statis dan dengan cara
dinamis. Suatau pegas yang digantungkan mempunyai nilai konstanta pegas k, yang
merupakan besar gaya tiap pertambahan panjang (Δx) sebesar satu satuan panjang.
Maka jika pegas kita tarik dengan gaya F tangan, maka pada pegas akan terjadi gaya
pegas (Fp) yang arahnya berlawanan dengan arah gaya (ΣF). Sehingga untuk
mencari nilai k dapat dicari dengan persamaan

.......................................................................................................(2.4.4)
k= 𝐹Δx = 𝑚𝑔Δx

Dimana : k = Konstanta pegas (N/m), F = Gaya pada pegas (N/m), Δx =


Pertambahan Panjang Pegas (m).
Jika beban yang digantungkan pada pegas dalam keadaan setimbang,
kemudian diberi sedikit usikan dengan menarik massa kebawah atau menekannya
keatas kemudian melepaskannya kembali, maka pegas akan mengalami getaran.
Getaran ini akan menyebabkan adanya periode dan amplitudo dan juga percepatan
yang arahnya selalu menuju ketitik setimbang.
2. Tetapan Pegas
Pegas akan selalu memiliki sifat keelastisan. Sifat elastis diartikan sebagai
kemampuan suatu benda untuk kembali ke kedudukan semula setelah diberi gaya
dari luar. Apabila kita meninjau pegas, andai panjang pegas pada keadaan seimbang
adalah lo. Salah satu ujung pegas dihubungkan pada suatu neraca pegas dan ujung
yang lain ditarik sedemikian rupa sehingga pegas tersebut akan bertambah panjang.
Besar atau kecilnya pertambahan panjang pegas bergantung pada besar kecilnya gaya
yang digunakan untuk menarik pada pegas. Artinya semakin besar gaya yang dipakai
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
untuk menarik suatu pegas, maka akan semakin besar pula pertambahan panjang
yang dialami pegas, begitu pula sebaliknya (Riani, 2008).
Apabila digambarkan pada grafik, maka grafik antara beban dan pertambahan
panjang yang dialami pegas akan membentuk grafik linier yang naik ke atas. Dengan
menggunakan grafik antara beban dan pertambahan panjang pegas, konstanta atau
tetapan pegas dapat ditentukan dengan menghitung gradien grafik tersebut. Setiap
pegas akan memiliki tetapan pegas yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang
lainnya. Tetapan pegas diartikan sebagai ukuran kekakuan yang dimiliki oleh suatu
pegas yang biasanya dilambangkan dengan huruf k dan memiliki satuan N/m.
Tentu saja nilai tetapan pegas dari setiap pegas berbeda-beda yang disebabkan
oleh berbagai faktor. Yang pertama adalah luas permukaan pegas. Semakin besar
luas permukaan suatu pegas maka akan semakin besar pula nilai tetapannya, begitu
pula sebaliknya. Yang kedua adalah suhu. Semakin tinggi suhu yang diterima oleh
suatu pegas maka akan semakin kecil nilai tetapannya, begitu pula sebaliknya. Saat
suhu tinggi, partikel-partikel penyusun pegas mendapat energi dari luar sehingga
memberikan energi pula kepada prtikel penyusun pegas untuk bergerak sehingga
ikatan antar partikel merenggang. Yang ketiga adalah diameter pegas. Semakin besar
diameter yang dimiliki suatu pegas maka akan semakin kecil nilai tetapannya, begitu
pula sebaliknya. Dan yang terakhir adalah jumlah lilitan pegas. Semakin banyak
jumlah lilitan yang dimiliki suatu pegas maka akan semakin besar nilai tetapannya,
begitu pula sebaliknya. Hal-hal tersebutlah yang menyebabkan nilai tetapan setiap
pegas tidak sama, tergantung pada kondisi yang dialami oleh setiap pegas masing-
masing.
3. Pegas Statis
Cara statis merupakan cara yang digunakan untuk menetukan nilai konstanta
pegas dengan menghitung pertambahan panjang pegas ketika diberi beban (W).
Dengan cara statis maka akan dapat dilihat pengaruh pertambahan massa terhadap
perubahan panjang pegas. Sedangkan cara dinamis adalah cara yang digunakan
apabila pegas yang diberi beban tadi dihilangkan bebannya maka pegas akan
mengalami getaran dengan periode tertentu. Dengan cara ini dapat dilihat hubungan
massa terhadap periode getaran suatu pegas (Santosa, 2015).
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2.2 Hukum Hooke
Bunyi hukum Hooke bila pada sebuah pegas bekerja sebuah gaya, maka pegas
tersebut akan bertambah panjang sebanding dengan basarnya gaya yang
mempengaruhi pegas tersebut. Berdasarkan persamaan hukum hooke diatas,
pertambahan suatu panjang suatu benda bergantung pada besarnya gaya yang
diberikan, materi penyusun, dan dimensi benda (dinyatakan dalam konstanta k).
Benda yang dibentuk oleh materi yang berbeda akan memiliki pertambahan panjang
yang berbeda walaupun diberikan gaya yang sama, misalnya tulang dan besi. Pegas
dalam keadaan tanpa beban di tarik oleh sebuah gaya yang (f) sehingga bertambah
panjang (∆x) menurut hukum hooke :

...................................................................................................................(2.4.5)
F=k ∆ x

Dimana F = w = gaya tarik = beban (N), Δx = pertambahan panjang (m),


K = konstanta pegas (N/m)
Perlu selalu di ingatkan bahwa hukum hooke hanya berlaku untuk daerah
elastik, tidak berlaku untuk daerah plastik maupunn benda-benda plastik. Menurut
hooke, renggangan sebanding dengan tegangannyha, dimana yang dimaksud dengan
renggangan adalah presentase perubahan dimensi. Tegangan adalah gaya yang
menegangkan per satuan luas penampang yang dikenainya (Giancoli,2001).

2.3 Gerakan Harmonika Yang Sederhana


Gerakan harmonika sederhana adalah suatu gerak dimana resultan gaya yang
bekerja pada titik,seimbang selalu, mengarah ke titik kesetimbangan, dan besar
resultan gaya sebanding dengan jarak titik sembarang ketuk kesetimbangan tersebut.
Contohnya gerak getaran beban pegas dan gerak beban pada ayunan sederhana
persamaan simpangan (g).

Y = A sin ө
......................................................................................................(2.4.6)
Y = A sin

Dimana A= panjang gelombang (m),Y= simpangan (m), θ=¿ sudut yang dibentuk

Persamaan kecepatan (v).


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
dy ……………..................................................................................(2.4.7)
v=
dt

Dimana v= kecepatan (m/s), dt= waktu tempuh (s), dy= jarak (m).

V = Wa Cos wt
..................................................................................................................(2.4.8)

Dimana v= kecepatan (m/s), Wa = berat (kg).


Vmx =……………………..………………………................................(2.4.9)
Wa

Dimana Vmax = kecepatan maksimum (m/s), Wa = berat (kg).

V =w √ A 2−¿ Y 2 ¿
...........................................................................................................…(2.4.10)

Dimana v= kecepatan (m/s), w= berat (kg), A2= amplitudo (m), Y= simpangan (m)

Persamaan percepatan (a).


dy
………...................................................................................................(2.4.11)
a=
dt

Dimana a= percepatan (m/s2), dy= jarak (m), dt= waktu (s).


2
a=−w sin wt
...............................................................................…....……..........…...(2.4.12)
a=mx=−w 2 y

Dimana a= percepatan (m/s2), w= berat (kg).


1. Hukum Hooke Untuk Benda Non Pegas
Hukum Hooke ternyata berlaku juga untuk semua benda padat, dari besi sampai
tulang tetapi hanya sampai pada batas-batas tertentu. Pada benda bekerja gaya
berat (berat = gaya gravitasi yang bekerja pada benda), yang besarnya = mg dan
arahnya menuju ke bawah (tegak lurus permukaan bumi). Akibat adanya gaya berat,
batang logam tersebut bertambah panjang sejauh (∆L).
Jika besar pertambahan panjang (∆L) lebih kecil dibandingkan dengan panjang
batang logam, hasil eksperimen membuktikan bahwa pertambahan panjang (∆L)
sebanding dengan gaya berat yang bekerja pada benda (Sulistiyani, 2015).
Kita juga bisa menggantikan gaya berat dengan gaya tarik, seandainya pada
ujung batang logam tersebut tidak digantungkan beban. Besarnya gaya yang
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
diberikan pada benda memiliki batas-batas tertentu. Jika gaya sangat besar maka
regangan benda sangat besar sehingga akhirnya benda patah.
  Jika sebuah benda diberikan gaya maka hukum Hooke hanya berlaku sepanjang
daerah elastis sampai pada titik yang menunjukkan batas hukum Hooke. Jika benda
diberikan gaya hingga melewati batas hukum Hooke dan mencapai batas elastisitas,
maka panjang benda akan kembali seperti semula jika gaya yang diberikan tidak
melewati batas elastisitas Tapi hukum Hooke tidak berlaku pada daerah antara batas
hukum Hooke dan batas elastisitas. Jika benda diberikan gaya yang sangat besar
hingga melewati batas elastisitas, maka benda tersebut akan memasuki daerah
plastis dan ketika gaya dihilangkan, panjang benda tidak akan kembali seperti
semula; benda tersebut akan berubah bentuk secara tetap. Jika pertambahan panjang
benda mencapai titik patah, maka benda tersebut akan patah (Alkautsar, 2012).
  Berdasarkan persamaan hukum Hooke di atas, pertambahan panjang (∆L) suatu
benda bergantung pada besarnya gaya yang diberikan (F) dan materi penyusun dan
dimensi benda (dinyatakan dalam konstanta k). Benda yang dibentuk oleh materi
yang berbeda akan memiliki pertambahan panjang yang berbeda walaupun diberikan
gaya yang sama, misalnya tulang dan besi. Demikian juga, walaupun sebuah benda
terbuat dari materi yang sama (besi, misalnya),  tetapi memiliki panjang dan luas
penampang yang berbeda maka benda tersebut akan mengalami pertambahan
panjang yang berbeda sekalipun diberikan gaya yang sama. Jika kita membandingkan
batang yang terbuat dari materi yang sama tetapi memiliki panjang dan luas
penampang yang berbeda, ketika diberikan gaya yang sama, besar pertambahan
panjang sebanding dengan panjang benda mula-mula dan berbanding terbalik dengan
luas penampang. Makin panjang suatu benda, makin besar besar pertambahan
panjangnya, sebaliknya semakin tebal benda, semakin kecil pertambahan
panjangnya. Persamaan ini menyatakan hubungan antara pertambahan
panjang (∆L) dengan gaya (F) dan konstanta (k). Materi penyusun dan dimensi benda
dinyatakan dalam konstanta k. Untuk materi penyusun yang sama, besar
pertambahan panjang (delta L) sebanding dengan panjang benda mula-mula (Lo) dan
berbanding terbalik dengan luas penampang (A).
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2.4 Elastisitas
Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh sifat elastisnya ini, suatu pegas
yang diberi gaya tekan atau gaya renggang akan kembali pada keadan setimbangnya
mula-mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan gaya pemulih pada pegas
banyak dimanfaatkan dalam bidang teknik dan kehidupan sehari-hari. Misalnya, di
dalah shock braker dan springbed. Sebuah pegas berfungsi meredan getaran saat
roda kendraan melewati jalan yang tidak rata. Pegas-pegas yang tersusun di
dalam springbed dan memberikn kenyamanan pada saat orang tidur.
Elastis adalah kemampuan benda utuk kembali ke bentuk semula ketika gaya
yang bekerja pada benda tersebut ditiadakan. Salah satu benda yang memiliki sifat
elastis yang cukup adalah karet. Selain memiliki sifat elastis benda ini juga memiliki
sifat plastis, yaitu ketika gaya yang bekerja pada benda ditiadakan maka benda tidak
dapat kembali ketempat semula. Sifat plastis timbul jika gaya yang diberikan
melebihi batas elastisitas benda. Beberapa benda yang memiliki sifat plastis yang
cukup besar, antaralain tanah lempung dan plastisin. Kedua sifat plastis dan elastis
tersebut dimiliki oleh benda padat. Akan tetapi kadar sifat tersebut untuk setiap
benda berbeda-beda. Karet memiliki sifat plastis yang sangat rendah dan sifat elastis
yang sangat tinggi (Dudi,2009).
Ketika Anda menarik karet mainan sampai batas tertentu, karet tersebut
bertambah panjang. Jika tarikan dilepaskan, maka karet akan kembali ke panjang
semula. Demikian juga ketika Anda merentangkan pegas, pegas tersebut akan
bertambah panjang. Tetapi ketika dilepaskan, panjang pegas akan kembali seperti
semula. Apabila di laboratorium sekolah Anda terdapat pegas, silahkan melakukan
pembuktian ini. Regangkan pegas tersebut dan ketika dilepaskan maka panjang pegas
akan kembali seperti semula. Mengapa demikian ? hal itu disebabkan karena benda-
benda tersebut memiliki sifat elastis (Mikarajuddin,2008).
Elastis atau elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke
bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan.
Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda
tersebut berubah. Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan.
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2.5 Tetapan Pegas
Tetapan pegas dari setiap pegas berbeda-beda yang disebabkan oleh berbagai
faktor. Yang pertama adalah luas permukaan pegas. Semakin besar luas permukaan
suatu pegas maka akan semakin besar pula niali tetapannya, begitu pula nilai
tetapannya, begitupula sebaliknya. Yang kedua adalah sushu, semakin tinggi sushu
yang diterima oleh suatu pegas maka akan semakin kecil nilai tetapannya, begitupun
sebliknya. Saat suhu tinggi, partikel-partikel penyusun pegas mendapat energi dari
luar sehingga memberikan energi pula kepada partikel penyusun pegas untuk
bergerak sehingga ikatan antar partikel merenggang. Yang ketiga adalah diameter
pegas, semakin besar diameter pegas akan semakin kecil nlai tetapannhya, begitupun
sebaliknya. Dan yang terakhir adalah jumlah lilitan pegas, semakin banyak jumlah
lilitan pegas maka akan semakin besar pula nilai tetapannya, begitupula sebaliknya.
Hal-hal tersebutlah yang menyebabkan nilai tetapan pegas tidak sama, tergantung
pada kondisi yang dialami oleh setiap masing-masing pegas (Oktavia, 2015).

2.6 Periode Dan Frekuensi Getaran


Getaran adalah gerak bolak balik secara terus menerus melalui titik
kesetimbangan.Priode (T) adalah waktu yang di butuhkan untuk melakukan suatu
geteran penuh ditulis:

t
.............................................................................................................……(2.4.13)
T=
n

Frekuensi (f) adalah banyaknya getaran yang akan terjadi dalam satu satuan
waktu, di tuliskan
........................................................................................………….........…(2.4.14)
n
F=
l

Hubungan antara frekuensi dan getaran adalah

1 1
F= dan T =
........................................................................................………….........…(2.4.15)
T f

Dimana T = priode (s) , f = frekuensi (Hz), n = jumlah atau banyaknya getaran, t=


waktu (s).
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Getaran adalah gerakan bolak balik secara teratur melalui titik setimbang. Periode
getaran adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu getaran penuh.
Frekuensi getaran adalah jumlah getaran yang terjadi tiap sekon/detik. Simpangan
getaran adalah jarak penyimpangan getaran dari titik setimbang. Beberapa contoh
getaran yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari- hari antara lain : sinar gitar
yang dipetik, bandul jam dinding yang sedang bergoyang, ayunan anak-anak yang
sedang dimainkan, mistar plastik yang dijepit pada salah satu ujungnya, lalu ujung
lain diberi simpangan dengan cara menariknya, kemudian dilepaskan tarikannya, dan
pegas yang diberi beban.

2.7 Energi Potensial Pada Pegas


Untuk menghitung energy potensial pada pegas, terlebih dahulu kita hitung
kerja atau usaha yang dibutuhkan untuk meregangkan pegas. Persamaan usaha adalah
W = F.s, dimana F adalah gaya dan s adalah perpindahan. Pada pegas perpindahan
adalah simpangan x, ketika menekan atau merenggangkan pegas sejauh x,
dibutuhkan gaya Fa yang berbanding lurus dengan x. secara matematis ditulis Fa =
k.x. Ketika ditekan atau direnggangkan pegas member gaya dengan arah berlawanan
( Fb ) yang besarnya adalah Fb = -k.x. Ketika benda kita lepaskan, gaya pemulih
pegas menggerakan benda ke kiri, kembali ke posisi setimbangnya. EP benda
menjadi berkurang dan menjadi nol ketika benda berada pada posisi setimbangnya.
Selama bergerak menuju posisi setimbang, EP berubah menjadi EK. Ketika benda
tepat berada pada posisi setimbang (x = 0), gaya pemulih pegas bernilai nol tetapi
pada titik ini kecepatan benda maksimum. Karena kecepatannya maksimum, maka
ketika berada pada posisi setimbang, EK bernilai maksimum Pegas yang diletakan
vertikal pada dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang digantungkan secara
vertikal sama dengan getaran pegas yang diletakan horisontal. Bedanya, pegas yang
digantungkan secara vertikal lebih panjang karena pengaruh gravitasi yang bekerja
pada benda (gravitasi hanya bekerja pada arah vertikal, tidak pada arah horisontal).
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

(b) (c)
(a)

(d) (e) (f)

Gambar 3.1 Peralatan praktikum konstanta gaya pegas


(a) beban , (b) statif, (c) ember kecil, (d) pegas, (e) neraca analitik, (f) stopwatch.

3.2 Prosedur Percobaan


Langkah pertama yang kami lakukan adalah menimbang ember kecil dan
menimbang pegas yang akan kami gunakan. Pegas yang kami gunakan ada dua
yaitupegas besar dan pegas kecil. Kemudian kami mengatur skala sampai
menunnjukkan skala 0. Setelah itu memasukkan beban ke dalam ember yang telah
digantungkan pada pegas. Beban dimasukkan satu persatu kemudian diukur berapa
skala atau pertambhan panjang yterjadi pada pegas. Percobaan ini kami ulangi
sebanyak 4 kali. Untuk pegas dinamis kami menggunakan 12 jumlah getaran. Setiap
sampai pada getaran ke 12 kami menghitung berapa waktu yang dibutuhkan sampai
pegas mencapai ke getaran ke 12.
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB IV
SOAL DAN JAWABAN TP
4.1 Pertanyaan
1. Jelaskan Apa yang di maksud dengan !
a. Konstanta
b. Gaya
c. Pegas
d. Konstanta gaya pegas
2. Misalnya pada Bola Tolak Peluru : Dalam tolak peluru sifat kekekalan sebuah
benda terdapat pada peluru itu sendiri. Pada saat peluru di lempar, peluru
akan terus bergerak secara beraturan setelah itu akan jatuh dan berhenti, titik
dimana peluru itu akan berhenti, dan akan terus diam jika tidak gerakkan.
Berdasarkan kasus di atas analisis lah kejadian tersebut apakah kejadian itu
termasuk dalam Hukum Newton ? Berikan alasannya !
3. Sebuah buku diletakkan di atas meja. Pada sistem benda tersebut akan bekerja
gaya-gaya seperti pada gambar di bawah ini !.

Sebutkan gaya apa saja yang terdapat pada ilustrasi gambar di atas dan
tentukan pula pasangan gaya yang termasuk kedalam Aksi-Reaksi !
4. Perhatikan ilustasi grafik di bawah ini !

Grafik di atas menunjukkan tentang ilustrasi Hukum Hooke dan batasannya


terhadap elastisitas bahan. Deskripsikan maksud dari ilustrasi grafik di atas !
5. Jelaskan penerapan percobaan konstanta gaya pegas yang ada dalam jurusan
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Anda !
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti praktikum konstanta gaya pegas kami apat menyimpulkan
bahwa:

1. Semakin besar massa yang dibebankan maka semakin besar pula


simpangan yang dihasilkan.
2. Semakin besar massa maka pengaruh massa terhadap periode juga semakin
besar.

5.2 Saran

1. Saran untuk asisten

Kami berharap agar asisten selalu sabar dalam mengajari kami masalah
perhitungan

2. saran untuk laboratorium

Kami berharap agar perlengkapan dan fasilitas di laboratorium dilengkapi,


seperti kursi.
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA

Alkautsar, A. (2012). Studi Pengukuran Konstanta Pegas dengan Pengolahan Citra.


4(2), 65–75.
Cowell, Bejamin. 2006. Konsep fisika. Yogyakarta : graha ilmu
Irawan, D. M., Iswantoro, G., Furqon, M. H., & Hastuti, S. (2018). Pengaruh Nilai
Konstanta Terhadap Pertambahan Panjang Pegas Pada Rangkaian Tunggal, Seri
dan Paralel. Jurnal Teknik Mesin MERC (Mechanical Engineering Research
Collection), 1(1), 4.
Mikarajuddin.2008 fisika mekanika klasik. Jakarta : Erlangga
Oktavia, V. E. (2015). Jurnal fisika dasar. 1–7.
Santosa, I. E. (2015). PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS SECARA
SEDERHANA BERBASIS KOMPUTER. (April), 210–214.
Sulistiyani, P. (2015). Media Pembelajaran Menggunakan Spreadsheet Excel Untuk
Materi Osilasi Harmonik Teredam. 6, 263–269.
Tipler, paul A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai