UNIVERSITAS JAMBI
2019
A. PRINSIP KETIDAKPASTIAN HEISENBERG
Dalam dunia fisika yang banyak berhubungan dengan partikel-partikel
berukuran besar, nilai konstanta Planck (h) dapat diabaikan karena kecil. Tetapi
dalam dunia atom, h nilainya cukup besar sehingga tidak dapat diabaikan. Salah
satu prinsip dasar fisika klasik menyatakan bahwa posisi dan momentum suatu
partikel dapat ditentukan bersamaan secara pasti, tetapi menurut Heisenberg
posisi dan momentum tidak dapat ditentukan secara bersamaan jika partikel
memiliki sifat-sifat gelombang. Bila elektron pada tingkat energi terendah
mempunyai tingkat energi yang sama dengan nol, maka kecepatannya juga
harus nol, yang berarti momentumnya (mv) juga bernilai nol. Maka, baik posisi
maupun momentum elektron dapat diketahui. Menurut prinsip ketidakpastian
Heisenberg(1972) hal tersebut tidak benar, Heisenberg menyatakan bahwa tidak
mungkin mengukur posisi dan momentum sebuah partikel secara pasti pada
waktu bersamaan. Jika posisi partikel diketahui dengan pasti; maka momentum
partikel tidak dapat ditentukan dengan pasti, demikian pula sebaliknya.
Misalnya adalah bahwa ketika Anda melemparkan bola, terutama bola
yang berat pada benda seperti bangku, maka bola mungkin menabrak beberapa
benda dalam ruangan, tetapi walaupun demikian masih terdapat momentum
yang cukup sehingga bola tersebut kembali. Anda dapat mengatakan dimana
benda lain yang tertabrak, bukan dimana benda tersebut sekarang. Selain itu
anda dapat menghitung velositas benda yang anda lempar dengan bola, tetapi
Anda tidak tahu kecepatannya sebelum anda lempar dengan bola.Ini adalah
masalah yang diungkapkan oleh Prinsip Ketidakpastian Heisenberg. Untuk
mengetahui kecepatan maka kita harus mengukurnya, dan untuk melakukan
pengukuran, kita dipaksa untuk mempengaruhinya. Hal yang sama berlaku
untuk mengamati posisi obyek. Ketidakpastian tentang posisi suatu objek dan
kecepatan membuat sulit bagi fisikawan untuk menentukan banyak hal tentang
objek.
Secara matematik prinsip ketidakpastian Heisenberg dapat ditulis:
Kenyataan bahwa sebuah partikel bergerak harus dipandang sebagai group
gelombang de Broglie dalam kedaan tertentu alih –alih sebagai suatu kuantitas
yang terlokalisasi menimbulakan batas dasar pada ketetapan pengukuran sifat
partikel yang dapat diukur misalnya kedudukan momentum. Untuk menjelaskan
faktor apa yang terlibat, marilah kita meninjau group gelombang dalam gambar
berikut
Partikel yang bersesuaian dengan grup gelombang ini dapat diperoleh dalam
selang grup tersebut pada waktu tertentu. Tentu saja kerapatan peluang ||2
maksimum pada tengah–tengah grup, sehingga patikel tersebut mempunyai
peluang terbesar untuk didapatkan di daerah tersebut. Namun, kita tetap
mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan partikel pada suatu tempat jika
||2 tidak nol.
Lebih sempit grup gelombang itu, lebih teliti kedudukan partikel itu dapat
ditentukan. Namun, panjang gelombang pada paket yang sempit tidak
terdefinisikan dengan baik tidak cukup banyak gelombang untuk menetapkan
dengan tepat. Ini berarti bahwa karena h=m/v , maka momentum mv bukan
merupakan kuantitas yang dapatdiukur secara tepat. Jika melakukan sederetan
pengukuran momentum, akan diperoleh momentum dengan kisaran yang cukup
lebar.
Sebaliknya, grup gelombang yang lebar memiliki panjang gelombang yang
terdefinisikan dengan baik. Momentum yang bersesuaian dengan panjang
gelombang ini menjadikuantitas yang dapat ditentukan dengan teliti, dan
sederetan pengukuran momentum akan menghasilkan kisaran yang sempit.
Akan tetapi di manakah kedudukan partikel tersebut? Lebar grup gelombang
tersebut menjadi terlalu besar untuk menentukan kedudukan pada suatu waktu.
Jadi kita sampai pada prinsip ketidakpastian : Tidak mungkin kita mengetahui
keduanya yaitu kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada
saat yang bersamaan. Prinsip ini dikemukakan oleh Werner Heisenberg pada
tahun 1927, dan merupakan salah satu hukum fisis yang memegang peranan
penting. Persoalan berikutnya adalah mencari suatu besaran yang mampu
menampung dan mempresentasikan sifat–sifat partikel sekaligus sifat –sifat
gelombang. Dengan demikian kuantitas tersebut harus bersifat sebagai
gelombang tetapi tidak menyebar melainkan terkurung di dalam ruang. Hal ini
dipenuhi oleh paket gelombang yang merupakan kumpulan gelombang dan
terkurung dalam ruang tertentu. Analisis yang formal mendukung kesimpulan
tersebut dan membuat kita mampu untuk menyatakannya secara kuantitatif.
Hubungan antara x dan k bergantung pada bentuk paket gelombang
dan bergantung pada k, x didefinisikan. Perkalian (x) (k) akan minimum jika
paket gelombang berbentuk fungsi Gaussian, dalam hal ini ternyata transformasi
Fouriernya juga merupakan fungsiGaussian juga. Jika x dan k diambil deviasi
standar dari fungsi (x) dan g(k), maka hargaminimum x k = ½. Karena pada
umumnya paket gelombang tidak memiliki bentuk Gaussian (bentuk lonceng),
maka lebih realistis jika hubungan antara x dan k dinyatakan sebagai berikut
:
Karena
Dan
Selanjutnya, dalam buku ini kita akan memakai ħ sebagai pengganti h/2π.
Dinyatakan dalam ħ, prinsip ketidakpastian menjadi :
B. BILANGAN KUANTUM
1. H 2. Li 3. Be 4. B 5. C 6. N 7. O
Hukum oktaf newlands ternyata hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika diteruskan,
teryata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Ti mempunya sifat yang cukup berbeda dengan
Al maupun B.
Kelemahan dari teori ini adalah dalam kenyataanya mesih di ketemukan beberapa oktaf
yang isinya lebih dari delapan unsur. Dan penggolonganya ini tidak cocok untuk unsur yang massa
atomnya sangat besar.
b. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah besarnya energi yang diperlukan untuk
melepaskan satu elektronya yang terikat paling lemah oleh suatu atom atau
ion dalam keadaan gas. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan energi ionisasi
makin besar. Hal ini disebabkan gaya tarik inti semakin besar energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron yang terikat paling lemah. Dalam satu
golongan, dari atas kebawah energi ionisasi semakin kecil. Karena gaya tarik
inti terhadap elektron pada kulit terluar makin lemah, maka energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron semakin sedikit.
c. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dihasilkan atau dilepaskan
apabila atom unsur dalam fase gas menarik elektron. Dalam satu periode, dari
kiri ke kanan afinitas elektron makin besar. hal ini disebabkan gaya tarik inti
besar sehingga atom makin mudah menagkap elektron yang menyebabkan
makin banyak energi yang dilepaskan. Dalam satu golongan, dari atas ke
bawah afinitas elektron makin kecil. Karena gaya tarik inti makin lemah maka
atom makin sulit menangkap elektron yang mengakibatkan makin sedikit
energi yang dibebaskan.
d. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kecenderungan atom dalam menarik pasangan
elektron yang digunakan bersama dalam membentuk ikatan. Semakin besar
harga keelektronegatifan suatu atom, semakin mudah bagi atom tersebut
untuk menarik pasangan elektron ikatan atau gaya tarik elektron dari atom
tersebut semakin kuat. Pola kecenderungannya sama dengan afinitas elektron,
dan mempunyai makna yang berlawanan dengan energi ionisasi.