Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KIMIA ANORGANIK I

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5


1. Irvan Akbar Fauzal (F1C117027)
2. Dara Shalsa Billah Hidayat (F1C118004)
3. Desy Anggraini (F1C118006)
4. Rawellian Suparman (F1C118010)
5. Rahman Hardani (F1C118012)
6. Wulansari (F1C118016)

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2019
A. PRINSIP KETIDAKPASTIAN HEISENBERG
Dalam dunia fisika yang banyak berhubungan dengan partikel-partikel
berukuran besar, nilai konstanta Planck (h) dapat diabaikan karena kecil. Tetapi
dalam dunia atom, h nilainya cukup besar sehingga tidak dapat diabaikan. Salah
satu prinsip dasar fisika klasik menyatakan bahwa posisi dan momentum suatu
partikel dapat ditentukan bersamaan secara pasti, tetapi menurut Heisenberg
posisi dan momentum tidak dapat ditentukan secara bersamaan jika partikel
memiliki sifat-sifat gelombang. Bila elektron pada tingkat energi terendah
mempunyai tingkat energi yang sama dengan nol, maka kecepatannya juga
harus nol, yang berarti momentumnya (mv) juga bernilai nol. Maka, baik posisi
maupun momentum elektron dapat diketahui. Menurut prinsip ketidakpastian
Heisenberg(1972) hal tersebut tidak benar, Heisenberg menyatakan bahwa tidak
mungkin mengukur posisi dan momentum sebuah partikel secara pasti pada
waktu bersamaan. Jika posisi partikel diketahui dengan pasti; maka momentum
partikel tidak dapat ditentukan dengan pasti, demikian pula sebaliknya.
Misalnya adalah bahwa ketika Anda melemparkan bola, terutama bola
yang berat pada benda seperti bangku, maka bola mungkin menabrak beberapa
benda dalam ruangan, tetapi walaupun demikian masih terdapat momentum
yang cukup sehingga bola tersebut kembali. Anda dapat mengatakan dimana
benda lain yang tertabrak, bukan dimana benda tersebut sekarang. Selain itu
anda dapat menghitung velositas benda yang anda lempar dengan bola, tetapi
Anda tidak tahu kecepatannya sebelum anda lempar dengan bola.Ini adalah
masalah yang diungkapkan oleh Prinsip Ketidakpastian Heisenberg. Untuk
mengetahui kecepatan maka kita harus mengukurnya, dan untuk melakukan
pengukuran, kita dipaksa untuk mempengaruhinya. Hal yang sama berlaku
untuk mengamati posisi obyek. Ketidakpastian tentang posisi suatu objek dan
kecepatan membuat sulit bagi fisikawan untuk menentukan banyak hal tentang
objek.
Secara matematik prinsip ketidakpastian Heisenberg dapat ditulis:
Kenyataan bahwa sebuah partikel bergerak harus dipandang sebagai group
gelombang de Broglie dalam kedaan tertentu alih –alih sebagai suatu kuantitas
yang terlokalisasi menimbulakan batas dasar pada ketetapan pengukuran sifat
partikel yang dapat diukur misalnya kedudukan momentum. Untuk menjelaskan
faktor apa yang terlibat, marilah kita meninjau group gelombang dalam gambar
berikut

Partikel yang bersesuaian dengan grup gelombang ini dapat diperoleh dalam
selang grup tersebut pada waktu tertentu. Tentu saja kerapatan peluang ||2
maksimum pada tengah–tengah grup, sehingga patikel tersebut mempunyai
peluang terbesar untuk didapatkan di daerah tersebut. Namun, kita tetap
mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan partikel pada suatu tempat jika
||2 tidak nol.
Lebih sempit grup gelombang itu, lebih teliti kedudukan partikel itu dapat
ditentukan. Namun, panjang gelombang pada paket yang sempit tidak
terdefinisikan dengan baik tidak cukup banyak gelombang untuk menetapkan
dengan tepat. Ini berarti bahwa karena h=m/v , maka momentum mv bukan
merupakan kuantitas yang dapatdiukur secara tepat. Jika melakukan sederetan
pengukuran momentum, akan diperoleh momentum dengan kisaran yang cukup
lebar.
Sebaliknya, grup gelombang yang lebar memiliki panjang gelombang yang
terdefinisikan dengan baik. Momentum yang bersesuaian dengan panjang
gelombang ini menjadikuantitas yang dapat ditentukan dengan teliti, dan
sederetan pengukuran momentum akan menghasilkan kisaran yang sempit.
Akan tetapi di manakah kedudukan partikel tersebut? Lebar grup gelombang
tersebut menjadi terlalu besar untuk menentukan kedudukan pada suatu waktu.
Jadi kita sampai pada prinsip ketidakpastian : Tidak mungkin kita mengetahui
keduanya yaitu kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada
saat yang bersamaan. Prinsip ini dikemukakan oleh Werner Heisenberg pada
tahun 1927, dan merupakan salah satu hukum fisis yang memegang peranan
penting. Persoalan berikutnya adalah mencari suatu besaran yang mampu
menampung dan mempresentasikan sifat–sifat partikel sekaligus sifat –sifat
gelombang. Dengan demikian kuantitas tersebut harus bersifat sebagai
gelombang tetapi tidak menyebar melainkan terkurung di dalam ruang. Hal ini
dipenuhi oleh paket gelombang yang merupakan kumpulan gelombang dan
terkurung dalam ruang tertentu. Analisis yang formal mendukung kesimpulan
tersebut dan membuat kita mampu untuk menyatakannya secara kuantitatif.
Hubungan antara x dan k bergantung pada bentuk paket gelombang
dan bergantung pada k, x didefinisikan. Perkalian (x) (k) akan minimum jika
paket gelombang berbentuk fungsi Gaussian, dalam hal ini ternyata transformasi
Fouriernya juga merupakan fungsiGaussian juga. Jika x dan k diambil deviasi
standar dari fungsi  (x) dan g(k), maka hargaminimum x k = ½. Karena pada
umumnya paket gelombang tidak memiliki bentuk Gaussian (bentuk lonceng),
maka lebih realistis jika hubungan antara x dan k dinyatakan sebagai berikut
:

Panjang gelombang de Broglie untuk sebuah partikel bermomentum p adalah :

Bilangan gelombang yang bersesuaian dengannya adalah :

Oleh karena itu, suatu ketidakpastian k dalam jumlah gelombang pada


gelombang de Broglie berhubugan dengan hasil –hasil partikel dalam suatu
ketidakpastian p dalam momentum partikel menurut Persamaan:

Karena

Dan

(prinsip ketidak pastian)


Persamaan ini menyatakan bahwa hasil kali ketidakpastian kedudukan
benda x pada suatu saat danketidakpastian komponen momentum dalam arah
x yaitu p pada saat yang sama lebih besar atausama dengan h / 4π. Kita tidak
mungkin menentukan secara serentak kedudukan dan momentum suatubenda.
Jika diatur supaya x kecil yang bersesuaian dengan paket gelombang yang
sempit, maka p akan menjadi besar. Sebaliknya, p direduksi dengan suatu cara
tertentu, maka paket gelombangnyaakan melebar dan x menjadi besar.
Ketidakpastian ini bukan ditimbulkan oleh alat yang kurang baik tetapi
ditimbulkan oleh sifat ketidakpastian alamiah dari kuantitas yang terkait. Setiap
ketidakpastian instrumental atau statistik hanya akan menambah besar hasil
kali x p. Karena kita tidak mengetahui secara tepat apa partikel itu atau
bagaimana momentumnya, kita tidak dapat menyatakan apapun dengan pasti –
bagaimana kedudukan partikel itu kelak dan seberapa cepat partikel tadi
bergerak. Jadi, “ kita tidak dapat mengetahui masa depan karena kita tidak
mengetahui masa kin. ”
Kuantitas h/2π sering muncul dalam fisika modern, karena ternyata
kuantitas itu merupakan satuan dasar dari momentum sudut. Kuantitas ini
sering disingkat dengan “ ħ (baca ; h bar)” :

Selanjutnya, dalam buku ini kita akan memakai ħ sebagai pengganti h/2π.
Dinyatakan dalam ħ, prinsip ketidakpastian menjadi :

B. BILANGAN KUANTUM

PENGERTIAN BILANGAN KUANTUM

Bilangan kuantum atau Quantum Number ialah bilangan yang


menentukan suatu kedudukan posisi elektron atom yang mana posisi elektron
atom itu diwakili oleh suatu nilai yang menjelaskan tentang kuantitas kekal
dinamis. Bilangan kekal dinamis adalah bilangan yang menyatakan
kedudukan posisi elektron dalam suatu atom yang diwakili oleh suatu nilai yang
menjelaskan tenang kuantitas kekal dalam sistem dinamis. Kemudian Sifat
elektron, digambarkan didalam suatu orbital.
1. Bilangan kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama adalah bilangan kuantum primer yang difungsikan
untuk menyatakan berapa tingkat energi yang telah dimiliki oleh elektron
didalam sebuah atom. Perlu diingat, bahwa bilangan kuantum tidak pernah
bernilai nol (0). Nilai bilangan kuantum terdiri dari bilangan-bilangan positif,
yakni : 1,2,3,4, dst. Kelopak atom itu sendiri dinyatakan menggunakan huruf-
huruf seperti : K,L,M,N dst. Jilka dijabarkan maka:
Elektron yang berada pada kelopak K adalah n=1
Elektron yang berada pada kelopak L adalah n=2
Elektron yang berada pada kelopak M adalah n=3
Elektron yang berada pada kelopak N adalah n=4
Dst...
2. Bilangan Kuantum Azimut (l)
Bilangan kuantum azimut atau bilangan kuantum anguler (sudut). Bilangan
ini menggambarkan energi dari elektron, berhubungan dengan gerakan orbital
yang digambarkan menggunakan momentum sudut. Bilangan Kuantum
azimut membagi kulit menjadi orbital-orbital yang lebih kecil (sub kulit). Setiap
kulit pada bilangan kuantum azimut memiliki nilai l=0 sampai l=(n-1).
Biasanya nya subkulit ditulis l=1,2,3,…, (n-1) diberi simbol s,p,d,f dan
seterusnya. Seperti pada tabel dibawah ini:

3. Bilangan Kuantum Magnetik (m)


Bilangan kuantum ini merupakan bilangan kuantum ketiga dari
empat bilangan kuantum (bilangan kuantum utama, bilangan kuantum azimut,
bilangan kuantum magnetik, dan bilangan kuantum spin) yang
menggambarkan suatu keadaan kuantum suatu elektron. Bilangan kuantum
magnetik ini membagi bilangan kuantum azimut menjadi orbital-orbital.
Bilangan kuantum magnetik (m) ini jumlahnya untuk setiap bilangan
kuantum azimut (l) dimulai dari m=-1 sampai m=+1. Seperti pada tabel
dibawah ini:
4. Bilangan Kuantum Spin (s)
Bilangan kuantum spin (s) ini menunjukan arah perputaran (spin) atau rotasi
di sebuah elektron pada sumbunya. Arahnya bisa searah jarum jam
ataupun berlawanan dengan arah jarum jam. Untuk itu bilangan kuantum
spin (s) ini diberi nama ± 1/2 atau -1/2. Untuk arah rotasi yang searah jarum
jam diberi tanda atau ditulis +1/2 atau tanda panah keatas (↑), sedangkan yang
berlawanan dengan arah jarum jam diberi tanda atau ditulis-1/2 atau tanda
panah kebawah (↓).Bilangan kuantum spin merupakan dasar pengisian
elektron dalam suatu orbital, oleh karenanya setiap orbital hanya dapat
ditempati oleh maksimal dua elektron dengan spin yang berbeda.

C. TABEL PERIODIK UNSUR


A. Pengertian Table Periodik Unsur
Pengertian dari tabel periodik sendiri ialah sebuah tabel yang menampilkan unsur – unsur
kimia. Unsur – unsur tersebut di susun berdasarkan nomor atom yaitu jumlah proton dalam inti
atom, konfigurasi elektron, dan keberulangan sifat kimia. Sistem periodik adalah suatu tabel berisi
identitas unsur-unsur yang dikemas secara berkala dalam bentuk periode dan golongan berdasarkan
kemiripan sifat unsur-unsurnya.

B. Sejarah dan Perkembangan Tabel Periodik Unsur


Robet Boyle adalah orang pertama yang memberikan tentang definisi bahwa unsur adalah
suatu zat yang tidak dapat lagi dibagi-bagi menjadi dua zat atau lebih dengan cara kimia. Sejak itu
orang dapat menyimpulkan bahwa unsur-unsur mempunyai sifat yang jelas dan ada kemiripan
diantara sifat-sifat unsur itu.
1. Pengelompokan Unsur Menurut Lavoisier
Pada 1789, Antoine Lavoiser mengelompokan 33 unsur kimia. Pengelompokan unsur
tersebut berdasarkan sifat kimianya. Unsur-unsur kimia di bagi menjadi empat kelompok yaitu gas,
tanah, logam dan non logam. Pengelompokan ini masih terlalu umum karena ternyata dalam
kelompok unsur logam masih terdapat berbagai unsur yang memiliki sifat berbeda.
Unsur gas yang di kelompokan oleh Lavoisier adalah cahaya, kalor, oksigen, azote
(nitrogen), dan hidrogen. Unsur-unsur yang etrgolong logam adalah sulfur, fosfor, karbon, asam
klorida, asam flourida, dan asam borak. Adapun unsur-unsur logam adalah antimon,perak, arsenik,
bismuth. Kobalt, tembaga, timah, nesi, mangan, raksa, molibdenum, nikel, emas, platina, tobel,
tungsten, dan seng. Adapun yang tergolong unsur tanah adalah kapur, magnesium oksida, barium
oksida, aluminium oksida, dan silikon oksida.
Kelemahan dari teori Lavoisior : Penglompokan masih terlalu umum
Kelebihan dari teori Lavoisior : Sudah mengelompokan 33 unsur yang ada berdasarka
sifat kimia sehingga bisa dijadikan referensi bagi
ilmuan-ilmuan setelahnya.

2. Pengelompokan unsur menurut J.W. Dobereiner


Dobereiner menemukan adanya beberapa kelompok tiga unsur yang memiliki kemiripan
sifat, yang ada hubungannya dengan massa atom. Contoh kelompok-kelompok triade: Cl, Br dan I,
Ca, Sr dan Ba, S, Se dan Te.
Kelemahan dari teori ini adalah pengelompokan unsur ini kurang efisian dengan adanya
beberapa unsur lain dan tidak termasuk dalam kelompok triad padahal sifatnya sama dengan unsur
dalam kelompok triefd tersebut.
Kelebihan dari teori ini adalah adanya keteraturan setiap unsure yang sifatnya mirip massa
Atom (Ar) unsure yang kedua (tengah) merupakan massa atom rata-rata di massa atom unsure
pertama dan ketiga.
3. Hukum Oktaf Newlands
J. Newlands merupakan orang pertama yang mengelompokan unsur-unsur berdasarkan
kenaikan massa atom relatif. Newlands mengumumkan penemuanya yang di sebut hukum oktaf.
Ia menyatakan bahwa sifat-sifat unsur berubah secara teratur. Unsur pertama mirip dengan
unsur kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Daftar unsur yang
disusun oleh Newlands berdasarkan hukum oktaf diberikan pada tabel 1.1
Di sebut hokum Oktaf karena beliau mendapati bahwa sifat-sifat yang sama berulang pada
setiap unsure ke delapan dalam susunan selanjutnya dan pola ini menyurapi oktaf music.

Tabel 1.1 Daftar oktaf Newlands

1. H 2. Li 3. Be 4. B 5. C 6. N 7. O

8. F 9. Na 10. MG 11. Al 12. Si 13. P 14. S

15. Cl 16. K 17. Ca 18. Ti 19. Cr 20. Mn 21. Fe

22. Co&Nl 23. Cu 24. Zn 25. Y 26. ln 27. As 28. Se

29. Br 30. Cu 31. Sr 32. Sr 33. Zr 34. Bi & Mo 35. Po &

Hukum oktaf newlands ternyata hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika diteruskan,
teryata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Ti mempunya sifat yang cukup berbeda dengan
Al maupun B.
Kelemahan dari teori ini adalah dalam kenyataanya mesih di ketemukan beberapa oktaf
yang isinya lebih dari delapan unsur. Dan penggolonganya ini tidak cocok untuk unsur yang massa
atomnya sangat besar.

4. Sistem Periodik Mendeleev


1) Dua ahli kimia, Lothar Meyer (Jerman) dan Dmitri Ivanovich Mendeleev (Rusia) berdasarkan
pada prinsip dari Newlands, melakukan penggolongan unsur.
2) Lothar Meyer lebih mengutamakan sifat-sifat kimia unsur sedangkan Mendeleev lebih
mengutamakan kenaikan massa atom.
3) Menurut Mendeleev : sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Artinya
: jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat tertentu akan
berulang secara periodik.
4) Unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat serupa ditempatkan pada satu lajur tegak, disebut
Golongan.
5) Sedangkan lajur horizontal, untuk unsur-unsur berdasarkan pada kenaikan massa atom relatifnya
dan disebut Periode. Kelemahan dari teori ini adalah masih terdapat unsur-unsur yang massanya
lebih besar letaknya di depan unsur yang massanya lebih kecil. Co : Telurium (te) = 128 di kiriIodin
(I)= 127. hal ini dikarenakan unsur yang mempunyai kemirpan sifat diletakkan dalam satu golongan.
Kelemahan dari teori ini adalah pemebetulan massa atom. Sebelumnya massa atom.
Sebelumnya massa atom In = 76 menjadi 113. selain itu Be, dari 13,5 menjadi 9. U dari 120 menjadi
240 .
Kelebihan dari teori ini adalah peramalan unsur baru yakni meramalkan unsur beserta
sifat-sifatnya.

5. Sistem Periodik Modern dari Henry G. Moseley


Pada awal abad 20, pengetahuan kita terhadap atom mengalami perkembangan yang sangat
mendasar. Para ahli menemukan bahwa atom bukanlah suatu partikel yang tak terbagi melainkan
terdiri dari partikel yang lebih kecil yang di sebut partikel dasar atau partikel subatom. Kini atom
di yakini terdiri atas tiga jenis partikel dasar yaitu proton, elektron, dan neuron. Jumlah proton
merupakan sifat khas dari unsur, artinya setiap unsur mempunyai jumlah proton tertentu yang
berbeda dari unsur lainya. Jumlah proton dalam satu atom ini disebut nomor atom. pada 1913,
seorang kimiawan inggris bernama Henry Moseley melakukan eksperimen pengukuran panjang
gelombang unsur menggunakan sinar-X.

6. Sistem Periodik Modern


Pada awal abad 20, pengetahuan kita terhadap atom mengalami perkembangan yang sangat
mendasar. Para ahli menemukan bahwa atom bukanlah suatu partikel yang tak terbagi melainkan
terdiri dari partikel yang lebih kecil yang di sebut partikel dasar atau partikel subatom. Kini atom di
yakini terdiri atas tiga jenis partikel dasar yaitu proton, elektron, dan neuron. Jumlah proton
merupakan sifat khas dari unsur, artinya setiap unsur mempunyai jumlah proton tertentu yang
berbeda dari unsur lainya. Jumlah proton dalam satu atom ini disebut nomor atom. Sistem Periodik
Modern (Tabel Periodik Modern) merupakan Tabel Periodik Mendelev yang telah disempurnakan
oleh Henry Gwyn Jeffreis Moseley pada tahun 1913 melakukan eksperimen pengukuran panjang
gelombang unsur menggunakan sinar-X dalam memperbaiki susunan Tabel Periodik Mendelev.
Moseley berhasil menemukan kesalahan dalam tabel periodik Mendeleev dimana sifat yang dimiliki
oleh unsur sangat banyak.
Pada tahun 1914, berdasarkan hasil eksperimen Henry G J Moseley tersebut, diperoleh
kesimpulan bahwa sifat dasar atom bukan didasari oleh massa atom relative, melainkan berdasarkan
kenaikan jumlah proton. Hal tersebut diakibatkan adanya unsur-unsur yang memiliki massa atom
berbeda, tetapi memiliki jumlah proton sama atau disebut isotop. Kenaikan jumlah proton ini
mencerminkan kenaikan nonor atom unsur tersebut. Pengelompokan unsur-unsur sisitem periodik
modern merupakan penyempurnaan hukum periodik Mendeleev, yang di sebut juga sistem periodik
bentuk panjang.
Sistem periodik modern disusun berdasarkan kebaikan nomor atom dan kemiripan sifat.
Lajur-lajur horizontal, yang disebut periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom ; sedangkan
lajur-lajur vertikal, yang disebut golongan, disusun berdasarkan kemiripan sifat. Sistem periodik
modern terdriri atas 7 periode dan 8 golongan. Setiap golongan dibagi lagi menjadi 8 golongan A(
IA-VIIIA ) dan 8 golongan B (IB – VIIIB).
Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan golongan B disebut golongan
transisi. Golongan-golongan juga dapat ditandai dengn bilangan 1 sampai dengan 18 secara
berurutan dari kiri ke kanan. Dengan cara ini maka unsur transisi terletak pada golongan 3 sampai
golongan 12. Pada periode 6 dan 7 terdapat masing-masing 14 unsur yang disebut unsur-unsur
transisi dalam, yaitu unsur-unsur antanida dan aktinida. Unsur-unsur transisi dalam semua termasuk
golongan IIIB. Unsur-unsur lantanida pada periode 6 golongan IIIB, dan unsur-unsur aktinida pada
periode 7 golongan IIIB. Penempatan unsur-unsur tersebut di bagian bawah tabel periodik adalah
untuk alasan teknis, sehingga daftr tidak terlalu panjang.
Daftar asli Mendeleyev mengalami banyak perubahan, namun masih terlihat pada sistem
periodik modern. Ada berbagai macam sistem periodik, tetapi yang sering digunakan adalah sistem
periodik panjang. Daftar ini disusun berdasarkan konfigurasi elektron dari atom unsur-unsur. Unsur-
unsur dengan konfigurasi elektron yang mirip mempunyai sifat-sifat kimia yang mirip. Jadi sifat
unsur ini ada hubungannya dengan konfigurasi elektron.

D. SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR DALAM SISTEM PERIODIK


a. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak inti atom dengan elektron pada kulit terluar.
Dalam satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari makin kecil. Hal ini disebabkan
karena dalam satu periode, julmlah kulit sama tetapi muatan inti bertambah
banyak sehingga daya tarik inti dengan elektron semakin kuat. Dalam satu
golongan, dari atas kebawah, jari-jari makin besar kerena jumlah kulit
semakin banyak.

b. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah besarnya energi yang diperlukan untuk
melepaskan satu elektronya yang terikat paling lemah oleh suatu atom atau
ion dalam keadaan gas. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan energi ionisasi
makin besar. Hal ini disebabkan gaya tarik inti semakin besar energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron yang terikat paling lemah. Dalam satu
golongan, dari atas kebawah energi ionisasi semakin kecil. Karena gaya tarik
inti terhadap elektron pada kulit terluar makin lemah, maka energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron semakin sedikit.
c. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dihasilkan atau dilepaskan
apabila atom unsur dalam fase gas menarik elektron. Dalam satu periode, dari
kiri ke kanan afinitas elektron makin besar. hal ini disebabkan gaya tarik inti
besar sehingga atom makin mudah menagkap elektron yang menyebabkan
makin banyak energi yang dilepaskan. Dalam satu golongan, dari atas ke
bawah afinitas elektron makin kecil. Karena gaya tarik inti makin lemah maka
atom makin sulit menangkap elektron yang mengakibatkan makin sedikit
energi yang dibebaskan.

d. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kecenderungan atom dalam menarik pasangan
elektron yang digunakan bersama dalam membentuk ikatan. Semakin besar
harga keelektronegatifan suatu atom, semakin mudah bagi atom tersebut
untuk menarik pasangan elektron ikatan atau gaya tarik elektron dari atom
tersebut semakin kuat. Pola kecenderungannya sama dengan afinitas elektron,
dan mempunyai makna yang berlawanan dengan energi ionisasi.

Kenapa jari-jari atom dalam satu golongan dari atas kebawah


semakin besar begitu juga dengan periode dari kiri ke kanan
semakin kecil, jelaskan!
Karena jari-jari atom merupakan jarak dari pusat atom (inti atom) sampai
kulit elektron terluar yang ditempati elektron. Panjang pendeknya jari-jari atom
ditentukan oleh dua faktor yaitu :
1. Jumlah kulit elektron
2. Muatan Inti Atom
Jadi makin banyak jumlah kulit elektron dan muatan inti atom maka jari-jari
atom akan makin besar
Dapat disimpulkan bahwa dalam satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari
makin kecil. Hal ini disebabkan karena dalam satu periode, julmlah kulit sama
tetapi muatan inti bertambah banyak sehingga daya tarik inti dengan elektron
semakin kuat. Dalam satu golongan, dari atas kebawah, jari-jari makin besar
kerena jumlah kulit semakin banyak.

Anda mungkin juga menyukai