KONSTANTA PEGAS
Disusun Oleh
Jurusan : MIPA
Prodi : KIMIA
Asisten laboratorium :1. Verlin Ayu Syarita (F1C316009)
2. Nindita Romanda (F1C316014)
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Menyelidiki hubungan antara gaya dan pertambahan panjang pegas
2. Menentukan konstanta pegas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tanda negatif pada gaya pemulih menunjukkan bahwa gaya pemulih arahnya
berlawanan dengan gerak bandul dan bertujuan untuk mengembalikan bandul ke posisi
setimbang. Gaya pemulih juga dimiliki pegas yang ditarik kemudian dilepaskan sehingga
mengalami getaran harmonik. Berdasarkan Hukum Hooke, gaya pemulih pada pegas
dirumuskan sebagai berikut:
m
T 2 ... (5)
k
dengan nilai phi (π ) pada persamaan diatas adalah mendekati nilai 3,14 atau 22/7
(Halliday, 1997:156).
Pada umumnya, semua gaya bekerja pada beban berubah bentuk. Deformasi bahan
ditentukan oleh gaya persatuan luas dan bukan oleh gaya total. Jika sebuah batang pegas
dikenakan atau diberikan gaya yaitu tarik F ke kanan dan dengan gaya yang sama dari
arah kirinya. Maka gaya ini akan didistribusikan ke luas penampang batang.
Perbandingan gaya F terhadap A dinamakan tegangan tarik. Karena perpotongan
dilakukan disembarang titik. Maka setiap batang dalam keadaan mengalami tegangan.
F
Tegangan T ... (6)
A
Menurut Souisa (2011:10), menjelaskan bahwa perubahan pada ukuran sebuah
benda karena gaya-gaya atau kapel dakam kesetimbangan dibandingkan dengan ukuran
sama semua disebut regangan.
l l0
Regangan ( ) ... (7)
l0
3.1.2 Bahan
Bahan dari praktikum ini adalah
1. Beban bermassa : sebagai objek yang akan diamati pada saat melakukan
percobaan
2. Karet gelang : untuk menimbulkan gaya pegas
1 2
3
3
4
4
Keterangan :
2. Mistar
Keterangan:
1. Skala
2. Batang mistar
3. Batang Statif
1
Keterangan:
1. Batang statif
4. Pegas Spiral
Keterangan:
d1 0,169m 0,145m
= 0,024 m
d 2 0,185m 0,145m
= 0,04 m
d 3 0,201m 0,145m
= 0,056 m
d 4 0,22m 0,145m
= 0,075 m
d 5 0,257m 0,145m
= 0,112 m
b. Gaya Pegas Aluminium
F1 m.g
0,03kg 9,8m / s 2
0,294 N
F2 m.g
0,04kg 9,8m / s 2
0,392 N
F3 m.g
0,05kg 9,8m / s 2
0,49 N
F4 m.g
0,06kg 9,8m / s 2
0,588 N
F5 m.g
0,08kg 9,8m / s 2
0,784 N
F1 F2 F3 F4 F5
F
x
0,294 N 0,392 N 0,49 N 0,588 N 0,784 N
5
0,5096 N
c. Konstanta Pegas (Kn)
F1
K1
d1
0,294 N
0,024m
12,25 N / m
F2
K2
d2
0,392 N
0,04m
9,8 N / m
F3
K3
d3
0,49 N
0,056m
8,75 N / m
`
F4
K4
d4
0,588 N
0,075m
7,84 N / m
F5
K5
d5
0,784 N
0,112m
7N / m
K1 K 2 K 3 K 4 K 5
K
x
12,25 N / m 9,8 N / m 8,75 N / m 7,84 N / m 7 N / m
,
5
, 9,128 N / m
4.2.2 Pegas Besi
Perhitungan data dan analitik untuk pegas kedua
a. Pertambahan Panjang Pegas
d1 0,178m 0,175m
= 0,03m
d 2 0,18m 0,175m
= 0,05 m
d 3 0,181m 0,175m
= 0,006 m
d 4 0,1815m 0,175m
= 0,0065 m
d 5 0,182m 0,175m
= 0,007 m
b. Gaya Pegas Besi
F1 m.g
, 0,1kg 9,8m / s
2
, 0,98 N
F2 m.g
0,15kg 9,8m / s 2
, 1,47 N
F3 m.g
0,2kg 9,8m / s 2
1,96 N
F4 m.g
0,25kg 9,8m / s 2
2,45 N
F5 m.g
, 0,3kg 9,8m / s
2
, 2,94 N
F1 F2 F3 F4 F5
F
x
0,98 1,47 N 1,96 N 2,45 N 2,94 N
,
5
, 9,8 N
c. Konstanta Pegas (Kn)
F1
K1
d1
0,98 N
0,003m
326,66 N / m
F2
K2
d2
1,47 N
0,005m
294N / m
F3
K3
d3
1,96 N
0,006m
326,66 N / m
F4
K4
d4
2,45 N
0,0065m
376,923 N / m
F5
K5
d5
2,94 N
,
0,007m
420N / m
,
K1 K 2 K 3 K 4 K 5
K
x
326,66 N / m 294 N / m 326,66 N / m 376,923N / m 420 N / m
,
5
, 348,8486 N / m
4.3 Ralat
4.3.1 Pegas Aluminium
Percobaan X xx x x
1 12,25 N/m 3,122 9,74
2 9,8 N/m 0,672 0,45
3 8,75 N/m -0,378 0,14
4 7,84 N/m -1,288 1,65
5 7 N/m -2,128 4,52
x 9,128 N/m x x 16,5
x x RM
RM RN 100%
n 1 x
16,5 2,03
100%
4 9,128
4,125 = 22,239 %
,= 2,03
4.3.2 Pegas Besi
Percobaan X xx x x
1 326,66 N/m -22,1886 492,33
2 294 N/m -54,8486 3008,36
3 326,66 N/m -22,1886 492,33
4 376,923 N/m 28,0744 788,17
5 420 N/m 71,1514 5062,52
x 348,8486 N/m x x 9843,71
x x RM
RM RN 100%
n 1 x
9843,71 49,6077
100%
4 348,8486
2460,9275 ,=14,22%
,= 49,6077
4.4 Pembahasan
Pada percobaan konstanta pegas ini menggunakan prinsip hukum hooke, yaitu
dengan cara menggantungkan sebuah pegas dengan beban yang bervariasi,panjang pegas
mula-mula dan pertambahan panjang pegas akibat beban ukur,kemudian konstanta pegas
dapat ditentukan melalui perhitungan.Untuk mendapatkan gaya beban awal dapat
dihitung menggunakan rumus :
Fs = m.g .......... (1)
Pada percobaan ini digunakan dua pegas dengan bahan yang berbeda, yaitu pegas
alumunium dan pegas besi.
Percobaan yang pertama yaitu menggunakan pegas alumunium untuk mendapatkan
konstanta pegasnya. Dari percobaan tersebut didapatkan pada beban awal yaitu 30 gram
panjang pegas 0,17 meter dan ketika massa beban ditambahkan lagi menjadi 40 gram,
pegas mengalami pertambahan panjang yakni dari 0,17 meter menjadi 0,19 meter.
Dilakukan seterusnya hingga 5 kali pengulangan dan setiap massa beban
ditambah,panjang pegas pun ikut bertambah panjang. Tidak hanya itu, semakin massa
beban bertambah gaya beratnya pun ikut bertambah.
Dari percobaan tersebut, didapatkan hasil perhitungan konstanta pegas. Pada massa
beban 40 gram konstanta pegas 4,9 N/m. Begitu pula konstanta pegas pada massa beban
beban 50 gram, 60 gram, dan 70 gram. Pada massa beban 80 gram konstanta pegas 5,467
N/m. Hal ini sesuai dengan bunyi hukum Hooke yaitu bahwa besar gaya berbanding
lurus dengan pertambahan panjang pegas.
Pada percobaan kedua, menggunakan pegas besi untuk mendapatkan nilai
konstanta pegasnya.Percobaan pertama menggunakan massa beban 100 gram, dengan
beban awal 50 gram. Pada massa beban 50 gram didapatkan panjang pegas yaitu 0,18
meter. Begitu seterusnya massa beban ditambah sebanyak 50 gram,sebanyak 5 kali
pengukuran. Namun, walaupun pada pengukuran terakhir massa beban sudah 300 gram
tidak terjadi perubahan panjang pegas. Pada kelompok lain menggunakan massa beban
sampai 1 kg, baru terjadi pertambahan panjang pegas. Yang artinya untuk pegas besi
memerlukan massa beban yang besar besar agar terjadi pertambahan panjang pegas.
Sama seperti pegas alumunium, semakin bertambah massa beban,maka gaya
beratnyapun semakin bertambah. Dari percobaan tersebut didapatkan nilai konstanta
pegas pada massa beban 100 gram 0 N/m , dan begitu pula pada massa beban yang
lainnya. Hal ini terjadi karena tidak ada pertambahan panjang pegas sehingga nilai d nya
0. Hukum Hooke akan berlaku dan sesuai pada percobaan ini apabila beban yang
diberikan massanya lebih besar agar terjadi pertambahan pegas.
Dari hasil percobaan diatas dapat diketahui jika perbedaan nilai konstanta pegas
dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktornya yaitu luas permukaan pegas,
diameter pegas, suhu dan jumlah lilitan pegas. Pada percobaan ini yang menggunakan
pegas alumunium dan pegas besi dapat berbeda nilai konstanta pegasnya karena terbuat
dari bahan yang berbeda.
Ketika ditarik pegas akan mengalami renggangan yang mengakibatkan terjadinya
pertambahan panjang pegas. Besarnya pertambahan yang terjadi sangat bergantung pada
elastisitas bahannya dan seberapa gaya yang bekerja padanya. Seperti pegas alumunium
yang hanya membutuhkan beban yang sedikit untuk terjadi pertambahan panjang pada
pegas. Sedangkan pegas besi butuh beban yang banyak agar bertambah panjang. Hal ini
karena pegas alumunium memiliki elastisitas yang besar untuk merenggang dibandingkan
pegas besi yang elastisitasnya kecil. Selain itu, pegas besi membutuhkan gaya yang besar
untuk terjadi renggangan.
Hal lain yang menjadi faktor adalah perbedaan diameter pegas. Pada pegas
alumunium memiliki diameter yang lebih kecil dibandingkan pegas besi. Karena,
semakin besar diameter suatu pegasnya maka semakin kecil nilai konstanta pegasnya, dan
semakin kecil diameter suatu pegas maka nilai konstanta pegasnya semakin besar.
Pada luas permukaan pegas. Semakin besar luas permukaan suatu pegas maka akan
semakin besar pula nilai konstanta pegasnya, dan jika semakin kecil luas permukaan
suatu pegas maka akan semakin kecil nilai konstanta pegasnya. Faktor lain yaitu suhu,
semakin tinggi suhu yang diterima suatu pegas maka akan semakin kecil nilai tetapannya,
begitu pun sebaliknya. Saat suhu tinggi, partikel-partikel penyusun pegas mendapat
energi dari luar sehingga memberikan energi kepada partikel pegas untuk merenggang.
Pada jumlah lilitan pegas, semakin banyak jumlah lilitan pegas makan akan semakin
besar nilai konstanta pegasnya dan begitu pula sebaliknya. Dari percobaan tersebut
didapat jika kecepatan pegas semakin kecil, maka nilai konstanta pegasnya semakin besar
dan begitu pula sebaliknya.
Seharusnya pada nilai konstanta pegas dimiliki nilai konstanta yang sama,namun
pada pegas rapat dan renggang nilai konstanta yang didapatkan pada masing-masing
percobaan agak berbeda (manual). Ini bisa terjadi karena kesalahan-kesalahan yang
dilakukan selama percobaan. Terjadi kesalahan pada saat pengukuran panjang pegas pada
percobaan hukum Hooke saat menggunakan mistar cukup sulit, pegas rapat pada osilasi
pegas bergetar terlalu cepat, pegas mengalami perlambatan karena gaya gesek udara dan
kesalahan-kesalahan dalam melakukan perhitungan. Jadi, ketelitian pada saat melakukan
percobaan ini sangat diperlukan.
Hukum Hooke hanya berlaku untuk batas dan kesatuan besaran gaya tertentu. Jika
gaya yang diberikan melampaui batas elastisitas suatu pegas, maka pegas akan patah dan
jika gaya yang diberikan dihilangkan, pegas atau kawat tersebut tidak akan kembali
kebentuk semula dan titik tersebut akan patah. Pegas yang ditarik atau mendapat gaya
tekan akan memiliki energi potensial yang disebut sebagai potensial pada pegas. Gaya ini
akan mempengaruhi nilai konstanta pegas.
Pada percobaan konstanta pegas dapat disimpulkan bahwa nilai konstanta pegas
pada setiap pegas itu dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan nilai konstanta
pegas berbeda-beda. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain : lilitan,
bentuk pegas dalam rangkaian, gaya pegas, perubahan panjang dan jenis pegas yang
digunakan sangat berpengaruh pada nilai konstanta pegas. Lilitan pada pegas
mempengaruhi nilai pegas K, apabila lilitannya semakin banyak maka akan semakin kaku
sehingga nilai K nya semakin rendah. Sedangkan pada susunan pegas mempunyai tujuan
tertentu, susunan seri maupun susunan paralel pada pegas memiliki pengaruh yang
berbeda,susunan seri bertujuan untuk memperkecil konstanta pegas sehingga
pertambahan panjang yang dialami pegas akan lebih besar, sedangkan susunan paralel
bertujuan untuk memperkecil nilai konstanta pegas sehingga pertambahan panjang sistem
pegas lebih kecil dibandingkan dengan susunan seri. Pada susunan seri pertambahan
panjang yang terjadi sama dengan jumlah pertambahan masing-masing pegas, sedangkan
pada susunan paralel masing-masing pegas mengalami pertambahan panjang yang sama
besar yaitu sama dengan pertambahan panjang sistem pegasnya, gaya pegas adalah gaya
tarik yang dialami oleh pegas dimana semakin besar gaya tarik semakin besar
pertambahan panjang. Pertambahan panjang mempengaruhi konstanta pegas semakin
besar pertambahan panjang yang dialami suatu pegas maka semakin kecil konstanta pegas
yang terjadi karena hal ini dapat mempengaruhi tingkat keelastisitasan suatu pegas. Jenis
pegas juga mempengaruhi konstanta pegas yaitu jika menggunakan pegas besi konstanta
pegas tidak mudah berkurang sedangkan alumunium sebaliknya. Pengaruh diameter
terhadap konstanta pegas juga mempengaruhi yaitu semakin besar diameter suatu pegas
maka konstanta pegas akan semakin kecil atau berbanding terbalik. Selain itu luas
permukaan pegas juga sangat mempengaruhi konstanta suatu pegas yaitu jika luas
permukaan semakin besar maka semakin besar pula nilai konstanta pegas tersebut,
begitupun sebaliknya
Pertambahan panjang suatu benda bergantung pada besarnya gaya yang diberikan,
benda yang di bentuk oleh materi yang berbeda akan memiliki perubahan panjang yang
berbeda walaupun diberikan gaya yang sama, misalnya pada saat percobaan diperoleh
nilai konstanta berbeda antara pegas besi dan pegas alumunium.
Dalam melakukan percobaan huku Hooke pada pegas,hendaknya peralatan yang
akan digunakan selama praktikum disiapkan dan dipasang terlebih dahulu.Setelah itu
pada pegas diberikan beban dari terkecil hingga yang terberat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan data dari praktikum yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Hubungan gaya dan pertambahan panjang pegas didasari oleh hukum
Hooke.Hukum Hooke menyatakan bahwa besar gaya berbanding lurus dengan
pertambahan panjang pegas,semakin besar gaya yang bekerja pada
pegas,semakin besar pertambahan panjang pegas.
2. Cara menentukan konstanta pegas yaitu dengan rumus :
𝑚.𝑔
K= 𝑑
Dimana :
K : Konstanta pegas (N/m)
F : Gaya (N)
m : Massa (kg)
d : Pertambahan panjang pegas (m)
5.2 Saran
Diharapkan praktikan lebih teliti pada saat melakukan perhitungan dan membaca
pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
Jawaban:
1. - Pegas alumunium
F1 0,294 N
X1 = K1 = 12,25N / m
d1 0,024m
F2 0,392 N
X2 = K2 = 9,8N / m
d2 0,04m
F3 0,49 N
X3 = K3 = 8,75 N / m
d 3 0,056m
F4 0,588 N
X4 = K4 = 7,84 N / m
d 4 0,075m
F5 0,784 N
X5 = K5 = 7N / m
d 5 0,112m
- Pegas besi
F1 0,98 N
X1 = K1 = 326,66 N / m
d1 0,003m
F2 1,47 N
X2 = K2 = 294 N / m
d 2 0,005m
F3 1,96 N
X3 = K3 = 326,66 N / m
d 3 0,006m
F4 2,45N
X4 = K4 = 376,923N / m
d 4 0,0065m
F5 2,94 N
X5 = K5 = 420 N / m
d 5 0,007m
2. - Pegas alumunium
K1 K 2 K 3 K 4 K 5
K
x
12,25 N / m 9,8 N / m 8,75 N / m 7,84 N / m 7 N / m
5
9,128 N / m
- Pegas besi
K1 K 2 K 3 K 4 K 5
K
x
326,66 N / m 294 N / m 326,66 N / m 376,923N / m 420 N / m
5
348,8486 N / m
3. Grafik
- Pegas alumuniun
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.024 0.04 0.056 0.075 0.112
Grafik F terhadap d
- Pegas besi
3.5
2.5
1.5
0.5
0
0.003 0.005 0.006 0.0065 0.007
Grafik F terhadap d
4. Dari percobaan yang berjudul “Konstanta Pegas ”, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
Setiap bahan memiliki konstanta pegas yang berbeda..apabila sebuah pegas diberi gaya
dan dilepaskan maka pegas tersebut akan kembali ke bentuk awalnya.besarnya
konstanta pegas dan ∆x mempengaruhi besarnya energi potensial pegas.
Semakin besar nilai konstanta, maka nilai energi potensial yang didapat juga semakin
besar. Sebaliknya semakin kecil nilai konstanta, maka semakin besar nilai energi
potensial.Sifat elastis adalah sifat bahan yang selalu berusaha menghambat perubahan
bentuknya dan cenderung mengenbalikanyya ke bentuk semula. Benda yang memiliki
sifat ini dinamakan dengan benda elastis.
Panjang suatu pegas berbanding lurus (linier) dengan gaya tarik atau gaya tekan yang
diberikan pada pegas tersebut.semakin berat beban yang digunakan semakin besar pula
konstanta pegasnya.konstanta pegas berbanding lurus dengan massa dan gravitasi bumi
serta berbanding terbalik dengan ∆x.jika sebuah pegas ditarik oleh gaya yang besarnya
tidak melebihi batas elastisitas pegas, pegas tersebut bertambah panjang sebanding
dengan besarnya gaya yang maka mempengaruhi pegas tersebut.jika gaya tarik tidak
melampaui batas elastis pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus
(sebanding) dengan gaya tariknya.